SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Sistem informasi database,u...DedenKrisdyanto
Â
database dalam perusahaan sangatlah penting, tanpa adanya sistem database pada suatu perusahaan dipastikan akan berjalan kurang strategis untuk memanfaatkan waktu yang ada
Basis Data terdiri dari 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis dapat diartikan sebagai markas atau gudang dimana tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan Data adalah represntasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasisnya.
SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Sistem informasi database,u...DedenKrisdyanto
Â
database dalam perusahaan sangatlah penting, tanpa adanya sistem database pada suatu perusahaan dipastikan akan berjalan kurang strategis untuk memanfaatkan waktu yang ada
Basis Data terdiri dari 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis dapat diartikan sebagai markas atau gudang dimana tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan Data adalah represntasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasisnya.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. BAB II SISTEM BASIS DATA
Diskripsi Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem basis data beserta
dengan kompnen-komponen penyusunnya.
Manfaat Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa sistem basis data
Learning
Outcome
(LO-2) Memiliki pengetahuan tentang sistem basis data beserta
dengan komponen-komponen pendukungnya
Sistem adalah sebuah tatanan atau keterpaduan yang terdiri dari sejumlah komponen
fungsional (dengan satuan fungsi/tugas khusus) yang saling berhubungan dan secara
bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses/pekerjaan tertentu. Suatu sistem
terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama
membentuk satu kesatuan. Karena itu, secara umum sebuah sistem basis data merupakan
sistem yang terdiri atas kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan (dalam sebuah basis
data di sebuah komputer) dan sekumpulan program (DBMS) yang memungkinkan beberapa
pemakai dan/atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi file-file (tabel-tabel)
tersebut.
Basis Data
File 3
File 4
File 1
File 2
File 5
Gambar 2.1 Sistem Basis Data
Komponen Sistem Basis Data
1. Perangkat keras (hardware)
Perangkat keras yang biasa terdapat dalam sebuah sistem basis data adalah
komputer, memori sekunder on-line (harddisk), memori sekunder off-line (tape /
removable disk), dan media perangkat komunikasi.
2. Sistem operasi (operating system)
2. Sistem operasi merupakan program yang mengaktifkan/memfungsikan sistem
komputer (operasi I/O, pengelolaan file, dan lain-lain). Sejumlah sistem operasi
yang banyak digunakan seperti: MS-DOS, MS-Windows 3.1, MS-Windows 98
(komputer stand alone atau untuk komputer client dalam sistem jaringan) atau
Novel-Netware, MS-Windows NT, Unix dan Sun-Solaris (untuk komputer server
dalam jaringan). Program pengelola basis data hanya dapat aktif (running) jika
sistem operasi yang dikehendakinya telah aktif.
3. Basis data (database)
Setiap basis data dapat berisi/memiliki sejumlah objek basis data (seperti file/tabel,
indeks, dan lain-lain). Disamping berisi/menyimpan data, setiap basis data juga
mengandung/menyimpan definisi stuktur (baik untuk basis data maupun objek-
objeknya secara detail).
4. Sistem pengelola basis data (Database Management System/DBMS)
Perangkat DBMS akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah
dan diambil kembali serta menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian
data bersama, dan pemaksaan keakuratan/konsistensi data. Perangkat lunak yang
termasuk DBMS seperti dBase III+, dBase IV, FoxBase, Rbase, MS-Access dan
Borland Paradox (untuk kelas sederhana) atau Borland Interbase, MS-SQLServer,
CA-Open Ingres, Infomix dan SysBase (untuk kelas kompleks/berat).
5. Pemakai (user)
Ada beberapa jenis/tipe pemakai terhadap suatu sistem basis data yang dibedakan
berdasarkan cara berinteraksi terhadap sistem:
a. Programmer aplikasi, pemakai yang berinteraksi dengan basis data melalui
Data Manipulation Language (DML) yang disertakan (embedded) dalam
program.
b. User mahir (casual user), pemakai yang berinteraksi dengan menyatakan
query untuk mengakses data dengan bahasa query yang telah disediakan
oleh suatu DBMS.
c. User umum (end user/native user), pemakai yang berinteraksi dengan sistem
basis data melalui pemanggilan satu program aplikasi permanent (executable
program) yang telah ditulis/disediakan sebelumnya.
3. d. User khusus (specialized user), pemakai yang menulis aplikasi basis data
non konvensional, tetapi keperluan-keperluan, seperti untuk aplikasi AI
(Artificial Intelegence), Sistem Pakar, Pengolahan Citra, dan lain-lain yang
bisa saja mengakses basis data dengan/tanpa DBMS yang bersangkutan.
6. Aplikasi (perangkat lunak) lain
Aplikasi (perangkat lunak) lain ini bersifat opsional. Artinya ada/tidaknya
tergantung pada kebutuhan pemakai. DBMS yang pamakai gunakan lebih berperan
dalam pengorganisasian data dalam basis data, sementara bagi pemakai basis data
(khususnya yang menjadi end-user/native user) dapat dibuatkan/disediakan program
khusus/lain untuk melakukan pengisian, pengubahan dan pengambilan data.
Abstraksi Data
Salah satu tujuan dari DBMS adalah untuk menyediakan fasilitas/antar muka (interface)
dalam melihat data (yang lebih ramah/user oriented) kepada pemakai/user. Untuk itu, sistem
tersebut akan menyembunyikan detail tentang bagaimana data disimpan dan dipelihara.
Abstraksi data merupakan tingkatan/level dalam bagaimana melihat data dalam sistem basis
data. Ada 3 level abstraksi data, yaitu:
1. Level fisik (physical level)
Level ini merupakan level terendah dalam abstraksi data, yang menunjukkan
bagaimana sesungguhnya suatu data disimpan. Pada level ini pemakai melihat
data sebagai gabungan dari struktur dan datanya sendiri. Pemakai juga
berkompeten dalam mengetahui bagaimana representasi fisik dari
penyimpanan/pengorganisasian data. Pada level ini pemakai berurusan dengan
data sebagai teks, angka atau bahkan melihatnya sebagai himpunan bit data.
2. Level lojik/konseptual (conceptual level)
Level ini merupakan data apa yang sebenarnya (secara fungsional) disimpan
dalam basis data dan hubungannya dengan data yang lain. Pada level ini misalnya
mengetahui bahwa data pegawai disimpan/dipresentasikan dalam beberapa
file/tabel.
3. Level penampakan (view level)
Level ini merupakan level tertinggi dari abstraksi data yang hanya menunjukkan
sebagian dari basis data. Banyak user dalam sistem basis data tidak akan terlibat
(concern) dengan semua data/informasi dalam basis data yang kemunculannya
4. dimata pemakai diatur oleh aplikasi end user. Data yang diperlihatkan juga bisa
saja tidak berasal dari hanya sebuah tabel tapi mewakili relasi antar tabel, tapi bagi
pemakai menggunakannya terasa sebagai satu kesatuan yang kompak.
Gambar 2.2 Level abstraksi data
BAHASA BASIS DATA (Database Language)
DBMS merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data dalam disk. Cara
berinteraksi /berkomunikasi antara pemakai dengan basis data tersebut diatur dalam suatu
bahasa khusus yang ditetapkan oleh perusahaan pembuat DBMS. Sebuah bahasa basis data
biasanya dapat dikelompokkan ke dalam 2 bentuk, yaitu Data Definition Language (DDL)
dan Data Manipulation Language (DML).
1. Data Definition Language (DDL)
Struktur/skema basis data yang menggambarkan desain basis data sevara keseluruhan
dispesifikasikan dengan bahasa yang khusus yang disebut Data Definition Language
(DDL). Dengan bahasa inilah kita dapat membuat tabel baru, membuat indeks,
mengubah tabel, menentukkan struktur penyimpanan tabel dan sebagainya. Hasil dari
kompilasi perintah DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file khusus
yang disebut kamus data (Data Dictionary). Kamus data merupakan suatu meta data
(super data) yaitu data yang mendeskripsikan data sesungguhnya.
2. Data Manipulation Language (DML)
Merupakan bentuk bahasa basis data yang berguna untuk melakukan manipulasi dan
pengambilan data pada suatu basis data. Manipulasi dapat berupa
penyisipan/penambahan data baru ke suatu basis data, penghapusan data dari suatu
basis data, pengubahan data di suatu basis data. DML merupakan bahasa yang
5. bertujuan memudahkan pemakai untuk mengakses data sebagaimana dipresentasikan
oleh model data. Ada 2 jenis DML, yaitu:
1. Prosedural, yang mensyaratkan agar pemakai menentukan data apa yang
diinginkan serta bagaimana mendapatkannya.
2. NonProsedural, yang mensyaratkan pemakai menentukan apa yang diinginkan
tanpa menyebutkan bagaimana cara mendapatkannya.
Struktur Sistem Keseluruhan
Sebuah DBMS terbagi atas modul-modul yang masing-masing memiliki tanggung
jawab dalam membentuk struktur sistem keseluruhan seperti yang dilihat pada gambar 3.4.
Beberapa fungsi dalam sistem pengelola basis data mungkin telah disediakan oleh sistem
operasi. Tetapi dalam banyak hal, sistem operasi hanya menyediakan servis-servis dasar.
Sebuah DBMS umumnya memiliki komponen fungsional seperti:
1. File manager, yang mengelola alokasi ruang dalam disk dan struktur data
yang dipakai untuk mempresentasikan informasi yang tersimpan di dalam
disk.
2. Database manager, menyediakan interface antara data level rendah yang
ada di basis data dengan program aplikasi dan query yang diberikan ke
sistem.
3. Query processor, menterjemahkan perintah-perintah dalam query
language perintah low-level yang dapat dimengerti oleh database manager.
4. DML PreCompiler, mengkonversi perintah DML yang akan ditambahkan
dalam sebuah program aplikasi ke pemanggilan prosedur normal dalam
bahasa induk.
5. DDL Compiler, mengkonversi perintah-perintah DDL ke dalam
sekumpulan tabel yang mengandung metadata.
Berikut adalah skema yang menunjukkan keterhubungan antar komponen/modul dalam
DBMS dan juga hubungannya dengan para pemakai dan basis datanya sendiri:
6. Gambar 2.4 Struktur sistem basis data keseluruhan
Latihan Soal
1. Sebut dan jelaskan komponen dari sistem basis data !
2. Sebut dan jelaskan level abstraksi data yang ada?
3. Apakah yang dimaksud dengan phisical data independence !
4. Jelaskan perbedaan disertai dengan contoh dari DDl dan DML !
5. Gambarkan semua komponen fungsional dari sistem basis data !