SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
BAB I

                                 SIFAT-SIFAT CAHAYA



         Cahaya merupakan besaran yang paling utama pada optic, karena optic

bekerja bedasarkan sifat-sifat dari cahaya. Dari hasil eksperimen diperoleh sifat ini

dan digunakan untuk mendapatkan sebuah teori atau postulat.


    1.1.   Kecepatan cahaya.


Kecepatan cahaya telah mengalami berbagai perhitungan oleh para ilmuan. Mulai dari

zaman para astronom kuno hingga jaman munculnya fisika modern. Pada tahun 1600

Galileo mencoba mengukur kecepatan cahaya, namun belum mendapatkan hasil. Baru

pada tahun 1849 Fisikawan Perancis Armand H L Fizeu dengan percobaanya berhasil

mendapatkan kecepatan cahaya yang besarnya           c = 312,000 km/s . Kemudian hasil

dari Fizeu itu disempurnakan oleh A.A.Michelson yang berhasil mengukur kecepatan

cahaya     yang   besarnya        c = 299,792.5 km/s = 2.997925 x 10 8 m/s .   Kemudian

ditemukan bahwa semua gelombang elektromagnetik dari mulai sina X sampai pada

gelombang panjang (gelombang radio ) mempunyai kecepatan seperti kecepatan

cahaya. Untuk keperluan perhitungan secara sigifikan kecepatan cahaya pada ruang

hampa/udara adalah 3.108 m/s. (udara/ruang hampa mempunyai indeks bias n = 1).


1.2.     Indeks Bias (refractive index)

Indeks bias didefinisikan sebagai perbandingan anatara kecepatan rambat cahaya pada

ruang hampa dengan kecepatan cahaya pada benda itu. Indeks bias disimbulkan oleh

n, dimana :

                           kecepa tan .cahaya.dalam.ruang .hampa
           indeks.bias =
                              kecepa tan .cahaya.dalammedium


                                             1
c
                         n=     …………………………………………                                 (1.1)
                              v

Sebagai contoh indeks bias :

                                      nkaca        = 1,520
                                      nair         = 1,333
                                      nudara       =1,00

Perhitungan secara cermat perhitungan indeks bias untuk udara pada suhu 0oC dan

tekanan 1 atm(760 mm Hg) diperoleh indeks bias udara adalah nudara= 1,000292

Besarnya indeks bias menunjukkan besarnya kerapatan medium, semakin rapat

medium, semakin besar indeks biasnya. Dalam keperluan alat-alat optic digunakan

medium yang mempunyai indeks bias anatara 1,52 sampai 1,57.

1.3. Jejak Optik (optical path)

Dalam prinsip optic geometri ada suatu besaran yang disebut dengan jejak optic.

Lintasa cahaya (d) dalam suatu medium didefisisikan sebagai perkalian anatara

kecepatan dan waktu rambat dalam medium.

                         d = v.t      ……………………………………. (1.2)

                     c                              c
Dari definisi   n=        maka diperoleh v =          dan kemudian diperoleh :
                     v                              c

      c
d =     .t atau diperoleh      n.d = c.t Besaran hasil antara n dengan d disebut
      n

dengan jejak optic (Δ). Atau Δ = n.d Sebagai contoh misalnya cahaya merambat

dalam medium d, d’, d’’,……dengan indeks biasnya n, n’, n’’…..maka jejak optiknya

dapat dituliskan sebagai berikut:

                                                   …………………………                    (1.3)

Dapat digambarkan sebagi berikut:




                                               2
Gambar 1.1. jejak optic melalui beberapa medium optic

1.4.   Hukum Pemantulan dan Pembiasan.

 Jika cahaya melalui medium yang berbeda kerapatannya, maka sebagian dari cahaya

 tersebut dipantulkan kembali dan sebagian yng lain dibiaskan. Arah dari sinar

 tersebut melalui aturan tertentu.

                                                  Pada       gambar          1.2.    dilukiskan

                                                  bagaimana sinar yang dipantulkan dan

                                                  sinar yang dibiaskan. Sinar datang I

                                                  dari medium dengan indeks bias n

                                                  menuju medium dengan indeks bias n’

                                                  pada      bidang        batas     MM’   akan

                                                  dipantulkan        R.     Pada    pemantulan

                                                  berlaku sudut datang (Φ) sama denagn

                                                  sudut pantul (Φ’), dengan adalah garis
           Gb. 1.2. Pemantulan dan
                  pembiasan cahaya
                                                  normal.

Kemudian juga berlaku sinar datang sinar pantul dan gris normal terletak pada satu

bidang datar yang sama. Inilah yang disebut hokum Snellius untuk pemantulan.

Disamping dipantulkan cahaya juga dibiaskan (T). Pada pembiasan diperoleh harga

perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut pantul selalu diperoleh bilangan

yang konstan.

                                             3
……………….…………….

                 (1.4)

Kemudian sinar datang sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar.

Kelakuan ini merupakan hokum Snellius untuk pembiasan. Dari persamaan (1.4)

dapat juga dituliskan sebagai :

                                                       ……………………                (1.5)

Dari persamaan (1.4) dengan persamaan (1.1) maka diperoleh :

                                       …………………………………….. (1.6)

Jika harga n untuk udara/rung hampa adalah 1 maka diperoleh:

                                       …………………………………….. (1.7)

         Jika sudut datang dan sudut biasnya kecil (sudut kecil adalah sudut yang

         mempunyai harga sin = tan = harga sudut itu sendiri) maka diperoleh :

                                       ……………………………………. (1.8)

1.5.    Prinsip Fermat.

Cahaya yang melalui medium menempuh lintasan mempunyai jejak seperti pada

persamaan (1.3). Untuk menempuh lintasan diperlukan waktu yang masing-masing

adalah berbeda.

                                               Pada tahun 1650 Seorang matamatikawan

                                               Perancis   menyatakan    bahwa:”lintasan

                                               cahaya yang merambat dari sau titik ke

                                               titik   lain   dalam    suatu      medium

                                               memerlukan waktu yang minimum atau

       Gb. 1.3. Jejak sinar terdekat           maksimum atau tetap tidak berubah”.
              pada pemantulan




                                           4
Hukum pemantulan dan pembiasan dapat dijelaskan dengan prinsip fermat ini. Pada

gambar (1.3) sebuah sinar berasal dari Q menuju B kemudian menuju Q’’. Garis

lurus terpendek diperoleh jika dari QBQ’’.

Sinar yang melalui QAQ’’ dan QCQ’’ mempunyai lintasan yang lebih panjang

daripada QBQ’’. Pada pembiasan cahaya dari Q menuju bidang batas medium yang

berbeda A kemudian dibiaskan menuju Q’.Waktu yang diperlukan untuk lintasan itu

adalah:

                           d d'
                      t=    +        ……………………………………                       (1.9)
                           v v'

                            c
Dengan menggunakan n =        maka diperoleh harga t adalah :
                            v

                           n.d + n '.d ' Δ
                      t=                =   ……………………………..                 (1.10)
                               c          c

Dengan                             ………………………………..                (1.11)

Dari gambar (1.4) didapatkan:

                                                  …..………………… (1.12)




                                Gb. 1.4. Jejak sinar pada pembiasan


Untuk mendapatkan hrga maksimum atau minimum maka persamaan harus

didiferensialkan sebagai berikut




                                          5
..(1.13)



Diperoleh:                                                     ………(1.14)

Atau dapat ditulis sebgai:

                                                            ………...        (1.15)

Persamaan ini merupakan persamaan hukum Snellius untuk pembiasan.

   1.6.      Dispersi Warna.

       Sifat yang menarik bagai cahaya adalah jika dilewatkan pada medium yang

mempunyai indeks bias yang berbeda maka cahaya itu kan diuraikan menjadi

beberapa warana sesuai dengan urutan panjang gelombang atau frekuensinya. Dari

gambar 1.5. menunjukkan bahwa jika sinar cahaya putih dilewatka pada medium yang

berbeda kerapannya, mka akan diuraikan mejadi beberapa warna.

                                             Hal ini menunjukkan bahwa setiap warna

                                             cahaya mempunyai indeks bias terhadap

                                             medium     yang   berbeda-beda.       Sudut

                                             antara sinar bias bias warna F (biru)

                                             dengan sinar bias warna C (merah)

                                             disebut dengan sudut disperse.        Sudut

                                             deviasi rerata dari spectrum terletak pada
          Gb. 1.5. Jejak sinar pada
                                             cahaya warna kuning (sinar D).

Sebagai kasus khusus misalnya kaca kerona yang mempunyai indeks bias:

                                                    . Berdasarkan suatu pendekatan

untuk sudut yang kecil untuk sinar F dan C                           diperoleh harga :

                    . Sedang sudut deviasi untuk warna D tergantung dari indeks

                                        6
bias warna D yaitu                 yang harganya sama dengan 0,52300. Perbandingan

antara sudut disperse dengan sudut deviasi disebut dengan daya disperse yang dapat

dinyatakan sebagai:

                                               ……………………..………. (1.16)

          Kebalikan dari daya disperse disebut dengan indeks disperse dan dinyatakan:

                                                   ……………………                 (1.17)



1.7.    Soal Latihan

1. Tunjukkan bahwa cahaya yang dipantulkan oleh cermin datar berputar 2x bila

    cahaya diputar x!

2. Jika indeks bias bahan gelas 1,5253 tentukan kecepatan cahaya pada gelas

    tersebut!

3. Pada     pembiasan     kepler    menawarkan    sebuah    rumus    dengan    formula


                       dengan              n’ indeks bias relative. Carilah sudut datang

    φ yang mempunyai indeks bias n’=1,7320 bila sudut biasnya φ’=32,0o

   menggunakan:

   a. Formula kepler.

   b. Formula Snellius .

4. Sebuah cahaya datang dari udara menuju kaca yang berbentuk prisma dengan

   sudut datang 55,0o terhadap garis normal. Cahaya datang ke prisma kemudian

    keluar ke udara lagi. Jika sudut pembias prisma 60o, hitung:

    a. Sudut deviasi untuk permukaan pertama!

    b. Sudut deviasi untuk permukaan kedua

    c. Masing-masing dengan perhitungan dan dengan gambar!.


                                           7
5. Sebuah kaca flinta padat dibuat berbentuk prisma. Jika indeks biasnya untuk

   warna merah, kuning dan biru masing-masing nc = 1,64357, nd = 1,64900 dan nf =

   1,66270, hitunglah:

   a. Daya dispersi kaca flinta.

   b. Konstanta dispersinya.




                                       8

More Related Content

What's hot

Gelombang Cahaya
Gelombang CahayaGelombang Cahaya
Gelombang Cahayaprihase
 
Pertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssPertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssadeenurhayati
 
Cahaya optika
Cahaya optikaCahaya optika
Cahaya optikaMank Zein
 
Kelompok 6 optika fisis
Kelompok 6 optika fisisKelompok 6 optika fisis
Kelompok 6 optika fisisNanda Reda
 
Ppt hyperlink gelombang cahaya
Ppt hyperlink gelombang cahayaPpt hyperlink gelombang cahaya
Ppt hyperlink gelombang cahayaRizky Hutami
 
12 gelombang-2
12 gelombang-212 gelombang-2
12 gelombang-2KranA Paga
 
Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)Dika Wahyu Suryadi
 
15. optik difraksi gelombang cahaya
15. optik   difraksi gelombang cahaya15. optik   difraksi gelombang cahaya
15. optik difraksi gelombang cahayaHokiman Kurniawan
 
Makalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMA
Makalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMAMakalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMA
Makalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMAAnnisa Triana
 
Gej gelombang cahaya ok
Gej gelombang cahaya okGej gelombang cahaya ok
Gej gelombang cahaya okLilis Sartika
 
Optika geometri
Optika geometriOptika geometri
Optika geometriauliarika
 
Cahaya sebagai gelombang
Cahaya sebagai gelombangCahaya sebagai gelombang
Cahaya sebagai gelombangAhmad Ilhami
 
Materi 12 interferensi_difraksi
Materi 12 interferensi_difraksiMateri 12 interferensi_difraksi
Materi 12 interferensi_difraksiRafika Witama
 
4. difraksi kisi
4. difraksi kisi4. difraksi kisi
4. difraksi kisiHarlaniws
 

What's hot (20)

Gelombang Cahaya
Gelombang CahayaGelombang Cahaya
Gelombang Cahaya
 
Pertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssPertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ss
 
Cahaya optika
Cahaya optikaCahaya optika
Cahaya optika
 
Kelompok 6 optika fisis
Kelompok 6 optika fisisKelompok 6 optika fisis
Kelompok 6 optika fisis
 
Ppt hyperlink gelombang cahaya
Ppt hyperlink gelombang cahayaPpt hyperlink gelombang cahaya
Ppt hyperlink gelombang cahaya
 
12 gelombang-2
12 gelombang-212 gelombang-2
12 gelombang-2
 
Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)Tugas presentasi fisika(kelompok)
Tugas presentasi fisika(kelompok)
 
Difraksi franhoufer
Difraksi franhouferDifraksi franhoufer
Difraksi franhoufer
 
15. optik difraksi gelombang cahaya
15. optik   difraksi gelombang cahaya15. optik   difraksi gelombang cahaya
15. optik difraksi gelombang cahaya
 
difraksi cahaya
difraksi cahayadifraksi cahaya
difraksi cahaya
 
Gelombang cahaya
Gelombang cahayaGelombang cahaya
Gelombang cahaya
 
Cahaya optik
Cahaya optikCahaya optik
Cahaya optik
 
Makalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMA
Makalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMAMakalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMA
Makalah fisika interferensi dan difraksi cahaya 12 SMA
 
Gej gelombang cahaya ok
Gej gelombang cahaya okGej gelombang cahaya ok
Gej gelombang cahaya ok
 
Optika geometri
Optika geometriOptika geometri
Optika geometri
 
Cahaya sebagai gelombang
Cahaya sebagai gelombangCahaya sebagai gelombang
Cahaya sebagai gelombang
 
Materi 12 interferensi_difraksi
Materi 12 interferensi_difraksiMateri 12 interferensi_difraksi
Materi 12 interferensi_difraksi
 
4. difraksi kisi
4. difraksi kisi4. difraksi kisi
4. difraksi kisi
 
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksi
 
Pw point physic
Pw point physicPw point physic
Pw point physic
 

Similar to SIFAT-SIFAT CAHAYA

Presentasi resume i
Presentasi resume iPresentasi resume i
Presentasi resume iFita Permata
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLatifatul Hidayah
 
optika tentang difraksi interferensi
optika tentang difraksi interferensioptika tentang difraksi interferensi
optika tentang difraksi interferensiAjeng Rizki Rahmawati
 
Optical instrumentation system
Optical instrumentation systemOptical instrumentation system
Optical instrumentation systemayu bekti
 
cahaya sebagai gelombang
cahaya sebagai gelombangcahaya sebagai gelombang
cahaya sebagai gelombangAyuAulia32
 
Indera penglihatan dan alat optik
Indera penglihatan dan alat optikIndera penglihatan dan alat optik
Indera penglihatan dan alat optikArima Reo
 
inderapenglihatandanalatoptik-150303015355-conversion-gate01 (1).pptx
inderapenglihatandanalatoptik-150303015355-conversion-gate01 (1).pptxinderapenglihatandanalatoptik-150303015355-conversion-gate01 (1).pptx
inderapenglihatandanalatoptik-150303015355-conversion-gate01 (1).pptxssuserd410cc
 
Cahaya dan Indera Penglihatan Manusia.pptx
Cahaya dan Indera Penglihatan Manusia.pptxCahaya dan Indera Penglihatan Manusia.pptx
Cahaya dan Indera Penglihatan Manusia.pptxJoshuaGraciasSimbolo1
 

Similar to SIFAT-SIFAT CAHAYA (20)

Refraksi Cahaya
Refraksi CahayaRefraksi Cahaya
Refraksi Cahaya
 
Optika Geometri
Optika GeometriOptika Geometri
Optika Geometri
 
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksi
 
Optika Geometri
Optika GeometriOptika Geometri
Optika Geometri
 
Spektrometer
SpektrometerSpektrometer
Spektrometer
 
Presentasi resume i
Presentasi resume iPresentasi resume i
Presentasi resume i
 
Optika geometri SMA fisika unnes
Optika geometri SMA fisika unnesOptika geometri SMA fisika unnes
Optika geometri SMA fisika unnes
 
Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII
 
Cahaya dan alat optik
Cahaya dan alat optikCahaya dan alat optik
Cahaya dan alat optik
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
 
optika tentang difraksi interferensi
optika tentang difraksi interferensioptika tentang difraksi interferensi
optika tentang difraksi interferensi
 
Optical instrumentation system
Optical instrumentation systemOptical instrumentation system
Optical instrumentation system
 
Bahan ajar fisika gel cahyaya
Bahan ajar fisika gel cahyayaBahan ajar fisika gel cahyaya
Bahan ajar fisika gel cahyaya
 
cahaya sebagai gelombang
cahaya sebagai gelombangcahaya sebagai gelombang
cahaya sebagai gelombang
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
 
Indera penglihatan dan alat optik
Indera penglihatan dan alat optikIndera penglihatan dan alat optik
Indera penglihatan dan alat optik
 
24 sifat gel-cahaya
24 sifat gel-cahaya24 sifat gel-cahaya
24 sifat gel-cahaya
 
inderapenglihatandanalatoptik-150303015355-conversion-gate01 (1).pptx
inderapenglihatandanalatoptik-150303015355-conversion-gate01 (1).pptxinderapenglihatandanalatoptik-150303015355-conversion-gate01 (1).pptx
inderapenglihatandanalatoptik-150303015355-conversion-gate01 (1).pptx
 
Cahaya dan Indera Penglihatan Manusia.pptx
Cahaya dan Indera Penglihatan Manusia.pptxCahaya dan Indera Penglihatan Manusia.pptx
Cahaya dan Indera Penglihatan Manusia.pptx
 
Laporan brightness
Laporan brightnessLaporan brightness
Laporan brightness
 

SIFAT-SIFAT CAHAYA

  • 1. BAB I SIFAT-SIFAT CAHAYA Cahaya merupakan besaran yang paling utama pada optic, karena optic bekerja bedasarkan sifat-sifat dari cahaya. Dari hasil eksperimen diperoleh sifat ini dan digunakan untuk mendapatkan sebuah teori atau postulat. 1.1. Kecepatan cahaya. Kecepatan cahaya telah mengalami berbagai perhitungan oleh para ilmuan. Mulai dari zaman para astronom kuno hingga jaman munculnya fisika modern. Pada tahun 1600 Galileo mencoba mengukur kecepatan cahaya, namun belum mendapatkan hasil. Baru pada tahun 1849 Fisikawan Perancis Armand H L Fizeu dengan percobaanya berhasil mendapatkan kecepatan cahaya yang besarnya c = 312,000 km/s . Kemudian hasil dari Fizeu itu disempurnakan oleh A.A.Michelson yang berhasil mengukur kecepatan cahaya yang besarnya c = 299,792.5 km/s = 2.997925 x 10 8 m/s . Kemudian ditemukan bahwa semua gelombang elektromagnetik dari mulai sina X sampai pada gelombang panjang (gelombang radio ) mempunyai kecepatan seperti kecepatan cahaya. Untuk keperluan perhitungan secara sigifikan kecepatan cahaya pada ruang hampa/udara adalah 3.108 m/s. (udara/ruang hampa mempunyai indeks bias n = 1). 1.2. Indeks Bias (refractive index) Indeks bias didefinisikan sebagai perbandingan anatara kecepatan rambat cahaya pada ruang hampa dengan kecepatan cahaya pada benda itu. Indeks bias disimbulkan oleh n, dimana : kecepa tan .cahaya.dalam.ruang .hampa indeks.bias = kecepa tan .cahaya.dalammedium 1
  • 2. c n= ………………………………………… (1.1) v Sebagai contoh indeks bias : nkaca = 1,520 nair = 1,333 nudara =1,00 Perhitungan secara cermat perhitungan indeks bias untuk udara pada suhu 0oC dan tekanan 1 atm(760 mm Hg) diperoleh indeks bias udara adalah nudara= 1,000292 Besarnya indeks bias menunjukkan besarnya kerapatan medium, semakin rapat medium, semakin besar indeks biasnya. Dalam keperluan alat-alat optic digunakan medium yang mempunyai indeks bias anatara 1,52 sampai 1,57. 1.3. Jejak Optik (optical path) Dalam prinsip optic geometri ada suatu besaran yang disebut dengan jejak optic. Lintasa cahaya (d) dalam suatu medium didefisisikan sebagai perkalian anatara kecepatan dan waktu rambat dalam medium. d = v.t ……………………………………. (1.2) c c Dari definisi n= maka diperoleh v = dan kemudian diperoleh : v c c d = .t atau diperoleh n.d = c.t Besaran hasil antara n dengan d disebut n dengan jejak optic (Δ). Atau Δ = n.d Sebagai contoh misalnya cahaya merambat dalam medium d, d’, d’’,……dengan indeks biasnya n, n’, n’’…..maka jejak optiknya dapat dituliskan sebagai berikut: ………………………… (1.3) Dapat digambarkan sebagi berikut: 2
  • 3. Gambar 1.1. jejak optic melalui beberapa medium optic 1.4. Hukum Pemantulan dan Pembiasan. Jika cahaya melalui medium yang berbeda kerapatannya, maka sebagian dari cahaya tersebut dipantulkan kembali dan sebagian yng lain dibiaskan. Arah dari sinar tersebut melalui aturan tertentu. Pada gambar 1.2. dilukiskan bagaimana sinar yang dipantulkan dan sinar yang dibiaskan. Sinar datang I dari medium dengan indeks bias n menuju medium dengan indeks bias n’ pada bidang batas MM’ akan dipantulkan R. Pada pemantulan berlaku sudut datang (Φ) sama denagn sudut pantul (Φ’), dengan adalah garis Gb. 1.2. Pemantulan dan pembiasan cahaya normal. Kemudian juga berlaku sinar datang sinar pantul dan gris normal terletak pada satu bidang datar yang sama. Inilah yang disebut hokum Snellius untuk pemantulan. Disamping dipantulkan cahaya juga dibiaskan (T). Pada pembiasan diperoleh harga perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut pantul selalu diperoleh bilangan yang konstan. 3
  • 4. ……………….……………. (1.4) Kemudian sinar datang sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar. Kelakuan ini merupakan hokum Snellius untuk pembiasan. Dari persamaan (1.4) dapat juga dituliskan sebagai : …………………… (1.5) Dari persamaan (1.4) dengan persamaan (1.1) maka diperoleh : …………………………………….. (1.6) Jika harga n untuk udara/rung hampa adalah 1 maka diperoleh: …………………………………….. (1.7) Jika sudut datang dan sudut biasnya kecil (sudut kecil adalah sudut yang mempunyai harga sin = tan = harga sudut itu sendiri) maka diperoleh : ……………………………………. (1.8) 1.5. Prinsip Fermat. Cahaya yang melalui medium menempuh lintasan mempunyai jejak seperti pada persamaan (1.3). Untuk menempuh lintasan diperlukan waktu yang masing-masing adalah berbeda. Pada tahun 1650 Seorang matamatikawan Perancis menyatakan bahwa:”lintasan cahaya yang merambat dari sau titik ke titik lain dalam suatu medium memerlukan waktu yang minimum atau Gb. 1.3. Jejak sinar terdekat maksimum atau tetap tidak berubah”. pada pemantulan 4
  • 5. Hukum pemantulan dan pembiasan dapat dijelaskan dengan prinsip fermat ini. Pada gambar (1.3) sebuah sinar berasal dari Q menuju B kemudian menuju Q’’. Garis lurus terpendek diperoleh jika dari QBQ’’. Sinar yang melalui QAQ’’ dan QCQ’’ mempunyai lintasan yang lebih panjang daripada QBQ’’. Pada pembiasan cahaya dari Q menuju bidang batas medium yang berbeda A kemudian dibiaskan menuju Q’.Waktu yang diperlukan untuk lintasan itu adalah: d d' t= + …………………………………… (1.9) v v' c Dengan menggunakan n = maka diperoleh harga t adalah : v n.d + n '.d ' Δ t= = …………………………….. (1.10) c c Dengan ……………………………….. (1.11) Dari gambar (1.4) didapatkan: …..………………… (1.12) Gb. 1.4. Jejak sinar pada pembiasan Untuk mendapatkan hrga maksimum atau minimum maka persamaan harus didiferensialkan sebagai berikut 5
  • 6. ..(1.13) Diperoleh: ………(1.14) Atau dapat ditulis sebgai: ………... (1.15) Persamaan ini merupakan persamaan hukum Snellius untuk pembiasan. 1.6. Dispersi Warna. Sifat yang menarik bagai cahaya adalah jika dilewatkan pada medium yang mempunyai indeks bias yang berbeda maka cahaya itu kan diuraikan menjadi beberapa warana sesuai dengan urutan panjang gelombang atau frekuensinya. Dari gambar 1.5. menunjukkan bahwa jika sinar cahaya putih dilewatka pada medium yang berbeda kerapannya, mka akan diuraikan mejadi beberapa warna. Hal ini menunjukkan bahwa setiap warna cahaya mempunyai indeks bias terhadap medium yang berbeda-beda. Sudut antara sinar bias bias warna F (biru) dengan sinar bias warna C (merah) disebut dengan sudut disperse. Sudut deviasi rerata dari spectrum terletak pada Gb. 1.5. Jejak sinar pada cahaya warna kuning (sinar D). Sebagai kasus khusus misalnya kaca kerona yang mempunyai indeks bias: . Berdasarkan suatu pendekatan untuk sudut yang kecil untuk sinar F dan C diperoleh harga : . Sedang sudut deviasi untuk warna D tergantung dari indeks 6
  • 7. bias warna D yaitu yang harganya sama dengan 0,52300. Perbandingan antara sudut disperse dengan sudut deviasi disebut dengan daya disperse yang dapat dinyatakan sebagai: ……………………..………. (1.16) Kebalikan dari daya disperse disebut dengan indeks disperse dan dinyatakan: …………………… (1.17) 1.7. Soal Latihan 1. Tunjukkan bahwa cahaya yang dipantulkan oleh cermin datar berputar 2x bila cahaya diputar x! 2. Jika indeks bias bahan gelas 1,5253 tentukan kecepatan cahaya pada gelas tersebut! 3. Pada pembiasan kepler menawarkan sebuah rumus dengan formula dengan n’ indeks bias relative. Carilah sudut datang φ yang mempunyai indeks bias n’=1,7320 bila sudut biasnya φ’=32,0o menggunakan: a. Formula kepler. b. Formula Snellius . 4. Sebuah cahaya datang dari udara menuju kaca yang berbentuk prisma dengan sudut datang 55,0o terhadap garis normal. Cahaya datang ke prisma kemudian keluar ke udara lagi. Jika sudut pembias prisma 60o, hitung: a. Sudut deviasi untuk permukaan pertama! b. Sudut deviasi untuk permukaan kedua c. Masing-masing dengan perhitungan dan dengan gambar!. 7
  • 8. 5. Sebuah kaca flinta padat dibuat berbentuk prisma. Jika indeks biasnya untuk warna merah, kuning dan biru masing-masing nc = 1,64357, nd = 1,64900 dan nf = 1,66270, hitunglah: a. Daya dispersi kaca flinta. b. Konstanta dispersinya. 8