Sistem transportasi terdiri dari tiga subsistem utama yaitu sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem pergerakan yang saling berinteraksi. Sistem transportasi memiliki berbagai jenis jalur pergerakan darat, air, dan udara serta aspek operasional seperti penentuan rute, jadwal, dan kriteria kinerja seperti keselamatan, keandalan, dan fleksibilitas. Faktor ekonomi, geografi, teknologi, dan urbanisasi mempengaruhi pen
Dokumen tersebut membahas tentang sistem transportasi, termasuk definisi, fungsi, komponen, dan kinerjanya. Sistem transportasi adalah rangkaian kegiatan pemindahan manusia dan barang yang saling terkait untuk mencapai tujuan secara aman, nyaman, dan efisien. Komponen utamanya adalah manusia, barang, kendaraan, prasarana, dan organisasi pengelola.
Sistem transportasi terdiri dari beberapa komponen utama yaitu fasilitas terminal, alat transportasi, sistem pemeliharaan, dan sistem manajemen yang saling terkait untuk memindahkan orang dan barang dari asal ke tujuan dengan aman, nyaman, dan efisien melalui jaringan jalan, udara, dan air.
Modul bahan presentasi simpang tak bersinyal perkotaanRobby Tanjung
Dokumen ini membahas prosedur perhitungan kapasitas dan perilaku lalu lintas pada simpang tak bersinyal. Terdiri dari tiga bagian utama yaitu data masukan, perhitungan kapasitas, dan penilaian perilaku lalu lintas. Pada bagian data masukan dijelaskan tentang kondisi geometrik, lalu lintas, dan lingkungan simpang. Bagian perhitungan kapasitas meliputi perhitungan kapasitas dasar dan berbagai faktor penyesua
[Ringkasan]
Studi ini menganalisis kapasitas dan tingkat pelayanan pada ruas jalan Wolter Monginsidi Kota Manado dengan melakukan survey volume dan kecepatan lalu lintas selama 4 hari. Hasilnya menunjukkan kapasitas ruas jalan adalah 2934,36 kendaraan per jam dengan tingkat pelayanan E, artinya lalu lintas mendekati kapasitas maksimum.
Sistem transportasi terdiri dari tiga subsistem utama yaitu sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem pergerakan yang saling berinteraksi. Sistem transportasi memiliki berbagai jenis jalur pergerakan darat, air, dan udara serta aspek operasional seperti penentuan rute, jadwal, dan kriteria kinerja seperti keselamatan, keandalan, dan fleksibilitas. Faktor ekonomi, geografi, teknologi, dan urbanisasi mempengaruhi pen
Dokumen tersebut membahas tentang sistem transportasi, termasuk definisi, fungsi, komponen, dan kinerjanya. Sistem transportasi adalah rangkaian kegiatan pemindahan manusia dan barang yang saling terkait untuk mencapai tujuan secara aman, nyaman, dan efisien. Komponen utamanya adalah manusia, barang, kendaraan, prasarana, dan organisasi pengelola.
Sistem transportasi terdiri dari beberapa komponen utama yaitu fasilitas terminal, alat transportasi, sistem pemeliharaan, dan sistem manajemen yang saling terkait untuk memindahkan orang dan barang dari asal ke tujuan dengan aman, nyaman, dan efisien melalui jaringan jalan, udara, dan air.
Modul bahan presentasi simpang tak bersinyal perkotaanRobby Tanjung
Dokumen ini membahas prosedur perhitungan kapasitas dan perilaku lalu lintas pada simpang tak bersinyal. Terdiri dari tiga bagian utama yaitu data masukan, perhitungan kapasitas, dan penilaian perilaku lalu lintas. Pada bagian data masukan dijelaskan tentang kondisi geometrik, lalu lintas, dan lingkungan simpang. Bagian perhitungan kapasitas meliputi perhitungan kapasitas dasar dan berbagai faktor penyesua
[Ringkasan]
Studi ini menganalisis kapasitas dan tingkat pelayanan pada ruas jalan Wolter Monginsidi Kota Manado dengan melakukan survey volume dan kecepatan lalu lintas selama 4 hari. Hasilnya menunjukkan kapasitas ruas jalan adalah 2934,36 kendaraan per jam dengan tingkat pelayanan E, artinya lalu lintas mendekati kapasitas maksimum.
Dokumen tersebut membahas mengenai perencanaan transportasi yang meliputi proses peramalan permintaan transportasi di masa datang, pembagian wilayah menjadi zona-zona, dan metode pengumpulan data untuk perencanaan transportasi.
1. Ballasted track merupakan konstruksi jalan rel konvensional yang terdiri dari rel, penambat, bantalan, lapisan balas, dan lapisan tanah dasar.
2. Terdapat variasi jenis bantalan yaitu kayu, beton, dan baja serta berbagai jenis penambat seperti dorken, pandrol, dan nabla.
3. Ballastless track merupakan alternatif tanpa balas yang menggunakan konstruksi kaku seperti beton atau aspal seperti pada floating
Sistem transportasi merupakan keterkaitan antara penumpang, barang, sarana dan prasarana dalam perpindahan orang dan barang. Sistem ini dipengaruhi oleh tata guna lahan dan bertujuan untuk mencapai transportasi yang optimal, aman, nyaman dan efisien. Terdapat berbagai jenis transportasi darat, laut dan udara yang digunakan sesuai dengan tujuan perjalanan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi meliputi aksesibilitas, jarak tujuan, kapasitas, kecepatan, biaya operasi, dan karakteristik pengguna. Tata guna lahan berpengaruh besar dalam analisis bangkitan lalu lintas karena setiap daerah memiliki pola tata guna lahan dan kebutuhan perjalanan yang berbeda. Sistem transportasi nasional dan lokal membentuk jaringan transportasi terpadu untuk menunjang mobilis
Dokumen tersebut membahas perencanaan geometrik jalan yang meliputi peta kontur, rencana trase jalan, penentuan medan jalan, perhitungan alinyemen horizontal dan vertikal, serta perhitungan jarak pandang. Dokumen ini memberikan panduan dasar untuk merencanakan geometri jalan seperti menentukan jenis dan bentuk tikungan berdasarkan kecepatan rencana jalan.
Dokumen tersebut membahas karakteristik arus lalu lintas seperti kecepatan, volume, variasi jam-an, harian, dan bulanan. Terdapat pembahasan mengenai penghitungan kecepatan rata-rata, volume lalu lintas, serta grafik volume jam perencanaan."
1. Dokumen tersebut membahas struktur jalan rel konvensional yang terdiri atas superstructure dan substructure. Superstructure meliputi rel, bantalan, dan penambat, sementara substructure meliputi balas, subbalas, dan tanah dasar.
2. Pembebanan pada struktur jalan rel terdiri atas beban vertikal, faktor dinamis, beban lateral, dan beban longitudinal. Model Beam on Elastic Foundation digunakan untuk merancang struktur jalan rel.
3. Contoh soal menunjuk
Perencanaan transportasi bertujuan mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan manusia dan barang bergerak dengan aman, nyaman dan murah. Sistem transportasi terdiri dari sistem kegiatan, jaringan, dan pergerakan lalu lintas yang saling terkait. Kebutuhan transportasi berasal dari interaksi aktivitas sosial dan ekonomi. Tata guna lahan dan transportasi saling mempengaruhi, di mana peningkatan aksesibilitas dapat mengubah penggunaan
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan alinyemen horizontal untuk jalan kelas III. Terdapat tiga tikungan horizontal yaitu PI1, PI2, dan PI3. Dokumen menjelaskan perhitungan komponen geometrik setiap tikungan seperti jari-jari minimum, panjang lengkung, superelevasi, dan stationing.
Dokumen ini membahas tentang fasilitas yang dibutuhkan di pelabuhan agar mampu melayani kapal-kapal generasi mutakhir dan meningkatkan kecepatan bongkar muat barang. Fasilitas utama pelabuhan antara lain dermaga, alur pelayaran, kolam pelabuhan, gudang, lapangan penumpukan, dan terminal penumpang.
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesiaMira Pemayun
Dokumen ini membahas latar belakang dan lingkup Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). MKJI dikembangkan untuk mengatasi kekurangan penggunaan manual kapasitas barat di Indonesia. Proyek MKJI melakukan survei di 147 lokasi perkotaan dan 128 lokasi luar kota untuk mengumpulkan data perilaku pengemudi dan karakteristik lalu lintas Indonesia. Tujuan MKJI adalah menyediakan pedoman kapasitas jalan yang sesuai dengan kondisi Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang rekayasa lalu lintas yang mencakup pengertian, komponen, analisis tingkat pelayanan jalan, geometri jalan, dan penampang jalan. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang perencanaan sistem transportasi untuk menghasilkan pergerakan manusia dan barang secara aman dan efisien."
ASN memiliki peran penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Untuk meningkatkan kompetensi perencanaan jalan bagi ASN, diperlukan pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan agar pelaksanaan konstruksi bisa efektif dan ekonomis.
Dokumen tersebut membahas mengenai perencanaan transportasi yang meliputi proses peramalan permintaan transportasi di masa datang, pembagian wilayah menjadi zona-zona, dan metode pengumpulan data untuk perencanaan transportasi.
1. Ballasted track merupakan konstruksi jalan rel konvensional yang terdiri dari rel, penambat, bantalan, lapisan balas, dan lapisan tanah dasar.
2. Terdapat variasi jenis bantalan yaitu kayu, beton, dan baja serta berbagai jenis penambat seperti dorken, pandrol, dan nabla.
3. Ballastless track merupakan alternatif tanpa balas yang menggunakan konstruksi kaku seperti beton atau aspal seperti pada floating
Sistem transportasi merupakan keterkaitan antara penumpang, barang, sarana dan prasarana dalam perpindahan orang dan barang. Sistem ini dipengaruhi oleh tata guna lahan dan bertujuan untuk mencapai transportasi yang optimal, aman, nyaman dan efisien. Terdapat berbagai jenis transportasi darat, laut dan udara yang digunakan sesuai dengan tujuan perjalanan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi meliputi aksesibilitas, jarak tujuan, kapasitas, kecepatan, biaya operasi, dan karakteristik pengguna. Tata guna lahan berpengaruh besar dalam analisis bangkitan lalu lintas karena setiap daerah memiliki pola tata guna lahan dan kebutuhan perjalanan yang berbeda. Sistem transportasi nasional dan lokal membentuk jaringan transportasi terpadu untuk menunjang mobilis
Dokumen tersebut membahas perencanaan geometrik jalan yang meliputi peta kontur, rencana trase jalan, penentuan medan jalan, perhitungan alinyemen horizontal dan vertikal, serta perhitungan jarak pandang. Dokumen ini memberikan panduan dasar untuk merencanakan geometri jalan seperti menentukan jenis dan bentuk tikungan berdasarkan kecepatan rencana jalan.
Dokumen tersebut membahas karakteristik arus lalu lintas seperti kecepatan, volume, variasi jam-an, harian, dan bulanan. Terdapat pembahasan mengenai penghitungan kecepatan rata-rata, volume lalu lintas, serta grafik volume jam perencanaan."
1. Dokumen tersebut membahas struktur jalan rel konvensional yang terdiri atas superstructure dan substructure. Superstructure meliputi rel, bantalan, dan penambat, sementara substructure meliputi balas, subbalas, dan tanah dasar.
2. Pembebanan pada struktur jalan rel terdiri atas beban vertikal, faktor dinamis, beban lateral, dan beban longitudinal. Model Beam on Elastic Foundation digunakan untuk merancang struktur jalan rel.
3. Contoh soal menunjuk
Perencanaan transportasi bertujuan mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan manusia dan barang bergerak dengan aman, nyaman dan murah. Sistem transportasi terdiri dari sistem kegiatan, jaringan, dan pergerakan lalu lintas yang saling terkait. Kebutuhan transportasi berasal dari interaksi aktivitas sosial dan ekonomi. Tata guna lahan dan transportasi saling mempengaruhi, di mana peningkatan aksesibilitas dapat mengubah penggunaan
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan alinyemen horizontal untuk jalan kelas III. Terdapat tiga tikungan horizontal yaitu PI1, PI2, dan PI3. Dokumen menjelaskan perhitungan komponen geometrik setiap tikungan seperti jari-jari minimum, panjang lengkung, superelevasi, dan stationing.
Dokumen ini membahas tentang fasilitas yang dibutuhkan di pelabuhan agar mampu melayani kapal-kapal generasi mutakhir dan meningkatkan kecepatan bongkar muat barang. Fasilitas utama pelabuhan antara lain dermaga, alur pelayaran, kolam pelabuhan, gudang, lapangan penumpukan, dan terminal penumpang.
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesiaMira Pemayun
Dokumen ini membahas latar belakang dan lingkup Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). MKJI dikembangkan untuk mengatasi kekurangan penggunaan manual kapasitas barat di Indonesia. Proyek MKJI melakukan survei di 147 lokasi perkotaan dan 128 lokasi luar kota untuk mengumpulkan data perilaku pengemudi dan karakteristik lalu lintas Indonesia. Tujuan MKJI adalah menyediakan pedoman kapasitas jalan yang sesuai dengan kondisi Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang rekayasa lalu lintas yang mencakup pengertian, komponen, analisis tingkat pelayanan jalan, geometri jalan, dan penampang jalan. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang perencanaan sistem transportasi untuk menghasilkan pergerakan manusia dan barang secara aman dan efisien."
ASN memiliki peran penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Untuk meningkatkan kompetensi perencanaan jalan bagi ASN, diperlukan pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan agar pelaksanaan konstruksi bisa efektif dan ekonomis.
1) Studi kasus ini meneliti kemacetan lalu lintas di Jalan Kaligawe Kota Semarang dengan menganalisis volume lalu lintas, kecepatan kendaraan, dan hambatan samping.
2) Hasil penelitian menunjukkan volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan dan menyebabkan penurunan kecepatan rata-rata kendaraan. Tingginya kejadian hambatan samping juga berpengaruh terhadap kinerja jalan.
3) Analisis regresi
Materi Kuliah Rekayasa Lalu Lintas Universitas Tujuh Belas Agustus (UNTAG) oleh Zainul Akmal
menjelaskan tentang materi pendahuluan transportasi darat berupa Bus
Teknik transportasi merupakan penerapan sains dan matematika untuk mengangkut penumpang dan barang secara berguna bagi manusia. Mencakup ilmu teknik, perencanaan regional, dan ekonomi. Sistem transportasi terdiri dari komponen-komponen yang saling terkait seperti penumpang, barang, sarana, dan prasarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan penumpang dan barang.
Teks tersebut membahas karakteristik komponen lalu lintas seperti sarana, pemakai jalan, dan prasarana. Ia menjelaskan dimensi dan kategori berbagai jenis kendaraan, karakteristik pemakai jalan, serta klasifikasi dan fungsi jalan seperti jalan arteri, kolektor, dan lokal.
Terminal merupakan titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan umum. Sebagai tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan, dan pengoperasian lalu lintas. Sebagai prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang. Sebagai unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi kehidupan kota
Dokumen tersebut merangkum penelitian tentang koordinasi tiga simpang bersinyal di Jalan Soekarno Hatta Kota Pekanbaru untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas. Penelitian ini bertujuan mengkoordinasikan waktu sinyal ketiga simpang tersebut agar dapat meminimalkan antrian kendaraan dan tundaan waktu tempuh. Hasil koordinasi diharapkan menjadi pertimbangan pemerintah daerah dalam meningkatkan kinerja simpang.
Jalan terdiri atas jalan umum dan khusus. Jalan umum dikelompokkan berdasarkan sistem, fungsi, status dan kelas. Penampang melintang jalan menunjukkan bagian-bagian jalan seperti jalur lalu lintas, bahu jalan, trotoar, dan median. Perencanaan geometrik jalan mencakup unsur-unsur seperti alinyemen horizontal, alinyemen vertikal, dan penampang melintang.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis jalan dan bagian-bagiannya, termasuk pengertian jalan, jenis-jenis jalan berdasarkan sistem jaringan, hak penggunaan, ruas jalan, dan kelas prasarana. Bagian-bagian penting jalan yang dijelaskan adalah jalur lalu lintas, lajur, bahu jalan, talud, drainase, median, trotoar, dan badan jalan. Bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan se
1. Manajemen transportasi meliputi pengaturan sistem transportasi untuk meningkatkan mobilitas dengan menghemat sumber daya
2. Terdapat dua jenis manajemen yaitu manajemen sistem transportasi untuk penyediaan sarana dan manajemen kebutuhan perjalanan untuk mengatur arus lalu lintas
3. Masalah utama dalam transportasi jalan raya perkotaan adalah rendahnya mobilitas, keamanan lalu lintas, dan polusi lingkungan
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Kapasitas jalan merupakan jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati ruas jalan dalam periode waktu tertentu dengan kondisi jalan dan lalu lintas normal. Kapasitas dipengaruhi oleh lebar jalan, pemisahan arah, gangguan samping, dan ukuran kota. Ada berbagai jenis kapasitas seperti kapasitas dasar, rencana, dan yang mungkin.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
3. Peraturan tentang Angkutan Darat diatur
oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan telah ditetapkan dalam Rapat
Paripurna DPR RI pada tanggal 26 Mei
2009 yang kemudian disahkan oleh
Presiden RI pada tanggal 22 Juni 2009.
4. Pengertian
Pergerakan ekonomi, jaringan distribusi dan
sistem logistik barang dan jasa di Indonesia
masih sangat tergantung pada sistem jalan
raya. Demikian juga pergerakan
penumpang intra dan antar wilayah.
5. Perkembangan Teknologi Transportasi DaratPerkembangan Teknologi Transportasi Darat
Sejalan dengan perkembangan teknologi automotif, metal,
elektronika dan informatika manusia berhasil
memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk
menciptakan berbagai jenis dan ukuran kendaraan
bermotor serta lokomotif yang kesemuanya berhasil
menjawab tuntutan akan kapasitas angkut, jarak tempuh,
kecepatan pergerakan dan kenyamanan serta keselamatan.
Perpindahan dengan tenaga manusia
(menjinjing, memikul)
Ditemukan roda, selanjutnya dihasilkan
berbagai ukuran dan tipe kendaraan:
kereta kuda/pedati
Keterbatasan daya angkut, Mulai digunakan
tenaga hewan untuk memindahkan objek
(Kapasitas angkut masih terbatas)
.
6. Tujuan Angkutan Darat
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan tujuan:
1.Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda
angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional,
memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan
kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat
bangsa;
2.Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan
3.Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi
masyarakat.
7.
8.
9. Transportasi Jalan Raya
Unsur transportasi ini adalah jalan raya sebagai
prasarana dan kendaraan (mobil, bus, sepeda
motor dsb) sebagai sarana
Kelebihan transportasi jalan raya:
Luwes dapat menjangkau seluruh pelosok daratan dengan
adanya jaringan jalan baru, jembatan dll
Memperluas jangkauan pembangunan sehingga mengurangi
banyaknya daerah terpencil
Mampu melayani dari pintu ke pintu
Secara luas dapat dimiliki dan dijalankan oleh perorangan
(berbeda dengan transportasi kereta api, udara dan laut)
Dapat dikatakan sebagai mata rantai akhir dan awal dari
seluruh system transportasi. Angkutan macam apapun pada
tempat tertentu masih membutuhkan sambungan angkutan
jalan raya.
11. Transportasi Jalan Raya
(2)
Jalan:
Menurut UU no 13 tahun 1980 tentang Jalan, jalan adalah suatu prasarana perhubungan
dalam bentuk apa pun, meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya, yang diperuntukkan bagi lalu lintas.
Jalan terdiri atas beberapa bagian:
Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA), meliputi badan jalan, saluran tepi jalan dan ambang
pengamannya. Badan jalan meliputi jalur lalu lintas dengan atau tanpa jalur pemisah, dan
bahu jalan. Ambang pengaman jalan terletak di bagian paling luar dari Daerah Manfaat
Jalan,dan dimaksudkan untuk mengamankan bangunan jalan.
Ruang Milik Jalan (RUMIJA),meliputi daerah manfaat jalan dan sejalur tertentu di luar
Daerah Manfaat Jalan. Darah ini dibatasi dengan tanda batas Daerah Milik Jalan. Sejalur
tanah tertentu diluar memenuhi persyaratan keleluasaan keamanan penggunaan
jalan,antara lain untuk keperluan pelebaran Daerah Manfaat Jalan dikemudian hari.
Ruang Pengawasan Jalan (RUWASJA), merupakan sejalur tanah tertentu di luar Daerah
Milik Jalan yang ada di bawah pengawasan pembina jalan. Penggunaan Daerah
Pengawasan Jalan perlu diawasi agar pandangan pengemudi dan konstruksi bangunan
jalan tidak terganggu bila Daerah Milik Jalan tidak cukup luas.
19. Arus Lalu Lintas Jalan
• Parameter Lalu Lintas
– Volume lalu lintas (V)
• Jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik pada
suatu ruas jalan dalam suatu waktu tertentu
• Satuan : kend/15 menit, kend/jam, smp/jam,
kend/hari(LHR)
• Fluktuasi arus lalu lintas (fluktuasi dlm jam, hari,
musim)
• Koefisien pengali dari 15 menit ke 1 jam : PHF
• Koefisien pengali dari 1 jam ke 1 hari : faktor-k
20. Arus Lalu Lintas Jalan
– Kecepatan (S)
• Free flow speed : kecepatan pada saat lalu lintas rendah,
dimana pengendara cenderung mangemudi dengan
kecepatan sesuai dengan keinginannya tanpa adanya
hambatan oleh kendaraan lain.
• Average Running speed : kecepatan dimana waktu tempuh
yang dihitung adalah waktu tempuh bergerak; tidak termasuk
waktu berhenti)
• Average Travel Speed : kecepatan dimana waktu tempuh
yang dihitung adalah waktu tempuh perjalanan: termasuk
waktu berhenti)
• Time mean speed : kecepatan rata-rata kendaraan (dihitung
secara aritmetik) yang melintasi suatu titik di ruas jalan
21. Arus Lalu Lintas Jalan
• Space mean speed : kecepatan rata-rata kendaraan yang
melintasi suatu segmen di ruas jalan (waktu tempuh diukur
setiap kendaraan yang melintasi segmen jalan dan dihitung
secara statistik)
• Satuan: km/jam
– Kerapatan (D)
• Jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang ruas jalan
pada suatu waktu tertentu.
• Satuan : Kend/km
– Hubungan antar parameter
• V = S X D
22. Arus Lalu Lintas Jalan
• Kapasitas Jalan
– Arus maksimum per jam dimana orang atau barang
diharapkan melintasi suatu titik atau suatu ruas jalan
yang uniform pada satu waktu tertentu pada kondisi
jalan, lalu lintas dan pengaturan yang ada. Kondisi
jalan adalah kondisi fisik jalan, kondisi lalu lintas
adalah sifat lalu lintas (nature of traffic)
– Suatu ukuran efektifitas fasilitas lalu lintas (jalan)
untuk mengakomodasi lalu lintas.
23. Arus Lalu Lintas Jalan
– Faktor yang berpengaruh
• Faktor jalan : lebar lajur, bahu jalan, median,
kondisi permukaan jalan, kelandaian jalan, trotoar,
dll.
• Faktor lalu lintas : komposisi lalu lintas, volume,
distribusi lajur, gangguan lalu lintas, gangguan
samping, dll
• Faktor lingkungan : pejalan kaki, pengendara
sepeda , binatang yang menyeberang, dll.
24. Arus Lalu Lintas Jalan
• Tingkat Pelayanan
– Gambaran kondisi operasional arus lalu lintas dan
persepsi pengendara dalam terminologi kecepatan,
waktu tempuh, kenyamanan, kebebasan bergerak,
keamanan dan keselamatan
– Menentukan kualitas kinerja pelayanan jalan
– Faktor yang berberpengaruh :
• Faktor jalan : lebar lajur, bahu jalan, median, kondisi
permukaan jalan, kelandaian jalan, trotoar, dll.
• Faktor lalu lintas : komposisi lalu lintas, volume, distribusi
lajur, gangguan lalu lintas, gangguan samping, dll
30. Transportasi Jalan Raya
(3)
Terminal, perhentian, dan pangkalan atau depot
Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang
mempunyai fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara
kendaraan umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan
barang hingga sampai ke tujuan akhir suatu perjalanan, juga sebagai
tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian
sistem arus angkutan penumpang dan barang, disamping juga
berfungsi untuk melancarkan arus angkutan penumpang atau barang
(Departemen Perhubungan, 1996).
31. Fungsi Terminal
Menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat Bina Sistem Prasarana (Departemen
Perhubungan,1996) fungsi terminal pada dasarnya dapat ditinjau dari 3 (tiga) unsur yang
terkait dengan terminal yaitu :
1. Penumpang
Fungsi terminal bagi penumpang adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan
perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda yang lain, tempat tersedianya fasilitas-
fasilitas dan informasi (pelataran, teluk,ruang tunggu,papan informasi, toilet, kios-kios, loket,
fasilitas parkir dari kendaraan pribadi dan lain-lain).
2. Pemerintah
Fungsi terminal bagi pemerintah adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas,
untuk menata lalu lintas dan menghindari kemacetan, sebagai sumber pemungutan retribusi
dan sebagai pengendali arus angkutan umum.
3.Operator Angkutan Umum
Fungsi terminal bagi operator angkutan umum adalah untuk pengaturan pelayanan operasi
angkutan umum, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi
awak angkutan umum dan fasilitas pangkalan.
32.
33. Klasifikasi Terminal
Berdasarkan Peranannya
1. Terminal primer adalah terminal untuk
pelayanan arus barang dan penumpang
(jasa angkutan) yang mencakup kawasan
regional.
2. Terminal sekunder adalah terminal
untuk pelayanan penumpang dan barang
(jasa angkutan) yang bersifat lokal atau
melengkapi kegiatan terminal primer.
35. Terminal Utama
Terminal Utama adalah tempat
terputusnya arus barang dan
penumpang (jasa angkutan) dengan
ciri sebagai berikut :
•Berfungsi sebagai alat pengatur
angkutan yang bersifat melayani
arus angkutan barang dan
penumpang dalam jarak jauh dan
volume tinggi.
•Bongkar muat lebih besar atau
sama dengan 8 ton/unit angkutan
atau 40 penumpang/unit angkutan
36. Terminal Madya
Terminal Madya adalah tempat terputusnya arus barang dan
penumpang (jasa angkutan) dengan ciri sebagai berikut :
•Berfungsi sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat melayani arus
angkutan barang dan penumpang dalam jarak dan volume sedang.
•Bongkar muatlebih besar atau sama dengan 5 ton/unit angkutan atau
20 penumpang /unit angkutan
37. Terminal Cabang
Terminal cabang adalah tempat terputusnya arus barang dan
penumpang (jasa angkutan) dengan ciri sebagai berikut:
•Sebagai alat penyalur angkutan yang bersifat melayani arus angkutan
barang dan penumpang dalam jarak pendek dan volume kecil.
•Bongkar muat lebih kecil atau sama dengan 2,5 ton/unit angkutan
atau 10 penumpang/unit angkutan
38. Klasifikasi Terminal
Berdasarkan Jenis
Angkutan
1. Terminal Penumpang adalah terminal untuk menaikkan dan atau
menurunkan penumpang.
2. Terminal Barang/Cargo adalah terminal untuk perpindahan
(bongkar muat) barang dari moda transport yang satu ke moda
transport yang lainnya.
3. Terminal Khusus adalah terminal yang dipengaruhi oleh sifat-sifat
barang yang diangkut.
4. Terminal Truk adalah terminal yang sesuai dengan kebutuhannya,
dinyatakan dengan jumlah truk yang dapat diparkir atau
menunggu dalam satuan waktu
39. Klasifikasi Terminal
Berdasarkan Tingkat
Pelayanan
Berdasarkan tingkat pelayanannya, terminal
penumpang yang dinyatakan dalam jumlah arus
minimum kendaraan per satuan waktu mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terminal Utama: 50 – 100 kendaraan/jam
2. Terminal Madya: 25 – 50 kendaraan/jam
3. Terminal Cabang : <25 kendaraan/jam
40. Klasifikasi Terminal
Berdasarkan Ruang
Terminal
Berdasarkan kebutuhan ruang, terminal
penumpang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.Terminal Utama: 5 ha untuk di Pulau Jawa dan
Sumatra, dan 3 ha untuk di Pulau lainnya.
2.Terminal Madya: 3 ha untuk di Pulau Jawa dan
Sumatra, dan 2 ha untuk di Pulau lainnya.
3.Terminal Cabang: tergantung kebutuhan
41. Tipe Terminal Penumpang
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : 31 Tahun 1995 tentang
Terminal Transportasi Jalan, tipe terminal penumpang terdiri dari :
1. Terminal Penumpang Tipe A
Terminal penumpang tipe A melayani kendaraan umum untuk Angkutan Antar
Kota Antar Propinsi (AKAP) dan/atau Angkutan Lintas Batas Negara, Angkutan
Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan.
2. Terminal Penumpang Tipe B
Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk
Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP), Angkutan Kota dan Angkutan
Pedesaan.
3. Terminal Penumpang Tipe C
Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan
umum untuk Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan.
44. Transportasi Jalan Raya (4)
Kendaraan
Moda transportasi jalan dapat dikelompokkan atas dua
kelompok besar, yaitu:
moda kendaraan tidak bermotor dan
moda kendaraan bermotor.
Pembagian lain yang juga masih bisa dilakukan adalah
moda kendaraan pribadi dan moda kendaraan umum.
Sedang moda angkutan umum juga masih bisa dibagi
dalam dua kelompok yaitu moda angkutan umum dalam
trayek dan moda angkutan umum tidak dalam trayek.
45. Didalam Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
kendaraan bermotor didefinisikan sebagai setiap Kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel.
Kendaraan Bermotor dikelompokkan berdasarkan jenis:
•sepeda motor;
•mobil penumpang;
•mobil bus;
•mobil barang; dan
•kendaraan khusus.
Kendaraan Bermotor angka 2, angka 3, dan angka 4 dikelompokkan berdasarkan fungsi:
Kendaraan Bermotor perseorangan; dan Kendaraan Bermotor Umum.
Pertumbuhan kendaraan selama beberapa dekade belakangan ini Pertumbuhan
kendaraan bermotor di Indonesia tumbuh dengan sangat cepat, jauh lebih cepat
daripada penmabahan panjang infrastruktur jalan yang mengakibatkan permasalahan
kemacetan, terutam di kota-kota besar Indonesia termasuk jalan-jalan arteri yang terus
bertambah padat. Kemacetan pada gilirannya akan mengakibatkan permasalahan
terhadap terhadap efisiensi dan efektifitas sistem transportasi.
46. Sepeda Motor
Sepeda Motor didefinisikan sebagai Kendaraan Bermotor beroda dua
dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta
samping atau Kendaraan Bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah.
Rodanya sebaris dan pada kecepatan tinggi sepeda motor tetap tidak
terbalik dan stabil disebabkan oleh gaya giroskopik; pada kecepatan
rendah pengaturan berkelanjutan setangnya oleh pengendara
memberikan kestabilan.
47. Mobil Penumpang
Yang dimaksud dengan “mobil penumpang”
adalah Kendaraan Bermotor angkutan
orang yang memiliki tempat duduk
maksimal 8 (delapan) orang, termasuk
untuk Pengemudi atau yang beratnya tidak
lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus)
kilogram.
48. Jenis Mobil Penumpang
• Sedan Merupakan mobil khusus penumpang. Jenis mobil ini paling mewah
dibanding mobil lain oleh karenanya pajaknya lebih tinggi dan harganya
lebih mahal.
• Jeep Adalah mobil penumpang yang banyak digunakan untuk menjangkau
medan berat karena lebih lincah. Poros rodanya lebih tinggi daripada sedan.
Untuk bisa melalui medan yang berat sering dilengkapi dengan penggerak
empat roda, diperlengkapi dengan asesoris seperti winch, tanduk.
• Minivan Mobil jenis ini cocok untuk keluarga. Kapasitas muatnya lebih
banyak dibanding sedan. Bentuknya perpaduan antara mobil niaga dan
penumpang. Bodi belakang mirip minibus namun bodi depan mirip sedan.
Minivan dapat dilihat mirip dengan jeep namun dengan bodi yang lebih
panjang atau mirip minibus dengan hidung depan.
49.
50. Bus
Yang dimaksud dengan “mobil bus” adalah Kendaraan Bermotor
angkutan orang yang memiliki tempat duduk lebih dari 8 (delapan)
orang, termasuk untuk Pengemudi atau yang beratnya lebih dari 3.500
(tiga ribu lima ratus) kilogram. Istilah bus ini berasal dari bahasa Latin,
omnibus, yang berarti "(kendaraan yang berhenti) di semua
(perhentian)". Ukurannya bermacam-macam:
•Bus besar untuk beroperasi di jalan-jalan raya yang lebar dan
transportasi jarak jauh.
•Bus kecil beroperasi di kampung atau jalan kecil antar kota
kabupaten.
Bentuknya ada dua macam yaitu bentuk berhidung dan tanpa hidung.
Sekarang kebanyakan bus didesain tanpa hidung sehingga lebih
praktis dan ringkas.
58. Mobil Barang
Yang dimaksud dengan “mobil barang”
adalah Kendaraan Bermotor yang
digunakan untuk angkutan barang. Mobil
barang lebih populer dikenal sebagai truk
yang berasal dari bahasa Inggris Truck atau
prahoto ayang berasal dari bahasa Belanda
vrachtauto. Dalam bentuk kecil disebut pick-
up.
59. Jenis Truk
• Truk barang umum, merupakan truk yang digunakan untuk mengangkut segala jenis barang,
baik yang dikemas ataupun tanpa kemasan dalam bentuk curah, namun penggunaan yang
sifatnya spesifik sering diangkat dengan truk yang diperuntukkan untuk satu jenis barang saja.
• Truk tangki adalah truk yang dirancang untuk mengangkut muatan berbentuk cair atau gas.
Untuk meningkatkan kestabilan dalam transportasi cairan dalam tangki, tangki dibagi dalam
beberapa kompartemen yang dipisahkan dengan sekat-sekat.
• Mobil box adalah kendaraan angkutan barang antaran yang biasanya digunakan untuk
mengangkut barang antaran (delivery van) yang dimasukkan dalam suatu box yang terbuat dari
baja ataupun dari aluminium. Dengan box ini barang akan terlindungi dari hujan dan angin dan
disamping itu juga melindungi barang dari tangan-tangan jahil. Ada pula truk box yang dilengkapi
dengan pendingin yang digunakan untuk mengangkut barang yang mudah busuk atau rusak
karena suhu seperti untuk angkutan es, daging, ikan, sayuran dan buah-buahan.
• Mobil peti kemas disebut juga truk kontainer adalah kendaraan pengangkut peti kemas terdiri
dari kendaraan penarik (tractor head) dan kereta tempelan dimana peti kemas ditempatkan.
Trend angkutan barang dengan peti kemas meningkat dengan cepat karena intermodalitynya
yang tinggi sehingga mempermudah bongkar-muat/handling dari barang yang mengakibatkan
biaya angkutan secara keseluruhan menurun dengan drastis. Disamping itu keamanan dari
barang juga lebih tinggi.
60. Daya Angkut Truk
Daya angkut truk tergantung kepada beberapa variabel, diantaranya
jumlah ban, jumlah sumbu/konfigurasi sumbu, muatan sumbu,
kekuatan ban, daya dukung jalan, lebar tapak ban. Pada daftar berikut
ditunjukkan hubungan antara daya angkut dengan konfigurasi sumbu
truk untuk jalan dengan JBI Kelas II (Muatan sumbu maksimum 10 ton
per gandar) dan jalan dengan JBI Kelas III (Muatan sumbu maksimum
8 ton per gandar)
Semakin besar truk semakin memliki banyak sumbu roda. Sumbu roda
ini berfungsi sebagai tempat roda, sehingga makin banyak sumbu roda
truk, makin banyak ban yang digunakan dan beban yang diterimapun
makin besar. Sumbu mobil truk biasanya sampai 4 sumbu.
61.
62. Kendaraan Khusus
Yang dimaksud dengan “kendaraan khusus” adalah
Kendaraan Bermotor yang dirancang khusus yang memiliki
fungsi dan rancang bangun tertentu, antara lain:
•Kendaraan Bermotor Tentara Nasional Indonesia;
•Kendaraan Bermotor Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
•alat berat antara lain bulldozer, traktor, mesin gilas
(stoomwaltz), forklift, loader, excavator, dan crane; serta
•Kendaraan khusus penyandang cacat.
64. Keselamatan
Transportasi Darat
1. peningkatan kinerja jalan nasional dan strategis nasional;
2. perbaikan lokasi rawan kecelakaan di jalan nasional dengan kriteria lokasi
yang mengalami kejadian kecelakaan 2 (dua) atau lebih dalam kurun waktu
1 (satu) tahun;
3. program percontohan keselamatan transportasi darat yang meliputi antara
lain Zona Selamat Sekolah (ZOSS), Rute Aman Selamat Sekolah (RASS),
dan taman edukatif lalu lintas;
4. peningkatan keselamatan di alur pelayaran sungai, danau, dan
penyeberangan;
5. peningkatan kinerja pengujian tipe kendaraan bermotor yang meliputi
penyediaan peralatan, sarana dan prasarana; dan
6. peningkatan kinerja pengujian berkala kendaraan bermotor
65. Konektivitas dan Kapasitas
Transportasi Darat
1. peningkatan konektivitas jaringan jalan dengan simpul meliputi jalan akses
terminal dan pelabuhan sungai, danau, dan penyeberangan;
2. peningkatan konektivitas jaringan sungai, danau, dan penyeberangan;
3. pengembangan terminal penumpang;
4. pengembangan terminal barang;
5. pengembangan unit pelaksana penimbangan kendaraan bermotor pada
jalan nasional di seluruh provinsi;
6. pengembangan keperintisan angkutan jalan;
7. pengembangan pelabuhan penyeberangan dan simpul sungai dan danau;
8. pengembangan keperintisan angkutan sungai, danau dan penyeberangan
66. Pelayanan dan Kinerja
Transportasi Darat
1. pengembangan angkutan umum massal;
2. pengembangan angkutan umum perkotaan;
3. pengembangan alat pemberi isyarat lalu lintas (apill) terkoordinasi;
4. Pengembangan integrasi moda (sarana dan prasarana);
5. pengembangan angkutan multimoda yang meliputi sistem dan
pelayanan;
6. pengembangan fasilitas untuk kendaraan tidak bermotor (non
motorized transport) pada jalan nasional perkotaan.
67. Daftar Proyek Tol
Strategis Nasional
1. Jalan Tol Serang - Panimbang (83,6km), Banten.
2. Jalan Tol Pandaan - Malang (37,62km), Jawa Timur.
3. Jalan Tol Manado - Bitung (39km), Sulawesi Utara.
4. Jalan Tol Balikpapan - Samarinda (99km), Kalimantan Timur.J
5. Jalan Tol Medan - Binjai (16km) - bagian dari Trans Sumatera, Sumatera
Utara.
6. Jalan Tol Palembang - Indralaya (22km) - bagian dari Trans Sumatera,
Sumatera Selatan.
7. Jalan Tol Bakauheni - Tb. Besar (138km) - bagian dari Trans Sumatera,
Lampung.
8. Jalan Tol Pekanbaru - Kandis - Dumai (135km) - bagian dari Trans
Sumatera, Riau.
9. Jalan Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang - bagian dari Trans
Sumatera, Sumatera Selatan.
10.Jalan Tol Pematang Panggang - Kayu Agung - bagian
dari Trans Sumatera, Sumatera Selatan.
68. Daftar Proyek Tol
Strategis Nasional - 2
11. Jalan Tol Palembang – Tanjung Api-Api - bagian dari Trans
Sumatera, Sumatera Selatan.
12. Jalan Tol Kisaran - Tebing Tinggi - bagian dari Trans Sumatera,
Sumatera Utara.
13. Jalan Tol Kayu Agung - Palembang - Betung (112km), Sumatera
Selatan.
14. Jalan Tol Medan - Kualanamu - Lubuk Pakam - Tebing Tinggi
(62km), Sumatera Utara.
15. Jalan Tol Soreang - Pasirkoja (11km), Jawa Barat.
16. Jalan Tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (59 km), Jawa Barat. J
17. Jalan Tol Pejagan - Pemalang (58km), Jawa Tengah.
18. Jalan Tol Pemalang - Batang (39km), Jawa Tengah.
19. Jalan Tol Batang - Semarang (75km), Jawa Tengah.
20. Jalan Tol Semarang - Solo (73km), Jawa Tengah.
69. Daftar Proyek Tol
Strategis Nasional - 3
21. Jalan Tol Solo - Ngawi (90km), Jawa Tengah - Jawa Timur.
22. Jalan Tol Ngawi - Kertosono (87km), Jawa Timur.
23. Jalan Tol Kertosono - Mojokerto (41km), Jawa Timur.
24. Jalan Tol Mojokerto - Surabaya (36km), Jawa Timur.
25. Jalan Tol Gempol - Pandaan (14km), Jawa Timur.
26. Jalan Tol Ciawi - Sukabumi (54km), Jawa Barat.
27. Jalan Tol Gempol - Pasuruan (34,15km), Jawa Timur.
28. Jalan Tol Waru (Aloha) - Wonokromo - Tanjung Perak (18,2km),
Jawa Timur.
29. Jalan Akses Tanjung Priok (17km), DKI Jakarta.
30. Jalan Tol Cengkareng - Batu - Ceper - Kunciran (14,19km), DKI
Jakarta.
70. Daftar Proyek Tol
Strategis Nasional - 4
31. Jalan Tol Kunciran - Serpong (11,19km), Banten.
32. Jalan Tol Serpong - Cinere (10,14km), Banten - Jawa Barat.
33. Jalan Tol Cinere - Jagorawi (14,64km), Jawa Barat.
34. Jalan Tol Cimanggis - Cibitung (25,39km), Jawa Barat.
35. Jalan Tol Cibitung - Cilincing (34km), Jawa Barat – DKI Jakarta.
36. Jalan Tol Depok - Antasari (21,54km), Jawa Barat.
37. Jalan Tol Bekasi - Cawang - Kp. Melayu (21,04km), Jawa Barat –
DKI Jakarta.
38. Jalan Tol Sunter - Rawa Buaya - Batu Ceper (20km), DKI Jakarta.
39. Jalan Tol Bogor Ring Road (11km), Jawa Barat.
40. Jalan Tol Serpong - Balaraja (30km), Banten.
71. Daftar Proyek Tol
Strategis Nasional - 5
41. Jalan Tol Batu Ampar - Muka Kuning - Bandara Hang Nadim
(25km), Riau.
42. Jalan Tol Semanan - Sunter (20,23 km), DKI Jakarta.
43. Jalan Tol Sunter - Pulo Gebang (9,44km) DKI Jakarta.
44. Jalan Tol Duri Pulo - Kampung Melayu (9,6km) DKI Jakarta.
45. Jalan Tol Kemayoran - Kampung Melayu (9,6km) DKI Jakarta.
46. Jalan Tol Ulujami - Tanah Abang (8,7km), DKI Jakarta.
47. Jalan Tol Pasar Minggu - Casablanca (9,16 km), DKI Jakarta.
72. Non Tol
Proyek pembangunan jalan nasional atau strategis
nasional non-tol adalah:
1.Pembangunan Jalan Lingkar Trans Morotai, Maluku
Utara.
2.Jalan Palu - Parigi, Sulawesi Tengah.
3.Pembangunan Fly Over dari dan Menuju Terminal Teluk
Lamong, Jawa Timur.
4.Jalan Penghubung Gorontalo - Manado, Gorontalo -
Sulawesi Utara.
5.Tujuh ruas jalan Trans Maluku, Maluku.