Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran parameter kualitas air, yaitu Dissolved Oxygen (DO), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Biological Oxygen Demand (BOD) untuk mengetahui tingkat pencemaran danau. Parameter-parameter tersebut diukur menggunakan metode titrasi iodometri, uji kimia, dan uji biologi untuk mengetahui kondisi ekosistem danau.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
Dokumen ini membahas proses pengolahan limbah cair secara kimiawi dengan menambahkan bahan kimia ke dalam air limbah untuk mengkondisikan air sebelum diolah oleh mikroorganisme. Proses kimia yang dijelaskan meliputi netralisasi, presipitasi, koagulasi dan flokulasi dengan menggunakan zat kimia seperti alum dan ferro sulfat. Dokumen ini juga membandingkan kelebihan dan kekurangan pengolahan kimia d
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairYuke Puspita
Dokumen tersebut merangkum penggunaan metode Advanced Oxidation Processes (AOP) untuk mengolah limbah cair resin, khususnya dengan kombinasi ozon dan ultraviolet. Metode ini dapat menurunkan kadar COD limbah dan menghilangkan bau menyengat, sehingga cocok untuk pengolahan limbah industri resin.
Elektrokimia mempelajari hubungan antara perubahan kimia dan kerja listrik melalui sel elektrokimia. Dokumen ini membahas pengertian elektrokimia, jenis sel elektrokimia seperti sel galvanik dan sel elektrolisis, elektroda, potensial elektroda, reaksi redoks, dan termodinamika sel elektrokimia.
Teknik pengambilan sampel air limbah untuk pemeriksaan BOD melibatkan penyiapan botol sampel dengan mencuci dan membilasnya dengan asam klorida dan air bebas analit. Volume sampel minimal 1000 ml diambil dari lokasi yang mewakili karakteristik air limbah sebelum dan sesudah IPAL. Sampel dimasukkan ke dalam botol sambil menghindari gelembung udara dan ditutup rapat untuk disimpan maksimal 2 hari pada suhu pending
Polipropilena atau polipropena (PP) dibuat dari monomer propilen melalui proses polimerisasi menggunakan katalis. PP digunakan untuk berbagai aplikasi seperti pengemasan, tekstil, perlengkapan laboratorium, dan komponen otomotif.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran parameter kualitas air, yaitu Dissolved Oxygen (DO), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Biological Oxygen Demand (BOD) untuk mengetahui tingkat pencemaran danau. Parameter-parameter tersebut diukur menggunakan metode titrasi iodometri, uji kimia, dan uji biologi untuk mengetahui kondisi ekosistem danau.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
Dokumen ini membahas proses pengolahan limbah cair secara kimiawi dengan menambahkan bahan kimia ke dalam air limbah untuk mengkondisikan air sebelum diolah oleh mikroorganisme. Proses kimia yang dijelaskan meliputi netralisasi, presipitasi, koagulasi dan flokulasi dengan menggunakan zat kimia seperti alum dan ferro sulfat. Dokumen ini juga membandingkan kelebihan dan kekurangan pengolahan kimia d
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairYuke Puspita
Dokumen tersebut merangkum penggunaan metode Advanced Oxidation Processes (AOP) untuk mengolah limbah cair resin, khususnya dengan kombinasi ozon dan ultraviolet. Metode ini dapat menurunkan kadar COD limbah dan menghilangkan bau menyengat, sehingga cocok untuk pengolahan limbah industri resin.
Elektrokimia mempelajari hubungan antara perubahan kimia dan kerja listrik melalui sel elektrokimia. Dokumen ini membahas pengertian elektrokimia, jenis sel elektrokimia seperti sel galvanik dan sel elektrolisis, elektroda, potensial elektroda, reaksi redoks, dan termodinamika sel elektrokimia.
Teknik pengambilan sampel air limbah untuk pemeriksaan BOD melibatkan penyiapan botol sampel dengan mencuci dan membilasnya dengan asam klorida dan air bebas analit. Volume sampel minimal 1000 ml diambil dari lokasi yang mewakili karakteristik air limbah sebelum dan sesudah IPAL. Sampel dimasukkan ke dalam botol sambil menghindari gelembung udara dan ditutup rapat untuk disimpan maksimal 2 hari pada suhu pending
Polipropilena atau polipropena (PP) dibuat dari monomer propilen melalui proses polimerisasi menggunakan katalis. PP digunakan untuk berbagai aplikasi seperti pengemasan, tekstil, perlengkapan laboratorium, dan komponen otomotif.
IPAL WWTP Pengolahan Limbah Cair Elektrokoagulasi PT Centra Rekayasa Envirocrenviro
Elektrokoagulasi (EC), juga dikenal sebagai elektrolisis gelombang pendek, adalah teknik yang digunakan untuk pengolahan air , pengolahan air limbah, air olahan industri, dan limbah cair rumah sakit.
Teknologi elektrokoagulasi berbasis listrik untuk menghilangkan kontaminan yang kurang efisien dengan penyaringan, mikrobiologi atau sistem pengolahan dengan bahan kimia, seperti emulsi minyak, hidrokarbon dari minyak bumi, padatan tersuspensi, dan logam berat tanpa penggunaan bahan kimia.
Prinsip kerja electrocoagulation (EC) adalah proses destabilisasi kontaminan tersuspensi dan teremulsi didalam media larutan dengan menggunakan arus listrik.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai parameter fisika air yang meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna, daya hantar listrik, dan kecerahan. Parameter-parameter tersebut diukur menggunakan berbagai alat seperti turbidimeter, termometer, konduktivitimeter, dan secchi disk. Hasil pengukuran parameter fisika digunakan untuk mengetahui kualitas air.
Ion exchange adalah proses pertukaran ion antara ion dalam fase cair dengan ion dalam media padat tidak larut seperti resin. Proses ini digunakan untuk memisahkan ion-ion berdasarkan muatannya, seperti pelunakan air, pemurnian air, pemisahan logam, dan pemekatan larutan. Resin merupakan media penukar ion yang umum digunakan karena memiliki gugus fungsional yang dapat mengikat ion. Faktor seperti pH, kecepatan alir
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep kesetimbangan larutan, termasuk kelarutan, hasil kali kelarutan (Ksp), dan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat.
Dokumen ini membahas proses produksi hidrogen secara laboratorium dan industri. Secara laboratorium, hidrogen dapat diproduksi dengan mereaksikan logam dan asam, atau kalsium hidrida dengan air, atau melalui elektrolisis air. Secara industri, hidrogen diproduksi dari hidrokarbon, elektrolisis air, proses biologi, energi matahari, proses FUKAI, bahan organik biodegradable, atau panas nuklir.
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah CairSyauqy Nurul Aziz
Limbah tambak udang terdiri dari limbah cair dan padat yang dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan jika tidak ditangani dengan baik. Limbah cair tambak udang mengandung bahan organik dan nutrien seperti nitrogen dan fosfor, sedangkan limbah padat akan mengalami proses dekomposisi yang dapat menghasilkan gas beracun seperti hidrogen sulfida. Rancangan sistem pengolahan limbah tambak harus mempertimbangkan variabel seperti debit limbah,
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...Muhamad Imam Khairy
Standar ini menjelaskan metode pengujian parameter Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) pada air dan air limbah dengan menggunakan spektrofotometri. KOK diukur dengan mereaksikan contoh uji dengan larutan dikromat dalam suhu 150 derajat selama 2 jam, kemudian mengukur peningkatan konsentrasi kromium trivalen menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang tertentu. Metode ini berlaku untuk KOK antara 100
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...Muhamad Imam Khairy
[Ringkasan]
Standar ini menjelaskan cara pengujian kadar sulfur dioksida (SO2) di udara ambien menggunakan metode pararosanilin dan spektrofotometer. Gas SO2 dijerap dalam larutan penjerap dan bereaksi dengan pararosanilin membentuk senyawa berwarna ungu. Konsentrasi diukur pada panjang gelombang 550 nm. Bahan dan peralatan yang diperlukan dijelaskan secara rinci beserta cara pengambilan contoh, persiapan, pengujian
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Atau dalam kata lain dapat diartikan sebagai perusakan terhadap udara karena disebabkan oleh berbagai sumber yang dapat merusak bagi kesahatan makhluk hidup maupun benda mati. Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai macam, antara lain : asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah indutri, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Penyimpanan limbah B3 merupakan kegiatan penyimpanan sementara limbah berbahaya dan beracun yang dihasilkan oleh penghasil limbah. Untuk melakukan penyimpanan limbah B3 diperlukan izin pengelolaan limbah B3 serta memenuhi syarat fasilitas dan lokasi penyimpanan. Fasilitas penyimpanan harus sesuai dengan jumlah dan karakteristik limbah, sedangkan lokasi penyimpanan tidak boleh rawan bencana dan memenu
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan efisiensi pengolahan limbah industri secara anaerobik dengan mengukur kadar COD dan MLVSS sebelum dan sesudah proses. Hasilnya menunjukkan penurunan COD dari 4111 mg/L menjadi 1302 mg/L dan 1596 mg/L masing-masing untuk Reaktor 1 dan 2, serta kadar MLVSS sebesar 26875 mg/L dan 31000 mg/L.
Dokumen tersebut membahas perhitungan filtrasi dan penyaringan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti tekanan, viskositas, dan resistensi filter. Juga dijelaskan perhitungan laju filtrasi, jatuh tekanan, dan volume filtrat untuk proses filtrasi secara batch dan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang sampah dan pengelolaannya. Ada tiga jenis sampah utama yaitu sampah perkotaan, industri, dan bahan berbahaya. Dokumen juga menjelaskan teknik pengolahan sampah seperti reduksi volume, insinerasi, daur ulang, serta pembuangan akhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa metode analisis kualitas air, yaitu penetapan alkalinitas, COD, BOD, TOM, kadar CO2 bebas, DO. Metode yang dijelaskan meliputi prinsip, tujuan, alat dan bahan, tahapan kerja, data pengamatan, perhitungan, dan pembahasan.
Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...AwandaGita
Dokumen tersebut memberikan ringkasan hasil pengujian kualitas air limbah laboratorium kimia meliputi uji pH, suhu, oksigen terlarut, klorida, total suspended solid, kesadahan total, chemical oxygen demand, logam berat menggunakan spektroskopi serapan atom. Hasil pengujian menunjukkan konsentrasi beberapa parameter seperti klorida, total suspended solid, dan logam berat menurun setelah dilakukan filtrasi.
IPAL WWTP Pengolahan Limbah Cair Elektrokoagulasi PT Centra Rekayasa Envirocrenviro
Elektrokoagulasi (EC), juga dikenal sebagai elektrolisis gelombang pendek, adalah teknik yang digunakan untuk pengolahan air , pengolahan air limbah, air olahan industri, dan limbah cair rumah sakit.
Teknologi elektrokoagulasi berbasis listrik untuk menghilangkan kontaminan yang kurang efisien dengan penyaringan, mikrobiologi atau sistem pengolahan dengan bahan kimia, seperti emulsi minyak, hidrokarbon dari minyak bumi, padatan tersuspensi, dan logam berat tanpa penggunaan bahan kimia.
Prinsip kerja electrocoagulation (EC) adalah proses destabilisasi kontaminan tersuspensi dan teremulsi didalam media larutan dengan menggunakan arus listrik.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai parameter fisika air yang meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna, daya hantar listrik, dan kecerahan. Parameter-parameter tersebut diukur menggunakan berbagai alat seperti turbidimeter, termometer, konduktivitimeter, dan secchi disk. Hasil pengukuran parameter fisika digunakan untuk mengetahui kualitas air.
Ion exchange adalah proses pertukaran ion antara ion dalam fase cair dengan ion dalam media padat tidak larut seperti resin. Proses ini digunakan untuk memisahkan ion-ion berdasarkan muatannya, seperti pelunakan air, pemurnian air, pemisahan logam, dan pemekatan larutan. Resin merupakan media penukar ion yang umum digunakan karena memiliki gugus fungsional yang dapat mengikat ion. Faktor seperti pH, kecepatan alir
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep kesetimbangan larutan, termasuk kelarutan, hasil kali kelarutan (Ksp), dan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat.
Dokumen ini membahas proses produksi hidrogen secara laboratorium dan industri. Secara laboratorium, hidrogen dapat diproduksi dengan mereaksikan logam dan asam, atau kalsium hidrida dengan air, atau melalui elektrolisis air. Secara industri, hidrogen diproduksi dari hidrokarbon, elektrolisis air, proses biologi, energi matahari, proses FUKAI, bahan organik biodegradable, atau panas nuklir.
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah CairSyauqy Nurul Aziz
Limbah tambak udang terdiri dari limbah cair dan padat yang dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan jika tidak ditangani dengan baik. Limbah cair tambak udang mengandung bahan organik dan nutrien seperti nitrogen dan fosfor, sedangkan limbah padat akan mengalami proses dekomposisi yang dapat menghasilkan gas beracun seperti hidrogen sulfida. Rancangan sistem pengolahan limbah tambak harus mempertimbangkan variabel seperti debit limbah,
SNI 06-6989.2-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan ...Muhamad Imam Khairy
Standar ini menjelaskan metode pengujian parameter Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) pada air dan air limbah dengan menggunakan spektrofotometri. KOK diukur dengan mereaksikan contoh uji dengan larutan dikromat dalam suhu 150 derajat selama 2 jam, kemudian mengukur peningkatan konsentrasi kromium trivalen menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang tertentu. Metode ini berlaku untuk KOK antara 100
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...Muhamad Imam Khairy
[Ringkasan]
Standar ini menjelaskan cara pengujian kadar sulfur dioksida (SO2) di udara ambien menggunakan metode pararosanilin dan spektrofotometer. Gas SO2 dijerap dalam larutan penjerap dan bereaksi dengan pararosanilin membentuk senyawa berwarna ungu. Konsentrasi diukur pada panjang gelombang 550 nm. Bahan dan peralatan yang diperlukan dijelaskan secara rinci beserta cara pengambilan contoh, persiapan, pengujian
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Atau dalam kata lain dapat diartikan sebagai perusakan terhadap udara karena disebabkan oleh berbagai sumber yang dapat merusak bagi kesahatan makhluk hidup maupun benda mati. Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai macam, antara lain : asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah indutri, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Penyimpanan limbah B3 merupakan kegiatan penyimpanan sementara limbah berbahaya dan beracun yang dihasilkan oleh penghasil limbah. Untuk melakukan penyimpanan limbah B3 diperlukan izin pengelolaan limbah B3 serta memenuhi syarat fasilitas dan lokasi penyimpanan. Fasilitas penyimpanan harus sesuai dengan jumlah dan karakteristik limbah, sedangkan lokasi penyimpanan tidak boleh rawan bencana dan memenu
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan efisiensi pengolahan limbah industri secara anaerobik dengan mengukur kadar COD dan MLVSS sebelum dan sesudah proses. Hasilnya menunjukkan penurunan COD dari 4111 mg/L menjadi 1302 mg/L dan 1596 mg/L masing-masing untuk Reaktor 1 dan 2, serta kadar MLVSS sebesar 26875 mg/L dan 31000 mg/L.
Dokumen tersebut membahas perhitungan filtrasi dan penyaringan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti tekanan, viskositas, dan resistensi filter. Juga dijelaskan perhitungan laju filtrasi, jatuh tekanan, dan volume filtrat untuk proses filtrasi secara batch dan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang sampah dan pengelolaannya. Ada tiga jenis sampah utama yaitu sampah perkotaan, industri, dan bahan berbahaya. Dokumen juga menjelaskan teknik pengolahan sampah seperti reduksi volume, insinerasi, daur ulang, serta pembuangan akhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa metode analisis kualitas air, yaitu penetapan alkalinitas, COD, BOD, TOM, kadar CO2 bebas, DO. Metode yang dijelaskan meliputi prinsip, tujuan, alat dan bahan, tahapan kerja, data pengamatan, perhitungan, dan pembahasan.
Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...AwandaGita
Dokumen tersebut memberikan ringkasan hasil pengujian kualitas air limbah laboratorium kimia meliputi uji pH, suhu, oksigen terlarut, klorida, total suspended solid, kesadahan total, chemical oxygen demand, logam berat menggunakan spektroskopi serapan atom. Hasil pengujian menunjukkan konsentrasi beberapa parameter seperti klorida, total suspended solid, dan logam berat menurun setelah dilakukan filtrasi.
Analisa BOD5 menggunakan prinsip pengukuran penurunan oksigen terlarut selama inkubasi 5 hari pada suhu 20°C. Prosedurnya meliputi persiapan larutan nutrisi, suspensi mikroba, dan air pengencer; pengukuran DO awal dan akhir untuk sampel, blanko, dan kontrol; serta perhitungan BOD5 berdasarkan selisih penurunan DO. Kontrol standar harus menghasilkan 198±30.5 mg/L untuk memenuhi
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhuEmmy Nurul
Praktikum mengukur kelarutan asam oksalat pada berbagai suhu. Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan asam oksalat berkurang dengan penurunan suhu dari 25°C menjadi 10°C. Perhitungan kalor pelarutan diferensial memberikan nilai positif sebesar 29.144 J/mol K, mengindikasikan proses pelarutan bersifat endotermik.
Eksperimen ini bertujuan untuk membuat larutan standar NaOH 0,1 M dan menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan dengan titrasi asidimetri menggunakan larutan NaOH yang telah distandarisasi dengan asam oksalat. Mahasiswa melakukan titrasi larutan asam oksalat dengan NaOH untuk mendapatkan molaritas NaOH sebesar 0,099 M. Kemudian larutan cuka dititrasi dengan NaOH untuk menent
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
Laporan praktikum kimia ini memberikan ringkasan singkat tentang sintesis asam benzoat dari oksidasi toluena menggunakan KMnO4. Prosesnya melibatkan reaksi oksidasi toluena menjadi aldehida lalu asam benzoat dalam kondisi basa. Hasil akhir adalah kristal asam benzoat berbentuk panjang tajam berwarna putih seberat 0,171 gram.
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Quina Fathonah
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalium karbonat dengan metoda gravimetri (pengukuran bobot). Pada penetapan ini, sampel (kalium karbonat) ditimbang, dilarutkan, diasamkan, dipanaskan, diendapkan, dikeringkan, diperarang, diabukan, dan ditimbang kembali sebagai bobot abu berupa CaSO4.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat koligatif larutan, termasuk penjelasan tentang penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis larutan.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan natrium nitrit sebagai zat pengawet pada pengolahan daging dan uji kualitatif serta kuantitatif untuk mengetahui kadar nitrit. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa natrium nitrit digunakan sebagai pengawet untuk mencegah pembusukan daging dan memberikan warna merah, uji kualitatif untuk mendeteksi kehadiran nitrit, sedangkan uji kuantitatif menggunak
Laporan mingguan praktikum biokimia I mencakup isolasi amilum dari umbi singkong dan identifikasi karbohidrat melalui beberapa uji kualitatif. Mahasiswa memperoleh hasil isolasi amilum seberat 16,73 gram dan uji kualitatif menunjukkan perbedaan warna untuk glukosa dan fruktosa pada uji Molisch, Benedict, iodin dan Saliwanoff.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan kualitas air, yang mencakup upaya pencegahan penurunan dan pencemaran kualitas air akibat limbah cair dari kegiatan manusia, melalui pengendalian kualitas air, evaluasi pengelolaan kualitas air, dan analisis kualitas air.
2. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen ) adalah
jumlah mg/L gas oksigen yang terlarut dalam air,
oksigen terlarut (DO) berasal dari fotosintesa
dan absorbansi atmosfir / udara.
BOD (biochemical oxygen demand) adalah
jumlah mg/L Oksigen terlarut yang di perlukan
oleh mikroorganisme untuk mengurai bahan
organik dalam air, BOD sangat penting dalam
suatu penentuan kualitas air, yang mana dengan
di tentukannya nilai DO dan BOD kita dapat
mengetahui kualitas suatu air, semakin tinggi
nilai DO pada air maka kualitas air semakin baik,
pada umumnya pada suhu 20°C tingkat DO
maksimal adalah 9 ppm (Part per million) atau
setara dengan mg/L.
3. ALAT BAHAN
Alat
Botol winkler
Magnetic stirrer
Erlenmeyer
Gelas beker
Gelas ukur
Pipet volume
Buret
Labu ukur
pH meter
Bahan
Bod seed (bibit mikroba)
Aquades (air bebas mineral)
Larutan K2Cr2O7
Larutan Bufer posfat
Larutan MnSO4
Larutan Alkali yodida azida
Larutan amilum
Larutan asam sulfat
Larutan Cacl2
Larutan FeCl2
Larutan glukosa asam
glutamate
Kalium iodide
4. Perparasi sampel Larutan nutrisi
Dimasukkan dalam gelas beker
Di masukkan selang aerasi ke dalam gelas beker
Di tunggu hingga -+ 2 jam
Dimasukkan dalam gelas beker
Di masukkan BOD seed
Di lakukan pengadukan dengan magnetic stirer +- 1 jam
AIR BEBAS MINERAL
AIR AERASI
AIR BEBAS MINERAL
Mikroba dalam air
1.
Dimasukkan ke dalam gelas ukur 1000 mL
Di tambahkan Larutan Bufeer fosfat
Di tambahkan larutan CaCl2, MgSO4, dan FeCl2
Di gojlok hingga larut sempurna
Air Aerasi
Larutan Nutrisi
5. a. Pembuatan larutan standar Natirum Tiosulfat
Dimasukkan ke
Di timbang sebanyak 1 gram
Di masukkan dalam Erlenmeyer
Di encerkan dengan aquades
Di tambahkan larutan K2Cr2O7
Di titrasi dengna natirum tiosulfat (Na2S2O3)
Di titrasi hingga larutan menjadi bening
Di catat volume
KI
Normalitas Na2S2O3
6. PENGENCERAN Penentuan DO
Dimasukkan ke dalam gelas beker
Di ukur pH hingga pH netral
Di lakukan pengenceran
Di masukkan ke dalam Labu Ukur
Di encerkan dengan Larutan Nutrisi
Air limbah / sampel
Sampel
Dimasukkan ke dalam botol winkler yang telah di beri
label
Di sampel masukkan ke dalam botol winkler yang berisi
mikroba
Di tambahkan larutan MnSO4
Di kocok hingga terbentuk endapan
Di diamkan -+ 5 menit agar sampel mengendap
Di tambahkan asam sulfat
Di lakukan pengkocokan hingga endapan larut sempurna
Di masukkan ke dalam erlenmeyer
Di lakukan titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga
berwarna kuning pucat
Di tambahkan larutan amilum 8 tetes
Di titrasi hingga berubah warna menjadi bening
Mikroba dalam air
DO0
7. PENENTUAAN BOD
1. Penentuan DO3, DO5,DO7,DO9
Dimasukkan ke dalam botol winkler yang telah di beri
label
Di sampel masukkan ke dalam botol winkler yang berisi
mikroba
Di Masukkan Ke dalam Lemari Inkubasi Dengan Suhu
20°C selama 3,5,7 dan 9 hari
Di ambil botol winkler
Di tambahkan larutan MnSO4
Di kocok hingga terbentuk endapan
Di diamkan -+ 5 menit agar sampel mengendap
Di tambahkan asam sulfat
Di lakukan pengkocokan hingga endapan larut sempurna
Di masukkan ke dalam erlenmeyer
Di lakukan titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga
berwarna kuning pucat
Di tambahkan larutan amilum 8 tetes
Di titrasi hingga berubah warna menjadi bening
Mikroba dalam air
DO0
8. 𝑉 𝑥 𝑁 𝑥 8000 𝑥 𝐹
50
Di mana V = volume Na2S2O3 yang terpakai
N = Normalitas Na2S2O3 yang telah di
tentukan dari larutan
standar.
F = Faktor (volume botol di bagi
volume botol dikurangi volume
peraksi MnSO4 dab alkali iodide
azida) atau 1,0066.
9. Dik : pada sampel air limbah domestik di
lakukan penentuan nilai oksigen terlarut dan
di dapatkan volume titrasi sebesar 3,5 mL
dengan N dari Na2S2O3 adalah 1 Nhitung lah
oksigen terlarut yang di peroleh
Do =
V x N x 8000 x F
50
DO =
3,5 x 1 x 8000 x 1,0066
50
DO = 563, 6
10. BOD = (DO0 – DO5 – Blanko) X Fp
Fp = Faktor pengenceran
DO5 = DO pada inkubasi 5 hari, atau bisa pada
sampel inkubasi 3 hari,
7 hari dan 9 hari.
11. Suatu sampel air limbah suatu pabrik kelapa
sawit, di tentukan nilai Oksigen terlarutnya
dengan nilai Do pada hari Ke 0 = 7,48 dengan
pengenceran 5000x dan pada hari ke 5 di
peroleh nilai Oksigen terlarut sebesar 4,30.
nilai Bod pada blanko adalah 0,48 hitung lah
berapa nilai BOD sampel air limbah tersebut
12. BOD = (DO0 – DO5 – Blanko) X Fp
BOD = (7.46 – 4,30 – 0,84) x 5000
= 11,6 mg/ L
13. COD, chemical Oxygen demend adalah
jumlah oksidan Cr2O7 yang bereaksi dengan
contoh uji dan di nyatakan dalam mg O2
untuk tiap 1000 mL contoh Uji
14.
15. ALAT
COD reactor
Spektrofotometer
UV – Vis
Kuvet
Tabung Kultur
Pipet volume
Karet penghisap
BAHAN
Air limbah
Larutan KHP
Larutan H2SO4
Serbuk AgSO4
Serbuk HgSO4
Serbuk K2Cr2O7
Aquades
16. Proses digestion
konsentrasi tinggi
Tambahkan 10,216 g
K2Cr2O7 dalam 500
mL air suling,
Tambahkan 167 mL
H2SO4 pekat dan
33,3 g HgSO4
Larutkan dan
dinginkan pada suhu
ruang
Proses digestion
konsentrasi rendah
Tambahkan 1,022 g
K2Cr2O7 dalam 500
mL air suling,
Tambahkan 167 mL
H2SO4 pekat dan
33,3 g HgSO4
Larutkan dan
dinginkan pada suhu
ruang
17. Larutan pereaksi asam sulfat
Larutkan 10,12 g serbuk atau Kristal Ag2SO4 ke
dalam 1000 mL H2SO4 pekat, aduk hingga
larut.
18. Proses digestion
konsentrasi tinggi
Pipet volume contoh
uji dan masukkan ke
dalam tabung kultur
Tambahkan larutan
digestion
konsentrasi tinggi
Tambahkan larutan
pereaksi asam sulfat
Peroses digestion
konsentrasi rendah
Pipet volume contoh
uji dan masukkan ke
dalam tabung kultur
Tambahkan larutan
digestion
konsentrasi rendah
Tambahkan larutan
pereaksi asam sulfat
19.
20. Penentuan nilai COD
konsentrasi tinggi dan
rendah
Masukkan tabung kultur
ke dalam COD
Reakaktor
Tutup dan pada suhu
150°C
Di refluks selama 2 jam
Pembacaan dengan
spektrofotometri UV –
Vis
Dinginkan tabung kultur
Masukkan ke dalam
kuvet
Masukkan ke dalam alat
spektrofotometer
dengan panjang
gelombang 600 nm
Hitung nilai COD
berdasarkan persamaan
linier kurva kalibrasi
21. Nilai COD
Kadar COD = C x F
Di mana C = nilai COD contoh uji, di nyatakan
dalam milligram perliter (mg/L)
F = Faktor pengenceran
Atau
a. Masukkan hasil pembacaan serapan contoh
uji ke dalam regresi linier yang di peroleh
dari kurva kalibrasi
b. Nilai COD adalah hasil pembacaan kadar
contoh uji dari kurva kalibrasi