SlideShare a Scribd company logo
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STOMATITIS
OLEH :
AKHSANU AMALIA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AMANAH MAKASAR
TAHUN 2015
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STOMATITIS
1. Definisi Stomatitis
Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi seperti
tembakau;defisiensi vitamin; infeksi oleh bakteri, virus atau jamur;atau penggunaan obat
kemoterapi (Potter & Perry,2005).
Stomatitis adalah imflamasi mukosa oral, yang dapat meliputi mukosa bukal (pipi) dan labial
(bibir), lidah, gusi,l angit-langit dan dasar mulut. (Donna L.Wong dkk).
Stomatitis merupakan infeksi umum yang bisa meluas ke mukosa bukal, bibir dan palatum
(William dan wilkins, 2008).
2. Epidemiologi Stomatitis
Prevalensi SAR bervariasi tergantung pada daerah populasi yang diteliti. Angka prevalensi SAR
berkisar 15-25% dari populasi penduduk di seluruh dunia. Penelitian telah menemukan
terjadinya SAR pada dewasa sekitar 2% di Swedia (1985), 1,9% di Spanyol (2002) dan 0,5% di
Malaysia (2000). SAR tampaknya jarang terjadi di Bedouins Kuwaiti yaitu sekitar 5% dan
ditemukan 0,1% pada masyarakat India di Malaysia. Namun, SAR sangat sering terjadi di
Amerika Utara. Di Indonesia belum diketahui berapa prevalensi SAR di masyarakat, tetapi dari
data klinik penyakit mulut di rumah sakit Ciptomangun Kusumo tahun 1988 sampai dengan
1990 dijumpai kasus SAR sebanyak 26,6%, periode 2003-2004 didapatkan prevalensi SAR dari
101 pasien terdapat kasus SAR 17,3%.
3. Klasifikasi Stomatitis
Ada beberapa klasifikasi stomatitis, yaitu:
a. Mycotic stomatitis
Mycotic stomatitis adalah stomatitis yang disebabkan oleh adanya infeksi mulut atau rongga
mulut oleh jamur Candida. Mycotic stomatitis, disebabkan oleh pertumbuhan Candida albicans ,
yang merupakan penyebab stomatitis yang luar biasa pada anjing dan kucing. Hal ini ditandai
dengan adanya bercak putih kekuningan pada lidah atau membran mukosa. Mycotic stomatitis
biasanya dihubungkan dengan penyakit mulut yang lain, penggunaan terapi antibiotik yang lama,
atau pemberian immunosuppression. Pada mycotic stomatitis sering kali pada jaringan terjadi
kemerahan dan timbul ulsor di bagian rongga mulut.
b. Gingivostomatitis
Gingivostomatitis merupakan infeksi virus pada gusi dan bagian mulut lainnya, yang
menimbulkan nyeri. Gusi tampak berwarna merah terang dan terdapat banyak luka terbuka yang
berwarna putih atau kuning di dalam mulut.
c. Denture stomatitis atau Chronic stomatitis
Denture stomatitis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan perubahan-perubahan
patologik pada mukosa penyangga gigi tiruan di dalam rongga mulut. Perubahan-perubahan
tersebut ditandai dengan adanya eritema di bawah gigi tiruan lengkap atau sebagian baik di
rahang atas maupun di rahang bawah. Budtz-Jorgensenl mengemukakan bahwa denture
stomatitis dapat disebabkan oleh bermacam- macam faktor yaitu: trauma, infeksi, pemakaian gigi
tiruan yang terus-menerus, oral hygiene jelek, alergi, dan gangguan faktor sistemik. Oleh karena
itu, gambaran klinis maupun gambaran histopatologis juga bervariasi, sehingga
perawatannyapun perlu dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kemungkinan
penyebabnya.
d. Aphthous stomatitis
Apthous stomatitis (sariawan) adalah stomatitis yang paling umum sering terjadi. Sariawan ini
adalah jenis ulkus yang sangat nyeri pada jaringan lunak mulut, bibir, lidah, pipi bagian dalam,
pharing, dan langit-langit mulut halus.
4. Etiologi Stomatitis
Etiologi yang berasal dari keadaan dalam mulut seperti :
a. Kebersihan mulut yang kurang
Kebersihan mulut berhubungan dengan keadaan gigi pasien. Apabila higiene gigi pasien buruk,
sering dapat menjadi penyebab timbulnya sariawan yang berulang.
b. Makanan atau minuman yang panas dan pedas
Makanan atau minuman yang pedas atau panas dapat berpengaruh terhadap mukosa yang ada
didalam mulut yang berfungsi sebagai alat pertahanan dalam melawan infrksi. Selain itu, juga
bserpengaruh terhadap bermacam-macam kuman yang merupakan bagian daripada “flora mulut”
dan tidak menimbulkan gangguan apapun dan disebut apatogen. Daya tahan mulut dapat
menurun karena termik. Jika daya tahan mulut atau tubuh menurun, maka kuman-kuman yang
apatogen itu menjadi patogen dan menimbulkan gangguan atau menyebabkan berbagai
penyakit/infeksi.
c. Luka pada bibir akibat tergigit/benturan.
bisa terjadi karena bekas dari tergigit itu bisa menimbulkan ulsersehingga dapat mengakibatkan
stomatitis aphtosa.
d. Infeksi jamur
namun biasanya hal ini dihubungkan dengan penurunan sistem pertahanan tubuh (imuno).
Berasal dari kadar imunoglobin abnormal.
5. Faktor Resiko Stomatitis
Hingga saat kini, penyebab dari stomatitis atau sariawan belum dapat dipastikan, tetapi ada
faktor-faktor yang diduga kuat menjadi pemicu atau pencetus terjadinya stomatitis. Beberapa
diantaranya adalah:
1. Trauma
2. Defesiensi Nutrisi
3. Alergi dan Sensifitas
4. Obat-obatan
5. Penyakit Sistemik
6. Merokok
7. Stress
8. Gangguan Hormonal
9. Gangguan Imunologi
10. Penggunaan gigi tiruan yang tidak pas atau ada bagian dari gigi tiruan yang mengiritasi
jaringan lunak.
11. Genetik
6. Patofisiologi
Tubuh manusia memiliki pertahanan tubuh alamiah yaitu sistem laktoperoksidase (LP-system)
yang mampu mempertahankan tubuh terhadap serangan infeksi mikroorganisme. Sistem
laktoperoksidase (LP-system) terdapat pada saliva atau ludah manusia. LP system
mempertahankan tubuh dengan cara berfungsi sebagai bakteriostatis terhadap bakteri mulut dan
bakteriosid terhadap bakteri (Rensburg:1995).
Bakteri di dalam mulut dapat berkembang biak tidak terkontrol karena sistem
laktoperoksidase yang merupakan pertahanan alami dalam saliva umumnya rusak. Hal ini
dikarenakan seringnya mengonsumsi makanan yang mengandung zat-zat kimia (perasa,
pewarna, pengawet) bahkan yang memakai zat pembasmi hama/antiseptik dan makanan panas
atau pedas. Pemakaian antiseptik pada obat kumur atau pasta gigi juga dapat merusakkan LP
system, sebab antiseptik ini bersifat bakteriosid sehingga dapat membunuh semua bakteri yang
berada di dalam rongga mulut, yang dapat mengakibatkan sekitar mukosa mulut menjadi rusak
kemudian menghasilkan ulserasi local.
7. Tanda dan Gejala Stomatitis
Awalnya timbul rasa sedikit gatal atau seperti terbakar pada 1 sampai 2 hari di daerah yang akan
menjadi sariawan. Rasa ini timbul sebelum luka dapat terlihat di rongga mulut. Sariawan dimulai
dengan adanya luka seperti melepuh di jaringan mulut yang terkena berbentuk bulat atau oval.
Setelah beberapa hari, luka seperti melepuh tersebut pecah dan menjadi berwarna putih
ditengahnya, dibatasi dengan daerah kemerahan. Bila berkontak dengan makanan dengan rasa
yang tajam seperti pedas atau asam, daerah ini akan terasa sakit dan perih, dan aliran saliva (air
liur) menjadi meningkat.
Manifestasi klinis dari stomatitis secara umum yaitu:
a. Masa prodromal atau penyakit 1 – 24 jam
Hipersensitive dan perasaan seperti terbakar
b. Stadium Pre Ulcerasi
Adanya udema / pembengkangkan setempat dengan terbentuknya makula pavula serta terjadi
peninggian 1- 3 hari
c. Stadium Ulcerasi
Pada stadium ini timbul rasa sakit terjadi nekrosis ditengah-tengahnya, batas sisinya merah dan
udema tonsilasi ini bertahan lama 1 – 16 hari. Masa penyembuhan ini untuk tiap-tiap individu
berbeda yaitu 1 – 5 minggu.
8. Komplikasi
Stomatitis jarang menyebabkan komplikasi yang serius namun dapat terjadi infeksi luas di
daerah bibir dan rongga mulut seperti abses dan radang. Dampak gangguan pada kebutuhan
dasar manusia, yaitu:
1. Pola nutrisi : nafsu makan menjadi berkurang, pola makan menjadi tidak teratur
2. Pola aktivitas : kemampuan untuk berkomunikasi menjadi sulit
3. Pola Hygiene : kurang menjaga kebersihan mulut
4. Terganggunya rasa nyaman : biasanya yang sering dijumpai adalah perih.
Ada beberapa komplikasi yang diakibatkan oleh penatalaksanaan medis yaitu:
Komplikasi yang dapat timbula akibat penatalaksanaan medis diantaranya sebagai berikut:
1. Komplikasi akibat kemoterapi
Mukosa mulut akan menjadi tereksaserbasi ketika agen kemoterapik yang menghasilkan
toksisitas mukosa diberikan dalam dosis yang tinggi atau berkombinasi dengan ionisasai
penyinaran radiasi.
2. Komplikasi akibat radiasi
Penyinaran lokal pada kepala dan leher tidak hanya menyebabkan perubahan histologis dan
fisiologis pada mukosa oral yang disebabkan oleh terapi sitotoksik, tetapi juga menghasilkan
gangguan struktural dan fungsional pada jaringan pendukung termasuk glandula saliva dan
tulang. Dosis tinggi radiasi pada tulang yang berhubungan dengan gigi menyebabkan hipoksia,
berkurangnya suplai darah ke tulang, hancurnya tulang bersamaan dengan terbukanya tulang,
infeksi, dan nekrosis.
3. Komplikasi oral
a. Mukositis
b. Infeksi Mukolitis
c. Xerrostomia
9. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis untuk mengatasi stomatitis adalah sebagai berikut:
1. Hindari makanan yang semakin memperburuk kondisi seperti cabai
2. Sembuhkan penyakit atau keadaan yang mendasarinya
3. Pelihara kebersihan mulut dan gigi serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama
makanan yang mengandung vitamin 12 dan zat besi
4. Hindari stress
5. Pemberian Atibiotik
10. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur
sedangkan diagnosis pasti dengan menggunakan biopsi.
b. Pemeriksaan laboratorium :
1) WBC menurun pada stomatitis sekunder
2) Pemeriksaan kultur virus: cairan vesikel dari herpes simplek stomatitis
3) Pemeriksaan cultur bakteri: eksudat untuk membentuk vincent’s stomatitis
11. Pencegahan
Cara mencegah penyakit ini dengan mengetahui penyebabnya, apabila kita mengetahui
penyebabnya diharapkan kepada kita untuk menghindari timbulnya sariawan ini diantaranya
dengan :
1. Menjaga kebersihan mulut
2. Mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12, vitamin C
dan zat besi
3. Menghadapi stress dengan efektif
4. Menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit
makananMenghindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin
5. Menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi
pada rongga mulut.
ASUHAN KEPERAWATAN STOMATITIS
Pengkajian
a. Identitas (Data Biografi)
Stomatitis dapat menyerang semua umur, mayoritas antara 20-40 tahun lebih cenderung pada
wanita, kelompok sosial ekonomi tinggi, penderita stres, atau mempunyai riwayat sariawan pada
keluarga.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan utama yang muncul pada klien stomatitis adalah nyeri Karen mukosaoral mengalami
peradangan, bibir pecah-pecah
2. Riwayat kesehatan sekarang
Stomatitis bisa terjadi pada seseorang karena kebersihan mulut yang buruk, intoleransi dengan
pasta gigi, penyakit yang beresiko menimbulkan stomatitis, misalnya faringitis, panas dalam,
mengkonsumsi makanan yang berlemak , kurang vitamin C, vitamin B12 dan mineral.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun sehingga
lebih mudah terkena stomatitis, atau memang pernah menderita penyakit yang sama atau
penyakit oral lainnya
4. Riwayat penyakit keluarga.
Kaji apakah ada riwayat penyakit keluarga yang bisa menyebabkan terjadinya
stomatitis. Karena ada juga teori yang menyebutkan bahwa penyebab utama dari SAR
(Stomatitis Aftosa Rekuren) atau sariawan adalah keturunan. Dan berdasarkan hasil beberapa
penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang orang tuanya menderita SAR lebih rentan untuk
mengalami SAR juga.
5. Pengkajian Psikososial
Kaji apakah keluarga tidak memperhatikan kebersihan mulut dan tempat bermain anak di
lingkungan kumuh atau tidak. Kaji juga stres, gaya hidup (alkohol, perokok) serta kaji fungsi dan
penampilan dari rongga mulut terhadap body image dan sex.
6. Pengkajian lingkungan rumah dan komunitas
Kaji lingkungan yang panas, dan sanitasi yang buruk.
7. Riwayat nutrisi
Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C, vitamin B12, mineral, dan zat
besi serta pola makan yang buruk, misalnya hanya mengkonsumsi karbohidrat dan protein saja.
8. Riwayat pertumbuhan perkembangan
a. Pasien yang menderita stomatitis akan lebih lama sembuhnya dikarenakan kondisi fisik yang
lemah sebagai akibat intake nutrisi yang kurang (energi/kalori yang diperlukan tidak mencukupi
dalam proses penyembuhan).
b. Penurunan berat badan, biasanya pasien yang menderita stomatitis mengalami penurunan
berat badan karena intake nutrisi yang kurang.
4.2 Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan membran mukosa oral
b. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan mucosa oral, penurunan keinginan untuk makan akibat rasa nyeri di mukosa mulut
c. Perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan proses peradangan (inflamasi)
d. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan nyeri di mukosa mulut
4.3 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi Rasional
1Nyeri berhubungan dengan
kerusakan membran
mukosa oral
Tujuan:
Setelah dilakukan
tindakan nyeri dapat
berkurang atau hilang
Kriteria Hasil
1. Hilangnya rasa
sakit dan perih di
mukosa mulu
2. Lesi berkurang
dan berangsur sembuh
3. Membran mukosa
oral lembab
4. Tidak bengkak
dan hiperemi
5. Suhu badan
normal
1. Kaji tingkat nyeri
2. Berikan makanan
yang tidak merangsang,
seperti makanan yang
mengandung zat kimia
3. Menghindari
makanan yang terlalu
panas dan terlalu dingin
4. Menghindari pasta
gigi yang merangsang
5. Menghindari luka
pada mulut saat
menggosok gigi atau saat
menggigitmakanan
6. Kolaborasi
pemberian analgesic dan
kortikosteroid
7. Beri penjelasan
tentang faktor penyebab
8. Beri penjelasan
keluarga terhadap
pentingnya kebersihan oral
9. Menganjurkan klien
untuk memperbanyak
mengkonsumsi buah dan
sayuran terutama vitamin
B12, Vitamin C dan zat
Besi
1. Mengetahui
skala tingkat nyeri
yang dialami pasien.
2. Makanan yang
merangsang dapat
menimbulkan nyeri
3. Makanan yang
terlalu panas dan
terlalu dingin, dapat
menyebabkan
nyeri/nyilu
4. pasta gigi yang
merangsang dapat
menimbulkan nyeri di
bagian yang sariawan
5. agar luka tidak
tergesek oleh benda
atau makanan yang
dapat memperparah
luka
6. Analgesic dan
kotikosteroid dapat
mengurangi rasa nyeri
untuk mengurangi
peradangan
7. Jika klien
mengetahui factor
penyebab maka klien
dapat mencegah hal
tersebut terjadi
kembali.
8. Keluarga pasien
mengetahui akan
pentingnya kebersihan
oral sehingga tidak
terjadi stomatitis
terjadi kembali
9. Sayuran,
Vitamin B 12,
Vitamin C dan zat
besi dapat mencegah
terjadinya sariawan
dan nutrisi yang
meningkat akan
mempercepat proses
penyembuhan
2 Perubahan membran
mukosa oral
berhubungan dengan
proses peradangan
(inflamasi)
Tujuan:
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
mukosa oral kembali
normal dan lesi
berangsur sembuh
1. Pantau aktivitas
klien, cegah hal-hal yang
bisa memicu terjadinya
stomatitis
2. Kaji adanya
komplikasi akibat
1. Mencegah
terjadinya stomatitis
atau membuat
semakin parah
2. Stomatitis bisa
Kriteria Hasil
1. Mukosa oral
kembali normal (tidak
bengkak dan hiperemi)
2. Lesi berkurang
dan berangsur sembuh
3. Membran mukosa
oral lembab
kerusakan membran
mukosa oral
3. Kolaborasi
pemberian antibiotik dan
obat kumur
4. Menghindari
makanan dan obat-obatan
atau zat yang dapat
menimbulkanreaksi alergi
pada rongga mulut
5. Ajarkan oral hygene
yang baik
mengakibatkan
komplikasi yang lebih
parah jika tidak segera
ditangani
3. Antibiotik
digunakan untuk
mengobati infeksi dan
obat kumur bisa
menghilangkan
kuman-kuman di
mulut sehingga bisa
mencegah terjadinya
infeksi lebih lanjut
4. Reaksi alergi
bisa menimbulkan
infeksi
5. Oral hygine
yang baik dapat
mencegah timbulnya
stomatitis
3 Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
perubahan mucosa
oral, penurunan
keinginan untuk
makan akibat rasa
nyeri di mukosa mulut
Tujuan:
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
nafsu makan timbul
kembali dan
statusnutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil:
1. Status nutrisi
terpenuhi
2. Nafsu makan
klien timbul kembali
3. Berat badan
normal
1. Kaji status nutrisi
pasien
2. Beri nutrisi dalam
keadaan lunak, porsi
sedikit tapi sering
3. Pantau berat badan
tiap hari
4. Kolaborasi dengan
ahli gizi dalam pemberian
nutrisi
5. Berikan informasi
tentang zat-zat makanan
yang sangat penting bagi
keseimbangan
metabolisme tubuh
1. Untuk
mengetahui status
nutrisi pasien
2. Makanan yang
lunak meminimalkan
kerja mulut dalam
mengunyah makanan
3. Mengevaluasi
berat badan yang
menurun ataupun
meningkat, nutrisi
meningkat akan
meningkatkan berat
badan
4. Adanya kalori
(sumber energi) akan
mempercepat proses
penyembuhan
5. Dengan
memberikan informasi
maka klien akan
mengetahui
bagaimana cara untuk
tetap memenuhi
kebutuhan gizi dan
nutrisinya setiap hari
agar proses
penyembuhan berjalan
dengan cepat
4 Gangguan komunikasi
verbal berhubungan
dengan nyeri di
mukosa mulut, adanya
kerusakan di mukosa
oral akibat penyakit
Tujuan:
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
gangguan komunikasi
verbal berangsur
membaik dan dapat
1. Kaji warna, ukuran,
bau, tekstur luka pada
rongga oral pasien.
2. Kaji kemampuan
pasien dalam
berkomunikasi.
1. mengetahui
tingkat keparahan luka
yang dialami pasien
2. mengetahui
kemampuan pasien
teratasi
Kriteria Hasil:
1. Klien sudah dapat
berkomunikasi dengan
orang lain
2. Klien mau bergaul
dan berkomunikasi
dengan orang lain
3. Klien mengalami
peningkatan harga diri
dan konsep diri
3. Ajak pasien ikut
berpartisipasi dalam setiap
kegiatan.
4. Libatkan keluarga
dalam setiap kegiatan
pasien.
5. Diskusikan dengan
tim kesehatan lain
mengenai tindakan
selanjutnya
6. Berikan kondisi
lingkungan yang nyaman
untuk klien
7. Pemberian analgesic
dan kortikosteroid
8. Beri penjelasan dan
pengetahuan mengenai
penyakitnya
9. Dorong klien untuk
ikut berpartisipasi dalam
setiap kegiatan
dalam berkomunikasi.
3. membiasakan
pasien dengan
penyakit yang dialami.
4. keluarga sangat
dekat dengan pasien.
5. menentukan
tindakan selanjutnya
yang akan diberikan
pada pasien
6. Lingkungan
yang nyaman akan
membuat klien aktif
dalam beraktifitas
7. Analgesic dapat
mengurangi rasa nyeri
dan kortikosteroid
dapar mencegah
peradangan akibat
kerusakan membran
mukosa
8. Agar klien dapat
mengetahui yang
menjadi pentebab dari
penyakitnya sehingga
klien dapat
mencegahnya
9. Dengan
mengikuti kegiatan
akan mudah untuk
beradaptasi dengan
kondisi sekitar
sehingga bisa
mengurangi stres
4.4 Implementasi
No Hari/
Tanggal
DX Jam Implementasi
1. 1 1. mengkaji tingkat nyeri
2. Berikan makanan yang tidak merangsang, seperti makanan
yang mengandung zat kimia
3. Menghindari makanan yang terlalu panas dan terlalu dingin
4. Menghindari pasta gigi yang merangsang
5. Menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat
menggigitmakanan
6. Kolaborasi pemberian analgesic dan kortikosteroid
7. Beri penjelasan tentang faktor penyebab
8. Beri penjelasan keluarga terhadap pentingnya kebersihan
oral
9. Menganjurkan klien untuk memperbanyak mengkonsumsi
buah dan sayuran terutama vitamin B12, Vitamin C dan zat
Besi
2. 2 1. Pantau aktivitas klien, cegah hal-hal yang bisa memicu
terjadinya stomatitis
2. Kaji adanya komplikasi akibat kerusakan membran mukosa oral
3. Kolaborasi pemberian antibiotik dan obat kumur
4. Menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat
menimbulkanreaksi alergi pada rongga mulut
5. Ajarkan oral hygene yang baik
3. 3 1. Kaji status nutrisi pasien
2. Beri nutrisi dalam keadaan lunak, porsi sedikit tapi sering
3. Pantau berat badan tiap hari
4. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi
5. Berikan informasi tentang zat-zat makanan yang sangat
penting bagi keseimbangan metabolisme tubuh
4. 4 1. Kaji warna, ukuran, bau, tekstur luka pada rongga oral pasien.
2. Kaji kemampuan pasien dalam berkomunikasi.
3. Ajak pasien ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan.
4. Libatkan keluarga dalam setiap kegiatan pasien.
5. Diskusikan dengan tim kesehatan lain mengenai tindakan
selanjutnya
6. Berikan kondisi lingkungan yang nyaman untuk klien
7. Pemberian analgesic dan kortikosteroid
8. Beri penjelasan dan pengetahuan mengenai penyakitnya
9. Dorong klien untuk ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan
4.5 Evaluasi
No Hari/Tanggal DX Jam Evaluasi
1. 1 S: Pasien berkata, “Sus, sariawan di mulut saya sudah
mulai mengecil dan nyeri pada mulut saya sudah
berkurang.”
O: Bengkak pada mukosa oral pasien sudah mengecil
dengan diameter kurang dari ½ cm
A: Masalah pasien teratasi sebagian.
P : Pertahankan dan lanjutkan intervensi.

More Related Content

What's hot

pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
Desy Trisnasari
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
NuraWulandari
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
Vyan Achmad
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
Yabniel Lit Jingga
 
Santi askep dm
Santi askep dmSanti askep dm
Lp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilanLp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilan
Novita Novita
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
Reyviolen
 
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Sinta Sari
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Utik Pariani
 
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Amee Hidayat
 
asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroid
Masben27
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Septian Muna Barakati
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
AKPER PEMDA INDRAMAYU
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
Fadjar Miea
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
MeidaElliaPuspita
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
LSIM
 
Lp sinusitis
Lp sinusitisLp sinusitis
Lp sinusitis
Yabniel Lit Jingga
 

What's hot (20)

pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Santi askep dm
Santi askep dmSanti askep dm
Santi askep dm
 
Lp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilanLp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilan
 
Lp dispepsia
Lp dispepsiaLp dispepsia
Lp dispepsia
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
 
asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroid
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
sirosis hepatis
sirosis hepatissirosis hepatis
sirosis hepatis
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
 
Lp sinusitis
Lp sinusitisLp sinusitis
Lp sinusitis
 

Viewers also liked

Askep konjungtivitis as
Askep  konjungtivitis asAskep  konjungtivitis as
Askep konjungtivitis as
Asnani Baru
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitis
maelmery
 
Penyimpangan kdm kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA
Penyimpangan kdm kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA Penyimpangan kdm kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA
Penyimpangan kdm kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Mo tugas2 supriadi_471415013
Mo tugas2 supriadi_471415013Mo tugas2 supriadi_471415013
Mo tugas2 supriadi_471415013
Adhy Supriadi
 
Askep konjungtivitis
Askep konjungtivitisAskep konjungtivitis
Askep konjungtivitis
Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan chf
Asuhan keperawatan chfAsuhan keperawatan chf
Asuhan keperawatan chf
Hazzan Oratso Aishiteru
 
Konjungtiva
KonjungtivaKonjungtiva
Anatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indraAnatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indra
shafhandustur
 
trauma pada mata
trauma pada matatrauma pada mata
trauma pada mata
rizky12
 
Sistem panca indera
Sistem panca inderaSistem panca indera
Sistem panca indera
shafhandustur
 
Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)HimalaAP
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
fikri asyura
 
Conjuctivitis
ConjuctivitisConjuctivitis
Conjuctivitis
Kiran
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indra
Operator Warnet Vast Raha
 
Konjungtivitis gonoredan penatalaksanaannya
Konjungtivitis gonoredan penatalaksanaannyaKonjungtivitis gonoredan penatalaksanaannya
Konjungtivitis gonoredan penatalaksanaannya
ellen wulandari
 
Makalah sistem indera
Makalah sistem inderaMakalah sistem indera
Makalah sistem indera
Anggi Cahyanti
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Peradangan Pada Mata (Konjungtivitis)
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Peradangan Pada Mata (Konjungtivitis)Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Peradangan Pada Mata (Konjungtivitis)
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Peradangan Pada Mata (Konjungtivitis)
pjj_kemenkes
 

Viewers also liked (20)

Askep konjungtivitis as
Askep  konjungtivitis asAskep  konjungtivitis as
Askep konjungtivitis as
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitis
 
Penyimpangan kdm kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA
Penyimpangan kdm kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA Penyimpangan kdm kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA
Penyimpangan kdm kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA
 
Mo tugas2 supriadi_471415013
Mo tugas2 supriadi_471415013Mo tugas2 supriadi_471415013
Mo tugas2 supriadi_471415013
 
Askep konjungtivitis
Askep konjungtivitisAskep konjungtivitis
Askep konjungtivitis
 
Asuhan keperawatan chf
Asuhan keperawatan chfAsuhan keperawatan chf
Asuhan keperawatan chf
 
Konjungtiva
KonjungtivaKonjungtiva
Konjungtiva
 
Anatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indraAnatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indra
 
trauma pada mata
trauma pada matatrauma pada mata
trauma pada mata
 
Sistem panca indera
Sistem panca inderaSistem panca indera
Sistem panca indera
 
Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
Conjuctivitis
ConjuctivitisConjuctivitis
Conjuctivitis
 
Anatomi fisiologi mata
Anatomi fisiologi mataAnatomi fisiologi mata
Anatomi fisiologi mata
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indra
 
Konjungtivitis gonoredan penatalaksanaannya
Konjungtivitis gonoredan penatalaksanaannyaKonjungtivitis gonoredan penatalaksanaannya
Konjungtivitis gonoredan penatalaksanaannya
 
Makalah sistem indera
Makalah sistem inderaMakalah sistem indera
Makalah sistem indera
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi mata
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Peradangan Pada Mata (Konjungtivitis)
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Peradangan Pada Mata (Konjungtivitis)Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan  Peradangan Pada Mata (Konjungtivitis)
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Peradangan Pada Mata (Konjungtivitis)
 
Makalah mata
Makalah mataMakalah mata
Makalah mata
 

Similar to Asuhan keperawatan pada pasien stomatitis

Stomatitis
StomatitisStomatitis
Stomatitis
Encepal Cere
 
Kel. 6 sar
Kel. 6 sarKel. 6 sar
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan PeriodontalDefinisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Ferdiana Agustin
 
Tugas ihlas
Tugas ihlasTugas ihlas
Tugas ihlas
Tugas ihlasTugas ihlas
penyakit gigi dan mulut prolanis.ppt
penyakit gigi dan mulut prolanis.pptpenyakit gigi dan mulut prolanis.ppt
penyakit gigi dan mulut prolanis.ppt
AnugerahNurYuhyi
 
kasus gigi
kasus gigikasus gigi
kasus gigi
eka setiyani
 
PPT Kelompok 6 DK Mandiri_Skenario 7_IKGK 6.pdf
PPT Kelompok 6 DK Mandiri_Skenario 7_IKGK 6.pdfPPT Kelompok 6 DK Mandiri_Skenario 7_IKGK 6.pdf
PPT Kelompok 6 DK Mandiri_Skenario 7_IKGK 6.pdf
AzzahraAdeliaArmando
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
pjj_kemenkes
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
pjj_kemenkes
 
Penyuluhan-Gigi-Prolanis.ppt
Penyuluhan-Gigi-Prolanis.pptPenyuluhan-Gigi-Prolanis.ppt
Penyuluhan-Gigi-Prolanis.ppt
OnnaCuPink
 
Penyakit lidah
Penyakit lidahPenyakit lidah
Penyakit lidah
CySmart Na
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Vincent Tannius
 
Pp oral
Pp oralPp oral
Pp oral
Ais Bello
 
laporan kasus SAR.pptx
laporan kasus SAR.pptxlaporan kasus SAR.pptx
laporan kasus SAR.pptx
firsharalita
 

Similar to Asuhan keperawatan pada pasien stomatitis (20)

Stomatitis
StomatitisStomatitis
Stomatitis
 
Kel. 6 sar
Kel. 6 sarKel. 6 sar
Kel. 6 sar
 
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan PeriodontalDefinisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
 
Tugas ihlas
Tugas ihlasTugas ihlas
Tugas ihlas
 
Tugas ihlas
Tugas ihlasTugas ihlas
Tugas ihlas
 
penyakit gigi dan mulut prolanis.ppt
penyakit gigi dan mulut prolanis.pptpenyakit gigi dan mulut prolanis.ppt
penyakit gigi dan mulut prolanis.ppt
 
kasus gigi
kasus gigikasus gigi
kasus gigi
 
PPT Kelompok 6 DK Mandiri_Skenario 7_IKGK 6.pdf
PPT Kelompok 6 DK Mandiri_Skenario 7_IKGK 6.pdfPPT Kelompok 6 DK Mandiri_Skenario 7_IKGK 6.pdf
PPT Kelompok 6 DK Mandiri_Skenario 7_IKGK 6.pdf
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
 
Otitis 222222222222222222 AKPER PEMDA MUN
Otitis 222222222222222222 AKPER PEMDA MUNOtitis 222222222222222222 AKPER PEMDA MUN
Otitis 222222222222222222 AKPER PEMDA MUN
 
Askep oma omk
Askep oma omkAskep oma omk
Askep oma omk
 
Penyuluhan-Gigi-Prolanis.ppt
Penyuluhan-Gigi-Prolanis.pptPenyuluhan-Gigi-Prolanis.ppt
Penyuluhan-Gigi-Prolanis.ppt
 
Penyakit lidah
Penyakit lidahPenyakit lidah
Penyakit lidah
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
 
Ibnu syah
Ibnu syahIbnu syah
Ibnu syah
 
Pp oral
Pp oralPp oral
Pp oral
 
laporan kasus SAR.pptx
laporan kasus SAR.pptxlaporan kasus SAR.pptx
laporan kasus SAR.pptx
 
Sap omsk
Sap omskSap omsk
Sap omsk
 
Digestive Tract Disorder
Digestive Tract DisorderDigestive Tract Disorder
Digestive Tract Disorder
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
DenniPratama2
 
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contohslip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
projecttomarss
 
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
Zainul Ulum
 
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
DwiSuprianto2
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
ApriyandiIyan1
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
adminguntur
 

Recently uploaded (6)

Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
 
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contohslip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
 
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
 
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
 

Asuhan keperawatan pada pasien stomatitis

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STOMATITIS OLEH : AKHSANU AMALIA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AMANAH MAKASAR TAHUN 2015
  • 2. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STOMATITIS 1. Definisi Stomatitis Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi seperti tembakau;defisiensi vitamin; infeksi oleh bakteri, virus atau jamur;atau penggunaan obat kemoterapi (Potter & Perry,2005). Stomatitis adalah imflamasi mukosa oral, yang dapat meliputi mukosa bukal (pipi) dan labial (bibir), lidah, gusi,l angit-langit dan dasar mulut. (Donna L.Wong dkk). Stomatitis merupakan infeksi umum yang bisa meluas ke mukosa bukal, bibir dan palatum (William dan wilkins, 2008). 2. Epidemiologi Stomatitis Prevalensi SAR bervariasi tergantung pada daerah populasi yang diteliti. Angka prevalensi SAR berkisar 15-25% dari populasi penduduk di seluruh dunia. Penelitian telah menemukan terjadinya SAR pada dewasa sekitar 2% di Swedia (1985), 1,9% di Spanyol (2002) dan 0,5% di Malaysia (2000). SAR tampaknya jarang terjadi di Bedouins Kuwaiti yaitu sekitar 5% dan ditemukan 0,1% pada masyarakat India di Malaysia. Namun, SAR sangat sering terjadi di Amerika Utara. Di Indonesia belum diketahui berapa prevalensi SAR di masyarakat, tetapi dari data klinik penyakit mulut di rumah sakit Ciptomangun Kusumo tahun 1988 sampai dengan 1990 dijumpai kasus SAR sebanyak 26,6%, periode 2003-2004 didapatkan prevalensi SAR dari 101 pasien terdapat kasus SAR 17,3%. 3. Klasifikasi Stomatitis Ada beberapa klasifikasi stomatitis, yaitu: a. Mycotic stomatitis Mycotic stomatitis adalah stomatitis yang disebabkan oleh adanya infeksi mulut atau rongga mulut oleh jamur Candida. Mycotic stomatitis, disebabkan oleh pertumbuhan Candida albicans , yang merupakan penyebab stomatitis yang luar biasa pada anjing dan kucing. Hal ini ditandai dengan adanya bercak putih kekuningan pada lidah atau membran mukosa. Mycotic stomatitis biasanya dihubungkan dengan penyakit mulut yang lain, penggunaan terapi antibiotik yang lama, atau pemberian immunosuppression. Pada mycotic stomatitis sering kali pada jaringan terjadi kemerahan dan timbul ulsor di bagian rongga mulut. b. Gingivostomatitis Gingivostomatitis merupakan infeksi virus pada gusi dan bagian mulut lainnya, yang menimbulkan nyeri. Gusi tampak berwarna merah terang dan terdapat banyak luka terbuka yang berwarna putih atau kuning di dalam mulut. c. Denture stomatitis atau Chronic stomatitis Denture stomatitis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan perubahan-perubahan patologik pada mukosa penyangga gigi tiruan di dalam rongga mulut. Perubahan-perubahan
  • 3. tersebut ditandai dengan adanya eritema di bawah gigi tiruan lengkap atau sebagian baik di rahang atas maupun di rahang bawah. Budtz-Jorgensenl mengemukakan bahwa denture stomatitis dapat disebabkan oleh bermacam- macam faktor yaitu: trauma, infeksi, pemakaian gigi tiruan yang terus-menerus, oral hygiene jelek, alergi, dan gangguan faktor sistemik. Oleh karena itu, gambaran klinis maupun gambaran histopatologis juga bervariasi, sehingga perawatannyapun perlu dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kemungkinan penyebabnya. d. Aphthous stomatitis Apthous stomatitis (sariawan) adalah stomatitis yang paling umum sering terjadi. Sariawan ini adalah jenis ulkus yang sangat nyeri pada jaringan lunak mulut, bibir, lidah, pipi bagian dalam, pharing, dan langit-langit mulut halus. 4. Etiologi Stomatitis Etiologi yang berasal dari keadaan dalam mulut seperti : a. Kebersihan mulut yang kurang Kebersihan mulut berhubungan dengan keadaan gigi pasien. Apabila higiene gigi pasien buruk, sering dapat menjadi penyebab timbulnya sariawan yang berulang. b. Makanan atau minuman yang panas dan pedas Makanan atau minuman yang pedas atau panas dapat berpengaruh terhadap mukosa yang ada didalam mulut yang berfungsi sebagai alat pertahanan dalam melawan infrksi. Selain itu, juga bserpengaruh terhadap bermacam-macam kuman yang merupakan bagian daripada “flora mulut” dan tidak menimbulkan gangguan apapun dan disebut apatogen. Daya tahan mulut dapat menurun karena termik. Jika daya tahan mulut atau tubuh menurun, maka kuman-kuman yang apatogen itu menjadi patogen dan menimbulkan gangguan atau menyebabkan berbagai penyakit/infeksi. c. Luka pada bibir akibat tergigit/benturan. bisa terjadi karena bekas dari tergigit itu bisa menimbulkan ulsersehingga dapat mengakibatkan stomatitis aphtosa. d. Infeksi jamur namun biasanya hal ini dihubungkan dengan penurunan sistem pertahanan tubuh (imuno). Berasal dari kadar imunoglobin abnormal. 5. Faktor Resiko Stomatitis Hingga saat kini, penyebab dari stomatitis atau sariawan belum dapat dipastikan, tetapi ada faktor-faktor yang diduga kuat menjadi pemicu atau pencetus terjadinya stomatitis. Beberapa diantaranya adalah: 1. Trauma 2. Defesiensi Nutrisi
  • 4. 3. Alergi dan Sensifitas 4. Obat-obatan 5. Penyakit Sistemik 6. Merokok 7. Stress 8. Gangguan Hormonal 9. Gangguan Imunologi 10. Penggunaan gigi tiruan yang tidak pas atau ada bagian dari gigi tiruan yang mengiritasi jaringan lunak. 11. Genetik 6. Patofisiologi Tubuh manusia memiliki pertahanan tubuh alamiah yaitu sistem laktoperoksidase (LP-system) yang mampu mempertahankan tubuh terhadap serangan infeksi mikroorganisme. Sistem laktoperoksidase (LP-system) terdapat pada saliva atau ludah manusia. LP system mempertahankan tubuh dengan cara berfungsi sebagai bakteriostatis terhadap bakteri mulut dan bakteriosid terhadap bakteri (Rensburg:1995). Bakteri di dalam mulut dapat berkembang biak tidak terkontrol karena sistem laktoperoksidase yang merupakan pertahanan alami dalam saliva umumnya rusak. Hal ini dikarenakan seringnya mengonsumsi makanan yang mengandung zat-zat kimia (perasa, pewarna, pengawet) bahkan yang memakai zat pembasmi hama/antiseptik dan makanan panas atau pedas. Pemakaian antiseptik pada obat kumur atau pasta gigi juga dapat merusakkan LP system, sebab antiseptik ini bersifat bakteriosid sehingga dapat membunuh semua bakteri yang berada di dalam rongga mulut, yang dapat mengakibatkan sekitar mukosa mulut menjadi rusak kemudian menghasilkan ulserasi local. 7. Tanda dan Gejala Stomatitis Awalnya timbul rasa sedikit gatal atau seperti terbakar pada 1 sampai 2 hari di daerah yang akan menjadi sariawan. Rasa ini timbul sebelum luka dapat terlihat di rongga mulut. Sariawan dimulai dengan adanya luka seperti melepuh di jaringan mulut yang terkena berbentuk bulat atau oval. Setelah beberapa hari, luka seperti melepuh tersebut pecah dan menjadi berwarna putih ditengahnya, dibatasi dengan daerah kemerahan. Bila berkontak dengan makanan dengan rasa yang tajam seperti pedas atau asam, daerah ini akan terasa sakit dan perih, dan aliran saliva (air liur) menjadi meningkat. Manifestasi klinis dari stomatitis secara umum yaitu: a. Masa prodromal atau penyakit 1 – 24 jam Hipersensitive dan perasaan seperti terbakar b. Stadium Pre Ulcerasi
  • 5. Adanya udema / pembengkangkan setempat dengan terbentuknya makula pavula serta terjadi peninggian 1- 3 hari c. Stadium Ulcerasi Pada stadium ini timbul rasa sakit terjadi nekrosis ditengah-tengahnya, batas sisinya merah dan udema tonsilasi ini bertahan lama 1 – 16 hari. Masa penyembuhan ini untuk tiap-tiap individu berbeda yaitu 1 – 5 minggu. 8. Komplikasi Stomatitis jarang menyebabkan komplikasi yang serius namun dapat terjadi infeksi luas di daerah bibir dan rongga mulut seperti abses dan radang. Dampak gangguan pada kebutuhan dasar manusia, yaitu: 1. Pola nutrisi : nafsu makan menjadi berkurang, pola makan menjadi tidak teratur 2. Pola aktivitas : kemampuan untuk berkomunikasi menjadi sulit 3. Pola Hygiene : kurang menjaga kebersihan mulut 4. Terganggunya rasa nyaman : biasanya yang sering dijumpai adalah perih. Ada beberapa komplikasi yang diakibatkan oleh penatalaksanaan medis yaitu: Komplikasi yang dapat timbula akibat penatalaksanaan medis diantaranya sebagai berikut: 1. Komplikasi akibat kemoterapi Mukosa mulut akan menjadi tereksaserbasi ketika agen kemoterapik yang menghasilkan toksisitas mukosa diberikan dalam dosis yang tinggi atau berkombinasi dengan ionisasai penyinaran radiasi. 2. Komplikasi akibat radiasi Penyinaran lokal pada kepala dan leher tidak hanya menyebabkan perubahan histologis dan fisiologis pada mukosa oral yang disebabkan oleh terapi sitotoksik, tetapi juga menghasilkan gangguan struktural dan fungsional pada jaringan pendukung termasuk glandula saliva dan tulang. Dosis tinggi radiasi pada tulang yang berhubungan dengan gigi menyebabkan hipoksia, berkurangnya suplai darah ke tulang, hancurnya tulang bersamaan dengan terbukanya tulang, infeksi, dan nekrosis. 3. Komplikasi oral a. Mukositis b. Infeksi Mukolitis c. Xerrostomia 9. Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan medis untuk mengatasi stomatitis adalah sebagai berikut: 1. Hindari makanan yang semakin memperburuk kondisi seperti cabai 2. Sembuhkan penyakit atau keadaan yang mendasarinya 3. Pelihara kebersihan mulut dan gigi serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama makanan yang mengandung vitamin 12 dan zat besi
  • 6. 4. Hindari stress 5. Pemberian Atibiotik 10. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau kumur sedangkan diagnosis pasti dengan menggunakan biopsi. b. Pemeriksaan laboratorium : 1) WBC menurun pada stomatitis sekunder 2) Pemeriksaan kultur virus: cairan vesikel dari herpes simplek stomatitis 3) Pemeriksaan cultur bakteri: eksudat untuk membentuk vincent’s stomatitis 11. Pencegahan Cara mencegah penyakit ini dengan mengetahui penyebabnya, apabila kita mengetahui penyebabnya diharapkan kepada kita untuk menghindari timbulnya sariawan ini diantaranya dengan : 1. Menjaga kebersihan mulut 2. Mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12, vitamin C dan zat besi 3. Menghadapi stress dengan efektif 4. Menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit makananMenghindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin 5. Menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada rongga mulut. ASUHAN KEPERAWATAN STOMATITIS Pengkajian a. Identitas (Data Biografi) Stomatitis dapat menyerang semua umur, mayoritas antara 20-40 tahun lebih cenderung pada wanita, kelompok sosial ekonomi tinggi, penderita stres, atau mempunyai riwayat sariawan pada keluarga. b. Riwayat Kesehatan 1. Keluhan utama Keluhan utama yang muncul pada klien stomatitis adalah nyeri Karen mukosaoral mengalami peradangan, bibir pecah-pecah 2. Riwayat kesehatan sekarang
  • 7. Stomatitis bisa terjadi pada seseorang karena kebersihan mulut yang buruk, intoleransi dengan pasta gigi, penyakit yang beresiko menimbulkan stomatitis, misalnya faringitis, panas dalam, mengkonsumsi makanan yang berlemak , kurang vitamin C, vitamin B12 dan mineral. 3. Riwayat penyakit dahulu Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun sehingga lebih mudah terkena stomatitis, atau memang pernah menderita penyakit yang sama atau penyakit oral lainnya 4. Riwayat penyakit keluarga. Kaji apakah ada riwayat penyakit keluarga yang bisa menyebabkan terjadinya stomatitis. Karena ada juga teori yang menyebutkan bahwa penyebab utama dari SAR (Stomatitis Aftosa Rekuren) atau sariawan adalah keturunan. Dan berdasarkan hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang orang tuanya menderita SAR lebih rentan untuk mengalami SAR juga. 5. Pengkajian Psikososial Kaji apakah keluarga tidak memperhatikan kebersihan mulut dan tempat bermain anak di lingkungan kumuh atau tidak. Kaji juga stres, gaya hidup (alkohol, perokok) serta kaji fungsi dan penampilan dari rongga mulut terhadap body image dan sex. 6. Pengkajian lingkungan rumah dan komunitas Kaji lingkungan yang panas, dan sanitasi yang buruk. 7. Riwayat nutrisi Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C, vitamin B12, mineral, dan zat besi serta pola makan yang buruk, misalnya hanya mengkonsumsi karbohidrat dan protein saja. 8. Riwayat pertumbuhan perkembangan a. Pasien yang menderita stomatitis akan lebih lama sembuhnya dikarenakan kondisi fisik yang lemah sebagai akibat intake nutrisi yang kurang (energi/kalori yang diperlukan tidak mencukupi dalam proses penyembuhan). b. Penurunan berat badan, biasanya pasien yang menderita stomatitis mengalami penurunan berat badan karena intake nutrisi yang kurang. 4.2 Diagnosa Keperawatan a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan membran mukosa oral b. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan mucosa oral, penurunan keinginan untuk makan akibat rasa nyeri di mukosa mulut c. Perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan proses peradangan (inflamasi) d. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan nyeri di mukosa mulut
  • 8. 4.3 Intervensi Keperawatan No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional 1Nyeri berhubungan dengan kerusakan membran mukosa oral Tujuan: Setelah dilakukan tindakan nyeri dapat berkurang atau hilang Kriteria Hasil 1. Hilangnya rasa sakit dan perih di mukosa mulu 2. Lesi berkurang dan berangsur sembuh 3. Membran mukosa oral lembab 4. Tidak bengkak dan hiperemi 5. Suhu badan normal 1. Kaji tingkat nyeri 2. Berikan makanan yang tidak merangsang, seperti makanan yang mengandung zat kimia 3. Menghindari makanan yang terlalu panas dan terlalu dingin 4. Menghindari pasta gigi yang merangsang 5. Menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigitmakanan 6. Kolaborasi pemberian analgesic dan kortikosteroid 7. Beri penjelasan tentang faktor penyebab 8. Beri penjelasan keluarga terhadap pentingnya kebersihan oral 9. Menganjurkan klien untuk memperbanyak mengkonsumsi buah dan sayuran terutama vitamin B12, Vitamin C dan zat Besi 1. Mengetahui skala tingkat nyeri yang dialami pasien. 2. Makanan yang merangsang dapat menimbulkan nyeri 3. Makanan yang terlalu panas dan terlalu dingin, dapat menyebabkan nyeri/nyilu 4. pasta gigi yang merangsang dapat menimbulkan nyeri di bagian yang sariawan 5. agar luka tidak tergesek oleh benda atau makanan yang dapat memperparah luka 6. Analgesic dan kotikosteroid dapat mengurangi rasa nyeri untuk mengurangi peradangan 7. Jika klien mengetahui factor penyebab maka klien dapat mencegah hal tersebut terjadi kembali. 8. Keluarga pasien mengetahui akan pentingnya kebersihan oral sehingga tidak terjadi stomatitis terjadi kembali 9. Sayuran, Vitamin B 12, Vitamin C dan zat besi dapat mencegah terjadinya sariawan dan nutrisi yang meningkat akan mempercepat proses penyembuhan 2 Perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan proses peradangan (inflamasi) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan mukosa oral kembali normal dan lesi berangsur sembuh 1. Pantau aktivitas klien, cegah hal-hal yang bisa memicu terjadinya stomatitis 2. Kaji adanya komplikasi akibat 1. Mencegah terjadinya stomatitis atau membuat semakin parah 2. Stomatitis bisa
  • 9. Kriteria Hasil 1. Mukosa oral kembali normal (tidak bengkak dan hiperemi) 2. Lesi berkurang dan berangsur sembuh 3. Membran mukosa oral lembab kerusakan membran mukosa oral 3. Kolaborasi pemberian antibiotik dan obat kumur 4. Menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkanreaksi alergi pada rongga mulut 5. Ajarkan oral hygene yang baik mengakibatkan komplikasi yang lebih parah jika tidak segera ditangani 3. Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi dan obat kumur bisa menghilangkan kuman-kuman di mulut sehingga bisa mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut 4. Reaksi alergi bisa menimbulkan infeksi 5. Oral hygine yang baik dapat mencegah timbulnya stomatitis 3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan mucosa oral, penurunan keinginan untuk makan akibat rasa nyeri di mukosa mulut Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan nafsu makan timbul kembali dan statusnutrisi terpenuhi Kriteria Hasil: 1. Status nutrisi terpenuhi 2. Nafsu makan klien timbul kembali 3. Berat badan normal 1. Kaji status nutrisi pasien 2. Beri nutrisi dalam keadaan lunak, porsi sedikit tapi sering 3. Pantau berat badan tiap hari 4. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi 5. Berikan informasi tentang zat-zat makanan yang sangat penting bagi keseimbangan metabolisme tubuh 1. Untuk mengetahui status nutrisi pasien 2. Makanan yang lunak meminimalkan kerja mulut dalam mengunyah makanan 3. Mengevaluasi berat badan yang menurun ataupun meningkat, nutrisi meningkat akan meningkatkan berat badan 4. Adanya kalori (sumber energi) akan mempercepat proses penyembuhan 5. Dengan memberikan informasi maka klien akan mengetahui bagaimana cara untuk tetap memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisinya setiap hari agar proses penyembuhan berjalan dengan cepat 4 Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan nyeri di mukosa mulut, adanya kerusakan di mukosa oral akibat penyakit Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan gangguan komunikasi verbal berangsur membaik dan dapat 1. Kaji warna, ukuran, bau, tekstur luka pada rongga oral pasien. 2. Kaji kemampuan pasien dalam berkomunikasi. 1. mengetahui tingkat keparahan luka yang dialami pasien 2. mengetahui kemampuan pasien
  • 10. teratasi Kriteria Hasil: 1. Klien sudah dapat berkomunikasi dengan orang lain 2. Klien mau bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain 3. Klien mengalami peningkatan harga diri dan konsep diri 3. Ajak pasien ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan. 4. Libatkan keluarga dalam setiap kegiatan pasien. 5. Diskusikan dengan tim kesehatan lain mengenai tindakan selanjutnya 6. Berikan kondisi lingkungan yang nyaman untuk klien 7. Pemberian analgesic dan kortikosteroid 8. Beri penjelasan dan pengetahuan mengenai penyakitnya 9. Dorong klien untuk ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan dalam berkomunikasi. 3. membiasakan pasien dengan penyakit yang dialami. 4. keluarga sangat dekat dengan pasien. 5. menentukan tindakan selanjutnya yang akan diberikan pada pasien 6. Lingkungan yang nyaman akan membuat klien aktif dalam beraktifitas 7. Analgesic dapat mengurangi rasa nyeri dan kortikosteroid dapar mencegah peradangan akibat kerusakan membran mukosa 8. Agar klien dapat mengetahui yang menjadi pentebab dari penyakitnya sehingga klien dapat mencegahnya 9. Dengan mengikuti kegiatan akan mudah untuk beradaptasi dengan kondisi sekitar sehingga bisa mengurangi stres
  • 11. 4.4 Implementasi No Hari/ Tanggal DX Jam Implementasi 1. 1 1. mengkaji tingkat nyeri 2. Berikan makanan yang tidak merangsang, seperti makanan yang mengandung zat kimia 3. Menghindari makanan yang terlalu panas dan terlalu dingin 4. Menghindari pasta gigi yang merangsang 5. Menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigitmakanan 6. Kolaborasi pemberian analgesic dan kortikosteroid 7. Beri penjelasan tentang faktor penyebab 8. Beri penjelasan keluarga terhadap pentingnya kebersihan oral 9. Menganjurkan klien untuk memperbanyak mengkonsumsi buah dan sayuran terutama vitamin B12, Vitamin C dan zat Besi 2. 2 1. Pantau aktivitas klien, cegah hal-hal yang bisa memicu terjadinya stomatitis 2. Kaji adanya komplikasi akibat kerusakan membran mukosa oral 3. Kolaborasi pemberian antibiotik dan obat kumur 4. Menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkanreaksi alergi pada rongga mulut 5. Ajarkan oral hygene yang baik 3. 3 1. Kaji status nutrisi pasien 2. Beri nutrisi dalam keadaan lunak, porsi sedikit tapi sering 3. Pantau berat badan tiap hari 4. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi 5. Berikan informasi tentang zat-zat makanan yang sangat penting bagi keseimbangan metabolisme tubuh 4. 4 1. Kaji warna, ukuran, bau, tekstur luka pada rongga oral pasien. 2. Kaji kemampuan pasien dalam berkomunikasi. 3. Ajak pasien ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan. 4. Libatkan keluarga dalam setiap kegiatan pasien. 5. Diskusikan dengan tim kesehatan lain mengenai tindakan selanjutnya 6. Berikan kondisi lingkungan yang nyaman untuk klien 7. Pemberian analgesic dan kortikosteroid 8. Beri penjelasan dan pengetahuan mengenai penyakitnya 9. Dorong klien untuk ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan 4.5 Evaluasi No Hari/Tanggal DX Jam Evaluasi 1. 1 S: Pasien berkata, “Sus, sariawan di mulut saya sudah mulai mengecil dan nyeri pada mulut saya sudah berkurang.” O: Bengkak pada mukosa oral pasien sudah mengecil dengan diameter kurang dari ½ cm A: Masalah pasien teratasi sebagian. P : Pertahankan dan lanjutkan intervensi.