ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
Lisa Gunawan - tugas 1 cb tolak angin
1. Tahu
n
1930
dibuat
Ibu Rahmat
Sulistyo
(Pendiri Sido
Muncul)
5 tahun 5 tahun
Lisa Gunawan/Manajemen Bisnis/2512101034
2. BBuuddaayyaa Psikologi Masyarakat
Iklan TV Tolak
Angin kerap
kali
menggunakan
pendapat ulama
atau tokoh
masyarakat
untuk merebut
simpati mereka
dan secara tidak
langsung.
Sub budaya :
Suku
Fanatisme
kedaerahan
yang kuat.
Contoh :
makanan,
jamu, logat
bahasa,dll
Sub budaya :
kebangsaan
Rasa
kecintaan
Indonesia
terhadap
tanah air
sangat
kurang.
Contoh :
lebih
menyukai
produk LN.
Mampu bersaing
hingga kancah
internasional. Hal
ini menciptakan
positive image
bagi masyarakat
sehingga Tolak
Angin kini
digemari
masyarakat
Indonesia.
Tahun 1980-
an, Tolak
Angin
dipersepsikan
merek jamu
kesehatan
yang
tradisional,
kuno dan
kampungan.
Kemudian
merek ini
ditransformasi
.
Sub budaya :
Agama
Opinion leader
yang sangat
tinggi yang
mempengaruhi
mereka dalam
menentukan
pilihan untuk
membeli suatu
produk.
Contoh :
pendapat para
ulama atau
tokoh
masyarakat
Sub budaya :
geografis
Letak yang
strategis
dalam
membudida
yakan
keanekaraga
man hayati
menjadi
potensi
terselubung
bagi
Indonesia.
Dalam hal ini,
tolak angin telah
memanfaatkan
sumber daya alam
yang khas dari
tiap daerah untuk
dijadikan produk
herbal.
Pengolahan
informasi
Memiliki pola
pikir jangka
pendek dan tidak
terencana dalam
mengolah suatu
informasi. Maka
dari itu, pemasaran
suatu produk di
Indonesia lebih
efektif
menggunakan
iklan TV daripada
media cetak.
Tolak angin
memiliki beberapa
iklan TV yang
mudah dipahami
masyarakat
Indonesia.
Contoh : iklan
"Orang pintar
minum tolak
angin"
Pembelajaran
Memiliki opinion
leader yg sangat
tinggi yang
mempengaruhi
mereka dalam
membuat
keputusan dalam
kehidupan
mereka
Iklan TV Tolak
Angin kerap kali
menggunakan
pendapat ulama
atau tokoh
masyarakat untuk
merebut simpati
mereka dan secara
tidak langsung.
Perubahan
sikap dan
perilaku
Dalam memilih
suatu barang
bukan
berdasarkan pada
kegunaan, tetapi
pada emosional.
Hanya melihat
berdasarkan
konteks/penampil
an luar, bukan
kontennya.
Memilih barang
karena gengsi
yang tinggi
(pamer) karena
budaya Indonesia
yang suka
bersosialisasi.
Lisa Gunawan/Manajemen Bisnis/2512101034