Pulau Muna di Sulawesi Tenggara memiliki sejarah panjang sebagai kerajaan berdaulat yang bermula dari kisah tokoh legenda Sawerigading. Namun, sejak zaman kolonial Belanda, Pulau Muna dibagi menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton. Meskipun masih banyak potensi pariwisata seperti festival layang-layang dan budaya tenun tradisional, industri kayu jati masih menjadi tulang p
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa cerita tentang asal usul Pulau Muna menurut mitos, tradisi lisan masyarakat, dan penelitian ilmiah. Secara ilmiah, Pulau Muna terbentuk dari terumbu karang yang terangkat dari dasar laut sekitar 1,8 juta tahun lalu berdasarkan penelitian di Museum Karts Indonesia.
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa cerita tentang asal usul Pulau Muna menurut mitos, tradisi lisan masyarakat, dan penelitian ilmiah. Secara ilmiah, Pulau Muna terbentuk dari terumbu karang yang terangkat dari dasar laut sekitar 1,8 juta tahun lalu berdasarkan penelitian di Museum Karts Indonesia.
Pulau Muna awalnya dikenal dengan nama Wuna yang berarti bunga. Pulau ini didiami oleh suku asli O Tomuna dan Batuawu sejak ribuan tahun yang lalu. Terdapat bukti arkeologi berupa relief di gua yang menunjukkan adanya peradaban di Pulau Muna sejak 3000 tahun lalu. Cerita rakyat menyebutkan bahwa Pulau Muna ditemukan oleh Sawerigading dari Luwu dan pengikutnya, meskipun kemungkin
Gua Liangkabori dan Metanduno merupakan gua bersejarah di Kabupaten Muna yang berisi lukisan dan tulisan dinding dari masa prasejarah. Lukisan-lukisan tersebut memberikan gambaran tentang gaya hidup dan kebudayaan masyarakat purba di kawasan tersebut, seperti pertanian, berburu, dan interaksi sosial mereka. Gua-gua ini dianggap penting untuk melestarikan sejarah masa lampau di Muna.
Kebudayaan nusa tenggara barat dede ahlam tohirNu Dak
Teks tersebut memberikan informasi mengenai beberapa suku bangsa di Nusa Tenggara Barat seperti Suku Bima, Suku Sumbawa, dan Suku Sasak. Suku-suku tersebut menempati berbagai wilayah di Nusa Tenggara Barat dan memiliki ciri khas masing-masing seperti tempat tinggal, bahasa, dan adat istiadat. Teks juga menjelaskan beberapa upacara adat dan kuliner khas daerah tersebut.
Teks tersebut membahas tentang budaya suku Toraja dan Mandar di Sulawesi Selatan. Suku Toraja dikenal akan ritual pemakaman yang kompleks beserta tradisi rumah tongkonan dan ukiran kayu, sementara suku Mandar memiliki sistem kekerabatan yang mengedepankan kerjasama antara laki-laki dan perempuan."
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa cerita tentang asal usul Pulau Muna menurut mitos, tradisi lisan masyarakat, dan penelitian ilmiah. Secara ilmiah, Pulau Muna terbentuk dari terumbu karang yang terangkat dari dasar laut sekitar 1,8 juta tahun lalu berdasarkan penelitian di Museum Karts Indonesia.
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa cerita tentang asal usul Pulau Muna menurut mitos, tradisi lisan masyarakat, dan penelitian ilmiah. Secara ilmiah, Pulau Muna terbentuk dari terumbu karang yang terangkat dari dasar laut sekitar 1,8 juta tahun lalu berdasarkan penelitian di Museum Karts Indonesia.
Pulau Muna awalnya dikenal dengan nama Wuna yang berarti bunga. Pulau ini didiami oleh suku asli O Tomuna dan Batuawu sejak ribuan tahun yang lalu. Terdapat bukti arkeologi berupa relief di gua yang menunjukkan adanya peradaban di Pulau Muna sejak 3000 tahun lalu. Cerita rakyat menyebutkan bahwa Pulau Muna ditemukan oleh Sawerigading dari Luwu dan pengikutnya, meskipun kemungkin
Gua Liangkabori dan Metanduno merupakan gua bersejarah di Kabupaten Muna yang berisi lukisan dan tulisan dinding dari masa prasejarah. Lukisan-lukisan tersebut memberikan gambaran tentang gaya hidup dan kebudayaan masyarakat purba di kawasan tersebut, seperti pertanian, berburu, dan interaksi sosial mereka. Gua-gua ini dianggap penting untuk melestarikan sejarah masa lampau di Muna.
Kebudayaan nusa tenggara barat dede ahlam tohirNu Dak
Teks tersebut memberikan informasi mengenai beberapa suku bangsa di Nusa Tenggara Barat seperti Suku Bima, Suku Sumbawa, dan Suku Sasak. Suku-suku tersebut menempati berbagai wilayah di Nusa Tenggara Barat dan memiliki ciri khas masing-masing seperti tempat tinggal, bahasa, dan adat istiadat. Teks juga menjelaskan beberapa upacara adat dan kuliner khas daerah tersebut.
Teks tersebut membahas tentang budaya suku Toraja dan Mandar di Sulawesi Selatan. Suku Toraja dikenal akan ritual pemakaman yang kompleks beserta tradisi rumah tongkonan dan ukiran kayu, sementara suku Mandar memiliki sistem kekerabatan yang mengedepankan kerjasama antara laki-laki dan perempuan."
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJAMuhammad Rafi Kambara
Dokumen tersebut membahas kebudayaan suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja di Sulawesi. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang lokasi dan lingkungan alam suku-suku tersebut, bahasa yang mereka gunakan, sejarah asal usul, sistem teknologi, rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional, sistem ekonomi, dan kesenian yang mereka miliki.
Dokumen tersebut membahas beberapa versi asal usul Pulau Muna berdasarkan tradisi lisan masyarakat Muna, hikayat, dan catatan sejarah. Salah satu versi menyebutkan bahwa Pulau Muna ditemukan oleh Sawerigading dari Kerajaan Luwu yang terdampar di sana bersama 40 pengikutnya. Versi lain mengisahkan Pulau Muna dan Pulau Buton muncul dari dasar laut setelah terjadi ledakan hebat yang dideng
Ringkasan singkat dari dokumen tersebut adalah:
1. Sejarah kebudayaan Jawa dimulai sejak zaman perunggu dengan pengaruh dari kebudayaan Dongson di Vietnam.
2. Bahasa Austronesia dituturkan di kawasan Asia Tenggara, Polinesia, dan Melanesia yang berasal dari Taiwan dan China selatan.
3. Kebudayaan Dongson menyebar dari Vietnam ke pulau Jawa dan memengaruhi berbagai kerajaan awal di kawasan seperti Funan dan Sri
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kota Semarang memiliki sejarah panjang sejak abad ke-16 dan berkembang menjadi kota penting di Jawa Tengah.
2. Kawasan Kota Lama Semarang merupakan pusat perdagangan pada abad ke-18 dan memiliki banyak bangunan bersejarah.
3. Pemerintahan Kota Semarang berubah sejak masa kolonial hingga masa kemerdekaan.
Liang Kabori merupakan gua peninggalan nenek moyang suku Muna yang menyimpan 130 lukisan berwarna merah berusia ribuan tahun yang menggambarkan kehidupan masyarakat prasejarah melalui aktivitas seperti bercocok tanam, berburu, dan beradaptasi dengan lingkungan.
1. Dokumen menjelaskan tentang adat istiadat dan sejarah Kota Muna di Sulawesi Tenggara, termasuk larangan masuk kota dengan kuda kecuali pejabat tinggi, dan pembangunan benteng kota oleh Raja Lakilaponto dengan bantuan jin.
2. Sumber utama informasi adalah buku karya Jules Couvreur yang menjabat kontroler Belanda di Kerajaan Muna pada tahun 1933-1935 dan meneliti sejarah serta budaya da
Dokumen tersebut membahas beberapa objek wisata alam yang terdapat di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, di antaranya gua bertulis Liang Kobori, Danau Laut Napabale, pantai Walengkabola, pulau Munante, dan pulau Indo. Kebanyakan objek wisata tersebut memiliki keindahan alam seperti pantai pasir putih, gua bawah laut, dan pemandangan matahari terbit dan terbenam yang indah.
This document is a theory of economics assignment analyzing the performance and productivity of government agencies in Muna Regency, Indonesia. It was prepared by 7 graduate students from the Postgraduate Management Science study program at Halu Oleo University in 2016 under the guidance of Professor Dr. H. LM. Harafah. The assignment involves analyzing the performance and productivity of government agencies in Muna Regency.
This document discusses two assignments submitted by students at Universitas Terbuka in Kendar. The first assignment is titled "Tugas 3 Metode Penelitian" and was written by Nining Yulistawati for a class on research methods. The second assignment is a summary titled "Tugas Rangkuman Pemikiran Tokoh Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan" written by Fitri for their first semester class at Universitas Terbuka. Both assignments include the students' names, student IDs, university, and year of submission.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. CTL adalah pendekatan pembelajaran yang menghubungkan materi pelajaran dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa untuk menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Dokumen ini juga membahas karakteristik CTL, landasan filosofis, pengertian keaktifan dan prestasi belajar
Karakteristik akseptor KB implant di Desa Bangunsari Kecamatan Lasalepa Kabupaten Muna pada tahun 2016 menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor berusia 30-39 tahun, berpendidikan SLTP, dan sudah memiliki 2-3 anak.
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa cerita tentang asal usul Pulau Muna menurut mitos, tradisi lisan masyarakat, dan penelitian ilmiah. Secara ilmiah, Pulau Muna terbentuk dari terumbu karang yang terangkat dari dasar laut sekitar 1,8 juta tahun lalu, namun mitos dan tradisi lisan masyarakat menyebutkan bahwa Pulau Muna ditemukan oleh pelaut bernama Sawerigading.
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa cerita tentang asal usul Pulau Muna menurut mitos, tradisi lisan masyarakat, dan penelitian ilmiah. Secara ilmiah, Pulau Muna terbentuk dari terumbu karang yang terangkat dari dasar laut sekitar 1,8 juta tahun lalu, namun mitos dan tradisi lisan juga menceritakan kisah Sawerigading dari Luwu yang terdampar di pulau ini.
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJAMuhammad Rafi Kambara
Dokumen tersebut membahas kebudayaan suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja di Sulawesi. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang lokasi dan lingkungan alam suku-suku tersebut, bahasa yang mereka gunakan, sejarah asal usul, sistem teknologi, rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional, sistem ekonomi, dan kesenian yang mereka miliki.
Dokumen tersebut membahas beberapa versi asal usul Pulau Muna berdasarkan tradisi lisan masyarakat Muna, hikayat, dan catatan sejarah. Salah satu versi menyebutkan bahwa Pulau Muna ditemukan oleh Sawerigading dari Kerajaan Luwu yang terdampar di sana bersama 40 pengikutnya. Versi lain mengisahkan Pulau Muna dan Pulau Buton muncul dari dasar laut setelah terjadi ledakan hebat yang dideng
Ringkasan singkat dari dokumen tersebut adalah:
1. Sejarah kebudayaan Jawa dimulai sejak zaman perunggu dengan pengaruh dari kebudayaan Dongson di Vietnam.
2. Bahasa Austronesia dituturkan di kawasan Asia Tenggara, Polinesia, dan Melanesia yang berasal dari Taiwan dan China selatan.
3. Kebudayaan Dongson menyebar dari Vietnam ke pulau Jawa dan memengaruhi berbagai kerajaan awal di kawasan seperti Funan dan Sri
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kota Semarang memiliki sejarah panjang sejak abad ke-16 dan berkembang menjadi kota penting di Jawa Tengah.
2. Kawasan Kota Lama Semarang merupakan pusat perdagangan pada abad ke-18 dan memiliki banyak bangunan bersejarah.
3. Pemerintahan Kota Semarang berubah sejak masa kolonial hingga masa kemerdekaan.
Liang Kabori merupakan gua peninggalan nenek moyang suku Muna yang menyimpan 130 lukisan berwarna merah berusia ribuan tahun yang menggambarkan kehidupan masyarakat prasejarah melalui aktivitas seperti bercocok tanam, berburu, dan beradaptasi dengan lingkungan.
1. Dokumen menjelaskan tentang adat istiadat dan sejarah Kota Muna di Sulawesi Tenggara, termasuk larangan masuk kota dengan kuda kecuali pejabat tinggi, dan pembangunan benteng kota oleh Raja Lakilaponto dengan bantuan jin.
2. Sumber utama informasi adalah buku karya Jules Couvreur yang menjabat kontroler Belanda di Kerajaan Muna pada tahun 1933-1935 dan meneliti sejarah serta budaya da
Dokumen tersebut membahas beberapa objek wisata alam yang terdapat di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, di antaranya gua bertulis Liang Kobori, Danau Laut Napabale, pantai Walengkabola, pulau Munante, dan pulau Indo. Kebanyakan objek wisata tersebut memiliki keindahan alam seperti pantai pasir putih, gua bawah laut, dan pemandangan matahari terbit dan terbenam yang indah.
This document is a theory of economics assignment analyzing the performance and productivity of government agencies in Muna Regency, Indonesia. It was prepared by 7 graduate students from the Postgraduate Management Science study program at Halu Oleo University in 2016 under the guidance of Professor Dr. H. LM. Harafah. The assignment involves analyzing the performance and productivity of government agencies in Muna Regency.
This document discusses two assignments submitted by students at Universitas Terbuka in Kendar. The first assignment is titled "Tugas 3 Metode Penelitian" and was written by Nining Yulistawati for a class on research methods. The second assignment is a summary titled "Tugas Rangkuman Pemikiran Tokoh Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan" written by Fitri for their first semester class at Universitas Terbuka. Both assignments include the students' names, student IDs, university, and year of submission.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. CTL adalah pendekatan pembelajaran yang menghubungkan materi pelajaran dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa untuk menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Dokumen ini juga membahas karakteristik CTL, landasan filosofis, pengertian keaktifan dan prestasi belajar
Karakteristik akseptor KB implant di Desa Bangunsari Kecamatan Lasalepa Kabupaten Muna pada tahun 2016 menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor berusia 30-39 tahun, berpendidikan SLTP, dan sudah memiliki 2-3 anak.
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa cerita tentang asal usul Pulau Muna menurut mitos, tradisi lisan masyarakat, dan penelitian ilmiah. Secara ilmiah, Pulau Muna terbentuk dari terumbu karang yang terangkat dari dasar laut sekitar 1,8 juta tahun lalu, namun mitos dan tradisi lisan masyarakat menyebutkan bahwa Pulau Muna ditemukan oleh pelaut bernama Sawerigading.
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa cerita tentang asal usul Pulau Muna menurut mitos, tradisi lisan masyarakat, dan penelitian ilmiah. Secara ilmiah, Pulau Muna terbentuk dari terumbu karang yang terangkat dari dasar laut sekitar 1,8 juta tahun lalu, namun mitos dan tradisi lisan juga menceritakan kisah Sawerigading dari Luwu yang terdampar di pulau ini.
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa cerita tentang asal usul Pulau Muna menurut mitos, tradisi lisan masyarakat, dan penelitian ilmiah. Secara ilmiah, Pulau Muna terbentuk dari terumbu karang yang terangkat dari dasar laut sekitar 1,8 juta tahun lalu, namun mitos dan tradisi lisan masyarakat menyebutkan bahwa Pulau Muna ditemukan oleh pelaut bernama Sawerigading.
Pulau Muna awalnya dikenal dengan nama Wuna yang berarti bunga. Pulau ini didiami oleh suku asli O Tomuna dan Batuawu sejak ribuan tahun lalu. Terdapat bukti arkeologis berupa relief berumur 3000 tahun di gua Liangkobori dan Metanduno yang menggambarkan kehidupan masyarakat Muna pada zaman prasejarah. Pulau ini kemudian dihuni oleh pengikut Sawerigading dari Luwu yang terdampar di Bahut
Pulau Muna terbentuk dari batu gamping berumur 1,8 juta tahun lalu dan menyimpan jejak peradaban manusia purba. Di Desa Liang Kabori terdapat gua-gua berlukisan yang diyakini dibuat pada abad ke-12 oleh penduduk prasejarah. Pulau ini juga dikenal sebagai tempat lahirnya permainan layang-layang. Wisata alam yang populer di Muna antara lain Danau Napabale dan tradisi adu kuda
Kepulauan Selayar terdiri dari 130 pulau yang terpisah dari daratan Sulawesi dan menjadi rute perdagangan penting pada masa lalu. Salah satu ikon wisata utamanya adalah perkampungan Bitombang yang terkenal akan rumah-rumah bersejarahnya, serta Taman Nasional Laut Takabonerate yang memiliki keindahan terumbu karang yang diakui secara internasional.
Dokumen tersebut membahas sejarah Labuhanbatu Utara sejak zaman kerajaan hingga masa kolonial. Terdapat beberapa kerajaan di wilayah tersebut sebelum masuknya Belanda. Belanda kemudian mendirikan pelabuhan di daerah Lippata dan menamainya Labuhan Batu. Wilayah ini kemudian dikuasai penuh oleh Belanda hingga meletusnya perjuangan kemerdekaan.
Dokumen tersebut membahas beberapa objek wisata alam yang terdapat di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, di antaranya gua bertulis Liang Kobori, Danau Laut Napabale, pantai Walengkabola, pulau Munante, dan pulau Indo. Kebanyakan objek wisata tersebut memiliki keindahan alam seperti pantai pasir putih, gua bertulis peninggalan purbakala, danau air laut terjebak karang, serta memiliki nilai sejarah dan bud
1. Dokumen tersebut membahas tentang bukti peninggalan Kerajaan di Muna, termasuk pembangunan istana kerajaan, benteng pertahanan, dan masjid besar di Kota Muna pada abad ke-14.
2. Disebutkan juga beberapa istana kerajaan yang dibangun di berbagai wilayah Muna seperti di Kota Raha dan Wamelai atas persetujuan Syarah Muna.
3. Juga disebutkan silsilah dinasti Keraja
Menelusuri jejak sejarah kebesaran kerajaan wunaMieno Wuna
Tulisan ini membahas sejarah Kerajaan Wuna di Sulawesi Tenggara, termasuk jejak-jejak peradabannya yang masih terlihat saat ini seperti situs-situs bersejarah. Beberapa situs yang diangkat antara lain Danau Napabale tempat terbentuknya Kerajaan Wuna, Masjid Quba dan jejak-jejak Saidi Raba di Loghia, serta benteng pertahanan Kota Wuna yang memiliki panorama menarik. Situs-situs ini di
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. Pada sebuah kapal. Di frasa itulah kisah tentang manusia Pulau Muna, pulau di
tenggara kaki kiri Sulawesi, diperkirakan bermula. Ketika Sawerigading, tokoh
asal Kerajaan Luwu Purba di Sulawesi Selatan yang melegenda (dalam epik I La
Galigo), sedang mengembara mencari kekasihnya sebagai pengganti saudari
kembarnya yang terlarang untuk dinikahi, We Tenriabeng, perahunya terdampar
di sebuah gundukan daratan setelah menabrak batu karang. Sawerigading terus
melanjutkan perjalanan ke negeri Cina, sedangkan para awak kapalnya, yang
berjumlah 40 orang, kemudian membuat koloni di pulau yang didominasi batuan
kapur itu.
Oleh mereka, daerah tempat terdamparnya kapal itu kemudian dinamai Bahutara,
( Sawarigading ) yang berarti bahtera. Karena di daerah berbatuan karang itu
secara ajaib sering tumbuh bunga-bunga yang indah pada musim-musim tertentu,
dinamailah oleh mereka daratan pulau itu sebagai Kontu Kowuna, dengan kata
kontu yang berarti batu dan wuna yang berarti bunga. Lambat laun, Wuna
berubah lafal menjadi Muna, dan para pengikut Sawerigading yang terdampar
menamai diri mereka sebagai suku Muna, dan daratan berbatu serta berpasir itu
mereka sebut Muna.
Kisah itu saya dengar di atas kapal Sagori Express yang sedang melaju di Laut
Banda, di pesisir timur Konawe Selatan, menuju Pulau Muna dari tuturan Ali
Musthapa. Pak Mus--begitu saya memanggilnya--pria 40 tahunan, adalah
penduduk asli Muna. Ia pegawai negeri di salah satu instansi di Raha.
Ini akhir Mei 2008 yang panas, dan perjalanan tiga setengah jam dari Pelabuhan
Nusantara di Teluk Kendari seolah mengantar saya ke dinamika panjang pulau
yang terkenal dengan sejarah kerajaan berabad-abad, kolonialisme Hindia
Belanda, komoditas jati nomor satu, peninggalan prasejarah berupa cap tangan
dan gua-gua manusia purbakala, danau-danau air asin di daratan, festival layanglayang, sampai atraksi adu kuda.
Perjalanan yang sungguh tidak membosankan karena saya dapat menikmati
hijaunya pulau-pulau kecil membukit yang tersebar di kiri-kanan, permukiman
penduduk di rumah panggung atas air laut yang biru cerah, serta awan yang
menembuskan sinar matahari secara indah.
Muna adalah toponim sebuah pulau (dan identitas etnis). Tapi anehnya, secara
administratif, Pulau Muna dibagi menjadi dua kabupaten: Kabupaten Muna di
wilayah utara pulau dan Kabupaten Buton di wilayah selatan pulau. Begitu juga
dengan pulau di sebelah timurnya, Pulau Buton, yang juga dibagi menjadi tiga:
bagian utara Kabupaten Muna serta bagian selatan Kota Bau-bau dan Kabupaten
Buton.
2. Mengapa tidak dibagi mengikut nama pulau saja? Menurut Pak Mus, jawaban
untuk itu terkait dengan sejarah panjang Kesultanan Buton dan pembagian
wilayah administratif sewaktu pemerintah kolonial Belanda berkuasa di jazirah
pulau-pulau, mulai Pulau Tobea di Selat Spelman (nama yang berasal dari nama
pemimpin VOC di Sulawesi bagian selatan pada abad ke-18) di barat Pulau Muna
sampai di Kepulauan Tukang Besi, yang terkenal sebagai surga wisata bawah laut
Wakatobi (akronim dari Pulau Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko).
Tak terasa, feri cepat ini telah mendekati Pelabuhan Raha di Raha, ibu kota
Kabupaten Muna, seluas 488.700 hektare yang terletak di bagian timur Pulau
Muna. Waktu menunjukkan pukul 17.05 Wita. Karena itu, matahari masih bersinar
walau telah jauh di ufuk barat dan, jika dilihat dari pelabuhan, hampir menyentuh
bukit-bukit di pedalaman pulau.
Dari kapal yang hampir merapat itu, deretan rumah tampak jelas terbentang
mengikuti pinggir pulau. Di sebelah kanan pelabuhan, sejauh mata memandang
yang terlihat adalah deretan rumah beratap seng, yang ternyata merupakan
perkampungan suku Bajo (sering juga dilafalkan Wajo) hasil buatan pemerintah
sebagai usaha memukimkan mereka yang sangat terkenal sebagai suku Gipsi Laut
di sepanjang perairan Sulawesi, pesisir timur Kalimantan, hingga pulau-pulau kecil
di utara Nusa Tenggara. Ada juga pohon-pohon bakau yang tinggal pokok dan
rantingnya, sudah hampir mati. Sampah plastik tersebar di antara batu-batu
kecil di bawah talud reklamasi pantai sekitar pelabuhan.
Di pelabuhan, saya dan Pak Mus berpisah. Saat bersalaman, ia memberi tahu tiga
lokasi yang dapat dikunjungi jika ingin mengenal Pulau Muna: Kota Tua Wuna,
Liang Kobori, dan Danau Napabale. Yang pertama jika ingin menangkap suasana
masa lalu Muna, yang kedua jika hendak bersentuhan dengan dunia manusia
prasejarah, dan yang terakhir jika akan melihat indahnya alam di Pulau Muna. * *
*
Pada pagi hari berikutnya, saya pergi ke kota tua Muna, yang terletak 30
kilometer dari Raha, dengan menggunakan jasa ojek, moda transportasi yang
sungguh banyak berseliweran di Raha. Inilah moda utama, karena kendaraan roda
empat (angkot) tidak ada, sedangkan taksi hanya ada delapan unit milik
pemerintah daerah.
Dari sebuah literatur, saya tahu, pada zaman Raja Lakilaponto sebagai Raja Muna
VII (1538-1541), jika hendak memasuki Kota Muna, rakyat biasa harus berjalan
kaki. Yang boleh berkuda hanya para pejabat istana. Ada benteng yang
mengelilingi kota sepanjang sekitar 8.000 meter dengan tinggi empat meter dan
tebal tiga meter, dan dibangun dengan bantuan roh halus karena sang raja sakti
mandraguna. Terbayang kemegahan suatu kota, dengan tata pemerintahan
3. teratur, aktivitas perdagangan yang ramai, keamanan yang terjamin dari para
bajak laut yang ganas di perairan Bau-bau di Pulau Buton, yang terkenal sebagai
tempat singgah teramai jalur selatan Sulawesi menuju kawasan Maluku dan
Papua.
Sampai berabad-abad kemudian, Muna adalah kerajaan berdaulat dan
bertetangga baik dengan Kesultanan Buton, yang ber-Ibu Kota Bau-bau. Namun,
dengan keluarnya Korte Verklaring pada 2 Agustus 1918, semua itu berubah
karena pemerintah kolonial Belanda hanya mengakui dua pemerintahan swapraja
di Sulawesi Tenggara, yakni Swapraja Buton dan Laiwoi di Kendari. Sejak saat
itulah Kerajaan Muna dinyatakan sebagai daerah bawahan Kesultanan Buton. Dari
beban masa lalu inilah, dan letak geografis pusat-pusat Kerajaan Muna dan
Kesultanan Buton, saya bisa membayangkan mengapa batas administrasi modern
kedua kabupaten ini tidak serta-merta mengikuti pulau masing-masing.
Saat ini, tidak ada lagi kemegahan kota pusat kerajaan, bahkan Pak Siad
Awaluddin, penduduk asli Muna, yang sempat saya tanyai pun, tidak lagi tahu
perkiraan letak istana dan benteng monumental itu secara pasti. Yang masih bisa
dilihat hanyalah masjid yang dibangun oleh Raja Muna terakhir, yakni Raja La
Titakono, pada abad ke-17. Saya lihat bentuk masjid di bekas ibu kota kerajaan
itu sangat sederhana. Walau sudah merupakan bangunan yang dipugar, masjid itu
masih memperlihatkan ciri aslinya, termasuk tempat dudukan kubahnya yang
terbuat dari kayu.
Selepas dari situ, perjalanan berlanjut ke Liang Kobori, sebuah gua arkeologis di
Desa Liang Kobori, Kecamatan Lohia, yang memuat goresan atau guratan-guratan
dari zaman prasejarah. Jarak Liang Kobori ini kira-kira 10 kilometer dari Raha.
Dari balai desa, saya masih harus berjalan kira-kira 400 meter lagi, melewati
tebing-tebing tinggi. Memasuki gua itu, terasa suasana yang berbeda, mungkin
karena kelembapannya. Di kanan-kiri gua yang kira-kira setinggi empat meter itu,
beberapa bentuk abstrak dengan warna merah pucat menyatu dengan dinding
batu kapur. Ada bentuk memanjang yang menyerupai daun pisang, ada bentuk
yang menyerupai hewan (seperti babi atau kambing), bahkan bentuk manusia
abstrak dengan kepala, tangan, badan, dan kaki. Tapak tangan juga ada. Saat
keluar, saya baru sadar bahwa bentuk hewan itu bukan babi atau kambing,
melainkan anoa!
Saya tidak sempat menghitung berapa banyak lukisan dinding dan berapa motif
yang tergambar, dan mengapa umumnya berwarna merah. Apalagi data arkeologis
mengenai Liang Kobori ini sangat sedikit, berbeda sekali dengan Gua Leang-leang
(Kabupaten Maros) atau Garunggung (Kabupaten Pangkep) di Sulawesi Selatan,
4. atau bahkan Gua Marang atau Liang Tengkorak di Kalimantan Timur. Atau bahkan
apa maknanya mitologisnya, selain beberapa gambar yang sekilas mencirikan
keseharian mereka, misalnya berburu. Mungkin sebagian di antara gambar tangan
ini juga mencirikan perasaan berkabung karena ada anggota keluarga yang
meninggal seperti diteliti para ahli di Gua Leang-leang ataupun sebagai medium
yang menghubungkan ke dunia arwah orang mati. Entahlah.
Saat keluar dari Liang Kobori, saya teringat penjelasan seorang teman dosen
arkeologi dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada bahwa situs
arkeologis sejenis akan mencirikan penyebaran manusia prasejarah zaman
Mesolitikum. Memang, dari berbagai temuan, sebaran situs sejenis hanya
ditemukan di Borneo bagian utara, turun ke tengah Pulau Kalimantan, lalu ke
Sulawesi, Kei, Seram, dan kemudian ke Papua bagian selatan. Jarang ditemukan di
wilayah barat Indonesia. * * *
Bocah-bocah bertelanjang dada melompat dari pinggir danau yang kebiruan, lalu
berenang mendekati perahu yang terapung sedikit di tengah. Gembira, berteriak,
tertawa, seakan mereka adalah penghuni penjara yang tahu pasti besok pagi
mereka akan bebas dan lepas menuju hari-hari yang lebih cerah. Di langit, awanawan dipahat angin lembut membentuk gambar-gambar.
Itulah catatan harian yang saya tulis mengenai Danau Napabale, 15 kilometer
dari Raha, juga masih di Kecamatan Lohia, yang lokasi pastinya berada di Desa
Lohia. Berbeda dengan Kota Tua dan Liang Kobori, yang lebih mencirikan kerja
manusia, di Danau Napabale, yang mempunyai luas kira-kira 5 hektare, saya
menelusuri kerja alam.
Beberapa pulau karang kecil tampak di tengah danau, seperti atol yang ditumbuhi
pepohonan di bagian atasnya; dari kejauhan seperti apel yang telah digigiti
secara melingkar dengan cekungan-cekungan di batuan karang berlubang. Inilah
hasil kerja ajaib proses geomorfologi ribuan tahun di pulau yang sebagian
tanahnya berkapur ini. Bisa dikatakan bahwa Napabale adalah laguna karst yang
terisolasi.
Danau air asin. Bukan pantai. Tidak ada pasir di sini. Tidak ada angin lautan yang
kejam mengiris. Tidak akan ada debur dan buih putih. Hanya tenang. Senyap. Dan
warna cyan yang hening. Air laut masuk lewat lubang di batu karang. Jika surut,
perahu lewat, lalu menembus laut, langsung ke Selat Buton.* * *
Pulau Muna bukan hanya kayu jati, tapi kayu jati masih jadi penanda kota.
Kesimpulan itulah yang saya ambil ketika kembali berada di Pelabuhan Raha untuk
5. balik ke Kendari. Di pelabuhan, kapal pengangkut jati ke Surabaya telah merapat,
dan beberapa kayu jati gelondongan sedang ditarik naik ke dek kapal. Ada satu
area kira-kira seluas tiga perempat lapangan sepak bola yang digunakan sebagai
penampungan kayu-kayu jati yang siap diangkut. Dari petugas tiket, saya
mendapat informasi bahwa aktivitas perdagangan jati inilah yang turut
meramaikan kehidupan di Pulau Muna, ditandai dengan merapatnya banyak kapal
besar pengangkut beberapa kali dalam sebulan. Tidak jauh dari situ, ada Tugu
Jati Emas yang menjulang sekitar 15 meter sebagai tetenger Raha, sebagai ibu
kota Muna, ibu kota jati Sulawesi. Tapi, di balik itu, karena penanaman kembali
yang tidak konsisten, keberadaan jati Muna yang siap tebang terancam. Bahkan
ditengarai, luas hutan jati telah menyusut, hanya kira-kira seperdelapan dari luas
sebelumnya, yang sempat 45 ribu hektare pada 1968.
Ketika kapal telah melepas tambatan, di antara buih ombak di buritan kapal, saya
sadar bahwa masih banyak pesona wisata di Pulau Muna yang belum ternikmati:
festival layang-layang tradisional (terbuat dari daun kolope atau ubi hutan, rami,
dan benang dari serat daun nanas hutan); Kaghati, desa tenunan tradisional di
Masalili, atau atraksi adu kuda yang sudah sangat jarang dilakukan.
Muna memang bukan hanya kayu jati.
Ulasan, sumber Dari Koran Tempo Jakarta.