SlideShare a Scribd company logo
Sistem Transportasi
Darat
Bab VI
Dian Inda Sari
AMB Medan
Materi
• Pendahuluan
• Jalan
• Terminal
• Kendaraan
• Arah Pengembangan
Peraturan tentang Angkutan Darat diatur
oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan telah ditetapkan dalam Rapat
Paripurna DPR RI pada tanggal 26 Mei
2009 yang kemudian disahkan oleh
Presiden RI pada tanggal 22 Juni 2009.
Pengertian
Pergerakan ekonomi, jaringan distribusi dan
sistem logistik barang dan jasa di Indonesia
masih sangat tergantung pada sistem jalan
raya. Demikian juga pergerakan
penumpang intra dan antar wilayah.
Perkembangan Teknologi Transportasi DaratPerkembangan Teknologi Transportasi Darat
Sejalan dengan perkembangan teknologi automotif, metal,
elektronika dan informatika manusia berhasil
memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk
menciptakan berbagai jenis dan ukuran kendaraan
bermotor serta lokomotif yang kesemuanya berhasil
menjawab tuntutan akan kapasitas angkut, jarak tempuh,
kecepatan pergerakan dan kenyamanan serta keselamatan.
Perpindahan dengan tenaga manusia
(menjinjing, memikul)
Ditemukan roda, selanjutnya dihasilkan
berbagai ukuran dan tipe kendaraan:
kereta kuda/pedati
Keterbatasan daya angkut, Mulai digunakan
tenaga hewan untuk memindahkan objek
(Kapasitas angkut masih terbatas)
.
Tujuan Angkutan Darat
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan tujuan:
1.Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda
angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional,
memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan
kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat
bangsa;
2.Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan
3.Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi
masyarakat.
Transportasi Jalan Raya
Unsur transportasi ini adalah jalan raya sebagai
prasarana dan kendaraan (mobil, bus, sepeda
motor dsb) sebagai sarana
Kelebihan transportasi jalan raya:
Luwes dapat menjangkau seluruh pelosok daratan dengan
adanya jaringan jalan baru, jembatan dll
Memperluas jangkauan pembangunan sehingga mengurangi
banyaknya daerah terpencil
Mampu melayani dari pintu ke pintu
Secara luas dapat dimiliki dan dijalankan oleh perorangan
(berbeda dengan transportasi kereta api, udara dan laut)
Dapat dikatakan sebagai mata rantai akhir dan awal dari
seluruh system transportasi. Angkutan macam apapun pada
tempat tertentu masih membutuhkan sambungan angkutan
jalan raya.
Jalan
Transportasi Jalan Raya
(2)
Jalan:
Menurut UU no 13 tahun 1980 tentang Jalan, jalan adalah suatu prasarana perhubungan
dalam bentuk apa pun, meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya, yang diperuntukkan bagi lalu lintas.
Jalan terdiri atas beberapa bagian:
 Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA), meliputi badan jalan, saluran tepi jalan dan ambang
pengamannya. Badan jalan meliputi jalur lalu lintas dengan atau tanpa jalur pemisah, dan
bahu jalan. Ambang pengaman jalan terletak di bagian paling luar dari Daerah Manfaat
Jalan,dan dimaksudkan untuk mengamankan bangunan jalan.
 Ruang Milik Jalan (RUMIJA),meliputi daerah manfaat jalan dan sejalur tertentu di luar
Daerah Manfaat Jalan. Darah ini dibatasi dengan tanda batas Daerah Milik Jalan. Sejalur
tanah tertentu diluar memenuhi persyaratan keleluasaan keamanan penggunaan
jalan,antara lain untuk keperluan pelebaran Daerah Manfaat Jalan dikemudian hari.
 Ruang Pengawasan Jalan (RUWASJA), merupakan sejalur tanah tertentu di luar Daerah
Milik Jalan yang ada di bawah pengawasan pembina jalan. Penggunaan Daerah
Pengawasan Jalan perlu diawasi agar pandangan pengemudi dan konstruksi bangunan
jalan tidak terganggu bila Daerah Milik Jalan tidak cukup luas.
Ring Road
Jalan Layang
Jalan Kota
Jalan Desa
Arus Lalu Lintas Jalan
• Parameter Lalu Lintas
– Volume lalu lintas (V)
• Jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik pada
suatu ruas jalan dalam suatu waktu tertentu
• Satuan : kend/15 menit, kend/jam, smp/jam,
kend/hari(LHR)
• Fluktuasi arus lalu lintas (fluktuasi dlm jam, hari,
musim)
• Koefisien pengali dari 15 menit ke 1 jam : PHF
• Koefisien pengali dari 1 jam ke 1 hari : faktor-k
Arus Lalu Lintas Jalan
– Kecepatan (S)
• Free flow speed : kecepatan pada saat lalu lintas rendah,
dimana pengendara cenderung mangemudi dengan
kecepatan sesuai dengan keinginannya tanpa adanya
hambatan oleh kendaraan lain.
• Average Running speed : kecepatan dimana waktu tempuh
yang dihitung adalah waktu tempuh bergerak; tidak termasuk
waktu berhenti)
• Average Travel Speed : kecepatan dimana waktu tempuh
yang dihitung adalah waktu tempuh perjalanan: termasuk
waktu berhenti)
• Time mean speed : kecepatan rata-rata kendaraan (dihitung
secara aritmetik) yang melintasi suatu titik di ruas jalan
Arus Lalu Lintas Jalan
• Space mean speed : kecepatan rata-rata kendaraan yang
melintasi suatu segmen di ruas jalan (waktu tempuh diukur
setiap kendaraan yang melintasi segmen jalan dan dihitung
secara statistik)
• Satuan: km/jam
– Kerapatan (D)
• Jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang ruas jalan
pada suatu waktu tertentu.
• Satuan : Kend/km
– Hubungan antar parameter
• V = S X D
Arus Lalu Lintas Jalan
• Kapasitas Jalan
– Arus maksimum per jam dimana orang atau barang
diharapkan melintasi suatu titik atau suatu ruas jalan
yang uniform pada satu waktu tertentu pada kondisi
jalan, lalu lintas dan pengaturan yang ada. Kondisi
jalan adalah kondisi fisik jalan, kondisi lalu lintas
adalah sifat lalu lintas (nature of traffic)
– Suatu ukuran efektifitas fasilitas lalu lintas (jalan)
untuk mengakomodasi lalu lintas.
Arus Lalu Lintas Jalan
– Faktor yang berpengaruh
• Faktor jalan : lebar lajur, bahu jalan, median,
kondisi permukaan jalan, kelandaian jalan, trotoar,
dll.
• Faktor lalu lintas : komposisi lalu lintas, volume,
distribusi lajur, gangguan lalu lintas, gangguan
samping, dll
• Faktor lingkungan : pejalan kaki, pengendara
sepeda , binatang yang menyeberang, dll.
Arus Lalu Lintas Jalan
• Tingkat Pelayanan
– Gambaran kondisi operasional arus lalu lintas dan
persepsi pengendara dalam terminologi kecepatan,
waktu tempuh, kenyamanan, kebebasan bergerak,
keamanan dan keselamatan
– Menentukan kualitas kinerja pelayanan jalan
– Faktor yang berberpengaruh :
• Faktor jalan : lebar lajur, bahu jalan, median, kondisi
permukaan jalan, kelandaian jalan, trotoar, dll.
• Faktor lalu lintas : komposisi lalu lintas, volume, distribusi
lajur, gangguan lalu lintas, gangguan samping, dll
Mengapa Macet?
Mengapa Orang Memilih
rute Jalan?
Penyebab Kemacetan
Terminal
Transportasi Jalan Raya
(3)
Terminal, perhentian, dan pangkalan atau depot
Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang
mempunyai fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara
kendaraan umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan
barang hingga sampai ke tujuan akhir suatu perjalanan, juga sebagai
tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian
sistem arus angkutan penumpang dan barang, disamping juga
berfungsi untuk melancarkan arus angkutan penumpang atau barang
(Departemen Perhubungan, 1996).
Fungsi Terminal
Menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat Bina Sistem Prasarana (Departemen
Perhubungan,1996) fungsi terminal pada dasarnya dapat ditinjau dari 3 (tiga) unsur yang
terkait dengan terminal yaitu :
1. Penumpang
Fungsi terminal bagi penumpang adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan
perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda yang lain, tempat tersedianya fasilitas-
fasilitas dan informasi (pelataran, teluk,ruang tunggu,papan informasi, toilet, kios-kios, loket,
fasilitas parkir dari kendaraan pribadi dan lain-lain).
2. Pemerintah
Fungsi terminal bagi pemerintah adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas,
untuk menata lalu lintas dan menghindari kemacetan, sebagai sumber pemungutan retribusi
dan sebagai pengendali arus angkutan umum.
3.Operator Angkutan Umum
Fungsi terminal bagi operator angkutan umum adalah untuk pengaturan pelayanan operasi
angkutan umum, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi
awak angkutan umum dan fasilitas pangkalan.
Klasifikasi Terminal
Berdasarkan Peranannya
1. Terminal primer adalah terminal untuk
pelayanan arus barang dan penumpang
(jasa angkutan) yang mencakup kawasan
regional.
2. Terminal sekunder adalah terminal
untuk pelayanan penumpang dan barang
(jasa angkutan) yang bersifat lokal atau
melengkapi kegiatan terminal primer.
Klasifikasi Terminal
Berdasarkan Fungsinya
1.Terminal Utama
2.Terminal Madya
3.Terminal Cabang
Terminal Utama
Terminal Utama adalah tempat
terputusnya arus barang dan
penumpang (jasa angkutan) dengan
ciri sebagai berikut :
•Berfungsi sebagai alat pengatur
angkutan yang bersifat melayani
arus angkutan barang dan
penumpang dalam jarak jauh dan
volume tinggi.
•Bongkar muat lebih besar atau
sama dengan 8 ton/unit angkutan
atau 40 penumpang/unit angkutan
Terminal Madya
Terminal Madya adalah tempat terputusnya arus barang dan
penumpang (jasa angkutan) dengan ciri sebagai berikut :
•Berfungsi sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat melayani arus
angkutan barang dan penumpang dalam jarak dan volume sedang.
•Bongkar muatlebih besar atau sama dengan 5 ton/unit angkutan atau
20 penumpang /unit angkutan
Terminal Cabang
Terminal cabang adalah tempat terputusnya arus barang dan
penumpang (jasa angkutan) dengan ciri sebagai berikut:
•Sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat melayani arus angkutan
barang dan penumpang dalam jarak pendek dan volume kecil.
•Bongkar muat lebih kecil atau sama dengan 2,5 ton/unit angkutan
atau 10 penumpang/unit angkutan
Klasifikasi Terminal
Berdasarkan Jenis
Angkutan
1. Terminal Penumpang adalah terminal untuk menaikkan dan atau
menurunkan penumpang.
2. Terminal Barang/Cargo adalah terminal untuk perpindahan
(bongkar muat) barang dari moda transport yang satu ke moda
transport yang lainnya.
3. Terminal Khusus adalah terminal yang dipengaruhi oleh sifat-sifat
barang yang diangkut.
4. Terminal Truk adalah terminal yang sesuai dengan kebutuhannya,
dinyatakan dengan jumlah truk yang dapat diparkir atau
menunggu dalam satuan waktu
Klasifikasi Terminal
Berdasarkan Tingkat
Pelayanan
Berdasarkan tingkat pelayanannya, terminal
penumpang yang dinyatakan dalam jumlah arus
minimum kendaraan per satuan waktu mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terminal Utama: 50 – 100 kendaraan/jam
2. Terminal Madya: 25 – 50 kendaraan/jam
3. Terminal Cabang : <25 kendaraan/jam
Klasifikasi Terminal
Berdasarkan Ruang
Terminal
Berdasarkan kebutuhan ruang, terminal
penumpang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.Terminal Utama: 5 ha untuk di Pulau Jawa dan
Sumatra, dan 3 ha untuk di Pulau lainnya.
2.Terminal Madya: 3 ha untuk di Pulau Jawa dan
Sumatra, dan 2 ha untuk di Pulau lainnya.
3.Terminal Cabang: tergantung kebutuhan
Tipe Terminal Penumpang
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : 31 Tahun 1995 tentang
Terminal Transportasi Jalan, tipe terminal penumpang terdiri dari :
1. Terminal Penumpang Tipe A
Terminal penumpang tipe A melayani kendaraan umum untuk Angkutan Antar
Kota Antar Propinsi (AKAP) dan/atau Angkutan Lintas Batas Negara, Angkutan
Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan.
2. Terminal Penumpang Tipe B
Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk
Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP), Angkutan Kota dan Angkutan
Pedesaan.
3. Terminal Penumpang Tipe C
Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan
umum untuk Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan.
Kendaraan
Transportasi Jalan Raya (4)
Kendaraan
Moda transportasi jalan dapat dikelompokkan atas dua
kelompok besar, yaitu:
moda kendaraan tidak bermotor dan
moda kendaraan bermotor.
Pembagian lain yang juga masih bisa dilakukan adalah
moda kendaraan pribadi dan moda kendaraan umum.
Sedang moda angkutan umum juga masih bisa dibagi
dalam dua kelompok yaitu moda angkutan umum dalam
trayek dan moda angkutan umum tidak dalam trayek.
Didalam Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
kendaraan bermotor didefinisikan sebagai setiap Kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel.
Kendaraan Bermotor dikelompokkan berdasarkan jenis:
•sepeda motor;
•mobil penumpang;
•mobil bus;
•mobil barang; dan
•kendaraan khusus.
Kendaraan Bermotor angka 2, angka 3, dan angka 4 dikelompokkan berdasarkan fungsi:
Kendaraan Bermotor perseorangan; dan Kendaraan Bermotor Umum.
Pertumbuhan kendaraan selama beberapa dekade belakangan ini Pertumbuhan
kendaraan bermotor di Indonesia tumbuh dengan sangat cepat, jauh lebih cepat
daripada penmabahan panjang infrastruktur jalan yang mengakibatkan permasalahan
kemacetan, terutam di kota-kota besar Indonesia termasuk jalan-jalan arteri yang terus
bertambah padat. Kemacetan pada gilirannya akan mengakibatkan permasalahan
terhadap terhadap efisiensi dan efektifitas sistem transportasi.
Sepeda Motor
Sepeda Motor didefinisikan sebagai Kendaraan Bermotor beroda dua
dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta
samping atau Kendaraan Bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah.
Rodanya sebaris dan pada kecepatan tinggi sepeda motor tetap tidak
terbalik dan stabil disebabkan oleh gaya giroskopik; pada kecepatan
rendah pengaturan berkelanjutan setangnya oleh pengendara
memberikan kestabilan.
Mobil Penumpang
Yang dimaksud dengan “mobil penumpang”
adalah Kendaraan Bermotor angkutan
orang yang memiliki tempat duduk
maksimal 8 (delapan) orang, termasuk
untuk Pengemudi atau yang beratnya tidak
lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus)
kilogram.
Jenis Mobil Penumpang
• Sedan Merupakan mobil khusus penumpang. Jenis mobil ini paling mewah
dibanding mobil lain oleh karenanya pajaknya lebih tinggi dan harganya
lebih mahal.
• Jeep Adalah mobil penumpang yang banyak digunakan untuk menjangkau
medan berat karena lebih lincah. Poros rodanya lebih tinggi daripada sedan.
Untuk bisa melalui medan yang berat sering dilengkapi dengan penggerak
empat roda, diperlengkapi dengan asesoris seperti winch, tanduk.
• Minivan Mobil jenis ini cocok untuk keluarga. Kapasitas muatnya lebih
banyak dibanding sedan. Bentuknya perpaduan antara mobil niaga dan
penumpang. Bodi belakang mirip minibus namun bodi depan mirip sedan.
Minivan dapat dilihat mirip dengan jeep namun dengan bodi yang lebih
panjang atau mirip minibus dengan hidung depan.
Bus
Yang dimaksud dengan “mobil bus” adalah Kendaraan Bermotor
angkutan orang yang memiliki tempat duduk lebih dari 8 (delapan)
orang, termasuk untuk Pengemudi atau yang beratnya lebih dari 3.500
(tiga ribu lima ratus) kilogram. Istilah bus ini berasal dari bahasa Latin,
omnibus, yang berarti "(kendaraan yang berhenti) di semua
(perhentian)". Ukurannya bermacam-macam:
•Bus besar untuk beroperasi di jalan-jalan raya yang lebar dan
transportasi jarak jauh.
•Bus kecil beroperasi di kampung atau jalan kecil antar kota
kabupaten.
Bentuknya ada dua macam yaitu bentuk berhidung dan tanpa hidung.
Sekarang kebanyakan bus didesain tanpa hidung sehingga lebih
praktis dan ringkas.
Bus Dalam Kota
Bus Kecil
Bus Sedang
Bus Besar
Bus Bertingkat
Bus Tempel
Bus Tempel Besar
Mobil Barang
Yang dimaksud dengan “mobil barang”
adalah Kendaraan Bermotor yang
digunakan untuk angkutan barang. Mobil
barang lebih populer dikenal sebagai truk
yang berasal dari bahasa Inggris Truck atau
prahoto ayang berasal dari bahasa Belanda
vrachtauto. Dalam bentuk kecil disebut pick-
up.
Jenis Truk
• Truk barang umum, merupakan truk yang digunakan untuk mengangkut segala jenis barang,
baik yang dikemas ataupun tanpa kemasan dalam bentuk curah, namun penggunaan yang
sifatnya spesifik sering diangkat dengan truk yang diperuntukkan untuk satu jenis barang saja.
• Truk tangki adalah truk yang dirancang untuk mengangkut muatan berbentuk cair atau gas.
Untuk meningkatkan kestabilan dalam transportasi cairan dalam tangki, tangki dibagi dalam
beberapa kompartemen yang dipisahkan dengan sekat-sekat.
• Mobil box adalah kendaraan angkutan barang antaran yang biasanya digunakan untuk
mengangkut barang antaran (delivery van) yang dimasukkan dalam suatu box yang terbuat dari
baja ataupun dari aluminium. Dengan box ini barang akan terlindungi dari hujan dan angin dan
disamping itu juga melindungi barang dari tangan-tangan jahil. Ada pula truk box yang dilengkapi
dengan pendingin yang digunakan untuk mengangkut barang yang mudah busuk atau rusak
karena suhu seperti untuk angkutan es, daging, ikan, sayuran dan buah-buahan.
• Mobil peti kemas disebut juga truk kontainer adalah kendaraan pengangkut peti kemas terdiri
dari kendaraan penarik (tractor head) dan kereta tempelan dimana peti kemas ditempatkan.
Trend angkutan barang dengan peti kemas meningkat dengan cepat karena intermodalitynya
yang tinggi sehingga mempermudah bongkar-muat/handling dari barang yang mengakibatkan
biaya angkutan secara keseluruhan menurun dengan drastis. Disamping itu keamanan dari
barang juga lebih tinggi.
Daya Angkut Truk
Daya angkut truk tergantung kepada beberapa variabel, diantaranya
jumlah ban, jumlah sumbu/konfigurasi sumbu, muatan sumbu,
kekuatan ban, daya dukung jalan, lebar tapak ban. Pada daftar berikut
ditunjukkan hubungan antara daya angkut dengan konfigurasi sumbu
truk untuk jalan dengan JBI Kelas II (Muatan sumbu maksimum 10 ton
per gandar) dan jalan dengan JBI Kelas III (Muatan sumbu maksimum
8 ton per gandar)
Semakin besar truk semakin memliki banyak sumbu roda. Sumbu roda
ini berfungsi sebagai tempat roda, sehingga makin banyak sumbu roda
truk, makin banyak ban yang digunakan dan beban yang diterimapun
makin besar. Sumbu mobil truk biasanya sampai 4 sumbu.
Kendaraan Khusus
Yang dimaksud dengan “kendaraan khusus” adalah
Kendaraan Bermotor yang dirancang khusus yang memiliki
fungsi dan rancang bangun tertentu, antara lain:
•Kendaraan Bermotor Tentara Nasional Indonesia;
•Kendaraan Bermotor Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
•alat berat antara lain bulldozer, traktor, mesin gilas
(stoomwaltz), forklift, loader, excavator, dan crane; serta
•Kendaraan khusus penyandang cacat.
Arah Pengembangan
Keselamatan
Transportasi Darat
1. peningkatan kinerja jalan nasional dan strategis nasional;
2. perbaikan lokasi rawan kecelakaan di jalan nasional dengan kriteria lokasi
yang mengalami kejadian kecelakaan 2 (dua) atau lebih dalam kurun waktu
1 (satu) tahun;
3. program percontohan keselamatan transportasi darat yang meliputi antara
lain Zona Selamat Sekolah (ZOSS), Rute Aman Selamat Sekolah (RASS),
dan taman edukatif lalu lintas;
4. peningkatan keselamatan di alur pelayaran sungai, danau, dan
penyeberangan;
5. peningkatan kinerja pengujian tipe kendaraan bermotor yang meliputi
penyediaan peralatan, sarana dan prasarana; dan
6. peningkatan kinerja pengujian berkala kendaraan bermotor
Konektivitas dan Kapasitas
Transportasi Darat
1. peningkatan konektivitas jaringan jalan dengan simpul meliputi jalan akses
terminal dan pelabuhan sungai, danau, dan penyeberangan;
2. peningkatan konektivitas jaringan sungai, danau, dan penyeberangan;
3. pengembangan terminal penumpang;
4. pengembangan terminal barang;
5. pengembangan unit pelaksana penimbangan kendaraan bermotor pada
jalan nasional di seluruh provinsi;
6. pengembangan keperintisan angkutan jalan;
7. pengembangan pelabuhan penyeberangan dan simpul sungai dan danau;
8. pengembangan keperintisan angkutan sungai, danau dan penyeberangan
Pelayanan dan Kinerja
Transportasi Darat
1. pengembangan angkutan umum massal;
2. pengembangan angkutan umum perkotaan;
3. pengembangan alat pemberi isyarat lalu lintas (apill) terkoordinasi;
4. Pengembangan integrasi moda (sarana dan prasarana);
5. pengembangan angkutan multimoda yang meliputi sistem dan
pelayanan;
6. pengembangan fasilitas untuk kendaraan tidak bermotor (non
motorized transport) pada jalan nasional perkotaan.
Daftar Proyek Tol
Strategis Nasional
1. Jalan Tol Serang - Panimbang (83,6km), Banten.
2. Jalan Tol Pandaan - Malang (37,62km), Jawa Timur.
3. Jalan Tol Manado - Bitung (39km), Sulawesi Utara.
4. Jalan Tol Balikpapan - Samarinda (99km), Kalimantan Timur.J
5. Jalan Tol Medan - Binjai (16km) - bagian dari Trans Sumatera, Sumatera
Utara.
6. Jalan Tol Palembang - Indralaya (22km) - bagian dari Trans Sumatera,
Sumatera Selatan.
7. Jalan Tol Bakauheni - Tb. Besar (138km) - bagian dari Trans Sumatera,
Lampung.
8. Jalan Tol Pekanbaru - Kandis - Dumai (135km) - bagian dari Trans
Sumatera, Riau.
9. Jalan Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang - bagian dari Trans
Sumatera, Sumatera Selatan.
10.Jalan Tol Pematang Panggang - Kayu Agung - bagian
dari Trans Sumatera, Sumatera Selatan.
Daftar Proyek Tol
Strategis Nasional - 2
11. Jalan Tol Palembang – Tanjung Api-Api - bagian dari Trans
Sumatera, Sumatera Selatan.
12. Jalan Tol Kisaran - Tebing Tinggi - bagian dari Trans Sumatera,
Sumatera Utara.
13. Jalan Tol Kayu Agung - Palembang - Betung (112km), Sumatera
Selatan.
14. Jalan Tol Medan - Kualanamu - Lubuk Pakam - Tebing Tinggi
(62km), Sumatera Utara.
15. Jalan Tol Soreang - Pasirkoja (11km), Jawa Barat.
16. Jalan Tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (59 km), Jawa Barat. J
17. Jalan Tol Pejagan - Pemalang (58km), Jawa Tengah.
18. Jalan Tol Pemalang - Batang (39km), Jawa Tengah.
19. Jalan Tol Batang - Semarang (75km), Jawa Tengah.
20. Jalan Tol Semarang - Solo (73km), Jawa Tengah.
Daftar Proyek Tol
Strategis Nasional - 3
21. Jalan Tol Solo - Ngawi (90km), Jawa Tengah - Jawa Timur.
22. Jalan Tol Ngawi - Kertosono (87km), Jawa Timur.
23. Jalan Tol Kertosono - Mojokerto (41km), Jawa Timur.
24. Jalan Tol Mojokerto - Surabaya (36km), Jawa Timur.
25. Jalan Tol Gempol - Pandaan (14km), Jawa Timur.
26. Jalan Tol Ciawi - Sukabumi (54km), Jawa Barat.
27. Jalan Tol Gempol - Pasuruan (34,15km), Jawa Timur.
28. Jalan Tol Waru (Aloha) - Wonokromo - Tanjung Perak (18,2km),
Jawa Timur.
29. Jalan Akses Tanjung Priok (17km), DKI Jakarta.
30. Jalan Tol Cengkareng - Batu - Ceper - Kunciran (14,19km), DKI
Jakarta.
Daftar Proyek Tol
Strategis Nasional - 4
31. Jalan Tol Kunciran - Serpong (11,19km), Banten.
32. Jalan Tol Serpong - Cinere (10,14km), Banten - Jawa Barat.
33. Jalan Tol Cinere - Jagorawi (14,64km), Jawa Barat.
34. Jalan Tol Cimanggis - Cibitung (25,39km), Jawa Barat.
35. Jalan Tol Cibitung - Cilincing (34km), Jawa Barat – DKI Jakarta.
36. Jalan Tol Depok - Antasari (21,54km), Jawa Barat.
37. Jalan Tol Bekasi - Cawang - Kp. Melayu (21,04km), Jawa Barat –
DKI Jakarta.
38. Jalan Tol Sunter - Rawa Buaya - Batu Ceper (20km), DKI Jakarta.
39. Jalan Tol Bogor Ring Road (11km), Jawa Barat.
40. Jalan Tol Serpong - Balaraja (30km), Banten.
Daftar Proyek Tol
Strategis Nasional - 5
41. Jalan Tol Batu Ampar - Muka Kuning - Bandara Hang Nadim
(25km), Riau.
42. Jalan Tol Semanan - Sunter (20,23 km), DKI Jakarta.
43. Jalan Tol Sunter - Pulo Gebang (9,44km) DKI Jakarta.
44. Jalan Tol Duri Pulo - Kampung Melayu (9,6km) DKI Jakarta.
45. Jalan Tol Kemayoran - Kampung Melayu (9,6km) DKI Jakarta.
46. Jalan Tol Ulujami - Tanah Abang (8,7km), DKI Jakarta.
47. Jalan Tol Pasar Minggu - Casablanca (9,16 km), DKI Jakarta.
Non Tol
Proyek pembangunan jalan nasional atau strategis
nasional non-tol adalah:
1.Pembangunan Jalan Lingkar Trans Morotai, Maluku
Utara.
2.Jalan Palu - Parigi, Sulawesi Tengah.
3.Pembangunan Fly Over dari dan Menuju Terminal Teluk
Lamong, Jawa Timur.
4.Jalan Penghubung Gorontalo - Manado, Gorontalo -
Sulawesi Utara.
5.Tujuh ruas jalan Trans Maluku, Maluku.
Daftar Pustaka
• https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/0819151004-3-4-24.pd
• https://id.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Moda_Transp
• https://www.scribd.com/doc/185309932/Pemilhan-Moda-Dan-
• http://ppid.dephub.go.id/files/datahubdat/RPM_RENCANA_PE
• https://bisnis.tempo.co/read/740877/ini-47-pembangunan-jala
Bab iv   sistem transportasi darat

More Related Content

What's hot

Prinsip dasar perencanaan transportasi
Prinsip dasar perencanaan transportasiPrinsip dasar perencanaan transportasi
Prinsip dasar perencanaan transportasi
AchmadNurdiansyah3
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)afifsalim
 
Struktur Jalan Kereta Api
Struktur Jalan Kereta ApiStruktur Jalan Kereta Api
Struktur Jalan Kereta Api
KevinKenway1
 
Dasar-dasar sistem transportasi - Pengertian mobilitas dan aksesibilitas
Dasar-dasar sistem transportasi - Pengertian mobilitas dan aksesibilitas Dasar-dasar sistem transportasi - Pengertian mobilitas dan aksesibilitas
Dasar-dasar sistem transportasi - Pengertian mobilitas dan aksesibilitas
IB Ilham Malik
 
Sistem transportasi
Sistem transportasiSistem transportasi
Sistem transportasi
Muhammad Al-Waigami
 
Sistem transportasi
Sistem transportasiSistem transportasi
Sistem transportasi
Ayu Fatimah Zahra
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Ali Asnan
 
Geometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasiGeometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasi
Ayu Fatimah Zahra
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintas
bangkit bayu
 
Konsep dasar sistem transportasi
Konsep dasar sistem transportasiKonsep dasar sistem transportasi
Konsep dasar sistem transportasi
IB Ilham Malik
 
Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010
Lis Theeii Yaa
 
sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2
Lampung University
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
Julia Maidar
 
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
MOSES HADUN
 
SISTEM TRANSPORTASI.ppt
SISTEM TRANSPORTASI.pptSISTEM TRANSPORTASI.ppt
SISTEM TRANSPORTASI.ppt
lukimnomleni
 
Layout fasilitas pelabuhan belawan
Layout fasilitas pelabuhan belawanLayout fasilitas pelabuhan belawan
Layout fasilitas pelabuhan belawan
Irenem16
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
Mira Pemayun
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
WSKT
 
Kelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasiKelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasi
Muhammad Dakka
 

What's hot (20)

Prinsip dasar perencanaan transportasi
Prinsip dasar perencanaan transportasiPrinsip dasar perencanaan transportasi
Prinsip dasar perencanaan transportasi
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
 
Struktur Jalan Kereta Api
Struktur Jalan Kereta ApiStruktur Jalan Kereta Api
Struktur Jalan Kereta Api
 
Dasar-dasar sistem transportasi - Pengertian mobilitas dan aksesibilitas
Dasar-dasar sistem transportasi - Pengertian mobilitas dan aksesibilitas Dasar-dasar sistem transportasi - Pengertian mobilitas dan aksesibilitas
Dasar-dasar sistem transportasi - Pengertian mobilitas dan aksesibilitas
 
Sistem transportasi
Sistem transportasiSistem transportasi
Sistem transportasi
 
Sistem transportasi
Sistem transportasiSistem transportasi
Sistem transportasi
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
 
Geometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasiGeometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasi
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintas
 
Persimpangan
PersimpanganPersimpangan
Persimpangan
 
Konsep dasar sistem transportasi
Konsep dasar sistem transportasiKonsep dasar sistem transportasi
Konsep dasar sistem transportasi
 
Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010
 
sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2sistem transportasi pertemuan ke-2
sistem transportasi pertemuan ke-2
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
 
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
 
SISTEM TRANSPORTASI.ppt
SISTEM TRANSPORTASI.pptSISTEM TRANSPORTASI.ppt
SISTEM TRANSPORTASI.ppt
 
Layout fasilitas pelabuhan belawan
Layout fasilitas pelabuhan belawanLayout fasilitas pelabuhan belawan
Layout fasilitas pelabuhan belawan
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
Kelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasiKelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasi
 

Similar to Bab iv sistem transportasi darat

K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdfK1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
HeriansyahPutra5
 
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
elisabeth357711
 
studi kasus transp. darat
studi kasus transp. daratstudi kasus transp. darat
studi kasus transp. darat
Ayu Fatimah Zahra
 
PERENCANAAN TERMINAL BUS.pptx
PERENCANAAN TERMINAL BUS.pptxPERENCANAAN TERMINAL BUS.pptx
PERENCANAAN TERMINAL BUS.pptx
Zainul Akmal
 
Sistem_Transportasi_ppt.ppt
Sistem_Transportasi_ppt.pptSistem_Transportasi_ppt.ppt
Sistem_Transportasi_ppt.ppt
FinoFranoto1
 
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintasIi. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
gusriantodanr2161
 
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Dokter Kota
 
Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminal
Juleha Usmad
 
Angkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerjaAngkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerja
Parea Rangan
 
Outline ta mardi
Outline ta mardiOutline ta mardi
Outline ta mardi
Muhammad Rifky Ariansyah
 
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptxPERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
meizajolanda3
 
Lalin kel 3 karakteristik lalu lintas
Lalin kel 3   karakteristik lalu lintasLalin kel 3   karakteristik lalu lintas
Lalin kel 3 karakteristik lalu lintasBlue Falcon
 
Antrian Lampu Merah
Antrian Lampu MerahAntrian Lampu Merah
Antrian Lampu MerahZuhri Yahya
 
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptxkelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
IlaFebriyani
 
Manajemen transportasi
Manajemen transportasiManajemen transportasi
Manajemen transportasi
muhammad hasan
 
Pemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic light
Pemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic lightPemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic light
Pemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic light
Sigit Rimba Atmojo
 
Pengembangan transportasi multimoda pada negara berkembang
Pengembangan transportasi multimoda pada negara berkembangPengembangan transportasi multimoda pada negara berkembang
Pengembangan transportasi multimoda pada negara berkembang
Oki Endrata Wijaya
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
pooja khan
 
Kapasitas jalan raya
Kapasitas jalan rayaKapasitas jalan raya
Kapasitas jalan raya
novirma_sari
 
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanModul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
PPGHybrid1
 

Similar to Bab iv sistem transportasi darat (20)

K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdfK1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
 
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
 
studi kasus transp. darat
studi kasus transp. daratstudi kasus transp. darat
studi kasus transp. darat
 
PERENCANAAN TERMINAL BUS.pptx
PERENCANAAN TERMINAL BUS.pptxPERENCANAAN TERMINAL BUS.pptx
PERENCANAAN TERMINAL BUS.pptx
 
Sistem_Transportasi_ppt.ppt
Sistem_Transportasi_ppt.pptSistem_Transportasi_ppt.ppt
Sistem_Transportasi_ppt.ppt
 
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintasIi. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
 
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
 
Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminal
 
Angkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerjaAngkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerja
 
Outline ta mardi
Outline ta mardiOutline ta mardi
Outline ta mardi
 
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptxPERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
 
Lalin kel 3 karakteristik lalu lintas
Lalin kel 3   karakteristik lalu lintasLalin kel 3   karakteristik lalu lintas
Lalin kel 3 karakteristik lalu lintas
 
Antrian Lampu Merah
Antrian Lampu MerahAntrian Lampu Merah
Antrian Lampu Merah
 
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptxkelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
 
Manajemen transportasi
Manajemen transportasiManajemen transportasi
Manajemen transportasi
 
Pemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic light
Pemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic lightPemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic light
Pemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic light
 
Pengembangan transportasi multimoda pada negara berkembang
Pengembangan transportasi multimoda pada negara berkembangPengembangan transportasi multimoda pada negara berkembang
Pengembangan transportasi multimoda pada negara berkembang
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
 
Kapasitas jalan raya
Kapasitas jalan rayaKapasitas jalan raya
Kapasitas jalan raya
 
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanModul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
 

Recently uploaded

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Sathya Risma
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
ayyurah2004
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 

Bab iv sistem transportasi darat

  • 2. Materi • Pendahuluan • Jalan • Terminal • Kendaraan • Arah Pengembangan
  • 3. Peraturan tentang Angkutan Darat diatur oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan telah ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPR RI pada tanggal 26 Mei 2009 yang kemudian disahkan oleh Presiden RI pada tanggal 22 Juni 2009.
  • 4. Pengertian Pergerakan ekonomi, jaringan distribusi dan sistem logistik barang dan jasa di Indonesia masih sangat tergantung pada sistem jalan raya. Demikian juga pergerakan penumpang intra dan antar wilayah.
  • 5. Perkembangan Teknologi Transportasi DaratPerkembangan Teknologi Transportasi Darat Sejalan dengan perkembangan teknologi automotif, metal, elektronika dan informatika manusia berhasil memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk menciptakan berbagai jenis dan ukuran kendaraan bermotor serta lokomotif yang kesemuanya berhasil menjawab tuntutan akan kapasitas angkut, jarak tempuh, kecepatan pergerakan dan kenyamanan serta keselamatan. Perpindahan dengan tenaga manusia (menjinjing, memikul) Ditemukan roda, selanjutnya dihasilkan berbagai ukuran dan tipe kendaraan: kereta kuda/pedati Keterbatasan daya angkut, Mulai digunakan tenaga hewan untuk memindahkan objek (Kapasitas angkut masih terbatas) .
  • 6. Tujuan Angkutan Darat Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan tujuan: 1.Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa; 2.Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan 3.Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.
  • 7.
  • 8.
  • 9. Transportasi Jalan Raya Unsur transportasi ini adalah jalan raya sebagai prasarana dan kendaraan (mobil, bus, sepeda motor dsb) sebagai sarana Kelebihan transportasi jalan raya: Luwes dapat menjangkau seluruh pelosok daratan dengan adanya jaringan jalan baru, jembatan dll Memperluas jangkauan pembangunan sehingga mengurangi banyaknya daerah terpencil Mampu melayani dari pintu ke pintu Secara luas dapat dimiliki dan dijalankan oleh perorangan (berbeda dengan transportasi kereta api, udara dan laut) Dapat dikatakan sebagai mata rantai akhir dan awal dari seluruh system transportasi. Angkutan macam apapun pada tempat tertentu masih membutuhkan sambungan angkutan jalan raya.
  • 10. Jalan
  • 11. Transportasi Jalan Raya (2) Jalan: Menurut UU no 13 tahun 1980 tentang Jalan, jalan adalah suatu prasarana perhubungan dalam bentuk apa pun, meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya, yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Jalan terdiri atas beberapa bagian:  Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA), meliputi badan jalan, saluran tepi jalan dan ambang pengamannya. Badan jalan meliputi jalur lalu lintas dengan atau tanpa jalur pemisah, dan bahu jalan. Ambang pengaman jalan terletak di bagian paling luar dari Daerah Manfaat Jalan,dan dimaksudkan untuk mengamankan bangunan jalan.  Ruang Milik Jalan (RUMIJA),meliputi daerah manfaat jalan dan sejalur tertentu di luar Daerah Manfaat Jalan. Darah ini dibatasi dengan tanda batas Daerah Milik Jalan. Sejalur tanah tertentu diluar memenuhi persyaratan keleluasaan keamanan penggunaan jalan,antara lain untuk keperluan pelebaran Daerah Manfaat Jalan dikemudian hari.  Ruang Pengawasan Jalan (RUWASJA), merupakan sejalur tanah tertentu di luar Daerah Milik Jalan yang ada di bawah pengawasan pembina jalan. Penggunaan Daerah Pengawasan Jalan perlu diawasi agar pandangan pengemudi dan konstruksi bangunan jalan tidak terganggu bila Daerah Milik Jalan tidak cukup luas.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 19. Arus Lalu Lintas Jalan • Parameter Lalu Lintas – Volume lalu lintas (V) • Jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik pada suatu ruas jalan dalam suatu waktu tertentu • Satuan : kend/15 menit, kend/jam, smp/jam, kend/hari(LHR) • Fluktuasi arus lalu lintas (fluktuasi dlm jam, hari, musim) • Koefisien pengali dari 15 menit ke 1 jam : PHF • Koefisien pengali dari 1 jam ke 1 hari : faktor-k
  • 20. Arus Lalu Lintas Jalan – Kecepatan (S) • Free flow speed : kecepatan pada saat lalu lintas rendah, dimana pengendara cenderung mangemudi dengan kecepatan sesuai dengan keinginannya tanpa adanya hambatan oleh kendaraan lain. • Average Running speed : kecepatan dimana waktu tempuh yang dihitung adalah waktu tempuh bergerak; tidak termasuk waktu berhenti) • Average Travel Speed : kecepatan dimana waktu tempuh yang dihitung adalah waktu tempuh perjalanan: termasuk waktu berhenti) • Time mean speed : kecepatan rata-rata kendaraan (dihitung secara aritmetik) yang melintasi suatu titik di ruas jalan
  • 21. Arus Lalu Lintas Jalan • Space mean speed : kecepatan rata-rata kendaraan yang melintasi suatu segmen di ruas jalan (waktu tempuh diukur setiap kendaraan yang melintasi segmen jalan dan dihitung secara statistik) • Satuan: km/jam – Kerapatan (D) • Jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang ruas jalan pada suatu waktu tertentu. • Satuan : Kend/km – Hubungan antar parameter • V = S X D
  • 22. Arus Lalu Lintas Jalan • Kapasitas Jalan – Arus maksimum per jam dimana orang atau barang diharapkan melintasi suatu titik atau suatu ruas jalan yang uniform pada satu waktu tertentu pada kondisi jalan, lalu lintas dan pengaturan yang ada. Kondisi jalan adalah kondisi fisik jalan, kondisi lalu lintas adalah sifat lalu lintas (nature of traffic) – Suatu ukuran efektifitas fasilitas lalu lintas (jalan) untuk mengakomodasi lalu lintas.
  • 23. Arus Lalu Lintas Jalan – Faktor yang berpengaruh • Faktor jalan : lebar lajur, bahu jalan, median, kondisi permukaan jalan, kelandaian jalan, trotoar, dll. • Faktor lalu lintas : komposisi lalu lintas, volume, distribusi lajur, gangguan lalu lintas, gangguan samping, dll • Faktor lingkungan : pejalan kaki, pengendara sepeda , binatang yang menyeberang, dll.
  • 24. Arus Lalu Lintas Jalan • Tingkat Pelayanan – Gambaran kondisi operasional arus lalu lintas dan persepsi pengendara dalam terminologi kecepatan, waktu tempuh, kenyamanan, kebebasan bergerak, keamanan dan keselamatan – Menentukan kualitas kinerja pelayanan jalan – Faktor yang berberpengaruh : • Faktor jalan : lebar lajur, bahu jalan, median, kondisi permukaan jalan, kelandaian jalan, trotoar, dll. • Faktor lalu lintas : komposisi lalu lintas, volume, distribusi lajur, gangguan lalu lintas, gangguan samping, dll
  • 27.
  • 30. Transportasi Jalan Raya (3) Terminal, perhentian, dan pangkalan atau depot Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang hingga sampai ke tujuan akhir suatu perjalanan, juga sebagai tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian sistem arus angkutan penumpang dan barang, disamping juga berfungsi untuk melancarkan arus angkutan penumpang atau barang (Departemen Perhubungan, 1996).
  • 31. Fungsi Terminal Menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat Bina Sistem Prasarana (Departemen Perhubungan,1996) fungsi terminal pada dasarnya dapat ditinjau dari 3 (tiga) unsur yang terkait dengan terminal yaitu : 1. Penumpang Fungsi terminal bagi penumpang adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda yang lain, tempat tersedianya fasilitas- fasilitas dan informasi (pelataran, teluk,ruang tunggu,papan informasi, toilet, kios-kios, loket, fasilitas parkir dari kendaraan pribadi dan lain-lain). 2. Pemerintah Fungsi terminal bagi pemerintah adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas, untuk menata lalu lintas dan menghindari kemacetan, sebagai sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali arus angkutan umum. 3.Operator Angkutan Umum Fungsi terminal bagi operator angkutan umum adalah untuk pengaturan pelayanan operasi angkutan umum, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak angkutan umum dan fasilitas pangkalan.
  • 32.
  • 33. Klasifikasi Terminal Berdasarkan Peranannya 1. Terminal primer adalah terminal untuk pelayanan arus barang dan penumpang (jasa angkutan) yang mencakup kawasan regional. 2. Terminal sekunder adalah terminal untuk pelayanan penumpang dan barang (jasa angkutan) yang bersifat lokal atau melengkapi kegiatan terminal primer.
  • 34. Klasifikasi Terminal Berdasarkan Fungsinya 1.Terminal Utama 2.Terminal Madya 3.Terminal Cabang
  • 35. Terminal Utama Terminal Utama adalah tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa angkutan) dengan ciri sebagai berikut : •Berfungsi sebagai alat pengatur angkutan yang bersifat melayani arus angkutan barang dan penumpang dalam jarak jauh dan volume tinggi. •Bongkar muat lebih besar atau sama dengan 8 ton/unit angkutan atau 40 penumpang/unit angkutan
  • 36. Terminal Madya Terminal Madya adalah tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa angkutan) dengan ciri sebagai berikut : •Berfungsi sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat melayani arus angkutan barang dan penumpang dalam jarak dan volume sedang. •Bongkar muatlebih besar atau sama dengan 5 ton/unit angkutan atau 20 penumpang /unit angkutan
  • 37. Terminal Cabang Terminal cabang adalah tempat terputusnya arus barang dan penumpang (jasa angkutan) dengan ciri sebagai berikut: •Sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat melayani arus angkutan barang dan penumpang dalam jarak pendek dan volume kecil. •Bongkar muat lebih kecil atau sama dengan 2,5 ton/unit angkutan atau 10 penumpang/unit angkutan
  • 38. Klasifikasi Terminal Berdasarkan Jenis Angkutan 1. Terminal Penumpang adalah terminal untuk menaikkan dan atau menurunkan penumpang. 2. Terminal Barang/Cargo adalah terminal untuk perpindahan (bongkar muat) barang dari moda transport yang satu ke moda transport yang lainnya. 3. Terminal Khusus adalah terminal yang dipengaruhi oleh sifat-sifat barang yang diangkut. 4. Terminal Truk adalah terminal yang sesuai dengan kebutuhannya, dinyatakan dengan jumlah truk yang dapat diparkir atau menunggu dalam satuan waktu
  • 39. Klasifikasi Terminal Berdasarkan Tingkat Pelayanan Berdasarkan tingkat pelayanannya, terminal penumpang yang dinyatakan dalam jumlah arus minimum kendaraan per satuan waktu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Terminal Utama: 50 – 100 kendaraan/jam 2. Terminal Madya: 25 – 50 kendaraan/jam 3. Terminal Cabang : <25 kendaraan/jam
  • 40. Klasifikasi Terminal Berdasarkan Ruang Terminal Berdasarkan kebutuhan ruang, terminal penumpang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1.Terminal Utama: 5 ha untuk di Pulau Jawa dan Sumatra, dan 3 ha untuk di Pulau lainnya. 2.Terminal Madya: 3 ha untuk di Pulau Jawa dan Sumatra, dan 2 ha untuk di Pulau lainnya. 3.Terminal Cabang: tergantung kebutuhan
  • 41. Tipe Terminal Penumpang Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : 31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan, tipe terminal penumpang terdiri dari : 1. Terminal Penumpang Tipe A Terminal penumpang tipe A melayani kendaraan umum untuk Angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan/atau Angkutan Lintas Batas Negara, Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan. 2. Terminal Penumpang Tipe B Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP), Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan. 3. Terminal Penumpang Tipe C Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan.
  • 42.
  • 44. Transportasi Jalan Raya (4) Kendaraan Moda transportasi jalan dapat dikelompokkan atas dua kelompok besar, yaitu: moda kendaraan tidak bermotor dan moda kendaraan bermotor. Pembagian lain yang juga masih bisa dilakukan adalah moda kendaraan pribadi dan moda kendaraan umum. Sedang moda angkutan umum juga masih bisa dibagi dalam dua kelompok yaitu moda angkutan umum dalam trayek dan moda angkutan umum tidak dalam trayek.
  • 45. Didalam Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kendaraan bermotor didefinisikan sebagai setiap Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel. Kendaraan Bermotor dikelompokkan berdasarkan jenis: •sepeda motor; •mobil penumpang; •mobil bus; •mobil barang; dan •kendaraan khusus. Kendaraan Bermotor angka 2, angka 3, dan angka 4 dikelompokkan berdasarkan fungsi: Kendaraan Bermotor perseorangan; dan Kendaraan Bermotor Umum. Pertumbuhan kendaraan selama beberapa dekade belakangan ini Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia tumbuh dengan sangat cepat, jauh lebih cepat daripada penmabahan panjang infrastruktur jalan yang mengakibatkan permasalahan kemacetan, terutam di kota-kota besar Indonesia termasuk jalan-jalan arteri yang terus bertambah padat. Kemacetan pada gilirannya akan mengakibatkan permasalahan terhadap terhadap efisiensi dan efektifitas sistem transportasi.
  • 46. Sepeda Motor Sepeda Motor didefinisikan sebagai Kendaraan Bermotor beroda dua dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping atau Kendaraan Bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah. Rodanya sebaris dan pada kecepatan tinggi sepeda motor tetap tidak terbalik dan stabil disebabkan oleh gaya giroskopik; pada kecepatan rendah pengaturan berkelanjutan setangnya oleh pengendara memberikan kestabilan.
  • 47. Mobil Penumpang Yang dimaksud dengan “mobil penumpang” adalah Kendaraan Bermotor angkutan orang yang memiliki tempat duduk maksimal 8 (delapan) orang, termasuk untuk Pengemudi atau yang beratnya tidak lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.
  • 48. Jenis Mobil Penumpang • Sedan Merupakan mobil khusus penumpang. Jenis mobil ini paling mewah dibanding mobil lain oleh karenanya pajaknya lebih tinggi dan harganya lebih mahal. • Jeep Adalah mobil penumpang yang banyak digunakan untuk menjangkau medan berat karena lebih lincah. Poros rodanya lebih tinggi daripada sedan. Untuk bisa melalui medan yang berat sering dilengkapi dengan penggerak empat roda, diperlengkapi dengan asesoris seperti winch, tanduk. • Minivan Mobil jenis ini cocok untuk keluarga. Kapasitas muatnya lebih banyak dibanding sedan. Bentuknya perpaduan antara mobil niaga dan penumpang. Bodi belakang mirip minibus namun bodi depan mirip sedan. Minivan dapat dilihat mirip dengan jeep namun dengan bodi yang lebih panjang atau mirip minibus dengan hidung depan.
  • 49.
  • 50. Bus Yang dimaksud dengan “mobil bus” adalah Kendaraan Bermotor angkutan orang yang memiliki tempat duduk lebih dari 8 (delapan) orang, termasuk untuk Pengemudi atau yang beratnya lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram. Istilah bus ini berasal dari bahasa Latin, omnibus, yang berarti "(kendaraan yang berhenti) di semua (perhentian)". Ukurannya bermacam-macam: •Bus besar untuk beroperasi di jalan-jalan raya yang lebar dan transportasi jarak jauh. •Bus kecil beroperasi di kampung atau jalan kecil antar kota kabupaten. Bentuknya ada dua macam yaitu bentuk berhidung dan tanpa hidung. Sekarang kebanyakan bus didesain tanpa hidung sehingga lebih praktis dan ringkas.
  • 58. Mobil Barang Yang dimaksud dengan “mobil barang” adalah Kendaraan Bermotor yang digunakan untuk angkutan barang. Mobil barang lebih populer dikenal sebagai truk yang berasal dari bahasa Inggris Truck atau prahoto ayang berasal dari bahasa Belanda vrachtauto. Dalam bentuk kecil disebut pick- up.
  • 59. Jenis Truk • Truk barang umum, merupakan truk yang digunakan untuk mengangkut segala jenis barang, baik yang dikemas ataupun tanpa kemasan dalam bentuk curah, namun penggunaan yang sifatnya spesifik sering diangkat dengan truk yang diperuntukkan untuk satu jenis barang saja. • Truk tangki adalah truk yang dirancang untuk mengangkut muatan berbentuk cair atau gas. Untuk meningkatkan kestabilan dalam transportasi cairan dalam tangki, tangki dibagi dalam beberapa kompartemen yang dipisahkan dengan sekat-sekat. • Mobil box adalah kendaraan angkutan barang antaran yang biasanya digunakan untuk mengangkut barang antaran (delivery van) yang dimasukkan dalam suatu box yang terbuat dari baja ataupun dari aluminium. Dengan box ini barang akan terlindungi dari hujan dan angin dan disamping itu juga melindungi barang dari tangan-tangan jahil. Ada pula truk box yang dilengkapi dengan pendingin yang digunakan untuk mengangkut barang yang mudah busuk atau rusak karena suhu seperti untuk angkutan es, daging, ikan, sayuran dan buah-buahan. • Mobil peti kemas disebut juga truk kontainer adalah kendaraan pengangkut peti kemas terdiri dari kendaraan penarik (tractor head) dan kereta tempelan dimana peti kemas ditempatkan. Trend angkutan barang dengan peti kemas meningkat dengan cepat karena intermodalitynya yang tinggi sehingga mempermudah bongkar-muat/handling dari barang yang mengakibatkan biaya angkutan secara keseluruhan menurun dengan drastis. Disamping itu keamanan dari barang juga lebih tinggi.
  • 60. Daya Angkut Truk Daya angkut truk tergantung kepada beberapa variabel, diantaranya jumlah ban, jumlah sumbu/konfigurasi sumbu, muatan sumbu, kekuatan ban, daya dukung jalan, lebar tapak ban. Pada daftar berikut ditunjukkan hubungan antara daya angkut dengan konfigurasi sumbu truk untuk jalan dengan JBI Kelas II (Muatan sumbu maksimum 10 ton per gandar) dan jalan dengan JBI Kelas III (Muatan sumbu maksimum 8 ton per gandar) Semakin besar truk semakin memliki banyak sumbu roda. Sumbu roda ini berfungsi sebagai tempat roda, sehingga makin banyak sumbu roda truk, makin banyak ban yang digunakan dan beban yang diterimapun makin besar. Sumbu mobil truk biasanya sampai 4 sumbu.
  • 61.
  • 62. Kendaraan Khusus Yang dimaksud dengan “kendaraan khusus” adalah Kendaraan Bermotor yang dirancang khusus yang memiliki fungsi dan rancang bangun tertentu, antara lain: •Kendaraan Bermotor Tentara Nasional Indonesia; •Kendaraan Bermotor Kepolisian Negara Republik Indonesia; •alat berat antara lain bulldozer, traktor, mesin gilas (stoomwaltz), forklift, loader, excavator, dan crane; serta •Kendaraan khusus penyandang cacat.
  • 64. Keselamatan Transportasi Darat 1. peningkatan kinerja jalan nasional dan strategis nasional; 2. perbaikan lokasi rawan kecelakaan di jalan nasional dengan kriteria lokasi yang mengalami kejadian kecelakaan 2 (dua) atau lebih dalam kurun waktu 1 (satu) tahun; 3. program percontohan keselamatan transportasi darat yang meliputi antara lain Zona Selamat Sekolah (ZOSS), Rute Aman Selamat Sekolah (RASS), dan taman edukatif lalu lintas; 4. peningkatan keselamatan di alur pelayaran sungai, danau, dan penyeberangan; 5. peningkatan kinerja pengujian tipe kendaraan bermotor yang meliputi penyediaan peralatan, sarana dan prasarana; dan 6. peningkatan kinerja pengujian berkala kendaraan bermotor
  • 65. Konektivitas dan Kapasitas Transportasi Darat 1. peningkatan konektivitas jaringan jalan dengan simpul meliputi jalan akses terminal dan pelabuhan sungai, danau, dan penyeberangan; 2. peningkatan konektivitas jaringan sungai, danau, dan penyeberangan; 3. pengembangan terminal penumpang; 4. pengembangan terminal barang; 5. pengembangan unit pelaksana penimbangan kendaraan bermotor pada jalan nasional di seluruh provinsi; 6. pengembangan keperintisan angkutan jalan; 7. pengembangan pelabuhan penyeberangan dan simpul sungai dan danau; 8. pengembangan keperintisan angkutan sungai, danau dan penyeberangan
  • 66. Pelayanan dan Kinerja Transportasi Darat 1. pengembangan angkutan umum massal; 2. pengembangan angkutan umum perkotaan; 3. pengembangan alat pemberi isyarat lalu lintas (apill) terkoordinasi; 4. Pengembangan integrasi moda (sarana dan prasarana); 5. pengembangan angkutan multimoda yang meliputi sistem dan pelayanan; 6. pengembangan fasilitas untuk kendaraan tidak bermotor (non motorized transport) pada jalan nasional perkotaan.
  • 67. Daftar Proyek Tol Strategis Nasional 1. Jalan Tol Serang - Panimbang (83,6km), Banten. 2. Jalan Tol Pandaan - Malang (37,62km), Jawa Timur. 3. Jalan Tol Manado - Bitung (39km), Sulawesi Utara. 4. Jalan Tol Balikpapan - Samarinda (99km), Kalimantan Timur.J 5. Jalan Tol Medan - Binjai (16km) - bagian dari Trans Sumatera, Sumatera Utara. 6. Jalan Tol Palembang - Indralaya (22km) - bagian dari Trans Sumatera, Sumatera Selatan. 7. Jalan Tol Bakauheni - Tb. Besar (138km) - bagian dari Trans Sumatera, Lampung. 8. Jalan Tol Pekanbaru - Kandis - Dumai (135km) - bagian dari Trans Sumatera, Riau. 9. Jalan Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang - bagian dari Trans Sumatera, Sumatera Selatan. 10.Jalan Tol Pematang Panggang - Kayu Agung - bagian dari Trans Sumatera, Sumatera Selatan.
  • 68. Daftar Proyek Tol Strategis Nasional - 2 11. Jalan Tol Palembang – Tanjung Api-Api - bagian dari Trans Sumatera, Sumatera Selatan. 12. Jalan Tol Kisaran - Tebing Tinggi - bagian dari Trans Sumatera, Sumatera Utara. 13. Jalan Tol Kayu Agung - Palembang - Betung (112km), Sumatera Selatan. 14. Jalan Tol Medan - Kualanamu - Lubuk Pakam - Tebing Tinggi (62km), Sumatera Utara. 15. Jalan Tol Soreang - Pasirkoja (11km), Jawa Barat. 16. Jalan Tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (59 km), Jawa Barat. J 17. Jalan Tol Pejagan - Pemalang (58km), Jawa Tengah. 18. Jalan Tol Pemalang - Batang (39km), Jawa Tengah. 19. Jalan Tol Batang - Semarang (75km), Jawa Tengah. 20. Jalan Tol Semarang - Solo (73km), Jawa Tengah.
  • 69. Daftar Proyek Tol Strategis Nasional - 3 21. Jalan Tol Solo - Ngawi (90km), Jawa Tengah - Jawa Timur. 22. Jalan Tol Ngawi - Kertosono (87km), Jawa Timur. 23. Jalan Tol Kertosono - Mojokerto (41km), Jawa Timur. 24. Jalan Tol Mojokerto - Surabaya (36km), Jawa Timur. 25. Jalan Tol Gempol - Pandaan (14km), Jawa Timur. 26. Jalan Tol Ciawi - Sukabumi (54km), Jawa Barat. 27. Jalan Tol Gempol - Pasuruan (34,15km), Jawa Timur. 28. Jalan Tol Waru (Aloha) - Wonokromo - Tanjung Perak (18,2km), Jawa Timur. 29. Jalan Akses Tanjung Priok (17km), DKI Jakarta. 30. Jalan Tol Cengkareng - Batu - Ceper - Kunciran (14,19km), DKI Jakarta.
  • 70. Daftar Proyek Tol Strategis Nasional - 4 31. Jalan Tol Kunciran - Serpong (11,19km), Banten. 32. Jalan Tol Serpong - Cinere (10,14km), Banten - Jawa Barat. 33. Jalan Tol Cinere - Jagorawi (14,64km), Jawa Barat. 34. Jalan Tol Cimanggis - Cibitung (25,39km), Jawa Barat. 35. Jalan Tol Cibitung - Cilincing (34km), Jawa Barat – DKI Jakarta. 36. Jalan Tol Depok - Antasari (21,54km), Jawa Barat. 37. Jalan Tol Bekasi - Cawang - Kp. Melayu (21,04km), Jawa Barat – DKI Jakarta. 38. Jalan Tol Sunter - Rawa Buaya - Batu Ceper (20km), DKI Jakarta. 39. Jalan Tol Bogor Ring Road (11km), Jawa Barat. 40. Jalan Tol Serpong - Balaraja (30km), Banten.
  • 71. Daftar Proyek Tol Strategis Nasional - 5 41. Jalan Tol Batu Ampar - Muka Kuning - Bandara Hang Nadim (25km), Riau. 42. Jalan Tol Semanan - Sunter (20,23 km), DKI Jakarta. 43. Jalan Tol Sunter - Pulo Gebang (9,44km) DKI Jakarta. 44. Jalan Tol Duri Pulo - Kampung Melayu (9,6km) DKI Jakarta. 45. Jalan Tol Kemayoran - Kampung Melayu (9,6km) DKI Jakarta. 46. Jalan Tol Ulujami - Tanah Abang (8,7km), DKI Jakarta. 47. Jalan Tol Pasar Minggu - Casablanca (9,16 km), DKI Jakarta.
  • 72. Non Tol Proyek pembangunan jalan nasional atau strategis nasional non-tol adalah: 1.Pembangunan Jalan Lingkar Trans Morotai, Maluku Utara. 2.Jalan Palu - Parigi, Sulawesi Tengah. 3.Pembangunan Fly Over dari dan Menuju Terminal Teluk Lamong, Jawa Timur. 4.Jalan Penghubung Gorontalo - Manado, Gorontalo - Sulawesi Utara. 5.Tujuh ruas jalan Trans Maluku, Maluku.
  • 73. Daftar Pustaka • https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/0819151004-3-4-24.pd • https://id.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Moda_Transp • https://www.scribd.com/doc/185309932/Pemilhan-Moda-Dan- • http://ppid.dephub.go.id/files/datahubdat/RPM_RENCANA_PE • https://bisnis.tempo.co/read/740877/ini-47-pembangunan-jala