SlideShare a Scribd company logo
ANESTESI UNTUK BEDAH
ORTOPEDIK
FANDA AYYU R
Bone Cement
 Polymethylmethacrylate,dibutuhkan u/ sambungan
arthroplasti.
 Mengikat kuat prostetik ke tulang penderita.
 Hipertensi intrameduler (>500 mmHg) menyebabkan
emboli lemak, sumsum tulang, cement, dan udara
masuk ke vena femoralis.
 Residu methylmethacrylate menyebabkan
vasodilatasi dan menurunkan resistensi vaskular.
 Pelepasan tromboplastin mencetuskan agregasi
platelet, microtrombus di paru, dan ketidakstabilan
kardiovaskuler ok hasil dari sirkulasi substansi
vasoaktif.
Manifestasi klinik dari sindrom implantasi bone
cement al hipoksia ( me↑ shunt pulmoner),
hipotensi, disritmia (tms blok jantung & sinus
arrest), hipertensi pulmoner (me↑ resistensi
vaskuler pulmoner), dan penurunan CO.
Emboli banyak terjadi selama insersi prostetik
femoral.
Strategi untuk me↓ efek komplikasi ini al me↑
konsentrasi O2, maintain euvolemia dengan
monitor CVP, membuat lubang ventilasi pada
distal femur u/ me↓ tekanan intrameduler,
membuat lavage tekanan tinggi pada femur u/
menghilangkan debris, ataupun menggunakan
komponen tanpa cement
Pneumatic Tourniquet
 Penggunaan pada extremitas atas atau bawah
memang menjadikan operasi dengan sedikit darah
 ada bbrp problem yang timbul spt perubahan
hemodinamik, nyeri, perubahan metabolik,
tromboemboli arteri, bahkan emboli pulmo.
 Inflasi yang lama (>2 jam) terus menerus
menyebabkan disfungsi otot transien dan kadang
berhubungan dgn injury saraf perifer permanen atau
bahkan rhabdomiolisis.
 Inflasi tourniquet juga berhubungan dgn me↑ suhu
tubuh pediatri pada operasi daerah kaki.
 Selama GA, nyeri tourniquet kadang bermanifestasi dgn me↑ MAP
45mnt-1jam setelah inflasi cuff. Tanda progresif aktivasi simpatis spt
hipertensi, takikardi, dan diaphoresis.
 Deflasi cuff secara cepat mengurangi sensasi nyeri dan
hipertensinya. Biasanya disertai dengan me↓ CVP dan MAP secara
signifikan.
Sindrom Emboli Lemak
 Sindrom ini jarang terjadi, tetapi bila terjadi sangat fatal (10-20%
mortalitas).
 Terjadi 72 jam setelah fraktur pelvis atau tulang panjang, dgn trias :
dispneu, confusion, petechieae.
 Dapat juga terjadi setelah resusitasi kardiopulmoner, feeding parental
parental dg infus lipid, dan liposuction.
Peningkatan asam lemak bebas  efek toksik
membran alveoli kapiler  pelepasan vasoaktif
amine dan prostaglandin  ARDS
Manifestasi neurologi (agitasi, confusi, stupor,
koma) mungkin disebabkan oleh adanya
kerusakan kapiler pada sirkulasi serebral dan
oedem serebral dan dieksaserbasi oleh hipoksia.
Petechiae muncul pada dada, extremitas atas,
axilla, dan conjungtiva.
Tx profilaksi : stabilisasi dini fraktur
Tx suportif : tx O2 dg ventilasi tekanan jln nafas
positif secara kontinyu.
Deep Venous Thrombosis & Thromboembolism
DVT & emboli pulmo mrp penyebab utama
kematian bedah ortopedi pada extremitas bawah
dan pelvis.
Anestesi neuraxial ataupun bila dikombinasi dg
general anestesi dapat mengurangi komplikasi
tromboemboli oleh bbrp mekanisme tms
simpatektomi-induced yg me↑ aliran darah vena
extremitas bawah, efek antiinflamasi sistemik
pada lokal anestesi, me↓reaktivitas platelet, pe↑
faktor VIII & faktor Willebrand, pe↓ antitrombin
III, dan perubahan pelepasan hormon.
 Placement jarum epidural atau kateter sebaiknya tdk dilakukan
dalam waktu 6-8 jam setelah minidose subcutan dari unfractionated
heparin ataupun dalam waktu 12-24 jam setelah low dose molecular
weight heparin.
 Walaupun spinal kurang traumatik, mempunyai resiko yg sama juga.
Hip Surgery
Sebagian besar pasien lemah dan orang tua, dgn
disertai penyakit koroner, penyakit vaskuler
serebral, PPOK, ataupun DM.
Biasanya mengalami dehidrasi ok intake oral
yang kurang.
Ciri lain yaitu adanya hipoksia, mungkin
berhubungan dgn emboli lemak ; faktor lain tms
atelektasis bibasilar ok bed rest, kongesti
pulmoner ok gagal jtg kongestif, atau konsolidasi
ok infeksi.
Teknik epidural dg atau tanpa GA memberikan
keuntungan dpt mengontrol nyeri post operasi.
Pada teknik spinal, hipobaric spinal membuat
posisi lebih mudah ok pasien tdk harus berbaring
pada fractured hip dan dpt bertahan pada posisi
yg sama selama operasi.
Morphine intratekal dpt digunakan u/ analgesik
post operasi tetapi potensial me↑ resiko depresi
pernafasan.
Hemiarthroplasty & total hip replacement >
lama, > invasif  blood loss >>, perubahan
hemodinamik tu bila cement digunakan.
Total Hip Arthroplasty
Sebagian besar pasien mengalami osteoarthritis,
rheumathoid arthritis, osteonecrosis (avascular
necrosis).
RA melibatkan semua membran sinovial, tms
sendi cervical spine dan temporomandibular.
Atlantoaxial subluxation dpt menyebabkan
protrusio prosesus odontoid ke foramen
magnum saat intubasi, perubahan aliran darah
vertebra, dan kompresi medula spinalis atau
brain stem.
 Cervical spine dg posisi flexi & extensi lateral harus
diketahui preoperatif pada semua pasien RA berat.
 Bila instabilitas atlantoaxial sampai 5 mm, intubasi
harus dilakukan dg stabilisasi leher dan teknik
fiberoptik sadar.
 Keterlibatan sendi temporomandibular dpt
membatasi mobilitas rahang & range of motion 
intubasi memerlukan teknik fiberoptik nasal.
 RA & OA biasanya mendapat tx NSAID u/
manajemen nyeri. Efek : gastrointestinal bleeding,
renal toxicity, disfungsi platelet.
 Mekanisme NSAID berhubungan dg kemampuannya
meng inhibisi sintesa prostaglandin oleh enzim
cyclooxygenase (COX).
 Total hip replacement berkaitan dgn 3 komplikasi yang mengancam
jiwa yaitu sindrom implantasi bone cement, hemoragi intra & post
operasi, dan tromboemboli vena.
 Tromboemboli vena mrp penyebab utama kematian ok operasi THR.
 Penggunaan regional anestesi menurunkan insiden deep venous
thrombosis dan emboli pulmo.
Knee Surgery
Tdr dr arthroscopy dan total/partial joint
replacement.
Arthroscopy
Melibatkan banyak sendi tms lutut, bahu, ankle,
wrist.
Sering pada atlet, kadang dilakukan juga pada
pasien tua dg multiple problem.
Merupakan operasi dgn pdrhn yang sedikit.
Menggunakan pneumatic tourniquet.
Posisi supine, GA dgn LMA. Bbrp center dgn
neuraxial anestesi
Total knee replacement
Lebih pendek waktunya drpd hip replacement.
Posisi supine, pdrhn sedikit ok tourniquet.
Epidural cateter sangat membantu dalam
mengurangi nyeri post operasi, dimana nyerinya
lebih berat drpd nyeri pd hip replacement.
Analgesik post operasi efektif untuk rehabilitasi
fisik dini, u/ memaximalkan range of motion post
op dan mencegah adhesi sendi ok knee
replacement.
Operasi pada Extremitas Atas
Shoulder surgery
 Bisa dgn open atau arthroscopy.
 Posisi duduk (beach chair) ataupun posisi lateral decubitus
 Teknik interscalene dgn blok pd plexus brachialis sangat ideal
untuk shoulder procedur.
 Bahkan saat GA, blok interscalene dapat menambah anestesi dan
memberikan analgesi post op yg baik.
 Penggunaan cateter indwelling interscalene memberikan analgesi
post op sampai 48 jam.
Hand surgery
 Yang paling sering carpal tunnel release.
 Regional anestesi iv atau blok Biel
 Penggunaan anestetik very short acting (ex propofol & desfluran)
+ LMA
 Operasi >1 jam  blok plexus brachialis
Terima Kasih

More Related Content

Similar to BAB 38. Anesthesia for Orthopedic Surgery.ppt

tatalaksana sternotomi.pdf
tatalaksana sternotomi.pdftatalaksana sternotomi.pdf
tatalaksana sternotomi.pdf
CitraRahmad1
 
Crush syndroma
Crush syndromaCrush syndroma
Crush syndroma
gustians
 
Standard of Post Anesthesia Care Unitpptx
Standard of Post Anesthesia Care UnitpptxStandard of Post Anesthesia Care Unitpptx
Standard of Post Anesthesia Care Unitpptx
AnggitaFatwa1
 
Askep fraktur iga dan paru AKPER PEMDA MUNA
Askep fraktur iga dan paru AKPER PEMDA MUNA Askep fraktur iga dan paru AKPER PEMDA MUNA
Askep fraktur iga dan paru AKPER PEMDA MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Trauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injuryTrauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injury
Army Of God
 
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptxAnestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
VisckaRazzaq
 
Emergency escharotomy
Emergency escharotomyEmergency escharotomy
Emergency escharotomy
Fredy Samosir
 
Hemiparesis
HemiparesisHemiparesis
St elevasi miokard infark
St elevasi miokard infarkSt elevasi miokard infark
St elevasi miokard infark
Dwi Handayani
 
Kedaruratan ortoped by andreas chandra s.ked
Kedaruratan ortoped by andreas chandra s.kedKedaruratan ortoped by andreas chandra s.ked
Kedaruratan ortoped by andreas chandra s.ked
andreas040288
 
ANEURYSM . THROMBOSIS EMBOLISM & DEEP VEIN THROMBOSIS
ANEURYSM . THROMBOSIS EMBOLISM & DEEP VEIN THROMBOSISANEURYSM . THROMBOSIS EMBOLISM & DEEP VEIN THROMBOSIS
ANEURYSM . THROMBOSIS EMBOLISM & DEEP VEIN THROMBOSIS
Muhammad Nasrullah
 
2. Ns Edy_venous and artery ulcer).pptx
2. Ns Edy_venous and artery ulcer).pptx2. Ns Edy_venous and artery ulcer).pptx
2. Ns Edy_venous and artery ulcer).pptx
DarmiyantiUsman1
 
Askep stroke2
Askep stroke2Askep stroke2
Askep stroke2yonraen
 
power point.pptx
power point.pptxpower point.pptx
power point.pptx
IGustiRaiSutrawan
 
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar bisa download ppt ya guys
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar  bisa download ppt ya guysRuptur_tendo_achilles.pptx biar  bisa download ppt ya guys
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar bisa download ppt ya guys
FajarAnshori3
 
Indry toraks AKPER PEMKAB MUNA
Indry toraks AKPER PEMKAB MUNAIndry toraks AKPER PEMKAB MUNA
Indry toraks AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Ligament.pptx
Ligament.pptxLigament.pptx
Ligament.pptx
DeviAyuMandasari1
 
Lp ami
Lp amiLp ami
adam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
adam thromboangitis buerger's disease, medical facultyadam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
adam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
BrianYeremia1
 
Laporan pendahuluan alin
Laporan pendahuluan alinLaporan pendahuluan alin
Laporan pendahuluan alin
Yabniel Lit Jingga
 

Similar to BAB 38. Anesthesia for Orthopedic Surgery.ppt (20)

tatalaksana sternotomi.pdf
tatalaksana sternotomi.pdftatalaksana sternotomi.pdf
tatalaksana sternotomi.pdf
 
Crush syndroma
Crush syndromaCrush syndroma
Crush syndroma
 
Standard of Post Anesthesia Care Unitpptx
Standard of Post Anesthesia Care UnitpptxStandard of Post Anesthesia Care Unitpptx
Standard of Post Anesthesia Care Unitpptx
 
Askep fraktur iga dan paru AKPER PEMDA MUNA
Askep fraktur iga dan paru AKPER PEMDA MUNA Askep fraktur iga dan paru AKPER PEMDA MUNA
Askep fraktur iga dan paru AKPER PEMDA MUNA
 
Trauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injuryTrauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injury
 
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptxAnestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
 
Emergency escharotomy
Emergency escharotomyEmergency escharotomy
Emergency escharotomy
 
Hemiparesis
HemiparesisHemiparesis
Hemiparesis
 
St elevasi miokard infark
St elevasi miokard infarkSt elevasi miokard infark
St elevasi miokard infark
 
Kedaruratan ortoped by andreas chandra s.ked
Kedaruratan ortoped by andreas chandra s.kedKedaruratan ortoped by andreas chandra s.ked
Kedaruratan ortoped by andreas chandra s.ked
 
ANEURYSM . THROMBOSIS EMBOLISM & DEEP VEIN THROMBOSIS
ANEURYSM . THROMBOSIS EMBOLISM & DEEP VEIN THROMBOSISANEURYSM . THROMBOSIS EMBOLISM & DEEP VEIN THROMBOSIS
ANEURYSM . THROMBOSIS EMBOLISM & DEEP VEIN THROMBOSIS
 
2. Ns Edy_venous and artery ulcer).pptx
2. Ns Edy_venous and artery ulcer).pptx2. Ns Edy_venous and artery ulcer).pptx
2. Ns Edy_venous and artery ulcer).pptx
 
Askep stroke2
Askep stroke2Askep stroke2
Askep stroke2
 
power point.pptx
power point.pptxpower point.pptx
power point.pptx
 
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar bisa download ppt ya guys
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar  bisa download ppt ya guysRuptur_tendo_achilles.pptx biar  bisa download ppt ya guys
Ruptur_tendo_achilles.pptx biar bisa download ppt ya guys
 
Indry toraks AKPER PEMKAB MUNA
Indry toraks AKPER PEMKAB MUNAIndry toraks AKPER PEMKAB MUNA
Indry toraks AKPER PEMKAB MUNA
 
Ligament.pptx
Ligament.pptxLigament.pptx
Ligament.pptx
 
Lp ami
Lp amiLp ami
Lp ami
 
adam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
adam thromboangitis buerger's disease, medical facultyadam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
adam thromboangitis buerger's disease, medical faculty
 
Laporan pendahuluan alin
Laporan pendahuluan alinLaporan pendahuluan alin
Laporan pendahuluan alin
 

Recently uploaded

428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinyaSariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
nursarinindya
 
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptxMateri 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
puskesmasmaskendaga
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 

Recently uploaded (12)

428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinyaSariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
 
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptxMateri 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 

BAB 38. Anesthesia for Orthopedic Surgery.ppt

  • 2. Bone Cement  Polymethylmethacrylate,dibutuhkan u/ sambungan arthroplasti.  Mengikat kuat prostetik ke tulang penderita.  Hipertensi intrameduler (>500 mmHg) menyebabkan emboli lemak, sumsum tulang, cement, dan udara masuk ke vena femoralis.  Residu methylmethacrylate menyebabkan vasodilatasi dan menurunkan resistensi vaskular.  Pelepasan tromboplastin mencetuskan agregasi platelet, microtrombus di paru, dan ketidakstabilan kardiovaskuler ok hasil dari sirkulasi substansi vasoaktif.
  • 3. Manifestasi klinik dari sindrom implantasi bone cement al hipoksia ( me↑ shunt pulmoner), hipotensi, disritmia (tms blok jantung & sinus arrest), hipertensi pulmoner (me↑ resistensi vaskuler pulmoner), dan penurunan CO. Emboli banyak terjadi selama insersi prostetik femoral. Strategi untuk me↓ efek komplikasi ini al me↑ konsentrasi O2, maintain euvolemia dengan monitor CVP, membuat lubang ventilasi pada distal femur u/ me↓ tekanan intrameduler, membuat lavage tekanan tinggi pada femur u/ menghilangkan debris, ataupun menggunakan komponen tanpa cement
  • 4. Pneumatic Tourniquet  Penggunaan pada extremitas atas atau bawah memang menjadikan operasi dengan sedikit darah  ada bbrp problem yang timbul spt perubahan hemodinamik, nyeri, perubahan metabolik, tromboemboli arteri, bahkan emboli pulmo.  Inflasi yang lama (>2 jam) terus menerus menyebabkan disfungsi otot transien dan kadang berhubungan dgn injury saraf perifer permanen atau bahkan rhabdomiolisis.  Inflasi tourniquet juga berhubungan dgn me↑ suhu tubuh pediatri pada operasi daerah kaki.
  • 5.  Selama GA, nyeri tourniquet kadang bermanifestasi dgn me↑ MAP 45mnt-1jam setelah inflasi cuff. Tanda progresif aktivasi simpatis spt hipertensi, takikardi, dan diaphoresis.  Deflasi cuff secara cepat mengurangi sensasi nyeri dan hipertensinya. Biasanya disertai dengan me↓ CVP dan MAP secara signifikan.
  • 6. Sindrom Emboli Lemak  Sindrom ini jarang terjadi, tetapi bila terjadi sangat fatal (10-20% mortalitas).  Terjadi 72 jam setelah fraktur pelvis atau tulang panjang, dgn trias : dispneu, confusion, petechieae.  Dapat juga terjadi setelah resusitasi kardiopulmoner, feeding parental parental dg infus lipid, dan liposuction.
  • 7. Peningkatan asam lemak bebas  efek toksik membran alveoli kapiler  pelepasan vasoaktif amine dan prostaglandin  ARDS Manifestasi neurologi (agitasi, confusi, stupor, koma) mungkin disebabkan oleh adanya kerusakan kapiler pada sirkulasi serebral dan oedem serebral dan dieksaserbasi oleh hipoksia. Petechiae muncul pada dada, extremitas atas, axilla, dan conjungtiva. Tx profilaksi : stabilisasi dini fraktur Tx suportif : tx O2 dg ventilasi tekanan jln nafas positif secara kontinyu.
  • 8. Deep Venous Thrombosis & Thromboembolism DVT & emboli pulmo mrp penyebab utama kematian bedah ortopedi pada extremitas bawah dan pelvis. Anestesi neuraxial ataupun bila dikombinasi dg general anestesi dapat mengurangi komplikasi tromboemboli oleh bbrp mekanisme tms simpatektomi-induced yg me↑ aliran darah vena extremitas bawah, efek antiinflamasi sistemik pada lokal anestesi, me↓reaktivitas platelet, pe↑ faktor VIII & faktor Willebrand, pe↓ antitrombin III, dan perubahan pelepasan hormon.
  • 9.  Placement jarum epidural atau kateter sebaiknya tdk dilakukan dalam waktu 6-8 jam setelah minidose subcutan dari unfractionated heparin ataupun dalam waktu 12-24 jam setelah low dose molecular weight heparin.  Walaupun spinal kurang traumatik, mempunyai resiko yg sama juga.
  • 10. Hip Surgery Sebagian besar pasien lemah dan orang tua, dgn disertai penyakit koroner, penyakit vaskuler serebral, PPOK, ataupun DM. Biasanya mengalami dehidrasi ok intake oral yang kurang. Ciri lain yaitu adanya hipoksia, mungkin berhubungan dgn emboli lemak ; faktor lain tms atelektasis bibasilar ok bed rest, kongesti pulmoner ok gagal jtg kongestif, atau konsolidasi ok infeksi.
  • 11. Teknik epidural dg atau tanpa GA memberikan keuntungan dpt mengontrol nyeri post operasi. Pada teknik spinal, hipobaric spinal membuat posisi lebih mudah ok pasien tdk harus berbaring pada fractured hip dan dpt bertahan pada posisi yg sama selama operasi. Morphine intratekal dpt digunakan u/ analgesik post operasi tetapi potensial me↑ resiko depresi pernafasan. Hemiarthroplasty & total hip replacement > lama, > invasif  blood loss >>, perubahan hemodinamik tu bila cement digunakan.
  • 12. Total Hip Arthroplasty Sebagian besar pasien mengalami osteoarthritis, rheumathoid arthritis, osteonecrosis (avascular necrosis). RA melibatkan semua membran sinovial, tms sendi cervical spine dan temporomandibular. Atlantoaxial subluxation dpt menyebabkan protrusio prosesus odontoid ke foramen magnum saat intubasi, perubahan aliran darah vertebra, dan kompresi medula spinalis atau brain stem.
  • 13.  Cervical spine dg posisi flexi & extensi lateral harus diketahui preoperatif pada semua pasien RA berat.  Bila instabilitas atlantoaxial sampai 5 mm, intubasi harus dilakukan dg stabilisasi leher dan teknik fiberoptik sadar.  Keterlibatan sendi temporomandibular dpt membatasi mobilitas rahang & range of motion  intubasi memerlukan teknik fiberoptik nasal.  RA & OA biasanya mendapat tx NSAID u/ manajemen nyeri. Efek : gastrointestinal bleeding, renal toxicity, disfungsi platelet.  Mekanisme NSAID berhubungan dg kemampuannya meng inhibisi sintesa prostaglandin oleh enzim cyclooxygenase (COX).
  • 14.  Total hip replacement berkaitan dgn 3 komplikasi yang mengancam jiwa yaitu sindrom implantasi bone cement, hemoragi intra & post operasi, dan tromboemboli vena.  Tromboemboli vena mrp penyebab utama kematian ok operasi THR.  Penggunaan regional anestesi menurunkan insiden deep venous thrombosis dan emboli pulmo.
  • 15. Knee Surgery Tdr dr arthroscopy dan total/partial joint replacement. Arthroscopy Melibatkan banyak sendi tms lutut, bahu, ankle, wrist. Sering pada atlet, kadang dilakukan juga pada pasien tua dg multiple problem. Merupakan operasi dgn pdrhn yang sedikit. Menggunakan pneumatic tourniquet. Posisi supine, GA dgn LMA. Bbrp center dgn neuraxial anestesi
  • 16. Total knee replacement Lebih pendek waktunya drpd hip replacement. Posisi supine, pdrhn sedikit ok tourniquet. Epidural cateter sangat membantu dalam mengurangi nyeri post operasi, dimana nyerinya lebih berat drpd nyeri pd hip replacement. Analgesik post operasi efektif untuk rehabilitasi fisik dini, u/ memaximalkan range of motion post op dan mencegah adhesi sendi ok knee replacement.
  • 17. Operasi pada Extremitas Atas Shoulder surgery  Bisa dgn open atau arthroscopy.  Posisi duduk (beach chair) ataupun posisi lateral decubitus  Teknik interscalene dgn blok pd plexus brachialis sangat ideal untuk shoulder procedur.  Bahkan saat GA, blok interscalene dapat menambah anestesi dan memberikan analgesi post op yg baik.  Penggunaan cateter indwelling interscalene memberikan analgesi post op sampai 48 jam. Hand surgery  Yang paling sering carpal tunnel release.  Regional anestesi iv atau blok Biel  Penggunaan anestetik very short acting (ex propofol & desfluran) + LMA  Operasi >1 jam  blok plexus brachialis