SlideShare a Scribd company logo
SISTEM TRANSPORTASI
oleh :
Dr. Don Gaspar N da Costa, ST., MT
Program Studi Teknik SipilFakultas Teknik
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG
VISI TRANSPORTASI
PERKOTAAN
EFISIEN-EFEKTIF-AMAN-NYAMAN
YG TERWUJUD DALAM:
1. PENINGKATAN AKSESIBILITAS DAN MOBILITAS
– Aksesibilitas = ukuran kemudahan pencapaian tujuan; dipengaruhi oleh jarak / waktu / biaya
perjalanan
– Mobilitas = ukuran kemudahan / kemampuan perjalanan; dipengaruhi oleh ketersediaan
sarana (angkutan) dan prasarana (keterhubungan fisik serta kondisi fungsional jalan +
jembatan)
2. PENINGKATAN STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH
– Indikator ekonomi = PDRB (sector unggulan); peranan ekonomi dari tiap komponen system transportasi
terhadap kemampuan peningkatan PDRB harus menjadi dasar penentuan kebijakan pengelolaan Sistrans
3. PENINGKATAN STRUKTUR SOSIAL KEMASYARAKATAN
– Korelasi antara pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan / perluasan Kawasan budidaya (lokasi hunian,
pemanfaatan lahan tidur, dlsb)
– Kemampuan penyediaan sarana-prasarana transportasi untuk melayani aktivitas social-ekonomi
masyarakat
1st Week
VISI TRANSPORTASI
PERKOTAAN
EFISIEN-EFEKTIF-AMAN-NYAMAN
YG TERWUJUD DALAM:
3. PERBAIKAN KUALITAS LINGKUNGAN
– Pembangunan / pengembangan infrstruktur jalan harus diikuti kebijakan
pengendalian dampak shg tidak menurunkan kualitas lingkungan alamiah
maupun binaan
– Kebijakan otomotif harus berorientasi pada perlindungan keselamatan pengguna
dan kelestarian lingkungan (non pollutant impact)
4. PENINGKATAN KINERJA KELEMBAGAAN PENYELENGGARA
SISTEM TRANSPORTASI
– Kordinasi lintas sector (jalan-PU; rambu/marka-DISHUB; disiplin lalin-POLRI;
pemanfaatan lahan/asal-tujuan perjalanan_TATA KOTA
lanjutan
Pengertian
SISTEM TRANSPORTASI
Sistem :
Bentuk, mekanisme dan dinamika keterkaitan
berkelanjutan, atau ketergantungan dan interaksi
timbal balik antar unsur pembentuk suatu pola
aktivitas/ruang
Transportasi :
Perpindahan orang, barang, informasi, jasa
dari asal ke tujuan dengan sarana dan media
tertentu; dalam waktu tertentu
Sistem Transportasi :
interaksi atau keterkaitan timbal balik antar unsur-
unsur pembentuk aktivitas perpindahan orang,
barang, jasa dan informasi dari asal ke tujuan
perjalanan dalam ruang dan waktu tertentu secara
sistematis dengan aman, nyaman dan lancar
Ciri-ciri Sistem
1. Memiliki sub sistem
(unsur pembentuk
system
transportasi)
2. Terdapat hubungan
antar sub sistem
3. Memiliki proses
(metabolisme) kerja
4. Memiliki visi, misi
dan tujuan (agenda)
5. Memiliki sistem
kontrol
6. Memiliki lingkup
kerja/pengaruh
tersendiri
1. Sub sistem tersebut merupakan faktor-faktor utama
pembentuk sistem. Salah satu faktor utama merupakan “inti
sistem” itu sendiri. Pririotas pengelolaan ditetapkan
berdasarkan hirarki tersebut.
2. Hubungan antar variabel bersifat timbal
balik/interaktif/iteratif. Variabel pemicu dan penjelas
tiap elemen menjadi faktor pengungkit implementasi dan
efisiensi implementasi sistem. Faktor penghambat harus
ditemukan dan dikendalikan.
3. Metabolisme berlangsung berdasarkan input, diproses
berdasarkan metode/cara tersendiri dan menghasilkan output
4. Visi, misi dan tujuan bersifat terukur sehingga bisa
dievaluasi. Ukuran tersebut ditetapkan berdasarkan
rancangan dan hasil olahan input informasi, energi (sumber
daya) dan materi/obyek (metode, kebijakan, rencana, atau
program) . Untuk itu dibutuhkan kelembagaan
pengelolaan yang memadai.
5. Proses kontrol sistem dilakukan berdasarkan kesesuaian
produk dengan visi, misi dan tujuan implementasi sistem;
sesuai kapasitas sistem
6. Lingkungan kerja/pengaruh relatif terbatas, namun terbuka
terhadap perubahan lingkungan eksternal; berbasis prinsip
zerro sum game (interaksi sinergis antar elemen, tidak ada
elemen yang dirugikan). Residu sistem menjadi
tanggungjawab sistem tersebut.
Tugas-1
• mendeskripsikan visi-misi dan kinerja pengelolaan
transportasi di Kota Kupang / kabupaten kelahiran tiap
peserta MK berdasarkan CIRI-CIRI SISTEM (slide 4)
maupun TAGET CAPAIAN KINERJA (Slide 2-3)
• Kinerja system transportasi dijelaskan melalui:
– Deskripsi dan foto kemacetan, kecelakaan dan/atau ketertiban
berlalu lintas
– Keterseidaan dan kualitas fasilitas layanan perjalana
NB: jika dari kota yg seasal maka kajian kinerja tidak
boleh sama / copy paste
TANTANGAN PENGELOLAAN
SISTEM TRANSPORTASI
• AKTIVITAS DAN DAMPAKNYA BERDIMENSI RUANG DAN WAKTU
– Tiap jenis aktivitas penyediaan dan/atau pengoperasian sarana-prasarana transportasi
pasti memberikan dampak positif sekaligus negative
– Jika dampak tidak segera ditangani maka skala dan luasan wilayah terkena dampak dapat
semakin besar
– Oleh krn itu segala dampak potensial harus diidentifikasi guna dipatntau dan dikelola
secara berkelanjutan
• TIAP UNSUR PEMBENTUK SISTEM TRANSPORTASI MEMILIKI
KETERBATASAN KAPASITAS / DAYA DUKUNG & DAYA TAMPUNG
– Kapasitas ruas dan simpang jalan seringkali dibatasi oleh ketersediaan lahan sehingga laju
pertumbuhan jenis dan jumlah kendaraan bermotor dapat menurunkan kapasitas bagian
jalan
– Kinerja bagian jalan di koridor tertentu (contoh Soeharto-Sudirman / jalur Kuanino) dapat
terlampaui apabila tarikan dan bangkitan perjalanan akibat pertumbuhan jenis, jumlah,
skala dan kerapatan kegiatan social-eko sudah terlalu tinggi
2nd Week
TANTANGAN PENGELOLAAN
SISTEM TRANSPORTASI
• KEMAMPUAN PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN
PENDANAAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI
– Lebar dan kualitas permukaan jalan seringkali buruk karena kemampuan
penyediaan dana pemeliharaan terbatas
– Kondisi ini diperburuk dg ketiadaan data base kondisi fungsional jalan shg
terdapat kesulitan pengelolaan ruas0ruas jalan strategis
• LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KENDARAAN
BERMOTOR YANG LEBIH CEPAT DARI KEMAMPUAN
PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN SARANA-PRASARANA
TRANSPORTASI
– Laju kerusakan permukaan jalan bersifat eksponensial karena kemampuan
pemeliharaan tidak seimbang dengan laju pertumbuhan jumlah kendaraan
bermotor (frekuensi lintasan dan tonase kendaraan)
lanjutan
Kapasitas Sistem Transportasi; dibatasi ruang dan waktu
Tata Guna
Lahan
Aktivitas
Transportasi
Sarana-
Prasarana
Transportasi
Level 1
Level 2
Level 3
Level 4/maksimum
Level 1 Level 2
Level 3
Level 4/maksimum
Level 1
Level 2
Level 3
Level 4/maksimum
CONTOH KEGAGALAN SISTEM
• DARI ASPEK TATA GUNA LAHAN
– TIDAK TERSEDIANYA ZONING-REGULATION [TERLAMPAUINYA DAYA DUKUNG & DAYA
TAMPUNG KAWASAN]
– OKUPASI RUMIJA / RUMAJA UNTUK AKTIVITAS SOSIEL-EKONOMI (KESULITAN
PELEBARAN JALAN DAN MANAJEMEN REKAYASA LALIN)
– TATA RUANG YANG TIDAK TERINTEGRASI DENGAN SISTEM LAYANAN TRANSPORTASI
(RENDAHNYA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI PEMASARAN PRODUK AKIBAT PROBLEM
AKSESIBILITAS DAN MOBILITAS)
• DARI ASPEK SARANA-PRASARANA
– HANCURNYA SISTEM LAYANAN ANGKUTAN UMUM (RENDAHNYA LOAD FACTOR DAN
AKSES AU, PERSAINGAN DENGAN ANGKURAN SEWA ONLINE MAUPUN OFFLINE)
– PENINGKATAN JUMLAH KENDARAAN PRIBADI DAN DAMPAK IKUTANNYA (KEMACETAN,
POLUSI, KECELAKAAN LALIN)
– HILANG, RUSAK, BELUM TERSEDIANYA RAMBU/MARKA/LAMPU JALAN (KETERSEDIAAN
DAN KUALITAS FAS PELENGKAP JALAN)
• DARI ASPEK AKTIVITAS TRANSPORTASI
– POLA PERJALANAN (KEMACETAN DAN DAMPAK IKUTANNYA: POLUSI, BIAYA
KEMACETAN]
– PERILAKU PERJALANAN (KECELAKAAN DAN DAMPAKNYA: PEMISKINAN, BIAYA
KECELAKAAN)
– KESEMRAWUTAN (KETIADAAN FUNGSI PENGATURAN PELAKU PERJALANAN)
– PELANGGARAN ATURAN [DISIPLIN, PENEGAKAN HUKUM]
Diagram dan Muara Interaksi antara
Unsur-Unsur Pembentuk Sistem Transportasi
Tata Guna
Lahan
Aktivitas
Transportasi
Sarana-
Prasarana
Transportasi
Peningkatan Aksesibilitas &
Mobilitas, Produktivitas Eko,
Struk. Sos, Kualitas Lingkungan
dan Kinerja Kelembagaan
Perubahan fisik/non-fisik pada salah satu Komponen
Pembentuk Sistem tersebut akan Mengubah Karakter
Komponen lainnya
Tugas-2
Mendeskripsikan berbagai persoalan transportasi di
Kota Kupang:
• Dari aspek tata guna lahan apa saja masalahnya
• Dari aspek sarana-prasarana apa saja masalahnya
• Dari aspek aktivitas transportasi apa saja
masalahnya
Untuk tiap masalah harus dilengkapi dengan contoh
kasus di lapangan, plus foto pendukungnya
POLA PERJALANAN
[LANJUTAN ASPEK TANTANGAN PENGELOLAAN]
• PENINGKATAN JUMLAH LOKASI DAN DURASI
KEMACETAN → PENINGKATAN BIAYA
KEMACETAN
• RUNTUHNYA SISTEM LAYANAN ANGKUTAN
UMUM AKIBAT LAJU PERTUMBUHAN
KEPEMILKAN KENDARAAN PRIBADI
• PENURUNAN AKSESIBILITAS [BERTAMBAHNYA
JARAK TEMPUH] AKIBAT KETIDAKMAMPUAN
JARINGAN JALAN DALAM MENAMPUNG
PERTUMBUHAN JUMLAH PERJALANAN
3rd Week
CARA PERUMUSAN
KEBIJAKAN / STRATEGI dengan SWOT ANALYSIS MODEL
DIDASARKAN PADA HASIL KAJIAN LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN
INTERNAL
CONTOH: APABILA KUPANG HENDAK DIJADIKAN WATER FRONT CITY
KEKUATAN
Dukungan kebijakan dalam RUTR dan RDTR BWK II Kota Kupang tentang Water Front City; daya
dukung kawasan (ketersediaan lahan, minat investasi)
KELEMAHAN
Jumlah & lokasi titik konflik sangat tinggi, resiko kecelakaan & keselamatan perjalanan sangat
tinggi. Sebagian ruang milik jalan terokupasi permanen akibat lemahnya penyelenggaraan sistem
perijinan, posisi tawar lemah
PELUANG
Pemandangan laut yang alamiah & indah, ketersediaan lahan, tingkat kompromi masyarakat yang
tinggi; tidak semua ruang milik jalan sudah terokupasi
TANTANGAN
Pengendalian kerusakan lingkungan, penyediaan sekaligus peningkatan akses dan layanan publik
akan potensi aktivitas sosial-ekonomi pesisir
Lanjutannya:
CARA MENENTUKAN STRAEGI DENGAN MENGGUNAKAN MATRIX SWOT
TUGAS-3
AMATI PERSOALAN LALU LINTAS DI SEKITAR RUMAHMU
LALU TENTUKAN STRATEGI / KEBIJAKAN
PENGENDALIANNYA DENGAN MENGGUNAKAN MATRIX
ANALISIS SWOT DIMANA INPUT ANALISISNYA HRS MELIPUTI:
1. APA FAKTOR PENYEBABNYA [KELEMAHAN /
WEAKNESS]
2. ASPEK APA YANG MENDUKUNG [PELUANG /
OPPORTUNITY] KEMUNGKINAN PENYELESAIANNYA
3. ASPEK APA YANG DAPAT MENGHAMBAT /
MENGHALANGI UPAYA PENGENDALIANNYA
[TANTANGAN / THREAT]
4. DUKUNGAN YANG BISA DIPEROLEH BAIK DARI PIHAK
LUAR MAUPUN DARI DALAM LINGKUNGAN
INTERNAL [KEKUATAN / STRENGTH] UNTUK
MENYELESAIKAN PERSOALAN TERSEBUT
• Initially: Sosial-ekonomi trips (ke t4 kerja,
pendidikan, rekreasi, kunjungan keluarga, dll)
• Today: transport bukan lagi sekedar cara
berpindah, namun menunjukkan kualitas dan
manfaat perpindahan (physical and functional
connectivity)
• Even, kini mewakili gaya hidup
(Simbol perkembangan peradaban,
life style)
Peranan Sistem Transportasi dalam
Masyarakat
4th Week
Peranan Ekonomi Sistem Transportasi
Place Utility
Perbaikan komponen
sistem transportasi
memungkinkan
peningkatan nilai
dan keuntungan
distribusi komoditi
di tujuan
perjalanan akibat :
1. Makin singkatnya
waktu
tempuh/perjalanan,
shg terjadi
pengurangan biaya
perjalanan
2. Meningkatnya
frekuensi
perjalanan
(mobilitas)
3. Memicu peningkatan
volume produksi &
distribusi
Cost
Jarak
A Rp
B Rp
C Rp
Pengurangan Biaya
Transportasi Akibat
Perbaikan Sistem
Transportasi
X2
X1
Perubahan Biaya
Transportasi per Satuan
Perubahan Panjang Jarak
Tempuh
Peranan Ekonomi Sistem Transportasi lanjutan
Time
Utility
• Perbaikan
komponen sistem
transportasi
berdampak pada
pengurangan
waktu tempuh
sehingga terjadi
peningkatan
frekuensi
perjalanan yang
pada gilirannya
berdampak pada
peningkatan
volume distribusi
komoditi =
peningkatan
jumlah
Travel Time
Jarak
t2
Pengurangan Waktu
Tempuh Akibat
Perbaikan Sistem
Transportasi
X2
X1
Perubahan Waktu
Tempuh per Satuan
Perubahan Panjang
Jarak Tempuh
t3
t1
– Quality Utility
• Perbaikan komponen sistem
transportasi berdampak pada
pengendalian jaminan keamanan,
keutuhan dan kualitas komoditi
yang dipindahkan serta lingkungan
transportasi sedemikian sehingga
mampu menjaga nilai jual produk /
komoditi (keuntungan penjualan) di
lokasi tujuan pemasaran
Peranan Ekonomi
Sistem Transportasi lanjutan
Peranan Ekonomi Sistem Transportasiresume
– Peningkatan pertumbuhan perekonomian akibat peningkatanproduksi
sejalan dengan peningkatanvolume (kapasitas) angkut dan frekuensi
perjalanan
– Peningkatanvolume produksi= perluasanwilayahpemasaran/panjang
jarak perjalanan
– Peningkatankegiatanekonomi = mengikutsertakanpeningkatan mobilitas
# Transportasi memperbesar jangkauan terhadap sumber alam/buatan
sekaligus menciptakan kemudahan penyediaan barang/jasa di tempat lain
# Transportasi memungkinkan pencapaian tujuan dalam berbagai alternatif
Tugas-4 (kelompok @ 4 orang)
• Cara meningkatkan struktur perekonomian Kawasan
strategis ekonomi di tiap bagian wilayah kota / BWK
– Pilih BWK yang dinilai memiliki nilai ekonomis dari aspek wisata /
usaha ekonomis lainnya (baik yg sudah ada maupun yang masih
berupa lahan kosong)..mis: desa wisata Baumata, dll.
– Deskripsikan obyek / aspek ekonomis apa yang sudah ada dan yang
ingin ditingkatkan dan/atau direncanakan, plus alasannya
– Jelaskan bgm strategi (pakai matrix SWOT) dan cara meningkatkan
nilai ekonomis produk / kawasan melalui perbaikan berbagai
komponen pembentuk system transportasi (aspek tata guna lahan,
sarana-prasarana dan aktivitas transportasi apa saja yang mau
diperbaiki / ditingkatkan kualitasnya)
• Usulan strategi tsb harus ril, sesuai kondisi di lapangan
(ketersediaan lahan, jaringan jalan, dll)
Peranan Sosial Sistem Transportasi
• Dampak pertumbuhan jumlah penduduk:
– Peningkatan jumlah perjalanan sehingga dapat berdampak
pada:
• Peningkatan kepadatan.kemacetan → memicu polusi dna risiko kecelakaan
• Penurunan reliabilitas angkutan umum apabila tidak semua lokasi aktivitas
dilayani rute angkutan umum → Peningkatan kebutuhan akan kendaraan
pribadi
• peningkatan kemampuan penyediaan anggaran pembangunan
infrastruktur jalan yang mampu menjamin kelancaran dan keselamatan
serta kenyamanan perjalanan
5th Week
Peranan Sosial Sistem Transportasi
• Dampak pertumbuhan jumlah penduduk:
– Peningkatan jenis perjalanan harian maupun mingguan
• Bekerja
• Rekreatif (individu, kelompok)
• Pendidikan
• Perdagangan
• Kunjungan Keluarga/Kekerabatan
Peranan Sosial Sistem Transportasi
• Dampak pertumbuhan jumlah penduduk:
– Peningkatan jumlah kendaraan pribadi
• Kemacetan di pusat kota memicu pergeseran lokasi
permukiman/Urban Sprawl
• Peningkatan risiko kecelakaan akibat meningkatnya
perjalanan yang “tidak perlu” semisal berbelanja eceran
ke kios/warung terdekat dengan menggunakan sepeda
motor padahal bisa berjalan kaki
Peranan Sosial Sistem Transportasi
• Dampak pembangunan jaringan jalan
– Peningkatan aksesibilitas dan mobilitas
• Kemacetan di pusat kota memicu pergeseran lokasi
permukiman/Urban Sprawl
– Perubahan fungsi guna lahan
• Lahan kosong menjadi perumahan permukiman
• Peningkatan nilai lahan
• Perubahan statss social kawasan
Peranan Sosial Sistem Transportasi
• Dampak perubahan fungsi peruntukan lahan
[produk rencana tata ruang]:
– Peningkatan jenis, jumlah dan skala aktivitas social-
ekonomi
• Penurunan daya dukung dan daya tampung
• Peningkatan nilai kawasan / nilai jual tanah
• Perubahan wajah kawasan [dari lahan kosong / kumuh menjadi area
rekreasi]
– Degradasi lingkungan alamiah maupun buatan
• Polusi
• Kecelakaan lalu lintas
• Pencemaran lingkungan
Tugas-5
(5 kelompok, @ mengamati 1 kecamatan di Kota Kupang)
Strategi pengelolaan rute AU dan Penanganan Jalan akibat
perubahan struktur social (kepadatan dan sebaran lokasi
budidaya)
1. Tampilkan riwayat perubahan kerapatan bangunan dari
Goegle (1 kelompok 1 kecamatan) dalam kurun waktu 10
tahun terakhir
2. Tampilkan ada/tidaknya penambahan ruas jalan dan/atau
pelebaran jalan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir di ruas-
ruas jalan utama kecamatan tersebut
3. Buat kesimpulan tentang korelasi antara pertambahan
jumlah penduduk dan kinerja jaringan jalan dalam Kawasan
tersebut
Peranan LingkunganSistemTransportasi
a.Berdampak Negatif :
– Polusi Udara
• Emisi gas dan partikel debu knalpot kendaraan
(suspended particles) dimana utk tiap kenaikan
10g/m3 udara terjadi peningkatan laju kematian
sebesar 0,1%
• Partikel debu jalanan akibat perubahan kecepatan
• Pemicu penyakit saluran pernapasan, iritasi,
penurunan kemampuan penyerapan oksigen akibat
peningkatan konsentrasi timah dalam darah
– Polusi Suara
• Akibat :
– variasi kecepatan kendaraan, peningkatan jumlah
kendaraan, gradien dan permukaan jalan, mesin
kendaraan.
• Intensitas suara (dB), tingkat gangguannya pada
manusia dB(A)
6th Week
Peranan Lingkungan Sistem Transportasi
• Lanjutan Dampak Negatif :
– Getaran/Vibrasi
•Timbul akibat perubahan
beban yang diberikan ke
permukaan jalan oleh
suspensi kendaraan
•Akibat impact tak
beraturan pada permukaan
jalan oleh bunyi frekuensi
yang rendah
Peranan Lingkungan Sistem Transportasi
b.Berdampak Positif
• Memicu pertumbuhan kawasan terisolir
– Pembukaan jalan baru memungkinkan pembukaan
kawasan permukiman/perdagangan/pendidikan/
rekreatif baru
– Pembangunan jalan berdampak pada penciptaan
akses dan meningkatkan mobilitas antar kawasan
• Penciptaan kawasan yang tertib, memiliki
aksesibilitas tinggi
• Pemerataan aktivitas di sepanjang jaringan
• Mendistribusikan perjalanan
• Memungkinkan terbentuknya taman hijau di
sepanjang ruas/jalinan jalan
Peranan Politik Sistem Transportasi
• Menciptakan pemerataan/persatuan
dengan mengurangi daerah terisolir
• Pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya
• Peningkatan mobilitas dalam
pelayanan keamanan dan ketahanan
nasional
• Kemudahan mobilisasi ke daerah bencana
Peranan Sistem Transportasi
SISTEM TRANSPORTASI MEMUNGKINKAN PERGERAKAN
PENUMPANG DAN BARANG DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT
LAINNYA.
KUALITAS PERPINDAHAN PENUMPANG DAN BARANG
TERSEBUT DENGAN DEMIKIAN DIPENGARUHI OLEH
KETERSEDIAAN ALAT ANGKUT DAN KETERHUBUNGAN ANTAR
KAWASAN SERTA KEBUTUHAN PERPINDAHAN DARI SATU
TEMPAT KE TEMPAT LAINNYA.
PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN DAN SOSIAL DENGAN
DEMIKIAN JUGA DIPENGARUHI OLEH KUALITAS SISTEM
TRANSPORTASI WILAYAH
PERCEPATAN PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN DAN
STRUKTUR SOSIAL DENGAN SENDIRINYA DAPAT DIPERBAIKI
MELALUI :
1. PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN ALAT ANGKUT DAN
JARINGAN JALAN PENGHUBUNG ANTAR KAWASAN SERTA
2. MELALUI PENGEMBANGAN JENIS DAN SKALA AKTIVITAS
SOSIAL-EKONOMI DI KAWASAN-KAWASAN STRATEGIS DALAM
WILAYAH PELAYANANNYA
Tugas-6
Mendeskripsikan indicator kinerja lingkungan akibat
aktivitas transportasi, plus alat ukurnya masing-
masing
• Standar baku mutu lingkungan akibat polusi udara
(partikel dan gas dari knalpot kendaraan
bermotor), suara (kebisingan akibat kepadatan lalu
lintas), debut saat pekerjaan konstruksi jalan dan
akibat tebaran debu tepi jalan (sisa pekerjaan
konstruksi)
MID TEST
7th Week
8th Week
STRATEGI PENINGKATAN
KINERJA JARINGAN JALAN
POLA JARINGAN JALAN
1. POLA LINEAR 2. POLA RADIAL 3. POLA RING-
RADIAL 4. POLA GRID 5. POLA TRIBUTARY
Red Area
(rawan macet)
• KELEBIHAN:
– Penguasaan Pengguna akan
Ruang Kota (Guna Lahan)
& Jalan (Akses) relatif lebih
‘mudah’
– Pemeliharaan jalan
terjangkau
• KELEMAHAN :
– Pemusatan aktivitas di satu
koridor jalan memicu
kemacetan
– Alternatif pergerakan
terbatas
POLA LINEAR
Red Area
(rawan macet)
• KELEBIHAN:
– Akses ke pusat kota dari
dan ke tiap pojok kota
tinggi
– Pola jaringan mempercepat
pertumbuhan kota ke arah
luar kota secara simultan
• KELEMAHAN :
– Pemusatan aktivitas di CBD
akan memicu kemacetan
– Butuh ruas jalan
penghubung dalam pola
ring-radial untuk
mendistribusikan arus dari
dan ke CBD
– Tergantung kondisi
topografi
POLA RADIAL
CBD
• KELEBIHAN:
– Akses dari dan ke pusat
kota (CBD) sangat tinggi
– Memicu pertumbuhan pusat
aktivitas baru di simpul-
simpul ring-radial
– Arus lalu lintas terdistribusi
secara merata
• KELEMAHAN :
– Butuh biaya pembangunan
yang relatif lebih besar
– Sangat dipengaruhi oleh
kondisi topografi kawasan
POLA RING-RADIAL
CBD
Red Area
(rawan macet)
POLA JARINGAN JALAN RADIAL DAN PADA PEMUSATAN AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI DI SIMPUL RADIAL
(CBD) BERDAMPAK PADA KEMACETAN AKIBAT PEMUSATAN TUJUAN PERJALANAN PADA CBD.
PERTUMBUHAN LALU LINTAS DENGAN DEMIKIAN DIKENDALIKAN DENGAN MENGEMBANGKAN JARINGAN
JALAN MENGIKUTI POLA RING – RADIAL. POLA RING-RADIAL TERSEBUT HENDAKNYA DIIKUTI DENGAN
PENGEMBANGAN STRUKTUR DAN POLA PEMANFAATAN LAHAN YANG SESUAI DENGAN POLA RING-
RADIAL TERSEBUT SEDEMIKIAN SEHINGGA TERCIPTA SIMPUL-SIMPUL BARU DI SIMPUL-SIMPUL
PERTEMUAN POLA RADIAL DAN RING-RADIAL.
PERTUMBUHAN SIMPUL-SIMPUL BARU TERSEBUT AKAN MENDISTRIBUSIKAN PERJALANAN YANG PADA
GILIRANNYA AKAN MENYEIMBANGKAN BEBAN LALU LINTAS DI TIAP RUAS JALAN DI SELURUH SISTEM
JARINGAN JALAN PERKOTAAN.
MELALUI MEKANISME TERSEBUT :
1TERCIPTA PEMERATAAN PEMBANGUNAN (AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI TERDISTRIBUSI)
2MUNCULNYA SIMPUL-SIMPUL AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI YANG BARU AKAN MENDISTRIBUSIKAN
PERJALANAN (MENGURANGI KEPADATAN DAN KEMACETAN LALU LINTAS)
C B D
POLA KISI-KISI
CBD
Red Area
(rawan macet)
• KELEBIHAN:
– AKSES DAN MOBILITAS
SANGAT sangat tinggi
– Penataan kawasan
terhubung terkesan lebih
teratur dan rapi
– Pengaturan hirarki jalan
lebih mudah
• KELEMAHAN :
– Butuh biaya pembangunan
yang jauh lebih besar
– Jumlah kawasan dengan
resiko kecelakaan (titik
konflik) makin tinggi
– Kebisingan meningkat
KISI-KISI
POLA TRIBUTARY
CBD
Red Area
(rawan macet)
• KELEBIHAN:
– AKSES relatif tinggi karena
aspek penatagunaan lahan
lebih flesibel
– Potensi MOBILITAS tinggi
karena persebaran lokasi guna
lahan dalam pola mixed land
used
• KELEMAHAN :
– Aspek keterhubungan dimensi
dan jaringan terbatas (banyak
jalan buntu)
– Jumlah kawasan dengan resiko
kecelakaan (titik konflik)
makin tinggi
– Pengembangan jaringan tidak
terpola dan sulit dalam perenc
rute angkutan umum
TRYBUTARI
Resume Pertemuan Minggu ke-8
• Pola jaringan jalan ikut membentuk tingkat aksesibilitas perjalanan
antar kawasan sehingga memengaruhi tujuan / frekuensi perjalanan
• Oleh karena itu struktur dan hirarki jaringan jalan harus selalu
direview secara regular / periodic, tergantung tingkat perubahan di
tiap elemen pembentuk system transportasi lainnya
• Hirarki jaringan jalan yang buruk memicu problem hambatan
samping jalan sehingga solusi Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas seringkali tidak memadai sehingga pertimbangan dimensi
[pelebaran jalan / aspek geometri] yang relative mahal seringkali
memicu konflik kepentingan
Tugas-7
Menentukan pola jaringan jalan arteri dan kolektor di
tiap wilayah kecamatan
• Mhs asal Kota Kupang menggunakan wil kec t4
domisili saat ini (lampirkan bukti KTP) sedangkan
Mhs luar Kota Kupang menggunakan kecamatan
asal (lampirkan bukti KTP)
• Gambarkan pula rute angkutan umum yang
melintasi ruas jalan arteri dan kolektor (edit peta
Goegle image)
INTEGRASI TRANSPORTASI
DAN GUNA LAHAN
• 1st ISSUE
– KETERHUBUNGAN FISIK
• APAKAH SEMUA LOKASI AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI
SUDAH DAPAT DIJANGKAU DENGAN MUDAH?
– INDIKATOR: TERSEDIA ANGKUTAN UMUM. JARAK / WAKTU TEMPUH,
TINGKAT PERGANTIAN ANGKUTAN UMUM, KETERSEDIAAN
ANGKUTAN ALTERNATIF
• APAKAH SEMUA LOKASI POTENSIL [LAHAN TIDUR] SUDAH
DIPERSIAPKAN DENGAN PRASARANA PENDUKUNG
PENGEMBANGANNYA?
– INDIKATOR: ADA RUTE ALTERNATIF / TIDAK; FUNGSI PERUNTUKAN
LAHAN SUDAH DIKONVERSI / BELUM?
9th Week
INTEGRASI TRANSPORTASI
DAN GUNA LAHAN
• 2nd ISSUE
– KETERHUBUNGAN FUNGSIONAL
• APAKAH TERDAPAT KONEKTIVITAS
AKTIVITAS [SALING DUKUNG] ANTAR
LOKASI BUDIDAYA?
• APAKAH ADA FASILITAS MULTI-MODA
[TRANSFER ANTAR MODA]?
• KETERSEDIAAN DAN KETERHUBUNGAN
FASILITAS DALAM RUANG LAYANAN /
KORIDOR SOSIAL-EKONOMI YANG SAMA?
Strategi Integrasi Transportasi dan Guna Lahan
1. Analisis Kapasitas Kawasan
– Daya Dukung
• Potensi SDA
– Daya Tarik Alamiah; obyek rekreasi [pemandangan, pemandian, dll]
– Ketersediaan Lahan: produksi hasil bumi, lokasi hunian rekreatif [vila, home
stay]
– Kebun wisata; hutan wisata; desa wisata
• Potensi SDM
– Potensi / Daya Tarik Budaya [religy, tradition, handycraft, tenunan, tarian,
culinary]
– Struktur Social dan Budaya Kerja [keterbukaan terhadap orang/aktivitas baru]
• Potensi Fisik
– Keterjangkauan / Aksesibilitas [jaringan jalan, jarak, waktu, biaya]
– Dukungan Sarana [ketersediaan dan reliabilitas angkutan umum]
– Dukungan Prasarana [keterhubungan fisik / ketersediaan dan kualitas jaringan
jalan, ketercapaian antar lokasi aktivitas budidaya]
Strategi Integrasi Transportasi dan
Guna Lahan
1. Analisis Kapasitas Kawasan
– Daya Tampung
• Ketersediaan Lahan
– Lokasi budidaya
– Lokasi fasilitas umum / pendukung
• Skala Kualitas Lingkungan
– Rona lingkungan hidup awal: baku mutu lingkungan sebelum adanya
tambahan aktivitas social-ekonomi
– Prakiraan tingkat pencemaran dan laju degradasi lingkungan [berdasarkan
jenis, jumlah, skala dan kerapatan aktivitas]
– Kemampuan alam untuk recovery [Berbalik/Tidaknya Dampak dan Luas
Wilayah Persebaran Dampak]
• Kemampuan Pengendalian Dampak
– Kemampuan SDM dalam pemantauan, pengelolaan / pengendalian dampak
aktivitas social-ekonomi [kinerja kelembagaan pemerintah, partisipasi / peran
serta masyarakat]
Strategi Integrasi Transportasi
dan Guna Lahan
2. Indikator Pengembangan Sarana Transportasi
– Ketersediaan dan Kinerja Layanan Angkutan Umum
– Dukungan Angkutan Sewa Khusus [Rent Car / Ojek]
– Keterhubungan fisik [Aksesibilitas dan Mobilitas]
– Kualitas permukaan perkerasan [waktu tempuh, BOK]
3. Indikator Pengembangan Prasarana Transportasi
– Keterbatasan Kapasitas / Gangguan Kelancaran Perjalanan
– Kualitas Permukaan Perkerasan
• Pavement Condition Index / PCI
• Surface Condition Index / SCI
• International Roughness Index / IRI
– Keselamatan Perjalanan [jarak pandang, kebebasan samping, kekesatan
jalan / skid resistance value-SRV, ketersediaan dan kualitas layanan rambu
dan makrka serta lampu jalan serta fasilitas pendukung = sal. drainase]
Strategi Integrasi Transportasi
dan Guna Lahan
4. Indikator Pengembangan Kawasan
– Cepat tumbuh dan berkembang
• Potensi SDA [natural, buatan]
• Posisi Strategis Kawasan [jarak dari permukiman, ketersediaan lahan]
• Dukungan Jaringan Jalan [pola jaringan jalan,ketersediaan lahan pengembangan]
– Skala Kualitas [Rona] Lingkungan Awal
• Rona lingkungan alamiah [baku mutu udara, kebisingan]
• Rona lingkungan fisik [jalan, topografi]
• Rona lingkungan social [pendidikan, penghasilan,pengangguran]
• Rona lingkungan ekonomi [PDRB, sector / komoditi unggulan, naker]
– Political Considerant
• Pemerataan pembangunan [infrastruktur dasar, alokasi anggaran]
• Percepatan fungsi ekonomi kawasan [arahan struktur dan pola pemanfaatan ruang]
Tugas 8
Meringkas materi tentang “Integrasi Transport dan
Guna Lahan” dari artikel jurnal / paper seminar
terkait [minimal 5 artikel]
• 2 artikel jurnal / seminar internasional
• 3 artikel jurnal nasional terakreditasi / seminar
nasional
• Buat rangkuman kesimpulannya; isu strategis dan
penting apa saja yang diketahui dari artikel-artikel
tersebut
PENGATURAN STRUKTUR DAN
HIRARKI JARINGAN JALAN
• KESELAMATAN
1. Pembatasan akses jalan masuk/keluar persil di Jalan Arteri = untuk
memperlancar perjalanan [fungsi arus]
2. Penyediaan Lajur Lambat utk layanan akses masuk/keluar persil dan
pergerakan kendaraan R2
• KELANCARAN
a. Penerapan Prinsip Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas [pemasangan rambu,
marka, APILL, penindakan pelanggaran aturan / penegakan hukum,
pengaturan arah gerak dan/atau jumlah lajur, ]
b. Peningkatan kapasitas [pelebaran jalan, pembatasan volume, pembatasan
hambatan samping, pengaturan jalur 1 arah]
• KENYAMANAN
i. Pedestrian Street [lajur khusus pejalan kaki, fasilitas penyeberangan, tempat
tunggu angkutan]
ii. Tempat Henti Sementara [shelter, bangku duduk/taman, tanaman peneduh
dan/atau penyerap polutan, lampu penerangan jalan]
10th Week
1. PEMBATASAN AKSES
• UU 22/2009: Akses di jalan arteri harus dibatasi secara
berdayaguna
– Fungsi jalan arteri adalah untuk melewatkan arus
– Kecepatan rencana ≥ 60 km/jam
• Tujuan Pembatasan Akses
– Mempertahankan kapasitas rencana
– Meminimalkan jumlah konflik [risiko kecelakaan]
• Metode / Cara
– Pengaturan jarak gerbang akses masuk/keluar persil
– Pengaturan arah / 1 arah untuk gerbang akses persil yang berdekatan
– Pembatasan/pengaturan jenis, jumlah dan skala serta kerapatan aktivitas
social-ekonomi di speanjang tepi jalan arteri
2. JALUR LAMBAT
• Kriteria Penyediaan
– Jalan arteri dengan banyak persil / akses
– Jalan arteri dengan level hambatan samping tinggi
• Kriteria Desain
– Lebar
– Kecepatan
– Tipe kendaraan yang dilayani
• Tujuan Penyediaan
– Pembatasan kecepatan
– Pemisahan kendaraan cepat dan lambat [R2/ sepeda]
• Aturan Pemanfaatan
– Larangan parkir di sepanjang jalur lambat
a. MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS
Indikator Kinerja Ruas Jalan
1)Derajat Kejenuhan / Degree of Saturation-DS = V/C ≤ 0,75
2)Kecepatan Perjalanan ≥ 0,5 Kecepatan Rencana
Strategi Dasar
1.PEMBATASAN VOLUME
a. Pemberlakuan jalan 1 arah
b. Larangan lewat bagi kendaraan berat
2.PENINGKATAN KAPASITAS
a. Pelebaran jalan
b. Pembatasan hambatan samping jalan
a. MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS
Indikator Kinerja Persimpangan Jalan Tak Bersinyal
1) Derajat Kejenuhan / Degree of Saturation-DS = V/C
2) Kecepatan Rencana
3) Tundaan
4) Peluang Antrian
Strategi Dasar
1. Penurunan Volume
a. Pengaturan arah pergerakan / larangan belok kanan
b. Jalan 1 arah
2. Peningkatan Kapasitas
a. Pelebaran mulut simpang
b. Pembatasan hambatan samping jalan
a. MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS
Indikator Kinerja Persimpangan Jalan Bersinyal
1) Derajat Kejenuhan / Degree of Saturation-DS = V/C
2) Kecepatan Rencana
3) Tundaan / Kendaraan Henti
4) Panjang Antrian
Strategi Dasar
1. Penurunan Volume
a. Jalan 1 arah
b. Larangan lewat kendaraan berat
2. Peningkatan Kapasitas
a. Pelebaran mulut simpang
b. Review waktu siklus dan/atau jumlah fase
LANJUTAN STRUKTUR DAN HIRARKI JAR JALAN
“PENGATURAN SISTEM LAYANAN ANGKUTAN
UMUM”
• RUTE
– Tumpang-tindih rute harus dihindarkan
– Load Factor di tiap rute harus relative sama
• JUMLAH ARMADA
– Waktu tunggu harus < 10 menit
– Tidak ada perilaku potong trayek
• KONFLIK DENGAN ASK-ONLINE
– Semua armada angkutan umum regular secara bertahap agar
terdaftar di kperasi angkutan shg system layanannya bisa
dikembangkan dengan model transaksi online
Tugas-9
(tugas kelompok, 5 kelompok, 1 kel 1 kecamatan)
• Gambarkan peta jaringan jalan di wil kec yang
ditinjau lalu tunjukkan pada peta tsb:
– Rute angkutan umum (jalur berapa) yang melintasi jl
arteri dan kolektor di kec tsb
– Pangkalan ojek ofline dan rute jalan local yang
dilayaninya
– Usulan pengembangan rute layanan angkutan umum
(jika diperlukan)
FASILITAS PEDESTRIAN MERUPAKAN KEBUTUHAN PERGERAKAN YANG MEMUNGKINKAN
PENCAPAIAN TUJUAN PERJALANAN DENGAN BERJALAN KAKI SECARA AMAN
(TERLINDUNGI DAN TIDAK TERANCAM), NYAMAN DAN LANCAR.
PENYEDIAAN FASILITAS PEDESTRIAN YANG MEMADAI MENCERMINKAN NILAI
PENGHARGAAN KEMANUSIAAN YANG TINGGI BAGI SESAMA PENGGUNA RUANG JALAN.
RUANG JALAN SEMESTINYA MENCERMINKAN KEADILAN DAN KESEIMBANGAN
PERGERAKAN SECARA PROPORSIONAL, BAIK BAGI PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR
MAUPUN BAGI PEJALAN KAKI
PENYEDIAAN & PENGATURAN FAS PJK
11th Week
1. FASILITAS TEPI JALAN
A. REST AREA: di JALAN TOL / BEBAS HAMBATAN, JALAN
ARTERI dimaksudkan utk menghindari kelelahan / fatique [risiko
kecelakaan], namun di JALAN KOLEKTOR dan JALAN LOKAL /
LINGKUNGAN dimaksudkan bagi kenyamanan pejalan kaki
A. TROTOAR
a. Kerb dimaksudkan utk meminiumkan risiko fatalitas
b. Ramp dimaksudkan utk kenyamanan kelompok disabilitas
c. Pada kawasan tertentu digunakan sebagai pembatas fisik
parkir pada bahu jalan
B. TEMPAT TUNGGU
a. Bangunan: shelter / halte
b. Rambu: Tempat Pemberhentian Bus / TPB
B) TROTOAR
Kriteria Penyediaan trotoar didasarkan pada (DirjenHubDat, 1996):
• Karakteristik jumlah dan frekuensi pergerakan pejalan kaki.
• Jumlah pejalan kaki dihitung untuk setiap detik per meter jarak
tempuhnya sedangkan aspek frekuensi diperhitungkan terhadap
intensitas dan durasi perjalanan
• Kondisi pejalan kaki khususnya memperhitungkan aspek usia dan
kesehatan/kelengkapan anggota tubuh
• Jumlah kendaraan yang melintasi suatu kawasan
• Jumlah kejadian kecelakaan (≥ 5 kejadian/tahun)
• Permintaan/pengaduan masyarakat akan aspek keamanan dan
kenyamanan saat berjalan di suatu kawasan.
• Aspek keterhubungan dimensi dan fisik trotoar dan hubungannya
dengan jumlah, frekuensi dan intensitas serta durasi perjalanan
• Ketersediaan lahan
B) TROTOAR
Kriteria Desain
• Lebar trotoar rerata [m] dengan tinggi kerb [17-20
cm] HARUS SESUAI dengan standar minimal
untuk volume pergerakan (orang/jam)
(Departemen Pekerjaan Umum, 1990)
• Tata Letak / Trase: menerus di sepanjang jalan
kolektor dan/atau jalan dengan levelaktivitas
pejalan kaki [hambatan samping] tinggi
TROTOAR
• KRITERIA DESAIN [Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KM 65/1993]
No Lokasi Trotoar
Lebar Trotoar
Minimal
(m)
Lebar Trotoar
yang Dianjurkan
(m)
1
Pusat kawasan perkotaan
(CBD)
2,00 4,00
2
Kawasan perkantoran,
sekolah
2,00 3,00
3 Kawasan industri
Jalan primer 2,00 3,00
Jalan akses 1,50 2,00
4 Kawasan permukiman
Jalan primer 1,50 2,75
Jalan akses 1,00 2,00
N
o
Jumlah Pejalan Kaki
(orang/detik/meter)
Lebar Trotoar
Minimal (m)
1 6 2,3 – 5,0
2 3 1,5 – 2,3
3 2 0,9 – 1,5
4 1 0,6 – 0,9
C. TEMPAT TUNGGU
HALTE / SHELTER
[DIMENSI & TATA LETAK]
• Jarak antar halte [m] HARUS memenuhi kriteria untuk tiap tipe
kawasan.
• Dimensi halte HARUS SESUAI dengan volume naik-turun
penumpang angkutan umum.
• Halte harus dilengkapi teluk bus, terlbih apabila aktivitas parkir
tinggi [> 200 kend/jam], dan > 50% darinya untuk naik-turun
penumpang.
• Jarak halte dari simpang sekitar 25 m sebelum/setelah gerbang
akses persil dan simpang jalan SESUAI KRITERIA tata letak
(Departemen Pekerjaan Umum, 2014)
Zona Tata Guna Lahan Lokasi
Jarak antar Halte atau
TPB (meter)
1
Pusat kegiatan sangat padat:
pasar, pertokoan
CBD, Kota
200-300*)
2
Padat: perkantoran, sekolah,
jasa
Kota
300-400
3 Perumahan Kota 300-400
4
Campuran padat: perumahan,
sekolah, jasa
Pinggiran kota
300-500
5
Campuran kurang padat:
perumahan, ladang, tanah
kosong
Pinggiran kota
500-1.000
2. FASILITAS PENYEBERANGAN
2.1. ZoSS
Kriteria desain: Departemen Perhubungan, 2006
dilengkapi pita penggaduh / rumble streep dan rambu
batas kecepatan 25 km/jam, atau kombinasi dengan
Pelican / APILL penyeberang jalan
Perhitungan Pelican menggunakan rumus empiris berikut
(DirjenHubDat, 1996):
PT=L/vt+1,7(N/W-1) dengan :
PT = waktu hijau minimum pelican (detik)
vt = kecepatan berjalan kaki (umumnya 1,2 m/det)
L = lebar bagian jalan yang akan diseberangi (m)
N = jumlah pejalan kaki per siklus (orang/det)
W = lebar bagian jalan yang dipakai untuk menyeberang (m)
2. FASILITAS PENYEBERANGAN
2.2. ZEBRA CROSS
a) Kriteria Penyediaan
b) Kriteria Desain [Departemen Perhubungan, 1993;
Departemen Pekerjaan Umum, 2014]
c) Tata Letak
2.2 JEMBATAN PENYEBERANGAN
• Persyaratan dimensi dan kelandaian sebagai
berikut (DirjenHubDat, 1996):
• Komponen penilaian PENYEDIAANNYA
berdasarkan ARUS LALIN, KECEPATAN
DAN JARAK ANTARA KENDARAAN
Tugas-10
(tugas kelompok, @ 3 orang)
• Gunakan aplikasi TIME STAMP utk DOKUMENTASI
KONDISI FASILITAS PEJALAN KAKI (trotoar, halte,
zebra cross / fas penyeberangan) di salah satu ruas jalan
arteri/klektor di Kota Kupang (hrs kord dg teman
kelompok yg lain shg tidak overlapping, ruas jalan
harus beda)
• Setelah itu buat TABEL REKAPITULASI yang isinya
mendeskripsikan kondisi fisik fas pjk di ruas jalan tsb
• Deskripsi kondisi fisik tiap fas pjk minimal HARUS sesuai
dengan yg tertera di slide materi kuliah ini
PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN
• POLUSI UDARA
12th Week
Polutan
Karbon
Monoksida CO
(ppm)
Nitrogen
Oksida NOx
(µg/m3)
Hidro
Karbon HC
(ppm)
Partikel/Debu
(ppm)
Bensin 100 100 100 100
Solar 145 360 50 5.700
LPG 70 100 200 80
BBG 65 90 180 80
PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN
• POLUSI UDARA
Jenis Polutan Metode Perhitungan
Konsentrasi Karbon Monoksida (CO)
rerata (ppm/3jam)
C O = 2,96 + 0,00032 V + 0,0000005 V2
V = jumlah kendaraan/3 jam
Konsentrasi Nitrit Oksida NOx (µg/m3)
periode 1 jam
NOx = 46,9 – 0,036T + 0,00004 T2
T = jumlah lalu lintas/jam
Tingkat Asap S (µg/m3)
periode 3 jam
S = 9,49 + 0,002 V
V = jumlah kendaraan/3 jam
Konsentrasi Timbal Pb (µg/m3)
periode 3 jam
Pb = 0,000249P + 0,0431
P = jumlah kend berbahan bakar bensin/3jam
PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN
• POLUSI SUARA [KEBISINGAN]
Akibat yang Dapat
Ditimbulkan
Efek Kebisingan Tingkat Kebisingan Contoh Umum
Memicu
Kecelakaan
Tuli 150 Ledakan
Nyeri 140 Pengujian Mesin
Ambang Perasaan 120 Guntur, Bunyi Senjata api
110 Bor Angin, Pesawat Terbang
Menimbulkan
Gangguan
Aktivitas
Pengurangan
Efisiensi Kerja
100 Kereta Api Bawah Tanah
90 Jalan padat lalu lintas
Gangguan Fungsi
Telinga
85 Pabrik yang bising
Gangguan Bicara
Normal
70 Kantor yang bising
65
Kereta Api di Pinggiran
Kota
60 Pabrik
Tingkat Latar Belakang yang Masih
Dapat Diterima
< 60
PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN
• POLUSI SUARA [KEBISINGAN]
T = 10 log q – 10 log d + log u + 20 (1)
dengan:
T = tingkat kebisingan rerata pada penerima yang berjarak d dari sumber suara (dBA)
q = volume lalu lintas (kendaraan/jam)
d = jarak antara penerima dan lajur khayal pada pertengahan lajur lalu lintas (sumber
suara)
u = kecepatan lalu lintas rerata (mil/jam)
MODEL Galloway, dkk (1967)
PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN
• POLUSI SUARA [KEBISINGAN]
Tugas-11
(tugas kelompok, @ 5 orang, lokasi jalan yang dilintasi angkutan umum)
• Hitung kadar polutan (polusi udara) di ruas jalan yang
ditinjau
• Perhitungan kadar polutan / tingkat pencemaran boleh
menggunakan aplikasi adroid (prefered), bisa juga
menggunakan model matamatis (dihitung manual)
• Hasil perhitungan dibuat dalam bentuk table dan grafik
(jumlah ruas jalan minimal 3)
• Deskripsikan lokasi dan kelompok masy yang rentan
terhadap polutan tersebut, dan cara penanggulangannya
PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN
• POLUSI UDARA
– FAKTOR PENYEBAB
• KEPADATAN: VOLUME DAN KECEPATAN
• JENIS KENDARAAN
• PEMUSATAN LOKASI AKTIVITAS
• DURASI AKTIVITAS
– MODEL PENGELOLAAN
• PENGGUNAAN MASKER
• VEGETASI PENYERAP POLUTAN
– FASILITAS PENGENDALI DAMPAK
• RUANG TERBUKA UTK VEGETASI TEPI JALAN
• PEMBATASAN AKTIVITAS TEPI JALAN
13th Week
PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN
• POLUSI SUARA
– FAKTOR PENYEBAB
• VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN
• JENIS KENDARAAN
– MODEL PENGELOLAAN
• PEMBATASAN JENIS KENDARAAN
• PENGATURAN KECEPATAN
– FASILITAS PENGENDALI DAMPAK
• BARRIER [JENIS, DIMENSI, LOKASI]
• EAR PLUG / APD BAGI KELOMPOK TERKENDA PAPARAN
KEBISINGAN > 8 JAM/HARI
• PENGENDALIAN SEMPADAN
PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN
• SEVERANCE
– PERSEPSI
• PENGGUNA:
– PERJALANAN PENDEK TIDAK MEMBUTUHKAN ALAT
PELINDUNG ADALAH KELIRU
– TERPAPAR LEBIH DARI 8 JM/HR SANGAT RENTAN THD
BERBAGAI PENYAKIT NAMUN SEBAGIAN BERPENDAPAT
“SUDAH BIASA TERPAPAR = IMUN]
• REGULATOR:
– PRINSIP = PENCEMAR MEMBAYAR [PAJAK KEND BERMOTOR
DINAIKKAN UTK MEMBATASI PERJALANAN YG TIDAK PERLU]
• OPERATOR:
– PENGEMUDI DAN KONDEKTUR ANGKUTAN UMUM
MENGENAKAN MASKER
Tugas-12
(tugas kelompok, @ 5 orang, lokasi jalan yang dilintasi angkutan umum)
• Hitung kadar polutan (polusi suara) di ruas jalan yang
ditinjau
• Perhitungan kadar polutan / tingkat pencemaran boleh
menggunakan aplikasi adroid (prefered), bisa juga
menggunakan model matamatis (dihitung manual)
• Hasil perhitungan dibuat dalam bentuk table dan grafik
(jumlah ruas jalan minimal 3)
• Deskripsikan lokasi dan kelompok masy yang rentan
terhadap polutan tersebut, dan cara penanggulangannya
KINERJA KELEMBAGAAN
• INDIKATOR KEBERHASILAN
PENGELOLAAN SISTEM TRANSPORTASI
– INDIKATOR EKONOMI:
• PENINGKATAN PDRB DI SELURUH SEKTOR YG DILAYANI
• PENINGKATAN JUMLAH PELAKU EKONOMI
• PENINGKATAN JUMLAH LOKASI USAHA
• PENINGKATAN JUMLAH PERJALANAN EKONOMI [INTRA
MAUPUN ANTAR KAWASAN]
• PENINGKATAN JENIS, JUMLAH, SKALA DAN KERAPATAN
AKTIVITAS EKONOMI
• PENINGKATAN JUMLAH ANGKUTAN UMUM DAN/ATAU
ANGKUTAN SEWA KHUSUS [RENT CAR/SEPEDA MOTOR, TAXI,
TRAVEL]
14th Week
KINERJA KELEMBAGAAN
• INDIKATOR KEBERHASILAN
PENGELOLAAN SISTEM TRANSPORTASI
– INDIKATOR SOSIAL
• PERTUMBUHAN DAN/ATAU PENYEBARAN LOKASI HUNIAN
DAN/ATAU SOSIAL-EKONOMI
• PERTAMBAHAN JUMLAH PERJALANAN SOSIAL
• PERTUMBUHAN JUMLAH KEPEMILIKAN KENDARAAN
PRIBADI
• PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN DARI LAHAN KOSONG
MENJADI AREA REKREASI / WISATA
• PERUBAHAN WAJAH KOTA DARI TERLANTAR MENJADI
TERTATA
KINERJA KELEMBAGAAN
• INDIKATOR KEBERHASILAN
PENGELOLAAN SISTEM TRANSPORTASI
– INDIKATOR LINGKUNGAN
• PENURUNAN KADAR POLUTAN
• PENINGKATAN JUMLAH VEGETASI TEPI JALAN
• PERUBAHAN PERILAKU SADAR KESEHATAN PADA KELOMPOK
PENGEMUDI, PEJALAN KAKI DAN MASYARAKAT RAWAN
PAPARAN POLUTAN
• PENURUNAN JUMLAH PENDERITA PENYAKIT RAWAN PAPARAN
POLUTAN
KINERJA KELEMBAGAAN
• INDIKATOR KEBERHASILAN
PENGELOLAAN SISTEM TRANSPORTASI
– INDIKATOR KELEMBAGAAN
• TERSEDIANYA DANA PEMBANGUNAN
SARANA – PRASARANA TRANSPORTASI
• TERSEDIANYA KEBIJAKAN STRUKTUR DAN
POLA PEMANFAATAN RUANG YANG
TANGGAP TERHADAP DINAMIKA
PETUMBUHAN SOSIAL-EKONOMI KAWASAN
TUGAS-13
Meringkas Artikel Jurnal / Paper Simposium [minimal 5
artikel / paper] tentang Kendala dan Strategi Pengendalian
Pencemaran Lingkungan akibat Aktivitas Transportasi
meliputi aspek [dibuat dalam bentuk matriks / tabel
rekapitulasi] sbb:
1. Nama Penulis, Judul Artikel, Media Publikasi, Tahun
Publikasi
2. Faktor Penyebab Polusi
3. Cara Mengendalikan Dampak Negatif Polusi tersebut [boleh
dari artikel dimaksud atau dari sumber resmi lainnya]
4. Kesulitan pengendalian dari aspek penyelenggaraan
pemerintahan
KINERJA KELEMBAGAAN
• PERANGKAT PENGENDALI KINERJA
INSTITUSI
– KEMAMPUAN PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN
PENDANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
• DANA PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK
NEGATIF DI LEVEL KEGIATAN WAJIB AMDAL
• DANA PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK
NEGATIF DI LEVEL KEGIATAN WAJIB UPL/ UKL
• DANA PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK
NEGATIF DI LEVEL KEGIATAN REGULER TIDAK WAJIB
AMDAL-UPL/UKL TETAPI TERPUSAT DI KAWASAN DENGAN
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG YANG RELATIF
RENDAH
15th Week
KINERJA KELEMBAGAAN
• PERANGKAT PENGENDALI KINERJA
INSTITUSI
– DUKUNGAN SISTEM PRANATA [PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN]
• PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEMPURNAAN STANDAR
BAKU MUTU LINGKUNGAN TIDAK HANYA SEBATAS ASPEK
BIOLOGI-KIMIA NAMUN JUGA ASPEK FISIK AKIBAT
PENGARUH AKTIVITAS TRANSPORTASI
• REVIEW MATERI PERATURAN ZONASI YAITU AGAR
SECARA TEGAS MEMASUKKAN PENGATURAN JENIS,
JUMLAH, SKALA DAN KERAPATAN AKTIVITAS SOSIAL-
EKONOMI DI SUATU KORIDOR / KAWASAN SEHINGGA
DAYA DAUKUNG DAN DAYA TAMPUNGNYA TIDAK
TERLAMPAUI
KINERJA KELEMBAGAAN
• PERANGKAT PENGENDALI KINERJA
INSTITUSI
– FUNGSIONALISASI STRUKTUR ORGANISASI UNIT
PENGELOLA
• PENYIAPAN PETUNJUK PELAKSANAAN [JUKLAK] DAN
PETUNJUK TEKNIS [JUKNIS] PELASANAAN KEGIATAN
PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN
KEGIATAN WAJIB AMDAL DAN/ATAU UPL / UKL
• PEMBERDAYAAN MITRA [MASYARAKAT] DALAM
KEGIATAN PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK
DIMAKSUD
KINERJA KELEMBAGAAN
• PERANGKAT PENGENDALI KINERJA
INSTITUSI
– KETERPADUAN PROGRAM
• TUJUAN:
– KORDINASI PROGRAM DAN PENDANAAN
– PENGENDALIAN MUTU / KINERJA INSTITUSI
– PENGENDALIAN MUTU PRODUK KERJA / RENCANA PIHAK
KETIGA
• UNIT KENDALI LINTAS
SKPD/LEMBAGA/BADAN/UNIT
– PERANAN BAPPEDA ?
– PERANAN BADAN KORDINASI PERANGKAT RISET
DAERAH/BKPRD ?
BAGIAN WILAYAH KOTA TERMASUK JALAN MERUPAKAN RUANG TEMPAT
INTERAKSI SOSIAL-EKONOMI-TRANSPORTASI.
DALAM SATU SATUAN YANG SAMA AKAN TERDAPAT FUNGSI:
TERCIPYANYA ACCESS PLACE, MOBILISATION/CIRCULATION PLACE,
MEETING PLACE, MARKET PLACE, & RECREATION PLACE
OPTIMALISASI FUNGSI DAN MANFAAT RUANG TERSEBUT
SECARA SEIMBANG DAN BERKELANJUTAN MERUPAKAN KUNCI
KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KAWASAN
Tugas-14
• Mewawancarai Kadis, Kabid Lalu Lintas Jalan dan Kabid Angkutan
Jalan di Dishub Prov NTT dan Kota Kupang
– MATERI WAWANCARA HARUS SESUAI DG POINT-POINT YG
TERTERA DI SLIDE 87-90 MATERI KULIAH INI (HRS ASISTENSI
DG SY DULU SBLUM WAWANCARA)
• Mengamati kinerja petugas parkir di lokasi rawan macet kemudian
mewawancarai kendala / kesulitan dan harapan mereka
– Minimal 5 lokasi parkir
• Wawancara petugas UPT terminal Oebobo
– Kendala dan usualan cara pengendalian perilaku pengemudi AU dan Bus
AKDP
– Kendala dan usulan cara pengendalian perilaku tidak tertib di terminal
bayangan Oesapa, Bundaran PU dan lainnya
16th Week

More Related Content

What's hot

Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
rzkaprl
 
Kebutuhan dan Tantangan Pengembangan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan...
Kebutuhan dan Tantangan Pengembangan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan...Kebutuhan dan Tantangan Pengembangan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan...
Kebutuhan dan Tantangan Pengembangan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan...Indonesia Infrastructure Initiative
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
6. struktur internal kota1
6. struktur internal kota16. struktur internal kota1
6. struktur internal kota1
Rheza Gutawa Putra
 
Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1
Lampung University
 
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTeoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Trijondro Purwanto
 
Manajemen transportasi
Manajemen transportasiManajemen transportasi
Manajemen transportasi
muhammad hasan
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Sally Indah N
 
IAP Indonesian Most Livable City Index
IAP Indonesian Most Livable City IndexIAP Indonesian Most Livable City Index
IAP Indonesian Most Livable City Index
Oswar Mungkasa
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Penataan Ruang
 
Sistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan JalanSistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan Jalan
indra aprian
 
Substansi studio perencanaan wilayah
Substansi studio perencanaan wilayahSubstansi studio perencanaan wilayah
Substansi studio perencanaan wilayah
Agus Dwi Wicaksono
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Kamen Ride
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
Mira Pemayun
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanYuca Siahaan
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahan
SOFI ANI
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
bintang purba
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
infosanitasi
 

What's hot (20)

Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
 
Ek per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitasEk per. aksesibilitas
Ek per. aksesibilitas
 
Kebutuhan dan Tantangan Pengembangan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan...
Kebutuhan dan Tantangan Pengembangan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan...Kebutuhan dan Tantangan Pengembangan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan...
Kebutuhan dan Tantangan Pengembangan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan...
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
6. struktur internal kota1
6. struktur internal kota16. struktur internal kota1
6. struktur internal kota1
 
Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1
 
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von ThunenTeoti Lokasi Pertanian Von Thunen
Teoti Lokasi Pertanian Von Thunen
 
Manajemen transportasi
Manajemen transportasiManajemen transportasi
Manajemen transportasi
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
 
IAP Indonesian Most Livable City Index
IAP Indonesian Most Livable City IndexIAP Indonesian Most Livable City Index
IAP Indonesian Most Livable City Index
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Sistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan JalanSistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan Jalan
 
Substansi studio perencanaan wilayah
Substansi studio perencanaan wilayahSubstansi studio perencanaan wilayah
Substansi studio perencanaan wilayah
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahan
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 

Similar to SISTEM TRANSPORTASI.ppt

adi
adiadi
Mk sistranp (perencanaan transportasi)
Mk  sistranp (perencanaan  transportasi)Mk  sistranp (perencanaan  transportasi)
Mk sistranp (perencanaan transportasi)Andre Agustian
 
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassarOptimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Cakra Prasatya
 
12572830 metodologi-penyusunan-rpijm-jalan-kabupaten-usman-wiryanto-teknik-si...
12572830 metodologi-penyusunan-rpijm-jalan-kabupaten-usman-wiryanto-teknik-si...12572830 metodologi-penyusunan-rpijm-jalan-kabupaten-usman-wiryanto-teknik-si...
12572830 metodologi-penyusunan-rpijm-jalan-kabupaten-usman-wiryanto-teknik-si...Tiyo Iyo
 
BA XII 3.3 Pemanfaatan PJ dan SIG Full.pdf
BA XII 3.3 Pemanfaatan PJ dan SIG Full.pdfBA XII 3.3 Pemanfaatan PJ dan SIG Full.pdf
BA XII 3.3 Pemanfaatan PJ dan SIG Full.pdf
fransiscaindriyani91
 
2. ATM. SEMNAS. REAKTIVASI REL MADURA. 4 MEI 2023.pdf
2. ATM. SEMNAS. REAKTIVASI REL MADURA. 4 MEI 2023.pdf2. ATM. SEMNAS. REAKTIVASI REL MADURA. 4 MEI 2023.pdf
2. ATM. SEMNAS. REAKTIVASI REL MADURA. 4 MEI 2023.pdf
ShayFudhine
 
Angkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerjaAngkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerja
Parea Rangan
 
Prt pertemuan 1-pengantar
Prt pertemuan 1-pengantarPrt pertemuan 1-pengantar
Prt pertemuan 1-pengantar
FeraLestari3
 
Lap temu ilmiah rev2
Lap temu ilmiah rev2Lap temu ilmiah rev2
Lap temu ilmiah rev2
Ahyu Ghangsari
 
Sistem informasi prasarana jalan
Sistem informasi prasarana jalanSistem informasi prasarana jalan
Sistem informasi prasarana jalanShahnaz Acrydiena
 
A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata,
bramantiyo marjuki
 
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
iwansetiawan342
 
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
iwansetiawan342
 
Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6
Agus Widya Surya Brata
 
Aspek ekonomi tentang jalan
Aspek ekonomi tentang jalanAspek ekonomi tentang jalan
Aspek ekonomi tentang jalanRijal Poebe
 
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda08200601 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006
guesteb3210c
 
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
xiaodery
 

Similar to SISTEM TRANSPORTASI.ppt (20)

adi
adiadi
adi
 
Mk sistranp (perencanaan transportasi)
Mk  sistranp (perencanaan  transportasi)Mk  sistranp (perencanaan  transportasi)
Mk sistranp (perencanaan transportasi)
 
Sistem transportasi
Sistem transportasiSistem transportasi
Sistem transportasi
 
Debi yasman lase
Debi yasman laseDebi yasman lase
Debi yasman lase
 
Jurnal Isyana Yuvita P
Jurnal Isyana Yuvita PJurnal Isyana Yuvita P
Jurnal Isyana Yuvita P
 
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassarOptimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
 
12572830 metodologi-penyusunan-rpijm-jalan-kabupaten-usman-wiryanto-teknik-si...
12572830 metodologi-penyusunan-rpijm-jalan-kabupaten-usman-wiryanto-teknik-si...12572830 metodologi-penyusunan-rpijm-jalan-kabupaten-usman-wiryanto-teknik-si...
12572830 metodologi-penyusunan-rpijm-jalan-kabupaten-usman-wiryanto-teknik-si...
 
BA XII 3.3 Pemanfaatan PJ dan SIG Full.pdf
BA XII 3.3 Pemanfaatan PJ dan SIG Full.pdfBA XII 3.3 Pemanfaatan PJ dan SIG Full.pdf
BA XII 3.3 Pemanfaatan PJ dan SIG Full.pdf
 
2. ATM. SEMNAS. REAKTIVASI REL MADURA. 4 MEI 2023.pdf
2. ATM. SEMNAS. REAKTIVASI REL MADURA. 4 MEI 2023.pdf2. ATM. SEMNAS. REAKTIVASI REL MADURA. 4 MEI 2023.pdf
2. ATM. SEMNAS. REAKTIVASI REL MADURA. 4 MEI 2023.pdf
 
Angkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerjaAngkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerja
 
Prt pertemuan 1-pengantar
Prt pertemuan 1-pengantarPrt pertemuan 1-pengantar
Prt pertemuan 1-pengantar
 
Lap temu ilmiah rev2
Lap temu ilmiah rev2Lap temu ilmiah rev2
Lap temu ilmiah rev2
 
Sistem informasi prasarana jalan
Sistem informasi prasarana jalanSistem informasi prasarana jalan
Sistem informasi prasarana jalan
 
A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata,
 
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
 
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
Pengkinian manual kapasitas jalan indonesia 1997
 
Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6
 
Aspek ekonomi tentang jalan
Aspek ekonomi tentang jalanAspek ekonomi tentang jalan
Aspek ekonomi tentang jalan
 
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda08200601 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006
01 Darmadji=Bhn Seminar Di Pu Samarinda082006
 
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
#4 Pengelolaan dan Pembiayaan Infrastruktur.pdf
 

Recently uploaded

Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 

Recently uploaded (20)

Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 

SISTEM TRANSPORTASI.ppt

  • 1. SISTEM TRANSPORTASI oleh : Dr. Don Gaspar N da Costa, ST., MT Program Studi Teknik SipilFakultas Teknik UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG
  • 2. VISI TRANSPORTASI PERKOTAAN EFISIEN-EFEKTIF-AMAN-NYAMAN YG TERWUJUD DALAM: 1. PENINGKATAN AKSESIBILITAS DAN MOBILITAS – Aksesibilitas = ukuran kemudahan pencapaian tujuan; dipengaruhi oleh jarak / waktu / biaya perjalanan – Mobilitas = ukuran kemudahan / kemampuan perjalanan; dipengaruhi oleh ketersediaan sarana (angkutan) dan prasarana (keterhubungan fisik serta kondisi fungsional jalan + jembatan) 2. PENINGKATAN STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH – Indikator ekonomi = PDRB (sector unggulan); peranan ekonomi dari tiap komponen system transportasi terhadap kemampuan peningkatan PDRB harus menjadi dasar penentuan kebijakan pengelolaan Sistrans 3. PENINGKATAN STRUKTUR SOSIAL KEMASYARAKATAN – Korelasi antara pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan / perluasan Kawasan budidaya (lokasi hunian, pemanfaatan lahan tidur, dlsb) – Kemampuan penyediaan sarana-prasarana transportasi untuk melayani aktivitas social-ekonomi masyarakat 1st Week
  • 3. VISI TRANSPORTASI PERKOTAAN EFISIEN-EFEKTIF-AMAN-NYAMAN YG TERWUJUD DALAM: 3. PERBAIKAN KUALITAS LINGKUNGAN – Pembangunan / pengembangan infrstruktur jalan harus diikuti kebijakan pengendalian dampak shg tidak menurunkan kualitas lingkungan alamiah maupun binaan – Kebijakan otomotif harus berorientasi pada perlindungan keselamatan pengguna dan kelestarian lingkungan (non pollutant impact) 4. PENINGKATAN KINERJA KELEMBAGAAN PENYELENGGARA SISTEM TRANSPORTASI – Kordinasi lintas sector (jalan-PU; rambu/marka-DISHUB; disiplin lalin-POLRI; pemanfaatan lahan/asal-tujuan perjalanan_TATA KOTA lanjutan
  • 4. Pengertian SISTEM TRANSPORTASI Sistem : Bentuk, mekanisme dan dinamika keterkaitan berkelanjutan, atau ketergantungan dan interaksi timbal balik antar unsur pembentuk suatu pola aktivitas/ruang Transportasi : Perpindahan orang, barang, informasi, jasa dari asal ke tujuan dengan sarana dan media tertentu; dalam waktu tertentu Sistem Transportasi : interaksi atau keterkaitan timbal balik antar unsur- unsur pembentuk aktivitas perpindahan orang, barang, jasa dan informasi dari asal ke tujuan perjalanan dalam ruang dan waktu tertentu secara sistematis dengan aman, nyaman dan lancar
  • 5. Ciri-ciri Sistem 1. Memiliki sub sistem (unsur pembentuk system transportasi) 2. Terdapat hubungan antar sub sistem 3. Memiliki proses (metabolisme) kerja 4. Memiliki visi, misi dan tujuan (agenda) 5. Memiliki sistem kontrol 6. Memiliki lingkup kerja/pengaruh tersendiri 1. Sub sistem tersebut merupakan faktor-faktor utama pembentuk sistem. Salah satu faktor utama merupakan “inti sistem” itu sendiri. Pririotas pengelolaan ditetapkan berdasarkan hirarki tersebut. 2. Hubungan antar variabel bersifat timbal balik/interaktif/iteratif. Variabel pemicu dan penjelas tiap elemen menjadi faktor pengungkit implementasi dan efisiensi implementasi sistem. Faktor penghambat harus ditemukan dan dikendalikan. 3. Metabolisme berlangsung berdasarkan input, diproses berdasarkan metode/cara tersendiri dan menghasilkan output 4. Visi, misi dan tujuan bersifat terukur sehingga bisa dievaluasi. Ukuran tersebut ditetapkan berdasarkan rancangan dan hasil olahan input informasi, energi (sumber daya) dan materi/obyek (metode, kebijakan, rencana, atau program) . Untuk itu dibutuhkan kelembagaan pengelolaan yang memadai. 5. Proses kontrol sistem dilakukan berdasarkan kesesuaian produk dengan visi, misi dan tujuan implementasi sistem; sesuai kapasitas sistem 6. Lingkungan kerja/pengaruh relatif terbatas, namun terbuka terhadap perubahan lingkungan eksternal; berbasis prinsip zerro sum game (interaksi sinergis antar elemen, tidak ada elemen yang dirugikan). Residu sistem menjadi tanggungjawab sistem tersebut.
  • 6. Tugas-1 • mendeskripsikan visi-misi dan kinerja pengelolaan transportasi di Kota Kupang / kabupaten kelahiran tiap peserta MK berdasarkan CIRI-CIRI SISTEM (slide 4) maupun TAGET CAPAIAN KINERJA (Slide 2-3) • Kinerja system transportasi dijelaskan melalui: – Deskripsi dan foto kemacetan, kecelakaan dan/atau ketertiban berlalu lintas – Keterseidaan dan kualitas fasilitas layanan perjalana NB: jika dari kota yg seasal maka kajian kinerja tidak boleh sama / copy paste
  • 7. TANTANGAN PENGELOLAAN SISTEM TRANSPORTASI • AKTIVITAS DAN DAMPAKNYA BERDIMENSI RUANG DAN WAKTU – Tiap jenis aktivitas penyediaan dan/atau pengoperasian sarana-prasarana transportasi pasti memberikan dampak positif sekaligus negative – Jika dampak tidak segera ditangani maka skala dan luasan wilayah terkena dampak dapat semakin besar – Oleh krn itu segala dampak potensial harus diidentifikasi guna dipatntau dan dikelola secara berkelanjutan • TIAP UNSUR PEMBENTUK SISTEM TRANSPORTASI MEMILIKI KETERBATASAN KAPASITAS / DAYA DUKUNG & DAYA TAMPUNG – Kapasitas ruas dan simpang jalan seringkali dibatasi oleh ketersediaan lahan sehingga laju pertumbuhan jenis dan jumlah kendaraan bermotor dapat menurunkan kapasitas bagian jalan – Kinerja bagian jalan di koridor tertentu (contoh Soeharto-Sudirman / jalur Kuanino) dapat terlampaui apabila tarikan dan bangkitan perjalanan akibat pertumbuhan jenis, jumlah, skala dan kerapatan kegiatan social-eko sudah terlalu tinggi 2nd Week
  • 8. TANTANGAN PENGELOLAAN SISTEM TRANSPORTASI • KEMAMPUAN PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN PENDANAAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI – Lebar dan kualitas permukaan jalan seringkali buruk karena kemampuan penyediaan dana pemeliharaan terbatas – Kondisi ini diperburuk dg ketiadaan data base kondisi fungsional jalan shg terdapat kesulitan pengelolaan ruas0ruas jalan strategis • LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KENDARAAN BERMOTOR YANG LEBIH CEPAT DARI KEMAMPUAN PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN SARANA-PRASARANA TRANSPORTASI – Laju kerusakan permukaan jalan bersifat eksponensial karena kemampuan pemeliharaan tidak seimbang dengan laju pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor (frekuensi lintasan dan tonase kendaraan) lanjutan
  • 9. Kapasitas Sistem Transportasi; dibatasi ruang dan waktu Tata Guna Lahan Aktivitas Transportasi Sarana- Prasarana Transportasi Level 1 Level 2 Level 3 Level 4/maksimum Level 1 Level 2 Level 3 Level 4/maksimum Level 1 Level 2 Level 3 Level 4/maksimum
  • 10. CONTOH KEGAGALAN SISTEM • DARI ASPEK TATA GUNA LAHAN – TIDAK TERSEDIANYA ZONING-REGULATION [TERLAMPAUINYA DAYA DUKUNG & DAYA TAMPUNG KAWASAN] – OKUPASI RUMIJA / RUMAJA UNTUK AKTIVITAS SOSIEL-EKONOMI (KESULITAN PELEBARAN JALAN DAN MANAJEMEN REKAYASA LALIN) – TATA RUANG YANG TIDAK TERINTEGRASI DENGAN SISTEM LAYANAN TRANSPORTASI (RENDAHNYA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI PEMASARAN PRODUK AKIBAT PROBLEM AKSESIBILITAS DAN MOBILITAS) • DARI ASPEK SARANA-PRASARANA – HANCURNYA SISTEM LAYANAN ANGKUTAN UMUM (RENDAHNYA LOAD FACTOR DAN AKSES AU, PERSAINGAN DENGAN ANGKURAN SEWA ONLINE MAUPUN OFFLINE) – PENINGKATAN JUMLAH KENDARAAN PRIBADI DAN DAMPAK IKUTANNYA (KEMACETAN, POLUSI, KECELAKAAN LALIN) – HILANG, RUSAK, BELUM TERSEDIANYA RAMBU/MARKA/LAMPU JALAN (KETERSEDIAAN DAN KUALITAS FAS PELENGKAP JALAN) • DARI ASPEK AKTIVITAS TRANSPORTASI – POLA PERJALANAN (KEMACETAN DAN DAMPAK IKUTANNYA: POLUSI, BIAYA KEMACETAN] – PERILAKU PERJALANAN (KECELAKAAN DAN DAMPAKNYA: PEMISKINAN, BIAYA KECELAKAAN) – KESEMRAWUTAN (KETIADAAN FUNGSI PENGATURAN PELAKU PERJALANAN) – PELANGGARAN ATURAN [DISIPLIN, PENEGAKAN HUKUM]
  • 11. Diagram dan Muara Interaksi antara Unsur-Unsur Pembentuk Sistem Transportasi Tata Guna Lahan Aktivitas Transportasi Sarana- Prasarana Transportasi Peningkatan Aksesibilitas & Mobilitas, Produktivitas Eko, Struk. Sos, Kualitas Lingkungan dan Kinerja Kelembagaan Perubahan fisik/non-fisik pada salah satu Komponen Pembentuk Sistem tersebut akan Mengubah Karakter Komponen lainnya
  • 12.
  • 13. Tugas-2 Mendeskripsikan berbagai persoalan transportasi di Kota Kupang: • Dari aspek tata guna lahan apa saja masalahnya • Dari aspek sarana-prasarana apa saja masalahnya • Dari aspek aktivitas transportasi apa saja masalahnya Untuk tiap masalah harus dilengkapi dengan contoh kasus di lapangan, plus foto pendukungnya
  • 14. POLA PERJALANAN [LANJUTAN ASPEK TANTANGAN PENGELOLAAN] • PENINGKATAN JUMLAH LOKASI DAN DURASI KEMACETAN → PENINGKATAN BIAYA KEMACETAN • RUNTUHNYA SISTEM LAYANAN ANGKUTAN UMUM AKIBAT LAJU PERTUMBUHAN KEPEMILKAN KENDARAAN PRIBADI • PENURUNAN AKSESIBILITAS [BERTAMBAHNYA JARAK TEMPUH] AKIBAT KETIDAKMAMPUAN JARINGAN JALAN DALAM MENAMPUNG PERTUMBUHAN JUMLAH PERJALANAN 3rd Week
  • 15. CARA PERUMUSAN KEBIJAKAN / STRATEGI dengan SWOT ANALYSIS MODEL DIDASARKAN PADA HASIL KAJIAN LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL CONTOH: APABILA KUPANG HENDAK DIJADIKAN WATER FRONT CITY KEKUATAN Dukungan kebijakan dalam RUTR dan RDTR BWK II Kota Kupang tentang Water Front City; daya dukung kawasan (ketersediaan lahan, minat investasi) KELEMAHAN Jumlah & lokasi titik konflik sangat tinggi, resiko kecelakaan & keselamatan perjalanan sangat tinggi. Sebagian ruang milik jalan terokupasi permanen akibat lemahnya penyelenggaraan sistem perijinan, posisi tawar lemah PELUANG Pemandangan laut yang alamiah & indah, ketersediaan lahan, tingkat kompromi masyarakat yang tinggi; tidak semua ruang milik jalan sudah terokupasi TANTANGAN Pengendalian kerusakan lingkungan, penyediaan sekaligus peningkatan akses dan layanan publik akan potensi aktivitas sosial-ekonomi pesisir
  • 16. Lanjutannya: CARA MENENTUKAN STRAEGI DENGAN MENGGUNAKAN MATRIX SWOT
  • 17. TUGAS-3 AMATI PERSOALAN LALU LINTAS DI SEKITAR RUMAHMU LALU TENTUKAN STRATEGI / KEBIJAKAN PENGENDALIANNYA DENGAN MENGGUNAKAN MATRIX ANALISIS SWOT DIMANA INPUT ANALISISNYA HRS MELIPUTI: 1. APA FAKTOR PENYEBABNYA [KELEMAHAN / WEAKNESS] 2. ASPEK APA YANG MENDUKUNG [PELUANG / OPPORTUNITY] KEMUNGKINAN PENYELESAIANNYA 3. ASPEK APA YANG DAPAT MENGHAMBAT / MENGHALANGI UPAYA PENGENDALIANNYA [TANTANGAN / THREAT] 4. DUKUNGAN YANG BISA DIPEROLEH BAIK DARI PIHAK LUAR MAUPUN DARI DALAM LINGKUNGAN INTERNAL [KEKUATAN / STRENGTH] UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN TERSEBUT
  • 18. • Initially: Sosial-ekonomi trips (ke t4 kerja, pendidikan, rekreasi, kunjungan keluarga, dll) • Today: transport bukan lagi sekedar cara berpindah, namun menunjukkan kualitas dan manfaat perpindahan (physical and functional connectivity) • Even, kini mewakili gaya hidup (Simbol perkembangan peradaban, life style) Peranan Sistem Transportasi dalam Masyarakat 4th Week
  • 19. Peranan Ekonomi Sistem Transportasi Place Utility Perbaikan komponen sistem transportasi memungkinkan peningkatan nilai dan keuntungan distribusi komoditi di tujuan perjalanan akibat : 1. Makin singkatnya waktu tempuh/perjalanan, shg terjadi pengurangan biaya perjalanan 2. Meningkatnya frekuensi perjalanan (mobilitas) 3. Memicu peningkatan volume produksi & distribusi Cost Jarak A Rp B Rp C Rp Pengurangan Biaya Transportasi Akibat Perbaikan Sistem Transportasi X2 X1 Perubahan Biaya Transportasi per Satuan Perubahan Panjang Jarak Tempuh
  • 20. Peranan Ekonomi Sistem Transportasi lanjutan Time Utility • Perbaikan komponen sistem transportasi berdampak pada pengurangan waktu tempuh sehingga terjadi peningkatan frekuensi perjalanan yang pada gilirannya berdampak pada peningkatan volume distribusi komoditi = peningkatan jumlah Travel Time Jarak t2 Pengurangan Waktu Tempuh Akibat Perbaikan Sistem Transportasi X2 X1 Perubahan Waktu Tempuh per Satuan Perubahan Panjang Jarak Tempuh t3 t1
  • 21. – Quality Utility • Perbaikan komponen sistem transportasi berdampak pada pengendalian jaminan keamanan, keutuhan dan kualitas komoditi yang dipindahkan serta lingkungan transportasi sedemikian sehingga mampu menjaga nilai jual produk / komoditi (keuntungan penjualan) di lokasi tujuan pemasaran Peranan Ekonomi Sistem Transportasi lanjutan
  • 22. Peranan Ekonomi Sistem Transportasiresume – Peningkatan pertumbuhan perekonomian akibat peningkatanproduksi sejalan dengan peningkatanvolume (kapasitas) angkut dan frekuensi perjalanan – Peningkatanvolume produksi= perluasanwilayahpemasaran/panjang jarak perjalanan – Peningkatankegiatanekonomi = mengikutsertakanpeningkatan mobilitas # Transportasi memperbesar jangkauan terhadap sumber alam/buatan sekaligus menciptakan kemudahan penyediaan barang/jasa di tempat lain # Transportasi memungkinkan pencapaian tujuan dalam berbagai alternatif
  • 23. Tugas-4 (kelompok @ 4 orang) • Cara meningkatkan struktur perekonomian Kawasan strategis ekonomi di tiap bagian wilayah kota / BWK – Pilih BWK yang dinilai memiliki nilai ekonomis dari aspek wisata / usaha ekonomis lainnya (baik yg sudah ada maupun yang masih berupa lahan kosong)..mis: desa wisata Baumata, dll. – Deskripsikan obyek / aspek ekonomis apa yang sudah ada dan yang ingin ditingkatkan dan/atau direncanakan, plus alasannya – Jelaskan bgm strategi (pakai matrix SWOT) dan cara meningkatkan nilai ekonomis produk / kawasan melalui perbaikan berbagai komponen pembentuk system transportasi (aspek tata guna lahan, sarana-prasarana dan aktivitas transportasi apa saja yang mau diperbaiki / ditingkatkan kualitasnya) • Usulan strategi tsb harus ril, sesuai kondisi di lapangan (ketersediaan lahan, jaringan jalan, dll)
  • 24. Peranan Sosial Sistem Transportasi • Dampak pertumbuhan jumlah penduduk: – Peningkatan jumlah perjalanan sehingga dapat berdampak pada: • Peningkatan kepadatan.kemacetan → memicu polusi dna risiko kecelakaan • Penurunan reliabilitas angkutan umum apabila tidak semua lokasi aktivitas dilayani rute angkutan umum → Peningkatan kebutuhan akan kendaraan pribadi • peningkatan kemampuan penyediaan anggaran pembangunan infrastruktur jalan yang mampu menjamin kelancaran dan keselamatan serta kenyamanan perjalanan 5th Week
  • 25. Peranan Sosial Sistem Transportasi • Dampak pertumbuhan jumlah penduduk: – Peningkatan jenis perjalanan harian maupun mingguan • Bekerja • Rekreatif (individu, kelompok) • Pendidikan • Perdagangan • Kunjungan Keluarga/Kekerabatan
  • 26. Peranan Sosial Sistem Transportasi • Dampak pertumbuhan jumlah penduduk: – Peningkatan jumlah kendaraan pribadi • Kemacetan di pusat kota memicu pergeseran lokasi permukiman/Urban Sprawl • Peningkatan risiko kecelakaan akibat meningkatnya perjalanan yang “tidak perlu” semisal berbelanja eceran ke kios/warung terdekat dengan menggunakan sepeda motor padahal bisa berjalan kaki
  • 27. Peranan Sosial Sistem Transportasi • Dampak pembangunan jaringan jalan – Peningkatan aksesibilitas dan mobilitas • Kemacetan di pusat kota memicu pergeseran lokasi permukiman/Urban Sprawl – Perubahan fungsi guna lahan • Lahan kosong menjadi perumahan permukiman • Peningkatan nilai lahan • Perubahan statss social kawasan
  • 28. Peranan Sosial Sistem Transportasi • Dampak perubahan fungsi peruntukan lahan [produk rencana tata ruang]: – Peningkatan jenis, jumlah dan skala aktivitas social- ekonomi • Penurunan daya dukung dan daya tampung • Peningkatan nilai kawasan / nilai jual tanah • Perubahan wajah kawasan [dari lahan kosong / kumuh menjadi area rekreasi] – Degradasi lingkungan alamiah maupun buatan • Polusi • Kecelakaan lalu lintas • Pencemaran lingkungan
  • 29. Tugas-5 (5 kelompok, @ mengamati 1 kecamatan di Kota Kupang) Strategi pengelolaan rute AU dan Penanganan Jalan akibat perubahan struktur social (kepadatan dan sebaran lokasi budidaya) 1. Tampilkan riwayat perubahan kerapatan bangunan dari Goegle (1 kelompok 1 kecamatan) dalam kurun waktu 10 tahun terakhir 2. Tampilkan ada/tidaknya penambahan ruas jalan dan/atau pelebaran jalan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir di ruas- ruas jalan utama kecamatan tersebut 3. Buat kesimpulan tentang korelasi antara pertambahan jumlah penduduk dan kinerja jaringan jalan dalam Kawasan tersebut
  • 30. Peranan LingkunganSistemTransportasi a.Berdampak Negatif : – Polusi Udara • Emisi gas dan partikel debu knalpot kendaraan (suspended particles) dimana utk tiap kenaikan 10g/m3 udara terjadi peningkatan laju kematian sebesar 0,1% • Partikel debu jalanan akibat perubahan kecepatan • Pemicu penyakit saluran pernapasan, iritasi, penurunan kemampuan penyerapan oksigen akibat peningkatan konsentrasi timah dalam darah – Polusi Suara • Akibat : – variasi kecepatan kendaraan, peningkatan jumlah kendaraan, gradien dan permukaan jalan, mesin kendaraan. • Intensitas suara (dB), tingkat gangguannya pada manusia dB(A) 6th Week
  • 31. Peranan Lingkungan Sistem Transportasi • Lanjutan Dampak Negatif : – Getaran/Vibrasi •Timbul akibat perubahan beban yang diberikan ke permukaan jalan oleh suspensi kendaraan •Akibat impact tak beraturan pada permukaan jalan oleh bunyi frekuensi yang rendah
  • 32. Peranan Lingkungan Sistem Transportasi b.Berdampak Positif • Memicu pertumbuhan kawasan terisolir – Pembukaan jalan baru memungkinkan pembukaan kawasan permukiman/perdagangan/pendidikan/ rekreatif baru – Pembangunan jalan berdampak pada penciptaan akses dan meningkatkan mobilitas antar kawasan • Penciptaan kawasan yang tertib, memiliki aksesibilitas tinggi • Pemerataan aktivitas di sepanjang jaringan • Mendistribusikan perjalanan • Memungkinkan terbentuknya taman hijau di sepanjang ruas/jalinan jalan
  • 33. Peranan Politik Sistem Transportasi • Menciptakan pemerataan/persatuan dengan mengurangi daerah terisolir • Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya • Peningkatan mobilitas dalam pelayanan keamanan dan ketahanan nasional • Kemudahan mobilisasi ke daerah bencana
  • 34. Peranan Sistem Transportasi SISTEM TRANSPORTASI MEMUNGKINKAN PERGERAKAN PENUMPANG DAN BARANG DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT LAINNYA. KUALITAS PERPINDAHAN PENUMPANG DAN BARANG TERSEBUT DENGAN DEMIKIAN DIPENGARUHI OLEH KETERSEDIAAN ALAT ANGKUT DAN KETERHUBUNGAN ANTAR KAWASAN SERTA KEBUTUHAN PERPINDAHAN DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT LAINNYA. PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN DAN SOSIAL DENGAN DEMIKIAN JUGA DIPENGARUHI OLEH KUALITAS SISTEM TRANSPORTASI WILAYAH PERCEPATAN PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN DAN STRUKTUR SOSIAL DENGAN SENDIRINYA DAPAT DIPERBAIKI MELALUI : 1. PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN ALAT ANGKUT DAN JARINGAN JALAN PENGHUBUNG ANTAR KAWASAN SERTA 2. MELALUI PENGEMBANGAN JENIS DAN SKALA AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI DI KAWASAN-KAWASAN STRATEGIS DALAM WILAYAH PELAYANANNYA
  • 35. Tugas-6 Mendeskripsikan indicator kinerja lingkungan akibat aktivitas transportasi, plus alat ukurnya masing- masing • Standar baku mutu lingkungan akibat polusi udara (partikel dan gas dari knalpot kendaraan bermotor), suara (kebisingan akibat kepadatan lalu lintas), debut saat pekerjaan konstruksi jalan dan akibat tebaran debu tepi jalan (sisa pekerjaan konstruksi)
  • 38. POLA JARINGAN JALAN 1. POLA LINEAR 2. POLA RADIAL 3. POLA RING- RADIAL 4. POLA GRID 5. POLA TRIBUTARY
  • 39. Red Area (rawan macet) • KELEBIHAN: – Penguasaan Pengguna akan Ruang Kota (Guna Lahan) & Jalan (Akses) relatif lebih ‘mudah’ – Pemeliharaan jalan terjangkau • KELEMAHAN : – Pemusatan aktivitas di satu koridor jalan memicu kemacetan – Alternatif pergerakan terbatas POLA LINEAR
  • 40. Red Area (rawan macet) • KELEBIHAN: – Akses ke pusat kota dari dan ke tiap pojok kota tinggi – Pola jaringan mempercepat pertumbuhan kota ke arah luar kota secara simultan • KELEMAHAN : – Pemusatan aktivitas di CBD akan memicu kemacetan – Butuh ruas jalan penghubung dalam pola ring-radial untuk mendistribusikan arus dari dan ke CBD – Tergantung kondisi topografi POLA RADIAL CBD
  • 41. • KELEBIHAN: – Akses dari dan ke pusat kota (CBD) sangat tinggi – Memicu pertumbuhan pusat aktivitas baru di simpul- simpul ring-radial – Arus lalu lintas terdistribusi secara merata • KELEMAHAN : – Butuh biaya pembangunan yang relatif lebih besar – Sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi kawasan POLA RING-RADIAL CBD Red Area (rawan macet)
  • 42. POLA JARINGAN JALAN RADIAL DAN PADA PEMUSATAN AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI DI SIMPUL RADIAL (CBD) BERDAMPAK PADA KEMACETAN AKIBAT PEMUSATAN TUJUAN PERJALANAN PADA CBD. PERTUMBUHAN LALU LINTAS DENGAN DEMIKIAN DIKENDALIKAN DENGAN MENGEMBANGKAN JARINGAN JALAN MENGIKUTI POLA RING – RADIAL. POLA RING-RADIAL TERSEBUT HENDAKNYA DIIKUTI DENGAN PENGEMBANGAN STRUKTUR DAN POLA PEMANFAATAN LAHAN YANG SESUAI DENGAN POLA RING- RADIAL TERSEBUT SEDEMIKIAN SEHINGGA TERCIPTA SIMPUL-SIMPUL BARU DI SIMPUL-SIMPUL PERTEMUAN POLA RADIAL DAN RING-RADIAL. PERTUMBUHAN SIMPUL-SIMPUL BARU TERSEBUT AKAN MENDISTRIBUSIKAN PERJALANAN YANG PADA GILIRANNYA AKAN MENYEIMBANGKAN BEBAN LALU LINTAS DI TIAP RUAS JALAN DI SELURUH SISTEM JARINGAN JALAN PERKOTAAN. MELALUI MEKANISME TERSEBUT : 1TERCIPTA PEMERATAAN PEMBANGUNAN (AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI TERDISTRIBUSI) 2MUNCULNYA SIMPUL-SIMPUL AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI YANG BARU AKAN MENDISTRIBUSIKAN PERJALANAN (MENGURANGI KEPADATAN DAN KEMACETAN LALU LINTAS) C B D
  • 43. POLA KISI-KISI CBD Red Area (rawan macet) • KELEBIHAN: – AKSES DAN MOBILITAS SANGAT sangat tinggi – Penataan kawasan terhubung terkesan lebih teratur dan rapi – Pengaturan hirarki jalan lebih mudah • KELEMAHAN : – Butuh biaya pembangunan yang jauh lebih besar – Jumlah kawasan dengan resiko kecelakaan (titik konflik) makin tinggi – Kebisingan meningkat KISI-KISI
  • 44. POLA TRIBUTARY CBD Red Area (rawan macet) • KELEBIHAN: – AKSES relatif tinggi karena aspek penatagunaan lahan lebih flesibel – Potensi MOBILITAS tinggi karena persebaran lokasi guna lahan dalam pola mixed land used • KELEMAHAN : – Aspek keterhubungan dimensi dan jaringan terbatas (banyak jalan buntu) – Jumlah kawasan dengan resiko kecelakaan (titik konflik) makin tinggi – Pengembangan jaringan tidak terpola dan sulit dalam perenc rute angkutan umum TRYBUTARI
  • 45. Resume Pertemuan Minggu ke-8 • Pola jaringan jalan ikut membentuk tingkat aksesibilitas perjalanan antar kawasan sehingga memengaruhi tujuan / frekuensi perjalanan • Oleh karena itu struktur dan hirarki jaringan jalan harus selalu direview secara regular / periodic, tergantung tingkat perubahan di tiap elemen pembentuk system transportasi lainnya • Hirarki jaringan jalan yang buruk memicu problem hambatan samping jalan sehingga solusi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas seringkali tidak memadai sehingga pertimbangan dimensi [pelebaran jalan / aspek geometri] yang relative mahal seringkali memicu konflik kepentingan
  • 46. Tugas-7 Menentukan pola jaringan jalan arteri dan kolektor di tiap wilayah kecamatan • Mhs asal Kota Kupang menggunakan wil kec t4 domisili saat ini (lampirkan bukti KTP) sedangkan Mhs luar Kota Kupang menggunakan kecamatan asal (lampirkan bukti KTP) • Gambarkan pula rute angkutan umum yang melintasi ruas jalan arteri dan kolektor (edit peta Goegle image)
  • 47. INTEGRASI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN • 1st ISSUE – KETERHUBUNGAN FISIK • APAKAH SEMUA LOKASI AKTIVITAS SOSIAL-EKONOMI SUDAH DAPAT DIJANGKAU DENGAN MUDAH? – INDIKATOR: TERSEDIA ANGKUTAN UMUM. JARAK / WAKTU TEMPUH, TINGKAT PERGANTIAN ANGKUTAN UMUM, KETERSEDIAAN ANGKUTAN ALTERNATIF • APAKAH SEMUA LOKASI POTENSIL [LAHAN TIDUR] SUDAH DIPERSIAPKAN DENGAN PRASARANA PENDUKUNG PENGEMBANGANNYA? – INDIKATOR: ADA RUTE ALTERNATIF / TIDAK; FUNGSI PERUNTUKAN LAHAN SUDAH DIKONVERSI / BELUM? 9th Week
  • 48. INTEGRASI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN • 2nd ISSUE – KETERHUBUNGAN FUNGSIONAL • APAKAH TERDAPAT KONEKTIVITAS AKTIVITAS [SALING DUKUNG] ANTAR LOKASI BUDIDAYA? • APAKAH ADA FASILITAS MULTI-MODA [TRANSFER ANTAR MODA]? • KETERSEDIAAN DAN KETERHUBUNGAN FASILITAS DALAM RUANG LAYANAN / KORIDOR SOSIAL-EKONOMI YANG SAMA?
  • 49. Strategi Integrasi Transportasi dan Guna Lahan 1. Analisis Kapasitas Kawasan – Daya Dukung • Potensi SDA – Daya Tarik Alamiah; obyek rekreasi [pemandangan, pemandian, dll] – Ketersediaan Lahan: produksi hasil bumi, lokasi hunian rekreatif [vila, home stay] – Kebun wisata; hutan wisata; desa wisata • Potensi SDM – Potensi / Daya Tarik Budaya [religy, tradition, handycraft, tenunan, tarian, culinary] – Struktur Social dan Budaya Kerja [keterbukaan terhadap orang/aktivitas baru] • Potensi Fisik – Keterjangkauan / Aksesibilitas [jaringan jalan, jarak, waktu, biaya] – Dukungan Sarana [ketersediaan dan reliabilitas angkutan umum] – Dukungan Prasarana [keterhubungan fisik / ketersediaan dan kualitas jaringan jalan, ketercapaian antar lokasi aktivitas budidaya]
  • 50. Strategi Integrasi Transportasi dan Guna Lahan 1. Analisis Kapasitas Kawasan – Daya Tampung • Ketersediaan Lahan – Lokasi budidaya – Lokasi fasilitas umum / pendukung • Skala Kualitas Lingkungan – Rona lingkungan hidup awal: baku mutu lingkungan sebelum adanya tambahan aktivitas social-ekonomi – Prakiraan tingkat pencemaran dan laju degradasi lingkungan [berdasarkan jenis, jumlah, skala dan kerapatan aktivitas] – Kemampuan alam untuk recovery [Berbalik/Tidaknya Dampak dan Luas Wilayah Persebaran Dampak] • Kemampuan Pengendalian Dampak – Kemampuan SDM dalam pemantauan, pengelolaan / pengendalian dampak aktivitas social-ekonomi [kinerja kelembagaan pemerintah, partisipasi / peran serta masyarakat]
  • 51. Strategi Integrasi Transportasi dan Guna Lahan 2. Indikator Pengembangan Sarana Transportasi – Ketersediaan dan Kinerja Layanan Angkutan Umum – Dukungan Angkutan Sewa Khusus [Rent Car / Ojek] – Keterhubungan fisik [Aksesibilitas dan Mobilitas] – Kualitas permukaan perkerasan [waktu tempuh, BOK] 3. Indikator Pengembangan Prasarana Transportasi – Keterbatasan Kapasitas / Gangguan Kelancaran Perjalanan – Kualitas Permukaan Perkerasan • Pavement Condition Index / PCI • Surface Condition Index / SCI • International Roughness Index / IRI – Keselamatan Perjalanan [jarak pandang, kebebasan samping, kekesatan jalan / skid resistance value-SRV, ketersediaan dan kualitas layanan rambu dan makrka serta lampu jalan serta fasilitas pendukung = sal. drainase]
  • 52. Strategi Integrasi Transportasi dan Guna Lahan 4. Indikator Pengembangan Kawasan – Cepat tumbuh dan berkembang • Potensi SDA [natural, buatan] • Posisi Strategis Kawasan [jarak dari permukiman, ketersediaan lahan] • Dukungan Jaringan Jalan [pola jaringan jalan,ketersediaan lahan pengembangan] – Skala Kualitas [Rona] Lingkungan Awal • Rona lingkungan alamiah [baku mutu udara, kebisingan] • Rona lingkungan fisik [jalan, topografi] • Rona lingkungan social [pendidikan, penghasilan,pengangguran] • Rona lingkungan ekonomi [PDRB, sector / komoditi unggulan, naker] – Political Considerant • Pemerataan pembangunan [infrastruktur dasar, alokasi anggaran] • Percepatan fungsi ekonomi kawasan [arahan struktur dan pola pemanfaatan ruang]
  • 53. Tugas 8 Meringkas materi tentang “Integrasi Transport dan Guna Lahan” dari artikel jurnal / paper seminar terkait [minimal 5 artikel] • 2 artikel jurnal / seminar internasional • 3 artikel jurnal nasional terakreditasi / seminar nasional • Buat rangkuman kesimpulannya; isu strategis dan penting apa saja yang diketahui dari artikel-artikel tersebut
  • 54. PENGATURAN STRUKTUR DAN HIRARKI JARINGAN JALAN • KESELAMATAN 1. Pembatasan akses jalan masuk/keluar persil di Jalan Arteri = untuk memperlancar perjalanan [fungsi arus] 2. Penyediaan Lajur Lambat utk layanan akses masuk/keluar persil dan pergerakan kendaraan R2 • KELANCARAN a. Penerapan Prinsip Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas [pemasangan rambu, marka, APILL, penindakan pelanggaran aturan / penegakan hukum, pengaturan arah gerak dan/atau jumlah lajur, ] b. Peningkatan kapasitas [pelebaran jalan, pembatasan volume, pembatasan hambatan samping, pengaturan jalur 1 arah] • KENYAMANAN i. Pedestrian Street [lajur khusus pejalan kaki, fasilitas penyeberangan, tempat tunggu angkutan] ii. Tempat Henti Sementara [shelter, bangku duduk/taman, tanaman peneduh dan/atau penyerap polutan, lampu penerangan jalan] 10th Week
  • 55. 1. PEMBATASAN AKSES • UU 22/2009: Akses di jalan arteri harus dibatasi secara berdayaguna – Fungsi jalan arteri adalah untuk melewatkan arus – Kecepatan rencana ≥ 60 km/jam • Tujuan Pembatasan Akses – Mempertahankan kapasitas rencana – Meminimalkan jumlah konflik [risiko kecelakaan] • Metode / Cara – Pengaturan jarak gerbang akses masuk/keluar persil – Pengaturan arah / 1 arah untuk gerbang akses persil yang berdekatan – Pembatasan/pengaturan jenis, jumlah dan skala serta kerapatan aktivitas social-ekonomi di speanjang tepi jalan arteri
  • 56. 2. JALUR LAMBAT • Kriteria Penyediaan – Jalan arteri dengan banyak persil / akses – Jalan arteri dengan level hambatan samping tinggi • Kriteria Desain – Lebar – Kecepatan – Tipe kendaraan yang dilayani • Tujuan Penyediaan – Pembatasan kecepatan – Pemisahan kendaraan cepat dan lambat [R2/ sepeda] • Aturan Pemanfaatan – Larangan parkir di sepanjang jalur lambat
  • 57. a. MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS Indikator Kinerja Ruas Jalan 1)Derajat Kejenuhan / Degree of Saturation-DS = V/C ≤ 0,75 2)Kecepatan Perjalanan ≥ 0,5 Kecepatan Rencana Strategi Dasar 1.PEMBATASAN VOLUME a. Pemberlakuan jalan 1 arah b. Larangan lewat bagi kendaraan berat 2.PENINGKATAN KAPASITAS a. Pelebaran jalan b. Pembatasan hambatan samping jalan
  • 58. a. MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS Indikator Kinerja Persimpangan Jalan Tak Bersinyal 1) Derajat Kejenuhan / Degree of Saturation-DS = V/C 2) Kecepatan Rencana 3) Tundaan 4) Peluang Antrian Strategi Dasar 1. Penurunan Volume a. Pengaturan arah pergerakan / larangan belok kanan b. Jalan 1 arah 2. Peningkatan Kapasitas a. Pelebaran mulut simpang b. Pembatasan hambatan samping jalan
  • 59. a. MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS Indikator Kinerja Persimpangan Jalan Bersinyal 1) Derajat Kejenuhan / Degree of Saturation-DS = V/C 2) Kecepatan Rencana 3) Tundaan / Kendaraan Henti 4) Panjang Antrian Strategi Dasar 1. Penurunan Volume a. Jalan 1 arah b. Larangan lewat kendaraan berat 2. Peningkatan Kapasitas a. Pelebaran mulut simpang b. Review waktu siklus dan/atau jumlah fase
  • 60. LANJUTAN STRUKTUR DAN HIRARKI JAR JALAN “PENGATURAN SISTEM LAYANAN ANGKUTAN UMUM” • RUTE – Tumpang-tindih rute harus dihindarkan – Load Factor di tiap rute harus relative sama • JUMLAH ARMADA – Waktu tunggu harus < 10 menit – Tidak ada perilaku potong trayek • KONFLIK DENGAN ASK-ONLINE – Semua armada angkutan umum regular secara bertahap agar terdaftar di kperasi angkutan shg system layanannya bisa dikembangkan dengan model transaksi online
  • 61. Tugas-9 (tugas kelompok, 5 kelompok, 1 kel 1 kecamatan) • Gambarkan peta jaringan jalan di wil kec yang ditinjau lalu tunjukkan pada peta tsb: – Rute angkutan umum (jalur berapa) yang melintasi jl arteri dan kolektor di kec tsb – Pangkalan ojek ofline dan rute jalan local yang dilayaninya – Usulan pengembangan rute layanan angkutan umum (jika diperlukan)
  • 62. FASILITAS PEDESTRIAN MERUPAKAN KEBUTUHAN PERGERAKAN YANG MEMUNGKINKAN PENCAPAIAN TUJUAN PERJALANAN DENGAN BERJALAN KAKI SECARA AMAN (TERLINDUNGI DAN TIDAK TERANCAM), NYAMAN DAN LANCAR. PENYEDIAAN FASILITAS PEDESTRIAN YANG MEMADAI MENCERMINKAN NILAI PENGHARGAAN KEMANUSIAAN YANG TINGGI BAGI SESAMA PENGGUNA RUANG JALAN. RUANG JALAN SEMESTINYA MENCERMINKAN KEADILAN DAN KESEIMBANGAN PERGERAKAN SECARA PROPORSIONAL, BAIK BAGI PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR MAUPUN BAGI PEJALAN KAKI PENYEDIAAN & PENGATURAN FAS PJK 11th Week
  • 63. 1. FASILITAS TEPI JALAN A. REST AREA: di JALAN TOL / BEBAS HAMBATAN, JALAN ARTERI dimaksudkan utk menghindari kelelahan / fatique [risiko kecelakaan], namun di JALAN KOLEKTOR dan JALAN LOKAL / LINGKUNGAN dimaksudkan bagi kenyamanan pejalan kaki A. TROTOAR a. Kerb dimaksudkan utk meminiumkan risiko fatalitas b. Ramp dimaksudkan utk kenyamanan kelompok disabilitas c. Pada kawasan tertentu digunakan sebagai pembatas fisik parkir pada bahu jalan B. TEMPAT TUNGGU a. Bangunan: shelter / halte b. Rambu: Tempat Pemberhentian Bus / TPB
  • 64. B) TROTOAR Kriteria Penyediaan trotoar didasarkan pada (DirjenHubDat, 1996): • Karakteristik jumlah dan frekuensi pergerakan pejalan kaki. • Jumlah pejalan kaki dihitung untuk setiap detik per meter jarak tempuhnya sedangkan aspek frekuensi diperhitungkan terhadap intensitas dan durasi perjalanan • Kondisi pejalan kaki khususnya memperhitungkan aspek usia dan kesehatan/kelengkapan anggota tubuh • Jumlah kendaraan yang melintasi suatu kawasan • Jumlah kejadian kecelakaan (≥ 5 kejadian/tahun) • Permintaan/pengaduan masyarakat akan aspek keamanan dan kenyamanan saat berjalan di suatu kawasan. • Aspek keterhubungan dimensi dan fisik trotoar dan hubungannya dengan jumlah, frekuensi dan intensitas serta durasi perjalanan • Ketersediaan lahan
  • 65. B) TROTOAR Kriteria Desain • Lebar trotoar rerata [m] dengan tinggi kerb [17-20 cm] HARUS SESUAI dengan standar minimal untuk volume pergerakan (orang/jam) (Departemen Pekerjaan Umum, 1990) • Tata Letak / Trase: menerus di sepanjang jalan kolektor dan/atau jalan dengan levelaktivitas pejalan kaki [hambatan samping] tinggi
  • 66. TROTOAR • KRITERIA DESAIN [Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 65/1993] No Lokasi Trotoar Lebar Trotoar Minimal (m) Lebar Trotoar yang Dianjurkan (m) 1 Pusat kawasan perkotaan (CBD) 2,00 4,00 2 Kawasan perkantoran, sekolah 2,00 3,00 3 Kawasan industri Jalan primer 2,00 3,00 Jalan akses 1,50 2,00 4 Kawasan permukiman Jalan primer 1,50 2,75 Jalan akses 1,00 2,00 N o Jumlah Pejalan Kaki (orang/detik/meter) Lebar Trotoar Minimal (m) 1 6 2,3 – 5,0 2 3 1,5 – 2,3 3 2 0,9 – 1,5 4 1 0,6 – 0,9
  • 67. C. TEMPAT TUNGGU HALTE / SHELTER [DIMENSI & TATA LETAK] • Jarak antar halte [m] HARUS memenuhi kriteria untuk tiap tipe kawasan. • Dimensi halte HARUS SESUAI dengan volume naik-turun penumpang angkutan umum. • Halte harus dilengkapi teluk bus, terlbih apabila aktivitas parkir tinggi [> 200 kend/jam], dan > 50% darinya untuk naik-turun penumpang. • Jarak halte dari simpang sekitar 25 m sebelum/setelah gerbang akses persil dan simpang jalan SESUAI KRITERIA tata letak (Departemen Pekerjaan Umum, 2014)
  • 68. Zona Tata Guna Lahan Lokasi Jarak antar Halte atau TPB (meter) 1 Pusat kegiatan sangat padat: pasar, pertokoan CBD, Kota 200-300*) 2 Padat: perkantoran, sekolah, jasa Kota 300-400 3 Perumahan Kota 300-400 4 Campuran padat: perumahan, sekolah, jasa Pinggiran kota 300-500 5 Campuran kurang padat: perumahan, ladang, tanah kosong Pinggiran kota 500-1.000
  • 69. 2. FASILITAS PENYEBERANGAN 2.1. ZoSS Kriteria desain: Departemen Perhubungan, 2006 dilengkapi pita penggaduh / rumble streep dan rambu batas kecepatan 25 km/jam, atau kombinasi dengan Pelican / APILL penyeberang jalan Perhitungan Pelican menggunakan rumus empiris berikut (DirjenHubDat, 1996): PT=L/vt+1,7(N/W-1) dengan : PT = waktu hijau minimum pelican (detik) vt = kecepatan berjalan kaki (umumnya 1,2 m/det) L = lebar bagian jalan yang akan diseberangi (m) N = jumlah pejalan kaki per siklus (orang/det) W = lebar bagian jalan yang dipakai untuk menyeberang (m)
  • 70. 2. FASILITAS PENYEBERANGAN 2.2. ZEBRA CROSS a) Kriteria Penyediaan b) Kriteria Desain [Departemen Perhubungan, 1993; Departemen Pekerjaan Umum, 2014] c) Tata Letak
  • 71. 2.2 JEMBATAN PENYEBERANGAN • Persyaratan dimensi dan kelandaian sebagai berikut (DirjenHubDat, 1996): • Komponen penilaian PENYEDIAANNYA berdasarkan ARUS LALIN, KECEPATAN DAN JARAK ANTARA KENDARAAN
  • 72. Tugas-10 (tugas kelompok, @ 3 orang) • Gunakan aplikasi TIME STAMP utk DOKUMENTASI KONDISI FASILITAS PEJALAN KAKI (trotoar, halte, zebra cross / fas penyeberangan) di salah satu ruas jalan arteri/klektor di Kota Kupang (hrs kord dg teman kelompok yg lain shg tidak overlapping, ruas jalan harus beda) • Setelah itu buat TABEL REKAPITULASI yang isinya mendeskripsikan kondisi fisik fas pjk di ruas jalan tsb • Deskripsi kondisi fisik tiap fas pjk minimal HARUS sesuai dengan yg tertera di slide materi kuliah ini
  • 73. PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN • POLUSI UDARA 12th Week Polutan Karbon Monoksida CO (ppm) Nitrogen Oksida NOx (µg/m3) Hidro Karbon HC (ppm) Partikel/Debu (ppm) Bensin 100 100 100 100 Solar 145 360 50 5.700 LPG 70 100 200 80 BBG 65 90 180 80
  • 74. PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN • POLUSI UDARA Jenis Polutan Metode Perhitungan Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) rerata (ppm/3jam) C O = 2,96 + 0,00032 V + 0,0000005 V2 V = jumlah kendaraan/3 jam Konsentrasi Nitrit Oksida NOx (µg/m3) periode 1 jam NOx = 46,9 – 0,036T + 0,00004 T2 T = jumlah lalu lintas/jam Tingkat Asap S (µg/m3) periode 3 jam S = 9,49 + 0,002 V V = jumlah kendaraan/3 jam Konsentrasi Timbal Pb (µg/m3) periode 3 jam Pb = 0,000249P + 0,0431 P = jumlah kend berbahan bakar bensin/3jam
  • 75. PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN • POLUSI SUARA [KEBISINGAN] Akibat yang Dapat Ditimbulkan Efek Kebisingan Tingkat Kebisingan Contoh Umum Memicu Kecelakaan Tuli 150 Ledakan Nyeri 140 Pengujian Mesin Ambang Perasaan 120 Guntur, Bunyi Senjata api 110 Bor Angin, Pesawat Terbang Menimbulkan Gangguan Aktivitas Pengurangan Efisiensi Kerja 100 Kereta Api Bawah Tanah 90 Jalan padat lalu lintas Gangguan Fungsi Telinga 85 Pabrik yang bising Gangguan Bicara Normal 70 Kantor yang bising 65 Kereta Api di Pinggiran Kota 60 Pabrik Tingkat Latar Belakang yang Masih Dapat Diterima < 60
  • 76. PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN • POLUSI SUARA [KEBISINGAN] T = 10 log q – 10 log d + log u + 20 (1) dengan: T = tingkat kebisingan rerata pada penerima yang berjarak d dari sumber suara (dBA) q = volume lalu lintas (kendaraan/jam) d = jarak antara penerima dan lajur khayal pada pertengahan lajur lalu lintas (sumber suara) u = kecepatan lalu lintas rerata (mil/jam) MODEL Galloway, dkk (1967)
  • 77. PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN • POLUSI SUARA [KEBISINGAN]
  • 78. Tugas-11 (tugas kelompok, @ 5 orang, lokasi jalan yang dilintasi angkutan umum) • Hitung kadar polutan (polusi udara) di ruas jalan yang ditinjau • Perhitungan kadar polutan / tingkat pencemaran boleh menggunakan aplikasi adroid (prefered), bisa juga menggunakan model matamatis (dihitung manual) • Hasil perhitungan dibuat dalam bentuk table dan grafik (jumlah ruas jalan minimal 3) • Deskripsikan lokasi dan kelompok masy yang rentan terhadap polutan tersebut, dan cara penanggulangannya
  • 79. PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN • POLUSI UDARA – FAKTOR PENYEBAB • KEPADATAN: VOLUME DAN KECEPATAN • JENIS KENDARAAN • PEMUSATAN LOKASI AKTIVITAS • DURASI AKTIVITAS – MODEL PENGELOLAAN • PENGGUNAAN MASKER • VEGETASI PENYERAP POLUTAN – FASILITAS PENGENDALI DAMPAK • RUANG TERBUKA UTK VEGETASI TEPI JALAN • PEMBATASAN AKTIVITAS TEPI JALAN 13th Week
  • 80. PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN • POLUSI SUARA – FAKTOR PENYEBAB • VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN • JENIS KENDARAAN – MODEL PENGELOLAAN • PEMBATASAN JENIS KENDARAAN • PENGATURAN KECEPATAN – FASILITAS PENGENDALI DAMPAK • BARRIER [JENIS, DIMENSI, LOKASI] • EAR PLUG / APD BAGI KELOMPOK TERKENDA PAPARAN KEBISINGAN > 8 JAM/HARI • PENGENDALIAN SEMPADAN
  • 81. PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN • SEVERANCE – PERSEPSI • PENGGUNA: – PERJALANAN PENDEK TIDAK MEMBUTUHKAN ALAT PELINDUNG ADALAH KELIRU – TERPAPAR LEBIH DARI 8 JM/HR SANGAT RENTAN THD BERBAGAI PENYAKIT NAMUN SEBAGIAN BERPENDAPAT “SUDAH BIASA TERPAPAR = IMUN] • REGULATOR: – PRINSIP = PENCEMAR MEMBAYAR [PAJAK KEND BERMOTOR DINAIKKAN UTK MEMBATASI PERJALANAN YG TIDAK PERLU] • OPERATOR: – PENGEMUDI DAN KONDEKTUR ANGKUTAN UMUM MENGENAKAN MASKER
  • 82. Tugas-12 (tugas kelompok, @ 5 orang, lokasi jalan yang dilintasi angkutan umum) • Hitung kadar polutan (polusi suara) di ruas jalan yang ditinjau • Perhitungan kadar polutan / tingkat pencemaran boleh menggunakan aplikasi adroid (prefered), bisa juga menggunakan model matamatis (dihitung manual) • Hasil perhitungan dibuat dalam bentuk table dan grafik (jumlah ruas jalan minimal 3) • Deskripsikan lokasi dan kelompok masy yang rentan terhadap polutan tersebut, dan cara penanggulangannya
  • 83. KINERJA KELEMBAGAAN • INDIKATOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN SISTEM TRANSPORTASI – INDIKATOR EKONOMI: • PENINGKATAN PDRB DI SELURUH SEKTOR YG DILAYANI • PENINGKATAN JUMLAH PELAKU EKONOMI • PENINGKATAN JUMLAH LOKASI USAHA • PENINGKATAN JUMLAH PERJALANAN EKONOMI [INTRA MAUPUN ANTAR KAWASAN] • PENINGKATAN JENIS, JUMLAH, SKALA DAN KERAPATAN AKTIVITAS EKONOMI • PENINGKATAN JUMLAH ANGKUTAN UMUM DAN/ATAU ANGKUTAN SEWA KHUSUS [RENT CAR/SEPEDA MOTOR, TAXI, TRAVEL] 14th Week
  • 84. KINERJA KELEMBAGAAN • INDIKATOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN SISTEM TRANSPORTASI – INDIKATOR SOSIAL • PERTUMBUHAN DAN/ATAU PENYEBARAN LOKASI HUNIAN DAN/ATAU SOSIAL-EKONOMI • PERTAMBAHAN JUMLAH PERJALANAN SOSIAL • PERTUMBUHAN JUMLAH KEPEMILIKAN KENDARAAN PRIBADI • PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN DARI LAHAN KOSONG MENJADI AREA REKREASI / WISATA • PERUBAHAN WAJAH KOTA DARI TERLANTAR MENJADI TERTATA
  • 85. KINERJA KELEMBAGAAN • INDIKATOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN SISTEM TRANSPORTASI – INDIKATOR LINGKUNGAN • PENURUNAN KADAR POLUTAN • PENINGKATAN JUMLAH VEGETASI TEPI JALAN • PERUBAHAN PERILAKU SADAR KESEHATAN PADA KELOMPOK PENGEMUDI, PEJALAN KAKI DAN MASYARAKAT RAWAN PAPARAN POLUTAN • PENURUNAN JUMLAH PENDERITA PENYAKIT RAWAN PAPARAN POLUTAN
  • 86. KINERJA KELEMBAGAAN • INDIKATOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN SISTEM TRANSPORTASI – INDIKATOR KELEMBAGAAN • TERSEDIANYA DANA PEMBANGUNAN SARANA – PRASARANA TRANSPORTASI • TERSEDIANYA KEBIJAKAN STRUKTUR DAN POLA PEMANFAATAN RUANG YANG TANGGAP TERHADAP DINAMIKA PETUMBUHAN SOSIAL-EKONOMI KAWASAN
  • 87. TUGAS-13 Meringkas Artikel Jurnal / Paper Simposium [minimal 5 artikel / paper] tentang Kendala dan Strategi Pengendalian Pencemaran Lingkungan akibat Aktivitas Transportasi meliputi aspek [dibuat dalam bentuk matriks / tabel rekapitulasi] sbb: 1. Nama Penulis, Judul Artikel, Media Publikasi, Tahun Publikasi 2. Faktor Penyebab Polusi 3. Cara Mengendalikan Dampak Negatif Polusi tersebut [boleh dari artikel dimaksud atau dari sumber resmi lainnya] 4. Kesulitan pengendalian dari aspek penyelenggaraan pemerintahan
  • 88. KINERJA KELEMBAGAAN • PERANGKAT PENGENDALI KINERJA INSTITUSI – KEMAMPUAN PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN PENDANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN • DANA PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK NEGATIF DI LEVEL KEGIATAN WAJIB AMDAL • DANA PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK NEGATIF DI LEVEL KEGIATAN WAJIB UPL/ UKL • DANA PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK NEGATIF DI LEVEL KEGIATAN REGULER TIDAK WAJIB AMDAL-UPL/UKL TETAPI TERPUSAT DI KAWASAN DENGAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG YANG RELATIF RENDAH 15th Week
  • 89. KINERJA KELEMBAGAAN • PERANGKAT PENGENDALI KINERJA INSTITUSI – DUKUNGAN SISTEM PRANATA [PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN] • PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEMPURNAAN STANDAR BAKU MUTU LINGKUNGAN TIDAK HANYA SEBATAS ASPEK BIOLOGI-KIMIA NAMUN JUGA ASPEK FISIK AKIBAT PENGARUH AKTIVITAS TRANSPORTASI • REVIEW MATERI PERATURAN ZONASI YAITU AGAR SECARA TEGAS MEMASUKKAN PENGATURAN JENIS, JUMLAH, SKALA DAN KERAPATAN AKTIVITAS SOSIAL- EKONOMI DI SUATU KORIDOR / KAWASAN SEHINGGA DAYA DAUKUNG DAN DAYA TAMPUNGNYA TIDAK TERLAMPAUI
  • 90. KINERJA KELEMBAGAAN • PERANGKAT PENGENDALI KINERJA INSTITUSI – FUNGSIONALISASI STRUKTUR ORGANISASI UNIT PENGELOLA • PENYIAPAN PETUNJUK PELAKSANAAN [JUKLAK] DAN PETUNJUK TEKNIS [JUKNIS] PELASANAAN KEGIATAN PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN WAJIB AMDAL DAN/ATAU UPL / UKL • PEMBERDAYAAN MITRA [MASYARAKAT] DALAM KEGIATAN PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN DAMPAK DIMAKSUD
  • 91. KINERJA KELEMBAGAAN • PERANGKAT PENGENDALI KINERJA INSTITUSI – KETERPADUAN PROGRAM • TUJUAN: – KORDINASI PROGRAM DAN PENDANAAN – PENGENDALIAN MUTU / KINERJA INSTITUSI – PENGENDALIAN MUTU PRODUK KERJA / RENCANA PIHAK KETIGA • UNIT KENDALI LINTAS SKPD/LEMBAGA/BADAN/UNIT – PERANAN BAPPEDA ? – PERANAN BADAN KORDINASI PERANGKAT RISET DAERAH/BKPRD ?
  • 92. BAGIAN WILAYAH KOTA TERMASUK JALAN MERUPAKAN RUANG TEMPAT INTERAKSI SOSIAL-EKONOMI-TRANSPORTASI. DALAM SATU SATUAN YANG SAMA AKAN TERDAPAT FUNGSI: TERCIPYANYA ACCESS PLACE, MOBILISATION/CIRCULATION PLACE, MEETING PLACE, MARKET PLACE, & RECREATION PLACE OPTIMALISASI FUNGSI DAN MANFAAT RUANG TERSEBUT SECARA SEIMBANG DAN BERKELANJUTAN MERUPAKAN KUNCI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KAWASAN
  • 93. Tugas-14 • Mewawancarai Kadis, Kabid Lalu Lintas Jalan dan Kabid Angkutan Jalan di Dishub Prov NTT dan Kota Kupang – MATERI WAWANCARA HARUS SESUAI DG POINT-POINT YG TERTERA DI SLIDE 87-90 MATERI KULIAH INI (HRS ASISTENSI DG SY DULU SBLUM WAWANCARA) • Mengamati kinerja petugas parkir di lokasi rawan macet kemudian mewawancarai kendala / kesulitan dan harapan mereka – Minimal 5 lokasi parkir • Wawancara petugas UPT terminal Oebobo – Kendala dan usualan cara pengendalian perilaku pengemudi AU dan Bus AKDP – Kendala dan usulan cara pengendalian perilaku tidak tertib di terminal bayangan Oesapa, Bundaran PU dan lainnya