SlideShare a Scribd company logo
BAB 2
Standar Kompetensi:
 Menggunakan aturan statistika, kaidah pemecahan, dan sifat-
sifat peluang dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar:
 Menggunakan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi
dalam pemecahan masalah.
 Menentukan ruang sampel suatu percobaan.
 Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya.
KAIDAH PENCACAHAN
Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia (Aturan Perkalian)
Misalkan terdapat n buah tempat tersedia, dengan:
k adalah banyak cara untuk mengisi tempat pertama,
k adalah banyak cara untuk mengisi tempat kedua setelah tempat
pertama terisi,
k adalah banyak cara untuk mengisi tempata ketiga setelah tempat
pertama dan kedua terisi,
… , demikian seterusnya.
k adalah banyak cara untuk mengsi tempat ke-n setelah tempat-
tempat pertama, kedua, ketiga, … , dan ke (n  1) terisi.
1
2
3
n
Banyak cara untuk mengisi n tempat yang tersedia secara
keseluruhan adalah
k  k  k  …  k
1 2 3 n
c + c + c + … + c
1 2 3 n
Misalkan terdapat n buah peristiwa yang saling lepas, dengan:
c adalah banyak cara pada peristiwa pertama,
c adalah banyak cara pada peristiwa kedua,
c adalah banyak cara pada peristiwa ketiga,
… . dan seterusnya.
c adalah banyak cara pada peristiwa ke-n.
Banyak cara n buah peristiwa itu secara keseluruhan adalah
1
2
3
n
Permutasi
Faktor dari Bilangan Asli
Definisi:
Untuk setiap bilangan asli n, didefinisikan:
Lambang atau notasi n! dibaca sebagai n faktorial.
n! = 1  2  3  …  (n  2)  (n  1)  n
1! = 1 dan 0! = 1
Permutasi dari Unsur-unsur yang Berbeda
Definisi:
Permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia (tiap unsur
itu berbeda) adalah susunan dari r unsur itu dalam suatu urutan (r n).
Banyak permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia
Banyak permutasi n unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia
P n
r
P
n
n
P
n
n
= n  (n  1)  (n  2)  …  3  2  1 = n!
r (n  r)!
Banyak permutasi n unsur ditentukan dengan aturan:
Banyak permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia
ditentukan dengan aturan:
P
n
= n  (n  1)  (n  2)  …  (n  r + 1) =
n!
Permutasi yang Memuat Beberapa Unsur Sama
Misalkan dari n unsur yang tersedia terdapat k unsur yang sama (k  n),
maka banyak permutasi dari n unsur itu ditentukan dengan aturan:
Misalkan dari n unsur yang tersedia terdapat k unsur yang sama, l
unsur yang sama, dan m unsur yang sama (k + l + m  n), maka
banyak permutasi dari n unsur itu ditentukan dengan aturan:
P =
n!
k!
P =
k!
n!
l!m!
Permutasi Siklis
Misalkan tersedia n unsur yang berbeda. Banyak permutasi siklis dari
n unsur itu ditentukan denga aturan:
P (n  r)!
=
siklis
Kombinasi
Definisi:
Kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia (tiap unsur
berbeda) adalah suatu pilihan dari r unsur tanpa memperhatikan
urutannya (r  n).
Banyak kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia
Banyak kombinasi r unsur yang diambilk dari n unsur yang tersedia
ditentukan dengan aturan
C
n
r
r! (n  r)!
n!
C
n
r
=
Kegiatan melempar sekeping mata uang logam (satu atau beberapa
kali) dinamakan percobaan.
Hasil percobaan pada pelemparan sekeping mata uang logam
adalah munculnya sisi gambar (G) atau munculnya sisi tulisan (T).
PERCOBAAN, RUANG, CONTOH, DAN KEJADIAN
GAMBAR TULISAN
{G} {T}
Himpunan dari semua hasil yang mungkin
muncul dalam percobaan melempar sekeping
mata uang logam, ditulis {G,T}, disebut ruang
contoh atau ruang sampel.
1.Ruang contoh atau ruang sampel adalah
himpunan dari semua hasil yang mungkin pada
sebuah percobaan.
2.Titik contoh atau titik sampel adalah anggota-
anggota dari ruang contoh atau ruang sampel.
Himpunan bagian dari ruang contoh S disebut kejadian atau
peristiwa (event).
1. Kejadian sederhana atau kejadian elementer
Kejadian sederhana atau kejadian elementer adalah suatu
kejadian yang mempunyai satu titik contoh.
Pada percobaan melempar dadu berisi enam, kejadian-
kejadian sederhana adalah:
• {1} yaitu kejadian munculnya mata dadu 1, dan
• {6} yaitu kejadian munculnya mata dadu 6.
Kejadian
2.Kejadian majemuk
Kejadian majemuk adalah suatu kejadian yang
mempunyai titik contoh lebih dari satu.
Pada percobaan melempar dadu berisi enam, bebrapa
kejadian majemuk antaranya adalah:
• {3, 4} yaitu kejadian munculnya mata dadu lebih dari
2 tetapi kurang dari 5.
• {2, 4, 6} yaitu kejadian munculnya mata dadu genap.
PELUANG SUATU KEJADIAN DAN KOMPLEMENNYA
Menghitung Peluang dengan Pendekatan Frekuensi Nisbi
Misalkan suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali.
1. Jika kejadian E muncul sebanyak k kali (0  k  n), maka frekuensi
nisbi munculnya kejadian E ditentukan dengan rumus:
2. Jika nilai n mendekati tak-berhingga, maka nilai cenderung konstan
mendekati nilai tertentu. Nilai peluang munculnya kejadian E
ditentukan dengan rumus:
Catatan:
F (E): frekuensi nisbi munculnya kejadian E.
P (E): peluang munculnya kejadian E.
F (E) =
n
k
P (E) = lim F (E) = lim k
n
n  n 
Menghitung Peluang dengan
Pendekatan Definisi Peluang Klasik
Misalkan dalam sebuah percobaan menyebabkan
munculnya n hasil yang mungkin dengan masing-masing
hasil mempunyai kesempatan yang sama (equelly likely).
Jika kejadian E dapat muncul sebanyak k kali, maka
peluang kejadian E ditentukan dengan rumus:
P (E) = k
n
Menghitung Peluang dengan
Menggunakan Ruang Contoh
Misalkan S adalah ruang contoh dari sebuah percobaan
dan masing-masing dari anggota S memilki kesempatan
yang sama untuk muncul. Jika E adalah suatu kejadian
dengan E  S maka peluang kejadian E ditentukan
dengan rumus:
n(E) adalah banyak anggota dalam himpunan kejadian E,
n(S) adalah banyak anggota dalam himpunan ruang
contoh S.
P (E) =
n(E)
n(S)
Kisaran Nilai Peluang
Kisaran nilai peluang kejadian E mempunyai
batas dari 0 sampai 1.
Jika P (E) = 0 maka dikatakan E adalah kejadian
yang mustahil terjadi.
Jika P (E) = 1 maka dikatakan E adalah kejadian
yang pasti terjadi.
Frekuensi Harapan suatu Kejadian
Frekuensi harapan adalah abnyak kejadian atau
peristiwa yang diharapkan dapat terjadi pada sebuah
percobaan.
Misalkan sebuah percobaan dilakukan sebanyak n kali
dan P(E) adalah peluang kejadian E. Frekuensi harapan
kejadian E ditentukan dengan aturan:
F (E) = n  P(E)
h
Peluang Komplemen suatu Kejadian
Jika E adalah komplemen kejadian E, maka
peluang kejadian E ditentukan dengan aturan:
P(E) adalah peluang kejadian E dan P(E) dalah
peluang komplemen kejadian E.
P (E) = 1  P(E)
PELUANG KEJADIAN MAJEMUK
Menghitung Peluang Gabungan Dua Kejadian
Peluang Gabungan Dua Kejadian
Misalkan A dan B adalah dua kejadian yang berada dalam
ruang contoh S, maka peluang kejadian A  B dientukan
dengan aturan
P (A  B) = P(A) + P(B)  P(A  B)
Peluang Gabungan Dua Kejadian
yang Saling Lepas
Jika A dan B merupakan dua kejadian yang saling lepas,
maka peluang gabungan dua kejadian yang saling lepas
itu ditentukan dengan aturan
P (A  B) = P(A) + P(B)
Menghitung Peluang Gabungan
Dua Kejadian Saling Bebas
Kejadian A dan kejadian B disebut dua kejadian yang saling bebas
jika kejadian A tidak terpengaruh oleh kejadian B atau sebaliknya
kejadian B tidak terpengaruh oleh kejadian A.
Catatan:
Bedakan pengertian antara dua kejadian yang saling bebas dengan
pengertian dua kejadian yang saling lepas yang telah dibahas
sebelumnya.
Jika kejadian A dan kejadian B saling bebas maka berlaku
Sebaliknya, jika P(A  B)  P(A)  P(B) maka kejadian A dan kejadian
B tidak saling bebas
P (A  B) = P(A)  P(B)
Menghitung Peluang Kejadian Bersyarat
S
B
A
B
A/B
Ruang contoh semula Ruang contoh yang baru Kejadian bersyarat A/B
Proses terbentuknya kejadian bersyarat A/B
• Peluang kejadian A dengan syarat kejadian B terjadi lebih dulu,
ditentukan dengan aturan
• Peluang kejadian B dengan syarat kejadian A terjadi lebih dulu,
ditentukan dengan aturan
P (A/B)
P (B)
, P (B)  0
P(A  B)
=
P (B/A)
P (A)
, P (A)  0
P(A  B)
=
Peluang Kejadian pada Pengambilan Contoh
Pengambilan kartu yang dilakukan secara acak disebut
pengambilan contoh acak.
Proses pengambilan contoh sebuah kartu sebanyak dua kali
secara berurutan dapat dilakukan denga cara sebagai
berikut
1. Pengambilan contoh dengan pengembalian
Misalkan kartu pertama telah diambil. Kartu ini
dikembalikan lagi sehingga jumlah kartu tetap seperti
jumlah kartu semula. Kemudian kartu-kartu tersebut
dikocok lagi, baru diambil kartu kedua. Proses
pengambilan contoh dengan cara seperti ini disebut
pengambilan contoh dengan pengembalian.
2. Pengambilan contoh tanpa pengembalian
Misalkan kartu pertama telah diambil. Kartu yang telah
diambil itu tidak dikembalikan. Jika jumlah kartu semula n,
maka jumlah kartu berikutnya menjadi ( n  1). Kartu-kartu
sebanyak (n  1) buah itu dikocok, kemudian diambil kartu
kedua. Proses pengembalian contoh dengan cara seperti
ini disebut pengambilan contoh tanpa pengembalian.

More Related Content

Similar to Bab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptx

Konsep dasar matematika ppt Kelompok 2
Konsep dasar matematika ppt Kelompok  2Konsep dasar matematika ppt Kelompok  2
Konsep dasar matematika ppt Kelompok 2
Maysy Maysy
 
Matematika - Pengertian Peluang
Matematika - Pengertian Peluang Matematika - Pengertian Peluang
Matematika - Pengertian Peluang
tioprayogi
 
Probabilitas
Probabilitas Probabilitas
Probabilitas
Aceh Engineering State
 
Pert 7 teori probabilitas
Pert 7  teori probabilitasPert 7  teori probabilitas
Pert 7 teori probabilitas
Canny Becha
 
Pert 7 teori probabilitas
Pert 7  teori probabilitasPert 7  teori probabilitas
Pert 7 teori probabilitas
Ohan Handiyanto
 
Probabilitas
Probabilitas Probabilitas
Probabilitas
tumbuhsehat
 
Makalah matematika peluang
Makalah matematika peluangMakalah matematika peluang
Makalah matematika peluang
Lilin Ariandi
 
Peluang dan peubah acak diskrit
Peluang dan peubah acak diskritPeluang dan peubah acak diskrit
Peluang dan peubah acak diskrit
Nida Hilya
 
Teori peluang
Teori peluangTeori peluang
Teori peluang
Tenia Wahyuningrum
 
Kelompok 7 mia 1
Kelompok 7 mia 1Kelompok 7 mia 1
Kelompok 7 mia 1
Rahandi Pasha
 
PERTEMUAN 1 &2 (PELUANG).ppt
PERTEMUAN 1 &2  (PELUANG).pptPERTEMUAN 1 &2  (PELUANG).ppt
PERTEMUAN 1 &2 (PELUANG).ppt
AmbarPristiarini
 
BAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.ppt
BAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.pptBAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.ppt
BAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.ppt
AnggunKhairunnisa2
 
Makalah peluang new
Makalah peluang newMakalah peluang new
Makalah peluang new
Yusrin21
 
Tugas Peluang
Tugas PeluangTugas Peluang
Tugas Peluang
Fadhli Rahman
 
Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1
zenardjov
 
Peluang
PeluangPeluang
Konsep probabilitas
Konsep probabilitasKonsep probabilitas
Konsep probabilitas
Swadexi Istiqphara
 
Bab v-probabilitas
Bab v-probabilitasBab v-probabilitas
Bab v-probabilitas
Andina Titra
 

Similar to Bab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptx (20)

Konsep dasar matematika ppt Kelompok 2
Konsep dasar matematika ppt Kelompok  2Konsep dasar matematika ppt Kelompok  2
Konsep dasar matematika ppt Kelompok 2
 
Matematika - Pengertian Peluang
Matematika - Pengertian Peluang Matematika - Pengertian Peluang
Matematika - Pengertian Peluang
 
Probabilitas
Probabilitas Probabilitas
Probabilitas
 
Pert 7 teori probabilitas
Pert 7  teori probabilitasPert 7  teori probabilitas
Pert 7 teori probabilitas
 
Pert 7 teori probabilitas
Pert 7  teori probabilitasPert 7  teori probabilitas
Pert 7 teori probabilitas
 
Probabilitas
Probabilitas Probabilitas
Probabilitas
 
Makalah matematika peluang
Makalah matematika peluangMakalah matematika peluang
Makalah matematika peluang
 
Peluang dan peubah acak diskrit
Peluang dan peubah acak diskritPeluang dan peubah acak diskrit
Peluang dan peubah acak diskrit
 
Teori peluang
Teori peluangTeori peluang
Teori peluang
 
Kelompok 7 mia 1
Kelompok 7 mia 1Kelompok 7 mia 1
Kelompok 7 mia 1
 
PERTEMUAN 1 &2 (PELUANG).ppt
PERTEMUAN 1 &2  (PELUANG).pptPERTEMUAN 1 &2  (PELUANG).ppt
PERTEMUAN 1 &2 (PELUANG).ppt
 
BAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.ppt
BAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.pptBAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.ppt
BAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.ppt
 
Makalah peluang new
Makalah peluang newMakalah peluang new
Makalah peluang new
 
Tugas Peluang
Tugas PeluangTugas Peluang
Tugas Peluang
 
Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1Laporan praktikum teori peluang 1
Laporan praktikum teori peluang 1
 
Probabilitas.
Probabilitas.Probabilitas.
Probabilitas.
 
Peluang
PeluangPeluang
Peluang
 
Konsep probabilitas
Konsep probabilitasKonsep probabilitas
Konsep probabilitas
 
Peluang by Kelompok 7
Peluang by Kelompok 7Peluang by Kelompok 7
Peluang by Kelompok 7
 
Bab v-probabilitas
Bab v-probabilitasBab v-probabilitas
Bab v-probabilitas
 

Recently uploaded

RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 

Recently uploaded (20)

RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 

Bab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptx

  • 2. Standar Kompetensi:  Menggunakan aturan statistika, kaidah pemecahan, dan sifat- sifat peluang dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar:  Menggunakan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi dalam pemecahan masalah.  Menentukan ruang sampel suatu percobaan.  Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya.
  • 3. KAIDAH PENCACAHAN Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia (Aturan Perkalian) Misalkan terdapat n buah tempat tersedia, dengan: k adalah banyak cara untuk mengisi tempat pertama, k adalah banyak cara untuk mengisi tempat kedua setelah tempat pertama terisi, k adalah banyak cara untuk mengisi tempata ketiga setelah tempat pertama dan kedua terisi, … , demikian seterusnya. k adalah banyak cara untuk mengsi tempat ke-n setelah tempat- tempat pertama, kedua, ketiga, … , dan ke (n  1) terisi. 1 2 3 n
  • 4. Banyak cara untuk mengisi n tempat yang tersedia secara keseluruhan adalah k  k  k  …  k 1 2 3 n
  • 5. c + c + c + … + c 1 2 3 n Misalkan terdapat n buah peristiwa yang saling lepas, dengan: c adalah banyak cara pada peristiwa pertama, c adalah banyak cara pada peristiwa kedua, c adalah banyak cara pada peristiwa ketiga, … . dan seterusnya. c adalah banyak cara pada peristiwa ke-n. Banyak cara n buah peristiwa itu secara keseluruhan adalah 1 2 3 n
  • 6. Permutasi Faktor dari Bilangan Asli Definisi: Untuk setiap bilangan asli n, didefinisikan: Lambang atau notasi n! dibaca sebagai n faktorial. n! = 1  2  3  …  (n  2)  (n  1)  n 1! = 1 dan 0! = 1
  • 7. Permutasi dari Unsur-unsur yang Berbeda Definisi: Permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia (tiap unsur itu berbeda) adalah susunan dari r unsur itu dalam suatu urutan (r n). Banyak permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia Banyak permutasi n unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia P n r P n n
  • 8. P n n = n  (n  1)  (n  2)  …  3  2  1 = n! r (n  r)! Banyak permutasi n unsur ditentukan dengan aturan: Banyak permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia ditentukan dengan aturan: P n = n  (n  1)  (n  2)  …  (n  r + 1) = n!
  • 9. Permutasi yang Memuat Beberapa Unsur Sama Misalkan dari n unsur yang tersedia terdapat k unsur yang sama (k  n), maka banyak permutasi dari n unsur itu ditentukan dengan aturan: Misalkan dari n unsur yang tersedia terdapat k unsur yang sama, l unsur yang sama, dan m unsur yang sama (k + l + m  n), maka banyak permutasi dari n unsur itu ditentukan dengan aturan: P = n! k! P = k! n! l!m!
  • 10. Permutasi Siklis Misalkan tersedia n unsur yang berbeda. Banyak permutasi siklis dari n unsur itu ditentukan denga aturan: P (n  r)! = siklis
  • 11. Kombinasi Definisi: Kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia (tiap unsur berbeda) adalah suatu pilihan dari r unsur tanpa memperhatikan urutannya (r  n). Banyak kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia Banyak kombinasi r unsur yang diambilk dari n unsur yang tersedia ditentukan dengan aturan C n r r! (n  r)! n! C n r =
  • 12. Kegiatan melempar sekeping mata uang logam (satu atau beberapa kali) dinamakan percobaan. Hasil percobaan pada pelemparan sekeping mata uang logam adalah munculnya sisi gambar (G) atau munculnya sisi tulisan (T). PERCOBAAN, RUANG, CONTOH, DAN KEJADIAN GAMBAR TULISAN {G} {T}
  • 13. Himpunan dari semua hasil yang mungkin muncul dalam percobaan melempar sekeping mata uang logam, ditulis {G,T}, disebut ruang contoh atau ruang sampel. 1.Ruang contoh atau ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin pada sebuah percobaan. 2.Titik contoh atau titik sampel adalah anggota- anggota dari ruang contoh atau ruang sampel.
  • 14. Himpunan bagian dari ruang contoh S disebut kejadian atau peristiwa (event). 1. Kejadian sederhana atau kejadian elementer Kejadian sederhana atau kejadian elementer adalah suatu kejadian yang mempunyai satu titik contoh. Pada percobaan melempar dadu berisi enam, kejadian- kejadian sederhana adalah: • {1} yaitu kejadian munculnya mata dadu 1, dan • {6} yaitu kejadian munculnya mata dadu 6. Kejadian
  • 15. 2.Kejadian majemuk Kejadian majemuk adalah suatu kejadian yang mempunyai titik contoh lebih dari satu. Pada percobaan melempar dadu berisi enam, bebrapa kejadian majemuk antaranya adalah: • {3, 4} yaitu kejadian munculnya mata dadu lebih dari 2 tetapi kurang dari 5. • {2, 4, 6} yaitu kejadian munculnya mata dadu genap.
  • 16. PELUANG SUATU KEJADIAN DAN KOMPLEMENNYA Menghitung Peluang dengan Pendekatan Frekuensi Nisbi Misalkan suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali. 1. Jika kejadian E muncul sebanyak k kali (0  k  n), maka frekuensi nisbi munculnya kejadian E ditentukan dengan rumus: 2. Jika nilai n mendekati tak-berhingga, maka nilai cenderung konstan mendekati nilai tertentu. Nilai peluang munculnya kejadian E ditentukan dengan rumus: Catatan: F (E): frekuensi nisbi munculnya kejadian E. P (E): peluang munculnya kejadian E. F (E) = n k P (E) = lim F (E) = lim k n n  n 
  • 17. Menghitung Peluang dengan Pendekatan Definisi Peluang Klasik Misalkan dalam sebuah percobaan menyebabkan munculnya n hasil yang mungkin dengan masing-masing hasil mempunyai kesempatan yang sama (equelly likely). Jika kejadian E dapat muncul sebanyak k kali, maka peluang kejadian E ditentukan dengan rumus: P (E) = k n
  • 18. Menghitung Peluang dengan Menggunakan Ruang Contoh Misalkan S adalah ruang contoh dari sebuah percobaan dan masing-masing dari anggota S memilki kesempatan yang sama untuk muncul. Jika E adalah suatu kejadian dengan E  S maka peluang kejadian E ditentukan dengan rumus: n(E) adalah banyak anggota dalam himpunan kejadian E, n(S) adalah banyak anggota dalam himpunan ruang contoh S. P (E) = n(E) n(S)
  • 19. Kisaran Nilai Peluang Kisaran nilai peluang kejadian E mempunyai batas dari 0 sampai 1. Jika P (E) = 0 maka dikatakan E adalah kejadian yang mustahil terjadi. Jika P (E) = 1 maka dikatakan E adalah kejadian yang pasti terjadi.
  • 20. Frekuensi Harapan suatu Kejadian Frekuensi harapan adalah abnyak kejadian atau peristiwa yang diharapkan dapat terjadi pada sebuah percobaan. Misalkan sebuah percobaan dilakukan sebanyak n kali dan P(E) adalah peluang kejadian E. Frekuensi harapan kejadian E ditentukan dengan aturan: F (E) = n  P(E) h
  • 21. Peluang Komplemen suatu Kejadian Jika E adalah komplemen kejadian E, maka peluang kejadian E ditentukan dengan aturan: P(E) adalah peluang kejadian E dan P(E) dalah peluang komplemen kejadian E. P (E) = 1  P(E)
  • 22. PELUANG KEJADIAN MAJEMUK Menghitung Peluang Gabungan Dua Kejadian Peluang Gabungan Dua Kejadian Misalkan A dan B adalah dua kejadian yang berada dalam ruang contoh S, maka peluang kejadian A  B dientukan dengan aturan P (A  B) = P(A) + P(B)  P(A  B)
  • 23. Peluang Gabungan Dua Kejadian yang Saling Lepas Jika A dan B merupakan dua kejadian yang saling lepas, maka peluang gabungan dua kejadian yang saling lepas itu ditentukan dengan aturan P (A  B) = P(A) + P(B)
  • 24. Menghitung Peluang Gabungan Dua Kejadian Saling Bebas Kejadian A dan kejadian B disebut dua kejadian yang saling bebas jika kejadian A tidak terpengaruh oleh kejadian B atau sebaliknya kejadian B tidak terpengaruh oleh kejadian A. Catatan: Bedakan pengertian antara dua kejadian yang saling bebas dengan pengertian dua kejadian yang saling lepas yang telah dibahas sebelumnya. Jika kejadian A dan kejadian B saling bebas maka berlaku Sebaliknya, jika P(A  B)  P(A)  P(B) maka kejadian A dan kejadian B tidak saling bebas P (A  B) = P(A)  P(B)
  • 25. Menghitung Peluang Kejadian Bersyarat S B A B A/B Ruang contoh semula Ruang contoh yang baru Kejadian bersyarat A/B Proses terbentuknya kejadian bersyarat A/B • Peluang kejadian A dengan syarat kejadian B terjadi lebih dulu, ditentukan dengan aturan • Peluang kejadian B dengan syarat kejadian A terjadi lebih dulu, ditentukan dengan aturan P (A/B) P (B) , P (B)  0 P(A  B) = P (B/A) P (A) , P (A)  0 P(A  B) =
  • 26. Peluang Kejadian pada Pengambilan Contoh Pengambilan kartu yang dilakukan secara acak disebut pengambilan contoh acak. Proses pengambilan contoh sebuah kartu sebanyak dua kali secara berurutan dapat dilakukan denga cara sebagai berikut 1. Pengambilan contoh dengan pengembalian Misalkan kartu pertama telah diambil. Kartu ini dikembalikan lagi sehingga jumlah kartu tetap seperti jumlah kartu semula. Kemudian kartu-kartu tersebut dikocok lagi, baru diambil kartu kedua. Proses pengambilan contoh dengan cara seperti ini disebut pengambilan contoh dengan pengembalian.
  • 27. 2. Pengambilan contoh tanpa pengembalian Misalkan kartu pertama telah diambil. Kartu yang telah diambil itu tidak dikembalikan. Jika jumlah kartu semula n, maka jumlah kartu berikutnya menjadi ( n  1). Kartu-kartu sebanyak (n  1) buah itu dikocok, kemudian diambil kartu kedua. Proses pengembalian contoh dengan cara seperti ini disebut pengambilan contoh tanpa pengembalian.