Dokumen tersebut membahas program pertolongan psikososial pertama yang bertujuan untuk memberikan respon cepat kepada korban bencana atau krisis agar dapat menghadapi situasi saat itu dan mencegah dampak psikologis lebih lanjut, meliputi pemenuhan kebutuhan dasar, lingkungan yang aman, dukungan, informasi, serta mengikuti prinsip memberikan bantuan secepat mungkin, efektif, membantu korban menerima ke
Dokumen tersebut membahas tentang individu dan perbedaan antar individu, termasuk karakteristik, faktor yang mempengaruhinya, serta bagaimana menyikapi perbedaan. Dibahas pula tentang aspek emosi manusia, penyebab stres, dan proses terjadinya depresi dan stres.
Dokumen tersebut membahas tentang tingkah laku menyimpang dan manajemen stres. Ia menjelaskan definisi tingkah laku menyimpang, sebab-sebab terjadinya, dan kriteria tingkah laku normal. Dokumen ini juga menjelaskan teori-teori stres, gejala stres, dan cara-cara mengelola stres secara positif seperti relaksasi, meditasi, dan menerapkan ajaran agama.
Dokumen tersebut membahas tentang dukungan kesehatan mental dan psikososial bagi korban bencana, termasuk penjelasan mengenai Psychological First Aid (PFA) sebagai bentuk pertolongan psikologis awal yang bertujuan untuk mengurangi dampak stres akibat bencana dan mencegah gangguan kesehatan mental lebih lanjut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan. Secara singkat, dibahas definisi perilaku kekerasan, faktor-faktor yang mempengaruhinya, gejala klinis, peran perawat dalam pencegahan dan penanganannya serta evaluasi dan manajemen krisis.
Dokumen tersebut membahas program pertolongan psikososial pertama yang bertujuan untuk memberikan respon cepat kepada korban bencana atau krisis agar dapat menghadapi situasi saat itu dan mencegah dampak psikologis lebih lanjut, meliputi pemenuhan kebutuhan dasar, lingkungan yang aman, dukungan, informasi, serta mengikuti prinsip memberikan bantuan secepat mungkin, efektif, membantu korban menerima ke
Dokumen tersebut membahas tentang individu dan perbedaan antar individu, termasuk karakteristik, faktor yang mempengaruhinya, serta bagaimana menyikapi perbedaan. Dibahas pula tentang aspek emosi manusia, penyebab stres, dan proses terjadinya depresi dan stres.
Dokumen tersebut membahas tentang tingkah laku menyimpang dan manajemen stres. Ia menjelaskan definisi tingkah laku menyimpang, sebab-sebab terjadinya, dan kriteria tingkah laku normal. Dokumen ini juga menjelaskan teori-teori stres, gejala stres, dan cara-cara mengelola stres secara positif seperti relaksasi, meditasi, dan menerapkan ajaran agama.
Dokumen tersebut membahas tentang dukungan kesehatan mental dan psikososial bagi korban bencana, termasuk penjelasan mengenai Psychological First Aid (PFA) sebagai bentuk pertolongan psikologis awal yang bertujuan untuk mengurangi dampak stres akibat bencana dan mencegah gangguan kesehatan mental lebih lanjut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan. Secara singkat, dibahas definisi perilaku kekerasan, faktor-faktor yang mempengaruhinya, gejala klinis, peran perawat dalam pencegahan dan penanganannya serta evaluasi dan manajemen krisis.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien yang mengalami krisis. Krisis dijelaskan sebagai ketidakseimbangan psikologis akibat peristiwa mengancam yang membuat individu sulit menyelesaikan masalah dengan cara biasa. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, konsep, macam-macam, faktor yang mempengaruhi, gejala, dan intervensi krisis. Tujuan dari dokumen tersebut adal
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)Lautan Jiwa
PowerPoint yang menjelaskan secara dasariah macam-macam gangguan kejiwaan. Berkas dipresentasikan pada Seminar Awam III Tahun II Yayasan Cahaya Jiwa pada tanggal 17 Juli 2017 di Cianjur, Jawa Barat.
Stres kerja disebabkan oleh ketidakseimbangan antara karakteristik karyawan dengan karakteristik pekerjaannya. Stres kerja dapat berupa eustres yang bersifat positif atau distres yang bersifat negatif. Gejala stres kerja meliputi kepuasan kerja dan kinerja yang menurun, serta dampaknya berupa menurunnya gairah kerja dan konsekuensi yang luas di luar pekerjaan.
Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang paling umum pada lansia. Prevalensi depresi pada lansia di Indonesia sangat tinggi dibandingkan negara lain. Faktor risiko depresi pada lansia antara lain proses penuaan, lingkungan sosial, dan budaya.
Dokumen tersebut membahas tentang kekerasan dalam rumah tangga dan penganiayaan. Definisi kekerasan menurut WHO mencakup penggunaan kekuatan fisik yang dapat menyebabkan luka atau kematian. Jenis-jenis kekerasan dalam rumah tangga meliputi kekerasan fisik, emosional, seksual, dan pengabaian. Dokumen ini juga memberikan panduan untuk perawat dalam mendeteksi tanda-tanda kekerasan dan membantu korban dengan emp
Dokumen tersebut membahas konsep dasar perilaku kekerasan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penatalaksanaan keperawatan untuk pasien dengan perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan dijelaskan sebagai respon terhadap stimulus internal dan eksternal yang memicu individu untuk melakukan kekerasan baik secara verbal maupun nonverbal. Faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi predisposisi biologis, psikologis, dan sosial budaya, serta
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang depresi, faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, biokimia, psikososial, gejala-gejalanya, kriteria diagnosis, dan penanganannya melalui terapi obat dan intervensi keperawatan."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang depresi, faktor-faktor yang berhubungan dengan depresi seperti faktor predisposisi dan presipitasi, gejala, kriteria, pengobatan, dan pengkajian kasus depresi pada pasien bernama Tn. A."
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien yang mengalami krisis. Krisis dijelaskan sebagai ketidakseimbangan psikologis akibat peristiwa mengancam yang membuat individu sulit menyelesaikan masalah dengan cara biasa. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, konsep, macam-macam, faktor yang mempengaruhi, gejala, dan intervensi krisis. Tujuan dari dokumen tersebut adal
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)Lautan Jiwa
PowerPoint yang menjelaskan secara dasariah macam-macam gangguan kejiwaan. Berkas dipresentasikan pada Seminar Awam III Tahun II Yayasan Cahaya Jiwa pada tanggal 17 Juli 2017 di Cianjur, Jawa Barat.
Stres kerja disebabkan oleh ketidakseimbangan antara karakteristik karyawan dengan karakteristik pekerjaannya. Stres kerja dapat berupa eustres yang bersifat positif atau distres yang bersifat negatif. Gejala stres kerja meliputi kepuasan kerja dan kinerja yang menurun, serta dampaknya berupa menurunnya gairah kerja dan konsekuensi yang luas di luar pekerjaan.
Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang paling umum pada lansia. Prevalensi depresi pada lansia di Indonesia sangat tinggi dibandingkan negara lain. Faktor risiko depresi pada lansia antara lain proses penuaan, lingkungan sosial, dan budaya.
Dokumen tersebut membahas tentang kekerasan dalam rumah tangga dan penganiayaan. Definisi kekerasan menurut WHO mencakup penggunaan kekuatan fisik yang dapat menyebabkan luka atau kematian. Jenis-jenis kekerasan dalam rumah tangga meliputi kekerasan fisik, emosional, seksual, dan pengabaian. Dokumen ini juga memberikan panduan untuk perawat dalam mendeteksi tanda-tanda kekerasan dan membantu korban dengan emp
Dokumen tersebut membahas konsep dasar perilaku kekerasan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penatalaksanaan keperawatan untuk pasien dengan perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan dijelaskan sebagai respon terhadap stimulus internal dan eksternal yang memicu individu untuk melakukan kekerasan baik secara verbal maupun nonverbal. Faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi predisposisi biologis, psikologis, dan sosial budaya, serta
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang depresi, faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, biokimia, psikososial, gejala-gejalanya, kriteria diagnosis, dan penanganannya melalui terapi obat dan intervensi keperawatan."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang depresi, faktor-faktor yang berhubungan dengan depresi seperti faktor predisposisi dan presipitasi, gejala, kriteria, pengobatan, dan pengkajian kasus depresi pada pasien bernama Tn. A."
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
4. Psychological First Aid (PFA)
What?
PFA merupakan suatu cara untuk memberikan dukungan
emosional dan membantu orang dari berbagai latar
belakang (usia, budaya, etnik, sosial ekonomi) segera
setelah terjadinya peristiwa traumatik (University of
Rochester, 2007).
PFA sebagai suatu rangkaian
keterampilan yang bertujuan untuk
mengurangi distress dan mencegah
timbulnya perilaku tampilan kondisi
kesehatan mental negatif yg disebabkan
oleh situasi tidak menyenangkan /
bencana / krisis yg dihadapi individu
(Everly, Phillips, Kane & Feldman, 2006).
5. PFA merupakan intervensi singkat yang
bertujuan untuk mengurangi dampak
negatif stres dan mencegah timbulnya
gangguan kesehatan mental lebih
buruk yang disebabkan oleh situasi krisis,
kondisi darurat dan bencana.
7. • Gangguan emosi tidak terlihat, namun
menyebabkan penderitaan, melemahkan,
mempunyai dampak serius jangka panjang &
bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
• Semua orang yang mengalami krisis atau
bencana pasti terdampak secara emosional,
tetapi reaksi seseorang terhadap peristiwa
traumatik dan waktu yang diperlukan untuk
mencapai pemulihan berbeda-beda.
Why?
8. • Sesegera mungkin setelah terjadi krisis
atau masa tanggap darurat.
• Dapat diberikan pada kontak pertama.
• Tidak diberikan pada tahap rehabilitasi
dan rekonstruksi, karena pada tahap
rehabilitasi dan rekonstruksi yang
diberikan adalah layanan psikososial.
When?
9. Bisa diberikan dalam situasi apa saja di:
• Pengungsian,
• Sekolah,
• Rumah Sakit,
• Rumah Ibadah,
• Rumah Tempat Tinggal,
• Tempat Kerja dan Komunitas.
Where?
10. • Semua orang bisa
• Keterampilan PFA
ada pada setiap
orang
• Tidak terbatas pada
profesional
kesehatan mental
Who?
11. Penerima PFA:
Memiliki pengalaman
traumatis sebelumnya.
Memiliki masalah psikologis.
Terpapar kejadian traumatis.
Berpikir mereka akan
meninggal.
Mengalami kedukaan akibat
kejadian traumatis.
Kehilangan harta benda,
mata pencaharian, atau
terputusnya hubungan
dengan komunitas dan
jaringan.
Kelompok Rentan:
Anak-anak
Remaja
Lansia
Ibu Hamil
Orang sakit yang memerlukan
tindakan medis segera
Ibu, bayi dan anak kecil
Orang disabilitas
Orang yang tidak mampu
mengurus dirinya sendiri
Orang dengan risiko
membahayakan dirinya
sendiri dan orang lain.
Rescuers
Relawan Bencana
13. Pengetahuan:
Mampu membedakan
antara krisis dan
bencana.
Memahami jejaring
bantuan dalam situasi
krisis dan bencana.
Memahami reaksi
umum penyintas.
Memahami sistem
rujukan.
Sikap:
Mampu bersikap
empati.
Memiliki sikap
prososial.
Mampu bekerja sama.
Bekerja tanpa pamrih
untuk kepentingan
pribadi.
Keterampilan:
Kemampuan
komunikasi (kontak &
membina rapport)
Kemampuan
observasi.
Kemampuan
mendengar aktif.
Kemampuan
menenangkan orang
lain.
Kemampuan
pemeliharan diri
sendiri (self care).
15. Membina hubungan baik dengan penyintas.
Mendapatkan gambaran kondisi penyintas
berdasarkan impresi awal.
Mendapatkan gambaran kebutuhan penyintas
berdasarkan impresi awal.
Perhatikan intonasi suaranya, pilihan kata,
frekuensi dan volume.
Look
16. Pusatkan perhatian
Lakukan Paraphrase - Summarize - Clarify – Reflect
Biarkan mengalir
Jangan hakimi
Jangan loncat pada kesimpulan
Verbal cue
Empati
Ambil waktu sebelum menjawab
Buat simpulan: gambaran kondisi,
kekhawatiran dan kebutuhan berdasarkan
percakapan.
Listen
18. Permintaan penyintas
Kondisi penyintas non-psikologis
Kebutuhan darurat medis
Kebutuhan layanan spesifik –
keamanan – psikologis
Situasi defisit / eksesif
Masalah keberfungsian
Membahayakan diri sendiri & orang lain
Memiliki Riwayat gangguan psikologis &
terlihat relapse.
Link
19. Protect
Melindungi dari kerugian yang lebih besar
Memastikan penyintas tidak membahayakan diri
sendiri dan orang lain di sekitarnya.
20. Hope
Memastikan penyintas tahu
bahwa ia bisa mengakses
bantuan di kemudian hari
Memastikan penyintas
menyadari bahwa ia tidak
sendirian dalam kesulitan
Izin untuk melakukan follow up
di kemudian hari.
21. Tanda-tanda Perlu Dirujuk
• Merasa emosi negatif hampir setiap waktu dengan
intensitas mendalam
• Tidak ada perubahan perilaku yg signifikan
• Fungsi & hubungan sosial terganggu / memburuk
• Tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri
• Merokok berlebihan, menggunakan alkohol &
narkoba
• Sulit mengambil keputusan sendiri
• Terus menerus teringat pd kejadian
• Mudah terkejut, mimpi buruk
• Emosi datar atau reaksi berlebihan
• Kehilangan minat
• Keinginan untuk bunuh diri
23. Perbedaan
Stres
• Tidak didahului
peristiwa traumatis
• Bertahap,
menumpuk, sedikit
demi sedikit
• Dampak hilang
ketika stressor hilang
• Pengaruh stress
berbeda untuk setiap
orang
Trauma
• Didahului peristiwa
traumatis
• Terjadi tiba-tiba /
mendadak dalam
waktu yg singkat
• Umumnya berdampak
jangka panjang
• Pengaruh trauma
umumnya sama untuk
setiap orang, yaitu
menakutkan.
24. Fase shock Fase reaksi
Fase
pemrosesan
Fase
reorientasi
Stres
Kejadian yang mempengaruhi stabilitas emosi
seseorang serta mendorong munculnya
reaksi-reaksi emosional berlebihan.
Tahapan Stres
25. • Berjarak – isolasi
• Mudah marah & konflik
• Menyalahkan orang
lain
• Memberontak
• Berkurangnya tingkat
keberfungsian
• Masalah tidur
• Sangat sensitif
• Rasa kelelahan
• Masalah somatik
• Pencernaan
terganggu
• Shock
• Marah
• Ketakutan
• Kedukaan-sedih
• Rasa bersalah
• Cemas
• Disosiasi
• Sulit berpikir &
mengambil keputusan
• Susah konsentrasi
• Bingung
• Menyalahkan diri sendiri
• Masalah dengan ingatan
• Pikiran negatif
• Tak berdaya
Pikiran Emosi
Sosial
Fisik
Problem BioPsikoSosial “Reaksi Stres”
26. Faktor Penyebab Perbedaan “Reaksi Stres”
Jenis bencana & krisis yang dialami
Pengalaman mengalami bencana dan
krisis di masa lalu
Jejaring bantuan yang ada
Kondisi fisik & mental sebelum peristiwa
krisis / bencana
Latar belakang budaya & tradisi
Usia
27. Trauma
Trauma Tipe I
“Peristiwa Traumatik Singkat”
Bencana alam
Kecelakaan
Bencana teknis
Tindak kekerasan kriminal
Perampokan
Peristiwa tembak menembak
Trauma tipe I biasanya ditandai dengan adanya
ancaman besar terhadap keselamatan jiwa
(kehidupan) dan kejutan mendadak
28. Trauma
Trauma Tipe II
“Berlangsung lama & berulang”
Penyanderaan
Penyiksaan berulang kali
Menjadi tawanan perang
Kekerasan seksual & fisik yg
berulang-ulang dalam bentuk
child abuse & pemerkosaan
berulang
29. Krisis James & Gilliand, 2001
Krisis sebagai sebuah persepsi /
pengalaman tentang sebuah
peristiwa / situasi yang menjadi
sebuah kesulitan di luar
kemampuan diri seseorang.
Suatu krisis biasanya meliputi
hilangnya kemampuan untuk
mengatasi masalah serta
gangguan emosi untuk sementara
waktu.
Jika seseorang mengatasi
ancaman itu secara efektif , maka
ia dapat kembali berfungsi seperti
keadaan sebelum krisis.
31. Intervensi Krisis
Intervensi
Krisis
PFA
Metode pemberian bantuan
terhadap mereka yg tertimpa
krisis, di mana masalah yg
membutuhkan penanganan yg
cepat dapat segera diselesaikan
& keseimbangan psikis yg
dipulihkan.
Intervensi ringkas yg dirancang &
khususnya digunakan untuk
membantu individu, keluarga dan
atau komunitas untuk mengatasi
krisis yg dirasakan &
memperbaiki tingkatan
penggulangannya.
Intervensi krisis menolong
individu membangun kembali
kemampuan penanggulangan &
pemecahan masalah melalui
pengelolaan perasaan &
mengembangkan rencana aksi.
32. Kesimpulan
PFA merupakan suatu cara untuk
memberikan dukungan
emosional dan membantu
orang dari berbagai latar
belakang.
PFA dilakukan sesegera
mungkin setelah terjadi krisis
atau masa tanggap darurat.
PFA dapat diberikan di mana
saja.
Semua orang bisa melakukan
PFA.
Langkah-Langkah PFA meliputi
look, listen, comfort, link, protect
dan hope.