Dokumen tersebut membahas tentang sistem pendidikan nasional Indonesia. Ringkasannya adalah: (1) Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa; (2) Terdiri dari pendidikan anak usia dini, dasar, menengah, dan khusus; (3) Dilaksanakan berdasarkan standar nasional dan kurikulum yang dikembangkan secara berdiversifikasi; (4) Masyarakat berperan mel
UU pertama dari sektor pendidikan yg menjabarkan konsep dasar dan ruang lingkup sektor pendidikan. UU Sisdiknas ini adalah model dari suatu sektor yg mampu menjabarkan tugas pokoknya dalam peraturan perundangan RI utk mengoperasionalisasi Sistem Pendidikan.
UU pertama dari sektor pendidikan yg menjabarkan konsep dasar dan ruang lingkup sektor pendidikan. UU Sisdiknas ini adalah model dari suatu sektor yg mampu menjabarkan tugas pokoknya dalam peraturan perundangan RI utk mengoperasionalisasi Sistem Pendidikan.
Dalam tugas Pengelolaan Pendidikan, kelompok kami mendapat tugas untuk menjelaskan tetentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia, dan di dalam nya terdapat poin-poin pertanyaan dari Dosen Pembimbing yaitu Bpk. Dr. Nur Aedi, M.Pd.
Selamat membaa, mohon kritik dan saran
Dalam tugas Pengelolaan Pendidikan, kelompok kami mendapat tugas untuk menjelaskan tetentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia, dan di dalam nya terdapat poin-poin pertanyaan dari Dosen Pembimbing yaitu Bpk. Dr. Nur Aedi, M.Pd.
Selamat membaa, mohon kritik dan saran
Untuk Kegunaan diri sendiri terutama yang ingin mengetahui diri sendiri dengan lebih terperinci. Dan Cara ini dapat menolong kita sendiri untuk sembuh daripada luka batin kita. Semoga apa yang dikongsikan disini dapat membantu sesama kita.
Yesus adalah Terang Dunia, tetapi dunia tidak mengenal Terang itu, karena itu orang Percaya harus bersinar seperti Yesus agar dunia mengenal Dia melalui hidup kita.
Kamu adalah Terang dunia,
Kamu adalah Garam dunia,
Kamu adalah saksi-Ku
Ada pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, seorang anak dibentuk seperti apa didikan orangtuanya.
Anak dapat Meniru Perilaku orangtuanya dengan : Melihat, Mendengar dan Merasakan yang diteladani dari orangtuanya
Ada pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, seorang anak dibentuk seperti apa didikan orangtuanya.
Anak dapat Meniru Perilaku orangtuanya dengan : Melihat, Mendengar dan Merasakan yang diteladani dari orangtuanya
Ada pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, seorang anak dibentuk seperti apa didikan orangtuanya.
Anak dapat Meniru Perilaku orangtuanya dengan : Melihat, Mendengar dan Merasakan yang diteladani dari orangtuanya
Ada pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, seorang anak dibentuk seperti apa didikan orangtuanya.
Anak dapat Meniru Perilaku orangtuanya dengan : Melihat, Mendengar dan Merasakan yang diteladani dari orangtuanya
Injil adalah kabar baik tentang Kelahiran, Kematian dan Kebangkitan Kristus, yang oleh Anugerah Allah kita ditebus dan diselamatkan melalui Yesus Kristus
Ada maksud Tuhan mengijinkan masalah dalam hidup kita, agar kita semakin dibentuk bagaikan Emas murni, karena itu bagaimana seharusnya Respon kita terhadap masalah itu tergantung pengertian dan iman kita
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptxDaniel Saroengoe
Dosa bukan hanya perbuatan, tetapi juga pikiran, motivasi hati dan Perkataan.
Perkataan kita Berkuasa, apa yang ditabur orang itu yang dituai, hidup dan mati, berkat dan kutuk ada dalam PErkataanmu
Pembahasan analisa Teologia Lukas melalui Tafsiran dari Buku : A Biblical Theology of The New Testament
Roy B. Zuck; Darrell L. Bock
dengan melakukan 2 pendekatan : Pendekatan Hermenutika dan Pendekatan Teologia
Iman sebiji sesawi walaupun kecil tetapi utuh, demikian juga iman orang percaya tetapi ada yang kurang (tidak utuh) sehingga tdiak dapat menggerakkan kuasa Tuhan
Kadangkala Tuhan mengijinkan masalah terjadi dalam hidup kita untuk mendatangkan kebaikan bagi kita dan bagaimana seharusnya respon kita terhadap masalah tersebut
Setiap orang yang telah diselamatkan dalam Kristus senantiasa terus bertumbuh dalam kedewasaan sambil membimbing orang lain mencapai kedewasaan serupa dengan Kristus
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL
• Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
Pendidikan Nasional berfungsiPendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentukmengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yangwatak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskanbermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsakehidupan bangsa
3. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
• berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang:
– beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,
– berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan
– menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
4. PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
• Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan
berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi
hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa.
• Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang
sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
– Pendidikan sistem terbuka: fleksibilitas pilihan dan waktu
penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan
– Pendidikan multimakna: proses pendidikan yang
diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan,
pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian, serta
berbagai kecakapan hidup
5. PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
• Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat.
• Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran.
• Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya
membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga
masyarakat.
• Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua
komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
6. HAK PESERTA DIDIK
a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama;
b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuannya;
c. mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang
tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya;
d. mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang
tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya;
e. pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan
pendidikan lain yang setara;
f. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan
belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan
batas waktu yang ditetapkan.
7. KEWAJIBAN PESERTA DIDIK
a. menjaga norma-norma pendidikan untuk
menjamin keberlangsungan proses dan
keberhasilan pendidikan;
b. ikut menanggung biaya penyelenggaraan
pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang
dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
• Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar.
– Diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai usia 6
tahun dan bukan prasyarat masuk pendidikan dasar
• Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui
jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.
• Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA),
atau bentuk lain yang sederajat.
9. PENDIDIKAN DASAR
• Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah.
• Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan
madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan
madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang
sederajat.
10. PENDIDIKAN MENENGAH
• Pendidikan menengah merupakan lanjutan
pendidikan dasar.
• Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan
menengah umum dan pendidikan menengah
kejuruan.
• Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah
atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah
menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah
kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
11. PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS
• Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik
yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial,
dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan
pendidikan khusus
• Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi
peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang,
masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana
alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.
12. STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
• Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus
ditingkatkan secara berencana dan berkala.
• Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan
pengembangan kurikulum, tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan
pembiayaan.
• Pengembangan standar nasional pendidikan serta
pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional
dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan,
dan pengendalian mutu pendidikan.
13. KURIKULUM: PENGERTIAN DASAR
• Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
14. KURIKULUM
1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik.
Pengembangan kurikulum secara berdiversifikasi dimaksudkan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada
satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada
di daerah
15. KURIKULUM
3. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan:
a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. agama;
i. dinamika perkembangan global; dan
j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
16. • Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan
dasar dan menengah ditetapkan oleh Pemerintah.
• Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh
setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor departemen agama
kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi
untuk pendidikan menengah.
17. MUATAN WAJIB KURIKULUM PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH
a. pendidikan agama;
b. pendidikan kewarganegaraan;
c. bahasa;
d. matematika;
e. ilmu pengetahuan alam;
f. ilmu pengetahuan sosial;
g. seni dan budaya;
h. pendidikan jasmani dan olahraga;
i. keterampilan/kejuruan; dan
j. muatan lokal.
18. DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DAN
MADRASAH
PENGERTIAN DASAR
• Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang
beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas
sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.
• Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan
pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan
evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan
komite sekolah/madrasah.
19. DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DAN
MADRASAH
• Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan
berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan
dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan
tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan
pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota yang
tidak mempunyai hubungan hirarkis.
• Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk
dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan
memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga,
sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan.
20. EVALUASI
• Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
• Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan
program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk
semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.
• Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik
untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan.
21. EVALUASI
• Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program
pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala,
menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai
pencapaian standar nasional pendidikan.
• Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan evaluasi
terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan.
• Masyarakat dan/atau organisasi profesi dapat membentuk
lembaga yang mandiri untuk melakukan evaluasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58.