Bursa berjangka merupakan badan usaha yang menyelenggarakan perdagangan kontrak berjangka komoditi untuk memfasilitasi kegiatan jual beli berdasarkan kontrak di masa depan. Bursa berjangka di Indonesia diatur oleh Bappebti dan menghitung berbagai indeks seperti IHSG, LQ45, dan JII untuk memantau kinerja pasar.
1. Bursa Berjangka
Bursa Berjangka :
Suatu badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan / atau sarana untuk kegiatan jual beli komoditi
berdasarkan Kontrak Berjangka dan Opsi atas Kontrak Berjangka. (UU No : 32 th 1997)
Perdagangan Berjangka (Futures) :
Segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli komoditi dengan penyerahan kemudian berdasarkan kontrak berjangka dan opsi atas
kontrak berjangka (pasal 1 UU 32/97 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi)
♯ Perdagangan berjangka dilakukan di Bursa Berjangka, yang selanjutnya disebut dengan Bursa, yang
memperdagangkan Kontrak Berjangka berbagai komoditi. Tempat dimana Kontrak Berjangka diperdagangkan juga
disebut pasar berjangka.
♯ Di Indonesia bursa berjangka merupakan badan usaha berbentuk perseroan terbatas seperti PT Bursa Berjangka
Jakarta dan PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (PT. BKDI) Fungsi bursa : Penyedia fasilitas untuk dapat
terselenggaranya transaksi kontrak berjangka.
Lisa Gunawan 2512101034
2. Bursa Berjangka
Kontrak Berjangka :
Kontrak standard untuk membeli atau menjual komoditi dalam jumlah, mutu jenis, tempat, dan waktu penyerahan
dikemudian hari yang telah ditetapkan (UU RI No. 32 tahun 1997)
♯ Kontrak berjangka merupakan kesepakatan yang bersifat mengikat secara hukum setelah terjadinya
kesepakatan antara pembeli dan penjual.
♯ Kontrak berjangka untuk sejumlah mata uang asing -> currency futures contract
♯ Pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak currency futures -> currency future market.
♯ Kontrak currency futures :
♯ Menetapkan suatu volume standard dari suatu mata uang tertentu yang dipertukarkan. Tanggal penyelesaian atau
settlement date dilakukan di masa yang mendatang.
♯ Adalah instrument derivatif atau produk turunan dari mata uang yang ada di pasar spot.
♯ Nilai suatu produk derivatif diturunkan atau didasarkan pada aset yang mendasarinya atau underlying asset. Asset yang mendasarinya
dikenal dengan istilah produk internasional atau produk induk atau produk pokok.
♯ Nilai asset atau produk induk yang menjadi patokan harga pada transaksi currency futures adalah kurs spot yang berlaku di
pasar valuta asing.
3. Bursa Berjangka
FUNGSI PERDAGANGAN BERJANGKA
•Price discovery (pembentukan harga)
•Hedging (lindung nilai)
•Spekulasi
5. Lembaga Pengawas Perdagangan Berjangka
• Perdagangan berjangka diatur oleh sebuah lembaga yang merupakan
lembaga berdiri sendiri atau independen dan bisanya disebut dengan
self regulatory organization (SRO).
• Di Indonesia pengaturan dan pengawasan termasuk juga pembinaan
dilakukan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bappebti) yang bertanggung jawab pada Menteri Perdagangan.
6. Bursa Berjangka
JENIS – JENIS PERDAGANGAN BERJANGKA
1. Multilateral
•Olein (OLE)
•Kontrak Berjangka Emas (GOL)
•Kontrak Gulir Emas (KGE)
•Kontrak Gulir Indeks Emas (KIE)
2. Bilateral : forex & index
•FOREX (AUD – USD; EUR – USD; GBP – USD; USD – JPY; USD –
CHF; AUD – JPY; EUR – JPY; CHF – JPY; GBP – JPY; EUR – GBP)
•INDEX (HKH; HKJ; HKK; JPH; JPJ; JPK; KRJ)
•PALN (GASJFX; ORIJFX; TACJFX; TCFJFX; TRBJFX; TRCJFX;
TRSJFX; TRUJFX; TSBJFX)
7. Bursa Berjangka
Mekanisme Perdagangan Saham
Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa
Sumber : www.bei.co.id
8. Bursa Berjangka
Mekanisme Perdagangan Saham
Proses Pelaksanaan Perdagangan secara Remote
Sumber : www.bei.co.id
10. Fungsi Indeks di BEI
• Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah
satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham.
• Fungsi Indeks di Pasar Modal
1. Sebagai indikator trend pasar,
2. Sebagai idikator tingkat keuntungan,
3. Sebagai tolak ukuran (brandmark) kinerja suatu portofolio,
4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif,
5. Memfasilitasi perkembangan produk derivatif.
• Seperti dalam penentuan indeks lainnya, dalam pengukuran indeks harga saham kita memerlukan dua
macam waktu, yaitu
1. Waktu dasar: Waktu dasar akan dipakai sebagai dasar perbandingan
2. Waktu yang berlaku: Merupakan waktu di mana kegiatan akan diperbandingan dengan waktu dasar
11. Indek Harga Saham di BEI
• Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah sebagai berikut :
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
2. Indeks Sektoral
3. Indeks LQ45
4. Jakarta Islamic Index (JII)
5. Indeks Kompas100
6. Indeks BISNIS-27
7. Indeks PEFINDO25
8. Indeks SRI-KEHATI
9. Indeks Papan Utama
10. Indeks Papan Pengembangan
11. Indeks Individual
12. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen
perhitungan Indeks.
Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa
Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak
satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG.
Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan
Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil
sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan
harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi
kewajaran pergerakan IHSG.
IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia.
Bursa Efek Indonesia tidak bertanggung jawab atas produk yang
diterbitkan oleh pengguna yang mempergunakan IHSG sebagai
(benchmark).
Bursa Efek Indonesia juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk
apapun atas keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun
yang menggunakan IHSG sebagai acuan (benchmark).
FUNGSI IHSG
1. Penanda Arah Pasar
• Indeks merupakan nilai representatif atas
rata-rata dari sekelompok saham.
• Karena menggunakan harga hampir semua
saham di BEJ dalam perhitungannya, IHSG
menjadi indikator kinerja bursa saham
paling utama.
• Jika ingin melihat kondisi bursa saham saat
ini, kita tinggal melihat pergerakan angka
IHSG.
2. Pengukur Tingkat Keuntungan
3. Tolok ukur kinerja portofolio
• Bila Anda memiliki reksadana atau
portofolio saham, Anda bisa
membandingkan kinerjanya dengan IHSG.
13. CARA MENGHITUNG IHSG
Secara umum, ada dua cara untuk menghitung indeks saham.
1. PriceWeight / Simple Average
• Rumusnya adalah sebagai berikut :
• P : harga saham.
• Nd : nilai dasar, yaitu nilai yang dibentuk
berdasarkan jumlah saham yang tercatat
dalam suatu waktu tertentu.
• Metode ini dipakai untuk menghitung indeks
saham Dow Jones (Dow Jones Industrial
Average/DJIA).
2. CapitalizationWeight /Weighted Average.
• Cara inilah yang digunakan untuk
menghitung IHSG dan S&P500.
• Rumusnya adalah :
• P : harga saham di pasar reguler
• Q : bobot atau jumlah masing-masing saham
• Nd : nilai dasar, yaitu nilai yang dibentuk
berdasarkan jumlah saham yang tercatat
dalam suatu waktu.
• Nilai dasar ini bisa berubah jika ada aksi korporasi
yang menyebabkan jumlah saham berkurang
atau bertambah.
14. Indeks Sektoral
• Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masing-masing sektor.
• Indeks sektoral BEI adalah sub indeks dari IHSG. Semua emiten yang tercatat di BEI diklasifi kasikan ke dalam sembilan
sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI, yang diberi nama JASICA (Jakarta Industrial Classifi cation).
Kesembilan sektor tersebut adalah:
A. Sektor-sektor Primer (Ekstraktif)
• Sektor 1 : Pertanian
• Sektor 2 : Pertambangan
B. Sektor-sektor Sekunder (Industri Pengolahan / Manufaktur)
• Sektor 3 : Industri Dasar dan Kimia
• Sektor 4 : Aneka Industri
• Sektor 5 : Industri Barang Konsumsi
C. Sektor-sektor Tersier (Industri Jasa / Non-manufaktur)
• Sektor 6 : Properti dan Real Estate
• Sektor 7 : Transportasi dan Infrastruktur
• Sektor 8 : Keuangan
• Sektor 9 : Perdagangan, Jasa dan Investasi
• Selain sembilan sektor tersebut di atas, BEI juga menghitung Indeks Industri Manufaktur (Industri Pengolahan) yang
merupakan gabungan dari emiten-emiten yang terklasifikasikan dalam sektor 3, sektor 4 dan sektor 5.
• Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 Januari 1996 dengan nilai awal indeks adalah 100 untuk setiap sektor dan
menggunakan hari dasar tanggal 28 Desember 1995.
15. Indeks LQ45
• Diluncurkan pada bulan Februari 1997. Merupakan indeks
kapitalisasi tertimbang pasar yang menangkap kinerja 45
perusahaan paling likuid yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
("BEI"). Mencakup setidaknya 70% dari kapitalisasi dan transaksi
pasar saham nilai-nilai di Pasar Bursa Indonesia. Indeks dalam
mata uang rupiah Indonesia ("Rp") dan diterbitkan sepanjang jam
perdagangan BEI.
Kriteria Pemilihan Saham Indeks LQ45
1. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.
2. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan
frekuensi transaksi.
3. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler
4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.
5. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi
pasar tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan
dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut.
Evaluasi Indeks dan Penggantian Saham
• Rutin memantau perkembangan -> Setiap tiga bulan sekali dilakukan
evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut.
• Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu
pada awal bulan Februari dan Agustus.
Komisi Penasehat
• Untuk menjamin kewajaran (fairness) pemilihan saham, BEI juga dapat
meminta pendapat kepada komisi penasehat yang terdiri dari para
ahli dari Bapepam-LK, Universitas dan profesional di bidang pasar
modal yang independen.
Hari Dasar Indeks LQ45
• Untuk mendapatkan data historikal yang cukup panjang, hari dasar
yang digunakan adalah tanggal 13 Juli 1994, dengan nilai indeks
sebesar 100.
Metode Penghitungan
NB :
Untuk mencari nilai dasarnya adalah sebagai berikut
16. Jakarta Islamic Index (JII)
Pada tanggal 3 Juli 2000, BEI
bekerja sama dengan PT
Danareksa Investment
Management (DIM)
meluncurkan indeks saham
yang dibuat berdasarkan
syariah Islam : Jakarta Islamic
Index (JII).
Tolak ukur kinerja saham-saham
yang berbasis
syariah serta untuk lebih
mengembangkan pasar
modal syariah.
Terdiri dari 30 saham
dipilih dari saham-saham
yang sesuai dengan
syariah Islam.
Awal peluncuran ->
Pemilihan saham dalam
kriteria syariah
pihak Dewan Pengawas
Syariah PT Danareksa
Investment Management.
Sekarang -> Tugas
pemilihan saham-saham
tersebut dilakukan oleh
Bapepam - LK, bekerja
sama dengan Dewan
Syariah Nasional.
Kriteria Pemilihan Saham yang
Memenuhi Prinsip-prinsip Syariah
• Kriteria saham yang masuk dalam kategori syariah
adalah:
1. Tidak melakukan kegiatan usaha
sebagaimana yang diuraikan sebelumnya
2. Tidak melakukan perdagangan yang tidak
disertai dengan penyerahan barang/jasa dan
perdagangan dengan penawaran dan
permintaan palsu
3. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai
berikut:
• Total hutang yang berbasis bunga
dibandingkan dengan total ekuitas tidak
lebih dari 82% (hutang yang berbasis
bunga dibandingkan dengan total ekuitas
tidak lebih dari 45% : 55%)
• Total pendapatan bunga dan pendapatan
tidak halal lainnya dibandingkan dengan
total pendapatan (revenue) tidak lebih
dari 10%
Kriteria Pemilihan Saham Jakarta
Islamic Index
• Untuk menetapkan saham-saham yang masuk
dalam perhitungan Jakarta Islamic Index
dilakukan proses seleksi sebagai berikut:
1. Saham-saham yang akan dipilih
berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES)
yang dikeluarkan oleh Bapepam - LK.
2. Memilih 60 saham dari Daftar Efek
Syariah tersebut berdasarkan urutan
kapitalisasi pasar terbesar selama 1
tahun terakhir.
3. Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham
berdasarkan tingkat likuiditas yaitu nilai
transaksi di pasar reguler selama 1 tahun
terakhir.
Evaluasi Indeks dan Penggantian
Saham
• JII akan direview setiap 6 bulan (Januari & Juli)
atau berdasarkan periode yang ditetapkan
oleh Bapepam-LK yaitu pada saat
diterbitkannya Daftar Efek Syariah.
• Perubahan jenis usaha emiten akan dimonitor
secara terus menerus berdasarkan data publik
yang tersedia.
Hari Dasar Jakarta Islamic Index
• Diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000.
• Akan tetapi untuk mendapatkan data historikal
yang cukup panjang, hari dasar yang
digunakan adalah tanggal 2 Januari 1995,
dengan nilai indeks sebesar 100.
17. Indeks Kompas100
• Tanggal 13 Juli 2007 dan bertepatan dengan ulang tahun pasar modal
ke 30, BEJ meluncurkan indeks Kompas100.
Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas100
• Kriteria pemilihan saham adalah dengan mempertimbangkan faktor-faktor
sebagai berikut:
1. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan
2. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan
frekuensi transaksi.
3. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler
4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.
5. Sebagai saringan terakhir, BEI juga mengevaluasi dan
mempertimbangkan faktor-faktor fundamental dan pola
perdagangan.
6. BEI memiliki tanggung jawab penuh dalam pelaksanaan
pemilihan saham-saham yang masuk dalam daftar indeks ini,
dimana semua keputusan akan diambil dengan
mempertimbangkan kepentingan investor maupun
stakeholders lainnya.
Hari Dasar dan Evaluasi Indeks
• Untuk mendapatkan data historikal yang lebih lengkap, BEI
menggunakan hari dasar penghitungan indeks pada tanggal 2 Januari
2002 dengan nilai indeks pada saat itu sebesar 100.
• Pergantian saham dan evaluasi akan dilakukan setiap 6 bulan sekali
yaitu bulan Februari dan Agustus.
Indeks BISNIS-27
Kriteria Pemilihan Saham Indeks BISNIS-27
• Indeks BISNIS-27 terdiri dari 27 saham yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental,
likuiditas transaksi dan akuntabilitas.
• Kriteria pemilihan saham tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kriteria Fundamental
• Kriteria fundamental yang dipertimbangkan dalam pemilihan saham-saham yang
masuk dalam perhitungan Indeks Bisnis-27 adalah Laba Usaha, Laba Bersih, Return
on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan DER. Khusus untuk emiten di sektor
Perbankan, akan dipertimbangkan juga faktor LDR dan CAR.
2. Kriteria Teknikal atau Likuiditas Transaksi
• Kriteria teknikal yang dipertimbangkan dalam pemilihan saham-saham yang masuk
dalam perhitungan indeks Bisnis-27 adalah nilai, volume dan frekuensi transaksi serta
jumlah hari transaksi dan kapitalisasi pasar.
3. Akuntabilitas dan Tata Kelola Perusahaan
• Untuk meningkatkan kualitas pemilihan saham-saham yang masuk dalam indeks
BISNIS- 27, dibentuk suatu komite indeks yang anggotanya terdiri dari para pakar di
bidang pasar modal maupun dari akademisi. Anggota komite indeks tersebut
memberikan opini dari sisi akuntabilitas, tata kelola perusahaan yang baik maupun
kinerja saham.
Evaluasi dan Penggantian Saham
• Bursa Efek Indonesia dan harian Bisnis Indonesia secara rutin akan memantau komponen
saham yang masuk dalam perhitungan indeks. Review dan pergantian saham yang masuk
perhitungan indeks BISNIS-27 dilakukan setiap 6 bulan yaitu setiap awal bulan Mei dan
November.
Hari Dasar
• Indeks BISNIS-27 diluncurkan pada tanggal 27 Januari 2009, akan tetapi untuk mendapatkan
data historikal, hari dasar yang digunakan untuk perhitungan indeks adalah tanggal 28
Desember 2004 dengan nilai indeks adalah 100.
18. Indeks PEFINDO25
Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small Medium
Enterprises / SME).
Kriteria Pemilihan Saham Indeks PEFINDO 25
• Indeks PEFINDO25 terdiri dari 25 saham yang dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:
• Seleksi Awal
• Seleksi awal dilakukan untuk memilih saham yang berpotensi menjadi anggota indeks, yaitu denganmempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Total Aset
• Total aset mempresentasikan size dari emiten SME, yaitu emiten-emiten yang memiliki total aset di bawah Rp1 triliun berdasarkan laporan keuangan
tahunan auditan.
2. Tingkat pengembalian atas modal (Return on Equity / ROE)
• ROE emiten yang termasuk dalam kriteria ini adalah emiten yang memiliki ROE sama atau lebih besar dari rata-rata ROE emiten di Bursa Efek Indonesia.
3. Opini akuntan publik atas laporan keuangan Auditan adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
4. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah sekurang-kurangnya 6 bulan.
Hari Dasar dan Evaluasi
• Diluncurkan pada tanggal 18Mei 2009.Mnggunakan hari dasar tanggal 29 Desember 2005 dengan nilai awal indeks adalah 100.
• Review dan pergantian saham dilakukan setiap 6 bulan yaitu setiap awal bulan Februari dan Agustus.
19. Indeks SRI-KEHATI
• BEI bekerja sama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati
Indonesia (Yayasan KEHATI), meluncurkan indeks harga saham
yang diberi nama Indeks SRI-KEHATI.
• SRI adalah kependekan dari Sustainable and Responsible
Investment.
• Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan pedoman
investasi bagi pemodal yaitu dengan membuat suatu benchmark
indeks baru yang secara khusus memuat emiten yang memiliki
kinerja yang sangat baik dalam mendorong usaha-usaha
berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan
hidup, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik.
Kriteria Pemilihan Saham Indeks SRI-KEHATI
• Indeks SRI-KEHATI terdiri dari 25 saham yang dipilih berdasarkan
kriteria sebagai berikut:
• Seleksi Awal
• Seleksi awal dilakukan untuk memilih saham yang berpotensi
menjadi anggota indeks, yaitu dengan mempertimbangkan
kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Total Aset -> Total aset yang mempresentasikan ukuran dari
Emiten SRI, yakni emiten-emiten yang memiliki total aset di
atas Rp1 triliun berdasarkan laporan keuangan auditan
tahunan.
2. Price Earning Ration (PER) -> PER emiten yang termasuk
dalam kriteria ini adalah yang memiliki PER positif.
3. Free Float Ratio -> Free float atau kepemilikan saham publik
harus lebih besar dari 10%
• Fundamental
• Dari seleksi awal tersebut diperoleh daftar nama emiten yang
berpotensi masuk dalam anggota indek SRI-KEHATI.
• Selanjutnya untuk memilih 25 saham yang terbaik, dilakukan
pemeringkatan lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek
fundamental yaitu dengan mempertimbangkan 6 faktor utama
sebagai berikut:
• Environmental
• Community
• Corporate Governance
• Human Rights
• Business Behaviour
• Labour Practices & Decent Work
• Dalam menentukan dan memilihan saham-saham yang masuk
dalam kriteria fundamental ,Yayasan KEHATI menjalin kerja sama
dengan independent data provider yaitu OWW-Consulting.
Evaluasi dan Penggantian Saham
• Rutin -> Review dan pergantian saham yang masuk perhitungan indeks
• SRI-KEHATI dilakukan setiap 6 bulan yaitu setiap awal bulan Mei dan
November.
Hari Dasar
• Diluncurkan pada tanggal 8 Juni 2009,
• Hari dasar yang digunakan untuk perhitungan indeks adalah tanggal 28
Desember 2006 dengan nilai indeks adalah 100.
20. INDEKS PAPAN UTAMA
• Papan Utama ditujukan untuk emiten yang mempunyai ukuran (size) besar dan
mempunyai track record yang baik.
• Per Desember 2009, dari 398 emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, 177
emiten masuk dalam Papan Utama sedangkan sisanya sebanyak 221 emiten
masuk dalamPapan Pengembangan.
Kriteria Pencatatan
• Kriteria Pencatatan di Papan Utama
• Calon emiten akan dicatatkan di Papan Utama apabila memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan.
2. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah
melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core business)
yang sama minimal 36 bulan berturut turut.
3. Laporan Keuangan telah diaudit 3 tahun buku terakhir, dengan
ketentuan Laporan Keuangan Auditan 2 tahun buku terakhir dan
Laporan Keuangan Auditan Interm terakhir (jika ada) memperoleh
pendataWajar Tanpa Pengecualian (WTP)
4. Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir memiliki Aktiva
Berwujud Bersih (Net Tangible Asset) minimal Rp100miliar.
5. Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan
merupakan Pemegang Saham Pengendali (minority shareholders)
setelah Penawaran Umumatau perusahaan yang sudah tercatat di
Bursa Efek lain atau bagi Perusahaan Publik yang belum tercatat di
Bursa Efek lain dalam periode 5 hari bursa sebelum permohonan
pencatatan, sekurang-kurangnya 100 juta saham atau 35% dari
Modal Disetor (mana yang lebih kecil)
6. Jumlah pemegang saham paling sedikit 1.000 (seribu) pemegang
saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek dengan
ketentuan:
• Bagi calon Perusahaan Tercatat yang melakukan penawaran umum,
maka jumlah pemegang saham tersebut adalah pemegang saham
setelah penawaran umum perdana.
• Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari perusahaan
publik, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah jumlah
pemegang saham terakhir selambat lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum mengajukan permohonan pencatatan.
• Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa Efek lain,
maka jumlah pemegang saham tersebut adalah dihitung
berdasarkan rata-rata per bulan selama6 (enam) bulan terakhir.
• Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan diluncurkan pada tanggal 8 April 2002, dengan menggunakan nilai dasar tanggal 28
Desember 2001 dengan nilai indeks 100.
• Pada saat itu, jumlah emiten yang tercatat di Papan Utama adalah 34 emiten dan di Papan Pengembangan adalah 287 emiten serta porsi kapitalisasi
pasar untuk masing-masing papan adalah 62% dan 38%.
21. INDEKS PAPAN PENGEMBANGAN
• Papan Pengembangan dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan yang
belum dapat memenuhi persyaratan pencatatan di Papan Utama, termasuk
perusahaan yang mempunyai prospektif bagus namum belum menghasilkan
keuntungan dan merupakan sarana bagi perusahaan yang sedang dalam
penyehatan.
Kriteria Pencatatan di Papan Pengembangan
• Calon emiten akan dicatatkan di Papan Pengembangan apabila memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Telahmemenuhi persyaratan umumpencatatan saham
2. Sampai dengan diajukan permohonan pencatatan, telah melakukan kegiatan
operasional dalam usaham utama (core business) yang sama minimal 12 bulan
berturut-turut.
3. Laporan Keuangan Auditan tahun buku terakhir yang mencakup minimal 12
bulan dan Laporan Keuangan Auditan Interim terakhir (jika ada) memperoleh
pendapatWajar Tanpa Pengecualian (WTP).
4. Memiliki Aktiva Berwujud Bersih (net tangible asset) minimal Rp5miliar.
5. Jika calon emiten mengalami rugi usaha atau belum membukukan keuntungan
atau beroperasi kurang dari 2 tahun, wajib:
• Selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-2 sejak tercatat sudah
memperoleh laba usaha dan laba bersih berasarkan proyeksi keuangan
yang akan diumumkan di Bursa.
• Khusus bagi calon emiten yang bergerak dalam bidang yang sesuai dengan
sifatnya usahanya memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai
titik impas (seperti: infrastruktur, perkebunan tanaman keras, konsesi Hak
Pengelolaan Hutan (HPH) atau Hutan Tanaman Industri (HTI) atau bidang
usaha lain yang berkaitan dengan
pelayanan umum, maka berdasarkan proyeksi keuangan calon
perusahaan tercatat tersebut selambat-lambatnya pada akhir tahun
buku ke-6 sejak tercatat sudah memperoleh laba usaha dan laba
bersih.
6. Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan
merupakan Pemegang Saham Pengendali (minority shareholders)
setelah Penawaran Umumatau perusahaan yang sudah tercatat di Bursa
Efek lain atau bagi Perusahaa Publik yang belum tercatat di Bursa Efek
lain dalam periode 5 (lima) hari bursa sebelum permohonan pencatatan,
sekurang-kurangnya 50 juta saham atau 35% dari modal disetor (mana
yang lebih kecil).
7. Jumlah pemegang saham paling sedikit 500 (lima ratus) pemegang
saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek, dengan
ketentuan:
• Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan penawaran umum,
maka jumlah pemegang saham tersebut adalah pemegang saham
setelah penawaran umum perdana.
• Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari perusahaan publik,
maka jumlah pemegang saham tersebut adalah jumlah pemegang
saham terakhir selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum
mengajukan permohonan pencatatan.
• Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa Efek lain, maka
jumlah pemegang saham tersebut adalah dihitung berdasarkan rata-rata
per bulan selama 6 (enam) bulan terakhir.
8. Khusus calon emiten yang ingin melakukan IPO, perjanjian penjaminan
emisinya harus menggunakan prinsip kesanggupan penuh (full
commitment)
22. METODOLOGI PENGHITUNGAN INDEKS
• Indeks yang ada di BEI dihitung dengan
menggunakan metodologi rata-rata tertimbang
berdasarkan jumlah saham tercatat (nilai pasar)
atau Market ValueWeighted Average Index.
• Formula dasar penghitungan indeks adalah:
• Nilai Pasar adalah kumulatif jumlah saham tercatat
(yang digunakan untuk perhitungan indeks) dikali
dengan harga pasar. Nilai Pasar biasa disebut juga
Kapitalisasi Pasar.
• Formula untuk menghitung Nilai Pasar adalah:
• Dimana:
• p = Closing price (harga yang terjadi) untuk emiten ke-i.
• q = Jumlah saham yang digunakan untuk penghitungan
indeks (jumlah saham yang tercatat) untuk emiten ke-i.
• n = Jumlah emiten yang tercatat di BEI (jumlah emiten
yang digunakan untuk perhitungan indeks)
• Nilai Dasar adalah kumulatif jumlah saham pada hari dasar dikali dengan harga pada hari dasar.
• Contoh hari dasar untuk IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982.
23. METODOLOGI PENGHITUNGAN INDEKS
BOBOT (WEIGHTED)
• Bobot (Weighted) yang digunakan untuk penghitungan indeks adalah
jumlah saham tercatat atau biasa juga disebut dengan jumlah saham yang
digunakan untuk perhitungan indeks.
• Meskipun hampir semuanya menggunakan jumlah saham tercatat, akan
tetapi terdapat beberapa emiten tidak menggunakan seluruh saham
tercatat untuk perhitungan indeks.
• Untuk mengeleminasi pengaruh faktor-faktor yang bukan perubahan
harga saham, maka selalu ada penyesuain Nilai Dasar (Adjustment) bila
terjadi corporate action seperti stock split, pembagian dividen atau bonus
saham, penawaran terbatas atau HMETD dan lain-lain. Sehingga dengan
demikian indeks akan mencerminkan pergerakan harga saham saja.
HARGA TEORITIS
• Salah satu faktor yang harus dihitung dalam melakukan penyesuaian Nilai
Dasar adalah Harga Teoritis sahambila terjadi corporate action.
• Misalnya emiten A melakukan stock split dengan rasio 1 : 1 (satu saham
lama mendapat satu saham baru) sehingga jumlah saham yang tercatat
akan menjadi 2 kali lipat. Bila harga saham pada saat cum (hari terakhir
sebelum stock split) adalah Rp 2.000, maka Harga Teoritis saham pada hari
bursa berikutnya (pada saat Ex atau hari bursa dimulainya perdagangan
saham dengan jumlah saham yang baru) adalah Rp 1.000.
• Harga Teoritis juga berfungsi sebagai pedoman dalam tawar menawar
saham.
• Bila tidak terjadi pembentukan harga baru hingga akhir hari bursa setelah
stock split saham tersebut efektif, maka Harga Teoritis akan dicantumkan
dalam laporan Daftar Efek BEI dan tampilan monitor JATS dengan
menggunakan tanda asterik (*). Dengan demikian pengguna informasi
mengetahui bahwa harga tersebut bukan harga akhir sebelumnya
melainkan Harga Teoritis.
FORMULA PENGHITUNGAN HARGA TEORITIS DAN JUMLAH SAHAM
TERCATAT
• Berikut ini corporate action yang menyebabkan adanya Harga Teoritis dan
perubahan jumlah saham tercatat.
1. Stock Split
• Formula untuk menghitung Harga Teoritis saham dari nominal lama nl,
menjadi nominal baru nb adalah.
• Keterangan:
• HT = Harga Teoritis
• hc = Harga cum(harga terakhir saham dengan nominal lama)
• dimana n adalah adalah faktor split :
• Formula untuk menghitung jumlah saham tercatat setelah stock split
adalah:
• Keterangan:
• JSB = Jumlah Saham setelah corporate action (stock split)
• JSL = Jumlah Saham sebelumcorporate action (stock split)
24. METODOLOGI PENGHITUNGAN INDEKS
2. Saham Bonus / Dividen Saham
• Formula untuk menghitung Harga Teoritis saham karena pembagian
saham bonus / dividen saham dengan rasio a : b (sebanyak a saham lama
mendapat b saham baru) adalah :
• Keterangan:
• hc = Harga akhir pada saat cum (harga cum)
• a = Jumlah saham lama
• b = Jumlah saham baru (penambahan saham)
• Formula untuk menghitung jumlah saham tercatat setelah pemberian
saham bonus / dividen saham adalah :
• Keterangan:
• JSB = Jumlah Saham setelah corporate action (saham bonus)
• JSL = Jumlah Saham sebelum corporate action (saham bonus)
3. HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) atau Righ Issue
• Formula untuk menghitung Harga Teoritis saham karena penawaran
HMETD dengan rasio a : b (sejumlah a saham lama mendapat hak untuk
membeli b saham baru) pada harga pelaksana hr adalah:
• Keterangan:
• hr = Harga pelaksana hak (exercise price), yaitu harga yang telah
ditetapkan emiten untuk membeli satu saham baru
• hc = Harga akhir pada saat cum (harga cum)
• Formula untuk menghitung jumlah saham tercatat setelah menerbitkan
HMETD sama dengan yang digunakan untuk menghitung karena
pemberian saham bonus / dividen saham, yaitu:
• Keterangan:
• JSB = Jumlah Saham setelah corporate action (HMETD)
• JSL = Jumlah Saham sebelum corporate action (HMETD)
Dengan kata lain, Bursa berjangka merupakan suatu wadah atau sarana yang didalamnya terdapat perdagangan berjangka.
Bursa berjangka merupakan tempat terlaksananya transaksi jual beli kontrak berjangka atas sejumlah komoditi atau instrumen keuangan pada harga tertentu berdasarkan peraturan dan regulasi yang berlaku secara terorganisasi dan terregulasi dengan sejumlah peraturan dan pengawasan yang ketat.
Pada bursa berjangka tidak ada pasar sekunder untuk perdagangan kontrak berjangka. Semua kontrak adalah kontrak primer, dan setiap kontrak dengan subjek tertentu yang sudah disepakati atau dibuka harus didaftarkan pada otoritas bursa setempat.
Semua kontrak disepakati dan diselesaikan di bursa.
Ini no. 2 ternyata
Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS (Jakarta Automatic Trading System). Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI. Anggota Brusa bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
Ini no. 2 juga ternyata
Jika IHSG cenderung meningkat seperti yang terjadi akhir-akhir ini, artinya harga-harga saham di BEI sedang meningkat. Sebaliknya, jika IHSG cenderung turun, artinya harga-harga saham di BEI sedang merosot. Sekedar catatan, persentase kenaikan atau penurunan IHSG akan berbeda dibanding dengan kenaikan atau penurunan harga masing-masing saham. Kadang ada kalanya peningkatan atau penurunan harga saham melebihi atau bahkan berlawanan dengan pergerakan angka IHSG.
Misalnya kita dapat menghitung secara rata-rata berapa keuntungan berinvestasi di pasar saham. Sekarang di tahun 2013, IHSG bernilai 4400. Lima tahun lalu IHSG bernilai 1400. Kita dapat menghitung secara sederhana berinvestasi selama 5 tahun dari tahun 2008-2013 menghasilkan keuntungan (4400-1400)/1400*100% = 214%. Secara rata-rata per tahun keuntungan berinvestasi di pasar saham adalah 214%. Berarti per tahun 42,8%. Angka tersebut belum termasuk keuntungan dari dividen.
Bila Anda memiliki reksadana atau portofolio saham, Anda bisa membandingkan kinerjanya dengan IHSG. Misalnya dalam 5 tahun terakhir IHSG naik sebanyak 214%. Kalau reksadana atau portofolio Anda kinerjanya di bawah angka tersebut, sebaiknya Anda perlu berganti strategi.
Jadi jumlah harga 30 saham langsung dibagi nilai dasar. Indeks ini tidak menggunakan pembobotan pada masing-masing saham karena karena DJIA merupakan indeks 30 saham terpilih di bursa New York. Sebanyak 30 saham yang masuk dalam DJIA diasumsikan telah memiliki bobot yang setara, sehingga penghitungan bobot dianggap tidak perlu lagi. Sebagai catatan, 30 saham ini boleh dibilang mewakili setiap industri di Amerika Serikat (AS) dan memiliki likuiditas transaksi yang tinggi.
Sederhananya, setiap saham dihitung terlebih dahulu kapitalisasi pasarnya. Kemudian dijumlahkan seluruh kapitalisasi pasar untuk semua saham, lalu dibagi dengan nilai dasar, kemudian dikalikan dengan 100.
Menurut informasi, kapitalisasi pasar yang dijumlahkan ini berbeda dengan nilai kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI, karena ada saham-saham yang tidak perhitungkan dalam penghitungan indeks. Saham-saham yang tidak diperhitungkan ini menjadi rahasia BEI. Pihak BEI memiliki kriteria sendiri atas saham-saham yang bisa dimasukkan dalam penghitungan IHSG.
APA EFEK PEMBOBOTAN INI? Karena pembobotan tersebut, kenaikan atau penurunan IHSG sangat bergantung pada pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar. Karena itulah muncul istilah beberapa saham yang disebut-sebut sebagai motor penggerak IHSG.
Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdangangan dan Jasa, dan Manufaktur.
Tertuang dalam Peraturan Bapepam - LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.
Jenis kegiatan utama suatu badan usaha yang dinilai tidak memenuhi syariah Islam adalah:
Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.
Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual beli resiko yang mengandung gharar dan maysir.
Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan atau menyediakan :
Barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (haram li-dzatihi)
Barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI, dan atau
Barang dan atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya, kecuali investasi tersebut dinyatakan kesyariahannya oleh DSN-MUI.
Kompas : Indeks ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pada investor, pengelola portofolio serta fund manager sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam menciptakan kreatifi tas (inovasi) pengelolaan dana yang berbasis saham. Proses pemilihan 100 saham yang masuk dalam penghitungan indeks Kompas100 ini mempertimbangkan faktor likuiditas, kapitalisasi pasar dan kinerja fundamental dari saham-saham tersebut.
Kompas : Indeks ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pada investor, pengelola portofolio serta fund manager sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam menciptakan kreatifi tas (inovasi) pengelolaan dana yang berbasis saham. Proses pemilihan 100 saham yang masuk dalam penghitungan indeks Kompas100 ini mempertimbangkan faktor likuiditas, kapitalisasi pasar dan kinerja fundamental dari saham-saham tersebut.
Bobot : Contoh beberapa emiten perbankan, emiten yang menggunakan 2 nilai nominal atau emiten yang atas pertimbangan BEI memiliki jumlah saham tercatat yang sangat besar, sehingga bobotnya tidak lagi menggambarkan pergerakan indeks secara keseluruhan.
Formula : Selain berpengaruh pada harga saham, yang ditandai dengan adanya Harga Teoritis saham, corporate action juga akan menyebabkan perubahan jumlah saham tercatat (bisa bertambah atau berkurang kalau emiten melakukan reverse split).
Contoh:
Emiten ABC memilik jumlah saham tercatat sebanyak 10.000.000 lembar, melakukan stock
split dari nominal Rp 1.000 menjadi Rp 200. Harga terakhir yang terjadi dengan nominal lama
(harga cum) adalah Rp 25.000. Maka Harga Teoritis saham ABC adalah Rp 25.000 / (Rp
1.000 / Rp 200) = Rp 5.000 dan jumlah saham tercatat setelah stock split menjadi 10.000.000
x 5 = 50.000.000