SlideShare a Scribd company logo
Catatan Subuh: “Be Your Self!”
Jadilah diri sendiri. Inilah yang selalu katakan pada siapa pun, termasuk kepada diri saya
sendiri.
Kita yang ‘orang biasa’ ini, cobalah berpenampilan sebagai ‘orang biasa’. Jangan pernah
kita menjadi — seolah-olah – ‘orang yang luar biasa’, padahal kita tak memiliki apa-apa
seperti ‘mereka’.
Ketika kita berpenampilan bukan sebagai ‘diri kita’ dengan kejujuran dan kebersahajaan
sebagai diri kita yang sesungguhnya, kita akan selalu tersiksa, karena kita harus
senantiasa menipu diri kita dan – juga – setiap orang yang kita jumpai dan menjumpai
diri kita.
Ketika ‘kita’ tampilkan diri kita seolah-olah ‘orang yang luar biasa’, padahal kita adalah
orang ‘biasa saja’, maka diri kita tak akan pernah benar-benar mendapatkan kedamaian,
ketenteraman dan kebahagian. Kita akan terus diliputi perasaan was-was, karena kita
selalu akan bersembunyi di balik topeng kepalsuan diri kita.
Karena diri kita terus dipaksa oleh ‘sesuatu yang kita ciptakan sendiri’ untuk
menampilkan diri kita yang penuh dengan kepalsuan, maka diri kita pun akan selalu
terengah-engah untuk tampil dengan segala kebohongan yang senantiasa memaksa diri
kita untuk berpenampilan serba ‘palsu’.
Oleh karenanya, mari kita belajar untuk mau dan berani (untuk) menjadi diri kita sendiri
dan tampil sebagai diri kita ‘sejati’ tanpa topeng-topeng kepalsuan.
Segeralah kita menyadari kekeliruan diri kita selama ini, agar kita segera bisa kembali
menjadi diri kita sendiri.
Dengan kejujuran dan kebersahajaan, insyâallâh, diri kita akan selalu diliputi oleh
ketenangan, kedamaian dan kebahagian.
Ingat firman Allah, … ‫َا‬‫ن‬َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫ه‬َ‫ّل‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫ن‬َ‫ز‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ َ‫ال‬ … (janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya
Allah beserta kita). Serangkaian kata indah Nabi Muhammad saw yang diucapkan kepada
sahabatnya Abu Bakar ash-Shiddiq di Gua Tsur, ketika ‘Sang Sahabat’ itu mengeluh
dengan keberadaannya, karena dirinya ‘merasa’ tengah berada dalam ancaman para
musuhnya. [QS at-Taubah/9: 40]. Dan juga firmanNya: “ َ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫ا‬‫ُو‬‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫ص‬‫َا‬‫و‬َ‫ن‬‫ِي‬‫ر‬ِ‫ب‬‫َا‬‫ّص‬‫ال‬ َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫ه‬َ‫ّل‬‫ل‬‫ا‬ ” (…
bersabarlah, (karena) sesungguhnya Allah selalu beserta orang-orang yang bersabar) [QS
al-Anfâl/8: 46].
Kenapa ‘kita’ tak pernah percaya diri untuk tampil sebagai diri kita sendiri?
Mari kita ‘bersabar’ untuk – dengan sikap istiqâmah — selalu berani tampil sebagai ‘diri
kita sendiri’, dengan sikap percaya diri dan kerendah-hatian, tanpa kesombongan dan
kerendah-dirian.
Now or never!
Ngadisuryan-Yogyakarta, Selasa - 23 Februari 2016

More Related Content

More from Muhsin Hariyanto

Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Muhsin Hariyanto
 
Jalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisJalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulis
Muhsin Hariyanto
 
Meraih haji mabrur
Meraih haji mabrurMeraih haji mabrur
Meraih haji mabrur
Muhsin Hariyanto
 
Politik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikPolitik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politik
Muhsin Hariyanto
 
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMenimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Muhsin Hariyanto
 
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMembangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Muhsin Hariyanto
 
Menjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMenjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halal
Muhsin Hariyanto
 
Lailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaLailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta makna
Muhsin Hariyanto
 
Belajar memberi maaf
Belajar memberi maafBelajar memberi maaf
Belajar memberi maaf
Muhsin Hariyanto
 
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihKebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
Muhsin Hariyanto
 
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezekiIstighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Muhsin Hariyanto
 
Bermuhammadiyah
BermuhammadiyahBermuhammadiyah
Bermuhammadiyah
Muhsin Hariyanto
 
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Muhsin Hariyanto
 
Mimpi, apa maknanya
Mimpi, apa maknanyaMimpi, apa maknanya
Mimpi, apa maknanya
Muhsin Hariyanto
 
Strategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahStrategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyah
Muhsin Hariyanto
 
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkunMemahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
Muhsin Hariyanto
 
Hukum meminta jabatan
Hukum meminta jabatanHukum meminta jabatan
Hukum meminta jabatan
Muhsin Hariyanto
 
Menyoal nikah sirri
Menyoal nikah sirriMenyoal nikah sirri
Menyoal nikah sirri
Muhsin Hariyanto
 
Siapakah wali hakim dalam nikah
Siapakah wali hakim dalam nikahSiapakah wali hakim dalam nikah
Siapakah wali hakim dalam nikah
Muhsin Hariyanto
 
Memupuk jiwa qana'ah
Memupuk jiwa qana'ahMemupuk jiwa qana'ah
Memupuk jiwa qana'ah
Muhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
Pesan moral dari kisah ashhabul kahfi.pdf (muhsin hariyanto)
 
Jalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulisJalan hidupku adalah menulis
Jalan hidupku adalah menulis
 
Meraih haji mabrur
Meraih haji mabrurMeraih haji mabrur
Meraih haji mabrur
 
Politik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politikPolitik filantropi atau filantropi politik
Politik filantropi atau filantropi politik
 
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulamaMenimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
Menimbang kembali peran dan tanggung jawab ulama
 
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosialMembangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
Membangun kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial
 
Menjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halalMenjaga diri dengan yang halal
Menjaga diri dengan yang halal
 
Lailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta maknaLailatul qadr, malam sejuta makna
Lailatul qadr, malam sejuta makna
 
Belajar memberi maaf
Belajar memberi maafBelajar memberi maaf
Belajar memberi maaf
 
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raihKebahagiaan mana yang ingin anda raih
Kebahagiaan mana yang ingin anda raih
 
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezekiIstighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
Istighfar dan taubat sebagai pintu rezeki
 
Bermuhammadiyah
BermuhammadiyahBermuhammadiyah
Bermuhammadiyah
 
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434Tuntunan ibadah-ramadan-1434
Tuntunan ibadah-ramadan-1434
 
Mimpi, apa maknanya
Mimpi, apa maknanyaMimpi, apa maknanya
Mimpi, apa maknanya
 
Strategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyahStrategi perjuangan muhammadiyah
Strategi perjuangan muhammadiyah
 
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkunMemahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
 
Hukum meminta jabatan
Hukum meminta jabatanHukum meminta jabatan
Hukum meminta jabatan
 
Menyoal nikah sirri
Menyoal nikah sirriMenyoal nikah sirri
Menyoal nikah sirri
 
Siapakah wali hakim dalam nikah
Siapakah wali hakim dalam nikahSiapakah wali hakim dalam nikah
Siapakah wali hakim dalam nikah
 
Memupuk jiwa qana'ah
Memupuk jiwa qana'ahMemupuk jiwa qana'ah
Memupuk jiwa qana'ah
 

Catatan subuh, be your self

  • 1. Catatan Subuh: “Be Your Self!” Jadilah diri sendiri. Inilah yang selalu katakan pada siapa pun, termasuk kepada diri saya sendiri. Kita yang ‘orang biasa’ ini, cobalah berpenampilan sebagai ‘orang biasa’. Jangan pernah kita menjadi — seolah-olah – ‘orang yang luar biasa’, padahal kita tak memiliki apa-apa seperti ‘mereka’. Ketika kita berpenampilan bukan sebagai ‘diri kita’ dengan kejujuran dan kebersahajaan sebagai diri kita yang sesungguhnya, kita akan selalu tersiksa, karena kita harus senantiasa menipu diri kita dan – juga – setiap orang yang kita jumpai dan menjumpai diri kita. Ketika ‘kita’ tampilkan diri kita seolah-olah ‘orang yang luar biasa’, padahal kita adalah orang ‘biasa saja’, maka diri kita tak akan pernah benar-benar mendapatkan kedamaian, ketenteraman dan kebahagian. Kita akan terus diliputi perasaan was-was, karena kita selalu akan bersembunyi di balik topeng kepalsuan diri kita. Karena diri kita terus dipaksa oleh ‘sesuatu yang kita ciptakan sendiri’ untuk menampilkan diri kita yang penuh dengan kepalsuan, maka diri kita pun akan selalu terengah-engah untuk tampil dengan segala kebohongan yang senantiasa memaksa diri kita untuk berpenampilan serba ‘palsu’. Oleh karenanya, mari kita belajar untuk mau dan berani (untuk) menjadi diri kita sendiri dan tampil sebagai diri kita ‘sejati’ tanpa topeng-topeng kepalsuan. Segeralah kita menyadari kekeliruan diri kita selama ini, agar kita segera bisa kembali menjadi diri kita sendiri. Dengan kejujuran dan kebersahajaan, insyâallâh, diri kita akan selalu diliputi oleh ketenangan, kedamaian dan kebahagian. Ingat firman Allah, … ‫َا‬‫ن‬َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫ه‬َ‫ّل‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫ن‬َ‫ز‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ َ‫ال‬ … (janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita). Serangkaian kata indah Nabi Muhammad saw yang diucapkan kepada sahabatnya Abu Bakar ash-Shiddiq di Gua Tsur, ketika ‘Sang Sahabat’ itu mengeluh dengan keberadaannya, karena dirinya ‘merasa’ tengah berada dalam ancaman para musuhnya. [QS at-Taubah/9: 40]. Dan juga firmanNya: “ َ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫ا‬‫ُو‬‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫ص‬‫َا‬‫و‬َ‫ن‬‫ِي‬‫ر‬ِ‫ب‬‫َا‬‫ّص‬‫ال‬ َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫ه‬َ‫ّل‬‫ل‬‫ا‬ ” (… bersabarlah, (karena) sesungguhnya Allah selalu beserta orang-orang yang bersabar) [QS al-Anfâl/8: 46]. Kenapa ‘kita’ tak pernah percaya diri untuk tampil sebagai diri kita sendiri? Mari kita ‘bersabar’ untuk – dengan sikap istiqâmah — selalu berani tampil sebagai ‘diri kita sendiri’, dengan sikap percaya diri dan kerendah-hatian, tanpa kesombongan dan kerendah-dirian.
  • 2. Now or never! Ngadisuryan-Yogyakarta, Selasa - 23 Februari 2016