UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
2. Lahan aeolian ?
Æolus, Aeolian (atau Eolian atau Aeolian)
Merupakan bentuk lahan yang terbentuknya
akibat proses angin. Yang mana memiliki
kemampuan untuk mengikis, mengangkut,
dan mengendapkan material-material pasir
ataupun debu.
3. Syarat-Syarat Berkembangnya Lahan
Aeolian
• Tersedia material berukuran pasir halus-kasar
dalam jumlah banyak.
• Adanya periode kering yang panjang dan
tegas.
• Adanya angin yang mampu mengangkat dan
mengendapkan bahan pasir tersebut.
• Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh
vegetasi/objek lain.
4. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Pengikisan oleh Angin
Pengangkutan oleh Angin
Pengendapan oleh Angin
5. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Pengikisan oleh Angin
Deflasi (deflation)
Korasi (corrasion)
Atrisi (attrition)
6. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Deflasi (deflation)
Proses deflasi merupakan gerakan tiupan
angin yang membawa materi batuan, baik berupa
debu halus, pasir, maupun materi yang kasar dan
berat
7. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Deflasi (deflation)
Bentang alam hasil proses deflasi dibedakan
menjadi 3 (tiga), yaitu :
• Cekungan deflasi (deflation basin)
• Lag gravel
• Desert varnish
8. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Cekungan deflasi (deflation basin)
Cekungan deflasi merupakan suatu cekungan
yang diakibatkan oleh angin pada daerah yang lunak
dan tidak terkonsolidasi atau material-material yang
tersemen jelek.
9. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Lag gravel
Deflasi terhadap debu dan pasir yang ditinggalkan
merupakan material yang kasar (granule, pebble, dan
fragmen-fragmen yang besar), disebut lagstone.
10. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Desert varnish
Beberapa lagstone yang tipis, mengkilat, berwarna
hitam atau coklat dan permukaannya tertutup oleh
oksida besi, dikenal sebagai desert varnish.
11. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Korasi (corrasion)
Korasi angin dapat
menimbulkan beberapa bentuk
atau bentang alam yang sangat
luas. Gerakannya hanya dapat
terjadi di dekat permukaan tanah.
12. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Berdasarkan kerjanya korasi
dapat dibedakan :
Polishing dan pitting
Grooving dan shaping
Faceting
13. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Polishing dan pitting
Gerakan angin yang
membawa/disertai pasir disebut
dengan polishing. Gerakan angin yang
membawa pasir mempunyai
kemampuan untuk melubangi batuan,
kemampuan untuk melubangi batuan
ini disebut dengan pitting.
14. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Grooving dan shaping
Grooving adalah proses batuan yang telah
berlubang sebagai akibat kekuatan pitting
akan terus mengalami proses pembentukan
lubang sehingga makin lama makin besar
dan dalam.
Batuan yang berlubang-lubang besar
tersebut kemudian berubah menjadi pecah-
pecah dan berkeping-keping. Proses
terjadinya pecahan dan keping-keping ini
disebut shaping.
15. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Faceting
Batuan yang telah berkeping-
keping berubah menjadi lebih kecil
lagi. Proses perubahan batuan
menjadi bagian lebih kecil disebut
dengan faceting.
16. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Fenomena hasil proses korasi :
Bevelad stone
Polish
Grooves
Sculpturing (Penghiasan)
17. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
• Bevelad stone
Beberapa sisa batuan yang dihasilkan
oleh abrasi angin yang mengandung
pasir akan membentuk einkanter
atau dreikanter yang dalam Bahasa
Inggris disebut single edge atau
three edge.
18. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Polish
Terbentuk pada batuan yang mempunyai
ukuran butir halus digosok oleh angin yang
mengandung pasir (sand blast) atau yang
mengandung silt (silt blast), yang
mempunyai kekuatan lemah, sehingga
hasilnya akan lebih mengkilat, misalnya pada
kuarsit, akibat erosi secara abrasi akan lebih
mengkilat.
19. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Grooves
Angin yang mengandung pasir
dapat juga menggosok dan menyapu
permukaan batuan membentuk
suatu alur yang dikenal sebagai
grooves.
20. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Sculpturing (Penghiasan)
Banyak perbedaan bentuk
topografi diakibatkan oleh
kombinasi pelapukan dan abrasi
angin.
21. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Atrisi (attrition)
suatu proses penyusutan materi yang
dibawa oleh angin pada saat pengangkutan
materi tersebut.
Peristiwa proses pemilihan, di mana
materi yang kasar dan berat akan tertinggal
oleh karena kekuatan angin tidak mampu lagi
membawanya. Materi yang halus akan
diterbangkan angin ke tempat yang lebih
jauh.
22. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Pengangkutan oleh Angin
Materi batuan yang mudah terangkut
oleh angin adalah materi-materi halus,
misalnya debu. Materi yang halus ini
akan diterbangkan angin sampai ke
tempat yang cukup jauh.
23. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Pengangkutan oleh Angin
Suspensi (suspension)
Saltasi (saltation)
Rayapan permukaan (surface
crep)
24. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Suspensi (suspension)
Gerakan meloncat materi
butiran yang disebabkan oleh
tabrakan dan pantulan angin yang
bermuatan pasir.
25. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Saltasi (saltation)
Gerakan saltasi secara langsung
disebabkan tekanan angin terhadap
butiran pasir, pasir yang ditiup angin
pada umumnya mempunyai gerakan
saltasi.
26. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Rayapan permukaan (surface crep)
Gerakan rayapan permukaan
disebabkan oleh karena tubrukan materi
butiran oleh gerakan saltasi.
Benturan ini gerakan materi butiran
menjadi lambat yang selanjutnya
menjadi rayapan.
27. Proses Terbentuknya Lahan Aeolian
Pengendapan oleh Angin
Proses pengendapan ini terjadi apabila
butiran yang telah terbawa angin tadi jatuh
setelah gerakan menjadi lambat.
Bentuk endapan dari proses ini tidak datar
atau halus tetapi bergelombang. Setelah
mengendap butiran-butirabn tersebut
mengumpul menjadi suatu bentuk lahan yang
baru.
28. Bentuk Lahan Hasil Aeolian
Desert pavement (pebble armor)
Blowout
Ventifact
Dreikanter
Groove
Yardang
29. Bentuk Lahan Hasil Aeolian
Desert pavement (pebble armor)
Permukaan yang terdiri atas
batuan kerikil dan kerakal di daerah
gurun, sebagai akibat bahan-bahan
halus mengalami deflasi.
31. Bentuk Lahan Hasil Aeolian
Blow out
Cekungan di daerah gurun sebagai
akibat deflasi pada materi hasil
pelapukan di permukaan yang
berukuran halus.
33. Bentuk Lahan Hasil Aeolian
Ventifa
Permukaan batuan yang
menjadi rata karena korasi,
terutama yang berukuran halus
(debu dan liat) yang terbawa oleh
angin.
40. Bentuk Lahan Hasil Aeolian
Pan
Cekungan yang dalamnya
bervariasi dari beberapa meter
sampai dengan 100m, panjangnya
dari 100m- >100km, karena erosi
angin.
41. Bentuk-Bentuk Hasil Pengendapan Angin
Aktivitas angin dalam
mengendapkan material dipengaruhi
oleh kecepatan angin, rintangan (batu,
vegetasi), dan material yang dibawa
oleh angin.
43. Loess
Endapan oleh angin berupa debu, pada
umumnya berwarna kekuningan, tersusun dari
berbagai mineral tidak berlapis-lapis tetapi
cukup kuat terikat.
44. Endapan pasir
Type yang ditentukan oleh jumlah pasir dan vegetasi:
Sand sheet
Hamparan pasir tipis yang menutup daerah relatif
datar, permukaannya tidak bergelombang.
• Ripple (riak)
Endapan pasir yang permukaannya bergelombang,
tinggi bervariasi 1-500mm, panjang 50-300m.
endapan pasir tebal yang permukaannya
bergelombang ripple tetapi lebih besar disebut
undulasi; yang tingginya sampai 400m dan panjang
4km disebut draa (Mcgadune).
48. Gumuk pasir (dunes)
Gundukan bukit/igir dari pasir yang
teerhembus angin. Gumuk pasir
mempunyai penampang tidak simetri,
kemiringan lereng pada arah datangnya
angin 5º sampai dengan 10º dan arah
membelakangi arah angin 30º sampai
dengan 34º. Apabila tidak ada stabilisasi
oleh vegetasi gumuk pasir cenderung
bergeser ke arah datangnya angin.
49. Gumuk pasir (dunes)
Pada umumnya gumuk pasir terdapat di daerah
• Mempunyai pasir sebagai material utama.
• Kecepatan angin tinggi, untuk mengikis dan
mengangkut butir-butir berukuran pasir.
• Permukaan tanah yang tersedia untuk
pengendapan pasir.
• Gisik pasir dengan angin pantai
• Dekat sungai yang dasarnya pasir
• Daerah yang mempunyai musim kering
• Daerah gurun yang mengalami penghancuran
batuan
• Endapan glasial dan dasar danau glasial pasiran.
51. Gumuk pasir sabit (barchan)
Sisi yang menghadap arah angin landai dan yang di
belakang (slip face) terjal. Penampang gumuk tidak
simetri pada puncaknya, tetapi berangsur-angsur menjadi
hampir simetri pada tanduknya. Ketinggian 5-15m
maksimum 30m. Berkembang di daerah yang vegetasinya
terbatas.
52. Gumuk pasir melintang
(transversal dunes)
Posisi melintang arah angin/ tegak lurus arah angin.
Terbentuk pada daerah yang banyak cadangan
pasirnya dan sedikit tumbuhan.. Ketinggian 5-15m
maksimum 100m. dapat berubah menjadi sabit
apabila sumber pasirnya berkurang.
53. Gumuk pasir parabolik
(parabolic dunes)
Berbentuk sabit dengan tanduk yang panjang ke arah
datangnya angin dengan ketinggian 1:15m. Gumuk
pasir parabolik dapat terbentuk karena blow out
54. Gumuk pasir memanjang
(longitudinal dunes/seif)
Berupa gundukan pasir yang hampir klurus sejajar arah angin
Ketinggian <15m,panjang beberapa kilometer, pada gurun
yang luas ketinggian mencapai 200m dan panjang 300km.
Gumuk pasir memanjang di gurun seperti di atas disebut
seif. Ukuran partikel material pada gumuk pasir ini
mempunyai kisaran 0,05-0,5mm karena sortasi angin
sangat baik.
55. Whaleback dunes
Gumuk pasir longitudinal yang
sangat besar, puncaknya datar dan di
atasnyadapat terbentuk barchan, dan
seif, kecil-kecil.
56. Kesimpulan
Dalam pembentukan permukaan bumi, bumi telah
mengalami tiga ordo dimana masing-masing ordo
mempunyai karakteristik tersendiri. Dalam pembentukan
permukaan bumi dipengaruhi dua tenaga yaitu endogen
dan eksogen. Tenaga eksogen merupakan tenaga yang
berasal dari luar bumi, salah satu dari tenaga eksogen
adalah angin. Pembentukan suatu bentuk lahan oleh
karena tenaga angin sering disebut proses aeolian. Proses
aeolian ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
– Pengikisan
– Pengangkutan
– Pengendapan
57. Kesimpulan
Dalam proses aeolian terdapat syarat-syarat
untuk berkembangnya bentuk lahan karena
proses ini, syarat-syarat tersebut antara lain
yaitu tersedia material berukuran pasir halus
atau kasar dalam jumlah banyak, Adanya
periode kering yang panjang dan tegas, Adanya
angin yang mampu mengangkat dan
mengendapkan bahan pasir tersebut, Gerakan
angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi atau
obyek lain. Bentukan lahan akibat dari proses
aeolian dibedakan menjadi tiga yaitu Loess,
Gumuk pasir, dan endapan pasir.