SlideShare a Scribd company logo
Panduan Kuliah dan Praktikum 
ENDAPAN MINERAL 
Sutarto Hartosuwarno 
Laboratorium Petrologi dan Bahan Galian Teknik Geologi 
0 
Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” 
YOGYAKARTA
1 
BAB 1 TERMINOLOGI ENDAPAN MINERAL 
1.1. Bahan Galian 
Menurut UU No.11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok 
Pertambangan pasal 2, yang disebut bahan galian adalah bahwa unsur-unsur kimia, 
mineral-mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk mulia yang merupakan 
endapan-endapan alam. Termasuk sebagai bahan galian adalah batubara, gambut, 
minyak bumi, gas alam, panas bumi, bahan galian logam, bahan galian industri, serta 
batu mulia. Bahan galian yang ada di bumi ini pada dasarnya adalah unsur atau 
senyawa, yang dapat berupa materi padat, cair, atau gas. Terdapat beberapa klasifikasi 
tentang bahan galian, yang mencerminkan tujuan yang berbeda. 
Pada pasal 3 ayat 1 UU No.11 Tahun 1967, bahan galian dibagi menjadi tiga 
golongan, yaitu: 
a. Golongan bahan galian yang strategis, 
b. Golongan bahan galian yang vital, dan 
c. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan a dan b. 
Pengelompokan jenis bahan galian dalam tiga golongan di atas, kemudian diatur 
dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1980. Strategis artinya strategis untuk 
pertahanan dan keamanan serta perekonomian negara. Vital artinya dapat menjamin 
hajat hidup orang banyak. Tidak strategis dan vital artinya tidak langsung memerlukan 
pasar yang bersifat internasional. Menurut Peraturan Pemerintah tersebut, dasar 
penggolongan bahan galian meliputi: 
• Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara 
• Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genesa) 
• Penggunaan bahan galian bagi industry 
• Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak 
• Pemberian kesempatan pengembangan pengusahaan 
• Penyebaran pembangunan di daerah 
a. Gologan bahan galian yang strategis adalah:
2 
• Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam 
• Bitumen padat, aspal 
• Antrasit, batubara, batu bara muda 
• Uranium, radium, thorium, dan bahan galian radioaktif lainnya 
• Nikel. Kobalt 
• Timah 
b. Golongan bahan galian yang vital adalah: 
• Besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan 
• Bauksit, tembaga, timbal, seng 
• Emas, platina, perak, air raksa , intan 
• Arsin, antimon, bismut 
• Yttrium, thutenium, cerium, dan logam langka lainnya 
• Berillium, korundum, zirkon, kristal kuarsa 
• Kriolit, flourspar, barit 
• Yodium, brom, khlor, belereng 
c.Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan a atau b adalah: 
• nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu (halit) 
• asbes, talk, mika, grafit, magnesit 
• yarosit, leusit, tawas, oker 
• batu permata, batu setengah permata 
• pasir kuarsa, kaolin, feldfar, gipsum, bentonit 
• batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah, tanah serap (fuller earth) 
• marmer, batutulis 
• batukapur, dolomit, kalsit 
• granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat, dan pasir, sepanjang tidak 
mengandung unsur-unsur mineral golongan A maupun golongan B dalam 
jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan. 
Dengan dikeluarkannya UU No. 25 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah 
serta UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka Peraturan 
Pemerintah tersebut mungkin menjadi tidak relefan lagi. Prakteknya, Bahan Galian
Golongan A dan bahan Galian Golongan B, dikelola langsung oleh Pemerintah Pusat, 
sedangkan bahan Galian Golongan C dikelola oleh Pemerintah daerah. Setelah Otonomi 
Daerah, Pemerintah daerah punya peranan yang lebih besar dalam mengelola bahan 
Galian, termasuk Bahan Galian Golongan A dan Golongan B. Bahan Galian Logam seperti 
Emas atau Tembaga, sebelum otonomi daerah, untuk mendapatkan hak Kuasa 
Penambangan harus mendapatkan izin persetujuan dari pusat, sekarang Pemerintah 
Kabupaten dapat memberi izin penambangan. Oleh karena itu penggolongan tersebut di 
atas tidak sesuai lagi. Kalaupun masih digunakan, penggunaan istilah Golongan A, 
Golongan B, atau Golongan C sebaiknya terbatas pada penggolongan secara diskriftif. 
Selanjutnya, dengan mempertimbangkan perkembangan nasional maupun 
internasional, UU No.11 Tahun 1966, tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang 
terjadi, maka kemudian pemerintah mengeluarkan UU No. 4 Tahun 2009 Tentang 
Pertambangan Mineral Dan Batubara. Undang-undang ini hanya mengatur tentang 
pertambangan mineral dan batubara diluar panas bumi, minyak dan gas bumi serta air 
tanah. Selanjutnya pertambangan mineral dan batubara dibagi dan diatur menjadi: 
3 
• Pertambangan Mineral Radioaktif 
• Pertambangan Mineral Logam 
• Pertambangan Mineral Bukan Logam 
• Pertambangan Batuan 
• Pertambangan Batubara 
Berdasarkan jenis komoditinya, para ahli membagi bahan galian secara umum 
menjadi lima golongan, yaitu : 
1. Batubara dan gambut 
2. Bahan galian logam 
3. Bahan galian Industri 
4. Minyak, gas, dan panas bumi 
5. Mineral berharga dan batu mulia 
Dalam buku petunjuk ini hanya terbatas membahas bahan galian logam, bahan 
galian industri, dan batumulia. Ketiga golongan bahan galian tersebut disusun atau 
dibentuk oleh unsur atau senyawa padat yang dikenal sebagai mineral, oleh karena itu 
ketiganya dikelompokkan sebagai endapan mineral.
4 
1.2. Endapan Mineral 
Seperti disebutkan di atas, yang dikelompokkan kedalam endapan mineral adalah 
bahan galian logam, bahan galian industry, mineral berharga dan batumulia. 
Istilah endapan (deposit) mempunyai definisi yang lebih luas dalam ilmu geologi. 
Istilah tersebut dapat berarti turunnya material di dalam air (karena gravitasi), atau 
presipitasi dari larutan karena perubahan kondisi kimia. Beberapa ahli menyebut istilah 
cebakan, karena menganggap istilah endapan lebih berkonotasi pada sedimentasi. 
Dalam konteks “endapan mineral”, endapan diartikan sebagai konsentrasi mineral oleh 
proses-proses magmatik atau hidrotermal. Kata endapan juga mempunyai arti materi 
menjadi padat, oleh karena itu minyak, gas, dan panas bumi tidak termasuk ke dalam 
endapan mineral. Walaupun batubara juga bersifat padat, umumnya tidak dibahas 
sebagai endapan mineral, tetapi termasuk ke dalam sumberdaya energi. 
Skinner (1979) menyebut endapan mineral (mineral deposits) merupakan 
konsentrasi suatu mineral pada kerak bumi, terbentuk secara alami serta pada daerah 
yang terbatas (lokal). Jadi apapun macam mineralnya, dan bagaimana proses 
terkonsentrasinya, semuanya disebut endapan mineral. Jika mineral-mineral yang 
terkonsentrasi mengandung bahan atau material yang bernilai bagi manusia serta layak 
untuk ditambang, maka endapan tersebut secara kusus disebut endapan bijih/ore 
deposits (Edwards dan Atkinson 1986, Guilbert dan Park 1986), endapan 
ekonomi/economic deposits (Hutchison 1983), atau endapan mineral ekonomi (Jensen 
dan Bateman 1981). 
Secara umum definisi bijih (ore) adalah suatu batuan atau kumpulan mineral, 
yang mengandung mineral-mineral yang bernilai ekonomis, dan dapat diekstrak. Bijih 
terdiri dari mineral-mineral yang bernilai ekonomis (biasanya mengandung logam) yang 
disebut sebagai mineral bijih (ore mineral, mengandung logam) serta termasuk mineral 
industri (industrial mineral, non-logam) dan mineral yang tidak bernilai ekonomis yang 
disebut sebagai mineral penyerta (gangue mineral). Definisi oleh kebanyakan penulis 
lebih ditekankan pada kandungan logamnya yang dapat diekstrak serta memiliki nilai 
ekonomis. Bijih yang tidak menguntungkan apabila ditambang disebut sebagai Protore 
(Park dan macDiarmid 1970, Hutchison 1983). 
Sebagian besar bijih hadir berasosiasi dengan urat atau urat halus, terutama urat 
kuarsa. Walaupun demikian tidak semua urat akan mengandung bijih, tetapi hanya
terkonsentrasi pada bagian-bagian yang terbatas dari urat, yang disebut sebagai ore 
shoots (Park dan MacDiarmid, 1970). Urat-urat atau bagian-bagian urat yang tidak 
mengandung bijih disebut barren atau lean. Suatu tubuh batuan yang mengandung 
bijih atau ore shoots yang tersebar disebut sebagai tubuh bijih (orebody). Kumpulan 
urat-urat halus yang mengandung bijih sering membentuk zona yang panjang dan 
tabular; yang dikenal sebagai lead, lode, vein zone atau fissure zone. Kapan disebut 
Ore shoot maupun lode sangat dipengaruhi oleh cut-off grade, yaitu grade 
(konsentrasi/kadar) logam terendah apabila ditambang menguntungkan 
5 
1.2.1 Bahan galian logam 
Bahan galian logam adalah batuan atau mineral-mineral yang di dalamnya 
terdapat unsur logam, yang dapat diambil untuk kepentingan manusia. Logam dapat 
diartikan sebagai unsur yang mempunyai kemampuan melepas elektron membentuk ion 
positip, umumnya mempunyai permukaan cenderung mengkilat, baik untuk 
penghantar(konduktor) panas dan listrik, dapat dilebur, serta dapat dibentuk maupun 
dipipihkan. Secara umum logam dapat dibagi menjadi lima golongan (Evans, 1993), 
yaitu: 
1. Precious metals (logam mulia): emas (Au), perak (Ag), platina (Pt) 
2. Non-ferrous metals (logam non-ferrous): tembaga (Cu), timbal (Pb/lead), 
seng (Zn/zinc), timah (Sn/tin), dan aluminium (Al). Empat pertama dikenal 
sebagai logam dasar (base metals). 
3. Iron and ferroalloy metals (logam ferroalloy dan besi): besi (Fe), Mangan 
(Mn), nikel (Ni), krom (Cr), molibdenum (Mo), wolfram (W/tungsten), vanadium 
(V), kobal (Co). 
4. Minor metals and related non-metals: antimon (Sb/antimony), arsen (As), 
berilium (Be/beryllium), bismut (Bi), kadmium (Cd), magnesium (Mg), air raksa 
(Hg/mercury), REE, selenium (Se), tantalium (Ta), telurium (Te), titanium (Ti), 
Zirkonium (Zr), dsb. 
5. Fissionable metals: uranium (U), torium (Th), radium(Ra). 
Komponen bijih pada bahan galian logam umumnya dibedakan menjadi tiga jenis 
mineral pembentuknya, yaitu:
• mineral bijih (ore mineral, mengandung logam), 
• mineral industri (industrial mineral, non-logam), jika hadir dalam jumlah 
6 
banyak dapat dimanfaatkan sebagai bahan galian industry, 
• mineral yang tidak bernilai ekonomis yang disebut sebagai mineral penyerta 
(gangue mineral). 
Mineral Bijih (Mineral Logam) 
Mineral Bijih adalah mineral-mineral yang bernilai ekonomis, mengandung 
unsure logam dan dapat diekstrak untuk kepentingan umat manusia. Mineral industri 
adalah semua batuan, mineral atau substansi yang terbentuk secara alami yang bernilai 
ekonomis, tidak termasuk di dalamnya adalah bijih logam, mineral fuels, dan batumulia 
(Noetstaller, 1988 dalam Evans, 1993). 
Batasan mineral bijih dengan mineral opak, maupun mineral penyerta sering 
membingungkan. Pada kenyataannya sebagaian besar mineral bijih tidak tembus cahaya 
(opak), sedangkan mineral penyerta merupakan mineral-mineral yang tembus cahaya 
(transparan). Craig (1989) menyebut bahwa mineral bijih harus dapat diekstrak 
logamnya, misalnya kalkopirit dapat diekstrak tembaganya. Walaupun suatu mineral 
mengandung unsur logam, tetapi kalau tidak dapat diekstrak, maka tidak dikategorikan 
sebagai mineral bijih. Beberapa pengarang menggunakan istilah mineral bijih sebagai 
sinonim mineral opak, karena istilah tersebut bisa mencakup mineral-mineral seperti pirit 
maupun pirhotit yang tidak bermanfaat tetapi hampir selalu ada pada endapan bijih 
(Evans, 1993). Penamaan mineral bijih terkait dengan keekonomian mineral, sedangkan 
penamaan mineral opaque terkait dengan sifat mineral terhadap ketembusan cahaya. 
Untuk memudahkan pembahasan tentang mineral bijih, beberapa pengarang 
telah membuat klasifikasi mineral bijih, umumnya didasarkan persenyawaan yang 
dibentuk oleh oleh unsur logam. Sebagian besar mineral bijih terbentuk sebagai sulfida, 
garam sulfo, oksida, hidroksida, maupun unsur tunggal. Sedangkan mineral penyerta 
pada bijih umumnya hadir sebagai silikat dan karbonat. 
Mineral bijih menurut Stanton (1972), dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, 
yaitu: 
1. Native metals and semimetals: emas, tembaga, perak dll
2. Sulfides and sulfosalts, umumnya merupakan mineral-mineral bijih dari logam 
7 
nonferrous : sfalerit, galena kalkosit dll. 
3. Oxides, umumnya mineral bijih dari logam ferrous: magnetite, kromit 
Sedangkan menurut Ramdohr (1980), mineral bijih dapat dibagi menjadi lima 
golongan, yaitu: 
1. Elements and intermetallic compounds 
2. Alloy-like compounds and Tellurides 
3. Common sulphides and “sulphosalts” 
4. Oxidic ore minerals 
5. Non-opaque oxide ore minerals 
Tabel 1.1 Daftar beberapa logam penting, mineral bijihnya, serta kadar dalam kerak 
bumi 
Logam Mineral bijih Komposisi % 
logam 
Kadar Dlm 
Kerak(%) 
Mining 
Grade(%) 
CF 
Au/Emas (gold) Native gold 
Electrum 
Calaverite 
Sylvanite 
Petzite 
Au 
(Ag,Au) 
AuTe2 
(Au,Ag)Te2 
Ag3AuTe2 
75-98 
50-80 
39 
24 
25 
0.000 000 4 0.000 1- 
0.0020 
250 
Ag/Perak (silver) Native silver 
Argentite 
Pyrargirite 
Proustite 
Cerargyrite 
Ag 
AgS2 
Ag3SbS3 
Ag3AsS3 
AgCl 
100 
87 
60 
65 
75 
0.007 0,01-0,1 20 
Fe/Besi Magnetite 
Hematite 
Siderite 
Goethite 
Fe3O4 
Fe2O3 
FeCo3 
Fe2O3.H2O 
72 
70 
48 
63 
5 25-60 5 
Cu/Tembaga 
(copper) 
Native copper 
Chalcopyrite 
Bornite 
Chalcosite 
Covellite 
Enargite 
Tenantite 
Azurite 
Malachite 
Cuprite 
Chrysocolla 
Brochanthite 
Cu 
CuFeS2 
Cu5FeS4 
Cu2S 
CuS 
Cu3AsS4 
Cu3(Sb,As)S3 
Cu3(CO3)2(OH)2 
Cu2(CO3)(OH)2 
Cu2O 
CuSiO3.nH2O 
Cu4(SO4)(OH)6 
100 
35 
69 
80 
66 
49 
50 
55 
57 
89 
40 
56 
0.005 0.4-1 80
8 
Pb/Timbal (lead) Galena 
Cerussite 
Anglesite 
Pyromorphite 
PbS 
Pb(CO3) 
Pb(SO4) 
Pb5(PO4)3Cl 
86 
77 
68 
76 
0.001 4-25 4000 
Zn/Seng (zinc) Sphalerite 
Smithsonite 
Hemimorphite 
Zincite 
ZnS 
Zn(CO3) 
Zn4(Si2O7)(OH)2.H20 
67 
52 
54 
0.007 4-25 571 
Sn/Timah (tin) Cassiterite 
Stannite 
SnO2 
CuFeSnS4 
79 
28 
0.000 2 0.5-2.5 2500 
Ni/Nikel (nickel) Pendlandite 
Niccolite 
Garnierite 
(Fe,Ni)9S8 
NiAs 
(Ni,Mg)6(Si4O10) 
(OH)4.4H2O 
10-40 
44 
0.007 0.5-3 71 
Cr/Krom 
(chromium) 
Chromite (Fe,Mg)Cr2O4 33-58% 
Cr2O3 
0.01 20-50 
Cr2O3 
3000 
Mn/Mangan 
(manganese) 
Pyrolusite 
Psilomelan 
Braunite 
Manganite 
Rhodochrosite 
Hausmanite 
MnO2 
n.MnO.MnO2.mH2O 
3Mn2O3.MnSiO3 
MnO(OH) 
MnCO3 
Mn3O4 
55-63 
35-60 
60-69 
50-62 
40-45 
65-72 
0.09 15-45 389 
Al/ 
Aluminium 
Diaspore 
Boehmite 
Gibbsite 
Kaolinite 
Nepheline 
Sillimanite 
HalO2 
AlOOH 
Al(OH)3 
Al4(Si4O10)(OH)8 
NaAlSiO4 
Al2SiO5 
47 
47 
36 
22 
18 
35 
8 30-50 
Al2O3 
Max SiO2 
15 
3.75 
Co/Kobal Carrolite 
Siegenite 
Smaltite 
Cobaltite 
Cobalt pyrite 
CuCo2S4 
(Co,Ni)3S4 
CoAs3-2 
(Co,Fe)AsS 
(Co,Ni)3S4 
35 
11-53 
28 
35 
58 
0,06-0,35 
Sb/Antimon 
(antimony) 
Native antimony 
Antimonite 
Tetrahedrite 
Jamesonite 
Antimon Oksida 
Stibnite 
Sb 
Sb2S3 
Cu12Sb4S13 
Pb4FeSb6S14 
Sb2O3 
100 
71 
29 
35 
75 
5-25 
Bi/Bismut 
(bismuth) 
Native bismuth 
Bismuthinite 
Bismutite 
Bi 
Bi2S3 
Bi2(CO3)O2 
100 
81 
87 
Min 0,3 
Hg/ Raksa 
(mercury) 
Native mercury 
Cinnabar 
Hg 
HgS 86 
0.000 008 0,2-8 25000 
Mo/ 
Molibdenum 
Molibdenite 
Powellite 
Wulfenite 
MoS2 
CaMoO4 
60 
48 
0.000 15 0,01-0,6 67 
W/wolfram 
(tunsten) 
Wolframite 
Scheelite 
Huebnerite 
(Fe,Mn)WO4 
CaWO4 
Mn(WO4) 
60-75% 
80% 
60 
(WO3) 
0.000 15 0,3-6 
WO3 
2000 
Pt/Platina 
(platinum) 
Ferroplatinum 
Sperrylite 
Braggite 
Pt 
PtAs2 
(Pt,Pd,Ni)S 
75-84 
56 
59 
0.000 001 0,0003- 
0,0015 
300
9 
Sn/Arsen 
(arsenic) 
Arsenopyrite 
Loellingite 
Realgar 
Orpiment 
Tenantite 
FeAsS 
FeAs2 
AsS 
As2S3 
Cu12As4S13 
46 
72 
70 
61 
20 
0.000 2 
Ti/Titanium Ilmenit 
Rutil 
Titanit 
FeTiO2 
TiO2 
CaTiSiO2 
53 
92-98 
41 
10-50 
TiO2 
V/Vanadium Patronit V2O5VS4 28-39 0,3-5 
V2O5 
U/Uranium Uraninit 
Coflinite 
Brannerite 
Uranothorite 
UO2 
USiO4 
(U,Th)Ti2O6 
(Th,U,Fe)SiO2H2 
47-88 
60 
26-44 
5-15 
0,03-1 
U3O8 
Mineral penyerta (gangue minerals) 
Mineral penyerta adalah mineral-mineral yang hadir pada tubuh bijih, tetapi tidak 
bernilai ekonomis. Mineral penyerta umumnya merupakan mineral dari kelompok silika, 
silikat, oksida,karbonat, maupun fosfat. 
Tabel 1.2 Daftar sebagian mineral penyerta (gangue minerals) 
Kelompok Nama mineral Komposisi 
Silika Kuarsa 
Kalsedon 
SiO2 
SiO2 
Oksida Magnetite 
Hematite 
Goetite 
Bauxite 
Fe3O4 
Fe2O3 
Fe(OH) 
Al2O3 
Silikat Olivin 
Diopsit 
Wollastonit 
Tremolit-aktinolit 
Klorit 
Epidote 
Andradit-grosularit 
Kalium felspar 
Albit 
Kaolinit 
Illit 
Serisit 
Tourmalin 
Topas 
MgSiO4 
Ca(Mg,Fe)(SiO2)2 
CaSiO3 
Ca2(Mg,Fe)2(OH)2(Si4O11)2 
Mg5(Al,Fe)(OH)8(Al,Si)4O10 
Ca(Al,Fe)2(OH)2(SiO4)3 
Ca2(Al-Fe)2(SiO4)3 
KAlSi3O8 
NaAlSi3O8 
Al2O3.2SiO2.2H2O 
KAl2(OH)2(AlSi3O)10(O,OH)10 
KAl2(OH)2(AlSi3O10) 
Na(Fe,Mg)3B3All3(OH)4(Al3Si6O27) 
Al2(F,OH)2SiO4 
Karbonat Kalsit 
Siderit 
Rodokrosit 
CaCO3 
FeCO3 
MnCO3 
Fosfat Barit 
gypsum 
BaSO4 
CaSO4
10 
1.2.2 Bahan galian industri (mineral industri) 
Bahan galian industri adalah batuan atau mineral-mineral yang bermanfaat untuk 
kepentingan manusia dan tidak termasuk kedalam bahan galian logam, batubara, batu 
mulia, maupun migas dan panas bumi. Menurut Madiadipoera, dkk. (1990), bahan 
galian industri dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu: 
a. Bahan Galian Industri (BGI) yang berkaitan dengan batuan sedimen 
• Terkait dengan batuan karbonat 
• Batugamping 
• Dolomit 
• Kalsit 
• Batukeprus 
• Fosfat 
• Oniks 
• Gips 
• Rijang 
• Tidak terkait dengan batuan karbonat 
• Bentonit 
• Fireclay 
• Ballclay 
• Zeolit 
• Felspar 
• Yodium 
• Doatomea 
• Mangan? 
b. BGI yang terkait dengan batuan vulkanik 
• Perlit 
• Obsidian 
• Batuapung 
• Belerang 
• Opal kalsedon
11 
• Kayu terkersikan 
• Tras 
• Pasir vulkanik 
• Batuan trakit, andesit, dan basalt 
c. BGI yang terkait dengan batuan plutonik 
• Granit dan granodiorit 
• Gabro dan peridotit 
• Alkali felspar 
• Mika 
• Asbes 
d. BGI yang terkait dengan endapan residual dan placer 
• Lempung 
• Kaolin 
• Pasir kuarsa 
• Sirtu 
e. BGI yang terkait dengan proses hidrotermal 
• Gypsum 
• Talk 
• Magnesit 
• Barit 
• Firofilit 
• Toseki 
• Kaolin 
f. BGI yang terkait dengan batuan metamorf 
• Marmer 
• Batusabak 
• Kuarsi 
• grafit
12 
1.2.3 Batumulia dan mineral berharga 
Mineral berharga dan Batumulia, adalah mineral atau batuan yang dipergunakan 
untuk perhiasan dan bernilai tinggi. Batumulia (menurut Pouw Kioe An, 1977) dapat 
dikelompokkan sebagai berikut: 
a. Batumulia tulen 
• Kelas-satu : nilai kekerasan 8-10 
1. intan 
2. korundum (ruby, safir, mirah ) 
3. chrysoberyl 
4. spinel 
• Kelas-dua : nilai kekerasan 7-8 
1. zirkon 
2. beryl (aquamarin) 
3. topas 
4. tourmalin 
5. garnet 
6. opal-mulia 
• Kelas-tiga : nilai kekerasan sekitar 7 
1. kordierit 
2. visuvian 
3. chrysolite 
4. axiniete 
5. cyanite 
6. staourolit 
7. andalusit 
8. chiastolite 
9. pistazite 
10. turqooise (pirus) 
b. Batu semi mulia 
• Kelas-empat : nilai kekerasan 4-7 
1. ametis (kecubung), agat, korneal, citrine, jasper, tiger’s eye,kuarsa pink, 
opal
13 
2. felspar (adular, amazone) 
3. labradorit 
4. obsidian 
5. lazuri 
6. hipersten 
7. diopsit 
1.3. Mineral 
Mineral adalah merupakan unsure atau senyawa hablur/ kristalin yang ada dalam 
kerak bumi, bersifat homogen, mempunyai sifat fisik dan kimia tertentu, merupakan 
persenyawaan anorganik dan mempunyai susunan kimia yang tetap, dan terbentuk 
secara alami.Terdapat beberapa metode atau cara melakukan pemerian mineral yang 
selama ini telah banyak digunakan, antara lain: 
• Pengamatan sifat fisik (megaskopis) 
• Pengamatan sifat optik (Mikroskopik) 
• SEM (Scaning Electron Microscope) 
• XRD (X-Ray Defraction) 
• Microprobe 
• Kimia Mineral (Atomic Absorbtion Spectophotometry, X-Ray Fluorescen) 
Untuk pelaksanaan praktikum, pemerian dilakukan berdasarkan sifat-sifat fisik 
mineral melalui pengmatan megaskopis dengan bantuan kaca pembesar (loupe), 
diantaranya meliputi: 
• Warna / color, Bentuk / form, Belahan / cleavage, Pecahan / fracture, Cerat / 
streak, Kilap / luster, Kekerasan / hardness, Densitas / Density , dan Sifat 
magnetic 
1.3.1. Warna 
Beberapa mineral dapat dikenal karena mempunyai karakter warna tertentu, 
mineral yang lain mempunyai kenampakan variasi warna yang lengkap mulai dari hitam 
hingga putih transparan, sehingga hanya dapat ditentukan oleh sifat fisik lainnya. 
Beberapa kenampakan warna mineral, diantaranya: 
• PUTIH : gypsum, kuarsa, kalsit
14 
• KUNING EMAS : pirit, kalkopirit, arsenopirit, markasit, pirrhotit, emas 
• HIJAU : klorit, epidot, tremolit, diopsit 
• ABU-ABU : galena, sfalerit, grafit, hematit 
• BIRU : beril, korundum (saphir), azurit 
• KUNING : belerang 
• HITAM : magnetit, augit, sfalerit 
• MERAH : hematit, korundum (rubi), garnet 
• COKLAT : biotit, limonit, garnet, k.feldspar 
• TIDAK BERWARNA : kuarsa, kalsit, diamond 
1.3.2. Bentuk Mineral 
Bentuk mineral di alam (kerak bumi) dikontrol oleh sistem kristal dan perawakan 
kristal (crystal habits). 
Sistem Kristal 
Sistem Kristal dibagi menjadi enam kelompok, yaitu : 
1. Isometric = Kubus : galena(PbS), halit (Na Cl), pirit (FeS) 
2. Tetragonal = Balok : zircon (Zr SiO4), idokras 
3. Hexagonal : Quartz (SiO2), Calcite (CaCO3), beril 
4. Orthorombic : Topas (Al2 SiO4 (F OH)2), barit (BaSO4) 
5. Monoklin : Augit, gypsum (CaSO4) 
6. Triklin : Albite ( Na (Al Si3 O8)), Anorthite (Ca (Al2 Si2 O8)), axinit 
ISOMETRIK 
Pirit TETRAGONAL 
idokras 
HEKSAGONAL 
beril 
Gambar 1.1. Beberapa kenampakan system kristal 
ORTOROMBIK 
barit 
MONOKLIN 
gipsum 
TRIKLIN 
axinit
15 
Perawakan (morfologi) Kristal 
Perawakan Kristal merupakan kenampakan bentuk eksternal dari suatu Kristal secara 
menyeluruh. Perawakan Kristal dapat dilihat dari individu permukaan kkristal (crystal 
faces) seperti bentuk pyramid, bipiramid, kubik, prismatik, berlembar, octahedral, 
dodecahedral. 
Di alam, mineral tertentu sering hadir membentuk agregat dengan kenampakan 
morfologi tertentu, seperti fibrous, globular, radiating, konsentrik, denritik, denritik, 
botrioidal, bladed, acicular, lamellar, oolitik, geode, dll. 
Gambar 1.2. Beberapa kenampakan perawakan mineral
16 
1.3.3. Belahan 
Adalah kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu arah atau lebih 
a. Belahan satu-arah (mika) 
b. Belahan dua-arah yg berpot dg sdt 900 (feldspar) 
c. Belahan dua-arah tdk berpot tegak lurus (amfibol) 
d. Belahan tiga-arah berpot tegak lurus (halit) 
e. Belahan tiga-arah tdk berpot tegak lurus (kalsit) 
f. Belahan empat arah (intan) 
g. Belahan enam arah(sfalerit) 
Gambar 1.3. Beberapa kenampakan belahan dari mineral 
1.3.4. Pecahan 
Adalah kecenderungan mineral untuk membelah secara tidak teratur, karena tidak 
hadirnya bidang belahan
17 
Contoh : 
> Concoidal : pecahan botol (mineral kuarsa) 
> Splintery / fibrous : pecahan seperti serat (Augit, Hypersten, 
Serpentin, Piroksen 
> Uneven / Irregular : pecahannya kasar dg permukaan tidak teratur 
(garnet, hematit) 
Gambar 1.4. Contoh kenampakan pevahan concoidal 
dan kuarsa 
1.3.5. Gores / Cerat / streak 
Gores/streak adalah warna dari serbuk mineral, ini akan terlihat dengan menggoreskan 
mineral pada lempeng kasar (porselen) dan mengamati warna goresan yg tertinggal. 
Contoh : 
- Hematit (Fe2O3) Æ berwarna merah coklat 
- Limonit (Fe2O3, OH) Æ berwarna kuning 
- Magnetit (Fe3O4) Æ berwarna abu-abu 
- Augit Æ berwarna abu-abu hijau 
- Biotit Æ ceratnya tidak berwarna 
- Ortoklas Æ ceratnya putih 
1.3.6. Kilap/Luster 
Adalah kualitas dan intensitas cahaya yang dipantulkan dari permukaan suatu mineral. 
Kilap dibagi menjadi dua : 
1. Kilap Logam (Metallic Luster) : galena, pyrit, magnetit, chalcopyrite, hematit.
18 
2. Kilap Non Logam (Non Metallic Luster): 
a. Kilap Intan : Admantine : intan 
b. Kilap kaca : Vitreous : kuarsa, kalsit 
c. Kilap sutera : Silky : asbes, gypsum. 
d. Kilap damar : Resineous : sphalerite 
e. Kilap mutiara : Pearly : dolomit, brukit. 
f. Kilap lemak : Greasy : talk, serpentin, nefelin 
g. Kilap tanah : Earthy : mineral lempung, oker 
1.3.7. Kekerasan 
SKALA KEKERASAN MOHS : 
1. Talc 
2. Gypsum 
3. Calcite 
4. Fluorite 
5. Apatite 
6. Feldspar 
7. Quartz 
8. Topaz 
9. Corundum 
10. Diamond 
Gambar 1.5. Gambar yang menunjukkan skala 
kekerasan Mohs
19 
Tabel 1.3. Memperlihatkan harga kekerasan beberapa 
unsure dan mineral (skala kekerasan Mohs) 
MINERAL KEKERASAN MINERAL KEKERASAN 
Au 
2.5-3 
Galena 
2.5-2.8 
Cu 
2.5-3 
Kalkopirit 
4.2-4.3 
Ag 
Fe 
Pt 
2.5-3 
4-5 
4-4.5 
Magnetit 
Pirit 
Andradit 
5.5-6.5 
6-6.5 
6.5-7.5 
As 
C grafit 
S 
3.5 
1-2 
1.5-2.5 
Diopsid 
Flogopit 
Sfalerit 
5-6 
2.5-3 
3.5-4 
1.3.8. Densitas 
Densitas adalah berat atau masa suatu benda pada volume tertentu, yang 
diekpresikan dengan satuan kg/m3 atau ton/m3 . masa atau berat benda adalah 
perkalian volume dengan densitas, sementara volume merupakan masa dibagi dengan 
densitas. 
Spesific Gravity (SG) adalah rasio densitas suatu benda terhadap benda yang 
dianggap ssebagai standart. Standart pembanding benda padat dan cait adalah air pada 
suhu 4° C (39.2° F), yang mempunyai densitas 1 kg/liter. Sedangkan substansi yang 
berbentuk gas dibandingkan dengan udara kering yang mempunyai densitas 1,29 g/liter 
pada kondisi standart (0° C dan 1 atm). Sehingga Hg cair yang mempunyai densitas 
13,6 Kg/lt akan mempunyai SG 13,6 atau magnetit padat yang mempunyai densitas 5,2 
ton/m3 akan mempunyai SG 5,2. Sedangkan gas CO2 yang mempunyai densitas 1,976 
akan mempunyai SG 1,53. Karena perbandingan kedua benda mempunyai dimensi atau 
satuan yang sama (masa/volume), maka SG tidak mempunyai dimensi. 
densitas = berat/volume ( g/cm3 atau ton/m3) 
Mineral-mineral dengan densitas lebih besar daripada densitas kuarsa (2,65 ton/m3) 
atau feldspar (2,54 ton/m3 – 2,76 ton/m3), atau lebih besar dari 2,8 ton /m3 dikenal 
sebagai mineral berat. 
Mineral-mineral berat dapat bersifat opak maupun transparan (non opak). 
Mineral-mineral yang tidak opak diantaranya adalah apatit, epidot, garnet, rutil,
staurolit, turmalin dan zircon sedangkan yang opak yang paling sering dijumpai adalah 
ilmenit dan magnetit. 
20 
Tabel 1.4. Contoh densitas beberapa Mineral Berat 
NAMA KOMPOSISI SISTEM KRISTAL dan 
BENTUK KRISTAL densitas WARNA 
Augite (Ca, Mg, Fe,Al)2 
(Al, Si)2 O6 
Monoklin; Prismatik pendek, 
lammellar 3.2 - 3.6 
Abu-abu gelap, Hitam, Coklat, 
hijau -hitam 
Biotite 
K(Mg,Fe”)3 
(AlSi3)O10 
(OH,F)2 
Monoklin; Tabular dengan 6 
sisi kristal 2.7 – 3.7 Hitam, hijau gelap 
Diopside Ca(Mg,Fe”) 
Si2O6 
Monoklin; Prismatik 3.3 Putih, hijau 
Epidot 
Ca2Fe’’Al2O. 
Si2O7. 
SiO4(OH) 
Monoklin; 
Memanjang, , berbutir 
3.4 
Hijau 
Hematite Fe2O3 
Trigonal, melembar, , 
menyerat, berbutir 
5.2 Merah sampai hitam; abu-abu 
Hornblende 
NaCa2 
(Mg,Fe”)4 (Al, Fe”’) 
(Si,Al)8 O22(OH,F)2 
Monoklin; prismatic panjang 
2.9 - 3.4 
Hitam, hijau sampai hitam 
Ilmenit FeTiO3 
Trigonal; 
tabular tebal, prismatik, 
4.7 Besi-hitam 
Magnetit Fe3O4 
Cubic; Oktahedral, kadang 
dodecahedral 
5.2 Besi – Hitam, kenampakan 
metalik. 
Muskovit KAl2(AlSi3O10) 
(OH,F)2 
Monoklin; tabular 2.85 Hampir tidak berwarna-atau 
coklat, hijau 
Rutil TiO2 Triklin; prismatic, accicular 4.2 Merah-coklat, kuning, black 
Pirit FeS2 Kubic 5 Tembaga-kuning 
Zirkon ZrSiO4 Tetragonal; prismatik 4.3 Kuning – emas, merah, 
coklat/hijau. 
1.3.9. Klasifikasi Mineral 
Secara umum mineral dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok. Diantara 
kelompok yang penting adalah: 
1. Native Elements, mineral atau kristal yang terdiri dari unsure tunggal. 
Contoh native Au, intan (C), native Cu 
2. Sulfides (termasuk sulfosalt), suatu senyawa yang mengandung unsure 
sulfur (S), contoh pirit (Fe2S), kalkopirit (CuFeS2), galena (PbS) 
3. Oxides dan hydroxides, senyawa yang mengandung unsure oksige (O) 
seperti magnetit (Fe3O4), atau OH seperti Gibbsite (Bauxite) Al(OH)3
21 
4. Silicates, senyawa yang mengandung unsure silicon (Si) dan oksigen 
(O), seperti garnierite (Ni,Mg)6(Si4O10) (OH)4.4H2O, olivine 
(Mg,Fe)2Si2O4 
5. Halides 
Halite (NaCl), Fluorit (CaF2) 
6. Carbonates 
Kalsit (CaCO3), Magnesite (MgCO3) ,Dolomite (CaMg (CO3)2) 
7. Sulfates 
Barit (BaSO4), Gipsum (CaSO4) 
8. Phosphates 
Apatit Ca5(PO4)3(OH,F,Cl), Monazite (Ce,La,Th)PO4

More Related Content

What's hot

Genesa Bahan Galian
Genesa Bahan GalianGenesa Bahan Galian
Genesa Bahan Galian
permukaan bumi
 
1. pendahuluan genesa endapan mineral
1. pendahuluan genesa endapan mineral1. pendahuluan genesa endapan mineral
1. pendahuluan genesa endapan mineral
Irvan Aditya
 
Perencanaan tambang
Perencanaan tambangPerencanaan tambang
Perencanaan tambang
ramaldini
 
Genesa bahan galian
Genesa bahan galian Genesa bahan galian
Genesa bahan galian
Samuel Exaudy Tondang
 
Eskplorasi rinci
Eskplorasi rinciEskplorasi rinci
Eskplorasi rinci
rosaliamoniz
 
Eksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galianEksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galian
Ipung Noor
 
Bahan Galian Logam Timah
Bahan Galian Logam TimahBahan Galian Logam Timah
Bahan Galian Logam Timah
Sastra Diharlan
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1
Sylvester Saragih
 
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di IndonesiaPembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
Albert Tiar
 
Pola pengeboran tamka dan tamda
Pola pengeboran tamka dan tamdaPola pengeboran tamka dan tamda
Pola pengeboran tamka dan tamda
UDIN MUHRUDIN
 
9 pemantauan lereng
9 pemantauan lereng9 pemantauan lereng
9 pemantauan lereng
Arief Muhammad
 
1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang
UDIN MUHRUDIN
 
FOSFOR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FOSFOR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAFOSFOR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FOSFOR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
Bonita Susimah
 
Endapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabarEndapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabar
agus sabar sabdono
 
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangPengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangIpung Noor
 
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaTugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaSylvester Saragih
 
Pola peledakan
Pola peledakanPola peledakan
Pola peledakan
Romie Hendrawan
 
Ganesa batubara
Ganesa batubaraGanesa batubara
Ganesa batubara
Fahri Zaki Harharah
 

What's hot (20)

Genesa Bahan Galian
Genesa Bahan GalianGenesa Bahan Galian
Genesa Bahan Galian
 
1. pendahuluan genesa endapan mineral
1. pendahuluan genesa endapan mineral1. pendahuluan genesa endapan mineral
1. pendahuluan genesa endapan mineral
 
Perencanaan tambang
Perencanaan tambangPerencanaan tambang
Perencanaan tambang
 
Genesa bahan galian
Genesa bahan galian Genesa bahan galian
Genesa bahan galian
 
Eskplorasi rinci
Eskplorasi rinciEskplorasi rinci
Eskplorasi rinci
 
Eksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galianEksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galian
 
Bahan Galian Logam Timah
Bahan Galian Logam TimahBahan Galian Logam Timah
Bahan Galian Logam Timah
 
Eksplorasi Emas
Eksplorasi EmasEksplorasi Emas
Eksplorasi Emas
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1
 
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di IndonesiaPembentukan Mineral Logam di Indonesia
Pembentukan Mineral Logam di Indonesia
 
Pola pengeboran tamka dan tamda
Pola pengeboran tamka dan tamdaPola pengeboran tamka dan tamda
Pola pengeboran tamka dan tamda
 
9 pemantauan lereng
9 pemantauan lereng9 pemantauan lereng
9 pemantauan lereng
 
1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang
 
Hitung cadangan
Hitung cadanganHitung cadangan
Hitung cadangan
 
FOSFOR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FOSFOR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAFOSFOR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FOSFOR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Endapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabarEndapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabar
 
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangPengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambang
 
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaTugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
 
Pola peledakan
Pola peledakanPola peledakan
Pola peledakan
 
Ganesa batubara
Ganesa batubaraGanesa batubara
Ganesa batubara
 

Viewers also liked

Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusIstilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Aling Syahril
 
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
Alviyanda Whoost
 
Analisis sifat fisis pada batu giok
Analisis sifat fisis pada batu giokAnalisis sifat fisis pada batu giok
Analisis sifat fisis pada batu giok
lolimugni
 
Pertambangan Corundum
Pertambangan CorundumPertambangan Corundum
Pertambangan Corundum
Leni Septiningrum
 
Tambang eksplorasi tpb
Tambang eksplorasi   tpbTambang eksplorasi   tpb
Tambang eksplorasi tpb
Ipung Noor
 
Kadmium
KadmiumKadmium
KROMIT - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
KROMIT - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAKROMIT - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
KROMIT - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
Bonita Susimah
 
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogicontoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
rezatambang
 
Materi eksplorasi sumber daya bahan galian
Materi eksplorasi sumber daya bahan galianMateri eksplorasi sumber daya bahan galian
Materi eksplorasi sumber daya bahan galianmahapatih_51
 
Corporate Presentation
Corporate PresentationCorporate Presentation
Corporate Presentation
FirstQuantum
 
Transparency of Extractive Industries Toward Spatial Transparency
Transparency of Extractive Industries Toward Spatial TransparencyTransparency of Extractive Industries Toward Spatial Transparency
Transparency of Extractive Industries Toward Spatial Transparency
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Pkc Refinery And Smelter Description R1
Pkc Refinery And Smelter Description R1Pkc Refinery And Smelter Description R1
Pkc Refinery And Smelter Description R1
rpariani
 
NECSA SMELTER FACILITY PRESENTATION
NECSA SMELTER FACILITY PRESENTATIONNECSA SMELTER FACILITY PRESENTATION
NECSA SMELTER FACILITY PRESENTATION
Alan Carolissen
 
Makalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingMakalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grinding
Actur Saktianto
 
Makalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separationMakalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separation
Actur Saktianto
 
3rd Smelter Processing Fee
3rd Smelter Processing Fee3rd Smelter Processing Fee
Perencanaan eksplorasi tambang
Perencanaan eksplorasi tambangPerencanaan eksplorasi tambang
Perencanaan eksplorasi tambang
Willya Hendra
 
Kimia bahan galian biotit
Kimia bahan galian biotitKimia bahan galian biotit
Kimia bahan galian biotit
085753889956
 
Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...
Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...
Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...
Oswar Mungkasa
 
Makalah pengolahan mineral floatasi
Makalah pengolahan mineral floatasiMakalah pengolahan mineral floatasi
Makalah pengolahan mineral floatasi
Actur Saktianto
 

Viewers also liked (20)

Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusIstilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
 
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
2 bab i mineral dan sumber daya mineral dan klasifikasinya
 
Analisis sifat fisis pada batu giok
Analisis sifat fisis pada batu giokAnalisis sifat fisis pada batu giok
Analisis sifat fisis pada batu giok
 
Pertambangan Corundum
Pertambangan CorundumPertambangan Corundum
Pertambangan Corundum
 
Tambang eksplorasi tpb
Tambang eksplorasi   tpbTambang eksplorasi   tpb
Tambang eksplorasi tpb
 
Kadmium
KadmiumKadmium
Kadmium
 
KROMIT - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
KROMIT - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAKROMIT - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
KROMIT - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogicontoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
 
Materi eksplorasi sumber daya bahan galian
Materi eksplorasi sumber daya bahan galianMateri eksplorasi sumber daya bahan galian
Materi eksplorasi sumber daya bahan galian
 
Corporate Presentation
Corporate PresentationCorporate Presentation
Corporate Presentation
 
Transparency of Extractive Industries Toward Spatial Transparency
Transparency of Extractive Industries Toward Spatial TransparencyTransparency of Extractive Industries Toward Spatial Transparency
Transparency of Extractive Industries Toward Spatial Transparency
 
Pkc Refinery And Smelter Description R1
Pkc Refinery And Smelter Description R1Pkc Refinery And Smelter Description R1
Pkc Refinery And Smelter Description R1
 
NECSA SMELTER FACILITY PRESENTATION
NECSA SMELTER FACILITY PRESENTATIONNECSA SMELTER FACILITY PRESENTATION
NECSA SMELTER FACILITY PRESENTATION
 
Makalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingMakalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grinding
 
Makalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separationMakalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separation
 
3rd Smelter Processing Fee
3rd Smelter Processing Fee3rd Smelter Processing Fee
3rd Smelter Processing Fee
 
Perencanaan eksplorasi tambang
Perencanaan eksplorasi tambangPerencanaan eksplorasi tambang
Perencanaan eksplorasi tambang
 
Kimia bahan galian biotit
Kimia bahan galian biotitKimia bahan galian biotit
Kimia bahan galian biotit
 
Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...
Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...
Penguasaan dan Pengelolaan Sumber Daya Migas, Mineral dan Batu Bara: Menuju P...
 
Makalah pengolahan mineral floatasi
Makalah pengolahan mineral floatasiMakalah pengolahan mineral floatasi
Makalah pengolahan mineral floatasi
 

Similar to Bab 1-terminologi-bahan-galian

Materi part 5 barang tambang
Materi part 5 barang tambangMateri part 5 barang tambang
Materi part 5 barang tambang
jopiwildani
 
Ilmu logam
Ilmu logamIlmu logam
Ilmu logam
Ali Alqudsy
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
rramdan383
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
Barka Manilapai
 
4. makalah unsur tanah jarang final
4. makalah unsur tanah jarang final4. makalah unsur tanah jarang final
4. makalah unsur tanah jarang final
Muhammad Alwan
 
Materi ekspos mipa 2015
Materi ekspos mipa 2015Materi ekspos mipa 2015
Materi ekspos mipa 2015
Irianto Uno
 
Bahan galian industri 2
Bahan galian industri 2Bahan galian industri 2
Bahan galian industri 2
Bayu Al-kahfie
 
fungsi
fungsifungsi
penelitian ekstraksi dan pemisahantanah jarang.docx
penelitian ekstraksi dan pemisahantanah jarang.docxpenelitian ekstraksi dan pemisahantanah jarang.docx
penelitian ekstraksi dan pemisahantanah jarang.docx
ejja3
 
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang Tambang
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang TambangXI Geografi Bab 2 Persebaran Barang Tambang
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang Tambang
Vallery Tesalonika
 
Sumberdaya logam
Sumberdaya  logamSumberdaya  logam
Sumberdaya logam
Aditya Lakza Invitations
 
Rangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanRangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuan
Mirzha Rihadini
 
Rangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanRangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuan
Mirzha Rihadini
 
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptx
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptxPPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptx
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptx
komarah462
 
Makalah tambang bijih
Makalah tambang bijihMakalah tambang bijih
Makalah tambang bijih
Damos Tinambunan
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamDionza Surya
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
Rafif Sulthan R.
 
New microsoft office power point presentation
New microsoft office power point presentationNew microsoft office power point presentation
New microsoft office power point presentation
Budisantoso Peujakesuma
 
Pengolahan dan ekstraksi mineral xenotime
Pengolahan dan ekstraksi mineral xenotimePengolahan dan ekstraksi mineral xenotime
Pengolahan dan ekstraksi mineral xenotime
BenediktusMadika1
 
Sebaran barang tambang di indonesia
Sebaran barang tambang di indonesiaSebaran barang tambang di indonesia
Sebaran barang tambang di indonesiaFarah Della
 

Similar to Bab 1-terminologi-bahan-galian (20)

Materi part 5 barang tambang
Materi part 5 barang tambangMateri part 5 barang tambang
Materi part 5 barang tambang
 
Ilmu logam
Ilmu logamIlmu logam
Ilmu logam
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
 
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete232998366 genesa-bahan-galian-complete2
32998366 genesa-bahan-galian-complete2
 
4. makalah unsur tanah jarang final
4. makalah unsur tanah jarang final4. makalah unsur tanah jarang final
4. makalah unsur tanah jarang final
 
Materi ekspos mipa 2015
Materi ekspos mipa 2015Materi ekspos mipa 2015
Materi ekspos mipa 2015
 
Bahan galian industri 2
Bahan galian industri 2Bahan galian industri 2
Bahan galian industri 2
 
fungsi
fungsifungsi
fungsi
 
penelitian ekstraksi dan pemisahantanah jarang.docx
penelitian ekstraksi dan pemisahantanah jarang.docxpenelitian ekstraksi dan pemisahantanah jarang.docx
penelitian ekstraksi dan pemisahantanah jarang.docx
 
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang Tambang
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang TambangXI Geografi Bab 2 Persebaran Barang Tambang
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang Tambang
 
Sumberdaya logam
Sumberdaya  logamSumberdaya  logam
Sumberdaya logam
 
Rangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanRangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuan
 
Rangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuanRangkuman mineral dan batuan
Rangkuman mineral dan batuan
 
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptx
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptxPPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptx
PPT SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.pptx
 
Makalah tambang bijih
Makalah tambang bijihMakalah tambang bijih
Makalah tambang bijih
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alam
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
New microsoft office power point presentation
New microsoft office power point presentationNew microsoft office power point presentation
New microsoft office power point presentation
 
Pengolahan dan ekstraksi mineral xenotime
Pengolahan dan ekstraksi mineral xenotimePengolahan dan ekstraksi mineral xenotime
Pengolahan dan ekstraksi mineral xenotime
 
Sebaran barang tambang di indonesia
Sebaran barang tambang di indonesiaSebaran barang tambang di indonesia
Sebaran barang tambang di indonesia
 

Recently uploaded

111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
RobiahIqlima
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
afifsalim12
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
ssuser5e48eb
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
RifkiAbrar2
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
ssuser0b6eb8
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
ymikhael4
 

Recently uploaded (8)

111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
 

Bab 1-terminologi-bahan-galian

  • 1. Panduan Kuliah dan Praktikum ENDAPAN MINERAL Sutarto Hartosuwarno Laboratorium Petrologi dan Bahan Galian Teknik Geologi 0 Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” YOGYAKARTA
  • 2. 1 BAB 1 TERMINOLOGI ENDAPAN MINERAL 1.1. Bahan Galian Menurut UU No.11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan pasal 2, yang disebut bahan galian adalah bahwa unsur-unsur kimia, mineral-mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk mulia yang merupakan endapan-endapan alam. Termasuk sebagai bahan galian adalah batubara, gambut, minyak bumi, gas alam, panas bumi, bahan galian logam, bahan galian industri, serta batu mulia. Bahan galian yang ada di bumi ini pada dasarnya adalah unsur atau senyawa, yang dapat berupa materi padat, cair, atau gas. Terdapat beberapa klasifikasi tentang bahan galian, yang mencerminkan tujuan yang berbeda. Pada pasal 3 ayat 1 UU No.11 Tahun 1967, bahan galian dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: a. Golongan bahan galian yang strategis, b. Golongan bahan galian yang vital, dan c. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan a dan b. Pengelompokan jenis bahan galian dalam tiga golongan di atas, kemudian diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1980. Strategis artinya strategis untuk pertahanan dan keamanan serta perekonomian negara. Vital artinya dapat menjamin hajat hidup orang banyak. Tidak strategis dan vital artinya tidak langsung memerlukan pasar yang bersifat internasional. Menurut Peraturan Pemerintah tersebut, dasar penggolongan bahan galian meliputi: • Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara • Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genesa) • Penggunaan bahan galian bagi industry • Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak • Pemberian kesempatan pengembangan pengusahaan • Penyebaran pembangunan di daerah a. Gologan bahan galian yang strategis adalah:
  • 3. 2 • Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam • Bitumen padat, aspal • Antrasit, batubara, batu bara muda • Uranium, radium, thorium, dan bahan galian radioaktif lainnya • Nikel. Kobalt • Timah b. Golongan bahan galian yang vital adalah: • Besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan • Bauksit, tembaga, timbal, seng • Emas, platina, perak, air raksa , intan • Arsin, antimon, bismut • Yttrium, thutenium, cerium, dan logam langka lainnya • Berillium, korundum, zirkon, kristal kuarsa • Kriolit, flourspar, barit • Yodium, brom, khlor, belereng c.Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan a atau b adalah: • nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu (halit) • asbes, talk, mika, grafit, magnesit • yarosit, leusit, tawas, oker • batu permata, batu setengah permata • pasir kuarsa, kaolin, feldfar, gipsum, bentonit • batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah, tanah serap (fuller earth) • marmer, batutulis • batukapur, dolomit, kalsit • granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat, dan pasir, sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan A maupun golongan B dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan. Dengan dikeluarkannya UU No. 25 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah serta UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka Peraturan Pemerintah tersebut mungkin menjadi tidak relefan lagi. Prakteknya, Bahan Galian
  • 4. Golongan A dan bahan Galian Golongan B, dikelola langsung oleh Pemerintah Pusat, sedangkan bahan Galian Golongan C dikelola oleh Pemerintah daerah. Setelah Otonomi Daerah, Pemerintah daerah punya peranan yang lebih besar dalam mengelola bahan Galian, termasuk Bahan Galian Golongan A dan Golongan B. Bahan Galian Logam seperti Emas atau Tembaga, sebelum otonomi daerah, untuk mendapatkan hak Kuasa Penambangan harus mendapatkan izin persetujuan dari pusat, sekarang Pemerintah Kabupaten dapat memberi izin penambangan. Oleh karena itu penggolongan tersebut di atas tidak sesuai lagi. Kalaupun masih digunakan, penggunaan istilah Golongan A, Golongan B, atau Golongan C sebaiknya terbatas pada penggolongan secara diskriftif. Selanjutnya, dengan mempertimbangkan perkembangan nasional maupun internasional, UU No.11 Tahun 1966, tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang terjadi, maka kemudian pemerintah mengeluarkan UU No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara. Undang-undang ini hanya mengatur tentang pertambangan mineral dan batubara diluar panas bumi, minyak dan gas bumi serta air tanah. Selanjutnya pertambangan mineral dan batubara dibagi dan diatur menjadi: 3 • Pertambangan Mineral Radioaktif • Pertambangan Mineral Logam • Pertambangan Mineral Bukan Logam • Pertambangan Batuan • Pertambangan Batubara Berdasarkan jenis komoditinya, para ahli membagi bahan galian secara umum menjadi lima golongan, yaitu : 1. Batubara dan gambut 2. Bahan galian logam 3. Bahan galian Industri 4. Minyak, gas, dan panas bumi 5. Mineral berharga dan batu mulia Dalam buku petunjuk ini hanya terbatas membahas bahan galian logam, bahan galian industri, dan batumulia. Ketiga golongan bahan galian tersebut disusun atau dibentuk oleh unsur atau senyawa padat yang dikenal sebagai mineral, oleh karena itu ketiganya dikelompokkan sebagai endapan mineral.
  • 5. 4 1.2. Endapan Mineral Seperti disebutkan di atas, yang dikelompokkan kedalam endapan mineral adalah bahan galian logam, bahan galian industry, mineral berharga dan batumulia. Istilah endapan (deposit) mempunyai definisi yang lebih luas dalam ilmu geologi. Istilah tersebut dapat berarti turunnya material di dalam air (karena gravitasi), atau presipitasi dari larutan karena perubahan kondisi kimia. Beberapa ahli menyebut istilah cebakan, karena menganggap istilah endapan lebih berkonotasi pada sedimentasi. Dalam konteks “endapan mineral”, endapan diartikan sebagai konsentrasi mineral oleh proses-proses magmatik atau hidrotermal. Kata endapan juga mempunyai arti materi menjadi padat, oleh karena itu minyak, gas, dan panas bumi tidak termasuk ke dalam endapan mineral. Walaupun batubara juga bersifat padat, umumnya tidak dibahas sebagai endapan mineral, tetapi termasuk ke dalam sumberdaya energi. Skinner (1979) menyebut endapan mineral (mineral deposits) merupakan konsentrasi suatu mineral pada kerak bumi, terbentuk secara alami serta pada daerah yang terbatas (lokal). Jadi apapun macam mineralnya, dan bagaimana proses terkonsentrasinya, semuanya disebut endapan mineral. Jika mineral-mineral yang terkonsentrasi mengandung bahan atau material yang bernilai bagi manusia serta layak untuk ditambang, maka endapan tersebut secara kusus disebut endapan bijih/ore deposits (Edwards dan Atkinson 1986, Guilbert dan Park 1986), endapan ekonomi/economic deposits (Hutchison 1983), atau endapan mineral ekonomi (Jensen dan Bateman 1981). Secara umum definisi bijih (ore) adalah suatu batuan atau kumpulan mineral, yang mengandung mineral-mineral yang bernilai ekonomis, dan dapat diekstrak. Bijih terdiri dari mineral-mineral yang bernilai ekonomis (biasanya mengandung logam) yang disebut sebagai mineral bijih (ore mineral, mengandung logam) serta termasuk mineral industri (industrial mineral, non-logam) dan mineral yang tidak bernilai ekonomis yang disebut sebagai mineral penyerta (gangue mineral). Definisi oleh kebanyakan penulis lebih ditekankan pada kandungan logamnya yang dapat diekstrak serta memiliki nilai ekonomis. Bijih yang tidak menguntungkan apabila ditambang disebut sebagai Protore (Park dan macDiarmid 1970, Hutchison 1983). Sebagian besar bijih hadir berasosiasi dengan urat atau urat halus, terutama urat kuarsa. Walaupun demikian tidak semua urat akan mengandung bijih, tetapi hanya
  • 6. terkonsentrasi pada bagian-bagian yang terbatas dari urat, yang disebut sebagai ore shoots (Park dan MacDiarmid, 1970). Urat-urat atau bagian-bagian urat yang tidak mengandung bijih disebut barren atau lean. Suatu tubuh batuan yang mengandung bijih atau ore shoots yang tersebar disebut sebagai tubuh bijih (orebody). Kumpulan urat-urat halus yang mengandung bijih sering membentuk zona yang panjang dan tabular; yang dikenal sebagai lead, lode, vein zone atau fissure zone. Kapan disebut Ore shoot maupun lode sangat dipengaruhi oleh cut-off grade, yaitu grade (konsentrasi/kadar) logam terendah apabila ditambang menguntungkan 5 1.2.1 Bahan galian logam Bahan galian logam adalah batuan atau mineral-mineral yang di dalamnya terdapat unsur logam, yang dapat diambil untuk kepentingan manusia. Logam dapat diartikan sebagai unsur yang mempunyai kemampuan melepas elektron membentuk ion positip, umumnya mempunyai permukaan cenderung mengkilat, baik untuk penghantar(konduktor) panas dan listrik, dapat dilebur, serta dapat dibentuk maupun dipipihkan. Secara umum logam dapat dibagi menjadi lima golongan (Evans, 1993), yaitu: 1. Precious metals (logam mulia): emas (Au), perak (Ag), platina (Pt) 2. Non-ferrous metals (logam non-ferrous): tembaga (Cu), timbal (Pb/lead), seng (Zn/zinc), timah (Sn/tin), dan aluminium (Al). Empat pertama dikenal sebagai logam dasar (base metals). 3. Iron and ferroalloy metals (logam ferroalloy dan besi): besi (Fe), Mangan (Mn), nikel (Ni), krom (Cr), molibdenum (Mo), wolfram (W/tungsten), vanadium (V), kobal (Co). 4. Minor metals and related non-metals: antimon (Sb/antimony), arsen (As), berilium (Be/beryllium), bismut (Bi), kadmium (Cd), magnesium (Mg), air raksa (Hg/mercury), REE, selenium (Se), tantalium (Ta), telurium (Te), titanium (Ti), Zirkonium (Zr), dsb. 5. Fissionable metals: uranium (U), torium (Th), radium(Ra). Komponen bijih pada bahan galian logam umumnya dibedakan menjadi tiga jenis mineral pembentuknya, yaitu:
  • 7. • mineral bijih (ore mineral, mengandung logam), • mineral industri (industrial mineral, non-logam), jika hadir dalam jumlah 6 banyak dapat dimanfaatkan sebagai bahan galian industry, • mineral yang tidak bernilai ekonomis yang disebut sebagai mineral penyerta (gangue mineral). Mineral Bijih (Mineral Logam) Mineral Bijih adalah mineral-mineral yang bernilai ekonomis, mengandung unsure logam dan dapat diekstrak untuk kepentingan umat manusia. Mineral industri adalah semua batuan, mineral atau substansi yang terbentuk secara alami yang bernilai ekonomis, tidak termasuk di dalamnya adalah bijih logam, mineral fuels, dan batumulia (Noetstaller, 1988 dalam Evans, 1993). Batasan mineral bijih dengan mineral opak, maupun mineral penyerta sering membingungkan. Pada kenyataannya sebagaian besar mineral bijih tidak tembus cahaya (opak), sedangkan mineral penyerta merupakan mineral-mineral yang tembus cahaya (transparan). Craig (1989) menyebut bahwa mineral bijih harus dapat diekstrak logamnya, misalnya kalkopirit dapat diekstrak tembaganya. Walaupun suatu mineral mengandung unsur logam, tetapi kalau tidak dapat diekstrak, maka tidak dikategorikan sebagai mineral bijih. Beberapa pengarang menggunakan istilah mineral bijih sebagai sinonim mineral opak, karena istilah tersebut bisa mencakup mineral-mineral seperti pirit maupun pirhotit yang tidak bermanfaat tetapi hampir selalu ada pada endapan bijih (Evans, 1993). Penamaan mineral bijih terkait dengan keekonomian mineral, sedangkan penamaan mineral opaque terkait dengan sifat mineral terhadap ketembusan cahaya. Untuk memudahkan pembahasan tentang mineral bijih, beberapa pengarang telah membuat klasifikasi mineral bijih, umumnya didasarkan persenyawaan yang dibentuk oleh oleh unsur logam. Sebagian besar mineral bijih terbentuk sebagai sulfida, garam sulfo, oksida, hidroksida, maupun unsur tunggal. Sedangkan mineral penyerta pada bijih umumnya hadir sebagai silikat dan karbonat. Mineral bijih menurut Stanton (1972), dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu: 1. Native metals and semimetals: emas, tembaga, perak dll
  • 8. 2. Sulfides and sulfosalts, umumnya merupakan mineral-mineral bijih dari logam 7 nonferrous : sfalerit, galena kalkosit dll. 3. Oxides, umumnya mineral bijih dari logam ferrous: magnetite, kromit Sedangkan menurut Ramdohr (1980), mineral bijih dapat dibagi menjadi lima golongan, yaitu: 1. Elements and intermetallic compounds 2. Alloy-like compounds and Tellurides 3. Common sulphides and “sulphosalts” 4. Oxidic ore minerals 5. Non-opaque oxide ore minerals Tabel 1.1 Daftar beberapa logam penting, mineral bijihnya, serta kadar dalam kerak bumi Logam Mineral bijih Komposisi % logam Kadar Dlm Kerak(%) Mining Grade(%) CF Au/Emas (gold) Native gold Electrum Calaverite Sylvanite Petzite Au (Ag,Au) AuTe2 (Au,Ag)Te2 Ag3AuTe2 75-98 50-80 39 24 25 0.000 000 4 0.000 1- 0.0020 250 Ag/Perak (silver) Native silver Argentite Pyrargirite Proustite Cerargyrite Ag AgS2 Ag3SbS3 Ag3AsS3 AgCl 100 87 60 65 75 0.007 0,01-0,1 20 Fe/Besi Magnetite Hematite Siderite Goethite Fe3O4 Fe2O3 FeCo3 Fe2O3.H2O 72 70 48 63 5 25-60 5 Cu/Tembaga (copper) Native copper Chalcopyrite Bornite Chalcosite Covellite Enargite Tenantite Azurite Malachite Cuprite Chrysocolla Brochanthite Cu CuFeS2 Cu5FeS4 Cu2S CuS Cu3AsS4 Cu3(Sb,As)S3 Cu3(CO3)2(OH)2 Cu2(CO3)(OH)2 Cu2O CuSiO3.nH2O Cu4(SO4)(OH)6 100 35 69 80 66 49 50 55 57 89 40 56 0.005 0.4-1 80
  • 9. 8 Pb/Timbal (lead) Galena Cerussite Anglesite Pyromorphite PbS Pb(CO3) Pb(SO4) Pb5(PO4)3Cl 86 77 68 76 0.001 4-25 4000 Zn/Seng (zinc) Sphalerite Smithsonite Hemimorphite Zincite ZnS Zn(CO3) Zn4(Si2O7)(OH)2.H20 67 52 54 0.007 4-25 571 Sn/Timah (tin) Cassiterite Stannite SnO2 CuFeSnS4 79 28 0.000 2 0.5-2.5 2500 Ni/Nikel (nickel) Pendlandite Niccolite Garnierite (Fe,Ni)9S8 NiAs (Ni,Mg)6(Si4O10) (OH)4.4H2O 10-40 44 0.007 0.5-3 71 Cr/Krom (chromium) Chromite (Fe,Mg)Cr2O4 33-58% Cr2O3 0.01 20-50 Cr2O3 3000 Mn/Mangan (manganese) Pyrolusite Psilomelan Braunite Manganite Rhodochrosite Hausmanite MnO2 n.MnO.MnO2.mH2O 3Mn2O3.MnSiO3 MnO(OH) MnCO3 Mn3O4 55-63 35-60 60-69 50-62 40-45 65-72 0.09 15-45 389 Al/ Aluminium Diaspore Boehmite Gibbsite Kaolinite Nepheline Sillimanite HalO2 AlOOH Al(OH)3 Al4(Si4O10)(OH)8 NaAlSiO4 Al2SiO5 47 47 36 22 18 35 8 30-50 Al2O3 Max SiO2 15 3.75 Co/Kobal Carrolite Siegenite Smaltite Cobaltite Cobalt pyrite CuCo2S4 (Co,Ni)3S4 CoAs3-2 (Co,Fe)AsS (Co,Ni)3S4 35 11-53 28 35 58 0,06-0,35 Sb/Antimon (antimony) Native antimony Antimonite Tetrahedrite Jamesonite Antimon Oksida Stibnite Sb Sb2S3 Cu12Sb4S13 Pb4FeSb6S14 Sb2O3 100 71 29 35 75 5-25 Bi/Bismut (bismuth) Native bismuth Bismuthinite Bismutite Bi Bi2S3 Bi2(CO3)O2 100 81 87 Min 0,3 Hg/ Raksa (mercury) Native mercury Cinnabar Hg HgS 86 0.000 008 0,2-8 25000 Mo/ Molibdenum Molibdenite Powellite Wulfenite MoS2 CaMoO4 60 48 0.000 15 0,01-0,6 67 W/wolfram (tunsten) Wolframite Scheelite Huebnerite (Fe,Mn)WO4 CaWO4 Mn(WO4) 60-75% 80% 60 (WO3) 0.000 15 0,3-6 WO3 2000 Pt/Platina (platinum) Ferroplatinum Sperrylite Braggite Pt PtAs2 (Pt,Pd,Ni)S 75-84 56 59 0.000 001 0,0003- 0,0015 300
  • 10. 9 Sn/Arsen (arsenic) Arsenopyrite Loellingite Realgar Orpiment Tenantite FeAsS FeAs2 AsS As2S3 Cu12As4S13 46 72 70 61 20 0.000 2 Ti/Titanium Ilmenit Rutil Titanit FeTiO2 TiO2 CaTiSiO2 53 92-98 41 10-50 TiO2 V/Vanadium Patronit V2O5VS4 28-39 0,3-5 V2O5 U/Uranium Uraninit Coflinite Brannerite Uranothorite UO2 USiO4 (U,Th)Ti2O6 (Th,U,Fe)SiO2H2 47-88 60 26-44 5-15 0,03-1 U3O8 Mineral penyerta (gangue minerals) Mineral penyerta adalah mineral-mineral yang hadir pada tubuh bijih, tetapi tidak bernilai ekonomis. Mineral penyerta umumnya merupakan mineral dari kelompok silika, silikat, oksida,karbonat, maupun fosfat. Tabel 1.2 Daftar sebagian mineral penyerta (gangue minerals) Kelompok Nama mineral Komposisi Silika Kuarsa Kalsedon SiO2 SiO2 Oksida Magnetite Hematite Goetite Bauxite Fe3O4 Fe2O3 Fe(OH) Al2O3 Silikat Olivin Diopsit Wollastonit Tremolit-aktinolit Klorit Epidote Andradit-grosularit Kalium felspar Albit Kaolinit Illit Serisit Tourmalin Topas MgSiO4 Ca(Mg,Fe)(SiO2)2 CaSiO3 Ca2(Mg,Fe)2(OH)2(Si4O11)2 Mg5(Al,Fe)(OH)8(Al,Si)4O10 Ca(Al,Fe)2(OH)2(SiO4)3 Ca2(Al-Fe)2(SiO4)3 KAlSi3O8 NaAlSi3O8 Al2O3.2SiO2.2H2O KAl2(OH)2(AlSi3O)10(O,OH)10 KAl2(OH)2(AlSi3O10) Na(Fe,Mg)3B3All3(OH)4(Al3Si6O27) Al2(F,OH)2SiO4 Karbonat Kalsit Siderit Rodokrosit CaCO3 FeCO3 MnCO3 Fosfat Barit gypsum BaSO4 CaSO4
  • 11. 10 1.2.2 Bahan galian industri (mineral industri) Bahan galian industri adalah batuan atau mineral-mineral yang bermanfaat untuk kepentingan manusia dan tidak termasuk kedalam bahan galian logam, batubara, batu mulia, maupun migas dan panas bumi. Menurut Madiadipoera, dkk. (1990), bahan galian industri dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu: a. Bahan Galian Industri (BGI) yang berkaitan dengan batuan sedimen • Terkait dengan batuan karbonat • Batugamping • Dolomit • Kalsit • Batukeprus • Fosfat • Oniks • Gips • Rijang • Tidak terkait dengan batuan karbonat • Bentonit • Fireclay • Ballclay • Zeolit • Felspar • Yodium • Doatomea • Mangan? b. BGI yang terkait dengan batuan vulkanik • Perlit • Obsidian • Batuapung • Belerang • Opal kalsedon
  • 12. 11 • Kayu terkersikan • Tras • Pasir vulkanik • Batuan trakit, andesit, dan basalt c. BGI yang terkait dengan batuan plutonik • Granit dan granodiorit • Gabro dan peridotit • Alkali felspar • Mika • Asbes d. BGI yang terkait dengan endapan residual dan placer • Lempung • Kaolin • Pasir kuarsa • Sirtu e. BGI yang terkait dengan proses hidrotermal • Gypsum • Talk • Magnesit • Barit • Firofilit • Toseki • Kaolin f. BGI yang terkait dengan batuan metamorf • Marmer • Batusabak • Kuarsi • grafit
  • 13. 12 1.2.3 Batumulia dan mineral berharga Mineral berharga dan Batumulia, adalah mineral atau batuan yang dipergunakan untuk perhiasan dan bernilai tinggi. Batumulia (menurut Pouw Kioe An, 1977) dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Batumulia tulen • Kelas-satu : nilai kekerasan 8-10 1. intan 2. korundum (ruby, safir, mirah ) 3. chrysoberyl 4. spinel • Kelas-dua : nilai kekerasan 7-8 1. zirkon 2. beryl (aquamarin) 3. topas 4. tourmalin 5. garnet 6. opal-mulia • Kelas-tiga : nilai kekerasan sekitar 7 1. kordierit 2. visuvian 3. chrysolite 4. axiniete 5. cyanite 6. staourolit 7. andalusit 8. chiastolite 9. pistazite 10. turqooise (pirus) b. Batu semi mulia • Kelas-empat : nilai kekerasan 4-7 1. ametis (kecubung), agat, korneal, citrine, jasper, tiger’s eye,kuarsa pink, opal
  • 14. 13 2. felspar (adular, amazone) 3. labradorit 4. obsidian 5. lazuri 6. hipersten 7. diopsit 1.3. Mineral Mineral adalah merupakan unsure atau senyawa hablur/ kristalin yang ada dalam kerak bumi, bersifat homogen, mempunyai sifat fisik dan kimia tertentu, merupakan persenyawaan anorganik dan mempunyai susunan kimia yang tetap, dan terbentuk secara alami.Terdapat beberapa metode atau cara melakukan pemerian mineral yang selama ini telah banyak digunakan, antara lain: • Pengamatan sifat fisik (megaskopis) • Pengamatan sifat optik (Mikroskopik) • SEM (Scaning Electron Microscope) • XRD (X-Ray Defraction) • Microprobe • Kimia Mineral (Atomic Absorbtion Spectophotometry, X-Ray Fluorescen) Untuk pelaksanaan praktikum, pemerian dilakukan berdasarkan sifat-sifat fisik mineral melalui pengmatan megaskopis dengan bantuan kaca pembesar (loupe), diantaranya meliputi: • Warna / color, Bentuk / form, Belahan / cleavage, Pecahan / fracture, Cerat / streak, Kilap / luster, Kekerasan / hardness, Densitas / Density , dan Sifat magnetic 1.3.1. Warna Beberapa mineral dapat dikenal karena mempunyai karakter warna tertentu, mineral yang lain mempunyai kenampakan variasi warna yang lengkap mulai dari hitam hingga putih transparan, sehingga hanya dapat ditentukan oleh sifat fisik lainnya. Beberapa kenampakan warna mineral, diantaranya: • PUTIH : gypsum, kuarsa, kalsit
  • 15. 14 • KUNING EMAS : pirit, kalkopirit, arsenopirit, markasit, pirrhotit, emas • HIJAU : klorit, epidot, tremolit, diopsit • ABU-ABU : galena, sfalerit, grafit, hematit • BIRU : beril, korundum (saphir), azurit • KUNING : belerang • HITAM : magnetit, augit, sfalerit • MERAH : hematit, korundum (rubi), garnet • COKLAT : biotit, limonit, garnet, k.feldspar • TIDAK BERWARNA : kuarsa, kalsit, diamond 1.3.2. Bentuk Mineral Bentuk mineral di alam (kerak bumi) dikontrol oleh sistem kristal dan perawakan kristal (crystal habits). Sistem Kristal Sistem Kristal dibagi menjadi enam kelompok, yaitu : 1. Isometric = Kubus : galena(PbS), halit (Na Cl), pirit (FeS) 2. Tetragonal = Balok : zircon (Zr SiO4), idokras 3. Hexagonal : Quartz (SiO2), Calcite (CaCO3), beril 4. Orthorombic : Topas (Al2 SiO4 (F OH)2), barit (BaSO4) 5. Monoklin : Augit, gypsum (CaSO4) 6. Triklin : Albite ( Na (Al Si3 O8)), Anorthite (Ca (Al2 Si2 O8)), axinit ISOMETRIK Pirit TETRAGONAL idokras HEKSAGONAL beril Gambar 1.1. Beberapa kenampakan system kristal ORTOROMBIK barit MONOKLIN gipsum TRIKLIN axinit
  • 16. 15 Perawakan (morfologi) Kristal Perawakan Kristal merupakan kenampakan bentuk eksternal dari suatu Kristal secara menyeluruh. Perawakan Kristal dapat dilihat dari individu permukaan kkristal (crystal faces) seperti bentuk pyramid, bipiramid, kubik, prismatik, berlembar, octahedral, dodecahedral. Di alam, mineral tertentu sering hadir membentuk agregat dengan kenampakan morfologi tertentu, seperti fibrous, globular, radiating, konsentrik, denritik, denritik, botrioidal, bladed, acicular, lamellar, oolitik, geode, dll. Gambar 1.2. Beberapa kenampakan perawakan mineral
  • 17. 16 1.3.3. Belahan Adalah kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu arah atau lebih a. Belahan satu-arah (mika) b. Belahan dua-arah yg berpot dg sdt 900 (feldspar) c. Belahan dua-arah tdk berpot tegak lurus (amfibol) d. Belahan tiga-arah berpot tegak lurus (halit) e. Belahan tiga-arah tdk berpot tegak lurus (kalsit) f. Belahan empat arah (intan) g. Belahan enam arah(sfalerit) Gambar 1.3. Beberapa kenampakan belahan dari mineral 1.3.4. Pecahan Adalah kecenderungan mineral untuk membelah secara tidak teratur, karena tidak hadirnya bidang belahan
  • 18. 17 Contoh : > Concoidal : pecahan botol (mineral kuarsa) > Splintery / fibrous : pecahan seperti serat (Augit, Hypersten, Serpentin, Piroksen > Uneven / Irregular : pecahannya kasar dg permukaan tidak teratur (garnet, hematit) Gambar 1.4. Contoh kenampakan pevahan concoidal dan kuarsa 1.3.5. Gores / Cerat / streak Gores/streak adalah warna dari serbuk mineral, ini akan terlihat dengan menggoreskan mineral pada lempeng kasar (porselen) dan mengamati warna goresan yg tertinggal. Contoh : - Hematit (Fe2O3) Æ berwarna merah coklat - Limonit (Fe2O3, OH) Æ berwarna kuning - Magnetit (Fe3O4) Æ berwarna abu-abu - Augit Æ berwarna abu-abu hijau - Biotit Æ ceratnya tidak berwarna - Ortoklas Æ ceratnya putih 1.3.6. Kilap/Luster Adalah kualitas dan intensitas cahaya yang dipantulkan dari permukaan suatu mineral. Kilap dibagi menjadi dua : 1. Kilap Logam (Metallic Luster) : galena, pyrit, magnetit, chalcopyrite, hematit.
  • 19. 18 2. Kilap Non Logam (Non Metallic Luster): a. Kilap Intan : Admantine : intan b. Kilap kaca : Vitreous : kuarsa, kalsit c. Kilap sutera : Silky : asbes, gypsum. d. Kilap damar : Resineous : sphalerite e. Kilap mutiara : Pearly : dolomit, brukit. f. Kilap lemak : Greasy : talk, serpentin, nefelin g. Kilap tanah : Earthy : mineral lempung, oker 1.3.7. Kekerasan SKALA KEKERASAN MOHS : 1. Talc 2. Gypsum 3. Calcite 4. Fluorite 5. Apatite 6. Feldspar 7. Quartz 8. Topaz 9. Corundum 10. Diamond Gambar 1.5. Gambar yang menunjukkan skala kekerasan Mohs
  • 20. 19 Tabel 1.3. Memperlihatkan harga kekerasan beberapa unsure dan mineral (skala kekerasan Mohs) MINERAL KEKERASAN MINERAL KEKERASAN Au 2.5-3 Galena 2.5-2.8 Cu 2.5-3 Kalkopirit 4.2-4.3 Ag Fe Pt 2.5-3 4-5 4-4.5 Magnetit Pirit Andradit 5.5-6.5 6-6.5 6.5-7.5 As C grafit S 3.5 1-2 1.5-2.5 Diopsid Flogopit Sfalerit 5-6 2.5-3 3.5-4 1.3.8. Densitas Densitas adalah berat atau masa suatu benda pada volume tertentu, yang diekpresikan dengan satuan kg/m3 atau ton/m3 . masa atau berat benda adalah perkalian volume dengan densitas, sementara volume merupakan masa dibagi dengan densitas. Spesific Gravity (SG) adalah rasio densitas suatu benda terhadap benda yang dianggap ssebagai standart. Standart pembanding benda padat dan cait adalah air pada suhu 4° C (39.2° F), yang mempunyai densitas 1 kg/liter. Sedangkan substansi yang berbentuk gas dibandingkan dengan udara kering yang mempunyai densitas 1,29 g/liter pada kondisi standart (0° C dan 1 atm). Sehingga Hg cair yang mempunyai densitas 13,6 Kg/lt akan mempunyai SG 13,6 atau magnetit padat yang mempunyai densitas 5,2 ton/m3 akan mempunyai SG 5,2. Sedangkan gas CO2 yang mempunyai densitas 1,976 akan mempunyai SG 1,53. Karena perbandingan kedua benda mempunyai dimensi atau satuan yang sama (masa/volume), maka SG tidak mempunyai dimensi. densitas = berat/volume ( g/cm3 atau ton/m3) Mineral-mineral dengan densitas lebih besar daripada densitas kuarsa (2,65 ton/m3) atau feldspar (2,54 ton/m3 – 2,76 ton/m3), atau lebih besar dari 2,8 ton /m3 dikenal sebagai mineral berat. Mineral-mineral berat dapat bersifat opak maupun transparan (non opak). Mineral-mineral yang tidak opak diantaranya adalah apatit, epidot, garnet, rutil,
  • 21. staurolit, turmalin dan zircon sedangkan yang opak yang paling sering dijumpai adalah ilmenit dan magnetit. 20 Tabel 1.4. Contoh densitas beberapa Mineral Berat NAMA KOMPOSISI SISTEM KRISTAL dan BENTUK KRISTAL densitas WARNA Augite (Ca, Mg, Fe,Al)2 (Al, Si)2 O6 Monoklin; Prismatik pendek, lammellar 3.2 - 3.6 Abu-abu gelap, Hitam, Coklat, hijau -hitam Biotite K(Mg,Fe”)3 (AlSi3)O10 (OH,F)2 Monoklin; Tabular dengan 6 sisi kristal 2.7 – 3.7 Hitam, hijau gelap Diopside Ca(Mg,Fe”) Si2O6 Monoklin; Prismatik 3.3 Putih, hijau Epidot Ca2Fe’’Al2O. Si2O7. SiO4(OH) Monoklin; Memanjang, , berbutir 3.4 Hijau Hematite Fe2O3 Trigonal, melembar, , menyerat, berbutir 5.2 Merah sampai hitam; abu-abu Hornblende NaCa2 (Mg,Fe”)4 (Al, Fe”’) (Si,Al)8 O22(OH,F)2 Monoklin; prismatic panjang 2.9 - 3.4 Hitam, hijau sampai hitam Ilmenit FeTiO3 Trigonal; tabular tebal, prismatik, 4.7 Besi-hitam Magnetit Fe3O4 Cubic; Oktahedral, kadang dodecahedral 5.2 Besi – Hitam, kenampakan metalik. Muskovit KAl2(AlSi3O10) (OH,F)2 Monoklin; tabular 2.85 Hampir tidak berwarna-atau coklat, hijau Rutil TiO2 Triklin; prismatic, accicular 4.2 Merah-coklat, kuning, black Pirit FeS2 Kubic 5 Tembaga-kuning Zirkon ZrSiO4 Tetragonal; prismatik 4.3 Kuning – emas, merah, coklat/hijau. 1.3.9. Klasifikasi Mineral Secara umum mineral dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok. Diantara kelompok yang penting adalah: 1. Native Elements, mineral atau kristal yang terdiri dari unsure tunggal. Contoh native Au, intan (C), native Cu 2. Sulfides (termasuk sulfosalt), suatu senyawa yang mengandung unsure sulfur (S), contoh pirit (Fe2S), kalkopirit (CuFeS2), galena (PbS) 3. Oxides dan hydroxides, senyawa yang mengandung unsure oksige (O) seperti magnetit (Fe3O4), atau OH seperti Gibbsite (Bauxite) Al(OH)3
  • 22. 21 4. Silicates, senyawa yang mengandung unsure silicon (Si) dan oksigen (O), seperti garnierite (Ni,Mg)6(Si4O10) (OH)4.4H2O, olivine (Mg,Fe)2Si2O4 5. Halides Halite (NaCl), Fluorit (CaF2) 6. Carbonates Kalsit (CaCO3), Magnesite (MgCO3) ,Dolomite (CaMg (CO3)2) 7. Sulfates Barit (BaSO4), Gipsum (CaSO4) 8. Phosphates Apatit Ca5(PO4)3(OH,F,Cl), Monazite (Ce,La,Th)PO4