Dokumen tersebut membahas tentang endapan mineral, termasuk definisi bahan galian, klasifikasi bahan galian menurut peraturan pemerintah, dan jenis-jenis endapan mineral seperti bahan galian logam, bahan galian industri, serta mineral berharga dan batu mulia.
Dokumen tersebut merupakan draft bahan kuliah tentang Teknik Eksplorasi yang mencakup pengantar tentang tujuan dan materi kuliah serta metode eksplorasi yang ada. Topik utama yang dibahas antara lain proses konsentrasi bahan galian, tahapan kegiatan pertambangan termasuk eksplorasi, dan metode eksplorasi langsung dan tidak langsung seperti geologi, geofisika, dan geokimia.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, klasifikasi, dan karakteristik bahan galian industri. Bahan galian industri dikelompokkan berdasarkan cara terbentuknya, pemanfaatan, dan teknologi pengolahan. Terdapat beberapa permasalahan utama pada bahan galian industri seperti modal kecil, teknologi kurang maju, dan pasar yang sempit.
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
Dokumen tersebut membahas tentang pasir kuarsa, yakni bahan galian yang berasal dari pelapukan batuan beku dan mengandung silika. Pasir kuarsa digunakan sebagai bahan baku industri semen, kaca, dan lainnya. Kualitas pasir kuarsa bervariasi tergantung pada kandungan silikanya.
Teks tersebut membahas analisis eksplorasi pertambangan emas. Secara umum dibahas tentang pengertian emas dan proses eksplorasi pertambangan emas, yang meliputi metode geofisika, penginderaan jauh, dan geokimia untuk menemukan deposit emas.
Metode sampling pada jenis – jenis endapankusyanto Anto
Metode sampling pada berbagai jenis endapan meliputi grab sampling, bulk sampling, chip sampling, dan channel sampling. Chip dan channel sampling melibatkan pengambilan conto secara teratur dari permukaan yang memperlihatkan mineralisasi, sedangkan grab dan bulk sampling lebih acak. Faktor seperti pola endapan, tahap proyek, dan lokasi pengambilan conto mempengaruhi metode yang tepat.
Dokumen tersebut merupakan draft bahan kuliah tentang Teknik Eksplorasi yang mencakup pengantar tentang tujuan dan materi kuliah serta metode eksplorasi yang ada. Topik utama yang dibahas antara lain proses konsentrasi bahan galian, tahapan kegiatan pertambangan termasuk eksplorasi, dan metode eksplorasi langsung dan tidak langsung seperti geologi, geofisika, dan geokimia.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, klasifikasi, dan karakteristik bahan galian industri. Bahan galian industri dikelompokkan berdasarkan cara terbentuknya, pemanfaatan, dan teknologi pengolahan. Terdapat beberapa permasalahan utama pada bahan galian industri seperti modal kecil, teknologi kurang maju, dan pasar yang sempit.
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
Dokumen tersebut membahas tentang pasir kuarsa, yakni bahan galian yang berasal dari pelapukan batuan beku dan mengandung silika. Pasir kuarsa digunakan sebagai bahan baku industri semen, kaca, dan lainnya. Kualitas pasir kuarsa bervariasi tergantung pada kandungan silikanya.
Teks tersebut membahas analisis eksplorasi pertambangan emas. Secara umum dibahas tentang pengertian emas dan proses eksplorasi pertambangan emas, yang meliputi metode geofisika, penginderaan jauh, dan geokimia untuk menemukan deposit emas.
Metode sampling pada jenis – jenis endapankusyanto Anto
Metode sampling pada berbagai jenis endapan meliputi grab sampling, bulk sampling, chip sampling, dan channel sampling. Chip dan channel sampling melibatkan pengambilan conto secara teratur dari permukaan yang memperlihatkan mineralisasi, sedangkan grab dan bulk sampling lebih acak. Faktor seperti pola endapan, tahap proyek, dan lokasi pengambilan conto mempengaruhi metode yang tepat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Genesa bahan galian membahas proses pembentukan endapan primer, sekunder, dan sedimenter serta jenis-jenis endapan tersebut seperti endapan magmatis, metasomatik kontak, hidrotermal, vulkanik, dan pegmatit.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan tambang mulai dari pengertian, penaksiran cadangan, perencanaan batas tambang, penjadwalan produksi, hingga biaya operasi tambang.
2. Beberapa metode penaksiran cadangan yang disebutkan adalah penaksiran manual, metode poligon, penggunaan model blok teratur dan tak teratur, serta penggunaan data geologi, assay, dan topografi dalam penaksir
Rangkuman utama proses pembentukan endapan adalah sebagai berikut:
- Endapan dapat terbentuk dari proses magmatik seperti kristalisasi magma, hidrotermal, dan lateral secretion.
- Proses eksternal seperti akumulasi mekanis, endapan sedimen, dan proses residu juga dapat membentuk endapan.
- Klasifikasi endapan didasarkan pada asal fluida pembawa bijih, assosiasi mineral, lingkungan pengendap
Dokumen tersebut membahas tentang eksplorasi geologi yang meliputi tahapan eksplorasi pendahuluan, rinci, dan metode eksplorasi. Pada tahap pendahuluan dilakukan studi literatur dan survei dengan skala peta 1:50.000-1:25.000 untuk memilih lokasi. Tahap rinci menggunakan skala peta lebih besar 1:2.000-1:200 dan pemboran terperinci. Metode eksplorasi dapat langsung
Dokumen tersebut membahas tentang eksplorasi sumber daya mineral khususnya batubara, meliputi pengertian eksplorasi, tujuan, tahapan, metode, dan estimasi sumber daya serta cadangan batubara. Eksplorasi dilakukan secara bertahap mulai dari survei, prospeksi, eksplorasi umum hingga terinci untuk mengurangi risiko. Metode utama meliputi geologi, geofisika, dan geokimia. Hasil eks
Makalah ini membahas tentang jenis-jenis mineral logam dan proses pembentukannya serta potensi sumber daya mineral logam di Indonesia. Mineral logam terbentuk melalui proses geologi dalam waktu lama dan merupakan sumber daya tak terbarukan. Indonesia kaya akan sumber daya mineral logam seperti nikel, tembaga, emas, dan bauksit.
Pola pengeboran tambang terbuka dan tambang bawah tanah berbeda karena faktor luas area, volume hasil peledakan, suplai udara segar, dan keselamatan kerja. Tambang terbuka memiliki area yang lebih luas dan volume hasil peledakan besar, sedangkan tambang bawah tanah terbatas ruangnya dan memerlukan sistem ventilasi yang baik. Pola pengeboran tambang terbuka membutuhkan dua bidang bebas sedangkan tambang bawah tanah
Dokumen tersebut membahas tentang geoteknik tambang yang merupakan salah satu alat penting dalam perencanaan tambang. Geoteknik digunakan untuk menganalisis stabilitas lereng tambang dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti geometri lereng, struktur batuan, sifat fisik dan mekanik batuan. Analisis stabilitas lereng diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat longsoran yang dapat membahayakan kesel
Fosfat adalah ion poliatomik yang terdiri dari satu atom fosfor dan empat oksigen. Ia ditemukan dalam batuan apatit atau sedimen dan memiliki tiga jenis pembentukan: primer selama pembentukan magma, sekunder di endapan laut dalam, dan guano dari kotoran burung. Fosfat digunakan sebagai pupuk untuk pertanian dan bahan baku industri.
Pola peledakan menunjukkan urutan ledakan dari lubang-lubang peledakan untuk meminimalkan getaran, overbreak, dan fragmentasi batuan yang tidak diinginkan serta memperbaiki ukuran fragmentasi. Beberapa pola yang sering digunakan adalah Corner Cut untuk tiga bidang bebas, V-Cut untuk dua bidang bebas, dan Box Cut untuk satu bidang bebas.
Dokumen ini membahas tentang pembentukan dan jenis-jenis batubara di Indonesia. Batubara dimulai terbentuk sejak zaman Carboniferous dan mutunya ditentukan oleh suhu, tekanan, dan waktu pembentukan. Di Indonesia, batubara bernilai ekonomi terdapat di cekungan Tersier Pulau Sumatera dan Kalimantan berumur Eosen dan Miosen. Ada 5 jenis batubara yaitu antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit, dan
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusAling Syahril
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang terkait dengan pengolahan bahan galian secara fisik dan mekanik, meliputi proses-proses seperti screening, classifying, jigging, dense medium separation, serta alat-alat seperti crusher dan grinding mill.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Genesa bahan galian membahas proses pembentukan endapan primer, sekunder, dan sedimenter serta jenis-jenis endapan tersebut seperti endapan magmatis, metasomatik kontak, hidrotermal, vulkanik, dan pegmatit.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan tambang mulai dari pengertian, penaksiran cadangan, perencanaan batas tambang, penjadwalan produksi, hingga biaya operasi tambang.
2. Beberapa metode penaksiran cadangan yang disebutkan adalah penaksiran manual, metode poligon, penggunaan model blok teratur dan tak teratur, serta penggunaan data geologi, assay, dan topografi dalam penaksir
Rangkuman utama proses pembentukan endapan adalah sebagai berikut:
- Endapan dapat terbentuk dari proses magmatik seperti kristalisasi magma, hidrotermal, dan lateral secretion.
- Proses eksternal seperti akumulasi mekanis, endapan sedimen, dan proses residu juga dapat membentuk endapan.
- Klasifikasi endapan didasarkan pada asal fluida pembawa bijih, assosiasi mineral, lingkungan pengendap
Dokumen tersebut membahas tentang eksplorasi geologi yang meliputi tahapan eksplorasi pendahuluan, rinci, dan metode eksplorasi. Pada tahap pendahuluan dilakukan studi literatur dan survei dengan skala peta 1:50.000-1:25.000 untuk memilih lokasi. Tahap rinci menggunakan skala peta lebih besar 1:2.000-1:200 dan pemboran terperinci. Metode eksplorasi dapat langsung
Dokumen tersebut membahas tentang eksplorasi sumber daya mineral khususnya batubara, meliputi pengertian eksplorasi, tujuan, tahapan, metode, dan estimasi sumber daya serta cadangan batubara. Eksplorasi dilakukan secara bertahap mulai dari survei, prospeksi, eksplorasi umum hingga terinci untuk mengurangi risiko. Metode utama meliputi geologi, geofisika, dan geokimia. Hasil eks
Makalah ini membahas tentang jenis-jenis mineral logam dan proses pembentukannya serta potensi sumber daya mineral logam di Indonesia. Mineral logam terbentuk melalui proses geologi dalam waktu lama dan merupakan sumber daya tak terbarukan. Indonesia kaya akan sumber daya mineral logam seperti nikel, tembaga, emas, dan bauksit.
Pola pengeboran tambang terbuka dan tambang bawah tanah berbeda karena faktor luas area, volume hasil peledakan, suplai udara segar, dan keselamatan kerja. Tambang terbuka memiliki area yang lebih luas dan volume hasil peledakan besar, sedangkan tambang bawah tanah terbatas ruangnya dan memerlukan sistem ventilasi yang baik. Pola pengeboran tambang terbuka membutuhkan dua bidang bebas sedangkan tambang bawah tanah
Dokumen tersebut membahas tentang geoteknik tambang yang merupakan salah satu alat penting dalam perencanaan tambang. Geoteknik digunakan untuk menganalisis stabilitas lereng tambang dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti geometri lereng, struktur batuan, sifat fisik dan mekanik batuan. Analisis stabilitas lereng diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat longsoran yang dapat membahayakan kesel
Fosfat adalah ion poliatomik yang terdiri dari satu atom fosfor dan empat oksigen. Ia ditemukan dalam batuan apatit atau sedimen dan memiliki tiga jenis pembentukan: primer selama pembentukan magma, sekunder di endapan laut dalam, dan guano dari kotoran burung. Fosfat digunakan sebagai pupuk untuk pertanian dan bahan baku industri.
Pola peledakan menunjukkan urutan ledakan dari lubang-lubang peledakan untuk meminimalkan getaran, overbreak, dan fragmentasi batuan yang tidak diinginkan serta memperbaiki ukuran fragmentasi. Beberapa pola yang sering digunakan adalah Corner Cut untuk tiga bidang bebas, V-Cut untuk dua bidang bebas, dan Box Cut untuk satu bidang bebas.
Dokumen ini membahas tentang pembentukan dan jenis-jenis batubara di Indonesia. Batubara dimulai terbentuk sejak zaman Carboniferous dan mutunya ditentukan oleh suhu, tekanan, dan waktu pembentukan. Di Indonesia, batubara bernilai ekonomi terdapat di cekungan Tersier Pulau Sumatera dan Kalimantan berumur Eosen dan Miosen. Ada 5 jenis batubara yaitu antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit, dan
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusAling Syahril
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang terkait dengan pengolahan bahan galian secara fisik dan mekanik, meliputi proses-proses seperti screening, classifying, jigging, dense medium separation, serta alat-alat seperti crusher dan grinding mill.
Dokumen ini memberikan informasi mengenai pertambangan corundum di Myanmar, terutama di daerah Mogok. Daerah ini merupakan salah satu penghasil corundum berkualitas tinggi, terutama ruby. Dokumen menjelaskan proses penambangan, lokasi, deposit, produksi, dan pasar dari pertambangan corundum di Myanmar.
Ringkuman dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang program studi Teknik Pertambangan dengan jalur pilihan Tambang Eksplorasi di Institut Teknologi Bandung.
2) Jalur pilihan Tambang Eksplorasi memberikan penekanan pada ilmu-ilmu terkait eksplorasi tambang seperti genesa bahan galian, teknik eksplorasi, dan metode perhitungan cadangan.
3) Kurikulum jalur pilihan Tambang Ekspl
1. Kadmium (Cd) pertama kali ditemukan pada tahun 1817. Logam ini banyak digunakan sebagai stabilizer dan pigmen.
2. Cd memiliki sifat putih keperakan, lunak, dan tahan korosi. Senyawa utamanya adalah CdO dan CdS.
3. Aplikasi Cd antara lain baterai Ni-Cd, electroplating, pigmen, dan stabilizer PVC.
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogirezatambang
Praktikum kristalografi dan mineralogi bertujuan untuk mempelajari bentuk kristal, sistem kristal, sifat fisik mineral, dan proses pembentukan mineral. Alat yang digunakan antara lain busur derajat, penggaris segitiga, loupe, dan skala kekerasan Mohs. Praktikum ini membantu mahasiswa memahami struktur kristal dan komposisi kimia mineral.
First Quantum Minerals is a growing mining company that produces copper and gold. It has a solid base of existing mining operations in Zambia and Mauritania. The company has a robust pipeline of projects to significantly expand its copper production, including developing nickel mines in Australia and Finland. First Quantum also has exploration projects and is investing billions over the next few years to triple its copper output and become a major nickel producer. This growth from new projects and expansion will position the company for continued strength.
Extractive industry, particularly oil, gas, mineral, and coal in Indonesia contribute approximately 23% from total national revenue in APBN 2013, equal to IDR 398.4 Billion from IDR 1726 Billion in APBN-Revision 2013. Oil and gas contribute 7.35%, mineral and coal contribute 11.24% to Gross Domestic Product fiscal year 2013 (BPS, 2014). This sector also plays important role in securing national demand on energy, creating jobs, alleviating poverty and inequality, as well as supporting growth and economic diversification that benefits national interest.
Through this study, we hope that lesson learnt of using EITI report, particularly to contextualization of EITI to the needs and challenge in governance, could be replicated to the other regions. These progresses can promote transparency and accountability of extractive industry. This progress is also supported by the improvement in the EITI Indonesia, which already had high level of disaggregation in the production phase (permit unit/mining operation in each region). With the new standard in the EITI, there are opportunities to widen the coverage of EITI, not only on financial aspect of revenue, but also in the permit/contract phase, as well as in the social and environmental aspect.
The document summarizes the assets of the Port Kembla Copper Refinery located in Australia. It provides details on the refinery equipment including anode preparation machines, cathode stripping machines, electrolyte circulation systems, commercial cells, and liberator cells. It also describes smelter equipment such as acid plants, furnaces, and a Mitsubishi converter. The refinery was modernized in 2000 but shut down three years later due to a lack of feed. The assets are now being marketed for relocation by PI International.
This document provides details about NECSA's plan to build a smelter facility to decontaminate scrap metal on its Pelindaba site that cannot be decontaminated through conventional methods. Some key points:
- The smelter will melt approximately 14,000 tons of contaminated steel, aluminum, and other metals to reduce their volume and destroy sensitive nuclear equipment.
- It will be located on the Pelindaba East site and include two large furnaces, a smaller test furnace, cutting facilities, and an off-gas filtration system to minimize emissions.
- Regulatory agencies like the NNR have approved the construction but further approvals are needed for commissioning and operation. Public hearings were
Makalah pengolahan mineral gravity separationActur Saktianto
Makalah ini membahas tentang pemisahan mineral menggunakan metode gravity separation. Metode ini memanfaatkan perbedaan densitas antara mineral dan pengotor. Ada tiga alat utama yang digunakan yaitu jig concentrator, shaking table, dan hummprey spiral. Proses ini menghasilkan tiga produk yaitu konsentrat, middling, dan tailing.
The document provides information about the 3rd Annual Smelting & Processing Summit held in Jakarta, Indonesia on May 11-12, 2016. The summit featured presentations and panels on topics related to Indonesia's mineral export ban policies, commodity price forecasts, smelting and processing technologies, and perspectives from Indonesian miners, government representatives, and international investors. The agenda included updates on key mineral industries, discussions on challenges and solutions for developing downstream processing facilities, and interactive roundtable sessions on issues for various minerals. The summit provided a forum for participants from Indonesia's mining and metals industry to gain insights on navigating regulatory changes and market conditions.
Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...Oswar Mungkasa
Menurut dokumen, Indonesia memiliki sumber daya alam yang besar seperti migas, mineral, dan batubara. Namun, pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam ini belum optimal untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Diperlukan perbaikan regulasi untuk menetapkan kepemilikan negara atas sumber daya alam tersebut."
Makalah ini membahas tentang proses flotasi dalam pemisahan mineral. Flotasi adalah proses pemisahan mineral berdasarkan perbedaan sifat permukaan mineral yang dapat diubah menjadi hidrofobik atau hidrofilik dengan menggunakan zat kimia seperti pengatur pH, depresan, kolektor, dan pembuih. Proses flotasi dilakukan di dalam sel flotasi untuk memisahkan mineral berharga dari pengotor.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu logam dan proses pengecoran logam. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang definisi ilmu logam, jenis-jenis logam dan bukan logam, serta proses pembuatan cetakan dan pengecoran logam untuk membentuk komponen.
Dokumen tersebut membahas tentang genesa bahan galian dan klasifikasi bahan galian. Genesa bahan galian mempelajari cara terbentuknya deposit mineral secara alamiah, sedangkan klasifikasi bahan galian membedakan deposit berdasarkan proses pembentukannya, seperti proses mekanik, kimia, magmatik, dan lainnya. Pemahaman tentang genesa dan klasifikasi bahan galian penting untuk mengetahui karakteristik deposit serta metode penambangann
1) Dokumen tersebut membahas tentang unsur tanah jarang, termasuk karakteristik, sejarah, mulajadi, dan sumber dayanya.
2) Unsur tanah jarang terdapat dalam berbagai mineral seperti bastnaesit, monasit, dan zirkon, yang umumnya ditemukan sebagai mineral ikutan pada tambangan emas dan timah.
3) China memiliki sumber daya tanah jarang terbesar di dunia, yang berasal dari tambangan bijih besi, endapan al
Dokumen tersebut membahas tentang geologi dan potensi sumber daya mineral di Sulawesi Tengah. Secara geologi, Sulawesi Tengah terdiri atas tiga mandala utama yaitu Mandala Barat, Mandala Tengah, dan Mandala Banggai-Sula yang memiliki karakteristik batuan dan potensi mineral yang berbeda-beda. Kaitan kondisi geologi dengan potensi sumber daya mineral dijelaskan, seperti wilayah barat berpotensi logam,
Dokumen tersebut membahas tentang bahan galian industri. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa:
1. Bahan galian industri merupakan semua mineral dan batuan selain mineral logam dan energi yang digunakan untuk industri dan konstruksi.
2. Bahan galian industri dikelompokkan berdasarkan asal terbentuknya, cara pengolahan, dan pemanfaatannya.
3. Karakteristik bahan galian industri antara lain multiguna, dapat
Indonesia memiliki sumber daya alam tambang yang beragam dan melimpah, termasuk batubara, minyak bumi, gas alam, emas, tembaga, dan bauksit. Berbagai proses geologi membentuk sumber daya tambang ini selama jutaan tahun. Pemerintah berupaya mengoptimalkan pertambangan untuk pembangunan ekonomi namun juga memperhatikan lingkungan.
penelitian ekstraksi dan pemisahantanah jarang.docxejja3
Indonesia termasuk negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satu contohnya, yaitu unsur tanah jarang (UTJ). Pada saat ini Indonesia merupakan eksportir timah terbesar di dunia, sehingga memiliki potensi UTJ yang besar juga. Di Indonesia, mineral mengandung UTJ terdapat sebagai mineral ikutan pada komoditas utama terutama emas dan timah yang mempunyai peluang untuk diusahakan sebagai produk sampingan yang dapat memberikan nilai tambah dari seluruh potensi bahan galian, sehinggga menjadi potensi strategis yang dapat memberikan kontribusi besar kepada pembangunan nasional (Suprapto, 2009).
Pengembangan metode pemisahan dan analisis UTJ telah menarik perhatian banyak peneliti, salah satu sebabnya adalah karena unsur-unsur ini merupakan bahan yang menunjang perkembangan ilmu dan teknologi. Penggunaan unsur- unsur ini antara lain untuk superkonduktor, laser, magnet permanen, alat-alat elektronik dan keramik (Christie et al., 1998). Produk teknologi yang menggunakan UTJ tersebut jelas mempunyai makna strategis karena harganya yang mahal dan merupakan tantangan untuk meningkatkan kemajuan perekonomian bangsa melalui inovasi dan pemanfaatan optimal sumber daya alam. Sayangnya, sejauh ini mineral- mineral yang diproduksi oleh perusahaan- perusahaan tambang belum diproses untuk menghasilkan fraksi tanah jarangnya, melainkan langsung diekspor dalam bentuk mineralnya. Padahal pemrosesan tersebut, untuk memperoleh nilai tambah,
penting dilakukan dalam rangka meningkatkan devisa. Hal tersebut disebabkan
1
karena kita belum mempunyai teknologi untuk menghasilkan UTJ yang lebih murni. Oleh karena itu, kita perlu berinovasi mengembangkan metode-metode isolasi, pemisahan dan pemurnian untuk memproduksi UTJ dari mineral- mineralnya, atau memodifikasi metode-metode yang telah ada untuk memproduksi unsur-unsur tersebut dalam skala yang lebih besar.
UTJ dapat ditemukan dalam beberapa jenis mineral seperti basnasit, monasit, dan senotim (Morais & Ciminelli, 2007). Salah satu mineral yang paling banyak dijumpai di alam yaitu monasit. Keberadaan monasit ini cukup tersedia di Indonesia. Pemanfaatan mineral monasit ini sangat tinggi dibanding mineral lainnya diantara kandungannya yaitu unsur gadolinium (Gd) dan dysprosium (Dy).
Dikarenakan sifat paramagnetiknya Gd digunakan sebagai bahan contrast agent untuk keperluan pencitraan medis Magnetic Resonance Imaging (MRI). Salah satu kegunaan Dy yaitu sebagai bahan pembuat laser jika dikombinasikan dengan vanadium dan UTJ lainnya. Selain itu, dysprosium memiliki sifat yang mudah menyerap neutron dan memiliki titik leleh yang tinggi, sehingga jika dysprosium dipadukan dengan baja dapat digunakan sebagai reaktor nuklir.
Proses pengolahan atau pemisahan UTJ untuk mendapatkan kandungan dalam mineralnya tidak mudah. Letak kesulitan dalam memperoleh UTJ murni adalah sulitnya memisahkan antara UTJ yang satu dengan unsur yang lainnya, akibat dari sifatnya yang mirip, sehingga cara kimia biasa sangat sulit d
Sumber daya alam terdiri atas sumber daya alam hayati dan non-hayati yang dapat dimanfaatkan manusia. Sumber daya alam hayati adalah makhluk hidup, sedangkan non-hayati adalah benda mati seperti mineral.
1. Dokumen tersebut membahas tentang mineral dan batuan, termasuk definisi, sifat, dan jenis mineral serta proses pembentukan batuan.
2. Ada beberapa jenis mineral utama yang membentuk batuan seperti kuarsa, felspar, mika, dan amphibol. Mineral-mineral ini memiliki sifat fisik khas seperti bentuk kristal, warna, dan kekerasan.
3. Batuan dibedakan menjadi batuan beku, sedimen, dan metamorf,
1. Dokumen ini membahas peranan bijih besi dalam pembuatan baja untuk pembangunan nasional. Bijih besi diolah menjadi besi kasar di dapur tinggi, kemudian menjadi baja di dapur konversi. Baja dipakai untuk infrastruktur seperti bangunan dan transportasi.
Dokumen tersebut membahas sumber daya alam Indonesia khususnya barang tambang. Barang tambang terdiri dari mineral logam, nonlogam, dan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara. Dokumen menjelaskan proses pembentukan, jenis, dan persebaran berbagai barang tambang di Indonesia serta tata kelola kegiatan pertambangan.
Makalah ini membahas tentang mineral xenotime yang merupakan sumber penting logam tanah jarang. Xenotime adalah yttrium fosfat yang mengandung sekitar 67% oksida logam tanah jarang, terutama elemen berat. Deposit xenotime ditemukan dalam bentuk deposit hidrotermal dan placer di berbagai negara seperti Australia, Brasil, Kanada, dan Cina."
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
Bab 1-terminologi-bahan-galian
1. Panduan Kuliah dan Praktikum
ENDAPAN MINERAL
Sutarto Hartosuwarno
Laboratorium Petrologi dan Bahan Galian Teknik Geologi
0
Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
YOGYAKARTA
2. 1
BAB 1 TERMINOLOGI ENDAPAN MINERAL
1.1. Bahan Galian
Menurut UU No.11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pertambangan pasal 2, yang disebut bahan galian adalah bahwa unsur-unsur kimia,
mineral-mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk mulia yang merupakan
endapan-endapan alam. Termasuk sebagai bahan galian adalah batubara, gambut,
minyak bumi, gas alam, panas bumi, bahan galian logam, bahan galian industri, serta
batu mulia. Bahan galian yang ada di bumi ini pada dasarnya adalah unsur atau
senyawa, yang dapat berupa materi padat, cair, atau gas. Terdapat beberapa klasifikasi
tentang bahan galian, yang mencerminkan tujuan yang berbeda.
Pada pasal 3 ayat 1 UU No.11 Tahun 1967, bahan galian dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu:
a. Golongan bahan galian yang strategis,
b. Golongan bahan galian yang vital, dan
c. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan a dan b.
Pengelompokan jenis bahan galian dalam tiga golongan di atas, kemudian diatur
dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1980. Strategis artinya strategis untuk
pertahanan dan keamanan serta perekonomian negara. Vital artinya dapat menjamin
hajat hidup orang banyak. Tidak strategis dan vital artinya tidak langsung memerlukan
pasar yang bersifat internasional. Menurut Peraturan Pemerintah tersebut, dasar
penggolongan bahan galian meliputi:
• Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara
• Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genesa)
• Penggunaan bahan galian bagi industry
• Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak
• Pemberian kesempatan pengembangan pengusahaan
• Penyebaran pembangunan di daerah
a. Gologan bahan galian yang strategis adalah:
3. 2
• Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam
• Bitumen padat, aspal
• Antrasit, batubara, batu bara muda
• Uranium, radium, thorium, dan bahan galian radioaktif lainnya
• Nikel. Kobalt
• Timah
b. Golongan bahan galian yang vital adalah:
• Besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan
• Bauksit, tembaga, timbal, seng
• Emas, platina, perak, air raksa , intan
• Arsin, antimon, bismut
• Yttrium, thutenium, cerium, dan logam langka lainnya
• Berillium, korundum, zirkon, kristal kuarsa
• Kriolit, flourspar, barit
• Yodium, brom, khlor, belereng
c.Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan a atau b adalah:
• nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu (halit)
• asbes, talk, mika, grafit, magnesit
• yarosit, leusit, tawas, oker
• batu permata, batu setengah permata
• pasir kuarsa, kaolin, feldfar, gipsum, bentonit
• batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah, tanah serap (fuller earth)
• marmer, batutulis
• batukapur, dolomit, kalsit
• granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat, dan pasir, sepanjang tidak
mengandung unsur-unsur mineral golongan A maupun golongan B dalam
jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.
Dengan dikeluarkannya UU No. 25 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah
serta UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka Peraturan
Pemerintah tersebut mungkin menjadi tidak relefan lagi. Prakteknya, Bahan Galian
4. Golongan A dan bahan Galian Golongan B, dikelola langsung oleh Pemerintah Pusat,
sedangkan bahan Galian Golongan C dikelola oleh Pemerintah daerah. Setelah Otonomi
Daerah, Pemerintah daerah punya peranan yang lebih besar dalam mengelola bahan
Galian, termasuk Bahan Galian Golongan A dan Golongan B. Bahan Galian Logam seperti
Emas atau Tembaga, sebelum otonomi daerah, untuk mendapatkan hak Kuasa
Penambangan harus mendapatkan izin persetujuan dari pusat, sekarang Pemerintah
Kabupaten dapat memberi izin penambangan. Oleh karena itu penggolongan tersebut di
atas tidak sesuai lagi. Kalaupun masih digunakan, penggunaan istilah Golongan A,
Golongan B, atau Golongan C sebaiknya terbatas pada penggolongan secara diskriftif.
Selanjutnya, dengan mempertimbangkan perkembangan nasional maupun
internasional, UU No.11 Tahun 1966, tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang
terjadi, maka kemudian pemerintah mengeluarkan UU No. 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral Dan Batubara. Undang-undang ini hanya mengatur tentang
pertambangan mineral dan batubara diluar panas bumi, minyak dan gas bumi serta air
tanah. Selanjutnya pertambangan mineral dan batubara dibagi dan diatur menjadi:
3
• Pertambangan Mineral Radioaktif
• Pertambangan Mineral Logam
• Pertambangan Mineral Bukan Logam
• Pertambangan Batuan
• Pertambangan Batubara
Berdasarkan jenis komoditinya, para ahli membagi bahan galian secara umum
menjadi lima golongan, yaitu :
1. Batubara dan gambut
2. Bahan galian logam
3. Bahan galian Industri
4. Minyak, gas, dan panas bumi
5. Mineral berharga dan batu mulia
Dalam buku petunjuk ini hanya terbatas membahas bahan galian logam, bahan
galian industri, dan batumulia. Ketiga golongan bahan galian tersebut disusun atau
dibentuk oleh unsur atau senyawa padat yang dikenal sebagai mineral, oleh karena itu
ketiganya dikelompokkan sebagai endapan mineral.
5. 4
1.2. Endapan Mineral
Seperti disebutkan di atas, yang dikelompokkan kedalam endapan mineral adalah
bahan galian logam, bahan galian industry, mineral berharga dan batumulia.
Istilah endapan (deposit) mempunyai definisi yang lebih luas dalam ilmu geologi.
Istilah tersebut dapat berarti turunnya material di dalam air (karena gravitasi), atau
presipitasi dari larutan karena perubahan kondisi kimia. Beberapa ahli menyebut istilah
cebakan, karena menganggap istilah endapan lebih berkonotasi pada sedimentasi.
Dalam konteks “endapan mineral”, endapan diartikan sebagai konsentrasi mineral oleh
proses-proses magmatik atau hidrotermal. Kata endapan juga mempunyai arti materi
menjadi padat, oleh karena itu minyak, gas, dan panas bumi tidak termasuk ke dalam
endapan mineral. Walaupun batubara juga bersifat padat, umumnya tidak dibahas
sebagai endapan mineral, tetapi termasuk ke dalam sumberdaya energi.
Skinner (1979) menyebut endapan mineral (mineral deposits) merupakan
konsentrasi suatu mineral pada kerak bumi, terbentuk secara alami serta pada daerah
yang terbatas (lokal). Jadi apapun macam mineralnya, dan bagaimana proses
terkonsentrasinya, semuanya disebut endapan mineral. Jika mineral-mineral yang
terkonsentrasi mengandung bahan atau material yang bernilai bagi manusia serta layak
untuk ditambang, maka endapan tersebut secara kusus disebut endapan bijih/ore
deposits (Edwards dan Atkinson 1986, Guilbert dan Park 1986), endapan
ekonomi/economic deposits (Hutchison 1983), atau endapan mineral ekonomi (Jensen
dan Bateman 1981).
Secara umum definisi bijih (ore) adalah suatu batuan atau kumpulan mineral,
yang mengandung mineral-mineral yang bernilai ekonomis, dan dapat diekstrak. Bijih
terdiri dari mineral-mineral yang bernilai ekonomis (biasanya mengandung logam) yang
disebut sebagai mineral bijih (ore mineral, mengandung logam) serta termasuk mineral
industri (industrial mineral, non-logam) dan mineral yang tidak bernilai ekonomis yang
disebut sebagai mineral penyerta (gangue mineral). Definisi oleh kebanyakan penulis
lebih ditekankan pada kandungan logamnya yang dapat diekstrak serta memiliki nilai
ekonomis. Bijih yang tidak menguntungkan apabila ditambang disebut sebagai Protore
(Park dan macDiarmid 1970, Hutchison 1983).
Sebagian besar bijih hadir berasosiasi dengan urat atau urat halus, terutama urat
kuarsa. Walaupun demikian tidak semua urat akan mengandung bijih, tetapi hanya
6. terkonsentrasi pada bagian-bagian yang terbatas dari urat, yang disebut sebagai ore
shoots (Park dan MacDiarmid, 1970). Urat-urat atau bagian-bagian urat yang tidak
mengandung bijih disebut barren atau lean. Suatu tubuh batuan yang mengandung
bijih atau ore shoots yang tersebar disebut sebagai tubuh bijih (orebody). Kumpulan
urat-urat halus yang mengandung bijih sering membentuk zona yang panjang dan
tabular; yang dikenal sebagai lead, lode, vein zone atau fissure zone. Kapan disebut
Ore shoot maupun lode sangat dipengaruhi oleh cut-off grade, yaitu grade
(konsentrasi/kadar) logam terendah apabila ditambang menguntungkan
5
1.2.1 Bahan galian logam
Bahan galian logam adalah batuan atau mineral-mineral yang di dalamnya
terdapat unsur logam, yang dapat diambil untuk kepentingan manusia. Logam dapat
diartikan sebagai unsur yang mempunyai kemampuan melepas elektron membentuk ion
positip, umumnya mempunyai permukaan cenderung mengkilat, baik untuk
penghantar(konduktor) panas dan listrik, dapat dilebur, serta dapat dibentuk maupun
dipipihkan. Secara umum logam dapat dibagi menjadi lima golongan (Evans, 1993),
yaitu:
1. Precious metals (logam mulia): emas (Au), perak (Ag), platina (Pt)
2. Non-ferrous metals (logam non-ferrous): tembaga (Cu), timbal (Pb/lead),
seng (Zn/zinc), timah (Sn/tin), dan aluminium (Al). Empat pertama dikenal
sebagai logam dasar (base metals).
3. Iron and ferroalloy metals (logam ferroalloy dan besi): besi (Fe), Mangan
(Mn), nikel (Ni), krom (Cr), molibdenum (Mo), wolfram (W/tungsten), vanadium
(V), kobal (Co).
4. Minor metals and related non-metals: antimon (Sb/antimony), arsen (As),
berilium (Be/beryllium), bismut (Bi), kadmium (Cd), magnesium (Mg), air raksa
(Hg/mercury), REE, selenium (Se), tantalium (Ta), telurium (Te), titanium (Ti),
Zirkonium (Zr), dsb.
5. Fissionable metals: uranium (U), torium (Th), radium(Ra).
Komponen bijih pada bahan galian logam umumnya dibedakan menjadi tiga jenis
mineral pembentuknya, yaitu:
7. • mineral bijih (ore mineral, mengandung logam),
• mineral industri (industrial mineral, non-logam), jika hadir dalam jumlah
6
banyak dapat dimanfaatkan sebagai bahan galian industry,
• mineral yang tidak bernilai ekonomis yang disebut sebagai mineral penyerta
(gangue mineral).
Mineral Bijih (Mineral Logam)
Mineral Bijih adalah mineral-mineral yang bernilai ekonomis, mengandung
unsure logam dan dapat diekstrak untuk kepentingan umat manusia. Mineral industri
adalah semua batuan, mineral atau substansi yang terbentuk secara alami yang bernilai
ekonomis, tidak termasuk di dalamnya adalah bijih logam, mineral fuels, dan batumulia
(Noetstaller, 1988 dalam Evans, 1993).
Batasan mineral bijih dengan mineral opak, maupun mineral penyerta sering
membingungkan. Pada kenyataannya sebagaian besar mineral bijih tidak tembus cahaya
(opak), sedangkan mineral penyerta merupakan mineral-mineral yang tembus cahaya
(transparan). Craig (1989) menyebut bahwa mineral bijih harus dapat diekstrak
logamnya, misalnya kalkopirit dapat diekstrak tembaganya. Walaupun suatu mineral
mengandung unsur logam, tetapi kalau tidak dapat diekstrak, maka tidak dikategorikan
sebagai mineral bijih. Beberapa pengarang menggunakan istilah mineral bijih sebagai
sinonim mineral opak, karena istilah tersebut bisa mencakup mineral-mineral seperti pirit
maupun pirhotit yang tidak bermanfaat tetapi hampir selalu ada pada endapan bijih
(Evans, 1993). Penamaan mineral bijih terkait dengan keekonomian mineral, sedangkan
penamaan mineral opaque terkait dengan sifat mineral terhadap ketembusan cahaya.
Untuk memudahkan pembahasan tentang mineral bijih, beberapa pengarang
telah membuat klasifikasi mineral bijih, umumnya didasarkan persenyawaan yang
dibentuk oleh oleh unsur logam. Sebagian besar mineral bijih terbentuk sebagai sulfida,
garam sulfo, oksida, hidroksida, maupun unsur tunggal. Sedangkan mineral penyerta
pada bijih umumnya hadir sebagai silikat dan karbonat.
Mineral bijih menurut Stanton (1972), dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan,
yaitu:
1. Native metals and semimetals: emas, tembaga, perak dll
8. 2. Sulfides and sulfosalts, umumnya merupakan mineral-mineral bijih dari logam
7
nonferrous : sfalerit, galena kalkosit dll.
3. Oxides, umumnya mineral bijih dari logam ferrous: magnetite, kromit
Sedangkan menurut Ramdohr (1980), mineral bijih dapat dibagi menjadi lima
golongan, yaitu:
1. Elements and intermetallic compounds
2. Alloy-like compounds and Tellurides
3. Common sulphides and “sulphosalts”
4. Oxidic ore minerals
5. Non-opaque oxide ore minerals
Tabel 1.1 Daftar beberapa logam penting, mineral bijihnya, serta kadar dalam kerak
bumi
Logam Mineral bijih Komposisi %
logam
Kadar Dlm
Kerak(%)
Mining
Grade(%)
CF
Au/Emas (gold) Native gold
Electrum
Calaverite
Sylvanite
Petzite
Au
(Ag,Au)
AuTe2
(Au,Ag)Te2
Ag3AuTe2
75-98
50-80
39
24
25
0.000 000 4 0.000 1-
0.0020
250
Ag/Perak (silver) Native silver
Argentite
Pyrargirite
Proustite
Cerargyrite
Ag
AgS2
Ag3SbS3
Ag3AsS3
AgCl
100
87
60
65
75
0.007 0,01-0,1 20
Fe/Besi Magnetite
Hematite
Siderite
Goethite
Fe3O4
Fe2O3
FeCo3
Fe2O3.H2O
72
70
48
63
5 25-60 5
Cu/Tembaga
(copper)
Native copper
Chalcopyrite
Bornite
Chalcosite
Covellite
Enargite
Tenantite
Azurite
Malachite
Cuprite
Chrysocolla
Brochanthite
Cu
CuFeS2
Cu5FeS4
Cu2S
CuS
Cu3AsS4
Cu3(Sb,As)S3
Cu3(CO3)2(OH)2
Cu2(CO3)(OH)2
Cu2O
CuSiO3.nH2O
Cu4(SO4)(OH)6
100
35
69
80
66
49
50
55
57
89
40
56
0.005 0.4-1 80
10. 9
Sn/Arsen
(arsenic)
Arsenopyrite
Loellingite
Realgar
Orpiment
Tenantite
FeAsS
FeAs2
AsS
As2S3
Cu12As4S13
46
72
70
61
20
0.000 2
Ti/Titanium Ilmenit
Rutil
Titanit
FeTiO2
TiO2
CaTiSiO2
53
92-98
41
10-50
TiO2
V/Vanadium Patronit V2O5VS4 28-39 0,3-5
V2O5
U/Uranium Uraninit
Coflinite
Brannerite
Uranothorite
UO2
USiO4
(U,Th)Ti2O6
(Th,U,Fe)SiO2H2
47-88
60
26-44
5-15
0,03-1
U3O8
Mineral penyerta (gangue minerals)
Mineral penyerta adalah mineral-mineral yang hadir pada tubuh bijih, tetapi tidak
bernilai ekonomis. Mineral penyerta umumnya merupakan mineral dari kelompok silika,
silikat, oksida,karbonat, maupun fosfat.
Tabel 1.2 Daftar sebagian mineral penyerta (gangue minerals)
Kelompok Nama mineral Komposisi
Silika Kuarsa
Kalsedon
SiO2
SiO2
Oksida Magnetite
Hematite
Goetite
Bauxite
Fe3O4
Fe2O3
Fe(OH)
Al2O3
Silikat Olivin
Diopsit
Wollastonit
Tremolit-aktinolit
Klorit
Epidote
Andradit-grosularit
Kalium felspar
Albit
Kaolinit
Illit
Serisit
Tourmalin
Topas
MgSiO4
Ca(Mg,Fe)(SiO2)2
CaSiO3
Ca2(Mg,Fe)2(OH)2(Si4O11)2
Mg5(Al,Fe)(OH)8(Al,Si)4O10
Ca(Al,Fe)2(OH)2(SiO4)3
Ca2(Al-Fe)2(SiO4)3
KAlSi3O8
NaAlSi3O8
Al2O3.2SiO2.2H2O
KAl2(OH)2(AlSi3O)10(O,OH)10
KAl2(OH)2(AlSi3O10)
Na(Fe,Mg)3B3All3(OH)4(Al3Si6O27)
Al2(F,OH)2SiO4
Karbonat Kalsit
Siderit
Rodokrosit
CaCO3
FeCO3
MnCO3
Fosfat Barit
gypsum
BaSO4
CaSO4
11. 10
1.2.2 Bahan galian industri (mineral industri)
Bahan galian industri adalah batuan atau mineral-mineral yang bermanfaat untuk
kepentingan manusia dan tidak termasuk kedalam bahan galian logam, batubara, batu
mulia, maupun migas dan panas bumi. Menurut Madiadipoera, dkk. (1990), bahan
galian industri dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
a. Bahan Galian Industri (BGI) yang berkaitan dengan batuan sedimen
• Terkait dengan batuan karbonat
• Batugamping
• Dolomit
• Kalsit
• Batukeprus
• Fosfat
• Oniks
• Gips
• Rijang
• Tidak terkait dengan batuan karbonat
• Bentonit
• Fireclay
• Ballclay
• Zeolit
• Felspar
• Yodium
• Doatomea
• Mangan?
b. BGI yang terkait dengan batuan vulkanik
• Perlit
• Obsidian
• Batuapung
• Belerang
• Opal kalsedon
12. 11
• Kayu terkersikan
• Tras
• Pasir vulkanik
• Batuan trakit, andesit, dan basalt
c. BGI yang terkait dengan batuan plutonik
• Granit dan granodiorit
• Gabro dan peridotit
• Alkali felspar
• Mika
• Asbes
d. BGI yang terkait dengan endapan residual dan placer
• Lempung
• Kaolin
• Pasir kuarsa
• Sirtu
e. BGI yang terkait dengan proses hidrotermal
• Gypsum
• Talk
• Magnesit
• Barit
• Firofilit
• Toseki
• Kaolin
f. BGI yang terkait dengan batuan metamorf
• Marmer
• Batusabak
• Kuarsi
• grafit
13. 12
1.2.3 Batumulia dan mineral berharga
Mineral berharga dan Batumulia, adalah mineral atau batuan yang dipergunakan
untuk perhiasan dan bernilai tinggi. Batumulia (menurut Pouw Kioe An, 1977) dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Batumulia tulen
• Kelas-satu : nilai kekerasan 8-10
1. intan
2. korundum (ruby, safir, mirah )
3. chrysoberyl
4. spinel
• Kelas-dua : nilai kekerasan 7-8
1. zirkon
2. beryl (aquamarin)
3. topas
4. tourmalin
5. garnet
6. opal-mulia
• Kelas-tiga : nilai kekerasan sekitar 7
1. kordierit
2. visuvian
3. chrysolite
4. axiniete
5. cyanite
6. staourolit
7. andalusit
8. chiastolite
9. pistazite
10. turqooise (pirus)
b. Batu semi mulia
• Kelas-empat : nilai kekerasan 4-7
1. ametis (kecubung), agat, korneal, citrine, jasper, tiger’s eye,kuarsa pink,
opal
14. 13
2. felspar (adular, amazone)
3. labradorit
4. obsidian
5. lazuri
6. hipersten
7. diopsit
1.3. Mineral
Mineral adalah merupakan unsure atau senyawa hablur/ kristalin yang ada dalam
kerak bumi, bersifat homogen, mempunyai sifat fisik dan kimia tertentu, merupakan
persenyawaan anorganik dan mempunyai susunan kimia yang tetap, dan terbentuk
secara alami.Terdapat beberapa metode atau cara melakukan pemerian mineral yang
selama ini telah banyak digunakan, antara lain:
• Pengamatan sifat fisik (megaskopis)
• Pengamatan sifat optik (Mikroskopik)
• SEM (Scaning Electron Microscope)
• XRD (X-Ray Defraction)
• Microprobe
• Kimia Mineral (Atomic Absorbtion Spectophotometry, X-Ray Fluorescen)
Untuk pelaksanaan praktikum, pemerian dilakukan berdasarkan sifat-sifat fisik
mineral melalui pengmatan megaskopis dengan bantuan kaca pembesar (loupe),
diantaranya meliputi:
• Warna / color, Bentuk / form, Belahan / cleavage, Pecahan / fracture, Cerat /
streak, Kilap / luster, Kekerasan / hardness, Densitas / Density , dan Sifat
magnetic
1.3.1. Warna
Beberapa mineral dapat dikenal karena mempunyai karakter warna tertentu,
mineral yang lain mempunyai kenampakan variasi warna yang lengkap mulai dari hitam
hingga putih transparan, sehingga hanya dapat ditentukan oleh sifat fisik lainnya.
Beberapa kenampakan warna mineral, diantaranya:
• PUTIH : gypsum, kuarsa, kalsit
15. 14
• KUNING EMAS : pirit, kalkopirit, arsenopirit, markasit, pirrhotit, emas
• HIJAU : klorit, epidot, tremolit, diopsit
• ABU-ABU : galena, sfalerit, grafit, hematit
• BIRU : beril, korundum (saphir), azurit
• KUNING : belerang
• HITAM : magnetit, augit, sfalerit
• MERAH : hematit, korundum (rubi), garnet
• COKLAT : biotit, limonit, garnet, k.feldspar
• TIDAK BERWARNA : kuarsa, kalsit, diamond
1.3.2. Bentuk Mineral
Bentuk mineral di alam (kerak bumi) dikontrol oleh sistem kristal dan perawakan
kristal (crystal habits).
Sistem Kristal
Sistem Kristal dibagi menjadi enam kelompok, yaitu :
1. Isometric = Kubus : galena(PbS), halit (Na Cl), pirit (FeS)
2. Tetragonal = Balok : zircon (Zr SiO4), idokras
3. Hexagonal : Quartz (SiO2), Calcite (CaCO3), beril
4. Orthorombic : Topas (Al2 SiO4 (F OH)2), barit (BaSO4)
5. Monoklin : Augit, gypsum (CaSO4)
6. Triklin : Albite ( Na (Al Si3 O8)), Anorthite (Ca (Al2 Si2 O8)), axinit
ISOMETRIK
Pirit TETRAGONAL
idokras
HEKSAGONAL
beril
Gambar 1.1. Beberapa kenampakan system kristal
ORTOROMBIK
barit
MONOKLIN
gipsum
TRIKLIN
axinit
16. 15
Perawakan (morfologi) Kristal
Perawakan Kristal merupakan kenampakan bentuk eksternal dari suatu Kristal secara
menyeluruh. Perawakan Kristal dapat dilihat dari individu permukaan kkristal (crystal
faces) seperti bentuk pyramid, bipiramid, kubik, prismatik, berlembar, octahedral,
dodecahedral.
Di alam, mineral tertentu sering hadir membentuk agregat dengan kenampakan
morfologi tertentu, seperti fibrous, globular, radiating, konsentrik, denritik, denritik,
botrioidal, bladed, acicular, lamellar, oolitik, geode, dll.
Gambar 1.2. Beberapa kenampakan perawakan mineral
17. 16
1.3.3. Belahan
Adalah kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu arah atau lebih
a. Belahan satu-arah (mika)
b. Belahan dua-arah yg berpot dg sdt 900 (feldspar)
c. Belahan dua-arah tdk berpot tegak lurus (amfibol)
d. Belahan tiga-arah berpot tegak lurus (halit)
e. Belahan tiga-arah tdk berpot tegak lurus (kalsit)
f. Belahan empat arah (intan)
g. Belahan enam arah(sfalerit)
Gambar 1.3. Beberapa kenampakan belahan dari mineral
1.3.4. Pecahan
Adalah kecenderungan mineral untuk membelah secara tidak teratur, karena tidak
hadirnya bidang belahan
18. 17
Contoh :
> Concoidal : pecahan botol (mineral kuarsa)
> Splintery / fibrous : pecahan seperti serat (Augit, Hypersten,
Serpentin, Piroksen
> Uneven / Irregular : pecahannya kasar dg permukaan tidak teratur
(garnet, hematit)
Gambar 1.4. Contoh kenampakan pevahan concoidal
dan kuarsa
1.3.5. Gores / Cerat / streak
Gores/streak adalah warna dari serbuk mineral, ini akan terlihat dengan menggoreskan
mineral pada lempeng kasar (porselen) dan mengamati warna goresan yg tertinggal.
Contoh :
- Hematit (Fe2O3) Æ berwarna merah coklat
- Limonit (Fe2O3, OH) Æ berwarna kuning
- Magnetit (Fe3O4) Æ berwarna abu-abu
- Augit Æ berwarna abu-abu hijau
- Biotit Æ ceratnya tidak berwarna
- Ortoklas Æ ceratnya putih
1.3.6. Kilap/Luster
Adalah kualitas dan intensitas cahaya yang dipantulkan dari permukaan suatu mineral.
Kilap dibagi menjadi dua :
1. Kilap Logam (Metallic Luster) : galena, pyrit, magnetit, chalcopyrite, hematit.
19. 18
2. Kilap Non Logam (Non Metallic Luster):
a. Kilap Intan : Admantine : intan
b. Kilap kaca : Vitreous : kuarsa, kalsit
c. Kilap sutera : Silky : asbes, gypsum.
d. Kilap damar : Resineous : sphalerite
e. Kilap mutiara : Pearly : dolomit, brukit.
f. Kilap lemak : Greasy : talk, serpentin, nefelin
g. Kilap tanah : Earthy : mineral lempung, oker
1.3.7. Kekerasan
SKALA KEKERASAN MOHS :
1. Talc
2. Gypsum
3. Calcite
4. Fluorite
5. Apatite
6. Feldspar
7. Quartz
8. Topaz
9. Corundum
10. Diamond
Gambar 1.5. Gambar yang menunjukkan skala
kekerasan Mohs
20. 19
Tabel 1.3. Memperlihatkan harga kekerasan beberapa
unsure dan mineral (skala kekerasan Mohs)
MINERAL KEKERASAN MINERAL KEKERASAN
Au
2.5-3
Galena
2.5-2.8
Cu
2.5-3
Kalkopirit
4.2-4.3
Ag
Fe
Pt
2.5-3
4-5
4-4.5
Magnetit
Pirit
Andradit
5.5-6.5
6-6.5
6.5-7.5
As
C grafit
S
3.5
1-2
1.5-2.5
Diopsid
Flogopit
Sfalerit
5-6
2.5-3
3.5-4
1.3.8. Densitas
Densitas adalah berat atau masa suatu benda pada volume tertentu, yang
diekpresikan dengan satuan kg/m3 atau ton/m3 . masa atau berat benda adalah
perkalian volume dengan densitas, sementara volume merupakan masa dibagi dengan
densitas.
Spesific Gravity (SG) adalah rasio densitas suatu benda terhadap benda yang
dianggap ssebagai standart. Standart pembanding benda padat dan cait adalah air pada
suhu 4° C (39.2° F), yang mempunyai densitas 1 kg/liter. Sedangkan substansi yang
berbentuk gas dibandingkan dengan udara kering yang mempunyai densitas 1,29 g/liter
pada kondisi standart (0° C dan 1 atm). Sehingga Hg cair yang mempunyai densitas
13,6 Kg/lt akan mempunyai SG 13,6 atau magnetit padat yang mempunyai densitas 5,2
ton/m3 akan mempunyai SG 5,2. Sedangkan gas CO2 yang mempunyai densitas 1,976
akan mempunyai SG 1,53. Karena perbandingan kedua benda mempunyai dimensi atau
satuan yang sama (masa/volume), maka SG tidak mempunyai dimensi.
densitas = berat/volume ( g/cm3 atau ton/m3)
Mineral-mineral dengan densitas lebih besar daripada densitas kuarsa (2,65 ton/m3)
atau feldspar (2,54 ton/m3 – 2,76 ton/m3), atau lebih besar dari 2,8 ton /m3 dikenal
sebagai mineral berat.
Mineral-mineral berat dapat bersifat opak maupun transparan (non opak).
Mineral-mineral yang tidak opak diantaranya adalah apatit, epidot, garnet, rutil,
21. staurolit, turmalin dan zircon sedangkan yang opak yang paling sering dijumpai adalah
ilmenit dan magnetit.
20
Tabel 1.4. Contoh densitas beberapa Mineral Berat
NAMA KOMPOSISI SISTEM KRISTAL dan
BENTUK KRISTAL densitas WARNA
Augite (Ca, Mg, Fe,Al)2
(Al, Si)2 O6
Monoklin; Prismatik pendek,
lammellar 3.2 - 3.6
Abu-abu gelap, Hitam, Coklat,
hijau -hitam
Biotite
K(Mg,Fe”)3
(AlSi3)O10
(OH,F)2
Monoklin; Tabular dengan 6
sisi kristal 2.7 – 3.7 Hitam, hijau gelap
Diopside Ca(Mg,Fe”)
Si2O6
Monoklin; Prismatik 3.3 Putih, hijau
Epidot
Ca2Fe’’Al2O.
Si2O7.
SiO4(OH)
Monoklin;
Memanjang, , berbutir
3.4
Hijau
Hematite Fe2O3
Trigonal, melembar, ,
menyerat, berbutir
5.2 Merah sampai hitam; abu-abu
Hornblende
NaCa2
(Mg,Fe”)4 (Al, Fe”’)
(Si,Al)8 O22(OH,F)2
Monoklin; prismatic panjang
2.9 - 3.4
Hitam, hijau sampai hitam
Ilmenit FeTiO3
Trigonal;
tabular tebal, prismatik,
4.7 Besi-hitam
Magnetit Fe3O4
Cubic; Oktahedral, kadang
dodecahedral
5.2 Besi – Hitam, kenampakan
metalik.
Muskovit KAl2(AlSi3O10)
(OH,F)2
Monoklin; tabular 2.85 Hampir tidak berwarna-atau
coklat, hijau
Rutil TiO2 Triklin; prismatic, accicular 4.2 Merah-coklat, kuning, black
Pirit FeS2 Kubic 5 Tembaga-kuning
Zirkon ZrSiO4 Tetragonal; prismatik 4.3 Kuning – emas, merah,
coklat/hijau.
1.3.9. Klasifikasi Mineral
Secara umum mineral dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok. Diantara
kelompok yang penting adalah:
1. Native Elements, mineral atau kristal yang terdiri dari unsure tunggal.
Contoh native Au, intan (C), native Cu
2. Sulfides (termasuk sulfosalt), suatu senyawa yang mengandung unsure
sulfur (S), contoh pirit (Fe2S), kalkopirit (CuFeS2), galena (PbS)
3. Oxides dan hydroxides, senyawa yang mengandung unsure oksige (O)
seperti magnetit (Fe3O4), atau OH seperti Gibbsite (Bauxite) Al(OH)3