SlideShare a Scribd company logo
MANAJEMEN PERKAWINAN
PROGRAM DIPLOMA III KESEHATAN HEWAN
MANAJEMEN PERKAWINAN BABI DI PETERNAKAN
CV. ADHI FARM KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Oleh:
Ihsanul Hakim
12/336264/SV/01736
PROGRAM DIPLOMA III KESEHATAN HEWAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
NAKAN
PROGRAM DIPLOMA III KESEHATAN HEWAN
MANAJEMEN PERKAWINAN BABI DI PETERNAKAN
CV. ADHI FARM KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Diserahkan guna memenuhi syarat yang
di perlukan untuk memperoleh gelar
AHLI MADYA KESEHATAN HEWAN
Oleh:
Ihsanul Hakim
12/336264/SV/01736
PROGRAM DIPLOMA III KESEHATAN HEWAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
IV
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan taufiq dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir dalam bentuk laporan dengan judul “MANAJEMEN PERKAWINAN
BABI DI PETERNAKAN CV. ADHI FARM KARANGANYAR “ Tugas Akhir ini
di susun untuk memperoleh sebutan Ahli Madya Kesehatan Hewan di DIII
Kesehatan Hewan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada,
1. Kedua orang tua dan saudara penulis yang telah memberi dukungan materi
dan Do’a
2. Direktur Sekolah Vokasi yang telah memberi kesempatan untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Pengelola Program Diploma III Kesehatan Hewan, Sekolah Vokasi,
Universitas Gadjah Mada.
4. Prof. Drh. Aris Junadi Ph.D selaku dosen pembimbing, yang telah
memberi petunjuk, bimbingan dan pengarahan selama penulisan Tugas
Akhir ini.
5. Dr. drh. Surya Agus Prihatno. MP selaku dosen penguji Tugas Akhir ini.
6. CV. Adhi Farm Karanganyar yang telah memberikan kesempatan untuk
pengambilan data
7. Teman-teman yang telah banyak berpartisi pasi dan membantu dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini, terimakasih atas kerjasamanya.
V
Laporan Tugas Akhir ini telah di persiapkan dan telah di susun
berdasarkan beberapa literatur dan penyimpulan atas data yang telah ada, namun
kesemuanya ini penulis yakin bahwa masih banyak kekurangan pada laporan ini.
Maka dengan rendah hati penulis mohon bantuan dan tegur sapa dari para
pembaca yang budiman demi kesempurnaan dan pemanfaatan laporan ini.
Yogyakarta, Mei 2015
Penulis
VI
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………. IV
DAFTAR ISI………………………………………………………………… VI
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………... VII
INTISARI………………………………………………………………........ VIII
ABSTRACT………………………………………………………………… IX
I. PENDAHULUAN…………………………………………………........... 1
A. Latar Belakang………………………………………………...... 1
B. Tujuan ………………………………………………………….. 2
C. Manfaat………………………………………………………..... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………..... 3
A. Reproduksi babi………………………………………………… 3
1. Alat Reproduksi Babi Betina…………………………… 3
2. Alat Reproduksi Babi Jantan…………………………… 5
B. Perkawinan Babi………………………………………………... 7
1. Dewasa kelamin dan masa birahi (estrus)……………… 7
2. Ovulasi dan fertilisasi…………………………………... 8
C. Pemeriksaan Semen dan Inseminasi Buatan……………………. 10
D. Kandang………………………………………………………… 13
II. PELAKSANAAN……………………………………………………….. 15
A. Materi…………………………………………………………… 15
B. Metode……………………………………………........................ 15
1. Membersihkan kandang………………………………… 16
2. Memberi makan………………………………………… 16
3. Koleksi semen………………………................................. 16
4. Mengawinkan babi……………………………………… 17
5. Menggiling dan mencampurkan pakan dalam mesin
campur………………………………………………….. 17
IV. HASIL dan DISKUSI…………………………………………………... 18
V. KESIMPULAN dan SARAN…………………………………………… 27
A.Kesimpulan……………………………………………………… 27
B. Saran…………………………………………………………….. 27
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 28
VII
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Babi betina birahi di peternakan CV Adhi Farm………………… 12
Gambar 2. Proses inseminasi buatan pada babi di peternakan CV Adhi Farm. 13
Gambar 3. Kandang pejantan dan betina di peternakan CV. Adhi Farm……. 14
Gambar 4. Proses koleksi sperma di Peternakan CV. Adhi Farm…………… 21
Gambar 5. Hasil pemeriksaan semen di Lab. peternakan CV. Adhi Farm..… 22
Gambar 6. Proses inseminasi buatan di peternakan CV. Adhi Farm………… 23
Gambar 7. Kandang pejantan Duroc umur 3 tahun di CV. Adhi Farm……… 24
Gambar 8. Kandang pejantan dan induk satu atap di peternakan
CV. Adhi Farm…………………………………………………… 25
Gambar 9. Dummy Babi..……………………………………………………. 26
VIII
MANAJEMEN PERKAWINAN BABI DI PETERNAKAN
CV ADHI FARM KARANGANYAR
Oleh:
Ihsanul Hakim
12/336264/SV/01736
INTISARI
Penulisan Tugas Akhir ini berdasarkan dari kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di peternakan Babi CV Adhi Farm, Karanganyar. Praktek kerja
lapangan di laksanakan tanggal 27 April sampai 2 Mei 2015. Jumlah total
populasi di peternakan tersebut adalah 1309 ekor. Tujuan tugas akhir ini untuk
mengatahui metode perkawinan pada ternak babi di peternakan CV. Adhi Farm.
Data diperoleh dari pengamatan langsung, dari wawancara dengan petugas
kandang serta melihat data di peternakan CV. Adhi Farm. Pengambilan data
meliputi manajemen perkawinan yaitu pubertas, siklus estrus, deteksi estrus,
metode perkawinan dan sistem perkandangan. Hasil praktek kerja lapangan di
peternakan CV. Adhi Farm di peroleh data bahwa babi dara dikawinkan pada
umur 7,5 sampai 8 bulan, siklus estrus 21 hari, di kawinkan pada hari pertama dan
kedua pada masa estrus. Perkawinan dilakukan secara alami dan inseminasi
buatan. Deteksi estrus dilakukan dengan cara pengamatan babi betina yang sedang
birahi. Tingkah laku atau tanda-tanda birahi adalah sebagai berikut : babi tampak
gelisah, berteriak-teriak, bila pada punggung diberi beban atau dinaiki babi akan
diam,nafsu makan berkurang, tampak dibagian vagina keluar lendir, dan vulva
bengkak, serta tampak merah. Pejantan mulai dikawinkan umur 1,5 tahun dan
dikandangkan secara individual. Kesimpulan yang didapatkan adalah manajemen
perkawinan di peternakan CV. Adhi Farm sudah baik, akan lebih baik jika di
peternakan CV. Adhi Farm di sediakan kandang exercise betina bunting.
Kata kunci: manajemen perkawinan, pubertas, deteksi estrus, metode perkawinan
IX
BREEDING MANAGEMENT SWINE IN LIVESTOCK
CV. ADHI FARM KARANGANYAR
By:
Ihsanul Hakim
12/336264/SV/01736
ABSTRACT
Writing this final project basically from activity fieldwork (PKL) in
livestock swine CV. Adhi Farm Karanganyar. Fieldwork activity implemented on
date 27 April until 2 Mei 2015. Total number of population swine on livestock
1309 pigs. Objective write this final projrct is for understand breeding
management on CV. Adhi Farm. Data obtainable with observation and interview
with employe and recording on livestock CV. Adhi Farm. Data collection covers
breeding management between puberty, estrus cycle, estrus detection, breeding
method and caging system.result form research on livestock taking data wench
pigs are mating between age 7,5 until 8 month, estrus cycle 21 days and the
breeding was doing on first day and second day estrus cycle. Artifical
insemination and nature. Estrus detection was held with monitoring the sow’s
being estrus, will do behavior like: the sow looks nervous, screaming, and if to
press brisket the sow’s will be quiet, apetite reduce, and gelatinous will out form
vulva and get swelling. The boar has started mate between 1,5 old and individual
cage. The data was take conclusion is breeding management by now going well,
but will be right if CV. Adhi Farm to be prepare for exercise cage pregnancy sow
alredy.
Keyword: breeding management, puberty, estrus detection, breeding method.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi mendorong orang
untuk mencari hewan ternak potong yang dapat diandalkan dalam meningkatkan
dan memenuhi gizi yang dibutuhkan masyarakat. Melalui pengamatan dan
penelitian yang cukup panjang dalam kehidupan manusia, ternyata bahwa babi
merupakan hewan yang memenuhi syarat, dapat cepat berkembang biak dan
menghasilkan daging. Keunggulan babi sebagai ternak potong untuk menyediakan
daging bagi manusia telah diakui di seluruh dunia (Martopo, 1999).
Tujuan utama dari seseorang produsen beternak babi adalah
mengusahakan agar diperoleh keuntungan yang memuaskan dari penjualan hasil
produk ternak babi berupa bibit, babi sapihan, babi potong. Tiga katagori usaha
beternak babi, yakni: 1) dari lahir sampai dipasarkan, 2) menggemukan, 3) dari
anak lahir sampai disapih, namun ada pula yang melakukan kombinasi dari ketiga
kegiatan tersebut (Sihombing, 1997)
Manajemen pengawinan babi meliputi penentuan birahi secara efektif,
penentuan waktu yang tepat untuk mengawinkan baik secara alami atau secara
inseminasi buatan, dan penyediaan kondisi babi yang baik untuk pengawinan.
Perlu diperhatikannya tentang babi pejantan memiliki tingkat libido dan fertilitas
yang tinggi jantan, hal yang perlu diperhatikan adalah upaya untuk meningkatkan
fertilitas (kesuburan) dan libido (nafsu seksual) pejantan (Ardana dan Putra,
2008).
1
2
Perkawinan yang baik akan menghasilkan jumlah anak atau presentase
pembuahan yang tinggi. Perkawinan yang baik yakni pada waktu yang tepat,
sehingga dicapai pembuahan yang optimal. Pembuahan optimal dapat terjadi
apabila dilakukan pengaturan perkawinan oleh peternak dengan tepat. Pembuahan
optimal tejadi pada saat biarahi. Pengaturan perkawinan untuk mendapatkan
waktu yang tepat antara sperma dan ovum dapat bertemu, dan terjadi pembuahan
ovum dalam waktu yang bersamaan, antara sperma dan ovum masih dalam
keadaan sehat (fresh) (Anonimus, 1981).
Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk
mengetahui manajemen perkawinan babi di peternakan CV. Adhi Farm,
Karanganyar, Jawa tengah.
Manfaat
Hasil dari Tugas Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan dan wawasan bagi pembaca, khususnya Ahli Madya Kesehatan
Hewan menyangkut manajemen perkawinan babi baik secara alami maupun
inseminasi buatan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reproduksi Babi
Alat repoduksi merupakan organ yang sangat vital bagi suatu jenis
(species) untuk melanjutkan hidup keturunan. Alat reproduksi pada babi betina
terdiri dari: ovarium, oviduct, uterus, cervix, vagina dan vulva. Sedangkan alat
reproduksi jantan terdiri dari: testis, epididymis, ductus deferens, kelenjar
asesoris dan penis.
Alat Reproduksi Babi Betina
Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi babi betina yang utama. Fungsinya
analog dengan testis pejantan, yakni menghasilkan ovum dan hormon-hormon
betina. Ribuan ova yang potensial terdapat dalam ovarium. Sebelum mencapai
dewasa seksual telur-telur ini tidak dilepas setelah betina mencapai pubertas,
sebagian dari ova ini berkembang hingga menyerupai lepuh, folikel yang penuh
cairan pada permukaan ovarium (Sihombing, 1997).
Oviduk
Oviduk atau saluran telur merupakan saluran kecil dan tipis. Berguna
menghantarkan telur yang diovulasikan oleh ovarium kedalam uterus. Ujung dari
oviduk dilengkapi dengan dinding berjari yang terbuka lebar, dan letaknya
berhadapan dengan ovarium. Bagian inilah yang menangkap ovum yang
diovulasikan dari ovarium (Anonimus, 1981).
3
4
Uterus
Uterus babi betina bertanduk dua dan masing-masing tanduk panjangnya
30 sampai dengan 90 cm dan satu ujungnya tertaut dengan oviduk dan ujung satu
lagi bersambung dengan servix. Dinding uterus dibekali dengan otot halus yang
mempunyai dua fungsi utama. Uterus membantu mengangkut sperma ke oviduk
selama koitus (kawin) dan melepaskan anak sewaktu kelahiran (Sihombing,
1997).
Servik
Servik merupakan pintu gerbang berdinding tebal menjaga mekanisme
penjagaan isi uterus dari pengaruh luar. Servik mengunci bagian ujung penis
dengan lipatan urat, sehingga mendorong pejantan ejakulasi, saat kopulasi terjadi
(Anonimus, 1981).
Vagina
Vagina merupakan alat reproduksi berupa saluran yang menghubungkan
vulva, servik dan uterus. Waktu perkawinan kelamin jantan masuk kedalam
vagina dan memancarkan semen yang selanjutnya semen menuju uterus dan
oviduct (Nugroho dan Whendrato, 1990).
Vulva
Vulva adalah alat reproduksi yang dapat dilihat dari luar. Babi betina
dalam masa birahi organ ini terlihat berwarna merah dan membengkak (Nugroho
dan Whendrato, 1990).
5
Alat Reproduksi Babi Jantan
Alat reproduksi jantan berfungsi untuk menghasilkan sel jantan
(spermatozoa) yang fertil dan mendepositkan dengan baik kedalam reproduksi
betina sebagai fungsi alamiah pejantan yang sangat penting. Alat reproduksi
jantan terdiri dari :
Testis
Testis adalah alat reproduksi primer pada pejantan. Fungsi utamanya
adalah menghasilkan sel-sel sperma dan hormon-hormon jantan. Kedua testis
terbungkus dalam skrotum yang melindungi testis dan membantu
mempertahankan temperatur testis sekitar 9ËšC lebih rendah dari temperatur tubuh.
Bila testis gagal turun ke dalam skrotum (cryptorchid atau ridgling) temperatur
tubuh yang lebih tinggi (41ËšC) tidak akan mengizinkan testis menghasilkan
spermatozoa. Sel-sel yang dihasilkan dalam saluran seminiferous (tubulus
seminiferous) yang merupakan 90% bagian dari testis. Saluran ini menghasilkan
sekitar 7,7 miliar sel-sel sperma setiap hari. Dinding dalam saluran ini
mengandung sel-sel dasar yang berkembang menjadi sel-sel sperma melalui suatu
proses yang disebut spermatogenesis. Proses ini sel-sel membagi diri dan
berdiferensiasi (Sihombing, 1997).
Epididymis
Epididymis memberikan tekanan pertumbuhan yang ditimbulkan oleh
pembagian sel-sel dan kontraksi selama berkopulasi memaksa spermatozoa yang
belum matang dari tubulus seminiferous masuk ke dalam struktur yang lain yang
disebut epididymis. Epididymis adalah tempat pendewasaan, konsentrasi dan
6
penyimpanan sel-sel sperma sebelum dikeluarkan. Sel-sel sperma yang masuk ke
dalam epididymis masih belum dewasa atau matang, dan belum sanggup
membuahi sel telur. Didalam epididymis sel-sel sperma menjadi dewasa dan
berkesanggupan melakukan gerakan renang. Proses pembentukan sperma
membutuhkan waktu sekitar 34 hari dan dibutuhkan tambahan 10 hari perjalanan
melalui epididymis sebelum ejakulasi. Kenyataan ini perlu dipahami karena
kondisi yang merugikan seperti kualitas pakan yang tidak baik, temperatur yang
sangat tinggi, rendah atau stress lingkungan ataupun penyakit dapat
mempengaruhi kualitas semen dan mengakibatkan sterillitas temporer
(Sihombing, 1997).
Ductus deferens
Ductus deferens adalah saluran bulat panjang penghubung epididymis
dengan uretra berfungsi membawa sperma. Uretra sebagai organ yang
menhubungkan kandung air kencing dengan penis. Berfungsi sebagai saluran
keluarnya semen atau air kencing (Nugroho dan Whendrato, 1990).
Kelenjar asesoris
Kelenjar asesoris yang terdapat pada babi pejantan antara lain adalah
vesica seminalis, prostate dan cowper. Kelenjar vesica seminalis dan prostate
menghasilkan cairan yang biasanya dilepaskan sebelum fraksi yang kaya sperma
keluar selama ejakulasi. Kelenjar cowper menghasilkan cairan berupa gel yang di
duga bertindak sebagai pengisi untuk mengurangi sperma yang mati sewaktu
melakukkan inseminasi buatan (Sihombing, 1997).
7
Penis
Penis adalah organ paling ujung untuk memasukkan semen pada alat
reproduksi betina, bentuknya melingkar seperti alat pencabut gabus (Nugroho dan
Whendrato, 1990).
Perkawinan Babi
Dewasa kelamin dan masa birahi (estrus)
Dewasa kelamin atau pubertas adalah periode saat organ-organ reproduksi
babi pertama kali berfungsi dan menghasilkan telur atau sperma dewasa. Umur
saat pubertas dicapai berlainan antara bangsa-bangsa ternak dan juga antara anak
babi sekelahiran. Faktor-faktor hormonal berkecimpung untuk merangsang
pubertas pada babi jantan dan babi dara. Organ utama yang mengontrol
munculnya pubertas adalah kelenjar pituitary yang letaknya didasar otak. Kelenjar
ini akan menghasilkan dua hormon, yaitu follicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH) yang merangsang testis dan ovarium. Seekor babi jantan
akan mencapai pubertas pada umur lima sampai enam bulan meskipun ia tidak
akan digunakan sampai mencapai umur tujuh sampai delapan bulan dan hanya
sebagai pejantan serap. Pubertas babi betina umumnya muncul pada umur enam
sampai delapan bulan, meskipun penelitian mutakhir menunjukan bahwa pubertas
sering dicapai paling cepat pada umur 145 hari (rata-rata lima bulan) (Sihombing,
1997).
Babi pejantan sebaiknya dikawinkan bila sudah mencapai umur 1,5 tahun.
Bobot badan waktu babi mencapai pubertas tergantung pada makanan yang
diperoleh dalam pemeliharaan sebelumnya. Babi betina rata-rata sudah dewasa
8
kelamin pada umur empat bulan dan sudah dapat dikawinkan, tetapi babi betina
dikawinkan setelah minimal berumur delapan bulan dengan bobot sekitar 100 kg.
Masa birahi terjadi sejak babi betina tersebut sampai pada umur dewasa kelamin,
yaitu sekitar umur 0,5 tahun. Masa birahi itu sendiri timbul secara periodik setiap
tiga minggu (21 hari) sekali selama satu sampai lima hari. Tanda-tanda birahi babi
betina yakni: gelisah, tidak tenang, suka mondar-mandir dalam kandang, berteriak
atau mengeluarkan suara untuk menarik perhatian, nafsu makan turun, vulva
bengkak, berwarna merah dan biasanya mengeluarkan lender, mencoba menaiki
sesama betina teman sekandangnya, bila punggungnya diraba dan diberi muatan
atau dinaiki dia akan bersikap diam dan tidak melawan atau menghindar
(Nugroho dan Whendrato,1990).
Babi yang sudah sering beranak biasa menunjukkan birahi selama dua hari
atau lebih. Periode estrus sekitar 12 sampai 18 jam lebih lama dari babi dara.
Estrus post partum terjadi dua sampai tiga hari sesudah partus. Estrus ini infertile
karena tidak ada pembentukan folikel, ovulasi tidak terjadi. Masa birahi sesudah
masa penyapihan terjadi antara tiga sampai delapan hari sesudah penyapihan,
umurnya tujuh hari sesudah anaknya disapih bila anak babi disapih enam sampai
delapan minggu sesudah partus (Nugroho dan Whendrato, 1990).
Ovulasi dan fertilisasi
Sel telur atau oosit tidak semuanya terovulasikan pada saat yang sama,
melainkan tersebar selama periode ovulasi yang berlangsung Selama dua sampai
lima jam. Oosit memiliki umur pendek, yang dinilai dari kemampuan nya untuk
dibuahi dan berkembang menjadi embrio normal. Spermatozoa mampu
9
mempertahankan fertilitasnya dalam saluran reproduksi betina untuk lebih kurang
selama 24 jam. Kawin alami atau inseminasi semen, dilangsungkan pada 16
sampai 20 jam sebelum ovulasi agar diperoleh fertilitas dan fekunditas
(produktivitas menghasilkan anak) yang optimum. Ovulasi akan terjadi pada lebih
kurang 70% lama waktu birahi. Kawin alami atau inseminasi buatan, disarankan
dua kali berselang 16 sampai 24 jam, agar diperoleh hasil terbaik (Ardana dan
Putra, 2008).
Pada perkawinan secara alami pejantan dapat mengejakulasikan semen
dalam jumlah besar langsung ke uterus. Akhir perkawinan sumbat cairan gelatin
akan mengunci serviks. Ovulasi babi betina terjadi sekitar 18 sampai 36 jam
setelah masa puncak berahi (Anthony dan Lewis, 1961).
Target angka ovulasi sebesar 13 sampai 15 pada babi dara, 14 sampai 16
pada induk paritas satu dan 16 atau lebih pada induk yang lebih tua. Angka
ovulasi pada induk dewasa jarang kurang dari 16. Jumlah anak lahir seperindukan
pada kebanyakan babi dara awalnya dibatasi angka ovulasi. Induk paritas 1 juga
mempunyai angka ovulasi yang sub-optimum. Angka fertilisasi normalnya
berkisar 90 sampai 100%. Tidak biasanya angka fertilisasi sangat dipengaruhi
oleh manajemen pemeliharaan ternak babi. Waktu pengawinan/iseminasi yang
tidak tepat jelas-jelas dapat mengurangi angka fertilisasi seperti juga interval
waktu penyapihan-berahi yang bertambah lama (>5 hari) (Ardana dan Putra,
2008).
Metode perkawinan dengan bantuan manusia yakni mengawinkan seekor
betina pada suatu waktu dengan seekor pejantan dibawah pengawasaan,
10
menghasilkan laju konsepsi yang lebih tinggi serta jumlah anak perkelahiran yang
lebih banyak dibandingkan dengan kawin kelompok atau kawin bebas.
(Sihombing, 1997).
Sistem kawin silang yang menjadi sasaran utama adalah untuk
meningkatkan keuntungan dari produksi babi komersial melalui heterosis atau
hibridategar. Hibrida tegar adalah keunggulan turunan dari kawin silang, yakni
lebih unggul dari rataan sifat tetuanya, yang diperoleh dari persilangan bangsa
atau galur genetis yang berbeda. Kawin silang dapat meningkatkan jumlah anak
perkelahiran dan anak sapih daya tahan hidup dan laju pertumbuhan. Program
kawin silang yang lazim antara lain kawin silang setahap (One-way Cross)
dilakukan dengan mengawinkan babi yang berbeda bangsa. Kawin silang ganda
dua (Two-way Cross) yang berarti pejantan yang digunakan ada dua bangsa yang
berlainan misalnya pejantan Yorkshire dan duroc silih bergantian (Sihombing,
1997).
Pemeriksaan Semen dan Inseminasi Buatan
Semen terdiri dari bahan-bahan gelatinous berguna pada perkawinan
alami. Pada sistim kawin suntik bahan gelatinous harus dibuang pada waktu
penampungan semen dari pejantan atau disaring dengan kain kasa steril. Setiap
ejakulasi babi pejantan akan menghasilkan sekitar 125 sampai 500 cc semen,
tergantung pada umur babi. Fraksi prasperma harus dibuang sebab biasanya
terkontaminasi. Fraksi yang kaya akan spermatozoa dipergunakan dalam
inseminasi buatan. pH semen babi antara 7,3 sampai 7,9. Suhu pemeriksaan
semen antara 37ËšC sampai 40ËšC. Jumlah spermatozoa yang bergerak progresif
11
harus sekitar 65% sampai 75% agar mempunyai fertilitas yang tinggi. Semen babi
membutuhkan waktu tiga sampai lima menit dalam mencapai motilitas maksimum
(Nugroho danWhendrato, 1990).
Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah teknik mengawinkan
babi dan bermanfaat untuk meningkatkan profit. Dengan menggunakan sedikit
usaha tambahan yang dibutuhkan untuk mendeteksi birahi dan menginseminasi
induk. Perkawinan ini dilakukan dengan memasukkan air mani (sperma) ke dalam
kelamin betina oleh tindakan manusia. Keuntungan dari inseminasi buatan antara
lain: seekor babi jantan unggul bisa digunankan untuk melayani babi betina
dengan jumlah yang lebih banyak, mencegah penularan penyakit yang dapat
merugikan baik terhadap induk babi maupun anak-anak yang akan dilahirkan,
program kawin silang terencana dapat dijalankan untuk memperoleh keuntungan
maksimal dari sifat heterosis tanpa mempertahankan banyak pejantan maupun
bangsa pejantan (Sihombing, 1997).
Kunci keberhasilan IB adalah waktu yang tepat menginseminasi. Pola
birahi yang umum selalu ada pada babi. Tanda-tanda babi mengalami birahi vulva
akan memerah, leleran pada vagina dan kemudian membengkak selama dua hari
sebelum betina berespon terhadap “uji naik” bila pejantan ada didekatnya. Babi
betina dewasa yang sedang mengalam birahi terlihat pada Gambar 1.
12
Gambar 1. Babi betina birahi di peternakan CV Adhi Farm.
Periode yang efektif untuk inseminasi adalah sekitar 24 jam, antara 24
hingga 36 jam setelah puncak birahi. Inseminasi harus komplet 12 sampai 16 jam
setelah dideteksi awal siap kawin (puncak birahi) dan sekali lagi 12 sampai 24
jam kemudian. Inseminasi yang kedua harus dilakukan meskipun induk tidak
memperlihatkan tanda siap kawin. Amati kembali kesiapan induk kawin sebelum
membuka kemasan semen. Induk diransang dengan meraba sampingnya dan
menekan punggung dan pangkal pahanya sebelum menyisipkan kateter. Kateter
dilicinkan dengan sedikit cairan paraffin dan dihindari ujung yang tajam dan
disisipkan perlahan. Semua semen harus disalurkan ke dalam alat kelamin betina.
Inseminasi mungkin berlangsung selama 15 menit. Semen melimpah dari vulva
maka, tekanan dalam botol semen harus dikurangi dan pelan-pelan diraba-raba
samping dan pangkal paha betina untuk meningkatkan rangsangan sehingga
kateter tetap baik letaknya di serviks. Semen tidak melimpah keluar maka, kateter
13
harus digerak-gerakkan maju-mundur melampaui serviks, dan dengan perlahan-
lahan tekanan dalam konteiner semen ditambah. Setelah semua semen habis dari
konteiner, barulah kateter ditarik perlahan (Sihombing, 1997). Proses inseminasi
buatan pada babi di peternakan CV Adhi Farm dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Proses inseminasi buatan pada babi di peternakan CV Adhi Farm.
Kandang
Fungsi kandang babi dalam peternakan secara intensif yakni melokalisir
babi agar tidak berkeliaran, kandang melindungi babi dari gangguan cuaca,
kandang juga untuk mempermudah tata laksana peternakan, kandang
mempermudah pengawasan kesehatan (pencegahan penyakit dan pengobatan
penyakit) dan kandang juga mempermudah pelaksaan program peternakan atau
pemeliharaan babi. Macam kandang babi disesuaikan dengan tujuannya a)
kandang induk individu yaitu kandang yang dibuat untuk induk babi dan anak-
anaknya. Kandang pokok dimana babi induk beristirahat dibuatkan palang-palang
14
pengaman (guard rail) untuk menghindari anak babi tertindih. Tempat pakan dan
minum disediakan terpisah b) kandang pejantan dibuat khusus untuk babi jantan
pemacak dibuat untuk per ekor (individu). Syarat kandang yang baik secara umum
yakni ukuran kandang disesuaikan dengan babi didalamnya, sinar matahari cukup,
ventilasi baik, sanitasi terjamin, persediaan air cukup, perlengkapan pembuangan
kotoran berjalan baik, bahan kandang kokoh, sehat dan bersih (Nugroho dan
Whendrato, 1990) Kandang di CV. Adhi Farm dapat dlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Kandang pejantan dan betina di peternakan CV. Adhi Farm
15
BAB III
PELAKSANAAN
A. Materi
Peternakan CV. Adhi Farm milik Bapak Robby, terletak di desa Sepreh,
kelurahan Kroyo, kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, provinsi Jawa
Tengah adalah tempat memperoleh data mengenai manajemen perkawinan babi
dengan populasi 1309 ekor. Terdiri dari jumlah babi pejantan terdapat 9 ekor,
jenis hampsire, duroc, landrace dan Yorkshire. Babi induk menyusui terdapat 27
ekor, genjik (anak babi) ikut induk 247 ekor, babi bunting 99 ekor, babi kawin 40
ekor, babi belum kawin 31 ekor, dara bunting 36 ekor, babi dara kawin 2 ekor,
babi calon dara 5 ekor, babi fatening dengan ukuran 8 sampai 100 kg 804 ekor
dan babi afkir 9 ekor. Bangsa (strain) pada peternakan CV. Adhi Farm
kebanyakan bangsa Landrace, Yorkshire, Duroc, dan Hampshire.
Alat-alat yang digunakan untuk inseminasi buatan antara lain adalah cateter, flat
pack yang berisi semen yang sudah di encerkan, aquabides dan gunting
B. Metode
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan selama seminggu dari tanggal 27
april sampai 2 mei 2015. Praktek Kerja Lapangan ini bertujuan untuk memperoleh
data yang berhubungan dengan pengelolaan perkawinan. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode observasi lapangan, di mana penulis melakukan
wawancara langsung dengan karyawan peternakan dan ikut serta bekerja dalam
kegiatan rutin sehari-hari di peternakan CV. Adhi Farm yakni antara lain :
15
16
1. Membersihkan kandang
Membersihkan kandang menggunakan air, sebanyak dua kali sehari
yaitu pada pukul 07.30 WIB dan 13.00 WIB.Kotoran babi dialirkan ke parit
yang selanjutnya mengalir ke penampungan feses.
2. Memberi pakan
Babi diberi pakan dua kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WIB dan
13.00 WIB. Pakan diberikan sesuai ransum yang sudah dibuat untuk masing-
masing kebutuhan jenis babi. Pemberian pakan dalam bentuk kering pada
tempat pakan, yang kemudian dicampur dengan sedikit air.
3. Koleksi semen
Koleksi semen dilakukan dengan cara babi pejantan digiring ke
dummy, yang sebelumnya diolesi cairan vagina betina birahi agar menaiki
dummy, setelah itu koleksi semen ditampung pada termos glass. Semen hasil
koleksi yang diperoleh segera diperiksa dibawah mikroskop. Pemeriksaan
dilakukan dengan mikroskop digital meliputi bentuk, pergerakan dan
kepadatan sperma. Sperma selanjutnya dicampur dengan larutan diluent. Suhu
larutan diluent sebelum dicampur harus antara 36Ëš sampai 37ËšC, agar sperma
tidak mati. Sperma yang telah dicampur dengan diluent selanjutnya diperiksa
lagi dibawah mikroskop, jika bentuk, pergerakan dan kepadatan bagus maka
sperma langsung dimasukan kedalam flate pack 100 cc lalu ditutup dengan
cara di rekatkan. Sperma bisa langsung digunakan untuk inseminasi buatan
17
4. Mengawinkan babi
Mengawinkan babi secara alami yaitu dengan memasukan seekor babi
betina estrus ke dalam kandang seekor pejantan, mengawinkanya kemudian
memindahkanya. Sedangkan inseminasi buatan dengan cara memasukkan
kateter kedalam vagina betina estrus yang sebelumnya sudah disterlilkan
dengan aquabidest sampai mengunci pada servik kemudian semen dalam flate
pack dialirkan kedalam kateter secara perlahan sampai habis, setelah itu
kateter ditarik perlahan keluar.
5. Menggiling dan Mencampurkan pakan dalam mesin campur
Jagung yang sudah kering digudang pakan digiling halus dan di
timbang. Bahan-bahan pakan yang sudah dihitung untuk menyusun ransum
disiapkan lalu masukkan ke dalam mesin pencampur (mixer) agar semua
tercampur rata.Bahan pakan terdiri dari katul, jagung, meat bone meal
(MBM), Soya bean meal (SBM), mineral, dan garam.
18
BAB IV
HASIL dan DISKUSI
1. Manajemen perkawinan
Kawin alami dan inseminasi buatan merupakan metode perkawinan yang
diterapkan pada peternakan Adhi Farm. Sebelum dilakukan perkawinan alami
atau inseminasi buatan terlebih dahulu dilakukan deteksi birahi secara manual,
pengamatan oleh pegawai lapangan yang bertugas. Menurut wahyuningsih dan
widyas (2012), keberhasilanperkawinan dipengaruhi oleh deteksi berahi yang
tepat. Deteksi berahi dapat ditingkatkan dengan cara melihat tingkah laku induk
ketika terjadi kontak dengan pejantan. Data birahi yang diperoleh di peternakan
Adhi Farm siklus estrus rata-rata 21 hari, sedangkan ciri-ciri babi yang estrus
antara lain tidak mau makan, gelisah lender, vulva bengkak, warna merah, dan
bila diraba terasa hangat. Hal ini sesuai dengan pendapat Nugroho dan Whendrato
(1990), masa birahi itu sendiri timbul secara periodik setiap tiga minggu (21 hari)
sekali selama satu sampai lima hari. Tanda-tanda birahi babi betina yakni ;
gelisah, tidak senang, suka mondar-mandir dalam kandang, vulva bengkak,
berwarna merah dan biasanya mengeluarkan lender. Masa birahi terjadi sejak babi
betina tersebut sampai pada umur dewasa kelamin. Babi dara, gejala berahi
dimulai dari 6 sampai 6,5 bulan tetapi kematangan seksual dicapai pada umur
delapan bulan dengan berat badan 110 kg. Menurut Sihombing (1997), Pubertas
babi betina umumnya muncul pada umur enam sampai delapan bulan, meskipun
penelitian mutakhir menunjukkan bahwa pubertas sering dicapai sedini 145 hari
(rata-rata lima bulan). Perkawinan di Adhi Farm dilakukan dengan dua cara yakni
18
19
alami dan inseminasi buatan, dipeternakan CV. Adhi Farm jarang dilakukan.
Kawin alam biasanya dengan metode bantu dilakukan apabila hanya terdapat
betina estrus satu sampai dua ekor dan untuk melatih pejantan muda menaiki
betina, hal ini dilakukan guna effisiensi waktu dan tenaga apabila inseminasi
buatan hendak dilakukan. Menurut Sihombing (1997), metode perkawinan bantu
yakni mengawinkan seekor betina pada suatu waktu dengan seekor pejantan
dibawah pengawasaan.
Perkawinan dengan Inseminasi Buatan (IB) menjadi metode perkawinan
utama yang diterapkan di CV. Adhi Farm sebab dapat memasukan bibit yang
berkualitas agar bisa menghasilkan anak banyak (litter size). Crossbreeding juga
dilakukan untuk memperoleh keunggulan genetic tiap strain babi. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sihombing (1997), inseminasi buatan adalah suatu teknik
mengawinkan babi untuk meningkatkan profit. Keuntungan berupa kecil peluang
memasukan penyakit, semen segar dari pejantan prima yang telah teruji. Program
kawin silang yang terencana dapat dijalankan untuk memperoleh keuntungan
maksimal dari sifat heterosis tanpa mempertahankan banyak pejantan. inseminasi
pada babi dara di CV. Adhi Farm berumur 7,5 sampai 8 bulan dan berat badan
rata-rata mencapai antara 100 sampai 115 kg. Hal ini sesuai dengan pendapat
Nugroho dan Whendrato (1990), babi betina rata-rata sudah dewasa kelamin pada
umur empat bulan dan sudah dapat dikawinkan, tetapi babi betina dikawinkan
setelah minimal berumur delapan bulan dengan bobot sekitar 100 kg. Peternakan
CV. Adhi Farm melasanakan perkawinan dua kali yaitu hari pertama dan hari
kedua estrus, pengulangan dihari terakhir estrus juga dilakukan guna memperoleh
20
presentase kebuntingan lebih tinggi, perkawinan dengan inseminsi buatan lebih
sering dilakukan di CV. Adhi Farm. Menurut Ardana dan Putra (2008),
spermatozoa mampu mempertahankan fertilitasnya dalam saluran reproduksi
betina untuk lebih kurang selama 24 jam. Kawin alami atau inseminasi semen,
dilangsungkan pada 16 sampai 20 jam sebelum ovulasi agar diperoleh fertilitas
dan fekunditas (produktivitas menghasilkan anak) optimum. Ovulasi terjadi pada
lebih kurang 70% lama waktu birahi. Kawin alami atau inseminasi buatan,
disarankan dua kali berselang 16 sampai 24 jam, agar diperoleh hasil terbaik.
Langkah-langkah yang dilakukan sebelum inseminasi buatan antara lain:
Proses koleksi semen dimulai terlebih dahulu, menyiapkan termos glass
yang sudah diberi saringan dan flash bottle yang berisi aquabidest. Kandang serta
dummy harus dibersihkan dan babi jantan yang akan diambil spermanya juga
harus dimandikan sebelum proses koleksi semen dilakukan. Pejantan dikeluarkan
dengan hati-hati dari kandang dan segera digiring ke dummy, yang sebelumnya
dummy diolesi cairan yang keluar dari vagina babi betina yang estrus agar
pejantan segera naik ke dummy. Babi pejantan yang naik ke dummy penisnya
dibersihkan terlebih dahulu dengan aquabidest (menghindari kontaminasi pada
semen yang di tampung), proses koleksi semen dilakukan dengan menampungan
lima sampai enam semprotan pejantan, yang pertama dibuang terlebih dahulu,
kemudian tapung sperma yang keluar (sperma yang diambil bewarna putih bening
kaya akan spermatozoa). Termos glass segera ditutup (hindari sinar matahari
langsung) dan dibawa segera ke laboratorium untuk dilakukan proses
pemeriksaan, meliputi pemeriksaan motilitas dan mortalitas spermatozoa yang
21
terkandung dalam semen hasil ejakulasi. Proses koleksi sperma yang dilakukan di
Adhi Farm terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4. proses koleksi sperma di Peternakan CV. Adhi Farm.
Pengenceran semen hasil koleksi yang diperoleh segera diperiksa dibawah
mikroskop. Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop digital meliputi bentuk,
pergerakan, dan kepadatan sperma. Sperma selanjutnya dicampur dengan larutan
diluent. Suhu larutan diluent sebelum dicampur harus antara 36ËšC sampai 37ËšC,
hal ini agar sperma tidak mati. Sperma diperiksa lagi dibawah mikroskop, jika
bentuk, pergerakan dan kepadatan bagus maka sperma langsung dimasukan
kedalam flat pack 100 cc lalu di rekatkan. Sperma langsung digunakan inseminasi
buatan.
22
Gambar 5. Hasil pemeriksaan semen di Lab peternakan CV. Adhi Farm.
Pelaksanaan inseminasi buatan terlebih dahulu peralatan harus diperiksa
sebelum pelaksanaan inseminasi dan dibiarkan dalam oven sebelum digunakan.
Peralatan yang dipakai suhu alat dinormalkan (suhu kamar). Babi betina yang di
inseminasi buatan dimandikan dan dikandangkan. Babi betina birahi, vaginanya
dibersihkan dengan aquabidest. Kateter dibersihkan dengan aquabidest dan
ujungnya dioleskan pelumas gell. Masukan kateter ke vagina perlahan dan diputar
berlawanan arah jarum jam sudut 45Ëš keatas sampai kateter tidak bisa ditarik
keluar artinya stilet sudah terkunci pada cervik. Inseminasi buatan memasukan
larutan semen dalam flat pack ke vagina lewat kateter, perlahan dan sedikit naikan
keatas agar semen mengalir. Pegang bagian ujung kateter dengan tangan kiri dan
tangan kanan mengurut punggung babi. semen habis putar kateter pelan searah
jarum jam maka proses selesai.
23
Gambar 6. Proses inseminasi buatan di peternakan CV. Adhi Farm.
2. Pemeliharaan pejantan dan induk
Pejantan yang aktif digunakan ada lima (dikoleksi semen) dan empat
(kawin alam). Pejantan aktif digunakan berumur tiga tahun. Pejantan yang
dipergunakan saat PKL babi umur tiga tahun dan babi umur dua tahun.
Menurut Nugroho dan Whendrato (1990), babi pejantan sebaiknya dikawinkan
bila sudah mencapai umur 1,5 tahun. Bobot badan waktu babi mencapai pubertas
tergantung pada makanan yang diperoleh dalam pemeliharaan sebelumnya.
Kandang pejantan (individu) yang terdapat di Adhi Farm dapat dilihat pada
Gambar 7.
24
Gambar 7. Kandang pejantan Duroc (individual) umur 3 tahun di peternakan
CV. Adhi Farm.
Kandang yang ada dipeternakan Adhi Farm terdiri dari kandang pejantan
yang letak bangunannya dirancang satu atap dengan betina dewasa (birahi),
ditujukan untuk meningkatkan dan menjaga libido jantan tetap tinggi. Kandang
jantan dan induk betina satu bangunan dapat dilihat pada Gambar 8.
25
Gambar 8. Kandang pejantan dan induk satu bangunan di peternakan
CV. Adhi Farm.
Kontruksi bangunan kandang jantan dibuat individu perekor. Kandang
melahirkan dan kandang sapih juga dijadikan satu bangunan. Terdapat guard rail
guna melindungi genjik terhimpit induk saat tidur. Bangunan kandang ada yang
disediakan dummy untuk proses pengkoleksian semen. Menurut Nugroho dan
Whendrato (1990),
macam kandang babi disesuaikan dengan tujuannya a) kandang induk individu
yaitu kandang yang dibuat untuk induk babi dan anak-anaknya. Pada kandang
pokok dimana babi induk beristirahat dibuatkan palang-palang pengaman (guard
rail) untuk menghindari anak babi tertindih. Tempat pakan dan minum disediakan
terpisah b) kandang pejantan dibuat khusus untuk babi jantan pemacak dibuat
untuk per ekor (individu). Dummy dapat dilihat pada Gambar 9.
26
Gambar 9. Dummy Babi
27
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
Manajemen perkawinan babi dipeternakan CV. Adhi Farm milik bapak Robby
yang terletak di desa Sepreh, Kelurahan Seroyo, Kecamatan Jaten, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah umumnya sudah berjalan dengan baik. Kawin alam
dipeternakan CV. Adhi Farm jarang dilakukan. Kawin alam biasanya dengan
metode bantu dilakukan apabila hanya terdapat betina estrus satu sampai dua ekor
dan untuk melatih dan menjaga performa pejantan, hal ini dilakukan guna
effisiensi waktu dan tenaga apabila inseminasi buatan hendak dilakukan.
Perkawinan dengan Inseminasi Buatan (IB) menjadi metode perkawinan utama
sebab dapat memasukan bibit yang berkualitas agar bisa menghasilkan anak
banyak (litter size), memperoleh keunggulan genetik.
Saran
1. Pada saat melakukan inseminasi buatan pada babi agar alat-alat yang
digunakan dijaga agar tetap steril agar tidak terjadi kontaminasi.
2. Penambahan kontruksi bangunan kandang yang ditujukan untuk babi
melakukan perkawinan alam apabila dibutuhkan, serta kandang buat babi
betina bunting untuk exercise dengan syarat bangunan kandang yang baik
secara umum.
27
28
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, David J dan Lewis, Fordham, E. 1961 Diseases of the Pig.Bailliere,
Tindal and Cox. London.
Anonimus.1981.Pedoman Lengkap Beternak Babi. Penerbit Aksi Agraris
Kanisius.Yogyakarta.
Ardana, I.B, dan Putra, H.D.K, 2008. Ternak Babi (Manajemen reroduksi,
produksi dan penyakit). Udayana university press. Denpasar.
Martopo, A. 1999. Tugas Akhir : Pemeliharaan Babi di Peternakan LUWES
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Hal. 1-2
Nugroho, E. danWhendarto, I . 1990. Beternak Babi. Eka Offset. Semarang.
Sihombing. 1997. Ilmu Ternak Babi. Gadjah Mada Universty Press.
Yogyakarta.
Wahyuningsih, N, Subagyo, Y. B. P, Sunarto, Prastowo, S, Widyas, N. 2012.
Performa Anak Babi Silangan Berdasarkan Paritas Induknya.Vol. 10 (2).
28

More Related Content

What's hot

Pemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur KomersialPemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
SIlfani Sabila
 
Sifat dan Tingkah Laku Ternak.pdf
Sifat dan Tingkah Laku Ternak.pdfSifat dan Tingkah Laku Ternak.pdf
Sifat dan Tingkah Laku Ternak.pdf
DyahYulianti1
 
TEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABI
TEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABITEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABI
TEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABI
N8 MARKET
 
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrVi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Gusti Rusmayadi
 
Sapi potong
Sapi potongSapi potong
Sapi potong
Ahmad Sehah
 
Industri pembibitan ayam ras
Industri pembibitan ayam rasIndustri pembibitan ayam ras
Industri pembibitan ayam ras
Nela Nabila
 
Pertemuan ii. bangsa bangsal unggas
Pertemuan ii. bangsa bangsal unggasPertemuan ii. bangsa bangsal unggas
Pertemuan ii. bangsa bangsal unggas
Emi Suhaemi
 
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & IndonesiaJenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Lou Ayy Alzamakhsyari
 
sistem reproduksi babi betina
sistem reproduksi babi betinasistem reproduksi babi betina
sistem reproduksi babi betinaAbror Abrori
 
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi BiogasTeknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
Ramaiyulis Ramai
 
organ reproduksi jantan
organ reproduksi jantanorgan reproduksi jantan
organ reproduksi jantan
REVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
Powerpoint daging abang
Powerpoint daging abangPowerpoint daging abang
Powerpoint daging abangsepha20
 
Heritabilitas - Materi Pemuliaan Ternak Dasar
Heritabilitas - Materi Pemuliaan Ternak DasarHeritabilitas - Materi Pemuliaan Ternak Dasar
Heritabilitas - Materi Pemuliaan Ternak Dasar
Lusia Komala Widiastuti
 
Proses Kelahiran Pada Sapi.pptx
Proses Kelahiran Pada Sapi.pptxProses Kelahiran Pada Sapi.pptx
Proses Kelahiran Pada Sapi.pptx
AlfikawidyaAbdullah
 
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptxPPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
duniaimaji
 
Pengujian Mutu Pangan
Pengujian Mutu PanganPengujian Mutu Pangan
Pengujian Mutu Pangan
lombkTBK
 

What's hot (20)

Pemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur KomersialPemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
 
Sifat dan Tingkah Laku Ternak.pdf
Sifat dan Tingkah Laku Ternak.pdfSifat dan Tingkah Laku Ternak.pdf
Sifat dan Tingkah Laku Ternak.pdf
 
TEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABI
TEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABITEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABI
TEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABI
 
Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Pemeliharaan Ternak Sapi PotongPemeliharaan Ternak Sapi Potong
Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
 
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrVi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
 
Sapi potong
Sapi potongSapi potong
Sapi potong
 
Industri pembibitan ayam ras
Industri pembibitan ayam rasIndustri pembibitan ayam ras
Industri pembibitan ayam ras
 
Pertemuan ii. bangsa bangsal unggas
Pertemuan ii. bangsa bangsal unggasPertemuan ii. bangsa bangsal unggas
Pertemuan ii. bangsa bangsal unggas
 
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & IndonesiaJenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
Jenis-Jenis Itik Di Dunia & Indonesia
 
sistem reproduksi babi betina
sistem reproduksi babi betinasistem reproduksi babi betina
sistem reproduksi babi betina
 
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi BiogasTeknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
 
organ reproduksi jantan
organ reproduksi jantanorgan reproduksi jantan
organ reproduksi jantan
 
Unggas
Unggas   Unggas
Unggas
 
Powerpoint daging abang
Powerpoint daging abangPowerpoint daging abang
Powerpoint daging abang
 
Kesehatan ternak kambing
Kesehatan ternak kambingKesehatan ternak kambing
Kesehatan ternak kambing
 
manajemen kesehatan ternak
manajemen kesehatan ternakmanajemen kesehatan ternak
manajemen kesehatan ternak
 
Heritabilitas - Materi Pemuliaan Ternak Dasar
Heritabilitas - Materi Pemuliaan Ternak DasarHeritabilitas - Materi Pemuliaan Ternak Dasar
Heritabilitas - Materi Pemuliaan Ternak Dasar
 
Proses Kelahiran Pada Sapi.pptx
Proses Kelahiran Pada Sapi.pptxProses Kelahiran Pada Sapi.pptx
Proses Kelahiran Pada Sapi.pptx
 
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptxPPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
 
Pengujian Mutu Pangan
Pengujian Mutu PanganPengujian Mutu Pangan
Pengujian Mutu Pangan
 

Similar to MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYAR

M.recording
M.recordingM.recording
M.recording
BBPP_Batu
 
Laporan pembibitan
Laporan pembibitanLaporan pembibitan
Laporan pembibitan
Laode Syawal Fapet
 
Ikke pdf
Ikke pdfIkke pdf
M5 kb4 kesehatan ibu dan anak.
M5 kb4   kesehatan ibu dan anak.M5 kb4   kesehatan ibu dan anak.
M5 kb4 kesehatan ibu dan anak.
ppghybrid4
 
PPT Webinar.pptx
PPT Webinar.pptxPPT Webinar.pptx
PPT Webinar.pptx
santiaardila
 
M.recording kmbg pot 13
M.recording kmbg pot 13M.recording kmbg pot 13
M.recording kmbg pot 13
BBPP_Batu
 
Dika anggun sari
Dika anggun sariDika anggun sari
Dika anggun sari
DIKAANGGUNSARI
 
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
DediKusmana2
 
Betha almyra grenada yudina
Betha almyra grenada yudinaBetha almyra grenada yudina
Betha almyra grenada yudina
BETHAALMYRAGRENADAYUDINA
 
PPT_Balai_Besar_Inseminasi_Buatan.ppt
PPT_Balai_Besar_Inseminasi_Buatan.pptPPT_Balai_Besar_Inseminasi_Buatan.ppt
PPT_Balai_Besar_Inseminasi_Buatan.ppt
FRISKACHRISTININGRUM
 
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN  SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN  SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...
SMPN 4 Kerinci
 
Kti intan fariz ulva
Kti intan fariz ulvaKti intan fariz ulva
Kti intan fariz ulva
INTANFARIZULVA
 
Kti efta mayasari
Kti efta mayasariKti efta mayasari
Kti efta mayasari
KTIeftamayasari
 
Menaksir bobot badan
Menaksir bobot badanMenaksir bobot badan
Menaksir bobot badan
BBPP_Batu
 
Gizi Tepat Ibu Hamil
Gizi Tepat Ibu HamilGizi Tepat Ibu Hamil
Gizi Tepat Ibu HamilJabul Banjarbaru
 
Wirausaha ternak ayam
Wirausaha ternak ayamWirausaha ternak ayam
Wirausaha ternak ayam
Muhammad Akmaluddin
 
870 1-1731-1-10-20130801
870 1-1731-1-10-20130801870 1-1731-1-10-20130801
870 1-1731-1-10-20130801
Hendra Darmawan
 
Kewirausahaan Peternakan ayam pedaging
Kewirausahaan Peternakan ayam pedagingKewirausahaan Peternakan ayam pedaging
Kewirausahaan Peternakan ayam pedaging
Selvhiee Rd
 
Resti fiks fdf
Resti fiks fdfResti fiks fdf
Resti fiks fdf
KTIRESTIAULIA
 

Similar to MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYAR (20)

M.recording
M.recordingM.recording
M.recording
 
Laporan pembibitan
Laporan pembibitanLaporan pembibitan
Laporan pembibitan
 
Ikke pdf
Ikke pdfIkke pdf
Ikke pdf
 
M5 kb4 kesehatan ibu dan anak.
M5 kb4   kesehatan ibu dan anak.M5 kb4   kesehatan ibu dan anak.
M5 kb4 kesehatan ibu dan anak.
 
PPT Webinar.pptx
PPT Webinar.pptxPPT Webinar.pptx
PPT Webinar.pptx
 
Calving interval pada sapi
Calving interval pada sapiCalving interval pada sapi
Calving interval pada sapi
 
M.recording kmbg pot 13
M.recording kmbg pot 13M.recording kmbg pot 13
M.recording kmbg pot 13
 
Dika anggun sari
Dika anggun sariDika anggun sari
Dika anggun sari
 
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
 
Betha almyra grenada yudina
Betha almyra grenada yudinaBetha almyra grenada yudina
Betha almyra grenada yudina
 
PPT_Balai_Besar_Inseminasi_Buatan.ppt
PPT_Balai_Besar_Inseminasi_Buatan.pptPPT_Balai_Besar_Inseminasi_Buatan.ppt
PPT_Balai_Besar_Inseminasi_Buatan.ppt
 
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN  SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN  SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...
 
Kti intan fariz ulva
Kti intan fariz ulvaKti intan fariz ulva
Kti intan fariz ulva
 
Kti efta mayasari
Kti efta mayasariKti efta mayasari
Kti efta mayasari
 
Menaksir bobot badan
Menaksir bobot badanMenaksir bobot badan
Menaksir bobot badan
 
Gizi Tepat Ibu Hamil
Gizi Tepat Ibu HamilGizi Tepat Ibu Hamil
Gizi Tepat Ibu Hamil
 
Wirausaha ternak ayam
Wirausaha ternak ayamWirausaha ternak ayam
Wirausaha ternak ayam
 
870 1-1731-1-10-20130801
870 1-1731-1-10-20130801870 1-1731-1-10-20130801
870 1-1731-1-10-20130801
 
Kewirausahaan Peternakan ayam pedaging
Kewirausahaan Peternakan ayam pedagingKewirausahaan Peternakan ayam pedaging
Kewirausahaan Peternakan ayam pedaging
 
Resti fiks fdf
Resti fiks fdfResti fiks fdf
Resti fiks fdf
 

Recently uploaded

PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 

Recently uploaded (20)

PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 

MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYAR

  • 1. MANAJEMEN PERKAWINAN PROGRAM DIPLOMA III KESEHATAN HEWAN MANAJEMEN PERKAWINAN BABI DI PETERNAKAN CV. ADHI FARM KARANGANYAR TUGAS AKHIR Oleh: Ihsanul Hakim 12/336264/SV/01736 PROGRAM DIPLOMA III KESEHATAN HEWAN SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015 NAKAN PROGRAM DIPLOMA III KESEHATAN HEWAN
  • 2. MANAJEMEN PERKAWINAN BABI DI PETERNAKAN CV. ADHI FARM KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diserahkan guna memenuhi syarat yang di perlukan untuk memperoleh gelar AHLI MADYA KESEHATAN HEWAN Oleh: Ihsanul Hakim 12/336264/SV/01736 PROGRAM DIPLOMA III KESEHATAN HEWAN SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015
  • 3.
  • 4.
  • 5. IV KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufiq dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dalam bentuk laporan dengan judul “MANAJEMEN PERKAWINAN BABI DI PETERNAKAN CV. ADHI FARM KARANGANYAR “ Tugas Akhir ini di susun untuk memperoleh sebutan Ahli Madya Kesehatan Hewan di DIII Kesehatan Hewan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada, 1. Kedua orang tua dan saudara penulis yang telah memberi dukungan materi dan Do’a 2. Direktur Sekolah Vokasi yang telah memberi kesempatan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. 3. Pengelola Program Diploma III Kesehatan Hewan, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada. 4. Prof. Drh. Aris Junadi Ph.D selaku dosen pembimbing, yang telah memberi petunjuk, bimbingan dan pengarahan selama penulisan Tugas Akhir ini. 5. Dr. drh. Surya Agus Prihatno. MP selaku dosen penguji Tugas Akhir ini. 6. CV. Adhi Farm Karanganyar yang telah memberikan kesempatan untuk pengambilan data 7. Teman-teman yang telah banyak berpartisi pasi dan membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, terimakasih atas kerjasamanya.
  • 6. V Laporan Tugas Akhir ini telah di persiapkan dan telah di susun berdasarkan beberapa literatur dan penyimpulan atas data yang telah ada, namun kesemuanya ini penulis yakin bahwa masih banyak kekurangan pada laporan ini. Maka dengan rendah hati penulis mohon bantuan dan tegur sapa dari para pembaca yang budiman demi kesempurnaan dan pemanfaatan laporan ini. Yogyakarta, Mei 2015 Penulis
  • 7. VI DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR………………………………………………………. IV DAFTAR ISI………………………………………………………………… VI DAFTAR GAMBAR………………………………………………………... VII INTISARI………………………………………………………………........ VIII ABSTRACT………………………………………………………………… IX I. PENDAHULUAN…………………………………………………........... 1 A. Latar Belakang………………………………………………...... 1 B. Tujuan ………………………………………………………….. 2 C. Manfaat………………………………………………………..... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………..... 3 A. Reproduksi babi………………………………………………… 3 1. Alat Reproduksi Babi Betina…………………………… 3 2. Alat Reproduksi Babi Jantan…………………………… 5 B. Perkawinan Babi………………………………………………... 7 1. Dewasa kelamin dan masa birahi (estrus)……………… 7 2. Ovulasi dan fertilisasi…………………………………... 8 C. Pemeriksaan Semen dan Inseminasi Buatan……………………. 10 D. Kandang………………………………………………………… 13 II. PELAKSANAAN……………………………………………………….. 15 A. Materi…………………………………………………………… 15 B. Metode……………………………………………........................ 15 1. Membersihkan kandang………………………………… 16 2. Memberi makan………………………………………… 16 3. Koleksi semen………………………................................. 16 4. Mengawinkan babi……………………………………… 17 5. Menggiling dan mencampurkan pakan dalam mesin campur………………………………………………….. 17 IV. HASIL dan DISKUSI…………………………………………………... 18 V. KESIMPULAN dan SARAN…………………………………………… 27 A.Kesimpulan……………………………………………………… 27 B. Saran…………………………………………………………….. 27 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 28
  • 8. VII DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Babi betina birahi di peternakan CV Adhi Farm………………… 12 Gambar 2. Proses inseminasi buatan pada babi di peternakan CV Adhi Farm. 13 Gambar 3. Kandang pejantan dan betina di peternakan CV. Adhi Farm……. 14 Gambar 4. Proses koleksi sperma di Peternakan CV. Adhi Farm…………… 21 Gambar 5. Hasil pemeriksaan semen di Lab. peternakan CV. Adhi Farm..… 22 Gambar 6. Proses inseminasi buatan di peternakan CV. Adhi Farm………… 23 Gambar 7. Kandang pejantan Duroc umur 3 tahun di CV. Adhi Farm……… 24 Gambar 8. Kandang pejantan dan induk satu atap di peternakan CV. Adhi Farm…………………………………………………… 25 Gambar 9. Dummy Babi..……………………………………………………. 26
  • 9. VIII MANAJEMEN PERKAWINAN BABI DI PETERNAKAN CV ADHI FARM KARANGANYAR Oleh: Ihsanul Hakim 12/336264/SV/01736 INTISARI Penulisan Tugas Akhir ini berdasarkan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di peternakan Babi CV Adhi Farm, Karanganyar. Praktek kerja lapangan di laksanakan tanggal 27 April sampai 2 Mei 2015. Jumlah total populasi di peternakan tersebut adalah 1309 ekor. Tujuan tugas akhir ini untuk mengatahui metode perkawinan pada ternak babi di peternakan CV. Adhi Farm. Data diperoleh dari pengamatan langsung, dari wawancara dengan petugas kandang serta melihat data di peternakan CV. Adhi Farm. Pengambilan data meliputi manajemen perkawinan yaitu pubertas, siklus estrus, deteksi estrus, metode perkawinan dan sistem perkandangan. Hasil praktek kerja lapangan di peternakan CV. Adhi Farm di peroleh data bahwa babi dara dikawinkan pada umur 7,5 sampai 8 bulan, siklus estrus 21 hari, di kawinkan pada hari pertama dan kedua pada masa estrus. Perkawinan dilakukan secara alami dan inseminasi buatan. Deteksi estrus dilakukan dengan cara pengamatan babi betina yang sedang birahi. Tingkah laku atau tanda-tanda birahi adalah sebagai berikut : babi tampak gelisah, berteriak-teriak, bila pada punggung diberi beban atau dinaiki babi akan diam,nafsu makan berkurang, tampak dibagian vagina keluar lendir, dan vulva bengkak, serta tampak merah. Pejantan mulai dikawinkan umur 1,5 tahun dan dikandangkan secara individual. Kesimpulan yang didapatkan adalah manajemen perkawinan di peternakan CV. Adhi Farm sudah baik, akan lebih baik jika di peternakan CV. Adhi Farm di sediakan kandang exercise betina bunting. Kata kunci: manajemen perkawinan, pubertas, deteksi estrus, metode perkawinan
  • 10. IX BREEDING MANAGEMENT SWINE IN LIVESTOCK CV. ADHI FARM KARANGANYAR By: Ihsanul Hakim 12/336264/SV/01736 ABSTRACT Writing this final project basically from activity fieldwork (PKL) in livestock swine CV. Adhi Farm Karanganyar. Fieldwork activity implemented on date 27 April until 2 Mei 2015. Total number of population swine on livestock 1309 pigs. Objective write this final projrct is for understand breeding management on CV. Adhi Farm. Data obtainable with observation and interview with employe and recording on livestock CV. Adhi Farm. Data collection covers breeding management between puberty, estrus cycle, estrus detection, breeding method and caging system.result form research on livestock taking data wench pigs are mating between age 7,5 until 8 month, estrus cycle 21 days and the breeding was doing on first day and second day estrus cycle. Artifical insemination and nature. Estrus detection was held with monitoring the sow’s being estrus, will do behavior like: the sow looks nervous, screaming, and if to press brisket the sow’s will be quiet, apetite reduce, and gelatinous will out form vulva and get swelling. The boar has started mate between 1,5 old and individual cage. The data was take conclusion is breeding management by now going well, but will be right if CV. Adhi Farm to be prepare for exercise cage pregnancy sow alredy. Keyword: breeding management, puberty, estrus detection, breeding method.
  • 11. 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi mendorong orang untuk mencari hewan ternak potong yang dapat diandalkan dalam meningkatkan dan memenuhi gizi yang dibutuhkan masyarakat. Melalui pengamatan dan penelitian yang cukup panjang dalam kehidupan manusia, ternyata bahwa babi merupakan hewan yang memenuhi syarat, dapat cepat berkembang biak dan menghasilkan daging. Keunggulan babi sebagai ternak potong untuk menyediakan daging bagi manusia telah diakui di seluruh dunia (Martopo, 1999). Tujuan utama dari seseorang produsen beternak babi adalah mengusahakan agar diperoleh keuntungan yang memuaskan dari penjualan hasil produk ternak babi berupa bibit, babi sapihan, babi potong. Tiga katagori usaha beternak babi, yakni: 1) dari lahir sampai dipasarkan, 2) menggemukan, 3) dari anak lahir sampai disapih, namun ada pula yang melakukan kombinasi dari ketiga kegiatan tersebut (Sihombing, 1997) Manajemen pengawinan babi meliputi penentuan birahi secara efektif, penentuan waktu yang tepat untuk mengawinkan baik secara alami atau secara inseminasi buatan, dan penyediaan kondisi babi yang baik untuk pengawinan. Perlu diperhatikannya tentang babi pejantan memiliki tingkat libido dan fertilitas yang tinggi jantan, hal yang perlu diperhatikan adalah upaya untuk meningkatkan fertilitas (kesuburan) dan libido (nafsu seksual) pejantan (Ardana dan Putra, 2008). 1
  • 12. 2 Perkawinan yang baik akan menghasilkan jumlah anak atau presentase pembuahan yang tinggi. Perkawinan yang baik yakni pada waktu yang tepat, sehingga dicapai pembuahan yang optimal. Pembuahan optimal dapat terjadi apabila dilakukan pengaturan perkawinan oleh peternak dengan tepat. Pembuahan optimal tejadi pada saat biarahi. Pengaturan perkawinan untuk mendapatkan waktu yang tepat antara sperma dan ovum dapat bertemu, dan terjadi pembuahan ovum dalam waktu yang bersamaan, antara sperma dan ovum masih dalam keadaan sehat (fresh) (Anonimus, 1981). Tujuan Tujuan yang diharapkan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui manajemen perkawinan babi di peternakan CV. Adhi Farm, Karanganyar, Jawa tengah. Manfaat Hasil dari Tugas Akhir ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca, khususnya Ahli Madya Kesehatan Hewan menyangkut manajemen perkawinan babi baik secara alami maupun inseminasi buatan.
  • 13. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Reproduksi Babi Alat repoduksi merupakan organ yang sangat vital bagi suatu jenis (species) untuk melanjutkan hidup keturunan. Alat reproduksi pada babi betina terdiri dari: ovarium, oviduct, uterus, cervix, vagina dan vulva. Sedangkan alat reproduksi jantan terdiri dari: testis, epididymis, ductus deferens, kelenjar asesoris dan penis. Alat Reproduksi Babi Betina Ovarium Ovarium merupakan organ reproduksi babi betina yang utama. Fungsinya analog dengan testis pejantan, yakni menghasilkan ovum dan hormon-hormon betina. Ribuan ova yang potensial terdapat dalam ovarium. Sebelum mencapai dewasa seksual telur-telur ini tidak dilepas setelah betina mencapai pubertas, sebagian dari ova ini berkembang hingga menyerupai lepuh, folikel yang penuh cairan pada permukaan ovarium (Sihombing, 1997). Oviduk Oviduk atau saluran telur merupakan saluran kecil dan tipis. Berguna menghantarkan telur yang diovulasikan oleh ovarium kedalam uterus. Ujung dari oviduk dilengkapi dengan dinding berjari yang terbuka lebar, dan letaknya berhadapan dengan ovarium. Bagian inilah yang menangkap ovum yang diovulasikan dari ovarium (Anonimus, 1981). 3
  • 14. 4 Uterus Uterus babi betina bertanduk dua dan masing-masing tanduk panjangnya 30 sampai dengan 90 cm dan satu ujungnya tertaut dengan oviduk dan ujung satu lagi bersambung dengan servix. Dinding uterus dibekali dengan otot halus yang mempunyai dua fungsi utama. Uterus membantu mengangkut sperma ke oviduk selama koitus (kawin) dan melepaskan anak sewaktu kelahiran (Sihombing, 1997). Servik Servik merupakan pintu gerbang berdinding tebal menjaga mekanisme penjagaan isi uterus dari pengaruh luar. Servik mengunci bagian ujung penis dengan lipatan urat, sehingga mendorong pejantan ejakulasi, saat kopulasi terjadi (Anonimus, 1981). Vagina Vagina merupakan alat reproduksi berupa saluran yang menghubungkan vulva, servik dan uterus. Waktu perkawinan kelamin jantan masuk kedalam vagina dan memancarkan semen yang selanjutnya semen menuju uterus dan oviduct (Nugroho dan Whendrato, 1990). Vulva Vulva adalah alat reproduksi yang dapat dilihat dari luar. Babi betina dalam masa birahi organ ini terlihat berwarna merah dan membengkak (Nugroho dan Whendrato, 1990).
  • 15. 5 Alat Reproduksi Babi Jantan Alat reproduksi jantan berfungsi untuk menghasilkan sel jantan (spermatozoa) yang fertil dan mendepositkan dengan baik kedalam reproduksi betina sebagai fungsi alamiah pejantan yang sangat penting. Alat reproduksi jantan terdiri dari : Testis Testis adalah alat reproduksi primer pada pejantan. Fungsi utamanya adalah menghasilkan sel-sel sperma dan hormon-hormon jantan. Kedua testis terbungkus dalam skrotum yang melindungi testis dan membantu mempertahankan temperatur testis sekitar 9ËšC lebih rendah dari temperatur tubuh. Bila testis gagal turun ke dalam skrotum (cryptorchid atau ridgling) temperatur tubuh yang lebih tinggi (41ËšC) tidak akan mengizinkan testis menghasilkan spermatozoa. Sel-sel yang dihasilkan dalam saluran seminiferous (tubulus seminiferous) yang merupakan 90% bagian dari testis. Saluran ini menghasilkan sekitar 7,7 miliar sel-sel sperma setiap hari. Dinding dalam saluran ini mengandung sel-sel dasar yang berkembang menjadi sel-sel sperma melalui suatu proses yang disebut spermatogenesis. Proses ini sel-sel membagi diri dan berdiferensiasi (Sihombing, 1997). Epididymis Epididymis memberikan tekanan pertumbuhan yang ditimbulkan oleh pembagian sel-sel dan kontraksi selama berkopulasi memaksa spermatozoa yang belum matang dari tubulus seminiferous masuk ke dalam struktur yang lain yang disebut epididymis. Epididymis adalah tempat pendewasaan, konsentrasi dan
  • 16. 6 penyimpanan sel-sel sperma sebelum dikeluarkan. Sel-sel sperma yang masuk ke dalam epididymis masih belum dewasa atau matang, dan belum sanggup membuahi sel telur. Didalam epididymis sel-sel sperma menjadi dewasa dan berkesanggupan melakukan gerakan renang. Proses pembentukan sperma membutuhkan waktu sekitar 34 hari dan dibutuhkan tambahan 10 hari perjalanan melalui epididymis sebelum ejakulasi. Kenyataan ini perlu dipahami karena kondisi yang merugikan seperti kualitas pakan yang tidak baik, temperatur yang sangat tinggi, rendah atau stress lingkungan ataupun penyakit dapat mempengaruhi kualitas semen dan mengakibatkan sterillitas temporer (Sihombing, 1997). Ductus deferens Ductus deferens adalah saluran bulat panjang penghubung epididymis dengan uretra berfungsi membawa sperma. Uretra sebagai organ yang menhubungkan kandung air kencing dengan penis. Berfungsi sebagai saluran keluarnya semen atau air kencing (Nugroho dan Whendrato, 1990). Kelenjar asesoris Kelenjar asesoris yang terdapat pada babi pejantan antara lain adalah vesica seminalis, prostate dan cowper. Kelenjar vesica seminalis dan prostate menghasilkan cairan yang biasanya dilepaskan sebelum fraksi yang kaya sperma keluar selama ejakulasi. Kelenjar cowper menghasilkan cairan berupa gel yang di duga bertindak sebagai pengisi untuk mengurangi sperma yang mati sewaktu melakukkan inseminasi buatan (Sihombing, 1997).
  • 17. 7 Penis Penis adalah organ paling ujung untuk memasukkan semen pada alat reproduksi betina, bentuknya melingkar seperti alat pencabut gabus (Nugroho dan Whendrato, 1990). Perkawinan Babi Dewasa kelamin dan masa birahi (estrus) Dewasa kelamin atau pubertas adalah periode saat organ-organ reproduksi babi pertama kali berfungsi dan menghasilkan telur atau sperma dewasa. Umur saat pubertas dicapai berlainan antara bangsa-bangsa ternak dan juga antara anak babi sekelahiran. Faktor-faktor hormonal berkecimpung untuk merangsang pubertas pada babi jantan dan babi dara. Organ utama yang mengontrol munculnya pubertas adalah kelenjar pituitary yang letaknya didasar otak. Kelenjar ini akan menghasilkan dua hormon, yaitu follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) yang merangsang testis dan ovarium. Seekor babi jantan akan mencapai pubertas pada umur lima sampai enam bulan meskipun ia tidak akan digunakan sampai mencapai umur tujuh sampai delapan bulan dan hanya sebagai pejantan serap. Pubertas babi betina umumnya muncul pada umur enam sampai delapan bulan, meskipun penelitian mutakhir menunjukan bahwa pubertas sering dicapai paling cepat pada umur 145 hari (rata-rata lima bulan) (Sihombing, 1997). Babi pejantan sebaiknya dikawinkan bila sudah mencapai umur 1,5 tahun. Bobot badan waktu babi mencapai pubertas tergantung pada makanan yang diperoleh dalam pemeliharaan sebelumnya. Babi betina rata-rata sudah dewasa
  • 18. 8 kelamin pada umur empat bulan dan sudah dapat dikawinkan, tetapi babi betina dikawinkan setelah minimal berumur delapan bulan dengan bobot sekitar 100 kg. Masa birahi terjadi sejak babi betina tersebut sampai pada umur dewasa kelamin, yaitu sekitar umur 0,5 tahun. Masa birahi itu sendiri timbul secara periodik setiap tiga minggu (21 hari) sekali selama satu sampai lima hari. Tanda-tanda birahi babi betina yakni: gelisah, tidak tenang, suka mondar-mandir dalam kandang, berteriak atau mengeluarkan suara untuk menarik perhatian, nafsu makan turun, vulva bengkak, berwarna merah dan biasanya mengeluarkan lender, mencoba menaiki sesama betina teman sekandangnya, bila punggungnya diraba dan diberi muatan atau dinaiki dia akan bersikap diam dan tidak melawan atau menghindar (Nugroho dan Whendrato,1990). Babi yang sudah sering beranak biasa menunjukkan birahi selama dua hari atau lebih. Periode estrus sekitar 12 sampai 18 jam lebih lama dari babi dara. Estrus post partum terjadi dua sampai tiga hari sesudah partus. Estrus ini infertile karena tidak ada pembentukan folikel, ovulasi tidak terjadi. Masa birahi sesudah masa penyapihan terjadi antara tiga sampai delapan hari sesudah penyapihan, umurnya tujuh hari sesudah anaknya disapih bila anak babi disapih enam sampai delapan minggu sesudah partus (Nugroho dan Whendrato, 1990). Ovulasi dan fertilisasi Sel telur atau oosit tidak semuanya terovulasikan pada saat yang sama, melainkan tersebar selama periode ovulasi yang berlangsung Selama dua sampai lima jam. Oosit memiliki umur pendek, yang dinilai dari kemampuan nya untuk dibuahi dan berkembang menjadi embrio normal. Spermatozoa mampu
  • 19. 9 mempertahankan fertilitasnya dalam saluran reproduksi betina untuk lebih kurang selama 24 jam. Kawin alami atau inseminasi semen, dilangsungkan pada 16 sampai 20 jam sebelum ovulasi agar diperoleh fertilitas dan fekunditas (produktivitas menghasilkan anak) yang optimum. Ovulasi akan terjadi pada lebih kurang 70% lama waktu birahi. Kawin alami atau inseminasi buatan, disarankan dua kali berselang 16 sampai 24 jam, agar diperoleh hasil terbaik (Ardana dan Putra, 2008). Pada perkawinan secara alami pejantan dapat mengejakulasikan semen dalam jumlah besar langsung ke uterus. Akhir perkawinan sumbat cairan gelatin akan mengunci serviks. Ovulasi babi betina terjadi sekitar 18 sampai 36 jam setelah masa puncak berahi (Anthony dan Lewis, 1961). Target angka ovulasi sebesar 13 sampai 15 pada babi dara, 14 sampai 16 pada induk paritas satu dan 16 atau lebih pada induk yang lebih tua. Angka ovulasi pada induk dewasa jarang kurang dari 16. Jumlah anak lahir seperindukan pada kebanyakan babi dara awalnya dibatasi angka ovulasi. Induk paritas 1 juga mempunyai angka ovulasi yang sub-optimum. Angka fertilisasi normalnya berkisar 90 sampai 100%. Tidak biasanya angka fertilisasi sangat dipengaruhi oleh manajemen pemeliharaan ternak babi. Waktu pengawinan/iseminasi yang tidak tepat jelas-jelas dapat mengurangi angka fertilisasi seperti juga interval waktu penyapihan-berahi yang bertambah lama (>5 hari) (Ardana dan Putra, 2008). Metode perkawinan dengan bantuan manusia yakni mengawinkan seekor betina pada suatu waktu dengan seekor pejantan dibawah pengawasaan,
  • 20. 10 menghasilkan laju konsepsi yang lebih tinggi serta jumlah anak perkelahiran yang lebih banyak dibandingkan dengan kawin kelompok atau kawin bebas. (Sihombing, 1997). Sistem kawin silang yang menjadi sasaran utama adalah untuk meningkatkan keuntungan dari produksi babi komersial melalui heterosis atau hibridategar. Hibrida tegar adalah keunggulan turunan dari kawin silang, yakni lebih unggul dari rataan sifat tetuanya, yang diperoleh dari persilangan bangsa atau galur genetis yang berbeda. Kawin silang dapat meningkatkan jumlah anak perkelahiran dan anak sapih daya tahan hidup dan laju pertumbuhan. Program kawin silang yang lazim antara lain kawin silang setahap (One-way Cross) dilakukan dengan mengawinkan babi yang berbeda bangsa. Kawin silang ganda dua (Two-way Cross) yang berarti pejantan yang digunakan ada dua bangsa yang berlainan misalnya pejantan Yorkshire dan duroc silih bergantian (Sihombing, 1997). Pemeriksaan Semen dan Inseminasi Buatan Semen terdiri dari bahan-bahan gelatinous berguna pada perkawinan alami. Pada sistim kawin suntik bahan gelatinous harus dibuang pada waktu penampungan semen dari pejantan atau disaring dengan kain kasa steril. Setiap ejakulasi babi pejantan akan menghasilkan sekitar 125 sampai 500 cc semen, tergantung pada umur babi. Fraksi prasperma harus dibuang sebab biasanya terkontaminasi. Fraksi yang kaya akan spermatozoa dipergunakan dalam inseminasi buatan. pH semen babi antara 7,3 sampai 7,9. Suhu pemeriksaan semen antara 37ËšC sampai 40ËšC. Jumlah spermatozoa yang bergerak progresif
  • 21. 11 harus sekitar 65% sampai 75% agar mempunyai fertilitas yang tinggi. Semen babi membutuhkan waktu tiga sampai lima menit dalam mencapai motilitas maksimum (Nugroho danWhendrato, 1990). Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah teknik mengawinkan babi dan bermanfaat untuk meningkatkan profit. Dengan menggunakan sedikit usaha tambahan yang dibutuhkan untuk mendeteksi birahi dan menginseminasi induk. Perkawinan ini dilakukan dengan memasukkan air mani (sperma) ke dalam kelamin betina oleh tindakan manusia. Keuntungan dari inseminasi buatan antara lain: seekor babi jantan unggul bisa digunankan untuk melayani babi betina dengan jumlah yang lebih banyak, mencegah penularan penyakit yang dapat merugikan baik terhadap induk babi maupun anak-anak yang akan dilahirkan, program kawin silang terencana dapat dijalankan untuk memperoleh keuntungan maksimal dari sifat heterosis tanpa mempertahankan banyak pejantan maupun bangsa pejantan (Sihombing, 1997). Kunci keberhasilan IB adalah waktu yang tepat menginseminasi. Pola birahi yang umum selalu ada pada babi. Tanda-tanda babi mengalami birahi vulva akan memerah, leleran pada vagina dan kemudian membengkak selama dua hari sebelum betina berespon terhadap “uji naik” bila pejantan ada didekatnya. Babi betina dewasa yang sedang mengalam birahi terlihat pada Gambar 1.
  • 22. 12 Gambar 1. Babi betina birahi di peternakan CV Adhi Farm. Periode yang efektif untuk inseminasi adalah sekitar 24 jam, antara 24 hingga 36 jam setelah puncak birahi. Inseminasi harus komplet 12 sampai 16 jam setelah dideteksi awal siap kawin (puncak birahi) dan sekali lagi 12 sampai 24 jam kemudian. Inseminasi yang kedua harus dilakukan meskipun induk tidak memperlihatkan tanda siap kawin. Amati kembali kesiapan induk kawin sebelum membuka kemasan semen. Induk diransang dengan meraba sampingnya dan menekan punggung dan pangkal pahanya sebelum menyisipkan kateter. Kateter dilicinkan dengan sedikit cairan paraffin dan dihindari ujung yang tajam dan disisipkan perlahan. Semua semen harus disalurkan ke dalam alat kelamin betina. Inseminasi mungkin berlangsung selama 15 menit. Semen melimpah dari vulva maka, tekanan dalam botol semen harus dikurangi dan pelan-pelan diraba-raba samping dan pangkal paha betina untuk meningkatkan rangsangan sehingga kateter tetap baik letaknya di serviks. Semen tidak melimpah keluar maka, kateter
  • 23. 13 harus digerak-gerakkan maju-mundur melampaui serviks, dan dengan perlahan- lahan tekanan dalam konteiner semen ditambah. Setelah semua semen habis dari konteiner, barulah kateter ditarik perlahan (Sihombing, 1997). Proses inseminasi buatan pada babi di peternakan CV Adhi Farm dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Proses inseminasi buatan pada babi di peternakan CV Adhi Farm. Kandang Fungsi kandang babi dalam peternakan secara intensif yakni melokalisir babi agar tidak berkeliaran, kandang melindungi babi dari gangguan cuaca, kandang juga untuk mempermudah tata laksana peternakan, kandang mempermudah pengawasan kesehatan (pencegahan penyakit dan pengobatan penyakit) dan kandang juga mempermudah pelaksaan program peternakan atau pemeliharaan babi. Macam kandang babi disesuaikan dengan tujuannya a) kandang induk individu yaitu kandang yang dibuat untuk induk babi dan anak- anaknya. Kandang pokok dimana babi induk beristirahat dibuatkan palang-palang
  • 24. 14 pengaman (guard rail) untuk menghindari anak babi tertindih. Tempat pakan dan minum disediakan terpisah b) kandang pejantan dibuat khusus untuk babi jantan pemacak dibuat untuk per ekor (individu). Syarat kandang yang baik secara umum yakni ukuran kandang disesuaikan dengan babi didalamnya, sinar matahari cukup, ventilasi baik, sanitasi terjamin, persediaan air cukup, perlengkapan pembuangan kotoran berjalan baik, bahan kandang kokoh, sehat dan bersih (Nugroho dan Whendrato, 1990) Kandang di CV. Adhi Farm dapat dlihat pada Gambar 3. Gambar 3. Kandang pejantan dan betina di peternakan CV. Adhi Farm
  • 25. 15 BAB III PELAKSANAAN A. Materi Peternakan CV. Adhi Farm milik Bapak Robby, terletak di desa Sepreh, kelurahan Kroyo, kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, provinsi Jawa Tengah adalah tempat memperoleh data mengenai manajemen perkawinan babi dengan populasi 1309 ekor. Terdiri dari jumlah babi pejantan terdapat 9 ekor, jenis hampsire, duroc, landrace dan Yorkshire. Babi induk menyusui terdapat 27 ekor, genjik (anak babi) ikut induk 247 ekor, babi bunting 99 ekor, babi kawin 40 ekor, babi belum kawin 31 ekor, dara bunting 36 ekor, babi dara kawin 2 ekor, babi calon dara 5 ekor, babi fatening dengan ukuran 8 sampai 100 kg 804 ekor dan babi afkir 9 ekor. Bangsa (strain) pada peternakan CV. Adhi Farm kebanyakan bangsa Landrace, Yorkshire, Duroc, dan Hampshire. Alat-alat yang digunakan untuk inseminasi buatan antara lain adalah cateter, flat pack yang berisi semen yang sudah di encerkan, aquabides dan gunting B. Metode Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan selama seminggu dari tanggal 27 april sampai 2 mei 2015. Praktek Kerja Lapangan ini bertujuan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan pengelolaan perkawinan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi lapangan, di mana penulis melakukan wawancara langsung dengan karyawan peternakan dan ikut serta bekerja dalam kegiatan rutin sehari-hari di peternakan CV. Adhi Farm yakni antara lain : 15
  • 26. 16 1. Membersihkan kandang Membersihkan kandang menggunakan air, sebanyak dua kali sehari yaitu pada pukul 07.30 WIB dan 13.00 WIB.Kotoran babi dialirkan ke parit yang selanjutnya mengalir ke penampungan feses. 2. Memberi pakan Babi diberi pakan dua kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WIB dan 13.00 WIB. Pakan diberikan sesuai ransum yang sudah dibuat untuk masing- masing kebutuhan jenis babi. Pemberian pakan dalam bentuk kering pada tempat pakan, yang kemudian dicampur dengan sedikit air. 3. Koleksi semen Koleksi semen dilakukan dengan cara babi pejantan digiring ke dummy, yang sebelumnya diolesi cairan vagina betina birahi agar menaiki dummy, setelah itu koleksi semen ditampung pada termos glass. Semen hasil koleksi yang diperoleh segera diperiksa dibawah mikroskop. Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop digital meliputi bentuk, pergerakan dan kepadatan sperma. Sperma selanjutnya dicampur dengan larutan diluent. Suhu larutan diluent sebelum dicampur harus antara 36Ëš sampai 37ËšC, agar sperma tidak mati. Sperma yang telah dicampur dengan diluent selanjutnya diperiksa lagi dibawah mikroskop, jika bentuk, pergerakan dan kepadatan bagus maka sperma langsung dimasukan kedalam flate pack 100 cc lalu ditutup dengan cara di rekatkan. Sperma bisa langsung digunakan untuk inseminasi buatan
  • 27. 17 4. Mengawinkan babi Mengawinkan babi secara alami yaitu dengan memasukan seekor babi betina estrus ke dalam kandang seekor pejantan, mengawinkanya kemudian memindahkanya. Sedangkan inseminasi buatan dengan cara memasukkan kateter kedalam vagina betina estrus yang sebelumnya sudah disterlilkan dengan aquabidest sampai mengunci pada servik kemudian semen dalam flate pack dialirkan kedalam kateter secara perlahan sampai habis, setelah itu kateter ditarik perlahan keluar. 5. Menggiling dan Mencampurkan pakan dalam mesin campur Jagung yang sudah kering digudang pakan digiling halus dan di timbang. Bahan-bahan pakan yang sudah dihitung untuk menyusun ransum disiapkan lalu masukkan ke dalam mesin pencampur (mixer) agar semua tercampur rata.Bahan pakan terdiri dari katul, jagung, meat bone meal (MBM), Soya bean meal (SBM), mineral, dan garam.
  • 28. 18 BAB IV HASIL dan DISKUSI 1. Manajemen perkawinan Kawin alami dan inseminasi buatan merupakan metode perkawinan yang diterapkan pada peternakan Adhi Farm. Sebelum dilakukan perkawinan alami atau inseminasi buatan terlebih dahulu dilakukan deteksi birahi secara manual, pengamatan oleh pegawai lapangan yang bertugas. Menurut wahyuningsih dan widyas (2012), keberhasilanperkawinan dipengaruhi oleh deteksi berahi yang tepat. Deteksi berahi dapat ditingkatkan dengan cara melihat tingkah laku induk ketika terjadi kontak dengan pejantan. Data birahi yang diperoleh di peternakan Adhi Farm siklus estrus rata-rata 21 hari, sedangkan ciri-ciri babi yang estrus antara lain tidak mau makan, gelisah lender, vulva bengkak, warna merah, dan bila diraba terasa hangat. Hal ini sesuai dengan pendapat Nugroho dan Whendrato (1990), masa birahi itu sendiri timbul secara periodik setiap tiga minggu (21 hari) sekali selama satu sampai lima hari. Tanda-tanda birahi babi betina yakni ; gelisah, tidak senang, suka mondar-mandir dalam kandang, vulva bengkak, berwarna merah dan biasanya mengeluarkan lender. Masa birahi terjadi sejak babi betina tersebut sampai pada umur dewasa kelamin. Babi dara, gejala berahi dimulai dari 6 sampai 6,5 bulan tetapi kematangan seksual dicapai pada umur delapan bulan dengan berat badan 110 kg. Menurut Sihombing (1997), Pubertas babi betina umumnya muncul pada umur enam sampai delapan bulan, meskipun penelitian mutakhir menunjukkan bahwa pubertas sering dicapai sedini 145 hari (rata-rata lima bulan). Perkawinan di Adhi Farm dilakukan dengan dua cara yakni 18
  • 29. 19 alami dan inseminasi buatan, dipeternakan CV. Adhi Farm jarang dilakukan. Kawin alam biasanya dengan metode bantu dilakukan apabila hanya terdapat betina estrus satu sampai dua ekor dan untuk melatih pejantan muda menaiki betina, hal ini dilakukan guna effisiensi waktu dan tenaga apabila inseminasi buatan hendak dilakukan. Menurut Sihombing (1997), metode perkawinan bantu yakni mengawinkan seekor betina pada suatu waktu dengan seekor pejantan dibawah pengawasaan. Perkawinan dengan Inseminasi Buatan (IB) menjadi metode perkawinan utama yang diterapkan di CV. Adhi Farm sebab dapat memasukan bibit yang berkualitas agar bisa menghasilkan anak banyak (litter size). Crossbreeding juga dilakukan untuk memperoleh keunggulan genetic tiap strain babi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sihombing (1997), inseminasi buatan adalah suatu teknik mengawinkan babi untuk meningkatkan profit. Keuntungan berupa kecil peluang memasukan penyakit, semen segar dari pejantan prima yang telah teruji. Program kawin silang yang terencana dapat dijalankan untuk memperoleh keuntungan maksimal dari sifat heterosis tanpa mempertahankan banyak pejantan. inseminasi pada babi dara di CV. Adhi Farm berumur 7,5 sampai 8 bulan dan berat badan rata-rata mencapai antara 100 sampai 115 kg. Hal ini sesuai dengan pendapat Nugroho dan Whendrato (1990), babi betina rata-rata sudah dewasa kelamin pada umur empat bulan dan sudah dapat dikawinkan, tetapi babi betina dikawinkan setelah minimal berumur delapan bulan dengan bobot sekitar 100 kg. Peternakan CV. Adhi Farm melasanakan perkawinan dua kali yaitu hari pertama dan hari kedua estrus, pengulangan dihari terakhir estrus juga dilakukan guna memperoleh
  • 30. 20 presentase kebuntingan lebih tinggi, perkawinan dengan inseminsi buatan lebih sering dilakukan di CV. Adhi Farm. Menurut Ardana dan Putra (2008), spermatozoa mampu mempertahankan fertilitasnya dalam saluran reproduksi betina untuk lebih kurang selama 24 jam. Kawin alami atau inseminasi semen, dilangsungkan pada 16 sampai 20 jam sebelum ovulasi agar diperoleh fertilitas dan fekunditas (produktivitas menghasilkan anak) optimum. Ovulasi terjadi pada lebih kurang 70% lama waktu birahi. Kawin alami atau inseminasi buatan, disarankan dua kali berselang 16 sampai 24 jam, agar diperoleh hasil terbaik. Langkah-langkah yang dilakukan sebelum inseminasi buatan antara lain: Proses koleksi semen dimulai terlebih dahulu, menyiapkan termos glass yang sudah diberi saringan dan flash bottle yang berisi aquabidest. Kandang serta dummy harus dibersihkan dan babi jantan yang akan diambil spermanya juga harus dimandikan sebelum proses koleksi semen dilakukan. Pejantan dikeluarkan dengan hati-hati dari kandang dan segera digiring ke dummy, yang sebelumnya dummy diolesi cairan yang keluar dari vagina babi betina yang estrus agar pejantan segera naik ke dummy. Babi pejantan yang naik ke dummy penisnya dibersihkan terlebih dahulu dengan aquabidest (menghindari kontaminasi pada semen yang di tampung), proses koleksi semen dilakukan dengan menampungan lima sampai enam semprotan pejantan, yang pertama dibuang terlebih dahulu, kemudian tapung sperma yang keluar (sperma yang diambil bewarna putih bening kaya akan spermatozoa). Termos glass segera ditutup (hindari sinar matahari langsung) dan dibawa segera ke laboratorium untuk dilakukan proses pemeriksaan, meliputi pemeriksaan motilitas dan mortalitas spermatozoa yang
  • 31. 21 terkandung dalam semen hasil ejakulasi. Proses koleksi sperma yang dilakukan di Adhi Farm terlihat pada Gambar 4. Gambar 4. proses koleksi sperma di Peternakan CV. Adhi Farm. Pengenceran semen hasil koleksi yang diperoleh segera diperiksa dibawah mikroskop. Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop digital meliputi bentuk, pergerakan, dan kepadatan sperma. Sperma selanjutnya dicampur dengan larutan diluent. Suhu larutan diluent sebelum dicampur harus antara 36ËšC sampai 37ËšC, hal ini agar sperma tidak mati. Sperma diperiksa lagi dibawah mikroskop, jika bentuk, pergerakan dan kepadatan bagus maka sperma langsung dimasukan kedalam flat pack 100 cc lalu di rekatkan. Sperma langsung digunakan inseminasi buatan.
  • 32. 22 Gambar 5. Hasil pemeriksaan semen di Lab peternakan CV. Adhi Farm. Pelaksanaan inseminasi buatan terlebih dahulu peralatan harus diperiksa sebelum pelaksanaan inseminasi dan dibiarkan dalam oven sebelum digunakan. Peralatan yang dipakai suhu alat dinormalkan (suhu kamar). Babi betina yang di inseminasi buatan dimandikan dan dikandangkan. Babi betina birahi, vaginanya dibersihkan dengan aquabidest. Kateter dibersihkan dengan aquabidest dan ujungnya dioleskan pelumas gell. Masukan kateter ke vagina perlahan dan diputar berlawanan arah jarum jam sudut 45Ëš keatas sampai kateter tidak bisa ditarik keluar artinya stilet sudah terkunci pada cervik. Inseminasi buatan memasukan larutan semen dalam flat pack ke vagina lewat kateter, perlahan dan sedikit naikan keatas agar semen mengalir. Pegang bagian ujung kateter dengan tangan kiri dan tangan kanan mengurut punggung babi. semen habis putar kateter pelan searah jarum jam maka proses selesai.
  • 33. 23 Gambar 6. Proses inseminasi buatan di peternakan CV. Adhi Farm. 2. Pemeliharaan pejantan dan induk Pejantan yang aktif digunakan ada lima (dikoleksi semen) dan empat (kawin alam). Pejantan aktif digunakan berumur tiga tahun. Pejantan yang dipergunakan saat PKL babi umur tiga tahun dan babi umur dua tahun. Menurut Nugroho dan Whendrato (1990), babi pejantan sebaiknya dikawinkan bila sudah mencapai umur 1,5 tahun. Bobot badan waktu babi mencapai pubertas tergantung pada makanan yang diperoleh dalam pemeliharaan sebelumnya. Kandang pejantan (individu) yang terdapat di Adhi Farm dapat dilihat pada Gambar 7.
  • 34. 24 Gambar 7. Kandang pejantan Duroc (individual) umur 3 tahun di peternakan CV. Adhi Farm. Kandang yang ada dipeternakan Adhi Farm terdiri dari kandang pejantan yang letak bangunannya dirancang satu atap dengan betina dewasa (birahi), ditujukan untuk meningkatkan dan menjaga libido jantan tetap tinggi. Kandang jantan dan induk betina satu bangunan dapat dilihat pada Gambar 8.
  • 35. 25 Gambar 8. Kandang pejantan dan induk satu bangunan di peternakan CV. Adhi Farm. Kontruksi bangunan kandang jantan dibuat individu perekor. Kandang melahirkan dan kandang sapih juga dijadikan satu bangunan. Terdapat guard rail guna melindungi genjik terhimpit induk saat tidur. Bangunan kandang ada yang disediakan dummy untuk proses pengkoleksian semen. Menurut Nugroho dan Whendrato (1990), macam kandang babi disesuaikan dengan tujuannya a) kandang induk individu yaitu kandang yang dibuat untuk induk babi dan anak-anaknya. Pada kandang pokok dimana babi induk beristirahat dibuatkan palang-palang pengaman (guard rail) untuk menghindari anak babi tertindih. Tempat pakan dan minum disediakan terpisah b) kandang pejantan dibuat khusus untuk babi jantan pemacak dibuat untuk per ekor (individu). Dummy dapat dilihat pada Gambar 9.
  • 37. 27 BAB V KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan Manajemen perkawinan babi dipeternakan CV. Adhi Farm milik bapak Robby yang terletak di desa Sepreh, Kelurahan Seroyo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah umumnya sudah berjalan dengan baik. Kawin alam dipeternakan CV. Adhi Farm jarang dilakukan. Kawin alam biasanya dengan metode bantu dilakukan apabila hanya terdapat betina estrus satu sampai dua ekor dan untuk melatih dan menjaga performa pejantan, hal ini dilakukan guna effisiensi waktu dan tenaga apabila inseminasi buatan hendak dilakukan. Perkawinan dengan Inseminasi Buatan (IB) menjadi metode perkawinan utama sebab dapat memasukan bibit yang berkualitas agar bisa menghasilkan anak banyak (litter size), memperoleh keunggulan genetik. Saran 1. Pada saat melakukan inseminasi buatan pada babi agar alat-alat yang digunakan dijaga agar tetap steril agar tidak terjadi kontaminasi. 2. Penambahan kontruksi bangunan kandang yang ditujukan untuk babi melakukan perkawinan alam apabila dibutuhkan, serta kandang buat babi betina bunting untuk exercise dengan syarat bangunan kandang yang baik secara umum. 27
  • 38. 28 DAFTAR PUSTAKA Anthony, David J dan Lewis, Fordham, E. 1961 Diseases of the Pig.Bailliere, Tindal and Cox. London. Anonimus.1981.Pedoman Lengkap Beternak Babi. Penerbit Aksi Agraris Kanisius.Yogyakarta. Ardana, I.B, dan Putra, H.D.K, 2008. Ternak Babi (Manajemen reroduksi, produksi dan penyakit). Udayana university press. Denpasar. Martopo, A. 1999. Tugas Akhir : Pemeliharaan Babi di Peternakan LUWES Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Hal. 1-2 Nugroho, E. danWhendarto, I . 1990. Beternak Babi. Eka Offset. Semarang. Sihombing. 1997. Ilmu Ternak Babi. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta. Wahyuningsih, N, Subagyo, Y. B. P, Sunarto, Prastowo, S, Widyas, N. 2012. Performa Anak Babi Silangan Berdasarkan Paritas Induknya.Vol. 10 (2). 28