Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Zakat Ayat
1. Ayat Tentang Zakat
ٱ َو ۗ ْمُهَّل ٌنَكَس َكَت َٰ
وَلَص َّنِإ ۖ ْمِهْيَلَع ِلَص َو اَهِب مِيهِكَزُت َو ْمُهُرِهَطُت ًةَقَدَص ْمِهِل ََٰوْمَأ ْنِم ْذُخ
ٌميِلَع ٌعيِمَس ُ َّ
َّلل Arab-
Latin: khuż min amwālihim ṣadaqatan tuṭahhiruhum wa tuzakkīhim bihā wa ṣalli
'alaihim, inna ṣalātaka sakanul lahum, wallāhu samī'un 'alīm Terjemah Arti:
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu
itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. — Quran Surat At-Taubah Ayat 103 Tafsir Ayat Tentang Zakat
Ambilah (wahai nabi), dari sebagian harta benda orang-orang yang telah bertaubat
yang mencampuradukan antara amal shalih dan perbuatan buruk lain, sedekah
(zakat) yang membersihkan mereka dari kotoran dosa-dosa dan mengangkat
mereka dari golongan orang-orang munafik menuju derajat orang-orang yang
ikhlas, dan berdoalah kepada Allah bagi mereka untuk mengampuni dosa-dosa
mereka, dan mintakanlah ampunan bagi mereka dari dosa-dosa itu. Sesungguhnya
doamu dan permintaan ampunanmu akan menjadi rahmat dan ketenangan bagi
mereka. Dan Allah maha mendengar tiap-tiap doa dan ucapan, maha mengetahui
keadaan-keadaan hamba-hamba dan nita-niat mereka. Dan Dia akan memberikan
balasan kepada setiap orang yang berbuat sesuai dengan perbuatannya. (Tafsir al-
Muyassar) Ambillah -wahai Rasul- dari harta mereka sebagai zakat yang akan
membersihkan mereka dari noda-noda maksiat serta dosa dan mengembangkan
kebaikan mereka. Dan panjatkanlah doa untuk mereka setelah kamu mengambil
zakat dari mereka. Sesungguhnya doamu adalah rahmat dan ketentraman bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar doamu lagi Maha Mengetahui amal
perbuatan dan niat mereka. (Tafsir al-Mukhtashar) Wahai nabi, ambillah sebagian
harta-harta orang-orang muslim sebagai sedekah wajib, yang menjadi sebab
penghapus dosa mereka, dan mendorong mereka untuk berbuat kebaikan. Maka
doakanlah dan mintakanlah ampunan bagi mereka. Sesungguhnya doa dan
2. permohonan ampunmu itu akan menjadi sebab keteguhan diri mereka. Allah itu
Maha Mendengar pengakuan mereka dan doamu untuk mereka. Ayat tersebut
bukan menunjukkan sebab khusus melainkan umum bagi seluruh harta dan seluruh
manusia, karena ungkapannya menggunakan lafadz yang umum bukan khusus.
(Tafsir al-Wajiz) ًةَقَدَص ْمِهِل َٰ
وْمَأ ْنِم ْذُخ (Ambillah zakat dari sebagian harta mereka)
Terdapat pendapat mengatakan yang dimaksud adalah zakat yang wajib
dikeluarkan. Dan pendapat lain mengatakan: ini merupakan sedekah yang hanya
diwajibkan atas orang-orang yang mengakui kesalahannya tersebut, karena setelah
penerimaan taubat mereka lalu mereka menawarkan harta mereka kepada
Rasulullah, sehingga turun ayat ini yang memerintahkan Rasulullah untuk
mengambil sebagian harta mereka, dan bukan seluruhnya. اَهِب مِيهِكَزُت َو ْمُهُرِهَطُت(dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka) Yakni, kamu
membersihkan mereka dari dosa-dosa mereka Wahai Muhammad dengan sedekah
yang diambil dari mereka. Makna pembersihan disini adalah menghilangkan
bekas-bekas dosa yang masih menempel pada mereka. Adapun pensucian adalah
pembersihan yang lebih lagi. ۖ ْمِهْيَلَع ِلَص َ(و dan mendoalah untuk mereka) Yakni
berdoalah bagi mereka setelah kami mengambil sebagian harta mereka. َكَت َٰ
وَلَص َّنِإ
ۗ ْمُهَّل ٌنَكَس( Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka)
Makna ()السكن yakni apa yang dapat menentramkan dan mendamaikan jiwa
mereka. (Zubdatut Tafsir) َينِعِك ََّٰٱلر َعَم ۟واُعَكْٱر َو َة َٰ
وَكَّٱلز ۟واُتاَء َو َة َٰ
وَلَّصٱل ۟واُميِقَأ َوwa aqīmuṣ-
ṣalāta wa ātuz-zakāta warka'ụ ma'ar-rāki'īn Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'. — Quran Surat Al-Baqarah
Ayat 43 (Tafsir al-Muyassar) Tunaikanlah salat secara sempurna dengan
melaksanakan rukun-rukunnya, wajib-wajibnya dan sunnah-sunnahnya.
Bayarkanlah zakat harta yang telah Allah berikan kepada kalian. Dan tunduklah
kalian kepada Allah bersama umat Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang
tunduk kepada-Nya. (Tafsir al-Mukhtashar) (Tafsir al-Wajiz) َةاَكَّالز واُتآ َو َة َ
َلَّصال واُميِقَأ َو
3. (Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat) Yakni Allah memerintahkan orang-
orang Yahudi untuk memeluk islam kemudian menjalankan sholat sebagaimana
yang dijelaskan oleh nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallamdan juga
memerintahkan mereka untuk membayar zakat dan mengerjakan sholat dalam
jama’ah. َينِعِاك َّالر َعَم واُعَكْار َو (dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’) Karena
dalam sholat orang Yahudi tidak terdapat ruku’. Dan dalam ayat ini terdapat
petunjuk agar mengikuti sholat berjama’ah bersama kaum muslimin dan pergi ke
masjid. Jumhur ulama meyatakan bahwa sholat berjamaah di masjid hukumnya
sunnah mu’akkad karena dalam menjalankannya terdapat banyak maslahat dunia
dan akhirat. (Zubdatut Tafsir) َعْرَّٱلز َو َلْخَّنٱل َو ٍت ََٰشوُرْعَم َرْيَغ َو ٍت ََٰشوُرْعَّم ٍتََّٰنَج ََأشنَأ ٓىِذَّٱل َوُه َو ۞
ُم َرْيَغ َو اًهِب ََٰشَتُم َانَّمُّٱلر َو َونُتْي َّٱلز َو ۥ
ُهُلُكُأ اًفِلَتْخُم
َصَح َمْوَي ۥ
ُهَّقَح ۟واُتاَء َو َرَمْثَأ ٓاَذِإ ٓۦ
ِه ِ
رَمَث نِم ۟واُلُك ۚ ٍهِب ََٰشَت
َ
ََو ۖ ۦ
ِهِِا
َينِف ِ
رْسُمْٱل ُّب ِ
حُي َ
َ ۥ
ُهَّنِإ ۚ ۟ا ٓوُف ِ
رْسُتwa huwallażī ansya`a jannātim ma'rụsyātiw wa gaira
ma'rụsyātiw wan-nakhla waz-zar'a mukhtalifan ukuluhụ waz-zaitụna war-rummāna
mutasyābihaw wa gaira mutasyābih, kulụ min ṡamarihī iżā aṡmara wa ātụ ḥaqqahụ
yauma ḥaṣādihī wa lā tusrifụ, innahụ lā yuḥibbul-musrifīn Dan Dialah yang
menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon
korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang
serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya
(yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari
memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-
lebihan. — Quran Surat Al-An’am Ayat 141 Dan Allah Dia lah yang menciptakan
bagi kalian kebun-kebun, yang diantaranya ada kebun yang batangnya tidak
menyentuh permukaan tanah seperti pohon anggur, dan diantaranya ada kebun
yang tidak menjalar tinggi di atas permukaan tanah, akan tetapi berdiri tegak di
atas batang pokoknya, seperti pohon kurma dan tanam-tanaman lain yang memiliki
cita-rasa yang berbeda-beda, dan pohon zaitun dan pohon delima yang saling
4. serupa bentuk fisiknya, namun berbeda buah dan rasanya. Wahai manusia,
makanlah dari hasil buahnya bila telah berbuah, dan serahkanlah zakatnya yang
wajib atas kalian pada hari dipetik dan dipanennya. Dan janganlah kalian melewati
batas-batas keseimbangan dalam urusan pengeluaran harta, memakan makanan dan
yang lainnya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas-batasNya, dengan cara menginfakan harta tidak sesuai aturannya. (Tafsir al-
Muyassar) Dan Allah yang menciptakan kebun-kebun yang terhampar di muka
bumi, baik berupa tanaman-tanaman yang tidak mempuyai batang maupun
pepohonan yang memiliki batang. Dia lah yang menciptakan pohon kurma dan
menciptakan tanaman-tanaman yang beraneka ragam buahnya dari segi bentuk dan
cita rasanya. Dan Dia lah yang menciptakan buah zaitun dan buah delima yang
daunnya serupa tetapi rasanya (buahnya) berbeda. Makanlah -wahai manusia- dari
buahnya apabila tanaman itu berbuah, dan tunaikanlah zakatnya pada waktu panen.
Dan janganlah kalian melampaui batas-batas yang telah ditetapkan oleh syariat
ketika memakannya dan membelanjakannya. Karena Allah tidak menyukai orang-
orang yang melampaui batas dalam masalah tersebut maupun masalah lainnya.
Bahkan Dia murka kepada orang-orang semacam itu. Sesungguhnya Allah
menciptakan semua hal yang dihalalkan itu untuk hamba-hamba-Nya. Maka orang-
orang musyrik tidak berhak mengharamkannya. (Tafsir al-Mukhtashar) 141 Dialah
Allah Yang telah menjadikan kebun-kebun dan pepohonan yang tinggi dan rimbun
juga pepohonan yang tidak tinggi tanpa daun yang rimbun. Juga Dia telah
menjadikan pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buah dengan
berbagai macam rasa dan aroma. Juga menjadikan zaitun dan delima yang serupa
bentuk dan warnanya dan tidak sama rasanya, padahal dalam tanah yang sama dan
air yang sama. Makanlah buahnya yang bermacam-macam itu bila dia berbuah
meskipun belum masak, dan tunaikanlah zakatnya di hari memetik hasilnya dengan
disedekahkan kepada fakir miskin. Janganlah kamu berlebih-lebihan dalam
5. memakannya atau dalam menyedekahkannya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang yang berlebih-lebihan dan melampaui batas syariat. (Tafsir al-Wajiz) ٓىِذَّال َوُه َو
ٍتّٰنَج ََأشنَأ (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun) Yakni yang menciptakan
kebun-kebun. ٍت َٰوشُرْعَّ(مyang berjunjung) Yakni yang terangkat diatas tiang-tiang.
ٍت َٰوشُرْعَم َرْيَغ َو (dan yang tidak berjunjung) Yakni dan Dia menciptakan kebun-kebun
lain yang tidak memiliki tiang-tiang yang menjunjungnya. Terdapat pendapat
mengatakan yang dimaksud dengan ()المعروشات yakni tanaman yang menjalar di
tanah seperti anggur, dan semangka. Dan (المعروشات )غير yakni yang tumbuh
dengan batang pohon seperti kurma dan pohon-pohon yang lain. ۥ
ُهُلُكُأ اًفِلَتْخُم (yang
bermacam-macam buahnya) Yakni dalam hal rasanya. Atau berbeda-beda buahnya
dan bagian yang dimakan seperti daun atau biji. Allah memberi kenikmatan berupa
perbedaan rasa-rasa tersebut sebagai bentuk kelembutan-Nya kepada para hamba-
Nya. َو َونُتْي َّالز َو
َانَّمُّالر (zaitun dan delima) Yakni juga menciptakan zaitun dan delima.
ۚ ٍهِب َٰشَتُم َرْيَغ َو اًهِب َٰشَتُم (yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya))
Ayat ini telah dijelaskan tafsirannya sebelumnya pada ayat 99 dalam surat ini. آَذِإ
َأ
َرَمْث (bila dia berbuah) Meskipun belum dipanen. ۖ ۦ
ِهِِاَصَح َمْوَي ۥ
ُهَّقَح ۟واُتاَء َو (dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya) Ada pendapat mengatakan yang
dimaksud adalah zakat biji-bijian dan buah-buahan. Pendapat lain mengatakan
bahwa pemilik kebun wajib memberi orang yang hadir di waktu panen dari orang-
orang miskin dengan ukuran satu genggam atau satu ikat atau ukuran lainnya. َ
ََو
ۚ ۟ا ٓوُف ِ
رْسُت(dan janganlah kamu berlebih-lebihan) Yakni ketika makan atau ketika
bersedekah. (Zubdatut Tafsir) َسْحِإ ِنْيَدِل ََٰوْٱلِب َو َ َّ
ٱَّلل َّ
َِإ َُوندُبْعَت َ
َ َيلِء ََٰٓرْسِإ ٓىِنَب َقََٰثيِم َانْذَخَأ ْذِإ َو
ىِذَو اًنا
َّمُث َة َٰ
وَكَّٱلز ۟واُتاَء َو َة َٰ
وَلَّصٱل ۟واُميِقَأ َو اًنْسُح ِ
اسَّنلِل ۟واُولُق َو ِينِكََٰسَمْٱل َو َٰ
ىَمََٰتَيْٱل َو َٰ
ىَب ْرُقْٱل
ُتْيَّل َوَت
َق َّ
َِإ ْم
مُتنَأ َو ْمُكنِم ً
يَلِل
َونُض ِ
رْعُّمwa iż akhażnā mīṡāqa banī isrā`īla lā ta'budụna illallāha wa bil-wālidaini
iḥsānaw wa żil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wa qụlụ lin-nāsi ḥusnaw wa
aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāh, ṡumma tawallaitum illā qalīlam mingkum wa antum
mu'riḍụn Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
6. Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu
bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah
kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.
Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu,
dan kamu selalu berpaling. — Quran Surat Al-Baqarah Ayat 83 Ingatkan wahai
Bani Israil ketika kami mengambil janji yang dikukuhkan dari kalian, Agar kalian
beribadah kepada Allah semata tidak ada sekutu baginya, hendaknya kalian
berbuat baik kepada kedua orang tua, dan orang-orang dari kaum kerabat,dan
sedekah kepada anak-anak yang bapak-bapak mereka meninggal dunia sebelum
mereka berusia balig, dan kepada orang-orang yang membutuhkan yang tidak
memiliki apa yang mencukupi kebutuhan mereka, dan hendaklah berkata kepada
sekalian manusia dengan tutur kata yang terbaik disertai dengan melaksanakan
sholat, membayar zakat. Tapi kemudian kalian berpaling dan melanggar perjanjian
itu (kecuali sebagian kecil dari kalian yang terus diatas janji itu), sedang kalian
berkelanjutan dalam keberpalingan itu. (Tafsir al-Muyassar) Dan ingatlah –wahai
Bani Israil- tentang perjanjian kuat yang Kami ambil dari kalian, bahwa kalian
akan mengesakan Allah dan tidak menyembah tuhan lain bersama-Nya, kalian
akan berbuat baik kepada kedua orang tua, sanak famili, anak-anak yatim dan
orang-orang miskin yang membutuhkan, kalian akan mengucapkan kata-kata yang
baik kepada manusia untuk menyuruh berbuat kebaikan dan melarang
kemungkaran tanpa kekerasan dan tanpa tekanan, kalian akan melaksanakan salat
secara sempurna sebagaimana perintah yang diberikan kepada kalian, dan akan
membayar zakat dengan cara memberikannya kepada orang-orang yang berhak
menerimanya dengan suka rela. Namun setelah perjanjian itu kalian justru
berpaling dan enggan menepatinya. (Tafsir al-Mukhtashar) Wahai Rasul, ingatlah
isi perjanjian yang diucapkan oleh Bani Israil: bahwa mereka tidak akan
menyembah selain Allah, berbakti kepada orang tua baik denganinteraksi yang
7. baik, tawadhu’, dan melaksanakan perintah mereka. Kemudian berbuat baik
kepada tetangga, menyambung silaturrahmi serta memenuhi hak-hak mereka.
Kemudian berbuat baik kepada anak-anak yatim-piatu yang telah kehilangan orang
tua mereka sejak kecil, juga kepada para fakir miskin yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan mereka. Interaksi dengan sesama dengan interaksi yang baik dan
terpuji. Melaksanakan sholat tepat pada waktunya serta menunaikan zakat. Namun,
pada kenyataanya kalian mengingkari perjanjian ini, hanya sedikit yang
menepatinya, sepearti Abdullah ibn Salam dan para sahabatnya. Adapun kalian
ingkar terhadap perjanjian ini dengan penuh pengingkaran (Tafsir al-Wajiz) َانْذَخَأ ْذِإ َو
َيلِئا َرْسِإ يِنَب َاقَثيِم (Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil )
Yakni perjanjian yang diambil Allah atas Bani Israil dalam kehidupan mereka yang
disampaikan oleh para nabi. َ َّ
اَّلل َّ
َِإ َُوندُبْعَت َ
َ (Janganlah kamu menyembah selain
Allah) Yakni perjanjian untuk mentauhidkan Allah dalam ibadah. اًناَسْحِإ ِنْيَدِلا َوْالِب َو
(dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa) Yakni dengan bergaul dengan mereka
dengan baik, bertawadlu di depan mereka, dan mematuhi perintah mereka. يِذَو
َٰ
ىَب ْرُقْال (kaum kerabat) Yakni berbuat baik kepada kerabat dengan menjaga
hubungan dengan mereka dan membantu memenuhi yang mereka butuhkan sesuai
dengan kesanggupan. َٰ
ىَامَتَيْال َو (anak-anak yatim) Istilah yatim untuk manusia adalah
anak yang kehilangan bapaknya, sedangkan untuk hewan adalah yang kehilangan
ibu/induknya. ِينِاكَسَمْال َو (dan orang-orang miskin) Miskin adalah orang yang tidak
mampu memenuhi kebutuhannya; dan menurut kebanyakan ahli bahasa dan
sebagian ahli fikih, miskin lebih parah keadaannya daripada fakir, dan
diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa fakir lebih parah daripada miskin. ِ
اسَّنلِل واُولُق َو
اًنْسُح (serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia) Yakni ucapkanlah
ucapan yang baik, dan semua ucapan yang menurut syari’ah adalah baik maka ia
termasuk dalam apa yang diperintahkan dalam ayat ini. َةاَكَّالز واُتآ َو (dan tunaikanlah
zakat) Yakni zakat yang biasa kalian (orang-orang Yahudi) keluarkan. Ibnu
8. Athiyyah berkata: cara mereka mengeluarkan zakat adalah dengan meletakkan
zakat tersebut, apabila zakat itu disambar oleh api maka berarti diterima oleh Allah
dan apabila tidak maka berarti tidak diterima oleh Allah. ْمُتْيَّل َوَت َّمُث (Kemudian kamu
tidak memenuhi janji itu) Yakni melanggar perjanjian itu dengan tidak
mengamalkan apa yang ada dalam perjanjian bahkan kalian tinggalkan itu
semuanya. ً
يَلِلَق َّ
َِإ (kecuali sebahagian kecil daripada kamu) Dan diantara mereka
adalah Abdullah bin Salam dan para sahabatnya yang beriman kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. (Zubdatut Tafsir) َة َٰ
وَلَّصٱل َونُميِقُي َينِذَّٱل
َونُنِقوُي ْمُه ِةَر ِ
اخَءْٱلِب مُه َو َة َٰ
وَكَّٱلز َونُتْؤُي َوallażīna yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa yu`tụnaz-zakāta wa
hum bil-ākhirati hum yụqinụn (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat. — Quran Surat
Luqman Ayat 4 Yaitu orang-orang yang menunaikan shalat dengan sempurna pada
waktunya, membayar zakat yang diwajibkan atas mereka kepada orang-orang yang
berhak menerimanya, dan mereka juga beriman kepada kebangkitan dan balasan di
alam akhirat. (Tafsir al-Muyassar) Yaitu orang-orang yang mengerjakan salat
dengan sempurna dan memberikan zakat hartanya serta mereka meyakini adanya
kebangkitan, perhitungan dan pembalasan di Akhirat. (Tafsir al-Mukhtashar)
(Yaitu) orang-orang baik yang melaksanakan shalat secara sempurna pada
waktunya, membayar zakat yang diwajibkan untuk orang-orang yang berhak dan
meyakini adanya akhirat dan segala sesuatu yang ada di dalamnya berupa
pembangkitan, hisab, pembalasan dan lain-lain. (Tafsir al-Wajiz) َة َٰ
وَلَّصال َونُميِقُي َينِذَّال
َونُنِقوُي ْمُه ِةَر ِ
خَٰ ْ
َاِب مُه َو َة َٰ
وَكَّالز َونُتْؤُي َو ((yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat) Allah
menyebutkan tiga jenis ibadah ini karena ketiganya adalah ibadah yang paling
utama. Dan Allah menyandingkannya dengan keimanan dengan hari akhir karena
ia akan mengarahkan orang ini kepada ketakwaan kepada Allah dan mengikuti
petunjuk-Nya. (Zubdatut Tafsir) ْمَّل نِإ َو ۟واُض َر اَهْنِم ۟واُطْعُأ ْنِإَف ِتََٰقَدَّصٱل ىِف َكُزِمْلَي نَّم مُهْنِمَو
9. َونُطَخْسَي ْمُه اَذِإ ٓاَهْنِم ۟ا ْوَطْعُيwa min-hum may yalmizuka fiṣ-ṣadaqāt, fa in u'ṭụ min-hā
raḍụ wa il lam yu'ṭau min-hā iżā hum yaskhaṭụn Dan di antara mereka ada orang
yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari
padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari
padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah. — Quran Surat At-Taubah
Ayat 58 Dan diantara orang-orang munafik ada orang yang mencelamu dalam
pembagian sedekah. Kemudian bila ada bagian yang mereka dapatkan darinya,
mereka akan rido dan diam saja. Dan apabila tidak ada bagian darinya yang
mendatangi mereka, mereka akan murka kepadamu dan mencelamu. (Tafsir al-
Muyassar) Dan sebagian dari orang-orang munafik itu mencelamu -wahai Rasul-
dalam pembagian zakat tatkala mereka tidak mendapatkan apa yang mereka
inginkan. Jika kamu memberi mereka apa yang mereka minta, mereka suka
kepadamu. Tetapi jika kamu tidak memberi mereka apa yang mereka minta,
mereka akan menunjukkan kekecewaan mereka. (Tafsir al-Mukhtashar) Dan
sebagian orang-orang munafik itu mencelamu wahai Nabi terkait pembagian
sedekah. Jika kamu memberi mereka sedekah dengan jumlah yang mereka sukai,
niscaya mereka akan meridhaimu dalam pembagian itu, namun jika tidak, mereka
akan marah, mengkritik dan menghujat keadilan dan pembagianmu. Ayat ini turun
terkait Dzil Khuwaishirah At-Tamimiy saat berkata: “Adillah wahai rasulallah”,
Lalu Nabi berabda: “Kalau aku tidak adil, siapa lagi yang akan adil?” (Tafsir al-
Wajiz) ِتَٰقَدَّصال ىِف َكُزِمْلَي نَّم مُهْنِمَو (Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu
tentang (distribusi) zakat) Yakni diantara orang-orang munafik itu terdapat
golongan yang mencelamu dalam hal pembagian zakat. اَهْنِم ۟واُطْعُأ ْنِإَف(jika mereka
diberi sebahagian dari padanya) Yakni sebagian dari sedekah dengan bagian yang
sesuai keinginan mereka. ۟واُض َ(ر mereka bersenang hati) Atas apa yang dilakukan
Rasulullah, dan mereka tidak mencelanya. Sebab mereka tidak mengharapkan
kecuali kenikmatan dunia tanpa ada landasan agama sedikitpun. ْنِم ۟ا ْوَطْعُي ْمَّل نِإ َو
آَه (dan
10. jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya) Sesuai dengan apa yang mereka
inginkan dan minta. َونُطَخْسَي ْمُه اَذِإ(dengan serta merta mereka menjadi marah)
Menunjukkan kekesalan dan ketidakrelaan. (Zubdatut Tafsir) ِدَقُت نَأ ْمُتْقَفْشَأَء
ْىَدَي َنْيَب ۟واُم
َو َة َٰ
وَكَّٱلز ۟واُتاَء َو َة َٰ
وَلَّصٱل ۟واُميِقَأَف ْمُكْيَلَع ُ َّ
ٱَّلل َابَت َو ۟واُلَعْفَت ْمَل ْذِإَف ۚ ٍتََٰقَدَص ْمُكَٰى َوَْجن
َرَو َ َّ
ٱَّلل ۟واُعيَِِأ
ٌيرِبَخ ُ َّ
ٱَّلل َو ۚ ۥ
ُهَلوُس
َونُلَمْعَت اَمِبa asyfaqtum an tuqaddimụ baina yadai najwākum ṣadaqāt, fa iż lam taf'alụ
wa tāballāhu 'alaikum fa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta wa aṭī'ullāha wa rasụlah,
wallāhu khabīrum bimā ta'malụn Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena
kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul?
Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu
maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya;
dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. — Quran Surat Al-
Mujadilah Ayat 13 Apakah kalian takut miskin bila kalian memberikan sedekah
sebelum kalian berbicara empat mata dengan Rasulullah? Bila kalian tidak
melakukan apa yang diperintahkan kepada kalian dan Allah mengampuni kalian,
memberikan keringanan kepada kalian dengan membolehkan kalian tidak
melakukannya, maka tegakkanlah shalat, berikanlah zakat dengan teguh dan
konsisten, serta taatilah Allah dan RasulNya dalam apa yang diperintahkan kepada
kalian. Allah Mahateliti terhadap amal-amal kalian dan akan membalas kalian
atasnya. (Tafsir al-Muyassar) Apakah kalian khawatir menjadi fakir disebabkan
karena mengeluarkan sedekah jika kalian akan mengadakan pembicaraan dengan
Rasul? Jika kalian tidak mampu mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah
dalam hal ini dan Allah telah mengampuni kalian dengan memberikan keringanan
bagi kalian untuk meninggalkannya, maka kerjakanlah salat dengan sempurna,
berikanlah zakat dari hartamu dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan, tidak ada sesuatu pun dari
perbuatan kalian yang luput dari-Nya dan Dia akan membalas kalian atas
perbuatan tersebut. (Tafsir al-Mukhtashar) Maka cukuplah kalian melaksanakan
11. shalat di awal waktu, menunaikan zakat fitrah. Istiqamahlah dalam itu semua,
taatlah kepada semua perintah Allah dan rasul-Nya. Allah Maha Mengetahui
segala perbuatan kalian baik dhohir maupun batin, dan semua itu akan Allah beri
balasan. Ibnu Abbas berkata: Sesungguhnya orang muslim mempunyai banyak
pertanyaan kepada rasul SAW sampai rasul kerepotan. Sehingga Allah
berkehendak meringankan beban nabi-Nya. Maka turunlah ayat Apabila kalian
hendak melakukan pembicaraan khusus dengan nabi.... Ketika turun ayat ini,
kebanyakan manusia menjadi menyabarkan diri untuk tidak bertanya kepada nabi.
Sehingga setelah itu Allah menurunkan ayat Apakah kamu takut akan menjadi
miskin? (Tafsir al-Wajiz) ۚ ٍتَٰقَدَص ْمُكَٰى َوَْجن ْىَدَي َنْيَب ۟واُمِدَقُت نَأ ْمُتْقَفْشَأَء(Apakah kamu takut
akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan
pembicaraan dengan Rasul?) Yakni apakah kalian akan menjadi miskin dan
kesusahan karena mengeluarkan sedekah untuk itu? Muqatil mengatakan: hukum
ini berlaku selama sepuluh malam, kemudian dinasakh setalah itu. ۟واُلَعْفَت ْمَل ْذِإَف( Maka
jika kamu tiada memperbuatnya) Yakni melakukan sedekah yang diperintahkan
kepada kalian sebelum melakukan pembicaraan itu disebabkan kesulitan kalian.
ْمُكْيَلَع ُهللا َابَت َ(وdan Allah telah memberi taubat kepadamu) Dengan memberi
keringanan bagi kalian dengan membolehkan untuk tidak bersedekah terlebih
dahulu. َة َٰ
وَكَّالز ۟واُتاَء َو َة َٰ
وَلَّصال ۟واُميِقَأَف(maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat) Yakni
jika kalian tidak mampu mengeluarkan sedekah sebelum pembicaraan itu maka
tetaplah kalian mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mentaati Allah dan
Rasul-Nya. َونُلَمْعَت اَمِب ٌيرِبَخ ُهللا َو (dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan) Dan Allah akan membalas kalian. (Zubdatut Tafsir) ِءٓا َرَقُفْلِل ُتََٰقَدَّصٱل اَمَّنِإ ۞
َؤُمْٱل َو اَهْيَلَع َينِلِمََٰعْٱل َو ِينِكََٰسَمْٱل َو
يِبَّسٱل ِنْبٱ َو ِ َّ
ٱَّلل ِيلِبَس ىِف َو َينِم ِ
رََٰغْٱل َو ِباَق ِ
ٱلر ىِف َو ْمُهُبوُلُق ِةَفَّل
ۗ ِ َّ
ٱَّلل َنِم ًةَضي ِ
رَف ۖ ِل
ٌميِكَح ٌميِلَع ُ َّ
ٱَّلل َوinnamaṣ-ṣadaqātu lil-fuqarā`i wal-masākīni wal-'āmilīna 'alaihā wal-
mu`allafati qulụbuhum wa fir-riqābi wal-gārimīna wa fī sabīlillāhi wabnis-sabīl,
farīḍatam minallāh, wallāhu 'alīmun ḥakīm Sesungguhnya zakat-zakat itu,
12. hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat,
para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang
yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. — Quran Surat At-Taubah Ayat 60
Sesungguhnya zakat-zakat wajib hanya diberikan kepada : orang-orang yang
membutuhkan yang tidak memiliki apapun, kaum miskin yang tidak memiliki
sesuatu yang mencukupi mereka dan menutupi kebutuhan mereka, para petugas
yang sibuk mengumpulkannya, orang yang dilembutkan hatinya sehingga
diharapkan keislamannya, atau diharapkan keimanannya bertambah kuat, atau
orang yang diharapkan bermanfaat bagi kaum muslimin, atau kalian dapat menepis
dengannya keburukan seseorang terhadap kaum muslimin, untuk membebaskan
hamba sahaya dan budak-budak yang ingin menebus dirinya, orang-orang yang
terkena tuntutan hutang dalam rangaka memperbaiki persengketaan, atau orang
yang terbebani oleh hutang-hutang yang tidak dipakai untuk kerusakan maupun di
hambur-hamburkan, lalu mereka kesulitan untuk melunasinya, para pejuang di
jalan Allah, serta musafir yang kehabisan bekal perjalanan. Pembagian ini adalah
merupakan kewajiabn yang diwajibkan oleh Allah dan ditetapkanNya. Dan Allah
mahamengetahui maslahat-maslaahat hamba-hambaNya, nahabijaksana dalam
pengaturan dan ajaran syariatNya. (Tafsir al-Muyassar) "Sesungguhnya zakat-
zakat yang wajib itu harus diberikan kepada orang-orang fakir, yaitu orang-orang
yang membutuhkan (bantuan), yang sebenarnya mereka mempunyai harta dari
profesi atau pekerjaan mereka tetapi tidak bisa mencukupi kebutuhan mereka
namun kondisi mereka itu tidak kelihatan; kepada orang-orang miskin yang nyaris
tidak mempunyai apa-apa dan keadaan mereka bisa diketahui orang lain dengan
melihat kondisi mereka atau ucapan mereka; kepada para petugas yang ditugaskan
oleh pemerintah untuk menghimpun zakat; kepada orang-orang kafir yang
13. diluluhkan hatinya supaya mau memeluk Islam, atau orang-orang mukmin yang
lemah iman supaya imannya menjadi kuat, atau orang-orang yang dikhawatirkan
kejahatannya; kepada para budak yang ingin memerdekakan dirinya; kepada
orang-orang yang terlilit hutang yang tidak berlebih-lebihan dan tidak digunakan
untuk kemaksiatan apabila mereka tidak mampu membayar hutangnya; kepada
pihak-pihak yang bertugas menyiapkan perbekalan bagi orang-orang yang berjihad
di jalan Allah; dan kepada para musafir yang kehabisan bekal di tengah perjalanan.
Membatasi pembagian harta zakat pada golongan-golongan tersebut adalah
kewajiban dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui kemaslahatan hamba-hamba-
Nya, lagi Maha Bijaksana dalam pengaturan dan penetapan syariat-Nya. (Tafsir al-
Mukhtashar) Sesungguhnya membayar zakat wajib itu hanya untuk 8 ashnaf
(golongan), yaitu orang-orang fakir yang tidak memiliki apapun, orang-orang
miskin yang memiliki harta yang tidak mencukupi, orang yang khusus
mengumpulkan zakat, orang-orang kafir yang disadarkan seorang Imam untuk
masuk Islam (muallaf) atau orang-orang Islam sedangkan mereka adalah orang-
orang yang lemah dalam Islam, atau untuk memerdekakan budak atau melepaskan
perbudakan mereka dan memerdekakan mereka, orang-orang yang berhutang yang
meminta pinjaman untuk diri sendiri dan tidak mampu membayar hutang-hutang
mereka, orang-orang yang berjihad dan berjuang di jalan Allah, dan orang yang
keluar dari negerinya untuk bepergian sekalipun dia orang kaya di negerinya. Allah
mewajibkan pembagian ini sebagai kewajiban dan ketentuan yang diperintahkan.
Dan Allah itu Maha Mengetahui kemaslahatan ciptaanNya dan Maha Bijaksana
dalam mengatur urusan-urusan mereka. (Tafsir al-Wajiz) ِآء َرَقُفْلِل ُتَٰقَدَّصال اَمَّنِإ
(Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir) Ketika orang-
orang munafik mencela Rasulullah dalam pembagian sedekah (zakat), Allah
kemudian menjelaskan kepada mereka orang-orang yang berhak mendapatkannya
untuk mencegah tuduhan mereka dan menghentikan perbuatan buruk mereka.
14. Zayad bin Harist berkata: “seseorang mendatangi Rasulullah seraya berkata:
“berilah aku sebagian harta zakat”. Rasulullah menjawab: “sesungguhnya Allah
tidak rela menjadikan ketetapan seorang Nabi atau selainnya dalam hal zakat
sampai Allah sendiri yang menetapkannya, dan Allah telah membaginya untuk
delapan golongan, jika kamu termasuk satu dari golongan-golongan tersebut maka
aku akan memberimu”.” ِينِكَٰسَمْال َو آء َرَقُفْلِل(untuk orang-orang fakir dan orang-orang
miskin) Orang fakir adalah orang yang tidak memiliki apapun. Dalam sebuah
hadist disebutkan: para sahabat bertanya: “siapakah orang yang disebut sebagai
orang miskin Wahai Rasulullah?”. Rasulullah menjawab: “dia adalah orang yang
tidak dapat mencukupi kebutuhannya, namun tidak menunjukkan kemiskinannya
sehingga orang lain dapat bersedekah untuknya, dan ia tidak meminta-minta”.
اَهْيَلَع َينِلِعَٰمْال َ(وpengurus-pengurus zakat) Mereka adalah para petugas yang dikirim
oleh penguasa untuk mengumpulkan zakat. ْمُهُبوُلُق ِةَفَّلَؤُمْال َ(وpara mu’allaf yang dibujuk
hatinya) Mereka adalah orang-orang kafir yang dibujuk hatinya oleh Rasulullah
agar mau memeluk Islam dan mereka masuk Islam karena berharap untuk diberi
harta zakat. َو
ِباَق ِ
الر ىِف (untuk (memerdekakan) budak) Yaitu dengan dipakai untuk
membeli para budak untuk dimerdekakan. َينِم ِ
رَٰغْال َ(وorang-orang yang berhutang)
Mereka adalah orang-orang yang telah menumpuk hutangnya namun tidak mampu
melunasinya. Adapun orang yang terlilit hutang karena keborosannya maka ia
tidak boleh diberi harta zakat atau sedekah sampai ia bertaubat dan berhenti dari
keborosannya. Rasulullah juga telah memberikan sedekah kepada orang yang
bekerja memikul beban, dan memerintahkan untuk menolongnnya. ِيلِبَس ىِف َو
ِهللا(untuk jalan Allah) Mereka adalah orang-orang yang berperang dan berjaga-jaga
di perbatasan, mereka diberi bagian harta zakat untuk membiayai perang dan
penjagaan mereka meskipun mereka orang-orang kaya. ۖ ِيلِبَّسال ِنْبا َ(و dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan) Dia adalah orang yang perbekalannya
habis dalam perjalanan dari negerinya, dia diberi bagian harta zakat meski dia di
15. negerinya adalah orang yang kaya. ۗ ِهللا َنِم ًةَضي ِ
رَف( sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah) Yakni pembagian zakat hanya untuk golongan-golongan ini
merupakan hukum tetap yang diwajibkan Allah kepada hamba-hamba-Nya dan
melarang mereka untuk melanggarnya. (Zubdatut Tafsir) ِل ََٰوْمَأ ٓىِف ۟ا َوُب ْرَيِل اًب ِ
ر نِم مُتْيَتاَء ٓاَمَو
َّنٱل
ُفِعْضُمْٱل ُمُه َكِئ
ََٰٓل ۟
وُأَف ِ َّ
ٱَّلل َهْج َو َُوندي ِ
رُت ٍة َٰ
وَكَز نِم مُتْيَتاَء ٓاَمَو ۖ ِ َّ
ٱَّلل َدنِع ۟واُب ْرَي َ
َلَف ِ
اس
َون wa mā ātaitum mir
ribal liyarbuwa fī amwālin-nāsi fa lā yarbụ 'indallāh, wa mā ātaitum min zakātin
turīdụna waj-hallāhi fa ulā`ika humul-muḍ'ifụn Dan sesuatu riba (tambahan) yang
kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak
menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). — Quran Surat Ar-Rum Ayat 39
Harta yang kalian berikan sebagai hutang dengan tujuan mendapatkan riba dan
mencari tambahan dari hutang tersebut, agar ia tumbuh dan menjadi banyak pada
harta-hara manusia, sebenarnya di sisi Allah ia tidak bertambah, karena Allah
justru menghancurkannya dan membatalkannya. Sementara apa yang kalian
berikan dalam bentuk zakat dan sedekah kepada orang-orang yang berhak
menerimanya demi mencari keridhaan dari Allah dan pahala dariNya, maka inilah
yang diterima dan dilipatgandakan oleh Allah dengan pelipatgandaan yang banyak.
(Tafsir al-Muyassar) Dan harta apa saja yang kalian berikan kepada salah satu dari
manusia dengan maksud agar dia mengembalikan kepada kalian dengan tambahan,
maka pahalanya tidak berkembang di sisi Allah. Dan harta apa saja yang kalian
berikan kepada orang yang membutuhkan yang kalian gunakan untuk mengharap
wajah Allah, bukan karena menginginkan kedudukan atau balasan dari manusia,
maka mereka inilah yang pahalanya akan digandakan di sisi Allah. (Tafsir al-
Mukhtashar) Dan pinjaman harta yang kamu berikan dengan maksud riba dan
mencari tambahan dari ganti orang yang dipinjami supaya bertambah dan
berkembang sesuai perhitungan harta manusia, maka itu tidak akan bertambah di
16. sisi Allah, melainkan akan dihapus olehNya. Sedangkan zakat yang kalian berikan
kepada orang-orang yang layak menerimanya karena untuk mencari ridha Allah.
Maka mereka itu adalah orang-orang yang dilipatgandakan pahalanya sesuai
keinginan mereka. Mereka adalah memiliki pahala yang berlipat-lipat (Tafsir al-
Wajiz) اًب ِ
ر نِم مُتْيَتاَء آَمَو (Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan) Yakni
mengharap tambahan harta tanpa pertukaran. ِ
اسَّنال ِل َٰ
وْمَأ ٓىِف ۟ا َوُب ْرَيِل(agar dia bertambah
pada harta manusia) Yakni agar hartanya bertambah. ۖ ِهللا َدنِع ۟واُب ْرَي َ
َلَف( maka riba itu
tidak menambah pada sisi Allah) Yakni Allah tidak akan memberkahi harta
tersebut. Pendapat lain mengatakan tafsir ayat ini tidak demikian, namun mayoritas
ahli tafsir mengatakan bahwa makna riba pada ayat ini adalah hadiah yang
diberikan oleh sebagian orang bagi orang lain dengan harapan ia mendapat balasan
darinya; hal seperti ini tidak akan bertambah di sisi Allah, ia tidak mendapat pahala
dan tidak pula mendapat dosa dari hadiah itu. Yakni seseorang memberi orang lain
sesuatu agar diganti dengan sesuatu yang lebih banyak, dan membantu orang lain
agar mendapat manfaat di dunia, maka manfaat dari bantuan itu tidak bertambah di
sisi Allah. Dan hal ini diharamkan atas Nabi saja, sebagaimana firman Allah: َو
تستكثر تمنن “dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan)
yang lebih banyak.” (Al-Muddassir:6) Ikrimah berkata: riba ada dua macam; riba
halal dan riba haram. Riba halal adalah dengan memberi hadiah dengan harapan
mendapat balasan yang lebih baik. Sebagaimana yang dimaksud dalam ayat ini. آَمَو
ِهللا َهْج َو َُوندي ِ
رُت ٍة َٰ
وَكَز نِم مُتْيَتاَء(Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah) Yakni sedekah yang kalian berikan
yang tidak kalian harapkan balasannya melainkan mengharapkan apa yang ada di
sisi Allah. َونُفِعْضُمْال ُمُه َكِئَٰٓل ۟
وُأَف(maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang
melipat gandakan (pahalanya)) Yakni mereka diberi pada setiap kebaikannya
sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. (Zubdatut Tafsir) َ
ََو َّنُكِتوُيُب ىِف َن ْرَق َو
َلوُس َرَو َ َّ
ٱَّلل َنْعَِِأ َو َة َٰ
وَكَّٱلز َينِتاَء َو َة َٰ
وَلَّصٱل َنْمِقَأ َو ۖ َٰ
ىَلوُ ْ
ٱْل ِةَّيِلِه ََٰجْٱل َج ُّرَبَت َنْج َّرَبَت
ِل ُ َّ
ٱَّلل ُدي ِ
رُي اَمَّنِإ ۚ ٓۥ
ُه
ُمُكنَع َبِهْذُي
17. ا ًيرِهْطَت ْمُكَرِهَطُي َو ِتْيَبْٱل َلْهَأ َ
سْج ِ
ٱلرwa qarna fī buyụtikunna wa lā tabarrajna tabarrujal-
jāhiliyyatil-ụlā wa aqimnaṣ-ṣalāta wa ātīnaz-zakāta wa aṭi'nallāha wa rasụlah,
innamā yurīdullāhu liyuż-hiba 'angkumur-rijsa ahlal-baiti wa yuṭahhirakum taṭ-hīrā
dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah
laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-
bersihnya. — Quran Surat Al-Ahzab Ayat 33 Tetaplah kalian di rumah kalian,
jangan meninggalkannya kecuali bila ada hajat. Jangan memperlihatkan kecantikan
kalian, seperti yang dilakukan oleh wanita-wanita jahiliyah pertama di zaman-
zaman yang telah berlalu sebelum Islam. Ini adalah pembicaraan kepada seluruh
wanita Mukmin di setiap masa. Tegakkanlah (wahai istri-istri Nabi) shalat dengan
sempurna pada waktunya. Bayarlah zakat sebagaimana yang Allah syariatkan.
Taatilah Allah dan RasulNya dalam perintah keduanya dan larangan keduanya.
Allah mewasiatkan hal itu untuk kalian karena Dia hendak membersihkan kalian
dan menjauhkan kalian dari keburukan dan gangguan wahai Ahlul Bait Nabi,
(termasuk dalam hal ini adalah istri-istri beliau dan anak keturunan beliau), dan
menyucikan jiwa kalian sesuci-sucinya. (Tafsir al-Muyassar) Menetaplah di
rumah-rumah kalian dan janganlah kalian keluar darinya kecuali karena ada
keperluan, dan janganlah kalian tampakkan keindahan kalian sebagaimana yang
menjadi kebiasaan para wanita sebelum datangnya Islam, yang menampakkannya
untuk menggoda kaum lelaki. Dirikanlah salat dengan sempurna dan tunaikan
zakat harta kalian serta taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah
berkehendak untuk menghilangkan kotoran dan dosa dari diri kalian wahai para
istri Nabi dan Ahlibaitnya, dan Allah berkehendak untuk membersihkan jiwa
kalian dengan cara menghiasinya dengan berbagai akhlak yang utama dan
membersihkannya dari kotoran-kotoran jiwa dengan sebersih-bersihnya, tidak
18. tersisa setelah itu satu kotoran pun. (Tafsir al-Mukhtashar) “Menetaplah di dalam
rumah, jangan terlalu banyak keluar tanpa keperluan yang disyariatkan. Jangan
kalian tampakkan perhiasan (bersolek/menampakkan kecantikan) yang wajib
kalian tutupi sehingga tidak mengundang syahwat para laki-laki. Dirikanlah shalat
pada awal waktu, tunaikanlah zakat fitrah, dan taatilah perintah syariat Allah dan
rasul-Nya. Sesungguhnya Allah hanya ingin membersihkan kalian dari dosa-dosa
dan mensucikan kalian dari segala yang kotor wahai ahlu bait (keluarga nabi).”
Maksud ahlul bait dalam ayat ini adalah para istri Nabi. Asy-syaukani mengatakan:
Ini adalah kebenaran, ayat ini turun kepada/untuk para istri Nabi. Sebelum ayat ini
maupun sesudah ayat ini. Ayat ini bukan untuk keluarga Ali dan istrinya Fatimah
atau putera-puteranya radliyallahu ‘anhum. Seperti maksud kata ahlul bait pada
surat Hud adalah istri Nabi Ibrahim (Tafsir al-Wajiz) َّنُكِتوُيُب ىِف َن ْرَق َو (dan hendaklah
kamu tetap di rumahmu) Ini merupakan perintah bagi mereka agar menetap dan
berdiam diri di rumah-rumah mereka. ۖ َٰ
ىَلوُ ْ
اْل ِةَّيِلِه َٰ
جْال َج ُّرَبَت َنْج َّرَبَت َ
ََ(وdan janganlah
kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu)
Makna ()التبرج adalah perbuatan wanita yang menampakkan perhiasaan dan
kecantikannya yang harus ia sembunyikan yang dapat mengundah syahwat laki-
laki. ۚ ٓۥ
ُهَلوُس َرَو َهللا َنْعَِِأ َو (dan taatilah Allah dan Rasul-Nya) Dalam segala yang
disyariatkan, dan taatilah Rasulullah dalam segala urusan dunia yang dia
perintahkan kepada kalian. ِتْيَبْال َلْهَأ َ
سْج ِ
الر ُمُكنَع َبِهْذُيِل ُهللا ُدي ِ
رُي اَمَّنِإ(Sesungguhnya Allah
bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait) Yakni wahai
ahlul bait nabi, Allah ketakwaan dan ketaatan yang Allah perintahkan kepada
kalian adalah agar memebersihkan dosa yang memperburuk kehormatan yang
diakibatkan ketidak-taatan terhadap apa yang diperintahkan Allah dan melakukan
apa yang dilarang-Nya. ا ًيرِهْطَت ْمُكَرِهَطُي َو (dan membersihkan kamu sebersih-
bersihnya) Dari segala kotoran. Ahlul bait dalam ayat ini menurut Ibnu Abbas,
Ikrimah, Atha, dan Said bin Jabir adalah khusus ditujukan kepada istri-istri
19. Rasulullah. Dan ini adalah pendapat yang benar, sebab ayat ini diturunkan bagi
mereka, dan ayat sebelum dan sesudahnya juga diturunkan bagi mereka, dan dalam
ayat-ayat tersebut sama sekali tidak menyinggung tentang Ali bin Abi Thalib
beserta istri dan anak-anaknya. Pendapat lain menyebutkan bahwa ayat ini
mencakup seluruh ahlul bait yang bertakwa, baik itu istri-istrinya, anak-anaknya,
dan paman-pamannya dan keturunan mereka; namun ayat ini tidak mencakup
orang yang tidak bertakwa dari mereka seperti Abu Lahab dan semisalnya pada
setiap zaman. (Zubdatut Tafsir) Related: Ayat Tentang Menuntut Ilmu Arab-Latin,
Ayat Tentang Zina Bahasa Indonesia, Terjemah Arti Ayat Tentang Mutasyabihat,
Terjemahan Tafsir Ayat Tentang Silaturahmi, Isi Kandungan Ayat Kauniyah
Dalam Qur’an, Makna Ayat Asmaul Husna
Referensi: https://tafsirweb.com/38697-ayat-tentang-zakat.html