Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai Asmaul Husna atau 99 nama-nama indah untuk Allah SWT. Dokumen tersebut menyebutkan beberapa nama-nama Allah SWT beserta artinya seperti Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik, dan lainnya. Dokumen tersebut juga mengingatkan untuk selalu menyebut "Ya Allah" dalam berdoa.
Dokumen tersebut membahas tentang tafsir, takwil, terjemah, ayat-ayat muhkam dan mutasyabihat. Ia menjelaskan definisi masing-masing istilah beserta contoh-contohnya. Dokumen ini juga membedah perbedaan antara terjemah lafdziyah dan terjemah tafsiriyah.
Fikih adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan
Tuhannya. Pada hakikatnya, fikih sudah ada pada masa Nabi Muhammad SAW.
walaupun belum bisa dikatakan sebagai disiplin ilmu tersendiri. Karena seluruh
persoalan agama yang dialami oleh umat Islam pada masa itu langsung ditanyakan
dan dijawab oleh Nabi Muhammad SAW. dengan merujuk kepada Alquran dan
sunnah. Namun sejak sepeninggal Rasulullah SAW. mulai munculnya ilmu fikih
yang dikarnakan seringnya muncul persoalan-persoalan yang membutukan hukum
melalui istimbat.
This document appears to be sections from the Quranic surah An-Nas, which contains 6 ayat or verses. The surah discusses how God created humanity and satans, and warns humans to seek refuge in God from the whisperings of satans that attempt to misguide humanity away from the right path.
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya bersyukur kepada Allah Swt. melalui beribadah sebagaimana yang diajarkan Luqman kepada anaknya dalam surat Luqman ayat 13-14. Bersyukur kepada Allah Swt. dapat dilakukan dengan menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, serta mendapatkan berkah dan kedamaian
Dokumen ini membahas latar belakang Perang Hunain antara kaum Muslimin melawan suku Hawazin dan Tsaqif. Perang terjadi setelah penaklukan Mekkah oleh Nabi Muhammad. Kaum Muslimin sebanyak 12.000 orang dipimpin Nabi meninggalkan Mekkah menuju lembah Hunain untuk menghadapi musuh yang bermarkas di sana dengan jumlah lebih besar. Perang dimenangkan kaum Muslimin setelah semangat mereka kembali berkat
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai Asmaul Husna atau 99 nama-nama indah untuk Allah SWT. Dokumen tersebut menyebutkan beberapa nama-nama Allah SWT beserta artinya seperti Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik, dan lainnya. Dokumen tersebut juga mengingatkan untuk selalu menyebut "Ya Allah" dalam berdoa.
Dokumen tersebut membahas tentang tafsir, takwil, terjemah, ayat-ayat muhkam dan mutasyabihat. Ia menjelaskan definisi masing-masing istilah beserta contoh-contohnya. Dokumen ini juga membedah perbedaan antara terjemah lafdziyah dan terjemah tafsiriyah.
Fikih adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan
Tuhannya. Pada hakikatnya, fikih sudah ada pada masa Nabi Muhammad SAW.
walaupun belum bisa dikatakan sebagai disiplin ilmu tersendiri. Karena seluruh
persoalan agama yang dialami oleh umat Islam pada masa itu langsung ditanyakan
dan dijawab oleh Nabi Muhammad SAW. dengan merujuk kepada Alquran dan
sunnah. Namun sejak sepeninggal Rasulullah SAW. mulai munculnya ilmu fikih
yang dikarnakan seringnya muncul persoalan-persoalan yang membutukan hukum
melalui istimbat.
This document appears to be sections from the Quranic surah An-Nas, which contains 6 ayat or verses. The surah discusses how God created humanity and satans, and warns humans to seek refuge in God from the whisperings of satans that attempt to misguide humanity away from the right path.
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya bersyukur kepada Allah Swt. melalui beribadah sebagaimana yang diajarkan Luqman kepada anaknya dalam surat Luqman ayat 13-14. Bersyukur kepada Allah Swt. dapat dilakukan dengan menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, serta mendapatkan berkah dan kedamaian
Dokumen ini membahas latar belakang Perang Hunain antara kaum Muslimin melawan suku Hawazin dan Tsaqif. Perang terjadi setelah penaklukan Mekkah oleh Nabi Muhammad. Kaum Muslimin sebanyak 12.000 orang dipimpin Nabi meninggalkan Mekkah menuju lembah Hunain untuk menghadapi musuh yang bermarkas di sana dengan jumlah lebih besar. Perang dimenangkan kaum Muslimin setelah semangat mereka kembali berkat
Rasulullah memiliki berbagai sifat kepribadian yang unggul seperti sabar, adil, jujur, pemurah, dan berani. Dokumen ini menjelaskan bagaimana Rasulullah memperlihatkan sifat-sifat mulia ini dalam kehidupan sehari-hari.
Dokumen tersebut merangkum hukum khitbah menurut pandangan Islam. Khitbah adalah menyatakan minat untuk menikah kepada wanita tertentu dan memberitahu walinya. Khitbah boleh dilakukan tanpa wajib, dan boleh juga melihat calon pengantin untuk mengenal lebih jauh. Ada batasan-batasan dalam proses khitbah seperti larangan berduaan di tempat sepi.
Teks tersebut membahas tentang Pengertian Qawaid Fiqhiyyah atau Kaidah-Kaidah Hukum Islam yang bersifat umum. Qawaid Fiqhiyyah dijelaskan sebagai aturan-aturan dasar yang mengatur perbuatan manusia dan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah hukum. Lima Qawaid Fiqhiyyah Utama (Qawaid Asasiyyah al-Khams) diuraikan sebagai dasar dari kaidah-kaidah hukum
Hukum syara' adalah perintah, larangan, atau ketentuan Allah SWT terkait perbuatan manusia. Terdiri dari hukum taklifi (wajib, mandub, haram, makruh, mubah) dan wadh'i (ketentuan sebab, syarat, larangan). Wajib adalah perintah tegas untuk melakukan suatu perbuatan. Mandub adalah anjuran untuk melakukan perbuatan. Haram adalah larangan tegas untuk melakukan suatu perbuatan.
Istihsan adalah metode hukum Islam yang menyimpang dari keputusan qiyas (analogi) berdasarkan dalil-dalil tertentu seperti Al-Quran, hadis, kemaslahatan, kebiasaan masyarakat, atau keadaan darurat. Terdapat beberapa jenis istihsan seperti istihsan berdasarkan nas, ijma, qiyas tersembunyi, kemaslahatan, adat, dan keadaan darurat.
Makalah ini membahas tentang Li'an sebagai salah satu cara untuk memutuskan ikatan perkawinan. Li'an adalah sumpah yang diucapkan suami ketika menuduh istrinya berzina dengan disertai empat kali sumpah dan sumpah kelima yang berisi laknat jika ia berdusta. Ayat Al-Quran dan hadis menjelaskan tentang kasus Li'an pada masa Rasulullah seperti kasus Hilal bin Umayyah. Akibat Li'an adalah
Dokumen tersebut membahas mengenai gerakan liberalisasi agama (Islam) dan implikasinya terhadap ajaran Islam. Secara garis besar, dokumen menjelaskan bahwa gerakan liberalisasi agama memandang agama sebagai dinamika sejarah dan menolak klaim Islam sebagai agama yang benar dan final, serta menolak beberapa hukum Islam seperti larangan nikah beda agama dan homoseksualitas. Dokumen ini menganjurkan agar umat Islam kembali m
Teks tersebut membahas tentang kaidah "Ad-Dhararu Yuzalu" yang berarti kemudharatan harus dihilangkan. Kaidah ini berdasarkan ayat Al-Quran dan hadis yang menyatakan larangan membuat kerusakan dan kemudharatan. Kaidah ini menegaskan bahwa kemudharatan, seperti ancaman terhadap nyawa, agama, atau harta, dapat mengizinkan tindakan yang biasanya dilarang. Teks tersebut juga membedakan antara
Siyasah syariyyah merujuk kepada pengurusan dan pengaturan kehidupan manusia oleh pemegang kekuasaan sesuai dengan syariat Islam untuk mencapai kemaslahatan dan menolak mudharat, tanpa bertentangan dengan Al Quran dan sunnah.
Surat Al Baqarah ayat 142-144 membahas tentang pengalihan kiblat umat Islam dari Baitul Maqdis ke Ka'bah di Mekah. Ayat-ayat tersebut menjelaskan perintah Allah kepada Nabi Muhammad dan umatnya untuk menghadap ke arah Ka'bah ketika melaksanakan shalat. Peristiwa pengalihan kiblat ini terjadi di Masjid Qiblatain, Madinah.
Rasulullah memiliki berbagai sifat kepribadian yang unggul seperti sabar, adil, jujur, pemurah, dan berani. Dokumen ini menjelaskan bagaimana Rasulullah memperlihatkan sifat-sifat mulia ini dalam kehidupan sehari-hari.
Dokumen tersebut merangkum hukum khitbah menurut pandangan Islam. Khitbah adalah menyatakan minat untuk menikah kepada wanita tertentu dan memberitahu walinya. Khitbah boleh dilakukan tanpa wajib, dan boleh juga melihat calon pengantin untuk mengenal lebih jauh. Ada batasan-batasan dalam proses khitbah seperti larangan berduaan di tempat sepi.
Teks tersebut membahas tentang Pengertian Qawaid Fiqhiyyah atau Kaidah-Kaidah Hukum Islam yang bersifat umum. Qawaid Fiqhiyyah dijelaskan sebagai aturan-aturan dasar yang mengatur perbuatan manusia dan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah hukum. Lima Qawaid Fiqhiyyah Utama (Qawaid Asasiyyah al-Khams) diuraikan sebagai dasar dari kaidah-kaidah hukum
Hukum syara' adalah perintah, larangan, atau ketentuan Allah SWT terkait perbuatan manusia. Terdiri dari hukum taklifi (wajib, mandub, haram, makruh, mubah) dan wadh'i (ketentuan sebab, syarat, larangan). Wajib adalah perintah tegas untuk melakukan suatu perbuatan. Mandub adalah anjuran untuk melakukan perbuatan. Haram adalah larangan tegas untuk melakukan suatu perbuatan.
Istihsan adalah metode hukum Islam yang menyimpang dari keputusan qiyas (analogi) berdasarkan dalil-dalil tertentu seperti Al-Quran, hadis, kemaslahatan, kebiasaan masyarakat, atau keadaan darurat. Terdapat beberapa jenis istihsan seperti istihsan berdasarkan nas, ijma, qiyas tersembunyi, kemaslahatan, adat, dan keadaan darurat.
Makalah ini membahas tentang Li'an sebagai salah satu cara untuk memutuskan ikatan perkawinan. Li'an adalah sumpah yang diucapkan suami ketika menuduh istrinya berzina dengan disertai empat kali sumpah dan sumpah kelima yang berisi laknat jika ia berdusta. Ayat Al-Quran dan hadis menjelaskan tentang kasus Li'an pada masa Rasulullah seperti kasus Hilal bin Umayyah. Akibat Li'an adalah
Dokumen tersebut membahas mengenai gerakan liberalisasi agama (Islam) dan implikasinya terhadap ajaran Islam. Secara garis besar, dokumen menjelaskan bahwa gerakan liberalisasi agama memandang agama sebagai dinamika sejarah dan menolak klaim Islam sebagai agama yang benar dan final, serta menolak beberapa hukum Islam seperti larangan nikah beda agama dan homoseksualitas. Dokumen ini menganjurkan agar umat Islam kembali m
Teks tersebut membahas tentang kaidah "Ad-Dhararu Yuzalu" yang berarti kemudharatan harus dihilangkan. Kaidah ini berdasarkan ayat Al-Quran dan hadis yang menyatakan larangan membuat kerusakan dan kemudharatan. Kaidah ini menegaskan bahwa kemudharatan, seperti ancaman terhadap nyawa, agama, atau harta, dapat mengizinkan tindakan yang biasanya dilarang. Teks tersebut juga membedakan antara
Siyasah syariyyah merujuk kepada pengurusan dan pengaturan kehidupan manusia oleh pemegang kekuasaan sesuai dengan syariat Islam untuk mencapai kemaslahatan dan menolak mudharat, tanpa bertentangan dengan Al Quran dan sunnah.
Surat Al Baqarah ayat 142-144 membahas tentang pengalihan kiblat umat Islam dari Baitul Maqdis ke Ka'bah di Mekah. Ayat-ayat tersebut menjelaskan perintah Allah kepada Nabi Muhammad dan umatnya untuk menghadap ke arah Ka'bah ketika melaksanakan shalat. Peristiwa pengalihan kiblat ini terjadi di Masjid Qiblatain, Madinah.
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan, ekonomi, militer, dan perkembangan Al-Azhar pada masa Dinasti Ayyubiyah. Dinasti Ayyubiyah berhasil menjadikan Damaskus sebagai pusat pendidikan dengan mendirikan madrasah dan mengembangkan ilmu hadis. Mereka juga membangun perdagangan internasional dan memperbaiki sistem perpajakan. Militer Ayyubiyah diperkuat oleh berbagai suku dan memiliki benteng pertahanan ku
1. Dokumen tersebut membahas tentang pemikiran Muhammad Ibnu Abdul Wahhab dan kritik terhadap ajarannya dari perspektif Ahlussunnah Wal Jamaah.
2. Wahabi menentang berbagai praktik seperti ziarah kubur, perayaan Maulid Nabi, dan meminta syafaat kecuali kepada Allah.
3. Ahlussunnah berpandangan bahwa praktik-praktik tersebut diperbolehkan asalkan tidak menyekutukan Allah
Dr. Hasani Ahmad Said, M.A. - Serambi Islami TVRI - Keutamaan Surah Yasin - S...Hasaniahmadsaid
Ada tiga catatan penting dalam Surah Yasin ayat 12:
Pertama, adanya kepastian dibangkitkannya manusia di akhirat kelak. Kedua, adalah kepastian dicatatnya amal perbuatan manusia. Ketiga, dalam buku tersebut ia tuliskan tentang dicatatnya seluruh pengaruh yang ditimbulkan di samping amal yang dikerjakan oleh manusia.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai beberapa tempat suci di kota Madinah seperti Masjid Nabawi, Rawdah, Perkuburan Baqi', Masjid Quba', Masjid Qiblatain, Masjid Tujuh, dan Jabal Uhud beserta kelebihan dan sejarah singkat masing-masing tempat.
Dokumen ini membahas sejarah dan pengenalan Tanah Suci Makkah dan Madinah. Termasuk sejarah pertemuan Nabi Adam dan Hawa, Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail, serta sejarah Kaabah dan Masjidil Haram. Juga dibahas adab dan kelebihan berada di Tanah Haram Makkah.
Dokumen tersebut membahas sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW pada masa Mekah dan Madinah. Pada masa Mekah, beliau menyeru keesaan Allah dan menolak berhala, namun dihadapkan dengan penentangan kaum Quraisy. Pada masa Madinah, beliau dan umat Islam berhijrah dari Mekah untuk mendapatkan kebebasan beribadah, kemudian melanjutkan dakwahnya di kota baru itu.
Pengajian islam zaman umawiyyah dan abbasiyyahmzaidin
Perkembangan pengajian Islam di zaman Umawiyyah dan Abbasiyah ditandai dengan berkembangnya empat institusi pendidikan utama yaitu masjid, istana, madrasah dan perpustakaan. Zaman Abbasiyah menyaksikan puncak kegemilangan ilmu pengetahuan dengan munculnya tokoh-tokoh besar seperti Imam Bukhari, Muslim, dan Ghazali. Faktor utama perkembangan ilmu antaranya adalah dukungan khalifah dan kreativitas cendek
Sirah Nabi Muhammad SAW memiliki keistimewaan karena merupakan sumber terpercaya tentang kehidupan seorang nabi. Tidak seperti sirah nabi lain yang bercampur dengan pemalsuan, sirah Nabi Muhammad SAW dijamin kebenarannya melalui rantai sanad yang kuat. Pengajian sirah penting bagi ulama dan pendakwah untuk menyampaikan ajaran agama secara efektif.
[SKI] PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM ISLAMEM Nasrul
Menjelaskan tentang Peradaban bangsa Arab sebelum kedatangan Rasulullah SAW hingga beliau menyebarkan agama Islam baik di Mekkah, Madinah maupun bangsa sekitarnya.
Laporan Pembinaan Selasa 8 Maret 2022.pdfpaisjabar
Laporan kegiatan pembinaan penguatan administrasi penyaluran tunjangan profesi guru PAI tahun 2022 di Sumedang bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru PAI dalam penyusunan dan pelaporan administrasi penyaluran tunjangan profesi. Kegiatan ini dihadiri 59 guru PAI dan memberikan penjelasan teknis mengenai persyaratan pencairan tunjangan profesi.
This document contains data on the number of participants who passed the Teacher Professional Education (PPG) for Islamic Education in West Java province in 2021. It lists the numbers for 27 regencies and cities in West Java, with totals of 809 for civil servants, 81 for non-civil servants, and 1169 overall.
Rekap Data Peserta PPG PAI Batch 1 Tahun 2022.pdfpaisjabar
Dokumen ini merupakan rekapitulasi data peserta Program Peningkatan dan Pengembangan Guru Agama Islam (PPG GPAI) dalam jabatan batch 1 di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat tahun 2022. Terdapat 13 lembaga pengembangan tenaga keguruan agama Islam (LPTK) yang mendaftarkan total 867 peserta dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Barat.
Laporan Direktur Pendidikan Agama Islam_Rakor PAI 2022 - OK.pptxpaisjabar
Rapat Koordinasi Direktorat Pendidikan Agama Islam Tahun 2022 membahas capaian program tahun 2021 dan rencana kerja tahun 2022, dengan fokus pada penguatan moderasi beragama, peningkatan mutu pendidik, dan peningkatan layanan pendidikan agama Islam secara digital.
Kebijakan Program Pendidikan Islam TA 2022_Dirjen Pendis Kemenag RI_rev (1).pptxpaisjabar
Tiga program prioritas Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag tahun 2022 adalah penguatan perspektif moderasi beragama, transformasi digital, dan revitalisasi KUA. Program-program tersebut bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang toleran, harmonis, dan damai melalui peningkatan pemahaman moderasi beragama.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas kondisi guru Pendidikan Agama Islam di Indonesia dan program-program Subdit Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum.
2. Terdapat data jumlah guru PAI yang sudah dan belum sertifikasi serta program-program untuk mempercepat sertifikasi guru.
3. Subdit PAI pada PTU membahas program-program untuk pengembangan akademik, karir dosen, dan keagamaan ma
Guru/pengawas PAI yang menerima notifikasi bahwa NRG tidak terdaftar di Kemendikbud harus mengajukan ulang NRG dengan mengklik tombol ajukan ulang, kemudian mengisi form pengajuan ulang dan memilih opsi "Sudah punya NRG tetapi belum tercatat di SIAGA". Jika berhasil, akan muncul notifikasi pengajuan NRG berhasil dan menunggu verifikasi dari Kabupaten/Kota.
Peranan gpai dalam perkembangan pemikiranpaisjabar
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pendidikan agama Islam bertujuan untuk membentuk manusia yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia
2. Ada beberapa tantangan dalam pendidikan agama Islam di Indonesia seperti radikalisme keagamaan dan aliran-aliran sesat
3. Peran guru agama sangat penting dalam membimbing siswa untuk memahami esensi agama yang rahmatan lil alamin
Dokumen ini membahas arahan kebijakan Direktorat Pendidikan Agama Islam tahun 2016 untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di Indonesia. Kebijakan tersebut mencakup peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru dan pengawas, pengembangan kurikulum yang humanis, peningkatan sarana pembelajaran, sistem penilaian yang komprehensif, serta peningkatan ekstrakurikuler sebagai pembiasaan nilai-nilai agama.
1. Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki visi dan misi untuk membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing melalui pendidikan yang unggul, terjangkau, merata dan terbuka serta pengokohan ketahanan keluarga.
2. Untuk merealisasikan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengalokasikan 20% anggaran untuk pendidikan, memberikan bantuan pendidikan gratis, beasiswa, serta memfasilitasi lembaga pendidikan ke
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1. 1
Dr. H. M. ATHOILLAH, M.Ag
______________CARA MUDAH
Menentukan Arah Kiblat
Matahari
Arah Sinar
Matahari
(26-27 Mei)
2. 2
CARA MUDAH MENENTUKAN ARAH KIBLAT
A. Mukadimah
Qiblah bentuk mashdar dari kata qabala yaqbulu yang artinya menghadap1
atau mengarah. Kata jihah dan syathrah semakna dengan qiblah yang artinya arah.
Ka’bah adalah kiblat bagi umat Islam. Maka pada saat melakukan shalat mustaqbil al-
qiblah maksudnya menghadap ka’bah yang merupakan salah satu syarat sah shalat2
.
Apabila tidak menghadap ka’bah, maka shalatnya tidak sah.
Sesungguhnya, tidak hanya shalat yang terkait dengan kiblat tetapi segala
aktivitas amal shalih dianjurkan bahkan diwajibkan menghadap kiblat seperti
berwudu, berdoa, membaca al-Qur’an, berdzikir (membaca tasbih, tahmid, tahlil,
takbir), belajar, menghapal, posisi duduk dalam majlis ilmu, posisi kuburan untuk
pemakaman, posisi bahu ketika thawaf (idhtija’) dan pelaksanaan wajib dan rukun haji
lainnya. Dalam Hadis marfu’ dari Ibnu Abbas ra. dinyatakan
َخَيَرَالَجَالَسَمَاس اَتَقَبَلَبَهَالَقَبَلَة
“sebaik-baiknya majlis (duduk/beribadah) adalah menghadap ke arah kiblat.” (HR.
Thabari dalam Tahdzib al-Atsar 776). Al-Munawi menjelaskan,
َيَشَيرَإَلَأ ىَنَكَلَحَرَكَةَوَسَكَوَنَمَنَالَعَبَدَعَلَن ىَظَامَالَعَبَودَيَةَب ،َحَسَبَنَيَتَهَفي ،َيَقَظَتَه
َوَمَنَامَهَو ،َقَعَودَهَوَقَيَامَهَو ،َشَرَاَبَهَوَطَعَامَهَت ،َشَرَفَحَالَتَهَبَذَلَكَف ،َيَتَحَرَالق ىَبَلَةَفي
َمَجَلَسَهَو ،َيَسَتَشَعَرَهَيَئَتهَف ،اَلَيَعَبَثَف ،َيَسَنَالَحاَفَظَةَعَلَاس ىَتَقَبَالَه
Hadis-hadis ini mengisyaratkan bahwa setiap gerakan maupun diamnya seorang
hamba dalam beribadah, sesuai niatnya. Baik ketika sadar maupun ketika tidur, ketika
duduk maupun ketika berdiri, ketika minum maupun makan. Dengan demikian,
keadaannya menjadi bernilai. Maka dia serius memilih arah kiblat dalam majlisnya,
dia tidak banyak bermain-main, sehingga dianjurkan untuk selalu menghadap kiblat.
(Faidhul Qadir, 2/512)
Umat Islam di Indonesia pada umumnya meyakini kiblat itu berada di sebelah
barat sehingga identik dengan arah Barat tempat terbenamnya matahari. Akibatnya,
bagi mereka shalat itu haruslah menghadap ke Barat di manapun mereka berada.
1
Ahmad Warson Munawir, Kamus al-Munawir Arab-Indonesia, hlm.1169).
2
Sayyid al-Bakri bin Sayid Muhammad Syatha al-Dimyathi, ‘Ianat al-Thalibin, hlm. 123-126. dan Wahbah al-Zuhaily,
Al-Fiqh al-Islam wa Adillatuh, hlm. 757-764.
3. 3
Memang hal di atas tidak menjadi “masalah” apabila wilayahnya masih
berada di Indonesia. Namun, persoalannya sangat menarik jika mereka berada di luar
wilayah Indonesia seperti yang dialami muslimin Suriname Amerika Latin yang
berasal dari pulau Jawa. Mereka tetap menghadap ke barat ketika melaksanakan
shalat, padahal semestinya harus menghadap ke timur3
.
Perubahan arah kiblat sering menuai reaksi dari masyarakat umum, misalnya
ketika KH. Ahamad Dahlan mempelopori perubahan kiblat di Yogyakarta timbullah
reaksi keras menentangnya bahkan suraunya diratakan dengan tanah. Menurut
perhitungan ilmu falak yang dikuasainya, arah kiblat yang benar di Yogyakarta adalah
menghadap ke barat laut dan bukan ke Barat.4
Demikian juga, pada akhir tahun 2009
dan awal 2010, masyarakat kembali resah, karena berbagai surat kabar
memberitahukan bahwa 80% masjid-masjid di Indonesia, kiblatnya salah. Keresahan
ini dipicu oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli astronomi, bahwa
masjid-masjid di Indonesia, kiblatnya tidak persis menghadap Ka’bah. Disadari
ataupun tidak, ditemukan banyak masjid/mushalla yang belum sempurna dalam
penentuan arah kiblatnya, karena arahnya hanya ditentukan secara perkiraan kasar,
hanya mengikuti arah masjid lain yang telah ada lebih dulu atau sebab lainnya
termasuk didalamnya ketika kita akan salat di rumah, di hotel atau tempat lainnya
masih kesulitan dalam menentukan arah kiblat.
Ka’bah adalah kiblat bagi umat Islam, menghadap kiblat dalam shalat atau
dalam ibadah lainnya berarti menghadap ka’bah, yang menjadi persoalan
1. Apakah kewajiban ataupun anjuran menghadap Kiblat dalam shalat atau
peribadatan lainnya itu menghadap bangunan Ka’bah (‘ain al-Ka’bah) atau cukup
dengan menghadap ke arah Ka’bah (jihat al-Ka’bah)?
2. Bagaimana cara mudah untuk menentukan arah kiblat agar tepat menghadap
Ka’bah?
B. Gambaran Umum Ka’bah
1. Nama-nama Ka'bah dalam al-Qur'an
Ka’bah disebut juga: al-Bait (Rumah) terdapat dalam QS. Alu Imran/3:96) ; Q.S. Alu
Imran 97, al-Anfal 35, al-Hajj 26, serta Quraisy ayat 3; Baituliah (Rumah Allah). terdapat
dalam Q.S. al-Baqarah/2:125; Q,s. Ibrahim 37 dan al-Hajj 26; AI-Bait al-'Atiq (Rumah
Pusaka) terdapat dalam QS. al-Hajj/22:29), Ka’bah disebut al-Bat al-Haram (QS al-Maidah:
3
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Islam Direktorat pembinaan Badan Peradilan Agama, Pedoman Arah
Kiblat, hlm. 48
4
M Yusron Asrofie, Kyai haji Ahmad Dahlan : Pemikiran dan Kepemimpinannya, hlm. 54-59.
4. 4
97) dan Ka’bah disebut juga kiblat (QS. Al-Baqarah,2/144). QS al-Baqarah: 144, Allah
berfirman
ۡدَقۡۡيِفَۡكِهجَوَۡبُّلَقَتۡ ٰىَرَنٱَۡمَّسلِۡءٓاَۡۡرطَشَۡكَهجَوِّۡلَوَفۡۚاَهٰىَضَرتۡٗةَلبِقَۡكَّنَيِّلَوُنَلَفٱِۡدِجسَملۡٱِۡۚامَرَحلۡ
Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh kami
akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. palingkanlah mukamu ke arah Masjidil
Haram. ... (al-Baqarah/2: 144)
2. Bangunan Ka’bah
Bangunan ka’bah berbentuk persegi empat dengan ukuran sebagai berikut:
Tinggi Panjang dari Panjang dari Antara Antara Rukun
Ka'bah arah arah Hijir Rukun Yamani dan
Multazam Ismail Yamani dan Hajar Aswad
Hijir Ismail
14 m 12,84 m 11,28 m 12,11 m 11,52 m
Perhatikan gambar berikut ini:
Termasuk ke dalam bangunan ka’bah adalah Hajar Aswad, multajam,
Lingkaran perak, talang air, pintu ka’bah, atap ka’bah, tiga tiang utama di dalam
ka’bah, Hijir Ismail, dinding Hijr Ismail dan Syadzarwan. Dengan rinci penjelasan
sebagai berikut:
5. 5
a. Hajar Aswad
Hajar Aswad ialah batu yang tertanam di pojok Selatan Ka'bah pada
ketinggian kurang lebih 1,10 m dari tanah, panjang 25 cm, dan lebarnya sekitar 17 cm.
b. Lingkaran Perak
Adalah Abdullah ibn Zubair yang pertama kali membuat sabuk lingkaran
Hajar Aswad dengan perak. Kemudian diikuti oleh para penerus-penerusnya
dengan cara memperbaruinya jika dipandang perlu.
c. Multazam
Multazam terletak antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah, jaraknya sekitar
2 m2
. Multazam ialah tempat dikabulkannya do'a, dan di situ disunnahkan untuk
berdo'a sambil menempelkan pipi, dada, lengan dan kedua telapak tangan.
d. Hijir Ismail
Hijr Ismail yaitu bangunan terbuka yang membentuk setengah lingkaran.
Oleh karenanya, tidak sah thawaf seseorang, kecuali di belakang keseluruhan
Hijir.
e. Talang Emas
Terletak di bagian atas Ka'bah, tepat di atas Hijir Ismail. Talang air ini
dibuat untuk maksud memperlancar peredaran air dari atap Ka'bah ketika proses
pencucian maupun guna mengantisipasi genangan air akibat hujan. Talang ini
dilapisi dengan emas sehingga sering disebut "Talang Emas".
f. Syadzarwan.
Syadzarwan ini berada dalam bagian bangunan yang berbentuk
melengkung di bawah dinding Ka'bah sampai ke permukaan tanah Syadzarwan ini
merupakan bagian dari Ka'bah juga, karena berada di atas pondasi Ibrahim AS.
Tetapi kaum Quraisy kemudian menguranginya dari kelebaran pondasi dinding
Ka'bah.
g. Dinding Hijr Ismail
Dinding hijir Ismail dan Syadarwan termasuk bagian dari bangunan
ka’bah sehingga orang thawaf harus berada diluar bangunan tersebut,
sebagaimana dijelaskan dalam al-Mughni sbb.
البيت من ذلك أل يجز لم حائطها من مافضل وهو الكعبة وشاذروان الحجر جدار على ولوطاف
فإذج (الغنى ذلك وراء من طاف م ص النبي وألن البيت بكل يطف فلم به يطف لم ا5ص231َ
6. 6
Apabila seseorang tawap di atas dinding Hijr Ismail dan Syadzarwan
yakni pagar kabah maka tidak boleh karena hal itu termasuk bagian kabah.
Apabila ia tidak mengelilingi pagar tersebut berarti ia belum tawaf, karena
Nabi saw. Tawap di belakang (di luar) pagar tersebut. (al-Mughni Juz 5 h231)
h. Dalam Ka'bah
Bangunan Ka'bah mempunyai
tiga tiang utama penyangga
atap yang terbuat dari kayu
yang berdiameter 44 cm,
dengan jarak antar tiang 2,35
m. Dari arah Iurus pintu
masuk terdapat mihriib (tempat
sholat), mungkin ia dibangun
karena di situlah Nabi SAW.
pernah melaksanakan sholat di
dalam Ka'bah.
ۡ
i. Atap Ka'bah
Pada mulanya Ka'bah tidak beratap. Atap dibuat saat kaum Quraisy
merenovasinya. Dan saat ini ada dua atap, atap bagian atas dan bawah. Di
permukaan atap atas itu juga terdapat pintu ukuran 1,27x1,04 m yang tutupnya
terbuat dari besi baja.
j. Pintu Ka'bah
Ketika pertama kali dibangun kembali oleh Ibrahim AS, Ka'bah memiliki
dua pintu yang menyentuh tanah (walaupun hanya sekedar lubang yang tidak ada
tutupnya, sebagai tempat keluar masuk saja). Pintu Timur digunakan untuk masuk
ke Ka'bah dan pintu Barat untuk jalan keluar. Lalu Raja As'ad Tubba' III, salah
seorang raja dari Yaman membuatkan daun pintu yang dapat dibuka dan ditutup.
7. 7
C. Dasar Hukum Menghadap Kiblat
Dasar Hukum menghadap kiblat dalam al-Qur’an dan Hadits antara lain , al-
Baqaroh:145, Q.S. al-Baqarah (2): 149-150, QS. Al-Baqarah, 2/144
ۡدَقَۡۡكِهجَۡوَبُّلَقَتۡ ٰىَرَنۡۡيِفٱِۡءٓاَمَّسلَۡۡرطَشَۡكَهجَوِّۡلَوَفۡۚاَهٰىَضَرتۡٗةَلبِقَۡكَّنَيِّلَوُنَلَفٱِۡدِجسَملۡٱِۡۚامَرَحلۡۡاَمُۡثيَحَو
ُۡهَرطَشۡمُكَهُوجُوْۡواُّلَوَفۡمُتنُكۡۥۡۡ َّنِإَوٱَۡينِذَّلْۡۡواُتوُأٱَۡبَٰتِكلُۡۡهَّنَۡأ َونُمَلعَيَلٱُّۡقَحلۡۡاَمَوۡمِهِّبَّرۡنِمٱُۡ َّّللۡۡاَّمَعٍۡلِف َٰغِب
َۡونُلَمعَي١٤٤ۡ
Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh kami
akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. palingkanlah mukamu ke arah Masjidil
Haram. dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya
orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui,
bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak
lengah dari apa yang mereka kerjakan. (al-Baqarah:144)
Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy (Tafsir al-Majid al-Nur hlm.12-13), setelah
menafsirkan “kiblat” pada ayat 144 al-Qur’an surat al-Baqarah dengan “arah kiblat”.
Umat Islam harus mengetahui posisi Bait al-haram dengan cara mempelajari ilmu
Bumi dan ilmu Falak. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang
kian hari semakin canggih di bidang ilmu Falak (astronomi) maka menetukan arah
kiblat pada suatu tempat di bumi bukan merupakan sesuatu yang sulit dilakukan.
Adapun Hadits-hadits Nabi SAW yang secara tegas memerintahkan
menghadap kiblat dalam shalat adalah antara lain Hadits Riwayat Imam Bukhari dan
Imam Muslim
لبقتاس مث ءوضوال غبساف ةلالص لىا تمق اذا .ص.م ىبالن الق الق ر.ع ةريره ىبا نع
) مسلمو ىالبخار (رواهرِّبكو ةلبقال
“Dari Abu Hurairah r.a. Nabi SAW bersabda; bila hendak shalat maka sempurnakan
wudlu, lalu menghadap ke kiblat kemudian takbir.”
D. Pandangan Ulama tentang Menghadap (Bangunan atau Arah) Kiblat
1. Shalat bagi Orang yang Melihat Ka’bah
Para ulama sepakat bahwa kewajiban menghadap Kiblat dalam shalat bagi
orang yang melihat ka’bah adalah menghadap ke bangunan Ka’bah (‘ain al-
8. 8
Ka’bah). Ia wajib menghadap bangunan Ka’bah dengan seyakin-yakinnya.5
Karenanya, orang yang shalat dan dia melihat Ka’bah, kemudian ia tidak
menghadap ke bangunan Ka’bah, maka shalatnya tidak sah.
Kesepakatan ulama di atas sesuai dengan hadits yang telah diriwayatkan dari
Nabi SAW bahwa beliau mengerjakan shalat dengan menghadap Ka’bah, sementara
orang-orang yang berada di sekitarnya menghadap Ka’bah dari berbagai arah.6
Nabi
bersabda :
َِّىلصأ ىونمتيارامك والص
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat”7
2. Shalat Orang yang tidak Melihat Ka’bah
Para ulama berbeda pendapat tentang orang yang shalat namun tidak melihat
Ka’bah. Apakah kewajiban menghadap Kiblat dalam shalat itu menghadap bangunan
Ka’bah (‘ain al-Ka’bah) atau cukup dengan menghadap ke arah Ka’bah (jihat al-
Ka’bah)?
Para ulama ikhtilaf tentang hal tersebut, yakni
Pertama Ulama Hanafiyah
Mayoritas ulama madzhab Hanafi berpendapat bahwa yang wajib bagi orang
yang salat namun tidak melihat ka’bah adalah menghadap arah Ka’bah (Jihat al-
Ka’bah). Sedangkan sebagian ulama Hanafi lainnya berpendapat bahwa yang wajib
adalah menghadap bangunan Ka’bah. (‘ain al- Ka’bah).
Muhammad bin Abdullah al-Timirtasyi berpendapat bahwa bagi penduduk
Mekkah, kiblatnya adalah bangunan Ka’bah (‘ain Ka’bah). Sedangkan bagi penduduk
di luar Mekkah, kiblatnya adalah arah Ka’bah (jihat al-Ka’bah).8
Dengan kata lain,
bagi penduduk Mekkah menghadap kiblatnya harus tepat kepada bangunan Ka’bah
(‘ain Ka’bah) dan penduduk yang berada di luar Mekkah menghadap ke arah Ka’bah
(jihat al-Ka’bah).
5
Wahbah al-Zuhaily, al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuh, hlm. 757
6
Imam Nawawi, al-Majmu’ juz 3, hlm. 193
7
Imam Bukhari, Shahih al-Bukhari, juz 1, hlm. 155.
8
Muhammad bin Abdullah al-Timirtasyi, Tanwir al-Abshar, Juz 1, hlm. 108-109
9. 9
Kedua Ulama Malikiyah
Mayoritas ulama madzhab Maliki berpendapat bahwa yang wajib bagi orang
yang tidak melihat Ka’bah adalah menghadap ke arah Ka’bah (jihat al-Ka’bah).
Sementara di antara mereka ada juga yang berpendapat menghadap bangunan Ka’bah
(‘ain al-Ka’bah).
Imam Ibnu Rusyd, salah seorah tokoh fiqhi madzhab Maliki, menyatakan
bahwa apabila menghadap ke bangunan Ka’bah itu suatu kewajiban, tentu hal ini akan
menyulitkan. Padahal Allah SWT telah berfirman:
ۡيِفۡمُكيَلَعَۡلَعَجۡاَمَوٱِِّۡيندلۡۡ ۚجَرَحۡنِم
“… Dan Dia (Allah) sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu suatu
kesempitan dalam agama ini …,” (Q.S. al-Hajj (22): 78).
Ketiga Ulama Syafi’iyah
Sebagaian ulama madzhab Syafi’i berpendapat yang wajib adalah menghadap
ke bangunan Ka’bah (‘ain al-Ka’bah). Sedangkan sebagian yang lainnya berpendapat
bahwa yang wajib adalah menghadap ke arah Ka’bah (Jihat al-Ka’bah). Imam al-
Syirazi menyatakan jika sama sekali dia tidak memiliki petunjuk apapun, maka dilihat
masalahnya. Jika dia termasuk orang yang mengetahui tanda-tanda atau petunjuk
kiblat, maka meskipun dia tidak dapat melihat Ka’bah, dia tetap harus berijtihad untuk
mengetahui kiblat. Karena dia memiliki cara untuk mengetahuinya melalui matahari,
bulan, gunung dan angin. Firman Allah
ۡۚت َٰمَٰلَعَوِۡۡبَوٱِۡمجَّنلَۡۡونُدَتهَيۡمُه١٦ۡۡ
“Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang- bintang
itulah mereka petunjuk. (QS. al-Nahl (16): 16).
Dengan berlandaskan ayat di atas, Dia berhak untuk berijtihad (dalam menentukan
letak Ka’bah) seperti orang yang paham tentang fenomena alam. Dijelaskan pula:
a. Dalam kitab al-Umm disebutkan ‘yang wajib dalam berkiblat adalah menghadap
secara tepat ke bangunan Ka’bah (‘ain al-Ka’bah). Karena, orang yang diwajibkan
untuk menghadap kiblat, ia wajib menghadap ke bangunan Ka’bah, seperti halnya
orang Mekkah. Adapun argumentasi yang digunakan oleh kelompok ini
berdasarkan hadits Ibn Abbas yaitu:
10. 10
َةلبقال هذه القو اهيلإ لىصف جرخ ةبعكال لخد ال م ص هللا لوسر نأ)ومسلم ىالبخار (رواه
“Sesungguhnya Rasulullah SAW setelah memasuki Ka’bah, beliau keluar lalu
melakukan shalat dengan menghadapnya. Kemudian Beliau bersabda: “Inilah
Kiblat”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
b. Imam Muzani, murid Imam al-Syafi’i, mengatakan bahwa yang wajib adalah
menghadap ke arah Ka’bah (jihat al-Ka’bah). Karena, seandainya yang wajib itu
adalah menghadap bangunan Ka’bah secara fisik, maka shalat jama’ah yang
shafnya memanjang adalah tidak sah, sebab di antara mereka terdapat orang yang
menghadap ke arah di luar dari bangunan Ka’bah.9
Demikian pula menurut
pendapat Syeikh Khatib al-Syarbini.10
Pendapat di atas berlandaskan sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra
dari nabi SAW:
ۡةَلْبِقِۡبِرْغَمْلۡاَوِۡقِرْشَمْلۡاَنْيَبۡاَم
“Arah timur dan barat adalah Kiblat”. (HR. al-Tirmidzi dan termasuk Hadits Hasan
Shahih). 11
c. Dari dua pendapat yang telah didukung dengan dalil masing-masing di atas, Imam
Nawawi, salah satu mujtahid tarjih madzhab Syafi’i, menilai bahwa pendapat yang
benar dalam madzhab Syafi’i adalah wajib menghadap ke bangunan Ka’bah (’ain
al-Ka’bah). Penilaian Imam Nawawi tentang arah Kiblat tersebut sama halnya
dengan pendapat Ibrahim al-Bajuri. Beliau menyatakan bahwa perkataan Ibn
Qasim al-Ghazi “Menghadap kiblat”, maksudnya adalah menghadap kepada
bangunan Ka’bah, bukan pada arah Ka’bah. Lebih jauh beliau menegaskan
pendapat ini yang dipegang dalam madzhab Syafi’i dengan yakin melihat
9
Imam al-Syairazi, al-Muhazdzdab yang dikomentari oleh Imam Nawawi, Majmu’, juz 3 hlm. 198-199.
10
Khatib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifat Ma’ani Alfazh al-Minhaj, hlm. 202-203 dan Imam Ramli dalam
Nihayat al-Muhtaj, hlm 424-425.
11
Al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, (Abwab al-Shalat); Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Juz I, hlm. 323 (Kitab Iqamat al-
Shalat), Imam Malik, Al-Muwaththa, juz I, hlm. 197 (Bab Ma ja’a fi al-Qiblat) lihat juga Nawawi, Majmu’, Juz 3 hlm.
203.
11. 11
bangunan Ka’bah bagi yang dekat dengannya, dan dengan perkiraan (zhan) bagi
yang jaraknya jauh dari Ka’bah.12
Keempat Ulama Hanabilah
Ulama madzhab Hanbali berpendapat bahwa yang wajib adalah menghadap
ke arah Ka’bah (‘jihat al-Ka’bah).
Imam Ahmad bin Hanbal menjelaskan,”arah antara timur dan barat adalah
kiblat”. Dengan demikian, jika melenceng sedikit dari arah Ka’bah tersebut, maka
shalatnya tidak perlu diulang. Berdasarkan hadis Nabi SAW, “Arah timur dan barat
adalah Kiblat”. (HR. al-Tirmidzi dan termasuk Hadits Hasan Shahih).
Hadits di atas menunjukan bahwa semua arah antara timur dan barat adalah
kiblat. Sebab, Seandainya kewajiban itu berupa menghadap ke bangunan Ka’bah (‘ain
al-Ka’bah) secara tepat, tentu shalat jamaah dengan shaf yang panjang melewati garis
yang lurus ke Ka’bah adalah tidak sah. Begitu pula dua orang yang berjauhan
jaraknya, kemudian shalat dengan menghadap pada kiblat yang sama, maka shalatnya
tidak sah, karena menghadap ke bangunan Ka’bah tidak dapat dilakukan oleh jama’ah
pada shaf yang panjang melebihi batas lebar bangunan Ka’bah. Jika ada yang
mengatakan bahwa jarak yang berjauhan dapat memperluas cakupan orang yang lurus
dengannya, maka dapat dijawab bahwa cakupan bangunan Ka’bah menjadi luas
apabila shafnya dalam posisi melengkung, sedangkan apabila shafnya lurus
memanjang, maka cakupannya tidak menjadi luas. Dengan demkian, makna Syathr al-
Bait adalah arah dan hadapan Ka’bah.13
Ali Mustafa Yaqub Menegaskan bahwa produk hukum (menghadap arah
kiblat ini) adalah ijma. Kiblat bagi orang yang berada di sebelah utara Ka’bah, apabila
ia tidak melihat bangun Ka’bah, adalah arah selatan mana saja. Kecuali apabila ia
shalat di depan masjid Nabawi atau masjid-masjid yang pernah disinggahi Rasulullah
SAW untuk shalat, maka ia wajib menghadap bangunan Ka’bah (‘ain al-Ka’bah).
Sebagaimana orang yang berada di sebelah selatan Ka’bah, maka kiblatnya, adalah
arah utara mana saja. Begitu pula bagi orang yang berada di sebelah barat Ka’bah,
maka kiblatnya adalah arah timur, mana saja. Demikian pula bagi orang yang berada
12
Ibrahim al-Bajuri, Hasyiyah ‘ala Syarh al-“Alamah Ibn Qasim al-Ghazi, Juz 1, hlm.142 dan Abi Bakri Al-Dimyathi,
‘Ianah al-Thalibin), hlm. 123.
13
Ibn Qudamah, al-Mughni, juz 2, hlm. 1001-102.
12. 12
di sebelah timur Ka’bah, maka kiblatnya adalah arah barat, mana saja. Kaum
Muslimin Indonesia termasuk orang-orang yang berada di sebelah timur Ka’bah, maka
kiblat mereka adalah arah barat, mana saja.14
E. Penetuan Arah Kiblat Pada Masa Rasulullah
Bagi masyarakat Mekah pada zaman Nabi menghadap tepat ke arah Kiblat
bukanlah sebuah masalah karena kabah sebagai bangunan yang dituju dapat dilihat
dengan jelas keberadaannya. Sebagaimana disabdakan oleh Rosulullah setelah selesai
mengerjakan sholat dua rakaat di depan ka’bah:
ةَلْبِقْلا ِهِذَه
“Inilah arah kiblat.” (HR. Bukhari no. 398 dan Muslim no. 1330)
Akan tetapi bagi masyarakat Madinah yang berjarak lebih dari 330 KM, ainul
kiblat bukan permasalahan yang mudah sehingga permasalahan Kiblat sedikit
menimbulkan masalah. Hal ini dapat dilihat dari pertanyaan sahabat mengenai arah
kiblat dan Nabi menjawabnya melalui salah satu hadistnya:
ةَلْبِق ِبِرْغَمْلاَو ِقِرْشَمْلا َْْيَب اَم
“Arah antara timur dan barat adalah qiblat.”15
Fakta menunjukkan, Nabi dalam membangun masjid Nabawi di Madinah
mengarah ke arah Masjidil Haram dengan cukup baik untuk saat itu. Arah Kiblat
masjid Nabawi yang hampir tepat tersebut menunjukkan usaha maksimal yang
dilakukan Nabi untuk mengarah ke Masjidil Haram. Syeikh Khatib al-Syarbini,
menjelaskan tidak boleh menentukan arah Ka’bah di mihrab Nabi SAW dan di masjid-
masjid yang pernah digunakan shalat oleh Rasulullah. Hal ini disebabkan, Nabi Saw
tidak pernah memutuskan sesuatu yang keliru.16
14
Ali Mustafa Yaqub, Kiblat; Antara bangunan dan Arah Ka’bah, hal 9
15
HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan hadits ini shohih. Dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam
Irwa’ul Gholi dan Misykatul Mashobih bahwa hadits ini shohih
16
Khatib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifat Ma’ani Alfazh al-Minhaj, hlm. 202-203 dan Imam Ramli dalam
Nihayat al-Muhtaj, hlm 424-425
13. 13
F. Penghitungan Arah Kiblat
Sebelum menghitung arah kiblat perlu dipahami beberapa pengertian dasar,
diantaranya:
1. Skala sudut dinyatakan dalam Derajat dan Radian. Dalam pengukuran ilmu
Falak, sudut dinyatakan dalam derajat
2. 1 derajat = 60 menit busur, 1 menit busur =60 detik busur
3. 1 Lingkaran = 360 derajat
4. Pengukuran posisi benda-benda langit diawali dari Utara (0)-Timur(90)-
Selatan(180)-Barat(270)
Dari definisi Arah Kiblat di atas dapat diturunkan persamaan matematis arah
kiblat sebuah kota melalui penurunan persamaan segitiga bola. Untuk menghitung
arah kiblat diperlukan informasi lintang - bujur kota Mekah dan kota lokasi. Dimana
lintang-bujur Mekah adalah LU - Bujur Timur.
Salah satu persamaan untuk menghisab arah kiblat adalah sbb:
Dimana :
Dengan memasukkan data lintang-bujur kota akan diperoleh arah Kiblat kota
tersebut yang dihitung dari Utara ke Barat.
G. Alat Penentu Arah Kiblat dan Cara Penggunaannya
Kiblat (arah atau bangunan ka’bah) dapat diketahui dengan menggunkat alat
atau pedoman penentuan arah kiblat. Alat-alat dimaksud antara lain: kompas,
Pedoman Praktis dan Mudah Menentukan Arah Kiblat, teodholite, tongkat Istiwa,
mizwala qibla finder “Langkah langkah Pelaksanaan Penyempurnaan Arah Kiblat
Melalui Bayangan Matahari”
1. Kompas
Kompas merupakan perangkat paling sederhana dan mudah untuk menentukan
arah kiblat. Langkah yang dilakukan untuk menemukan arah Kiblat cukup
14. 14
sederhana, cukup meletakkan kompas ditempat yang datar dan membaca skala
yang terdapat pada kompas.
Gambar 3. Contoh kompas yang beredar di masyarakat. Hati-hati dalam
menggunakan kompas kiblat karena skala yang digunakan berbeda dengan
skala lingkaran pada umumnya.
2. Kompas Arah Kiblat Muslih Husein
Dalam Pedoman Praktis dan Mudah Menentukan Arah Kiblat karya Mushlih
Husein disebutkan bahwa Langkah-Langkah Menentukan Arah Kiblat dengan
menggunakan kompas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
a. Pastikan jarum KOMPAS dapat bergerak bebas dan jauhkan dari bahan-bahan
yang mengandung unsur besi.
b. Jarum KOMPAS yang berwarna merah menunjuk kearah UTARA dan yang
putih ke SELATAN.
c. Tarik benang dari pusat lingkaran di bawah kompas ke angka yang di
kehendaki, sebagaimana yang terdapat dalam DAFTAR AZIMUTH KIBLAT
KOTA-KOTA DI JAWA BARAT, itulah arah kiblat yang dicari.
Azimuth adalah busur pada lingkaran horizon diukur mulai dari titik Utara ke
arah Timur. Azimuth titik Timur adalah 900
, titik Selatan 1800
, titik Barat 2700
dan titik Utara 00
atau 3600
.
Jika diketahui Azimuth Kiblat Kota Jakarta Pusat 294,10
, sama artinya dengan
arah kiblat kota Jakarta Pusat 294,10
– 2700
= 24,10
diukur dari titik Barat ke
Utara.
d. Untuk pembuatan shaf-shaf digunakan penggaris siku, yang salah satu sisi
sikunya sejajar dengan arah kiblat.
15. 15
Contoh: Menentukan Arah kiblat kota JAKARTA PUSAT.
Lihat Azimuth Kiblat Kota Jakarta Pusat, dalam DAFTAR AZIMUTH
KIBLAT tertulis 294,10
.
Setelah jarum kompas yang berwarna merah menunjuk kearah UTARA,
tarik benang ke angka 294,10
.
Penentuan Arah Kiblat selesai, tandai menggunakan cat atau lakban.
Selanjunya, untuk koreksi arah kiblat harus memperhatikan Azimut Kiblat
dalam daftar berikut:
DAFTAR AZIMUTH KIBLAT KOTA-KOTA DI JAWA BARAT
NO
Kota-kota Propinsi
Jawa Barat
Azimuth Kiblat0
Keterangan
1. Bandung 294,1 1. Letak Geografis KA’BAH : 210
25’ LU & 390
50’ BT.
(Departemen Agama RI.,
Pedoman Penentuan Arah Kiblat,
(Jakarta : Direktorat Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam, 1994/1995), hlm. 16.
2. Data Lintang dan Bujur dari
Sabang sampai Merauke dari:
Atlas der geheleaarde, oleh
p.r.bos j.f. Nermeyer, j.b.
Woltergroningen, Jakarta,
1951.
Atlas Dunia, 33 Propinsi di
Indonesia, Jakarta, Pustaka
Amani 2001
3. Untuk dapat mempraktekan
petunjuk ini sebaiknya dimiliki
Kompas/Pedoman Praktis dan
Mudah Menetukan Arah Kiblat
Karya Drs. M. Muslih Husein,
M.Ag.
2. Bekasi 294,1
3. Cibinong 294,3
4. Ciamis 294,1
5. Cianjur 294,2
6. Cirebon 294,1
7. Garut 294,2
8. Indramayu 294,8
9. Karawang 294,0
10. Kuningan 294,0
11. Majalengka 294,0
12. Purwakarta 294,1
13. Subang 294,0
14. Sukabumi 294,3
15. Sumedang 294,0
16. Tasikmalaya 294,2
17. Depok 294,2
18. Bogor 294,3
19. Cimahi 294,2
Ke UTARA
Ke TIMUR
BENANG KE ARAH KIBLAT
Ke BARAT
360
0
294,1
0
16. 16
Contoh : HISAB ARAH KIBLAT JAKARTA PUSAT
Diketahui :
Lintang Ka’bah : 210
25’ Lintang Utara
Bujur Ka’bah : 390
50’ Bujur Timur
Lintang Jakarta Pusat : -060
10’ Lintang Selatan
Bujur Jakarta Pusat: 1060
49’ Bujur Timur
a. 900
–(-060
10’) = 960
10’
(adalah busur antara titikkutub Utara dengan lintang Jakarta Pusat)
b. 900
–(210
25’) = 680
35’
(adalah busur antara titik kutub Utara dengan lintang ka’bah)
c. 1060
49’-390
50’ = 660
59’
(adalah selisih bujur Ka’bah dengan Jakarta Pusat)
Rumus arah Kiblat:
Ctg B = ctg b. sin a _ cos a.ctg c
sin c
= ctg 680
35’ . sin 960
10’ _ cos 960
10’.ctg 660
59’=0,469 325 670
sin 660
59’
= 25,14187060
(diukur dari titik Barat ke titik Utara)
Azimuth Kiblat = 2700
+ 25,14187060
(diukur dari titik Utara, Timur, Selatan & Barat)
3. Teodholite
Teodholite merupakan perangkat ukur lapangan yang dapat digunakan untuk
mengukur arah kiblat secara akurat. Teodholite terdiri dari teleskop kecil,
mount alt-azimuth dan tripod. Sebelum mengukur arah kiblat yang pertama kali
harus diperoleh adalah arah utara-selatan sejati. Umumnya untuk menentukan
arah utara-selatan sejati dipergunakan data posisi matahari.
4. Aplikasi Mizwandroid-Pencari Arah Kiblat
Gunakan Play Store cari mizwandroid - Pencari Arah Kiblat (install) kemudian
akan muncul gambar ka’bah (cari dengan digeser) yang dilengkapi dengan data:
Bujur, Lintang, Kiblat, Az. Koreksi, UTC (Coordinated Universal Time),
Azimut/Altitut Matahari: …./…, Az / Alt Bulan: …/ …. Dsb. Data akan selalu
berubah sesuai dengan waktu berjalan. Perhatikan gambar berikut
17. 17
5. Tongkat Istiwa yang berbentuk balok
Tongkat Istiwa yang berbentuk balok (masing-masing sudut 90 derajat) ketika
terkena sinar matahari aka ada bayangan. Alat-alat yang harus disiapkan:
Tongkat Istiwa balok, Hp android yang sudah ada aplikasi mizwandroid
(untuk Arah Kiblat), penggaris busur (penggaris yang menyatu dengan
busur), benang, spidol dan alat lainnya yang diperlukan.
Langkah langkah yang harus dilakukan:
a. Simpan tongkat istiwa di tempat yang rata sehingga mucul bayangan sejati
b. Bayangan sejati ditandai dan ditarik garis secukupnya
c. Buat/ Tarik garis sesuai kebutuhan dari posisi bayangan sejati
d. (ketika muncul bayangan tersebut) Catat dan tandai posisi matahari ( lihat
di azimuth matahari padsa android) miasal 289 derajat
18. 18
bayangan
Arah kiblat
e. Letakan busur derajat sesuai dengan azimuth matahari
f. Tandai azimut kiblat di busur
g. Tarik garis dari azimut kiblat ke pusat busur. (itulah arah kiblat)
6. Mizwala Qibla Finder
Mizwala Qibla Finder (selanjutnya disebut MIZWALA) 17
merupakan
perangkat modifikasi dari tongkat Istiwa. Dengan menggunakan cakram yang
berputar (bidang dial putar) arah utara-selatan sejati dapat diperoleh dengan
mudah dengan bantuan data matahari dan bayangannya.
MIZWALA bekerja berdasarkan posisi bayangan gnomon (disebut
MIZWAH) di mana posisi MIZWAH selalu berbeda 180 derajat dengan posisi
matahari. Pergerakan posisi matahari setiap saat dapat diperoleh data
ephemerisnya. Untuk memperoleh ephemeris posisi matahari digunakan
program mizwah yang dijalankan pada progam Microsoft excel atau dengan
menggunakan aplikasi mizwanroid-play store
17
Mizwala ini hasil karya Hendro Setyanto, M.Si. yang pernah disampaikan pada Orientasi
Penentuan Arah Kiblat PD DMI Kab. Sumedang, tgl 18 September 2010
Matahari
19. 19
Komponen MIZWALA
Gnomon
Bidang Dial Putar
Bidang Level
Kompas
.
Pengukuran Arah Kiblat
Untuk mengukur arah kiblat sebuah lokasi diperlukan perangkat
penunjang adalah:
- GPS untuk mengetahui Lintang dan Bujur. Sekira tidak ada data
Lintang – Bujur dapat diperoleh dari sumber yang berbeda.
- Waterpass untuk mengukur kedataran MIZWALA
- JAM Digital untuk mengetahui waktu pengukuran. Pastikan jam
sudah dikalibarsi dengan baik
Langkah berikutnya adalah memasang MIZWALA. Pastikan kedataran
MIZWALA dengan menggunakan waterpass dan pasang benang pada Gnomon.
Setelah MIZWALA terpasang dengan benar langkah yang dilakukan adalah sbb:
Letakkan benang di atas bayangan
Gnomon yang terlihat pada Bidang Dial
Putar.
CATAT waktunya, misal jam 09:20 WIB
20. 20
Lihat Data MIZWAH pada jam
0:20WIB, yaitu 246 derajat 22 menit
Putar Bidang Dial sehingga skala 246
derajat 22menit berimpit dengan benang
penanda bayangan. INGAT, Posisi
benang tidak berubah mengikut
perubahan bayangan matahari
Pindahkan Benang pada skala 295
derajat 2 menit yang menunjukkan
ARAH KIBLAT yang dicari. TARIK
benang sesuai kebutuhan.
Langkah-langkah penggunaan MIZWALA dengan menggunakan
Mizwalandroid
a.Siapkan Mizwala Qibla Finder (MIZWALA) yang akan terkena sinar
matahari dengan posisi yang sudah benar (rata). Perhatikan water pas, bila
air tidak simetris, kaki mizwala diputar ke kiri atau ke kanan sehinga air
simetris.
b. Aktifkan Mizwalndroid sehingga muncul gambar ka’bah
c. Catat Azimut kiblat (dari data android) misal: 295.14
d. Pada saat muncul bayangan catat Azimut Matahari (Az) yang muncul di
android Misalnya 5,5 derajat
e. Hitung Azimut bayangan sejati, yaitu :
21. 21
1) Jika sebelum Istiwa, Azimut bayangan sejati = Az Matahari + 180
derajat
2) Jika sesudah Istiwa, Azimut bayangan sejati = Az Matahari - 180 derajat
f. Bidang dial (bidang datar) diputar searah jarum jam sehingga azimut
bayangan sejati sampai pada posisi benang bayangan gnomon semula (ingat
posisi benang tidak boleh berubah)
g. Ketika azimut bayangan sejati sudah berhimpit dengan benang (pada azimut
bayangan semula), maka benang diputar (pindahkan dari posisi awal) ke
azimut kiblat (295 derajat). Itulah arah kiblat
h. Tandailah garis searah benang (dua titik dengan spidol untuk membuat garis
arah kiblat atau dengan dua paku / tongkat). Adapun untuk shaf : buatkan
garis tegak lurus (menyiku) dengan garis arah kiblat. Demikian juga untuk
membuat bangunan masjib, kuburan, dll.
7. Tata Cara Pangukuran Penyempurnaan Arah Kiblat Melalui Bayangan
Matahari
Para ahli hisab rukyat telah merumuskan cara termudah dalam
menyempurnakan arah kiblat di seluruh dunia hanya dengan mengikuti arah
bayangan pada saat matahari tepat berada di atas Makkah (Ka’bah). Menurut
mereka, Setiap tahun ada dua kesempatan matahari melintas tepat di arah Makkah,
pada tanggal 26-30 Mei sekitar pukul 16:18 WIB (09:18 UT/GMT) dan pada
tanggal 14-18 Juli sekitar pukul 16:27 WIB (09:27 UT/GMT). pada saat itulah
cara terbaik menyempurnakan arah qiblat dengan melihat bayangan benda tegak.
Rentang waktu plus minus 5 menit dari waktu tersebut masih cukup akurat untuk
penentuan arah Kiblat dengan kesalahan kurang dari 0,5 derajat.
Secara sederhana, Tongkat Istiwa dapat digunakan untuk menentukan arah
kiblat tanpa perhitungan, yaitu ketika matahari berada di atas Ka’bah pada tanggal
28 Mei jam 16.18 dan 16 Juli 16.27 setiap tahunnya.
22. 22
Gambar 5. Posisi Matahari di atas mekkah pada tanggal 28 Mei (16:18) dan
16 Juli (16:27) merupakan kesempatan untuk menentukan arah kiblat pada
suatu tempat secara mudah dan tepat.
Untuk penyempurnaan penentuan arah kiblat dengan memanfaatkan
posisi matahari di atas ka’bah pada tanggal tersebut, Badan Hisab dan Rukyat
Daerah Jawa Barat pada tanggal 17 Mei 2006 menerbitkan “Langkah langkah
Pelaksanaan Penyempurnaan Arah Kiblat Melalui Bayangan Matahari” yang
diedarkan oleh Majlis Ulama Indonesia Propinsi Jawa Barat dengan Surat Edaran
Nomor: 555/SE/MUI-JB/IV/2010 tertanggal 5 April 5 April 2010 M/ 20 Rabiul
Akhir 1431 H.
Adapun Tata Cara Pengukuran Penyempurnaan Arah Kiblat Melalui
Bayangan Matahari dapat dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut:
1. Siapkan alat-alat peraga yang diperlukan
a. Jam (arloji);
b. Tongkat kayu/besi lurus;
c. bidang datar, missal triplek thick block;
d. Water pass;
e. Benang Kasur;
f. Permanent;
g. Lakban hitam;
h. Mistar penyiku (900
) dan
i. Cat Kayu dan Kuas.
2. Pilih satu tempat datar yang menurut perkiraan akan terkena sinar matahari
pada pukul 16:18 WIB pada tanggal dan bulan tersebut di atas;
3. Cocokkan jam (arloji) setepat mungkin dengan waktu GMT, misalnya dengan
waktu di TVRI atau RRI;
4. Tempatkan bidang datar di tempat yang telah dipilih, pergunakan water pass
untuk mengukur kerataan (ketinggian) semua sisi bidang datar tersebut, atau
23. 23
yang paling mudah pergunakan lantai yang telah ditegel/keramik sebagai
bidang datarnya;
5. buatlah titik pusat sebagai sumbu dengan sepidol tepat di tengah-tengah
bidang datar tersebut, lalu dengan menggunakan sepidol dan benang kasur
buatlah lingkaran yang bersumbu pada titik pusat tadi dengan panjang jari-jari
secukupnya kira-kira tidak melewati tepi bidang datar tersebut;
6. tempatkan tongkat kayu/besi lurus tepat di atas titik pusat bidang datar
tersebut atau di atas lantai yang betul-betul telah diyakini kerataannya,
pergunakan mistar penyiku untuk mengukur tegak tidaknya (900
) tongkat tsb.
terhadap bidang datar/lantai;
7. Tunggu beberapa saat sampai jam menunjukkan tepat pukul 16:18 WIB ;
8. Tepat pada saat jam menunjukkan pukul 16:18 WIB tandai dengan spidol
permanent titik perpotongan antara bayangan tongkat kayu dengan garis
lingkaran tadi.
9. Tarik garis lurus dengan benang kasur dari titik perpotongan tadi melewati
titik pusat bidang datar/lantai dan memotong garis lingkaran pada arah
berlawanan dengan titik perpotongan pertama;
10.Lem kedua titik perpotongan tadi dengan lakban yang telah disediakan,
pergunakan cat kayu untuk menandai kedua titik tersebut agar tidak mudah
terhapus.
11.Garis antara kedua titik perpotongan itulah arah qiblat sejati (arah qiblat yang
sebenarnya di tempat tersebut), yang sangat akurat dibanding dengan
menggunakan peralatan lainnya.
Sebagai contoh koreksi Arah Kiblat, perhatikanlah gambar berikut ini
dan lakukan praktik dengan teliti!