Dokumen tersebut berisi profil singkat Muhammad Ma'ruf El Munir yang meliputi data pribadi, pendidikan, kegiatan dan prestasi. Ia adalah mahasiswa Psikologi dan memiliki beberapa sertifikasi di bidang hipnoterapi dan NLP.
2. Data Pribadi :
Nama : Muhammad Ma’ruf EL Munir
TTL : Bontang, 14 Februari 199*
Alamat : Jl. Gn. Merbabu no. 11 BSD, Bontang
No HP : 085750508022
Motto : ِدْحَّالل َىلِإ ِدَْهمال َنِم َمْلِعال ِبُلْطُا
Pendidikan :
SD 1 YPK Bontang
MTS Darunnajah Jakarta
MA Darunnajah Jakarta
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Kegiatan/ Profesi :
Mahasiswa Psikologi
Personal Glowing Trainer
Hipnotherapist & NLPers
Co-Founder/Sekretaris Jendral Indonesian Youth Dream
3. Pencapaian dan Penghargaan:
Santri Berprestasi Darunnajah (2013)
Sertifikasi Pembina Pramuka Kursus Mahir Dasar (2013)
Kontingen DKI JAKARTA POSPENAS Basket (2013)
Forum Indonesia Muda 18 (2016)
Co-Founder Indonesian Youth dream (2014)
Certified Hypnotherapist Indonesian Association Clinical
Hypnotheraphy (2015)
Certified Fundamental Hypnosis Indonesian Board of
Hypnotheraphy (2016)
Certified Advanced Hypnosis Indonesian Board of
Hypnotheraphy (2016)
Certified Trainer Fantastic Hypnotism Indonesia (2016)
Certified Practicioner NeoNLP Society (2016)
Certified Master Practicioner NeoNLP Society (2016)
Oppo Campus Club Ambassador 2017
Dll
4.
5. The Process of influencing an organized
group toward accomplishing its goals (Roach
& behling, 1984)
Leadership is the art of motivating a group of
people to act towards achieving a common
goal
6. A leader is the inspiration and director of the
action.
A leader is the person in the group who has
a combination of personality and skills that
makes others want to follow him/her
11. Seorang pemimpin
tidak akan pernah
menjadi pemimpin
yang berhasil
sebelum ia
berhasil
memimpin dirinya
sendiri
12.
13. Menurut Spencer (1993)
dan Kazanas (1993)
terdapat kompetensi
kepemimpinan secara
umum yang dapat
berlaku atau dipilah
menurut jenjang, fungsi,
atau bidang, yaitu
kompetensi berupa :
14. Kompetensi pada tingkat pimpinan Supervisor
(First level Management) lebih befokus pada :
1. technical expertise,
2. developing others,
3. empowering others,
4. interpersonal understanding,
5. service orientation,
6. building organizational commitment,
7. concern for order,
8. influence, flexibilty,
9. relationship building,
10. result (achievement) orientation,
11. team work,
12. cross cultural sensitivity.
15. Kompetensi pada tingkat pimpinan menengah
(Middle Management) lebih berfokus pada:
1. influence,
2. result (achievement) orientation,
3. team work,
4. analytical thinking,
5. initiative,
6. empowering others,
7. developing others,
8. conceptual thinking,
9. relationship building,
10. service orientation,
11. interpersonal awareness,
12. cross cultural sensitivity, dan
13. technical expertise.
16. Kompetensi pada tingkat pimpinan puncak (Top Management)
lebih berfokus pada:
1. result (achievement) orientation,
2. relationship building,
3. initiative, influence,
4. strategic thinking,
5. building organizational commitment,
6. entrepreneurial orientation,
7. empowering others,
8. developing others, dan flexibilty
17.
18. Adalah bentuk ekstrim dari
kepemimpinan transaksional
dimana pemimpin memiliki
kekuasaan yang absolute atas
karyawan atau timnya.
Karyawan dan anggota tim
memiliki sedikit peluang untuk
memberikan saran, bahkan
ketika saran itu demi kebaikan
organisasi
19. Pemimpin birokratis bekerja
“berdasarkan aturan”, memastikan
staf mereka mengikuti prosedur
secara tepat. Ini adalah gaya yang
sangat tepat dalam melibatkan
resiko keamanan yang serius
(seperti mengoperasikan mesin,
dengan substansi beracun atau
pada ketinggian) atau dimana ada
sejumlah uang yang besar terlibat
(seperti penanganan uang kas)
20. Gaya kepemimpinan dimana pemimpin
menyuntikkan antusiasme tinggi pada
tim, dan sangat enerjik dalam
mendorong untuk maju. Namun
demikian, pemimpin karismatis
cenderung lebih percaya pada dirinya
sendiri daripada timnya. Kepemimpinan
karismatis membawa tanggung-jawab
yang besar, dan membutuhkan
komitmen jangka panjang dari
pemimpin.
21. Walaupun pemimpin demokratis
adalah pengambil keputusan akhir, ia
mengajak yang lain untuk terlibat
dalam proses pengambilan
keputusan. pendekatan ini bisa
menyebabkan sesuatu terjadi lebih
lambat, akan tetapi sering hasilnya
akan lebih baik. Pendekatan ini paling
cocok untuk pekerjaan dimana kerja
tim adalah penting.
22. Kata bahasa Perancis ini berarti “biarkanlah” dan digunakan
untuk menggambarkan pemimpin yang membiarkan
karyawannya untuk bekerja. Hal ini bisa efektif bila pemimpin
memonitor apa yang dicapai dan mengkomunikasikan
kembali pada timnya secara teratur. Seringkali,
kepemimpinan Laissez-Faire berguna bagi tim dimana
individu yang ada sangat berpengalaman dan terampil.
23. Gaya kepemimpinan ini adalah
kebalikan dari kepemimpinan
berorientasi tugas: pemimpin
secara total berfokus pada
mengorganisir, mendukung, dan
mengembangkan orang dibawah
kepemimpinannya. Sebuah gaya
partisipatif, yang cenderung
mengarah pada kerja tim yang
baik dan kolaborasi yang kreatif.
24. menggambarkan seorang
pemimpin yang umumnya tidak
dianggap secara formal sebagai
pemimpin. Ketika seseorang, di
setiap level organisasi, memimpin
dengan memenuhi kebutuhan
timnya, dinamakan sebagai
pemimpin yang melayani.
25. Kepemimpinan yang sangat
berorientasi tugas berfokus hanya
pada menyelesaikan pekerjaan, dan
bisa jadi sangat otokratis. Ia akan
secara aktif mendefinisikan tugas dan
peran yang diperlukan, menempatkan
struktur, merencanakan,
mengorganisir dan memonitor. Namun
demikian, seorang pemimpin
berorientasi tugas tidak banyak
meluangkan waktu untuk
kesejahteraan tim.
26. Gaya kepemimpinan ini dimulai dari pemikiran bahwa anggota
tim setuju untuk mengikuti pemimpin mereka dengan total
ketika mereka melakukan pekerjaan: transaksi umumnya
adalah perusahaan memberikan imbalan pada anggota tim
atas upaya dan ketaatan mereka. Pemimpin memiliki hak untuk
“menghargai” dan “menghukum” anggota tim
27. Seseorang dengan gaya kepemimpinan
ini adalah seorang pemimpin nyata
yang menginspirasi timnya secara
konstan dengan visi masa depan
bersama. Mereka tidak serta merta
memimpin di depan, karena mereka
cenderung mendelegasikan kewajiban
pada tim. Walaupun antusiasme mereka
seringkali menular, mereka umumnya
butuh dukungan dari “orang-orang detil”
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37. Seorang pemimpin yang hebat, ketika dia
dalam keadaan aman, dia tidak lupa
bahwa bahaya mungkin datang.
Saat dia berada di puncak, dia tidak lupa
bahwa kemungkinan jatuh itu selalu
mengintai.
Ketika segalanya terasa damai, dia tidak
lupa bahwa kekacauan bisa saja terjadi.
Oleh karena itu, orang tersebut tidak
pernah menimbulkan bahaya, serta semua
orang yang ada di sekitarnya merasa
aman.