Perang ini terjadi pada tahun 1817 di Maluku antara rakyat Maluku melawan pemerintah kolonial Belanda. Tokoh-tokohnya antara lain Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura), Christina Martha Tiahahu, dan Kapitan Paulus Tiahahu. Perang ini dipicu oleh tindakan sewenang-wenang pemerintah Belanda terhadap rakyat Maluku.
Perang Tondano berlangsung pada abad ke-18 dan 19 melawan kolonial Belanda di Minahasa. Pattimura memimpin perlawanan rakyat Maluku pada 1817 melawan monopoli perdagangan dan kerja paksa Belanda, namun akhirnya tertangkap dan dihukum mati. Perlawanan ini menunjukkan semangat kemerdekaan rakyat Indonesia.
Sejarah : Perang tondano & pattimura angkat senjataTavan Faiz
Dokumen tersebut membahas tentang Perang Tondano I dan II serta gerakan Pattimura di Maluku. Perang Tondano I terjadi akibat penentangan rakyat Minahasa atas upaya VOC memaksa mereka menjual hasil pertanian. Perang Tondano II dipicu merekrutnya 2.000 pasukan pribumi oleh Daendels yang ditentang rakyat Minahasa. Pattimura memimpin perlawanan rakyat Maluku melawan kolonialisme Belanda dengan menyerang benteng-b
Perang Tondano terjadi dua kali antara abad ke-18 dan ke-19 di Minahasa, Sulawesi Utara, antara Belanda melawan penduduk setempat. Pertama terjadi tahun 1808-1809 karena Belanda mencoba memonopoli perdagangan beras di Minahasa. Kedua terjadi abad ke-19 saat Belanda memaksa penduduk untuk bergabung dalam pasukan. Kedua perang berakhir dengan kekalahan penduduk setempat melawan pasuk
Makalah ini membahas tentang Perang Tondano dan perlawanan Pattimura melawan Belanda. Perang Tondano terjadi karena Belanda memaksa orang Minahasa untuk merekrut tentara dan menolak kebijakan kolonial Belanda. Pattimura memimpin perlawanan rakyat Maluku terhadap penindasan dan kerja paksa Belanda pada tahun 1817.
Perang Tondano berlangsung pada abad ke-18 dan 19 melawan kolonial Belanda di Minahasa. Pattimura memimpin perlawanan rakyat Maluku pada 1817 melawan monopoli perdagangan dan kerja paksa Belanda, namun akhirnya tertangkap dan dihukum mati. Perlawanan ini menunjukkan semangat kemerdekaan rakyat Indonesia.
Sejarah : Perang tondano & pattimura angkat senjataTavan Faiz
Dokumen tersebut membahas tentang Perang Tondano I dan II serta gerakan Pattimura di Maluku. Perang Tondano I terjadi akibat penentangan rakyat Minahasa atas upaya VOC memaksa mereka menjual hasil pertanian. Perang Tondano II dipicu merekrutnya 2.000 pasukan pribumi oleh Daendels yang ditentang rakyat Minahasa. Pattimura memimpin perlawanan rakyat Maluku melawan kolonialisme Belanda dengan menyerang benteng-b
Perang Tondano terjadi dua kali antara abad ke-18 dan ke-19 di Minahasa, Sulawesi Utara, antara Belanda melawan penduduk setempat. Pertama terjadi tahun 1808-1809 karena Belanda mencoba memonopoli perdagangan beras di Minahasa. Kedua terjadi abad ke-19 saat Belanda memaksa penduduk untuk bergabung dalam pasukan. Kedua perang berakhir dengan kekalahan penduduk setempat melawan pasuk
Makalah ini membahas tentang Perang Tondano dan perlawanan Pattimura melawan Belanda. Perang Tondano terjadi karena Belanda memaksa orang Minahasa untuk merekrut tentara dan menolak kebijakan kolonial Belanda. Pattimura memimpin perlawanan rakyat Maluku terhadap penindasan dan kerja paksa Belanda pada tahun 1817.
Sejarah Indonesia - Perang Tondano dan Pattimura Angkat SenjataMardeliaNF
Dokumen ini membahas dua peristiwa bersejarah yaitu Perang Tondano pada abad ke-18 dan 19 melawan kolonialisme Belanda di Sulawesi Utara serta pemberontakan Pattimura melawan monopoli perdagangan dan kerja paksa Belanda di Maluku pada abad ke-19. Kedua peristiwa ini merupakan bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap penindasan dan eksploitasi kolonial Belanda.
1. Perlawanan rakyat Maluku meletus akibat penindasan dan perlakuan sewenang-wenang dari pemerintah kolonial Belanda setelah kembalinya kendali Maluku dari tangan Inggris
2. Pemimpin perlawanan Thomas Matulessi, yang dikenal sebagai Pattimura, berhasil mengalahkan pasukan Belanda dalam beberapa pertempuran
3. Pattimura akhirnya ditangkap akibat pengkhianatan salah satu anak buahnya, menand
Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia BelandaSyafira Azzahra
Perang Banjar melawan Belanda disebabkan oleh campur tangan Belanda dalam urusan internal Kesultanan Banjar dan perebutan tambang batubara. Perang berlangsung lama dengan strategi gerilya dan berakhir dengan kekalahan Banjar. Aceh melakukan perlawanan selama lebih dari 30 tahun melawan taktik baru Belanda seperti penculikan keluarga pejuang. Perang Batak berlangsung 29 tahun akibat penolakan Raja Batak atas penyusutan wilay
1) Pattimura adalah pahlawan nasional Indonesia dari Maluku yang melawan kolonialisme Belanda
2) Ia memimpin perlawanan rakyat Maluku melawan kebijakan kolonial Belanda seperti pajak tanah dan kerja wajib
3) Perlawanannya berakhir dengan penangkapannya dan hukuman gantung oleh Belanda pada 1817
Pattimura memimpin perlawanan rakyat Maluku melawan penindasan Belanda pada abad ke-19. Perlawanan ini dimulai karena banyaknya korupsi, pajak yang tinggi, dan kerja paksa. Meskipun pasukannya berhasil mengalahkan pasukan Belanda awalnya, Pattimura akhirnya tertangkap dan dihukum mati gantung. Perjuangan rakyat Maluku melemah setelah pemimpinnya ditangkap, sehingga Maluku berada di b
Dokumen ini membahas tentang perlawanan rakyat Maluku di bawah pimpinan Pattimura melawan penjajahan Belanda pada abad ke-19. Dokumen ini juga membahas tentang peranan Tuanku Imam Bonjol dalam perang Paderi melawan pengaruh adat dan kolonialisme Belanda di Minangkabau pada awal abad ke-19.
Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...Dikki Wahyu Afandi E.D
kejahatan dan kerakusah VOc menimbulkan banyak masa baru dan melahirkan banyak hatters, khususnya banyak kerajaan Islam yang merasa dirugikan karen politik adu domba yang mereka lakukan serta terjadi banyak perlawanan setelahnya
Perang Banjar (1859-1905) adalah perang perlawanan rakyat Banjar melawan penjajahan Belanda yang berlangsung selama hampir setengah abad. Perang ini dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Pangeran Hidayatullah, Pangeran Antasari, dan Tumenggung Surapati melawan kolonialisasi dan campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan Banjar. Walaupun mengalami banyak kekalahan, perlawanan rakyat Banjar yang dipimpin berbagai tokoh ter
Perlawanan Pattimura dimulai pada Mei 1817 dengan menyerang kapal Belanda dan mengepung benteng Duurstede. Meskipun mendapat bantuan dari Batavia, Belanda akhirnya kembali merebut benteng Duurstede pada Agustus 1817. Pattimura dieksekusi pada Desember 1817, sementara Christina Martha Tiahahu dibuang ke Jawa dan meninggal. Perlawanan gagal membebaskan Maluku dari penjajahan Belanda.
Sejarah Indonesia - Perang Tondano dan Pattimura Angkat SenjataMardeliaNF
Dokumen ini membahas dua peristiwa bersejarah yaitu Perang Tondano pada abad ke-18 dan 19 melawan kolonialisme Belanda di Sulawesi Utara serta pemberontakan Pattimura melawan monopoli perdagangan dan kerja paksa Belanda di Maluku pada abad ke-19. Kedua peristiwa ini merupakan bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap penindasan dan eksploitasi kolonial Belanda.
1. Perlawanan rakyat Maluku meletus akibat penindasan dan perlakuan sewenang-wenang dari pemerintah kolonial Belanda setelah kembalinya kendali Maluku dari tangan Inggris
2. Pemimpin perlawanan Thomas Matulessi, yang dikenal sebagai Pattimura, berhasil mengalahkan pasukan Belanda dalam beberapa pertempuran
3. Pattimura akhirnya ditangkap akibat pengkhianatan salah satu anak buahnya, menand
Mengevaluasi Perang Melawan Penjajah Kolonial Hindia BelandaSyafira Azzahra
Perang Banjar melawan Belanda disebabkan oleh campur tangan Belanda dalam urusan internal Kesultanan Banjar dan perebutan tambang batubara. Perang berlangsung lama dengan strategi gerilya dan berakhir dengan kekalahan Banjar. Aceh melakukan perlawanan selama lebih dari 30 tahun melawan taktik baru Belanda seperti penculikan keluarga pejuang. Perang Batak berlangsung 29 tahun akibat penolakan Raja Batak atas penyusutan wilay
1) Pattimura adalah pahlawan nasional Indonesia dari Maluku yang melawan kolonialisme Belanda
2) Ia memimpin perlawanan rakyat Maluku melawan kebijakan kolonial Belanda seperti pajak tanah dan kerja wajib
3) Perlawanannya berakhir dengan penangkapannya dan hukuman gantung oleh Belanda pada 1817
Pattimura memimpin perlawanan rakyat Maluku melawan penindasan Belanda pada abad ke-19. Perlawanan ini dimulai karena banyaknya korupsi, pajak yang tinggi, dan kerja paksa. Meskipun pasukannya berhasil mengalahkan pasukan Belanda awalnya, Pattimura akhirnya tertangkap dan dihukum mati gantung. Perjuangan rakyat Maluku melemah setelah pemimpinnya ditangkap, sehingga Maluku berada di b
Dokumen ini membahas tentang perlawanan rakyat Maluku di bawah pimpinan Pattimura melawan penjajahan Belanda pada abad ke-19. Dokumen ini juga membahas tentang peranan Tuanku Imam Bonjol dalam perang Paderi melawan pengaruh adat dan kolonialisme Belanda di Minangkabau pada awal abad ke-19.
Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...Dikki Wahyu Afandi E.D
kejahatan dan kerakusah VOc menimbulkan banyak masa baru dan melahirkan banyak hatters, khususnya banyak kerajaan Islam yang merasa dirugikan karen politik adu domba yang mereka lakukan serta terjadi banyak perlawanan setelahnya
Perang Banjar (1859-1905) adalah perang perlawanan rakyat Banjar melawan penjajahan Belanda yang berlangsung selama hampir setengah abad. Perang ini dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Pangeran Hidayatullah, Pangeran Antasari, dan Tumenggung Surapati melawan kolonialisasi dan campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan Banjar. Walaupun mengalami banyak kekalahan, perlawanan rakyat Banjar yang dipimpin berbagai tokoh ter
Perlawanan Pattimura dimulai pada Mei 1817 dengan menyerang kapal Belanda dan mengepung benteng Duurstede. Meskipun mendapat bantuan dari Batavia, Belanda akhirnya kembali merebut benteng Duurstede pada Agustus 1817. Pattimura dieksekusi pada Desember 1817, sementara Christina Martha Tiahahu dibuang ke Jawa dan meninggal. Perlawanan gagal membebaskan Maluku dari penjajahan Belanda.
Perlawanan rakyat Aceh melawan penjajahan Belanda dipimpin oleh Teuku Umar dan Cut Nyak Dien dengan menggunakan taktik gerilya. Perlawanan Pangeran Diponegoro melawan Belanda juga menggunakan taktik serupa karena merasa tidak puas dengan perlakuan Belanda terhadap raja-raja di Jawa. Perlawanan Pattimura melawan penjajahan Belanda di Maluku dipicu oleh perlakuan kejam Belanda terhadap rakyat setempat.
Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Praktik KolonialNadhira Felicia
Dokumen tersebut membahas perlawanan bangsa Indonesia terhadap praktik kolonial sebelum abad ke-20. Bangsa Indonesia melakukan perlawanan melalui berbagai kerajaan seperti Ternate, Aceh, Demak, rakyat Maluku, kaum Padri, Kiras Bangun, Aceh, Palembang, Sisingamangaraja, dan Diponegoro.
Dokumen ini membahas tentang latar belakang kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia, bangsa-bangsa Eropa yang datang ke Indonesia, pendirian VOC, perlawanan bangsa Indonesia terhadap kekuasaan asing, dan beberapa tugas mengenai topik tersebut.
Kapitan Pattimura adalah pahlawan nasional dari Maluku yang lahir pada tahun 1783. Ia memimpin perlawanan rakyat Maluku melawan penjajahan Belanda pada tahun 1817 dengan merebut benteng Belanda selama tiga bulan, namun akhirnya ditangkap dan dihukum gantung pada tanggal 16 Desember 1817.
Dokumen tersebut membahas tentang lahirnya VOC di Indonesia, mencakup latar belakang kedatangan Belanda ke Indonesia untuk berdagang rempah-rempah, pendirian VOC pada 1602 untuk memonopoli perdagangan, hak dan kewajiban VOC, jendral-jendral yang memimpin serta kebijakannya, pengaruh kebijakan VOC terhadap rakyat Indonesia beserta pemberontakan-pemberontakan yang terjadi, dan bubarnya VOC pada akhir abad ke
Berisikan perlawanan yang terjadi saat masa penjajahan Belanda, antara lain:
* Perlawanan Kerajaan Siak Sri Indrapura
* Perlawanan orang tionghoa
* Tondano 2
* Perlawanan Pattimura
* Perang Padri
lihat juga: https://www.youtube.com/channel/UCIdrehXHuOV1dmrtVcx9tpQ
Biografi Kapitan Pattimura - Pahlawan Nasional Maluku
Thomas Matulessy lahir di Seram Selatan pada 1783, putra bangsawan dan keturunan raja. Ia memimpin perlawanan rakyat Maluku melawan penjajahan Belanda pada 1817 dengan kepemimpinan dan strategi militer yang handal meskipun akhirnya dikalahkan dan dieksekusi Belanda. Pattimura diangkat sebagai pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Perlawanan Rakyat Maluku – Pada masa penjajahan bangsa Belanda dahulu, tepatnya ketika VOC masih berjaya di tanah Nusantara ini, apakah Grameds tahu jika bangsa Indonesia banyak yang melakukan perlawanan? Yap, perlawanan ini banyak dilakukan oleh para rakyat Indonesia dari daerah yang berbeda-beda. Mulai dari Banten, Bali, Jawa, Kalimantan, hingga Maluku, semuanya bersatu-padu untuk melawan kesewenang-wenangan VOC yang membuat rakyat semakin sengsara.
Salah satu perlawanan rakyat yang patut diingat oleh generasi muda adalah Perlawanan Rakyat Maluku alias Perlawanan Pattimura. Tokoh pahlawan atas perlawanan rakyat ini sejatinya dapat Grameds lihat pada uang nominal seribu rupiah yang jelas menunjukkan bagaimana wajah dari Sang Kapitan Pattimura. Lalu, apa sih latar belakang dari terjadinya perlawanan rakyat Maluku ini? Bagaimana kronologi terjadinya perlawanan rakyat Maluku? Siapa saja tokoh-tokoh pahlawan di balik perlawanan rakyat ini?
Bab 5 proses kolonoalisme barat di indonesiaRiinii Riinii
Pada abad ke-16, bangsa Eropa mulai menjelajahi dan menguasai wilayah Indonesia didorong oleh keinginan mencari kekayaan, kejayaan, dan menyebarkan agama. Bangsa Portugis, Spanyol, dan Belanda berkompetisi untuk menguasai perdagangan rempah-rempah dan mendirikan pos perdagangan. Ini menimbulkan perlawanan dari berbagai kerajaan di Indonesia."
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang studi pengetahuan ibu tentang manfaat KMS balita di wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna tahun 2016. Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya pengetahuan ibu tentang pemanfaatan KMS balita di wilayah tersebut berdasarkan hasil survei awal tahun 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang man
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian neonatal dini di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penanganan awal pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Metode yang dig
Kelurahan Laiworu dan Kelurahan Wamponiki melaksanakan kegiatan bhabinkamtibmas pada bulan September 2015. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan menjaga ketertiban serta kenyamanan lingkungan. Masyarakat diajak bekerja sama dengan aparat keamanan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal di kedua kelurahan.
Bhabinkamtibmas di Kelurahan Laiworu melakukan beberapa kegiatan antara lain patroli rutin di lingkungan kelurahan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal, melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya kerjasama masyarakat dalam menjaga ketertiban dan ketenteraman, serta melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang rawan kejahatan.
Ekosistem padang lamun memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dari ekosistem mangrove dan terumbu karang. Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang mampu beradaptasi hidup di perairan laut dengan memiliki akar, daun, dan pembuluh. Lamun membentuk hamparan vegetasi yang luas dan memiliki peran penting dalam ekosistem perairan pesisir.
Cinderella is a story about a girl named Cinderella who is mistreated by her stepmother and stepsisters. She dreams of attending the prince's ball but is unable to go. With the help of a fairy godmother, Cinderella is able to go to the ball in a magical coach and dress. At midnight, she flees the ball, losing one of her glass slippers. The prince searches for the girl whose foot fits the slipper and finds Cinderella. They get married and live happily ever after.
Pemerintah Kabupaten Muna meminta Panitia Penerima Hasil Pekerjaan untuk melakukan serah terima akhir atas pekerjaan pembangunan drainase dan duiker lingkungan III Wamponiki yang dilaksanakan oleh CV. Sinar Linda pada tanggal 25 Agustus 2014.
Dokumen ini merangkum manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan antenatal pada Ny. I yang menderita preeklampsia berat di Desa Ghonsume, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna dari 14 April hingga 28 April 2015. Laporan ini disusun oleh Sitti Nurjannah sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
Dokumen tersebut menjelaskan 99 nama-nama Allah SWT beserta artinya. Nama-nama tersebut mencakup makna-makna seperti Yang Maha Pemurah, Yang Maha Adil, Yang Maha Mengetahui, dan Yang Maha Esa. Nama-nama tersebut merupakan ungkapan dari sifat-sifat dan keagungan Allah SWT.
Global warming will have significant impacts on forests, reefs, deserts, and storms according to the article. The Amazon forest could lose 30-60% of its area and become dry grasslands by 2050 due to warming and deforestation. The Great Barrier Reef may completely disappear within 20 years as rising sea levels from climate change drown the coral. Climate models predict that the Sahara desert could transform back into a lush grassland like it was 12,000 years ago if rainfall increases. While it's unclear if global warming caused any single storm, models indicate that hurricanes will likely become stronger and more destructive due to rising ocean temperatures caused by climate change.
Acara radio membahas penyakit HIV/AIDS, penyebabnya (virus HIV), dan cara penularannya (darah, cairan kelamin, jarum suntik). Narasumber memberikan saran untuk mencegahnya seperti menjauhi seks bebas dan narkoba, serta meningkatkan iman.
1. Perlawanan Maluku terhadap pemerintah Hindia Belanda
Sebab-sebab terjadinya perlawanan
a. Kedatangan kembali Belanda ke Maluku menyebabkan rakyat Maluku gelisah. Mereka
membayangkan kembali penderitaan yang pernah dialami pada zaman VOC.
b. Pemerintah Belanda menindas rakyat Maluku.
c. Benteng Duurstede di Saparua diduduki oleh pasukan Belanda.
d. Pemerintah Belanda memberlakukan kembali penyerahan wajib dan wajib kerja.
e. Pemerintah Belanda menurunkan tarif hasil bumi yang wajib diserahkan, sementara
pembayarannya cenderung tertunda-tunda.
f. Pemerintah Belanda memberlakukan uang kertas, sedangkan rakyat Maluku telah terbiasa
dengan uang logam.
g. Pemerintah Belanda menggerakkan para pemuda Maluku untuk mau menjadi prajurit
Belanda.
Proses perlawanan
Pada tahun 1635 muncul perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC di bawah pimpinan
Kakiali, Kapten Hitu. Perlawanan segera meluas ke berbagai daerah. Oleh karena kedudukan
VOC terancam, maka Gubernur Jederal Van Diemen dari Batavia dua kali datang ke Maluku
(1637 dan 1638) untuk menegakkan kekuasaan Kompeni. Untuk mematahkan perlawanan rakyat
Maluku, Kompeni menjanjikan akan memberikan hadiah besar kepada siapa saja yang dapat
membunuh Kakiali. Akhirnya seorang pengkhianat berhasil membunuh Kakiali.
Dengan gugurnya Kakiali, untuk sementara Belanda berhasil mematahkan perlawanan
rakyat Maluku, sebab setelah itu muncul lagi perlawanan sengit dari orang-orang Hitu di bawah
pimpinan Telukabesi. Perlawanan ini baru dapat dipadamkan pada tahun 1646. Pada tahun 1650
muncul perlawanan di Ambon yang dipimpin oleh Saidi. Perlawanan meluas ke daerah lain,
seperti Seram, Maluku, dan Saparua. Pihak Belanda agak terdesak, kemudian minta bantuan ke
Batavia. Pada bulan Juli 1655 bala bantuan datang di bawah pimpinan Vlaming van Oasthoom
dan terjadilah pertempuran sengit di Howamohel. Pasukan rakyat terdesak, Saidi tertangkap dan
dihukum mati, maka patahlah perlawanan rakyat Maluku.
Sampai akhir abad ke-17 tidak ada lagi perlawanan menentang VOC. Pada akhir abad ke-
18, muncul lagi perlawanan rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Jamaluddin, namun segera
dapat ditangkap dan diasingkan ke Sailan (Sri Langka). Menjelang akhir abad ke-18 (1797)
muncullah perlawanan besar rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Nuku dari Tidore. Sultan
Nuku berhasil merebut kembali Tidore dari tangan VOC. Akan tetapi setelah Sultan Nuku
meninggal (1805), VOC dapat menguasai kembali wilayah Tidore.
2. Tidakan sewenang-wenang yang dilakukan VOC di Maluku kembali dilanjutkan oleh
pemerintah Kolonial Hindia Belanda setelah berkuasa kembali pada tahun 1816 dengan
berakhirnya pemerintah Inggris di Indonesia tahun 1811-1816. Berbagai tindakan yang
dilakukan oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda di bawah ini menyebabkan timbulnya
perlawanan rakyat Maluku. Hal-hal tersebut adalah :
a. Penduduk wajib kerja paksa untuk kepentingan Belanda misalnya di perkebunan-perkebunan
dan membuat garam.
b. Penyerahan wajib berupa ikan asin, dendeng dan kopi.
e. Banyak guru dan pegawai pemerintah diberhent ikan dan sekolah hanya dibuka di kota-kotabesar
saja.
d. Jumlah pendeta dikurangi sehingga kegaitan menjalankan ibadah menjadi terhalang.
e. Secara khusus yang menyebabkan kemarahan rakyat adalah penolakan Residen Van den Berg
terhadap tuntutan rakyat untuk membayar harga perahu yang dipisah sesuai dengan harga
sebenarnya.Tahun 1817 rakyat Saparua mengadakan pertemuan dan menyepakati untuk memilih
Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura) untuk memimpin perlawanan. Keesokan harinya mereka
berhasil merebut benteng Duurstede di Saparua sehingga residen Van den Berg tewas. Selain
Pattimura tokoh lainnya adalah Paulus Tiahahu dan puterinya Christina Martha Tiahahu. Anthoni
Reoak, Phillip Lattumahina, Said Perintah dan lain-lain. Perlawanan juga berkobar di pulau-pulau
lain yaitu Hitu, Nusalaut dan Haruku penduduk berusaha merebut benteng Zeeeland.
Untuk merebut kembali benteng Duurstede, pasukan Belanda didatangkan dari Ambon
dibawah pimpinan Mayor Beetjes namun pendaratannya digagalkan oleh penduduk dan mayor
Beetjes tewas. Pada bulan Nopember 1817 Belanda mengerahkan tentara besar-besaran dan
melakukan sergapan pada malam hari Pattimura dan kawan-kawannya tertangkap. Mereka
menjalani hukuman gantung pada bulan Desember 1817 di Ambon. Paulus Tiahahu tertangkap
dan menjalani hukuman gantung di Nusalaut. Christina Martha Tiahahu dibuang ke pulau Jawa.
Selama perjalanan ia tutup mulut dan mogok makan yang menyebabkan sakit dan meninggal
dunia dalam pelayaran pada awal Januari tahun 1818.
Perang ini disebabkan oleh Belanda yang sewenang-wenang terhadap Maluku
Perang ini berlangsung pada tahun 1817. Tokoh-tokohnya antara lain: Thomas Matulessy /
Kapitan Pattimura, Christina Martha Tiahahu, Kapitan Paulus Tiahahu.
3. Perang ini Disertai dengan perebutan benteng Duurstde yang mengakibatkan kematian
Jendral Van Den Berg. Karena adanya bantuan Inggris, Kapten Pattimura terdesak masuk hutan
dan benteng-bentengnya direbut kembali pemerintah. Rakyat nusa laut menyerah tanggal 10
November 1817 setelah pimpinannya Kapiten Paulus Tiahahu serta putrinya Kristina Martha
Tiahahu. Tanggal 12 November 1817 Kapitan Pattimura ditangkap dan bersama tiga
penglimanya dijatuhi hukuman mati di Niuew Victoria di Ambon.
Perang ini dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Thomas Matulessy (Patimura), Christina
Martha Tiahahu, Anthoni Rhebok, Thomas Pattiwael, Lucas Latumahina, Philip Latumahina,
Ulupaha, Paulus Tiahahu, Raja Tiow, Said Perintah, Nicolas Patinasasany, Jeremias Tamaela,
danHarmanusLatuperisa.Pada tanggal 15 mei 1817 rakyat bergerak menuju Benteng Duurstede
di Saparua dan menembak mati Residen Van Den Berg. Benteng Duurstede dapat diduduki oleh
pasukan Patimura. Pergolakan tersebut meluas ke Haruku, Nusa Laut, Pulau Seram, Larike dan
daerah-daerah lainnya. Belanda mendatangkan tentara dalam jumlah yang besar dan berusaha
merebut kembali Benteng Duurstede.
Akhir perlawanan
Pada bulan juli 1817, Belanda mendatangkan tentara dalam jumlah yang besar. Dan pada tanggal
2 agustus 1817 di bawah pimpinan Letkol Groof berhasil merebut Benteng Duurstede. Dalam
suatu pertempuran, akhirnya Belanda dapat menawan Patimura, Anthoni Rhebok, dan Thomas
Pattiwael. Pada tanggal 16 desember 1817, Patimura dihukum gantung di Benteng Nieuw
Victoria.
Latar Belakang Perang Tondano dan Implikasinya
Bahwa hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya perang antara orang Minahasa dengan kompani
Belanda, antara lain dipengaruhi oleh sikap antipati seluruh Walak di Minahasa khususnya
Walak Tondano atas kedatangan kolonial Belanda yang dianggap sama dengan kolonial asing
sebelumnya, yakni orang Tasikela (Portugis dan Spanyol) yang telah membunuh beberapa
Tona’as, antara lain Mononimbar dan Rakian dari Tondano dan Tona’as Umboh dari Tomohon,
serta adanya pemerkosaan terhadap perempuan (Wewene) Minahasa. Hal ini menimbulkan kesan
bahwa semua orang kulit putih (kolonial) memiliki perangai yang sama alias kejam. Demikian
juga pada perang ketiga, dipicu oleh tertangkapnya Ukung Pangalila kepala Walak Tondano, dan
Ukung Sumondak kepala Walak Tompaso.
Hampir semua penulis menyatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya Perang Tondano
keempat (terakhir), adalah bahwa Minahasa tidak mau menyediakan tentara untuk kepentingan
militer Hindia-Belanda (lihat Wenas 2007). Dikemukakan oleh Supit (1991), “para penulis barat
4. dalam tulisan sepintas senantiasa menyatakan bahwa penyebab terjadinya peristiwa itu, adalah
karena masalah “rekrutering” atau “ketentuan menjadi serdadu” bagi para pemuda Minahasa
untuk dikirim ke Jawa guna menghadapi perjuangan tentara Inggris.
Perang Tondano Pertama (1661-1664)
Singkatnya, Perang Tondano pertama ini, terjadi pada tanggal 1 Juni 1661. Perang ini merupakan
kisah heroik yang dilakukan oleh rakyat yang bermukim di sekitar danau Tondano, tepatnya di
sebelah selatan Kota Tondano sekarang ini yang dahulu disebut Minawanua, melawan pasukan
kolonial Belanda. Boleh dikatakan perang pertama ini merupakan perang yang luar biasa. Sebab
dilihat dari segi militer oleh pihak Belanda ternyata lawan mereka yang tergolong sebagai rakyat
biasa/primitif yang berumah di atas air dapat menyiapkan infrastruktur perang yang demikian
lengkapnya.
Kurang lebih seribu empat ratus laskar (termasuk kaum perempuannya) terlibat dalam
pertempuran. Ratusan perahu disiapkan untuk melayani medan perang yang berkecamuk di atas
air dan rawa. Perahu-perahu tempur ini telah dibuat sedemikian rupa, sehingga dengan
ditumpangi empat sampai lima orang dengan peralatan perangnya, dapat bergerak di atas air
maupun di atas rumput-rumput rawa dengan cepat dan gesit. Lamanya pertempuran berlangsung
selama beberapa bulan dan telah menimbulkan korban jiwa di kedua belah pihak. Beberapa
pahlawan yang terlibat langsung dalam perang Tondano pertama ini, selain berasal dari Tondano,
seperti Kawengian, Wengkang, Gerungan, Nelwan, Tawaluyan dan Rumambi), juga turut serta
pahlawan-pahlaman dari Remboken, seperti Kentei, Tellew, Tarumetor, dan Wangko dari
kakas.Pada suatu ketika, ekspedisi Simon Cos dengan bantuan sementara pemimpin rakyat
Maesa yang telah menyeleweng, telah dapat mendesak untuk menghentikan peperangan ini.
Perang Tondano Kedua (1681-1682)Singkatnya latar belakang terjadinya perang kedua ini,
ada hubungannya dengan perlakuan semena-mena Belanda demi kepentingannya sendiri atas
makna Perjanjian 10 Januari 1679 yang disebut oleh N. Graafland (1898) dalam Umboh (1985)
sebagai “Kunci Kontrak Besar” persekutuan - persahabatan antara Minahasa dan Belanda, yang
ditandatangani oleh Robertus Padttbrugge dari pihak Belanda, dan dari pihak Minahasa
ditandatangani oleh Maondi (Mandey), Capitaine Pacat (Paat), Soepit (Supit), dan Pedro Rantij
(Ranti).
Disebut Perang Tondano, oleh karena Walak Tondano dalam menghadapi kehadiran kaum
kolonial Belanda, cenderung menunjukkan sikap antipati maupun ketidakpatuhan atas eksistensi
kompani Belanda, maka konsekuensinya kawasan pemukiman Walak Tondano tepatnya di
Minawanua dijadikan sasaran penyerbuan pasukan Belanda dan antek-anteknya. Bagi kompani
Belanda kawasan Minawanua yang disebut oleh Boven Tondano (tempat tinggal orang
Tondano), merupakan kawasan yang dijadikan tempat berkumpul para ekstrimis (Pangalila).
Perang Tondano Ketiga (1707-1711)
Perang Tondano Keempat (1807-1809)
V. Suasana Perang
5. Oleh karena pihak Belanda tidak bergeming menerima keputusan hasil musyawarah tersebut,
maka konsekuensinya terjadilah pertempuran atau perang modern pertama di Indonesia di mana
pihak Hindia Belanda mendapat perlawanan sengit dari waranei-waranei dan wulan-wulan
Minahasa yang mahir menggunakan senjata meriam buatan Spanyol, meriam bambu (lantaka),
senapan api, dan senjata tajam lainnya. Berdasarkan catatan sejarah, pihak pasukan Belanda
sempat melakukan tiga kali serangan (lihat Mangindaan 1871; Mambu 1986) dalam Wenas
(2007), singkatnya adalah sebagai berikut:
· Serangan pertama pasukan Belanda dilakukan pada tanggal 1 September 1808, terjadi
tembak menembak barisan senapan dari kedua pihak.
· Serangan kedua, terjadi pada tanggal 6 Oktober, pihak Belanda berhasil merebut negeri
Tataaran (5 Km dari Benteng Moraya). Pada serangan kedua ini, pihak Belanda mengajak
berunding, dan akhirnya taktik berunding ini bermaksud untuk menangkap Tewu, Lonto,
Lumingkewas dan Mamahit.
· Serangan ketiga, berlangsung pada tanggal 23 Oktober 1808, pasukan Belanda mendapat
perlawanan sengit dari pasukan Minahasa terutama dalam menghadapi serangan dari arah danau
(Benteng Paapal) ditangani oleh pasukan katak yang dikenal sebagai ‘hantu-hantu danau’.
Demikian juga dalam menghadapi serangan dari arah Koya (Benteng Moraya), tidak jarang
pasukan atau waranei-waranei Minawanua menyerang balik sampai ke pertahanan pasukan
Belanda di Koya, bahkan sempat melukai dan membunuh beberapa perwira Belanda, termasuk
melukai kepala residen Predigger di Tataaran yang ditembak oleh pasukan berani mati Rumapar.