Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan harga diri rendah, meliputi penjelasan konsep harga diri rendah, proses keperawatan yang dilakukan terhadap pasien dan keluarga, serta latihan-latihan yang diberikan untuk meningkatkan harga diri pasien.
Model konseptual Betty Neuman menyatakan bahwa manusia adalah sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan. Teori ini menekankan pada empat konsep sentral yaitu manusia, lingkungan, keperawatan, dan kesehatan. Teori ini digunakan untuk menganalisis kasus seorang ibu yang mengalami stres akibat keguguran dan memberikan intervensi seperti relaksasi dan dukungan sosial untuk mengurangi stresnya.
Perawatan paliatif bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan meringankan rasa sakit dan penderitaan lainnya, serta memberikan dukungan spiritual dan psikososial sejak diagnosis sampai akhir hayat. Tim perawatan paliatif terdiri dari dokter, perawat, terapis, petugas sosial medis, rohaniawan, relawan, dan anggota keluarga yang bekerja sama untuk merencanakan tujuan perawatan jangka pendek guna
1. Dokumen tersebut membahas tentang peran perawat dalam perawatan paliatif, meliputi penilaian fisik dan psikologis serta langkah-langkah perawatan paliatif. Tujuan perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengatasi berbagai gejala seperti nyeri, kelelahan, dan sesak nafas.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL DAN MENJELANG AJALpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan penyakit terminal dan menjelang ajal. Terdapat penjelasan mengenai konsep penyakit terminal, jenis penyakit terminal, kehilangan dan berduka, faktor yang mempengaruhi berduka, gejala berduka, pengkajian kehilangan dan berduka. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya perawat dalam merawat dan mendukung klien serta keluarganya selama proses ke
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Model konseptual Betty Neuman menyatakan bahwa manusia adalah sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan. Teori ini menekankan pada empat konsep sentral yaitu manusia, lingkungan, keperawatan, dan kesehatan. Teori ini digunakan untuk menganalisis kasus seorang ibu yang mengalami stres akibat keguguran dan memberikan intervensi seperti relaksasi dan dukungan sosial untuk mengurangi stresnya.
Perawatan paliatif bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan meringankan rasa sakit dan penderitaan lainnya, serta memberikan dukungan spiritual dan psikososial sejak diagnosis sampai akhir hayat. Tim perawatan paliatif terdiri dari dokter, perawat, terapis, petugas sosial medis, rohaniawan, relawan, dan anggota keluarga yang bekerja sama untuk merencanakan tujuan perawatan jangka pendek guna
1. Dokumen tersebut membahas tentang peran perawat dalam perawatan paliatif, meliputi penilaian fisik dan psikologis serta langkah-langkah perawatan paliatif. Tujuan perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengatasi berbagai gejala seperti nyeri, kelelahan, dan sesak nafas.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL DAN MENJELANG AJALpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan penyakit terminal dan menjelang ajal. Terdapat penjelasan mengenai konsep penyakit terminal, jenis penyakit terminal, kehilangan dan berduka, faktor yang mempengaruhi berduka, gejala berduka, pengkajian kehilangan dan berduka. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya perawat dalam merawat dan mendukung klien serta keluarganya selama proses ke
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kebutuhan harga diri menurut teori Maslow. Kebutuhan harga diri merupakan kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain serta kemampuan untuk menghargai diri sendiri. Faktor-faktor seperti penolakan orang tua dan kegagalan berulang dapat mempengaruhi tingkat harga diri seseorang.
Dokumen tersebut membahas tentang falsafah keperawatan yang mencakup pengertian, keyakinan yang harus dimiliki perawat, paradigma keperawatan, unsur-unsurnya, perkembangan ilmu keperawatan sebagai ilmu, dan kode etik keperawatan Indonesia."
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Yabniel Lit Jingga
Dokumen ini membahas metode Need dan Douglas untuk menghitung kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit berdasarkan klasifikasi pasien menjadi 3 kategori: minimal, parsial, dan total. Metode Douglas menetapkan standar waktu perawatan untuk setiap kategori dan menghitung jumlah perawat yang dibutuhkan untuk setiap shift berdasarkan jumlah pasien. Contoh kasus menunjukkan cara menghitung jumlah perawat pagi, sore, dan malam
Dokumen ini membahas tentang pengertian, tujuan, dan manfaat dokumentasi keperawatan. Dokumentasi keperawatan adalah pengumpulan, penyimpanan, dan diseminasi informasi penting tentang pasien untuk memfasilitasi perawatan berkualitas, memastikan kemajuan pasien, dan memfasilitasi komunikasi antar disiplin. Dokumentasi keperawatan bermanfaat untuk hukum, jaminan mutu, komunikasi, keuangan, pendidikan, penelitian,
Dokumen tersebut membahas tentang keperawatan keluarga, meliputi pengertian keluarga, ciri-ciri keluarga Indonesia, tipe keluarga tradisional dan non-tradisional, peranan dan fungsi keluarga dalam masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang berfikir kritis dalam keperawatan. Definisi berfikir kritis adalah proses mengevaluasi informasi untuk membuat penilaian berdasarkan pengetahuan dan pengalaman. Berfikir kritis merupakan komponen penting dalam keperawatan karena menuntut pendekatan holistik dalam pemecahan masalah. Terdapat beberapa model dan bentuk berfikir kritis serta faktor yang mempengaruhinya. Berfikir kritis diter
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan komunitas pada agregat dewasa pria. Pembahasan meliputi overview tumbuh kembang dewasa pria, permasalahan kesehatan penyakit kronik seperti kardiovaskular dan kanker, proses asuhan keperawatan komunitas, serta program dan analisis kesehatan pada dewasa pria. Tujuannya adalah meningkatkan kesehatan komunitas agregat dewasa pria.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kebutuhan harga diri menurut teori Maslow. Kebutuhan harga diri merupakan kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain serta kemampuan untuk menghargai diri sendiri. Faktor-faktor seperti penolakan orang tua dan kegagalan berulang dapat mempengaruhi tingkat harga diri seseorang.
Dokumen tersebut membahas tentang falsafah keperawatan yang mencakup pengertian, keyakinan yang harus dimiliki perawat, paradigma keperawatan, unsur-unsurnya, perkembangan ilmu keperawatan sebagai ilmu, dan kode etik keperawatan Indonesia."
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Yabniel Lit Jingga
Dokumen ini membahas metode Need dan Douglas untuk menghitung kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit berdasarkan klasifikasi pasien menjadi 3 kategori: minimal, parsial, dan total. Metode Douglas menetapkan standar waktu perawatan untuk setiap kategori dan menghitung jumlah perawat yang dibutuhkan untuk setiap shift berdasarkan jumlah pasien. Contoh kasus menunjukkan cara menghitung jumlah perawat pagi, sore, dan malam
Dokumen ini membahas tentang pengertian, tujuan, dan manfaat dokumentasi keperawatan. Dokumentasi keperawatan adalah pengumpulan, penyimpanan, dan diseminasi informasi penting tentang pasien untuk memfasilitasi perawatan berkualitas, memastikan kemajuan pasien, dan memfasilitasi komunikasi antar disiplin. Dokumentasi keperawatan bermanfaat untuk hukum, jaminan mutu, komunikasi, keuangan, pendidikan, penelitian,
Dokumen tersebut membahas tentang keperawatan keluarga, meliputi pengertian keluarga, ciri-ciri keluarga Indonesia, tipe keluarga tradisional dan non-tradisional, peranan dan fungsi keluarga dalam masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang berfikir kritis dalam keperawatan. Definisi berfikir kritis adalah proses mengevaluasi informasi untuk membuat penilaian berdasarkan pengetahuan dan pengalaman. Berfikir kritis merupakan komponen penting dalam keperawatan karena menuntut pendekatan holistik dalam pemecahan masalah. Terdapat beberapa model dan bentuk berfikir kritis serta faktor yang mempengaruhinya. Berfikir kritis diter
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan komunitas pada agregat dewasa pria. Pembahasan meliputi overview tumbuh kembang dewasa pria, permasalahan kesehatan penyakit kronik seperti kardiovaskular dan kanker, proses asuhan keperawatan komunitas, serta program dan analisis kesehatan pada dewasa pria. Tujuannya adalah meningkatkan kesehatan komunitas agregat dewasa pria.
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah. Terdapat rencana untuk membantu pasien meningkatkan harga dirinya dengan mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki, melatih kegiatan baru, dan evaluasi berkala. Keluarga juga dibantu untuk dapat merawat dan mendukung pasien di rumah.
Laporan ini membahas masalah perilaku kekerasan dan gangguan harga diri rendah. Perilaku kekerasan didefinisikan sebagai perilaku maladaptif dalam memanifestasikan perasaan marah secara fisik atau verbal. Gangguan harga diri rendah dapat menyebabkan perilaku kekerasan. Diagnosa keperawatan yang diberikan adalah perilaku kekerasan dan gangguan harga diri rendah. Rencana tindakan mencakup membantu klien mengidentifikasi penyebab, t
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanYusuf Saktian
Laporan ini membahas masalah perilaku kekerasan dan gangguan harga diri rendah. Perilaku kekerasan didefinisikan sebagai perilaku maladaptif dalam memanifestasikan perasaan marah yang dapat berupa mencederai diri, menganiaya orang lain, atau merusak lingkungan. Gangguan harga diri rendah dapat menyebabkan perilaku kekerasan dan ditandai dengan perasaan negatif terhadap diri, kehilangan percaya diri, dan rasa malu. Diagnosa keperaw
Panduan ini memberikan panduan praktik laboratorium tentang kebutuhan dasar manusia II yang mencakup aspek psikososial, penyakit terminal, dan menjelang ajal. Panduan ini terdiri dari dua kegiatan belajar yaitu praktik pemenuhan kebutuhan psikososial dan praktik perawatan jenazah.
Masalah utama dokumen ini adalah harga diri rendah. Harga diri rendah terjadi ketika seseorang menolak dirinya sendiri dan tidak bertanggung jawab atas kehidupannya. Faktor-faktor seperti penolakan orang tua, kegagalan berulang, dan kehilangan kasih sayang dapat memengaruhi harga diri seseorang. Diagnosa keperawatan yang diidentifikasi meliputi resiko isolasi sosial dan gangguan konsep diri berupa harga di
Dokumen tersebut membahas laporan pendahuluan keperawatan jiwa mengenai perubahan proses pikiran berupa waham. Laporan ini menjelaskan pengertian, penyebab, gejala, akibat, dan rencana tindakan keperawatan untuk menangani masalah tersebut seperti meningkatkan hubungan saling percaya, menghadirkan realitas, serta meningkatkan harga diri dan kemampuan klien.
Dokumen tersebut membahas tentang tahapan keperawatan keluarga mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Tahap perencanaan meliputi penentuan sasaran, tujuan, pendekatan dan tindakan. Tahap pelaksanaan mencakup stimulasi kesadaran keluarga dan bantuan untuk menciptakan lingkungan sehat. Tahap evaluasi digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan dengan membandingkan hasil sebenarnya den
Proses keperawatan terdiri dari 5 komponen utama yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Komponen-komponen ini berfungsi untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien, merencanakan intervensi, melaksanakan rencana, serta mengevaluasi hasil yang dicapai.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan keluarga yang mencakup tujuan umum dan khusus asuhan, sasaran keluarga, persiapan pemberian asuhan, model dan tahapan pengkajian, diagnosa, prioritas masalah, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan keluarga.
Standar praktek dan sistem pendidikan keperawatan (2nd meeting)Ade Rahman
Dokumen tersebut membahas tentang standar praktik dan sistem pendidikan keperawatan. Terdiri dari tiga bagian utama yaitu fokus praktik keperawatan, lingkup kewenangan perawat, dan nilai-nilai profesional praktik keperawatan. Fokus praktik keperawatan meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, pemulihan kesehatan, dan perawatan menjelang ajal. Lingkup kewenangan
Dokumen tersebut membahas tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian terhadap klien gangguan jiwa, meliputi sikap, ekspresi, reaksi, dan interaksi klien selama proses wawancara. Dokumen juga menjelaskan pendekatan dan teknik yang tepat dalam melakukan pengkajian, seperti menciptakan suasana yang nyaman, menghindari pertanyaan yang menghakimi, serta memberikan kesempatan bagi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Konseling diperlukan untuk mengurangi beban psikis pasien kusta dan keluarganya akibat stigma serta mendorong pengobatan awal. Lay konselor dapat memberikan informasi akurat tentang penyakit, mendukung pasien, dan merujuk mereka yang membutuhkan bantuan profesional.
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...ZulfiaIbrahim1
DOKUMEN INI MEMBAHAS TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA YANG MENJELASKAN JENIS PENYAKIT PAK DAN PAHK MENURUT PERPRES NO.7 TAHUN 2019 YAITU: pajanan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan;
(kimia, fisika, biologi dan penyakit infeksi atau parasit), berdasarkan sistem target organ; (penyakit saluran pernapasan,
penyakit kulit, gangguan otot dan kerangka, gangguan mental
dan prilaku) kanker akibat kerja; dan spesifik lainny
2. Apa yang Anda pikirkan tentang gambar ini???
http://www.chaffey.edu/purchasing/purchasing/self%20confidence.gif
3. Harga diri rendah merupakan salah satu kondisi yang
sering dialami oleh pasien gangguan jiwa. Harga diri
rendah dapat menghambat individu dalam menjalankan
aktivitas kehidupan sehari-harinya.
Asuhan keperawatan harga diri rendah dilakukan agar
pasien dapat meningkatkan harga dirinya, dan keluarga
mempunyai kemampuan merawat pasien harga diri
rendah di rumah dan lingkungan sekitarnya.
4. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU):
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta
mampu melakukan asuhan keperawatan harga
diri rendah
5. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK):
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan konsep harga diri rendah
2. Menguraikan langkah-langkah proses keperawatan harga diri rendah:
a. Melakukan pengkajian harga diri rendah
b. Menetapkan diagnosis keperawatan harga diri rendah
c. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien harga diri rendah
d. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien harga diri rendah
e. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien
harga diri rendah
f. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien harga diri rendah
3. Mempraktikkan asuhan keperawatan harga diri rendah
6. Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak
berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi
negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Harga diri rendah kronik merupakan evaluasi diri negatif
yang berkepanjangan/ perasaan tentang diri atau
kemampuan diri (Herdman, 2012).
Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi
tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai
masalah kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa.
8. Lanjutan.....
Faktor Psikologis
• Penolakan dan harapan orang tua yang tidak realistis
• Kegagalan berulang
• Kurang mempunyai tanggungjawab personal
• Ketergantungan pada orang lain
• Ideal diri yang tidak realistis
• Penilaian negatif pasien terhadap gambaran diri, krisis
identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang tidak realistis
• Pengaruh penilaian internal individu.
9. Lanjutan.......
Faktor Sosial Budaya
• Penilaian negatif dari lingkungan terhadap pasien yang
mempengaruhi penilaian pasien
• Sosial ekonomi rendah
• Riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh
kembang anak
• Tingkat pendidikan rendah.
10. Trauma: penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
Ketegangan peran: berhubungan dengan peran atau posisi
yang diharapkan dan individu mengalaminya sebagai
frustasi.
• Transisi peran perkembangan
• Transisi peran situasi
• Transisi peran sehat-sakit
11. Subjektif:
Pasien mengungkapkan tentang:
• Hal negatif diri sendiri atau orang lain
• Perasaan tidak mampu
• Pandangan hidup yang pesimis
• Penolakan terhadap kemampuan diri
Objektif:
• Penurunan produktivitas
• Tidak berani menatap lawan bicara
• Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
• Bicara lambat dengan nada suara lemah
http://www.hevanet.com/elart/LINK%20IMAGES/selfesteem.gif
12.
13. Wawancara :
Bagaimana pandangan/ penilaian Anda tentang diri sendiri?
Bagaimana penilaian Anda terhadap diri sendiri
mempengaruhi hubungan Anda dengan orang lain?
Apa yang menjadi harapan Anda?
Apa saja harapan yang telah Anda tercapai?
Apa saja harapan yang belum berhasil Anda capai?
Apa upaya yang Anda lakukan untuk mencapai harapan yang belum terpenuhi?
15. Data : Pasien mengatakan merasa hidupnya tidak berguna dan tidak berarti, merasa
tidak memiliki kemampuan apapun, kontak mata kurang, tidak berani menatap
lawan bicara, lebih banyak menundukkan kepala pada saat berinteraksi, bicara
lambat dengan nada suara lemah.
Dokumentasikan dalam kartu berobat pasien di Puskesmas
18. KELUARGA
PASIEN
Pertemuan I dengan Keluarga
• Perawat menemui
keluarga :
- Identifikasi masalah yang
dialami pasien dan
keluarga
- Identifikasi kemampuan
keluarga dalam merawat
harga diri rendah
• Perawat menemui pasien
Perawat menemui pasien :
•Lakukan pengkajian
•Latih cara untuk mengatasi
harga diri rendah yang dialami
pasien.
Pertemuan II dengan Keluarga
Perawat kembali menemui
keluarga :
• Latih keluarga untuk merawat
harga diri rendah
• Sampaikan hasil tindakan yang
telah dilakukan terhadap pasien
• Diskusikan hal yang perlu
keluarga lakukan, yaitu
memantau jadual kegiatan
pasien dan memberi pujian
Kunjungan Rumah
19. Tujuan
Pasien mampu:
• Membina hubungan saling percaya
• Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
• Menilai kemampuan yang dapat digunakan
• Menetapkan/ memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
• Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
• Merencanakan kegiatan yang telah dilatihnya.
20. Bina hubungan saling percaya:
• Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien.
• Perkenalkan diri dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang
perawat sukai, tanyakan nama dan nama panggilan pasien yang disukai.
• Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini.
• Buat kontrak asuhan: apa yang akan perawat lakukan
bersama pasien, berapa lama akan dikerjakan, dan
tempatnya dimana.
• Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi
yang diperoleh untuk kepentingan terapi.
• Tunjukkan sikap empati terhadap pasien.
• Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan.
21. Identifikasi kemampuan dan aspek positif
yang masih dimiliki pasien :
• Diskusikan kemampuan melakukan
kegiatan dan aspek positif pasien
(buat daftar kegiatan)
• Beri pujian yang realistik dan hindarkan
memberikan penilaian yang negatif setiap kali
bertemu dengan pasien.
22. Bantu pasien menilai kemampuan yang dapat
digunakan :
•Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan
saat ini (pilih dari daftar kegiatan): buat daftar
kegiatan yang dapat dilakukan saat ini.
•Bantu pasien menyebutkannya
dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan
pasien.
23. Bantu pasien untuk dapat memilih/ menetapkan
kegiatan berdasarkan daftar kegiatan yang dapat
dilakukan:
•Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat
pertemuan.
•Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang
ia tetapkan.
24. Latih kegiatan yang telah dipilih pasien:
• Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara
melakukannya)
• Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan dua
kali per hari
• Berikan dukungan dan pujian yang nyata
setiap kemajuan yang diperlihatkan pasien.
25. Rencanakan kegiatan sesuai kemampuan pasien dan menyusun
rencana kegiatan:
• Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan.
• Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari.
• Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap
aktivitas.
• Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga.
• Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan.
• Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan pasien.
26.
27. SP PENGKAJIAN DAN LATIHAN KEGIATAN PERTAMA:
Identifikasi tentang pandangan/ penilaian pasien tentang diri sendiri
dan pengaruhnya terhadap hubungan dengan orang lain, harapan
yang telah dan belum tercapai, upaya yang dilakukan untuk
mencapai harapan yang belum terpenuhi
Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien
(buat daftar kegiatan)
Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih
dari daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat
ini
Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat
ini untuk dilatih
Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya)
Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
dua kali per hari
Latihan 1
28. SP LATIHAN KEGIATAN II:
Evaluasi tanda dan gejala harga diri rendah
Validasi kemampuan pasien melakukan kegiatan
pertama yang telah dilatih dan berikan pujian
Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama
Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
Latih kegiatan kedua (alat dan cara)
Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: dua
kegiatan masing-masing dua kali per hari Latihan 2
29. SP LATIHAN KEGIATAN III:
Evaluasi tanda dan gejala harga diri rendah
Validasi kemampuan melakukan kegiatan pertama dan
kedua yang telah dilatih dan berikan pujian
Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan
kedua
Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih
Latih kegiatan ketiga (alat dan cara)
Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: tiga
kegiatan, masing-masing dua kali per hari
LATIHAN 3
30. SP LATIHAN KEGIATAN IV:
Evaluasi data harga diri rendah
Validasi kemampuan melakukan kegiatan pertama, kedua,
dan ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian
Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama, kedua, dan
ketiga
Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih
Latih kegiatan keempat (alat dan cara)
Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: empat
kegiatan, masing-masing dua kali per hari
LATIHAN 4
31. Tujuan
Keluarga mampu :
• mengenal masalah harga diri rendah
• mengambil keputusan untuk merawat harga diri rendah
• merawat harga diri rendah
• memodifikasi lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri
pasien
• menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
• memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
32. • Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
• Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga
diri rendah
• Melatih keluarga cara merawat harga diri rendah
• Membimbing keluarga merawat harga diri rendah
• Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang
mendukung meningkatkan harga diri pasien
• Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan
rujukan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan
• Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara
teratur.
33.
34. SP MENGENAL MASALAH DALAM MERAWAT HARGA DIRI RENDAH
dan LATIHAN CARA MERAWAT: MELATIH KEGIATAN PERTAMA
Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien harga diri
rendah
Jelaskan tentang harga diri rendah: pengertian, tanda & gejala, proses
terjadinya harga diri rendah, dan akibat jika tidak diatasi (gunakan
booklet)
Jelaskan cara merawat harga diri rendah
Berikan pujian semua hal yang positif pada pasien
Latih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan yang dipilih pasien
Bimbing memberikan bantuan pada pasien
Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian
LATIHAN 5
35. SP LATIHAN CARA MERAWAT: MEMBIMBING
MELAKUKAN KEGIATAN KEDUA
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala harga diri
rendah
Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing pasien
melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri
pujian.
Bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan kegiatan
kedua yang dipilih pasien
Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian.
36. SP LATIHAN CARA MERAWAT: MEMBIMBING
MELAKUKAN KEGIATAN KETIGA
• Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi
gejala harga diri rendah
• Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing
pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
• Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri
pujian
• Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan ketiga
yang dipilih
• Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan berikan pujian.
37. SP LATIHAN CARA MERAWAT: MEMBIMBING
MELAKUKAN KEGIATAN KEEMPAT
• Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala harga diri
rendah
• Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing pasien
melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
• Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri
pujian
• Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan keempat
yang dipilih
• Jelaskan follow up ke Puskesmas, tanda kambuh, dan rujukan
• Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian.
LATIHAN 8
38. Kemampuan Pasien :
Mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
Menilai dan memilih kemampuan yang dapat dikerjakan
Melatih kemampuan yang dapat dikerjakan
Membuat jadual kegiatan harian
Melakukan kegiatan sesuai jadual kegiatan harian
Merasakan manfaat melakukan kegiatan positif dalam
mengatasi harga diri rendah
39. Kemampuan Keluarga (Pelaku Rawat):
Mengenal harga diri rendah yang dialami pasien (pengertian, tanda
dan gejala, dan proses terjadinya harga diri rendah)
Mengambil keputusan merawat harga diri rendah
Merawat harga diri rendah
Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung
pasien untuk meningkatkan harga dirinya
Memantau peningkatan kemampuan pasien dalam mengatasi harga
diri rendah
Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan
melakukan rujukan.