Evaluasi kelompok 7 penilaian hasil belajarifa lutfita
Dokumen tersebut membahas tentang proses pengubahan skor hasil tes menjadi nilai melalui proses penilaian. Proses penilaian melibatkan penentuan skala dan acuan yang digunakan, seperti skala angka, huruf, atau standar nilai. Pemilihan acuan penilaian yang berbeda, seperti acuan patokan atau acuan norma, dapat menghasilkan keputusan penilaian yang berbeda pula terhadap siswa.
Dokumen ini membahas teknik pengolahan hasil evaluasi yang meliputi skor total, konversi skor, cara memberi skor untuk skala sikap dan domain psikomotor, serta pengolahan data hasil tes menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN).
Tes validitas dan reliabilitas merupakan ukuran penting untuk mengetahui akurasi dan konsistensi suatu tes. Validitas mengukur seberapa tepat tes mengukur konstruk yang dimaksudkan, sedangkan reliabilitas menunjukkan hasil yang konsisten bila tes diulang. Beberapa metode untuk mengukur validitas dan reliabilitas meliputi korelasi skor tes dengan kriteria, tes ulang, dan belah dua.
Dokumen ini membahas tentang daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. Daya pembeda menunjukkan kemampuan soal untuk membedakan siswa berkemampuan tinggi dan rendah, diukur dengan indeks diskriminasi antara 0-1. Tingkat kesukaran soal diukur dengan indeks kesukaran antara 0-1, di mana soal yang baik memiliki indeks 0,25-0,75. Butir soal yang baik memiliki indeks kesukaran dan daya pembeda tert
Konversi penilaian kurikulum 2013 terbaru berdasarkan permendikbud noOni Almukhlisun
Permendikbud No. 104 tahun 2014 menetapkan perubahan konversi penilaian Kurikulum 2013 dimana batas minimal ketuntasan (KKM) ditetapkan 2,51 untuk pengetahuan dan keterampilan serta kualifikasi "Baik" untuk sikap. Perubahan ini memodifikasi tabel kualifikasi dan konversi penilaian untuk ketiga ranah.
Evaluasi kelompok 7 penilaian hasil belajarifa lutfita
Dokumen tersebut membahas tentang proses pengubahan skor hasil tes menjadi nilai melalui proses penilaian. Proses penilaian melibatkan penentuan skala dan acuan yang digunakan, seperti skala angka, huruf, atau standar nilai. Pemilihan acuan penilaian yang berbeda, seperti acuan patokan atau acuan norma, dapat menghasilkan keputusan penilaian yang berbeda pula terhadap siswa.
Dokumen ini membahas teknik pengolahan hasil evaluasi yang meliputi skor total, konversi skor, cara memberi skor untuk skala sikap dan domain psikomotor, serta pengolahan data hasil tes menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN).
Tes validitas dan reliabilitas merupakan ukuran penting untuk mengetahui akurasi dan konsistensi suatu tes. Validitas mengukur seberapa tepat tes mengukur konstruk yang dimaksudkan, sedangkan reliabilitas menunjukkan hasil yang konsisten bila tes diulang. Beberapa metode untuk mengukur validitas dan reliabilitas meliputi korelasi skor tes dengan kriteria, tes ulang, dan belah dua.
Dokumen ini membahas tentang daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. Daya pembeda menunjukkan kemampuan soal untuk membedakan siswa berkemampuan tinggi dan rendah, diukur dengan indeks diskriminasi antara 0-1. Tingkat kesukaran soal diukur dengan indeks kesukaran antara 0-1, di mana soal yang baik memiliki indeks 0,25-0,75. Butir soal yang baik memiliki indeks kesukaran dan daya pembeda tert
Konversi penilaian kurikulum 2013 terbaru berdasarkan permendikbud noOni Almukhlisun
Permendikbud No. 104 tahun 2014 menetapkan perubahan konversi penilaian Kurikulum 2013 dimana batas minimal ketuntasan (KKM) ditetapkan 2,51 untuk pengetahuan dan keterampilan serta kualifikasi "Baik" untuk sikap. Perubahan ini memodifikasi tabel kualifikasi dan konversi penilaian untuk ketiga ranah.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menggunakan acuan (norma atau patokan) dalam mengevaluasi kinerja individu agar dapat dibandingkan dengan kelompok lain. Terdapat dua jenis acuan yaitu norma referensi yang membandingkan skor individu dengan norma kelompok representatif, dan acuan kriteria yang membandingkan skor dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa jenis norma seperti
Dokumen tersebut membahas tentang pengadministrasian tes objektif dan tes uraian, meliputi proses penyuntingan soal, penggandaan, pelaksanaan tes, pengolahan hasil tes, validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. Proses pengadministrasian tes dimulai dari penyuntingan soal hingga pengolahan hasilnya, dengan mempertimbangkan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan kemampuan soal untuk
Tes statistik dilakukan untuk menguji perbedaan kemampuan belajar antara anak laki-laki dan perempuan dalam menjumlahkan bilangan. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok. Analisis korelasi juga dilakukan untuk menilai hubungan antara variabel-variabel seperti IQ, sikap, dan prestasi belajar siswa.
Dokumen tersebut memberikan petunjuk teknis mengenai pengelolaan penilaian kurikulum 2013 di SMP, termasuk cara penilaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap; penghitungan dan pengkonversian nilai; serta ketentuan tentang KKM.
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarNaita Novia Sari
Modul ini membahas tentang pengumpulan dan pengolahan informasi hasil belajar siswa melalui berbagai metode seperti tes objektif, tes uraian, pengamatan, dan penilaian kinerja. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dan perkembangan belajar siswa."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai evaluasi pendidikan dengan judul "Pengolahan dan Pendekatan dalam Penilaian Hasil Pembelajaran dengan Sistem PAN dan PAP" dan "Rubrik Penilaian Psikomotor". Dokumen tersebut menjelaskan pengertian PAN dan PAP serta contoh soal penilaian menggunakan kedua sistem tersebut. Selanjutnya diberikan penjelasan mengenai kriteria penilaian dan contoh rubrik penilaian untuk keter
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan tes hasil belajar, meliputi: (1) mendefinisikan tujuan penggunaan tes, (2) menyiapkan spesifikasi, (3) menentukan format butir, (4) merencanakan tingkat kesukaran dan rentang, (5) merencanakan banyak butir dan panjang tes, (6) penulisan butir dan pengkajian ulang, serta (7) penentuan norma.
Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi pembelajaran di SD yang mencakup pengumpulan dan pengolahan informasi hasil belajar. Terdiri dari dua bagian utama yaitu memeriksa dan mengolah hasil tes, serta pengumpulan dan pengolahan informasi hasil belajar dari unjuk kerja siswa menggunakan rubrik. Dokumen ini juga menjelaskan pendekatan dalam penilaian meliputi PAN (Penilaian Acuan Norma) dan PAK (Penilaian Acuan
Modul ini membahas teknik pemberian skor pada berbagai jenis soal tes, yaitu pilihan ganda, uraian objektif, dan uraian non-objektif. Ada tiga cara penskoran pilihan ganda, yaitu tanpa koreksi, dengan koreksi, dan beda bobot. Uraian objektif skornya berdasarkan langkah-langkah mengerjakan. Uraian non-objektif menggunakan kriteria jawaban. Pembobotan soal campuran menggunak
Modul ini membahas teknik pemberian skor pada berbagai jenis soal tes, termasuk pilihan ganda, uraian objektif, dan uraian non-objektif. Ada tiga cara pemberian skor pada pilihan ganda, yaitu tanpa koreksi, dengan koreksi, dan dengan bobot butir berbeda. Sedangkan untuk soal uraian, pedoman skornya didasarkan pada indikator kompetensi yang diukur. Modul ini juga menjelaskan cara membobot
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis norma yang digunakan dalam tes psikologi dan pendidikan, yaitu norma umur, kelas, persentil, dan skor standar. Jenis norma yang paling umum digunakan adalah norma persentil, yang menunjukkan persentase subjek yang memperoleh skor tertentu atau di bawahnya dibandingkan dengan sampel acuan.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menggunakan acuan (norma atau patokan) dalam mengevaluasi kinerja individu agar dapat dibandingkan dengan kelompok lain. Terdapat dua jenis acuan yaitu norma referensi yang membandingkan skor individu dengan norma kelompok representatif, dan acuan kriteria yang membandingkan skor dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa jenis norma seperti
Dokumen tersebut membahas tentang pengadministrasian tes objektif dan tes uraian, meliputi proses penyuntingan soal, penggandaan, pelaksanaan tes, pengolahan hasil tes, validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. Proses pengadministrasian tes dimulai dari penyuntingan soal hingga pengolahan hasilnya, dengan mempertimbangkan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan kemampuan soal untuk
Tes statistik dilakukan untuk menguji perbedaan kemampuan belajar antara anak laki-laki dan perempuan dalam menjumlahkan bilangan. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok. Analisis korelasi juga dilakukan untuk menilai hubungan antara variabel-variabel seperti IQ, sikap, dan prestasi belajar siswa.
Dokumen tersebut memberikan petunjuk teknis mengenai pengelolaan penilaian kurikulum 2013 di SMP, termasuk cara penilaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap; penghitungan dan pengkonversian nilai; serta ketentuan tentang KKM.
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarNaita Novia Sari
Modul ini membahas tentang pengumpulan dan pengolahan informasi hasil belajar siswa melalui berbagai metode seperti tes objektif, tes uraian, pengamatan, dan penilaian kinerja. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dan perkembangan belajar siswa."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai evaluasi pendidikan dengan judul "Pengolahan dan Pendekatan dalam Penilaian Hasil Pembelajaran dengan Sistem PAN dan PAP" dan "Rubrik Penilaian Psikomotor". Dokumen tersebut menjelaskan pengertian PAN dan PAP serta contoh soal penilaian menggunakan kedua sistem tersebut. Selanjutnya diberikan penjelasan mengenai kriteria penilaian dan contoh rubrik penilaian untuk keter
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan tes hasil belajar, meliputi: (1) mendefinisikan tujuan penggunaan tes, (2) menyiapkan spesifikasi, (3) menentukan format butir, (4) merencanakan tingkat kesukaran dan rentang, (5) merencanakan banyak butir dan panjang tes, (6) penulisan butir dan pengkajian ulang, serta (7) penentuan norma.
Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi pembelajaran di SD yang mencakup pengumpulan dan pengolahan informasi hasil belajar. Terdiri dari dua bagian utama yaitu memeriksa dan mengolah hasil tes, serta pengumpulan dan pengolahan informasi hasil belajar dari unjuk kerja siswa menggunakan rubrik. Dokumen ini juga menjelaskan pendekatan dalam penilaian meliputi PAN (Penilaian Acuan Norma) dan PAK (Penilaian Acuan
Modul ini membahas teknik pemberian skor pada berbagai jenis soal tes, yaitu pilihan ganda, uraian objektif, dan uraian non-objektif. Ada tiga cara penskoran pilihan ganda, yaitu tanpa koreksi, dengan koreksi, dan beda bobot. Uraian objektif skornya berdasarkan langkah-langkah mengerjakan. Uraian non-objektif menggunakan kriteria jawaban. Pembobotan soal campuran menggunak
Modul ini membahas teknik pemberian skor pada berbagai jenis soal tes, termasuk pilihan ganda, uraian objektif, dan uraian non-objektif. Ada tiga cara pemberian skor pada pilihan ganda, yaitu tanpa koreksi, dengan koreksi, dan dengan bobot butir berbeda. Sedangkan untuk soal uraian, pedoman skornya didasarkan pada indikator kompetensi yang diukur. Modul ini juga menjelaskan cara membobot
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis norma yang digunakan dalam tes psikologi dan pendidikan, yaitu norma umur, kelas, persentil, dan skor standar. Jenis norma yang paling umum digunakan adalah norma persentil, yang menunjukkan persentase subjek yang memperoleh skor tertentu atau di bawahnya dibandingkan dengan sampel acuan.
Similar to Bahan ajar (minggu_ke_12)_pengolahan_hasil_penilaian_[compatibility_mode] (20)
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Bahan ajar (minggu_ke_12)_pengolahan_hasil_penilaian_[compatibility_mode]
1. BIDANG STUDI FISIKABIDANG STUDI FISIKABIDANG STUDI FISIKABIDANG STUDI FISIKA
BAHAN AJAR (MINGGU KE 12)
MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI
2. 2
1. Pengertian Bobot, Skor dan Nilai
Bobot = bilangan yang dikenakan terhadap setiap butir soal yang nilainya
ditentukan berdasarkan usaha siswa (testi) dalam menyelesaikan
soal itu. Tinggi rendahnya usaha dipengaruhi oleh derajat kesukaran
dan waktu yang diperlukan untuk menjawab soal yang
bersangkutan dengan baik dan benar.
Jenjang kognitif tinggi (sukar)/ memerlukan waktu lama
Bobot besarBobot besar
Skor butir soal = Bobot untuk suatu butir soal
Skor tes = skor untuk seluruh butir soal dari suatu perangkat tes
Skor terdiri atas: a) Skor aktual = skor kenyataan (empirik) yang
diperoleh siswa.
b) Skor ideal = skor yang diharapkan oleh pembuat
soal jika seluruh soal dijawab dengan benar.
Jadi Skor = bilangan yang merupakan data mentah dari hasil penilaian, belum
diolah lebih lanjut (bersifat kuantitatif), tidak dapat diinterpretasikan
3. 3
Nilai = hasil pengolahan skor (data mentah) yang diolah lebih lanjut dengan
menggunakan aturan atau kriteria tertentu sehingga dapat diinterpretasikan.
Nilai dapat berupa bilangan (kuantitatif) dan berupa huruf atau kategori (kualitatif)
Contoh: Seorang siswa mendapat skor 90 dari skor maksimal ideal 100, kemudian
skor tsb diolah dengan menggunakan skala 1-10 diperoleh nilai 9. Nilai 9 dapat
diinterpretasikan bahwa siswa tersebut tergolong pandai. Nilai 9 disajikan secara
kuantitatif. Jika diolah ke dalam skala penilaian A, B, C, D, E, dan diperoleh nilai B.
Nilai B disajikan secara kualitatif.Nilai B disajikan secara kualitatif.
4. 4
ACUAN PENILAIAN
1. Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Evaluation (CRE)
2. Penilaian Acuan Norma (PAN) atau Normatif Referenced Evaluation (NRE)
3. Penilaian Acuan Gabungan (PAG), Gabungan antara PAP dan PAN
1. PAP : - Menentukan terlebih dahulu persentase “minimal” penguasaan materi
- Menentukan nilai-nilai (misal skala Lima : A, B, C, D, E) sesuai dengan
prestasi yang dicapai oleh masing-masing siswa
Contoh: PAP
- Misalkan persentase minimalnya adalah 60 %.
Berarti kalau jumlah soal seluruhnya 100 item, maka siswa harus mencapai
minimal 60 item yang benar, sedangkan siswa yang mencapai di bawah 60
dinyatakan dengan nilai E (Gagal)
5. 5
- Nilai-nilai A, B, C, D ditentukan sesuai dengan prestasi yang dicapai oleh masing-masing
siswa, sebagai berikut:
Untuk Skor Maksimum Ideal (SMI) = 60,
91% - 100% = A 54,6 - 60 = A
81% - 90% = B 48,6 - 54 = B
71% - 80% = C 42,6 - 48 = C
60% - 70% = D 36,6 - 42 = D
< 60% = E < 36 = E
Harusnya 61%, tapi “mastery learning” nya 60% bisa lulus
( Biasanya untuk kompetensi tertentu)
CRE IKIP BDG
1. SMI = 100 2. Wayan &Sumartana
Pedoman Konversi Tabel Konversi
91% - 100% = A 91 - 100 = A 90% - 100% = A
81% - 90% = B 81 - 90 = B 80% - 89% = B
71% - 80% = C 71 - 80 = C 70% - 79% = C
60% - 70% = D 60 - 70 = D 60% - 69% = D
< 60% = E < 60 = E < 60% = E
6. 6
2. PAN : - Didasarkan atas kompetensi kelompok , dengan menggunakan “Kriteria Kurva Normal”
- Menghitung terlebih dahulu “mean” (rerata) dan “sd” (simpangan baku) kelompok skor-
skor siswa.
- Menentukan daerah skala sigma kurva normal dibagi dalam 5 daerah skala sigma
dengan jarak masing-masing 1,2 SD
A = M + 1,8 SD s/d M + 3,0 SD
B = M + 0,6 SD s/d M + 1,8 SD
C = M - 0,6 SD s/d M + 0,6 SD
D = M - 1,8 SD s/d M - 0,6 SD
E = M - 3,0 SD s/d M - 1,8 SD
- Menyusun norma penilaian dengan sistem penilaian A, B, C, D dan E
(Diperlukan untuk bidang studi yang tidak memerlukan syarat minimal penguasaan)
ABCDE
-3,0 s -1,8 s -0,6 s +0,6 s +1,8 s +3,0 s
7. 7
Contoh: Hasil ujian fisika SMA kelas II, dari 50 siswa dengan SMI = 100, nilai
tertinggi = 64, nilai terendah = 5, mean = 36,80 dan SD = 11,90
TABEL NORMA PENILAIAN:
Skala SDSkala SD Skor mentahSkor mentah Nilai A, B, C, D dan FNilai A, B, C, D dan F
M + 3,0 SD 72,5072,50
M + 1,8 SD 58,2258,22
M + 0,6 SD 43,9443,94
A
B
M + 0,6 SD 43,9443,94
M - 0,6 SD 29,6629,66
M - 1,8 SD 15,3815,38
M - 3,0 SD 1,101,10
C
D
E
Jika: - Hasan memperoleh skor mentah 64, maka mendapat nilai A
- Siti mendapat skor mentah 30, maka mendapat nilai C
8. 8
3. PAG : - Menentukan terlebih dahulu persentase “minimal” penguasaan materi
- Membuat kurva normal khusus bagi mereka yang sudah melampaui
batas minimal.
- Kurva normal dibagi dalam 4 daerah skala sigma, dengan jarak masing-
masing 1,5 SD
A = M + 1,5 SD s/d M + 3,0 SD
B = M + 0,0 SD s/d M + 1,5 SD
C = M - 1,5 SD s/d M + 0,0 SD
D = M - 3,0 SD s/d M - 1,5 SD
(Diperlukan untuk bidang studi yang memerlukan syarat minimal penguasaan/
kompetensi tertentu tetapi masih memberi “penghargaan” tingkat-tingkat nilai,
seperti A untuk nilai terbaik dalam kelompoknya, dan seterusnya memberi nilai B, C,
Yang dikurvakan hanya
Yang memenuhi syarat
kelulusan
seperti A untuk nilai terbaik dalam kelompoknya, dan seterusnya memberi nilai B, C,
dan D sesuai dengan prestasi yang dicari oleh siswa)
ABCD
-3,0 s -1,5 s +1,5 s +3,0 s
>55%
Misal: Batas minimal penguasaan materi
55%, jadi yang > 55% diolah
menjadi nilai A, B, C, dan D; yang
≤ 55% = E
Persentase minimal kelulusan boleh diturunkan lagi bila banyak siswa yang tidak lulus.
Menurut para ahli yang lulus sebaiknya 65 % dari siswa