Tahap pra-konstruksi dan konstruksi pemasangan pipa gas berpotensi menimbulkan beberapa dampak lingkungan seperti keresahan masyarakat, penurunan kualitas udara dan air, peningkatan kebisingan, gangguan lalu lintas, serta limbah B3 berupa oli bekas. Dampak-dampak tersebut perlu diantisipasi dan dikelola agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
Supaya pembisnis tambang baca & berpikir, analisis lingkungan tidak hanya ketika menambang tapi juga pasca tambang. Kasihan daerah yang hanya ditinggalkan sebuah kubangan hasil ekploitasi tambang.
Supaya pembisnis tambang baca & berpikir, analisis lingkungan tidak hanya ketika menambang tapi juga pasca tambang. Kasihan daerah yang hanya ditinggalkan sebuah kubangan hasil ekploitasi tambang.
Disampaikan oleh Rudhy Hendarto, Inspektur Tambang dalam Penajam Desain Program Selamatkan Hutan dan Lahan Melalui Tata Kelola Hutan dan Lahan yang Baik (SETAPAK), 3 Februari 2016.
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...Rizki Darmawan
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Ijin Lingkungan : mengenai Percepatan Izin Lingkungan dalam mendukung Pelaksanaan Proyek Startegis Nasional dan Perlindungan LIngkungan Oleh Ir. Ary Sudijanto, MSE (Direktur PDLUK)
Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir SampahJoy Irman
Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah dalam Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga - Lampiran 3
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Aktivitas pertambangan dapat menjadi ancaman besar bagi kelestarian lingkungan. Hal ini dikarenakan kegiatan pertambangan dapat mengubah topografi lahan dan meninggalkan dampak berupa lubang-lubang tambang. Untuk mengembalikan fungsi lahan dan ekosistem lingkungan, pelaku usaha pun diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan reklamasi dan pascatambang. Reklamasi dan pas- catambang diwajibkan dan menjadi satu kesatuan rangkaian kegiatan pertambangan sebagai wujud dari pelaksanaan prinsip dan standar praktik pertambangan yang baik (<em>good mining practices</em>).
Reklamasi dan pascatambang harus direncanakan sebelum melaksanakan kegiatan pertambangan, termasuk di dalamnya adalah menempatkan (mengalokasikan) dana jaminan reklamasi dan pascatambang, melalui rekening bersama antara pelaku usaha dan Pemerintah sebagai pemberi izin (baik pusat maupun daerah). Penempatan dana jaminan reklamasi dan pascatambang ini berfungsi sebagai wujud tanggung jawab dan komitmen perusahaan untuk mengelola dan menanggulangi dampak lingkungan, baik dari kegiatan eksplorasi, operasi produksi, maupun fase pascatambang.
Policy brief ini menguraikan beberapa persoalan terkait penempatan dana jaminan reklamasi dan pascatambang, baik dari sisi kepatuhan, kelemahan proses, pencairan, maupun aspek koordinasi antar pemerintah pusat dan daerah. Catatan kebijakan ini juga mendeskripsikan dampak dari tidak dipatuhinya atau tidak diatasinya persoalan-persoalan yang menyangkut penempatan dana jaminan reklamasi dan pascatambang. Catatan ini juga merekomendasikan beberapa hal untuk dijadikan pertimbangan, baik dalam aspek kebijakan maupun dalam langkah-langkah kelembagaan dan koordinasi guna memperbaiki tata kelola pertambangan secara menyeluruh.
Disampaikan oleh Rudhy Hendarto, Inspektur Tambang dalam Penajam Desain Program Selamatkan Hutan dan Lahan Melalui Tata Kelola Hutan dan Lahan yang Baik (SETAPAK), 3 Februari 2016.
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...Rizki Darmawan
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Ijin Lingkungan : mengenai Percepatan Izin Lingkungan dalam mendukung Pelaksanaan Proyek Startegis Nasional dan Perlindungan LIngkungan Oleh Ir. Ary Sudijanto, MSE (Direktur PDLUK)
Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir SampahJoy Irman
Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah dalam Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga - Lampiran 3
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Aktivitas pertambangan dapat menjadi ancaman besar bagi kelestarian lingkungan. Hal ini dikarenakan kegiatan pertambangan dapat mengubah topografi lahan dan meninggalkan dampak berupa lubang-lubang tambang. Untuk mengembalikan fungsi lahan dan ekosistem lingkungan, pelaku usaha pun diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan reklamasi dan pascatambang. Reklamasi dan pas- catambang diwajibkan dan menjadi satu kesatuan rangkaian kegiatan pertambangan sebagai wujud dari pelaksanaan prinsip dan standar praktik pertambangan yang baik (<em>good mining practices</em>).
Reklamasi dan pascatambang harus direncanakan sebelum melaksanakan kegiatan pertambangan, termasuk di dalamnya adalah menempatkan (mengalokasikan) dana jaminan reklamasi dan pascatambang, melalui rekening bersama antara pelaku usaha dan Pemerintah sebagai pemberi izin (baik pusat maupun daerah). Penempatan dana jaminan reklamasi dan pascatambang ini berfungsi sebagai wujud tanggung jawab dan komitmen perusahaan untuk mengelola dan menanggulangi dampak lingkungan, baik dari kegiatan eksplorasi, operasi produksi, maupun fase pascatambang.
Policy brief ini menguraikan beberapa persoalan terkait penempatan dana jaminan reklamasi dan pascatambang, baik dari sisi kepatuhan, kelemahan proses, pencairan, maupun aspek koordinasi antar pemerintah pusat dan daerah. Catatan kebijakan ini juga mendeskripsikan dampak dari tidak dipatuhinya atau tidak diatasinya persoalan-persoalan yang menyangkut penempatan dana jaminan reklamasi dan pascatambang. Catatan ini juga merekomendasikan beberapa hal untuk dijadikan pertimbangan, baik dalam aspek kebijakan maupun dalam langkah-langkah kelembagaan dan koordinasi guna memperbaiki tata kelola pertambangan secara menyeluruh.
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Bab iv pgn sicanang
1. BAB IV
DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup kegiatan
yang perlu diperhatikan adalah kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
Pada Tabel 4.1. disajikan identifikasi terhadap dampak-dampak lingkungan yang akan terjadi
akibat kegiatan pemasangan pipa gas pada tahap pra-konstruksi, tahap konstruksi dan tahap
operasional.
Tabel 4.1 Matriks identifikasi dampak lingkungan yang akan terjadi
No.
Komponen Lingkungan
(Penerima Dampak)
Komponen Kegiatan (Sumber Dampak)
Pra Konstruksi Konstruksi Operasional
StudiKelayakan
PenyediaanLahan
PemasanganPipa
Pengeboran
PembuatanJembatan
Pengoperasian
Pemeliharaan
A. RUANG DAN LAHAN
a) Penggunaan Lahan - √ √ √ √ - -
b) Transportasi - - √ - - - -
B. GEOFISIK - KIMIA
1. Iklim dan Kualitas Udara
a) Temperatur Udara - - - - - - -
b) Kualitas Udara - - √ √ √ √ -
c) Kebisingan - - √ √ √ - -
2. Fisiologi dan Geologi
a) Bentang Alam - - - - - - -
b) Kestabilan Lereng - - - - - - -
c) Longsor - - - - - - -
3. Tanah
a) Kesuburan Tanah - - - - - - -
b) Erosivitas - - - - - - -
c) Kualitas Air Tanah - - √ √ √ - -
4. Hidrologi dan Kualitas Air
a) Morfologi Sungai - - - - - - -
b) Debit Aliran Run-Off - - - - - - -
c) Kualitas Air Sungai - - √ - - - -
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
IV - 1
2. No.
Komponen Lingkungan
(Penerima Dampak)
Komponen Kegiatan (Sumber Dampak)
Pra Konstruksi Konstruksi Operasional
StudiKelayakan
PenyediaanLahan
PemasanganPipa
Pengeboran
PembuatanJembatan
Pengoperasian
Pemeliharaan
C. BIOLOGI
1. Flora
a) Kelimpahan - - √ - - - -
b) Keanekaragaman - - - - - - -
c) Langka, Lindung, Endemik - - - - - - -
2. Fauna
a) Perjumpaan Satwa Liar - - - - - - -
b) Habitat Satwa Liar - - - - - - -
c) Langka, Lindung, Endemik - - - - - - -
D. SOSEKBUDKESMAS
1. Demografi
a) Jumlah & Kepadatan Penduduk - - - - - - -
b) Angkatan Kerja - - √ √ √ - -
2. Sosial Ekonomi
a) Mata Pencarian - - - - - - -
b) Pendapatan Keluarga - - - - - - -
c) Peluang Kerja/Berusaha - - √ √ √ - -
d) Komunikasi dan Transportasi - - - - - - -
3. Sosial Budaya
a) Adat Istiadat - - - - - - -
b) Hubungan Sosial - - - - - - -
c) Persepsi Masyarakat terhadap
Lingkungan dan rencana kegiatan
- - - - - √ -
4. Kesehatan Masyarakat
a) Jenis Penyakit Dominan - - - - - - -
b) Jumlah Penderita Sakit - - √ √ √ - -
Keterangan : √ = ada interaksi
- = tidak ada interaksi
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
IV - 2
3. Hasil identifikasi dampak yang akan terjadi akibat rencana kegiatan pada tahap pra
konstruksi, konstruksi dan operasional diuraikan sebagai berikut :
4.1.Tahap Pra Konstruksi
Dampak-dampak lingkungan yang mungkin terjadi pada tahap kegiatan pra konstruksi
adalah sebagai berikut :
1. Keresahan Masyarakat
• Sumber Dampak
Kegiatan pada tahap pra-konstruksi seperti survey penentuan batas proyek,
penggunaan lahan dan sosialisasi menimbulkan keresahan masyarakat yang
bersumber dari persepsi negatif masyarakat terhadap kehadiran rencana
kegiatan. Persepsi negatif masyarakat terjadi karena masyarakat belum
mendapat informasi yang lengkap dan proporsional tentang rencana
kegiatan atau usaha.
• Jenis Dampak
Keresahan Masyarakat adalah dampak negatif yang bersumber dari persepsi
yang negatif terhadap kehadiran rencana pemasangan pipa gas.
• Besaran Dampak
Besaran dampak keresahan masyarakat adalah banyaknya masyarakat di
sekitar areal rencana pemasangan pipa gas mengeluh atau resah.
• Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak yang digunakan terhadap keresahan masyarakat adalah
tingkat keamanan dan ketertiban masyarakat terhadap interaksi dengan
kegiatan pemasangan pipa gas.
4.2.Tahap Konstruksi
Dampak-dampak lingkungan yang mungkin terjadi pada tahap kegiatan konstruksi
adalah sebagai berikut :
1. Keresahan Masyarakat
• Sumber Dampak
Persepsi negatif masyarakat terjadi karena masyarakat tidak mendapat
informasi yang lengkap dan proporsional tentang rencana kegiatan
pemasangan pipa gas.
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
IV - 3
4. • Jenis Dampak
Timbulnya keresahan masyarakat akibat merasa terganggunya kenyamanan
masyarakat merupakan dampak negatif yang bersumber dari persepsi yang
negatif terhadap kehadiran rencana kegiatan/usaha.
• Besaran Dampak
Besaran dampak keresahan masyarakat adalah banyaknya masyarakat yang
mengeluh atau resah di jalur pemasangan pipa gas sepanjang 10,5 km.
• Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak yang digunakan terhadap keresahan masyarakat adalah
tingkat keamanan dan ketertiban masyarakat terhadap interaksi dengan
kegiatan pemasangan pipa gas.
2. Penurunan Kualitas Udara
• Sumber Dampak
Peralatan kerja seperti truk, excavator, mesin las, genset, bor, dan pompa
menghasilkan asap, berpotensi menurunkan kualitas udara karena asap
tersebut mengandung CO, SO2, NO2, HC, Pb. Pada saat proses penggalian dan
penimbunan tanah dapat meningkatkan konsentrasi debu di udara.
• Jenis Dampak
Dari kegiatan tersebut akan terjadi penurunan kualitas udara dengan
parameter berupa peningkatan konsentrasi debu, CO, SO2, NO2, HC, dan Pb.
• Besaran Dampak
Besaran dampak kualitas udara adalah mg/m3
dan parameter yang lain
disesuaikan dengan hasil laboratorium.
• Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak yang digunakan terhadap kualitas udara adalah Peraturan
Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara,
khususnya parameter debu, CO, SO2, NO2, HC, dan Pb. Lebih rinci disajikan
pada tabel berikut ini.
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
IV - 4
5. Tabel 4.2 Baku Mutu Udara Ambien Nasional
No. Parameter
Waktu
Pengukuran
Baku Mutu
Metode
Analisis
Peralatan
1. Sulfur (SO2) 1 jam 900 µg/Nm3
Pararosanilin Spektrofotometer
2. Karbon Monoksida (CO) 1 jam 30.000
µg/Nm3
NDIR NDIR Analyzer
3. Nitrogen Dioksida (NO2) 1 jam 400 µg/Nm3
Saltzman Spektrofotometer
4. Hidrokarbon (HC) 1 jam 160 µg/Nm3
Flamed
Ionization
Gas
Chromatografi
5. Debu (TSP) 24 jam 230 µg/Nm3
Gravimetric Hi – Vol
6. Timah Hitam (Pb) 24 Jam 2 µg/Nm3
Gravimetric Hi – Vol
Sumber : PP RI No. 41 Tahun 1999
3. Kebisingan
• Sumber Dampak
Peralatan konstruksi menggunakan truk, excavator, mesin las, genset, bor
dan pompa menghasilkan suara bising yang menambah derajat kebisingan.
• Jenis Dampak
Peningkatan kebisingan yang mengurangi kenyamanan.
• Besaran Dampak
Besaran dampak kebisingan antara 45 s/d 80 desibel, dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.3. Tingkat kebisingan yang ditimbulkan beberapa peralatan
Sumber : Zeans, 1976
• Tolok Ukur Dampak
Baku Tingkat Kebisingan menurut KEP-48/MENLH/11/1996. Lebih rinci disajikan pada tabel
berikut ini.
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
No Nama
Tingkat Kebisingan pada Jarak (db) A
10 m 20 m 30 m 40 m 50 m
1 Generator Yanmar 5 KVA 68 62 58 50 45
2 Truck Isuzu 78 74 71 68 64
3 Buldozer 80 70 69 65 60
4 Loader 70 68 61 61 58
IV - 5
6. Tabel 4.4. Baku Tingkat Kebisingan
No. Peruntukan Kawasan/lingkungan Kesehatan Tingkat Kebisingan db(A)
a. Peruntukan kawasan
1. Perumahan dan Permukiman 55
2. Perdagangan dan Jasa 70
3. Perkantoran dan Perdagangan 65
4. Ruang Terbuka Hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
7. Rekreasi 70
8. Khusus :
- Bandar Udara 60
- Stasiun Kereta Api 70
b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 55
3. Tempat Ibadah atau sejenisnya 55
Sumber : KEP-48/MENLH/11/1996
4. Gangguan Lalu lintas
• Sumber Dampak
Aktivitas konstruksi yang menempatkan peralatan konstruksi seperti truk,
excavator, mesin las, genset, bor, pompa, dan material konstruksi di pinggir
jalan dapat menimbulkan gangguan lalu lintas.
• Jenis Dampak
Terganggunya kenyamanan lalu lintas yang bersifat negatif bagi pengguna
jalan raya maupun sungai yang melintasi jalur pemasangan pipa gas.
• Besaran Dampak
Besaran dampak gangguan lalu-lintas adalah panjangnya kemacetan lalu
lintas pada jalan raya maupun sungai pada kondisi buka tutup jalan di siang
hari dan pada saat pengeboran sungai pada jalur pemasangan pipa gas
sepanjang 10,5 km.
• Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak yang digunakan adalah panjang antrian kendaraan
bermotor dan frekuensi terjadinya kemacetan lalu lintas.
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
IV - 6
7. 5. Penurunan Kualitas Air
• Sumber Dampak
Berbagai kegiatan konstruksi seperti penggalian tanah, penimbunan, pemadatan tanah,
pengeboran, dapat menyebabkan penurunan kualitas air.
• Jenis Dampak
Jenis dampak yang mungkin timbul adalah terjadinya penurunan kualitas air skala kecil pada
badan air tanah paramater kekeruhan (TDS).
• Besaran Dampak
Besaran dampak yang terjadi meningkatkan kekeruhan (TDS) air sungai sebesar 100 mg/l
yang menyebabkan penurunan kualitas air sungai terutama jalur yang berada di dekat
sungai.
• Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak yang digunakan terhadap kualitas air adalah Peraturan
Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan dan Pengendalian
Pencemaran Air. Beberapa parameter yang diplih disajikan pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.5 Kriteria Mutu Air berdasarkan kelas
No. Parameter Satuan Kelas II
1. pH - 6-9
2. BOD mg/l 3
3. COD mg/l 25
4. Nitrit mg/l 0,06
5. Sulfat mg/l 400
6. Phospat mg/l 0,2
7. Mangan mg/l 0,1
8. Seng mg/l 0,05
9. Kadmium mg/l 0,01
10. Timbal mg/l 0,03
11. Tembaga mg/l 0,02
12. Kobalt mg/l 0,2
Sumber : PP RI No. 82 Tahun 2001
6. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
• Sumber Dampak
Oli bekas merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) berasal dari mesin seperti
truk, excavator, mesin las, genset, bor, dan pompa.
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
IV - 7
8. • Jenis Dampak
Jenis dampak yang mungkin timbul adalah terjadinya pencemaran pada tanah dan air tanah
apabila ada ceceran oli bekas di tanah.
• Besaran Dampak
Besaran dampak yang terjadi adalah dihasilkannya oli bekas sebanyak 70 liter.
• Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak yang digunakan adalah ketentuan yang dipersyaratkan
dalam Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dan Peraturan Pemerintah No. 85
tahun 1999 tentang perubahan-perubahan atas PP No. 18 tahun 1999
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
7. Kerusakan Flora
• Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pembersihan lahan dan penebangan
vegetasi di lokasi pemasangan pipa gas menyebabkan berkurangnya
kelimpahan flora jenis tertentu.
• Jenis Dampak
Jenis dampak adalah kerusakan flora tertentu akibat penebangan vegetasi
pada jalur pemasangan pipa yang harus dibersihkan.
• Besaran Dampak
Jumlah jenis flora yang rusak akibat kegiatan tersebut sebanyak 9 (sembilan)
jenis.
• Tolok Ukur Dampak
Tetap terjaganya kelestarian flora dengan mempertahankan kelestarian vegetasi alami di
sepanjang lokasi pemasangan pipa gas (lihat Bab 3 tabel 3.5).
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
IV - 8
9. 8. Kesempatan Kerja
• Sumber Dampak
Penerimaan tenaga kerja pada waktu kegiatan konstruksi seperti mobilisasi
peralatan dan material, penggalian, pengelasan, penimbunan, pengeboran,
dan pembuatan jembatan.
• Jenis Dampak
Penerimaan tenaga kerja berdampak positif kepada peningkatan
pendapatan masyarakat sekitar yang bekerja pada kegiatan pembangunan
pemasangan pipa gas.
• Besaran Dampak
Besaran dampak kesempatan kerja pada tahap konstruksi diperlukan tenaga
kerja sebanyak 150 orang.
• Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak yang digunakan terhadap kesempatan kerja adalah peraturan
ketenagakerjaan, atau jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh kegiatan
tersebut.
9. Kecelakaan Kerja
• Sumber Dampak
Aktivitas pekerja proyek pemasangan pipa gas yang menggunakan alat
sederhana sampai alat berat, berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
apabila tidak disiplin menjalankan prosedur kerja atau kurang hati-hati
menggunakan peralatan tertentu. Peralatan keselamatan kerja yang kurang
memadai dapat memperbesar kemungkinan kecelakaan kerja.
• Jenis Dampak
Kecelakaan Kerja adalah dampak negatif yang bersumber dari resiko
kegiatan konstruksi pembangunan pemasangan pipa gas.
• Besaran Dampak
Besaran dampak adalah banyaknya jumlah tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan kerja dari tingkat ringan sampai berat, diperkirakan sebesar 1%
dari jumlah tenaga kerja yang dilibatkan.
• Tolok Ukur Dampak
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
IV - 9
10. Tolok ukur dampak yang digunakan terhadap kesehatan dan keselamatan
tenaga kerja adalah peraturan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
yang berlaku saat ini.
4.3.Tahap Operasional
Dampak-dampak lingkungan yang mungkin terjadi pada tahap kegiatan operasional
adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Gas kepada Konsumen
• Sumber Dampak
Jalur pipa gas yang luas menjangkau lokasi pelanggan memungkinkan
peningkatan pelayanan gas kepada konsumen.
• Jenis Dampak
Jenis dampak adalah dampak positif karena dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan peningkatan produktifitas industri pelanggan
gas alam.
• Besaran Dampak
Jumlah satuan sambungan kepada masyarakat atau industri dan besarnya
volume gas yang disalurkan.
• Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur pelayanan gas kepada konsumen adalah tingkat kepuasan dan
produktifitas usaha pelanggan setelah mendapat sambungan gas alam.
2. Kebocoran Pipa Gas
• Sumber Dampak
Kegiatan operasional distribusi gas yang bertekanan tinggi (16 barg) dan
kondisi pipa yang kurang baik dapat menimbulkan kebocoran pipa gas yang
berakibat timbulnya bahaya kebakaran atau ledakan di lokasi kebocoran gas
tersebut.
• Jenis Dampak
Jenis dampak bahaya kebakaran akibat kebocoran pipa gas bersifat negatif.
• Besaran Dampak
Kebocoran gas dalam volume (meter kubik) per satuan waktu tertentu akan
menimbulkan bahaya kebakaran atau ledakan di lokasi pipa yang bocor.
• Tolok Ukur Dampak
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
IV - 10
11. Tolok ukur dampak yang digunakan adalah adanya laporan akan kebocoran gas
dari pegawai organik, non-organik, kontraktor SBU III atau dari masyarakat
ke pusat pelaporan (dispatching centre).
Matriks dampak yang lingkungan akan terjadi disajikan pada Tabel 4.6.
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
IV - 11
12. Tabel 4.6. Matriks Dampak Lingkungan Yang Akan Terjadi
No. Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan
A. Tahap Pra Konstruksi
1. Persepsi negatif masyarakat terjadi
karena masyarakat tidak mendapat
informasi yang lengkap dan
proporsional tentang rencana kegiatan
pemasangan pipa gas.
Timbulnya keresahan masyarakat
akibat merasa terganggunya
kenyamanan masyarakat yang
merupakan dampak negatif yang
bersumber dari persepsi yang negatif
terhadap kehadiran rencana
pemasangan pipa gas.
Besaran dampak keresahan
masyarakat adalah banyaknya
masyarakat di sekitar areal
pemasangan pipa gas mengeluh
atau resah.
Tolok ukur dampak yang digunakan
terhadap keresahan masyarakat adalah
tingkat keamanan dan ketertiban
masyarakat terhadap interaksi dengan
kegiatan pemasangan pipa gas.
B.Tahap Konstruksi
1. Persepsi negatif masyarakat terjadi
karena masyarakat tidak mendapat
informasi yang lengkap dan
proporsional tentang rencana kegiatan
pemasangan pipa gas.
Timbulnya keresahan masyarakat
akibat merasa terganggunya
kenyamanan masyarakat yang
merupakan dampak negatif yang
bersumber dari persepsi yang negatif
terhadap kehadiran rencana
kegiatan/usaha.
Besaran dampak keresahan
masyarakat adalah banyaknya
masyarakat yang mengeluh atau
resah di jalur pemasangan pipa
gas sepanjang 10,5 km
Tolok ukur dampak yang digunakan
terhadap keresahan masyarakat adalah
tingkat keamanan dan ketertiban
masyarakat terhadap interaksi dengan
kegiatan pemasangan pipa gas.
2. Peralatan kerja seperti truk, excavator,
mesin las, genset, bor, dan pompa
menghasilkan asap, berpotensi
menurunkan kualitas udara karena
asap tersebut mengandung CO, SO2,
NO2, HC, Pb. Pada saat proes
penggalian dan penimbunan tanah
dapat meningkatkan konsentrasi debu
di udara.
Dari kegiatan tersebut akan terjadi
penurunan kualitas udara dengan
parameter berupa peningkatan
konsentrasi debu, CO, SO2, NO2, HC, dan
Pb.
Besaran dampak kualitas udara:
debu 150 µg/Nm3
, CO 20.000
µg/Nm3
, SO2 700 µg/Nm3
,NO2
200 µg/Nm3
, HC 100 µg/Nm3
,
dan Pb 0,01 µg/Nm3
.
Tolok ukur dampak yang digunakan
terhadap kualitas udara adalah Peraturan
Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara,
khususnya parameter debu, CO, SO2, NO2,
HC, dan Pb. Lihat Tabel 4.2
3. Peralatan konstruksi menggunakan
truk, excavator, mesin las, genset, bor,
dan pompa yang menambah derajat
kebisingan
Peningkatan kebisingan yang
mengurangi kenyamanan.
Besaran dampak kebisingan
antara 45 s/d 80 desibel (dB)
Baku Tingkat Kebisingan menurut KEP-
48/MENLH/11/1996. Lihat tabel 4.4.
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
IV - 12
13. No. Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan
4. Aktivitas konstruksi yang
menempatkan peralatan konstruksi
seperti truk, excavator, mesin las,
genset, bor, pompa, dan material
konstruksi di pinggir jalan dapat
menimbulkan gangguan lalu lintas.
Terganggunya kenyamanan lalu lintas
yang bersifat negatif bagi pengguna
jalan raya yang melintasi jalur
pemasangan pipa gas.
Besaran dampak gangguan lalu-
lintas adalah panjangnya
kemacetan lalu lintas pada jalan
raya maupun sungai pada
kondisi buka tutup jalan di siang
hari dan pada saat pengeboran
sungai pada jalur pemasangan
pipa gas sepanjang 10,5 km.
Tolok ukur dampak yang digunakan adalah
panjang antrian kendaraan bermotor dan
frekuensi terjadinya kemacetan lalu lintas.
5. Berbagai kegiatan konstruksi seperti
penggalian tanah, penimbunan,
pemadatan tanah, pengeboran, dapat
menyebabkan penurunan kualitas air
Terjadinya penurunan kualitas air skala
kecil pada badan air tanah paramater
kekeruhan (TDS).
Besaran dampak yang terjadi
meningkatkan kekeruhan (TDS)
air sungai sebesar 100 mg/l
yang menyebabkan penurunan
kualitas air sungai terutama
jalur yang berada di dekat
sungai.
Tolok ukur dampak yang digunakan
terhadap kualitas air tanah adalah Peraturan
Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan dan Pengendalian Pencemaran
Air.
6. Oli bekas merupakan limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3) berasal
dari mesin seperti truk, excavator,
mesin las, genset, bor, dan pompa.
Terjadinya pencemaran pada tanah dan
air tanah apabila ada ceceran oli bekas
di tanah.
Sesuai dengan penggunaan oli
maka dihasilkan oli bekas
sebanyak 70 liter selama
kegiatan konstruksi
Tolok ukur dampak yang digunakan adalah
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dan Peraturan
Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang
perubahan - perubahan atas PP No. 18
tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun.
7. Kegiatan pembersihan lahan dan
penebangan vegetasi di lokasi
pemasangan pipa gas menyebabkan
berkurangnya kelimpahan flora jenis
tertentu.
Terjadinya kerusakan flora tertentu
akibat penebangan vegetasi pada jalur
pemasangan pipa.
Jumlah jenis flora yang rusak
akibat kegiatan tersebut
sebanyak 9 (sembilan) jenis.
Tolok ukur dampak agar tetap terjaganya
kelestarian flora dengan mempertahankan
kelestarian vegetasi alami disekitar lokasi
pemasangan pipa gas.
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
IV - 13
14. No. Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan
8. Penerimaan tenaga kerja pada waktu
kegiatan konstruksi seperti mobilisasi
peralatan dan material, penggalian,
pengelasan, penimbunan, pengeboran,
dan pembuatan jembatan.
Kesempatan Kerja
Terserapnya tenaga kerja yang
berdampak positif bagi masyarakat
Jumlah tenaga kerja yang
diserap pada tahap konstruksi
sebanyak 150 orang.
Tolok ukur dampak yang digunakan
terhadap kesempatan kerja adalah
peraturan ketenagakerjaan, atau jumlah
tenaga kerja yang dapat diserap oleh
kegiatan tersebut.
9. Aktifitas pekerja pada pembangunan
pemasangan pipa gas yang
menggunakan alat sederhana dan berat
berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja.
Kecelakaan Kerja adalah dampak
negatif yang bersumber dari kegiatan
pembangunan pemasangan pipa gas
Banyaknya jumlah tenaga kerja
yang mengalami kecelakaan
kerja tingkat berat dan ringan
1%.
Tolok ukur dampak yang digunakan
terhadap kesehatan dan keselamatan
tenaga kerja adalah tentang kesehatan dan
keselamatan kerja yang berlaku saat ini.
C. Tahap Operasional
1. Jalur pipa gas yang luas menjangkau
lokasi pelanggan memungkinkan
peningkatan pelayanan gas kepada
konsumen.
Kegiatan pelayanan distribusi gas
kepada konsumen dapat meningkatkan
produktivitas masyarakat maupun
industri yang menjadi pelanggan gas
alam, karena biaya pemakaian relatif
lebih ekonomis dan cara kerja yang
lebih praktis.
Jumlah satuan sambungan
kepada masyarakat atau
industri dan besarnya volume
gas yang disalurkan.
Tolok ukur pelayanan gas kepada konsumen
adalah tingkat kepuasan dan produktifitas
usaha pelanggan setelah mendapat
sambungan gas alam.
2. Kegiatan operasional distribusi gas yang
bertekanan tinggi (16 barg) dan kondisi
pipa yang kurang baik dapat
menimbulkan kebocoran pipa gas yang
berakibat timbulnya bahaya kebakaran
atau ledakan di lokasi kebocoran gas
tersebut.
Jenis dampak bahaya kebakaran akibat
kebocoran pipa gas bersifat negatif
Kebocoran gas dalam volume
(meter kubik) per satuan waktu
tertentu akan menimbulkan
bahaya kebakaran atau ledakan
di lokasi pipa yang bocor
Tolok ukur dampak yang digunakan adalah
adanya laporan akan kebocoran gas dari
pegawai organik, non-organik, kontraktor
SBU III atau dari masyarakat ke pusat
pelaporan (dispatching centre).
UKL - UPL PT. PGN (PERSERO) TBK
SBU DISTRIBUSI WILAYAH III SUMBAGUT
IV - 14