Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang mencakup pengertian, tujuan, dan tindakan-tindakan dasar seperti Bantuan Hidup Dasar (BHD), patah tulang, keracunan, dan luka bakar.
2) Dokumen tersebut juga menjelaskan langkah-langkah dasar dalam melakukan Bantuan Hidup Dasar (
Dokumen tersebut merupakan pedoman Bantuan Hidup Dasar (BLS) tahun 2020 dan panduan mengenai Covid-19 yang mencakup definisi BLS, kondisi keadaan darurat, rantai keselamatan BLS, prosedur RJP kualitas tinggi, penggunaan AED, BLS pada anak dan neonatus, serta tindakan pertolongan pertama pada tersedak.
Rangkuman tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP) pada anak dan bayi:
- Kompresi dada 100 kali/menit dengan kedalaman 1/3-1/2 dada untuk anak dan 1,5-2,5 cm untuk bayi; ventilasi 1-1,5 detik
- Lokasi pemeriksaan nadi berbeda antara anak (nadi karotis) dan bayi (nadi brakialis)
- Tanda keberhasilan RJP
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan rumah ke pasien wanita berusia 50 tahun yang didiagnosis menderita hipertensi stadium 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat beberapa faktor risiko penyebabnya seperti genetik, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan meliputi edukasi tentang penyakit dan gaya hidup sehat serta dukungan untuk terapi dan kontrol lebih lan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang mencakup pengertian, tujuan, dan tindakan-tindakan dasar seperti Bantuan Hidup Dasar (BHD), patah tulang, keracunan, dan luka bakar.
2) Dokumen tersebut juga menjelaskan langkah-langkah dasar dalam melakukan Bantuan Hidup Dasar (
Dokumen tersebut merupakan pedoman Bantuan Hidup Dasar (BLS) tahun 2020 dan panduan mengenai Covid-19 yang mencakup definisi BLS, kondisi keadaan darurat, rantai keselamatan BLS, prosedur RJP kualitas tinggi, penggunaan AED, BLS pada anak dan neonatus, serta tindakan pertolongan pertama pada tersedak.
Rangkuman tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP) pada anak dan bayi:
- Kompresi dada 100 kali/menit dengan kedalaman 1/3-1/2 dada untuk anak dan 1,5-2,5 cm untuk bayi; ventilasi 1-1,5 detik
- Lokasi pemeriksaan nadi berbeda antara anak (nadi karotis) dan bayi (nadi brakialis)
- Tanda keberhasilan RJP
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan rumah ke pasien wanita berusia 50 tahun yang didiagnosis menderita hipertensi stadium 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat beberapa faktor risiko penyebabnya seperti genetik, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan meliputi edukasi tentang penyakit dan gaya hidup sehat serta dukungan untuk terapi dan kontrol lebih lan
- Bantuan hidup dasar (BHD) merupakan upaya untuk mengembalikan atau mempertahankan kehidupan dengan menjaga jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi.
- Urutan BHD meliputi pengecekan bahaya, respons, jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi (DRABC). Jika tidak ada tanda kehidupan, lakukan pijatan jantung dan ventilasi dengan rasio 30:2.
- Resusitasi jantung paru yang cepat dan
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koordinasi penanganan gawat darurat yang bersifat multi sektor dan multi profesi. Sistem ini meliputi tahapan pra rumah sakit, dalam rumah sakit, hingga rujukan antar rumah sakit. Dokumen juga membahas proses triase untuk menentukan prioritas pasien, serta prinsip-prinsip penanganan kegawatan darurat yang meliputi penjagaan saluran pernafasan, peredaran darah, dan
OHCA adalah hilangnya fungsi jantung di luar rumah sakit yang dapat mengancam jiwa. Penanganannya meliputi pengenalan dini, aktivasi respon darurat, resusitasi jantung paru berkualitas, dan defibrilasi untuk memulihkan sirkulasi darah normal.
Seorang pria berusia 40 tahun jatuh pingsan sambil memegangi dada kirinya. Penolong melakukan pemeriksaan nadi dan pernafasan, kemudian memulai CPR karena korban tidak bernapas dan tidak berdetak jantung. Setelah 5 siklus CPR, AED dibawa untuk menganalisis kondisi dan memberikan sok listrik jika diperlukan. Penolong terus melakukan CPR hingga bantuan tiba.
Dokumen tersebut membahas tentang Basic Life Support (BLS) dan penanganan darurat pasien. Secara singkat, dokumen menjelaskan urutan tindakan BLS yaitu mengamati apakah pasien sadar, bernafas, dan berdenyut, serta tindakan resusitasi jika ditemukan gangguan pada satu atau lebih aspek tersebut. Dokumen juga menjelaskan prinsip-prinsip dasar penanganan darurat pasien.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) Wilayah Bengkulu. Berisi statistik penting mengenai kejadian henti jantung di luar rumah sakit, peluang hidup jika mendapatkan resusitasi jantung paru segera, dan pentingnya keterampilan resusitasi jantung paru bagi masyarakat umum.
Bantua hidup dasar adalah upaya atau tindakan resusitasi kardiopulmonal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan atau orang awam yang terlatih dan terampil untuk membantu dan memberikan pertolongan cepat dan tepat pada pasien yang sedang terancam kematian akibat henti jantung atau henti nafas sambil menunggu bantuan.
Dokumen tersebut merangkum laporan kasus anestesi umum yang diberikan pada pasien wanita berusia 17 tahun yang menjalani pembedahan excisi tumor mammae sinistra. Laporan tersebut mencakup identitas pasien, riwayat medis, rencana persiapan dan pelaksanaan anestesi, serta tinjauan pustaka tentang anestesi umum.
- Bantuan hidup dasar (BHD) merupakan upaya untuk mengembalikan atau mempertahankan kehidupan dengan menjaga jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi.
- Urutan BHD meliputi pengecekan bahaya, respons, jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi (DRABC). Jika tidak ada tanda kehidupan, lakukan pijatan jantung dan ventilasi dengan rasio 30:2.
- Resusitasi jantung paru yang cepat dan
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koordinasi penanganan gawat darurat yang bersifat multi sektor dan multi profesi. Sistem ini meliputi tahapan pra rumah sakit, dalam rumah sakit, hingga rujukan antar rumah sakit. Dokumen juga membahas proses triase untuk menentukan prioritas pasien, serta prinsip-prinsip penanganan kegawatan darurat yang meliputi penjagaan saluran pernafasan, peredaran darah, dan
OHCA adalah hilangnya fungsi jantung di luar rumah sakit yang dapat mengancam jiwa. Penanganannya meliputi pengenalan dini, aktivasi respon darurat, resusitasi jantung paru berkualitas, dan defibrilasi untuk memulihkan sirkulasi darah normal.
Seorang pria berusia 40 tahun jatuh pingsan sambil memegangi dada kirinya. Penolong melakukan pemeriksaan nadi dan pernafasan, kemudian memulai CPR karena korban tidak bernapas dan tidak berdetak jantung. Setelah 5 siklus CPR, AED dibawa untuk menganalisis kondisi dan memberikan sok listrik jika diperlukan. Penolong terus melakukan CPR hingga bantuan tiba.
Dokumen tersebut membahas tentang Basic Life Support (BLS) dan penanganan darurat pasien. Secara singkat, dokumen menjelaskan urutan tindakan BLS yaitu mengamati apakah pasien sadar, bernafas, dan berdenyut, serta tindakan resusitasi jika ditemukan gangguan pada satu atau lebih aspek tersebut. Dokumen juga menjelaskan prinsip-prinsip dasar penanganan darurat pasien.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) Wilayah Bengkulu. Berisi statistik penting mengenai kejadian henti jantung di luar rumah sakit, peluang hidup jika mendapatkan resusitasi jantung paru segera, dan pentingnya keterampilan resusitasi jantung paru bagi masyarakat umum.
Bantua hidup dasar adalah upaya atau tindakan resusitasi kardiopulmonal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan atau orang awam yang terlatih dan terampil untuk membantu dan memberikan pertolongan cepat dan tepat pada pasien yang sedang terancam kematian akibat henti jantung atau henti nafas sambil menunggu bantuan.
Dokumen tersebut merangkum laporan kasus anestesi umum yang diberikan pada pasien wanita berusia 17 tahun yang menjalani pembedahan excisi tumor mammae sinistra. Laporan tersebut mencakup identitas pasien, riwayat medis, rencana persiapan dan pelaksanaan anestesi, serta tinjauan pustaka tentang anestesi umum.
2. S-R-C-A-
B
The point about BLS or BHD is
• Safety
• Respon
• Circulation
• Airway
• Breathing
A-V-P-U
• Alert
• Voice
• Pain
• Unrespon
dr. Via Arsita Dewi
5. Case1
Hari ini adalah hari Senin, para personil Bais TNI
melaksanakan apel dilapangan apel
Saat apel berlangsung tiba-tiba ada seseorang yang
terjatuh dan tidak sadarkan diri
Apa yang akan anda lakukan?
dr. Via Arsita Dewi
6. Pastikan keselamatan
penolong dan yang
ditolong (pindahkan
pasien ketempat yang
aman)
Cek Kesadaran,
dengan AVPU
• Pasien sadar dengan
rangsang voice dan pain
• Lalu apa lagi yang anda
lakukan?
Berikan O2
NK 2-3 lpm
Cek TTV
• TD 110/70 HR 92 RR 22
T 36,5 SpO2 98%
• Bagaimana kondisi
pasien apakah stabil
atau tidak?
Pasien stabil
Lanjutkan observasi sembari
dilakukan anamnesis terkait
keluhan saat ini, Riwayat
saat ini, Riwayat penyakit
terdahulu, Riwayat
pengobatan
dr. Via Arsita Dewi
7. Case2
Masih dilapangan apel, tiba-tiba ada seorang lagi yang
tidak sadarkan diri
Apa yang akan anda lakukan?
dr. Via Arsita Dewi
8. Pastikan keselamatan
penolong dan yang
ditolong (pindahkan
pasien ketempat yang
aman)
Cek Kesadaran,
dengan AVPU
• Pasien unrespon
• Lalu apa lagi yang anda
lakukan?
Cek Nadi (pada
arteri karotis
selama 5-10 detik)
sembari siapkan
AED
• Nadi teraba adekuat 80
x/menit
• Nafas adekuat 18
x/menit
• Tapi pasien masih belum
sadar, Lalu apa lagi
yang anda lakukan?
Cek
TD dan
gds
• TD 130/80 mmHg
• GDS 30 mg/dl
• Dari kantong pasien
terjatuh suntikan
insulin
• Lalu apa lagi yang anda
lakukan?
Bolus D40 iv 50 cc
Evaluasi setiap 15 menit dan
persiapkan rujuk untuk cari
penyebab lebih jauh
• Pasien sadar
• Lalu apa lagi
yang anda
lakukan?
Drip D10 100 cc / jam,
pantau GD / 15-30 menit
pertahankan GD 200 mg/dl
Tetap persiapkan untuk
rujuk
dr. Via Arsita Dewi
9. Case3
Hari ini adalah hari Jum’at, para personil Bais TNI
melaksanakan olahraga dan circuit training bersama
Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang terjatuh sembari
memegangi dadanya
Apa yang akan anda lakukan?
dr. Via Arsita Dewi
10. Pastikan keselamatan
penolong dan yang
ditolong (pindahkan
pasien ketempat yang
aman)
Cek Kesadaran,
dengan AVPU
• Pasien sadar, dan
mengeluhkan nyeri
seperti tertindih pada
dada nya menjelar ke
lengan kiri dan rahang
kiri
Berikan O2 NK 3-4
lpm
Cek TTV dan segera
evak ke Denkes
untuk dilakukan
pemeriksaan EKG
• TD 110/70
• HR 82 x/mnt
• RR 24 x/mnt
• T 36,5
• SpO2 97%
• EKG terlampir
• Pasien kenapa ya?
• Apa yang anda lakukan?
dr. Via Arsita Dewi
11. Pasien
mengalami
STEMI Inferior
Berikan O2
(sesuai
kebutuhan)
ISDN 5 mg SL
dapat diulangi
per 30 menit bila
tidak membaik
(monitor TD,
kondisi stemi
inferior cepat
mengalami
shock
kardiogenic)
Aspilet 160 mg
(2 tablet),
Clopidogrel 300
mg (4 tablet),
morfin (bila
perlu)
RUJUK!!!!
• Dalam perjalanan
pasien hilang
kesadaran!!!!
• Apa yang anda
lakukan?
Cek
Kesadaran,
dengan
AVPU
• Pasien
unrespon
• Lalu apa
lagi yang
anda
lakukan?
Cek Nadi (pada
arteri karotis
selama 5-10 detik)
sembari siapkan
AED
• NADI TIDAK
TERABA
• Lalu apa lagi
yang anda
lakukan?
dr. Via Arsita Dewi
12. Segera lakukan CPR
(30:2)
Push hard, push quick,
complete recoil,
minimal interruption
Pasang AED sembari
tetap CPR, stop
compresi ketika AED
melakukan analysize
AED menunjukan
irama shockable, lalu
tekan tombol shock dgn
prinsip I clear You clear
everybody clear
Lanjutkan CPR selama
5 siklus sembari
mencari acces IV,
biarkan AED
menganalyze (kalo AED
biasanya langsung
analysize per 2menit)
AED
menunjukan
irama
shockable, lalu
tekan tombol
shock dgn
prinsip I clear
You clear
everybody
clear
Masukan
epinefrin 1 mg
blos NS 10 cc
Lanjutkan
CPR selama 5
siklus biarkan
AED
menganalyze
AED
menunjukan
irama
shockable, lalu
tekan tombol
shock dgn
prinsip I clear
You clear
everybody
clear
Masukan
Amiodaron
300 mg bolus
Lanjutkan
CPR selama 5
siklus biarkan
AED
menganalyze
Nadi teraba kembali,
pasien dalam kondisi
ROSC, dan paien
pun tiba di rumah
sakit
Cek TTV, pasang NS
0,9% sesuai
kebutuhan,
patenkan airway
Lakukan serah
terima dengan
rumah sakit,
sembari tetap
monitor ketat pasien
dr. Via Arsita Dewi