Pasien datang dengan keluhan perdarahan pervaginam dan anemia. Ada juga pasien dengan kista ovarium curiga ganas beserta komplikasinya seperti ascites dan efusi pleura. Pasien ketiga mengalami perdarahan akibat kanker serviks tahap lanjut setelah kemoterapi.
LAPORAN KASUS INTRAHEPATIC CHOLESTATIS OF PREGNANCYKharima SD
Laporan kasus ini membahas seorang wanita hamil usia 20 tahun dengan keluhan utama badan dan mata kuning serta gatal yang didiagnosis menderita Intrahepatic Cholestasis of Pregnancy berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
1. Dokumen tersebut membahas berbagai masalah kesehatan ibu dan janin seperti angka kematian ibu dan bayi serta kasus darurat obstetri seperti perdarahan.
2. Dibahas pula penatalaksanaan berbagai kondisi seperti abortus, hiperemesis gravidarum, kehamilan ektopik, perdarahan pra dan pasca melahirkan yang mencakup penilaian, diagnosis dan tindakan.
3. Dokumen ini sangat berguna bagi tenaga kesehatan
Pasien datang dengan keluhan perdarahan pervaginam dan anemia. Ada juga pasien dengan kista ovarium curiga ganas beserta komplikasinya seperti ascites dan efusi pleura. Pasien ketiga mengalami perdarahan akibat kanker serviks tahap lanjut setelah kemoterapi.
LAPORAN KASUS INTRAHEPATIC CHOLESTATIS OF PREGNANCYKharima SD
Laporan kasus ini membahas seorang wanita hamil usia 20 tahun dengan keluhan utama badan dan mata kuning serta gatal yang didiagnosis menderita Intrahepatic Cholestasis of Pregnancy berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
1. Dokumen tersebut membahas berbagai masalah kesehatan ibu dan janin seperti angka kematian ibu dan bayi serta kasus darurat obstetri seperti perdarahan.
2. Dibahas pula penatalaksanaan berbagai kondisi seperti abortus, hiperemesis gravidarum, kehamilan ektopik, perdarahan pra dan pasca melahirkan yang mencakup penilaian, diagnosis dan tindakan.
3. Dokumen ini sangat berguna bagi tenaga kesehatan
Bedah abdomen meliputi bedah darurat untuk kondisi akut seperti akut abdomen, hernia, ileus, kanker usus besar, dan batu empedu. Pemeriksaan fisik dan laboratorium diperlukan untuk diagnosis, sementara penatalaksanaan meliputi konservatif, bedah, atau kombinasi keduanya tergantung kondisi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang eklampsia dalam kehamilan yang merupakan komplikasi berbahaya yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin. Eklampsia ditandai dengan kejang, koma, dan gangguan organ vital lainnya yang seringkali terjadi pada akhir kehamilan atau sesudah melahirkan. Penanganannya meliputi pemberian cairan infus secara parenteral, magnesium sulfat, antihipertensi, dan pengakhiran kehamilan se
Pasien mengalami konstipasi berat dan anemia. Pemeriksaan menunjukkan kadar Hb dan kolesterol rendah. Terapi meliputi infus cairan dan obat laksatif. NCP direncanakan untuk meningkatkan asupan zat besi, serat, dan cairan serta mengurangi asupan lemak jenuh.
Kasus I: Wanita 35 tahun dengan diagnosis DHF dan anemia yang mengeluh nyeri kepala, mual, dan muntah. Pemeriksaan menunjukkan Hb rendah dan trombosit rendah. Terapi infus cairan dan antibiotik diberikan. Riwayat makan tidak teratur.
Kasus II: Gadis 7 tahun dengan diagnosis DF yang mengeluh demam dan sakit kepala. Pemeriksaan menunjukkan Ig dan trombosit rendah. Terapi infus cairan diberikan. Naf
Seorang wanita 23 tahun mengeluh nyeri perut disertai demam dan diare selama 2 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis di titik McBurney. Diagnosis pendahuluan adalah appendisitis akut yang perlu dilakukan operasi secepatnya.
Pasien laki-laki berusia 28 tahun dengan diagnosa malaria dan anemia yang mengalami demam tinggi, menggigil, disfagia, dan nafsu makan menurun selama seminggu terakhir. Pemeriksaan menunjukkan anemia berat, fungsi hati terganggu, dan tes malaria positif.
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014JudiEndjun Ultrasound
Dokumen tersebut membahas tentang tatalaksana kehamilan ektopik secara darurat. Terdapat 3 poin penting yaitu (1) pentingnya diagnosis dini dan tepat untuk menyelamatkan pasien, (2) standar yang harus dipenuhi oleh fasilitas kesehatan dan SDM, (3) 10 langkah prosedur klinis untuk menangani kehamilan ektopik secara darurat.
Kasus IUFD pada dua pasien hamil dengan berbagai faktor risiko diatasi dengan diagnosa dan tatalaksana yang tepat meliputi induksi persalinan dengan misoprostol dan persalinan pervaginam serta lotus birth. Faktor risiko IUFD meliputi usia ibu muda atau tua, riwayat IUFD atau komplikasi kehamilan sebelumnya, dan kondisi medis seperti hipertensi.
Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir selama 6 bulan. Pemeriksaan menemukan massa berbenjol-benjol ukuran 3x3 cm di portio yang menyebar ke vagina, diduga kanker serviks stadium IIB. Pasien juga mengeluh penurunan berat badan 6 kg dalam 6 bulan terakhir.
Pasien berusia 25 tahun masuk dengan keluhan ketuban pecah dini dan kontraksi janin lemah. Didiagnosis KPD dan diberi induksi oxytocin setelah pemberian misoprostol gagal. Persalinan berhasil dengan bantuan oxytocin dan lahir bayi laki-laki.
1. Kasus ini mendiagnosis pasien dengan cephalopelvic disproportion (CPD) yang disebabkan oleh ukuran kepala janin yang terlalu besar untuk muat melalui panggul sempit ibu.
2. Penatalaksanaan melalui trial of labour gagal mencapai partus alami sehingga dilakukan terminasi kehamilan dengan sectio caesarea.
3. Diagnosis dan tindakan medis yang diambil untuk kasus ini sesuai dengan kondisi klinis dan anamnes
dr Maria LAPKAS KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU.pptxMariaHoway2
Dokumen tersebut merupakan laporan kasus kehamilan ektopik pada seorang wanita berusia 22 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut dan sesak napas. Pemeriksaan menemukan anemia berat dan kehamilan di saluran falopi. Pasien dioperasi untuk mengangkat rahim dan mengobati infeksi, dan kemudian dipantau selama beberapa hari."
Pasien perempuan berusia 14 tahun 3 bulan datang dengan keluhan mimisan berulang, haid memanjang, gusi berdarah dan BAB hitam. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombositopenia dengan trombosit <2.000/mm3. Berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium didiagnosis menderita ITP (Immune Trombocytopenia Purpura) atau penyakit perdarahan akibat penghancuran trombosit berlebihan secara autoim
Bedah abdomen meliputi bedah darurat untuk kondisi akut seperti akut abdomen, hernia, ileus, kanker usus besar, dan batu empedu. Pemeriksaan fisik dan laboratorium diperlukan untuk diagnosis, sementara penatalaksanaan meliputi konservatif, bedah, atau kombinasi keduanya tergantung kondisi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang eklampsia dalam kehamilan yang merupakan komplikasi berbahaya yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin. Eklampsia ditandai dengan kejang, koma, dan gangguan organ vital lainnya yang seringkali terjadi pada akhir kehamilan atau sesudah melahirkan. Penanganannya meliputi pemberian cairan infus secara parenteral, magnesium sulfat, antihipertensi, dan pengakhiran kehamilan se
Pasien mengalami konstipasi berat dan anemia. Pemeriksaan menunjukkan kadar Hb dan kolesterol rendah. Terapi meliputi infus cairan dan obat laksatif. NCP direncanakan untuk meningkatkan asupan zat besi, serat, dan cairan serta mengurangi asupan lemak jenuh.
Kasus I: Wanita 35 tahun dengan diagnosis DHF dan anemia yang mengeluh nyeri kepala, mual, dan muntah. Pemeriksaan menunjukkan Hb rendah dan trombosit rendah. Terapi infus cairan dan antibiotik diberikan. Riwayat makan tidak teratur.
Kasus II: Gadis 7 tahun dengan diagnosis DF yang mengeluh demam dan sakit kepala. Pemeriksaan menunjukkan Ig dan trombosit rendah. Terapi infus cairan diberikan. Naf
Seorang wanita 23 tahun mengeluh nyeri perut disertai demam dan diare selama 2 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis di titik McBurney. Diagnosis pendahuluan adalah appendisitis akut yang perlu dilakukan operasi secepatnya.
Pasien laki-laki berusia 28 tahun dengan diagnosa malaria dan anemia yang mengalami demam tinggi, menggigil, disfagia, dan nafsu makan menurun selama seminggu terakhir. Pemeriksaan menunjukkan anemia berat, fungsi hati terganggu, dan tes malaria positif.
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014JudiEndjun Ultrasound
Dokumen tersebut membahas tentang tatalaksana kehamilan ektopik secara darurat. Terdapat 3 poin penting yaitu (1) pentingnya diagnosis dini dan tepat untuk menyelamatkan pasien, (2) standar yang harus dipenuhi oleh fasilitas kesehatan dan SDM, (3) 10 langkah prosedur klinis untuk menangani kehamilan ektopik secara darurat.
Kasus IUFD pada dua pasien hamil dengan berbagai faktor risiko diatasi dengan diagnosa dan tatalaksana yang tepat meliputi induksi persalinan dengan misoprostol dan persalinan pervaginam serta lotus birth. Faktor risiko IUFD meliputi usia ibu muda atau tua, riwayat IUFD atau komplikasi kehamilan sebelumnya, dan kondisi medis seperti hipertensi.
Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir selama 6 bulan. Pemeriksaan menemukan massa berbenjol-benjol ukuran 3x3 cm di portio yang menyebar ke vagina, diduga kanker serviks stadium IIB. Pasien juga mengeluh penurunan berat badan 6 kg dalam 6 bulan terakhir.
Pasien berusia 25 tahun masuk dengan keluhan ketuban pecah dini dan kontraksi janin lemah. Didiagnosis KPD dan diberi induksi oxytocin setelah pemberian misoprostol gagal. Persalinan berhasil dengan bantuan oxytocin dan lahir bayi laki-laki.
1. Kasus ini mendiagnosis pasien dengan cephalopelvic disproportion (CPD) yang disebabkan oleh ukuran kepala janin yang terlalu besar untuk muat melalui panggul sempit ibu.
2. Penatalaksanaan melalui trial of labour gagal mencapai partus alami sehingga dilakukan terminasi kehamilan dengan sectio caesarea.
3. Diagnosis dan tindakan medis yang diambil untuk kasus ini sesuai dengan kondisi klinis dan anamnes
dr Maria LAPKAS KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU.pptxMariaHoway2
Dokumen tersebut merupakan laporan kasus kehamilan ektopik pada seorang wanita berusia 22 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut dan sesak napas. Pemeriksaan menemukan anemia berat dan kehamilan di saluran falopi. Pasien dioperasi untuk mengangkat rahim dan mengobati infeksi, dan kemudian dipantau selama beberapa hari."
Pasien perempuan berusia 14 tahun 3 bulan datang dengan keluhan mimisan berulang, haid memanjang, gusi berdarah dan BAB hitam. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombositopenia dengan trombosit <2.000/mm3. Berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium didiagnosis menderita ITP (Immune Trombocytopenia Purpura) atau penyakit perdarahan akibat penghancuran trombosit berlebihan secara autoim
Rekaman kardiotokografi pada pasien menunjukkan hasil yang meragukan karena hanya ditemukan gerakan janin 2 kali dalam 10 menit tanpa disertai akselerasi yang signifikan. Terdapat deselerasi dini yang mungkin disebabkan kontraksi uterus normal pada pembukaan serviks 2 cm. Berdasarkan kriteria, hasil ini menunjukkan kondisi janin yang perlu diwaspadai.
Dokumen tersebut merangkum laporan kasus seorang pasien laki-laki berusia 14 tahun dengan diagnosis sindrom nefrotik yang ditandai dengan bengkak seluruh tubuh, hipoalbuminemia, dan proteinuria berat. Pasien menerima terapi obat-obatan seperti prednison, furosemide, dan albumin serta diet rendah garam. Kondisi pasien mengalami perbaikan dengan berkurangnya bengkak dan peningkatan albumin.
Dokumen tersebut membahas kasus anestesi epidural pada pasien kehamilan dengan stenosis mitral. Pasien berusia 29 tahun dengan kehamilan 36-37 minggu akan menjalani operasi sectio caesarea. Status fisik pasien baik dengan riwayat mitral stenosis sejak 2010. Tatalaksana anestesi yang direncanakan adalah epidural kontinu.
Dokumen tersebut berisi tentang laporan kasus mola hidatidosa pada seorang pasien bernama Ny. IS berusia 27 tahun. Pasien mengeluh nyeri di bagian perut bawah selama dua minggu sebelum masuk rumah sakit. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium didiagnosis mula hidatidosa. Pasien kemudian dilakukan kuretase dan pemantauan pasca operasi.
Pasien wanita berusia 26 tahun dengan keluhan perut terasa kencang selama 8 jam. Pasien sedang hamil anak pertama dengan usia kandungan 37 minggu dan janinnya memiliki letak sungsang. Pasien melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan akhirnya melakukan operasi sectio caesarea untuk melahirkan bayi laki-laki berat 2945 gram.
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptxnadyarahma111
Perempuan 13 tahun dirawat dengan diagnosis demam dengue berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Kondisi klinis membaik dengan penurunan demam dan peningkatan parameter hematologi.
Pasien didiagnosis dengan preeklamsi berat berdasarkan tekanan darah tinggi dan proteinuria tingkat berat. Tatalaksana yang diberikan seperti MgSO4 dan terapi antihipertensi sudah sesuai untuk mencegah komplikasi preeklamsi berat seperti kejang dan edema paru.
1. Laporan kasus tentang pasien wanita berusia 43 tahun dengan keluhan nyeri ulu hati dan diagnosa cholelithiasis dan cholesistitis. 2. Pemeriksaan menemukan batu empedu multiple pada pemeriksaan USG abdomen. 3. Pasien dirawat inap dan diberi tatalaksana medikamentosa serta diet rendah lemak dan pulih dengan baik.
1. CASE REPORT
PEB, PRM 11 jam Potensial Infected pada
Primigravida Hamil Postdate dengan
Kepala Floating
Oleh :
Anindia, S. Ked
(J 500 070 075)
2. TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan Report of the National High
Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Presure in Pregnancy
tahun 2001, ialah:
1. Hipertensi Kronik
hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi
yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
2. Preeklampsia-Eklampsia
hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuria. Sedangkan eklampsia adalah preeklampsia yang disertai
dengan kejang-kejang dan/atau koma.
3. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
hipertensi kronik disertai tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi kronik
disertai proteinuria.
4. Hipertensi Gestasional
hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan
hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau kehamilan
dengan tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa proteinuria.
3. FAKTOR RESIKO
a. Primigravida
b. Hiperplasentosis, misalnya; mola hidatidosa,
kehamilan multiple, bayi besar
c. Umur yang ekstrim
d. Riwayat preeklamsia
e. Riwayat hipertensi
f. Obesitas
4. C. PATOGENESIS
Ada banyak pendapat mengenai patogenesis
hipertensi dalam kehamilan, khusunya PEB,
salah satu pendapat adalah berhubungan dengan
gangguan pada perfusi uteroplasenta.
13. BAB II
CASE REPORT
Identitas Pasien
Nama : Ny.SM
Umur : 40 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Taman Arum, Ponorogo
Suami : Tn. D
No Register : 263XXX
Agama : Islam
Suku : Jawa
Masuk RS : 10 juli 2012
Jam : 00.45 WIB
15. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan merasa hamil 9 bulan lebih dengan
tensi tinggi. Pasien mengatakan telah mengeluarkan
cairan ketuban jernih, tidak bau dan tidak terasa panas
sejak 11 jam yang lalu. Pasien belum merasa kenceng-
kenceng di perut dan mengeluarkan lendir darah dari
jalan lahirnya. Gerakan janin masih dirasakan.
Nyeri kepala (+), pandangan kabur (-), nyeri ulu hati (-),
mual (-), muntah (-), makan/minum baik, BAB/BAK lancar.
16. Riwayat Fertilitas
Riwayat Menstruasi
Menarche usia 13 tahun.
Siklus 28 hari
Setiap bulan menstruasi sekitar 7 hari
HPMT : 28 September 2011
Status Perkawinan
Menikah 1 kali.
Selama 1 tahun.
Usia pertama kali menikah 40 tahun.
17. Riwayat Kehamilan
HPL : 5 Juli 2012
UK : 40+5minggu
Riwayat KB
Pasien belum pernah KB.
20. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: compos mentis
Vital Sign :
TD : 160/100 mmHg
N : 88 x/menit
R : 16 x/menit
S : 36°C
TB : 150 cm
BB : 75 kg
24. Kesimpulan
G1P0A0 41 tahun umur kehamilan 40+5 minggu
dengan Primigravida, PEB, PRM 11 jam
potensial infected dan kepala floating.
Diagnosis
PEB, PRM 11 jam potensial infected pada
primigravida hamil postdate dengan kepala
floating belum dalam persalinan.
25. PENATALAKSANAAN
Oksigen 2 liter/menit
Pasang DC
Infus RL/D5
SM jika syarat memenuhi
Injeksi antibiotic
Nivedipine tab 2x10mg
NST
Pro sectio sesarea + insersi IUD
26. OBSERVASI
Dilakukan seksio sesarea pada tanggal 10 Juli
2012 pukul 11.10 WIB.
Bayi lahir secara seksio sesarea trans peritoneal
pada tanggal 10 Juli 2012 pukul 11.10 dengan
BB: 2800 gr, PB: 50 cm, jenis kelamin laki-laki,
AS: 7-9. Plasenta lahir lengkap manual,
perdarahan ± 200 cc.
27. FOLLOW UP
Tanggal Keadaan Pasien Planning
11 Juli 2012 S : pusing Infus RL/D5
O: Inj Cefo 2x1 gr
KU: Baik, Kes: CM
Nivedipine tab
TD: 170/90, N: 76, T: 36,2ºC,
R: 20x/menit 2x10mg
K/L: CA (-/-), SI(-/-)
Tho: dbn, ASI (+/+)
Abd: TFU 1 jr bawah pusat
Ext: edema (+/+)
Dx: post SCTP + insersi IUD
a/i Primitua, PEB, PRM, Kep.
Floating
28. Tanggal Keadaan Pasien Planning
12 Juli 2012 S: nyeri luka op Inj Cefo 2x1 gr
O: Nivedipine 2x10mg
KU: Baik, Kes: CM
TD: 160/90, N: 80, T: 36ºC, R:
22x/menit
K/L:CA (-/-),SI(-/-)
Tho: dbn, ASI (+/+)
Abd: TFU 2 jari bawah pusat.
Ext: edema (-/-)
Dx: post SCTP + insersi IUD a/i
Primitua, PEB, PRM, Kep. Floating
29. Tanggal Keadaan Pasien Planning
13 Juli 2012 S : keluhan (-) Inj. Cefo 2x1 g
O: Pasien Boleh
KU: Baik, Kes: CM Pulang
TD: 130/80, N: 78, T: 36,5ºC, R: 18x
K/L: CA (-/-),SI(-/-)
Tho: dbn, ASI (+/+)
Abd: TFU 2 jari bawah pusat.
Ext : Edema (-/-)
Dx: post SCTP + insersi IUD a/i
Primitua, PEB, PRM, Kep. Floating
30. PEMBAHASAN
PEB ditegakan pada pasien ini karena:
Padapemeriksaan tensi 160/100 (hipertensi)
Gangguan serebral berupa nyeri kepala.
Pada pasien ini terdapatnya faktor resiko berupa
primigravida dan usia yang ekstrim (41 tahun).
32. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau
280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Prawirohardjo, 2010).
Kasus > 5 hari.
Kehamilan lewat waktu dikenal sebagai kehamilan
postterm, serotinus, postdate atau pascamaturis
(Prawirohardjo, 2010).
34. DAFTAR PUSTAKA
Achadiat, Chrisdiono M. 2004. Prosedur Tetap Obstetri dan
Ginekologi: Gestosis. Jakarta : EGC.
Cunningham, F. Gary, et al. 2005. Obstetri Williams: Gangguan
Hipertensi dalam Kehamilan. Jakarta. : EGC.
Manuaba et al. 2008. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis obstetri Jilid 1: Toksemia
Gravidarum. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan:Hipertensi dalam
Kehamilan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan:Kehamilan Postterm.
Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Editor's Notes
Pemberian anti hipertensi jika tekanan darah melebihi 160/110 , dan ada yang berpendapat 180/110 Pemberian anti hipertensi dalam kehamilan harus diperhatikan karena dapat membahayakan janin
Terminasi kehamilan dapat dilakukan pervaginam atau perabdominal berdasarkan keadaan obstetrik ibu, Jika umur kehamilan ibu sudah aterm, nilai bishop skor, jika <6 maka di beri prostaglandi (PGE) untuk pematangan serviks, jika serviks sudah matang, induksi dengan oksitosin secara drip dalam larutan RL/ RD5, Jika induksi gagal, lakukan SC Atau langsung dilakukan SC jika ada kekhawatiran karena keparahan eklampsia dan keadaan janin, sedangkan serviks masih belum siap untuk di induksi