2. I. DEFINISI
Asfiksia adalah kegagalan bernafas spontan
dan teratur saat lahir
Suatu keadaan hipoksia yang progresif,
hiperkarbia dan asidosis
Saat lahir
TaIi pusat dijepit bayi aktif menangis,
napas spontan jantung 120-140 X/mnt,
sianosis (-)
3. Depresi napas spontan (-) hipoksia
asfiksia
Kerusakan organ, Otak
Kualitas hidup & Kematian
4. Depresi saat lahir :
- Tonus otot
- Denyut jantung
- Refleks primitif
- Tubuh biru / pucat
10. Perubahan biokimiawi
Terjadi metabolisme aerob, terjadi hipoksia
(pa02 < 50mmHg), hiperkarbia (paCO2 >55 mmHg)
dan asidosis (pH <7,2)
Bila tidak dilakukan pemberian oksigen dan napas
buatan akan menjadi metabolisme anaerob berupa
kerusakan sel atau jaringan ,kematian ,kelainan
fungsi atau gagal organ.
11.
12. - Janin : - Paru berisi cairan (di alveoli)
- Peredaran darah sangat rendah
(konstriksi arteriol paru)
- >> peredaran drh paru melalui
ductus arteriosus
- Kelelahan : saat bayi menarik napas I :
13.
14. - Paru berkembang terisi udara
cairan paru berangsur keluar
- Arteriole paru mulai membuka aliran
darah meningkat
- Ductus arteriosus menciut aliran darah
melalui paru (O2) ke seluruh tubuh
16. Cairan paru :
- ada sewaktu janin : di alveoli
- saat lahir : perlu tekanan cukup besar utk
mengeluarkan cairan paru, diganti udara :
upaya pernapasan I :
2 - 4 kali > pernapasan berikut
pengembangan alveoli yang I :
17. cairan paru ke rongga perivaskular diabsorpsi
Sal darah
Sal. limfe paru
Pengeluaran cairan paru :
Dipercepat :
- Kontraksi uterus
- Pernapasan I segera setelah lahir
- Pijatan dada sewaktu lewat jalan lahir
(hanya berperan kecil)
18. Masalah :
Paru tak berkembang baik saat pernapasan I
Apnu saat lahir :
- Pengembangan alveoli (-)
- Paru tetap berisi cairan
butuh pernapasan buatan dg
tambahan tekanan buka alveolus
mengeluarkan cairan
19.
Upaya pernapasan lemah :
Pernapasan dangkal & tak efektif (megapmegap & tak teratur
tak cukup
mengembangkan paru .
20. •Peredaran darah paru
- Mendapatkan sejumlah udara masuk ke
paru:
Hrs disertai jml aliran drh di
kap. Paru yg adekuat : butuh
peningkatan jml drh yg cukup tinggi
melalui perfusi paru saat bayi
dilahirkan.
- Paru bayi normal:pembuluh drh paru
terbuka
- Paru bayi asfiksia : pembuluh drh paru
tertutup (vasokonstriksi)
21. Bayi asfiksia : hipoksia & asidosis
- Pembuluh drh arteriol paru tetap menciut
- Ductus arteriosus tetap terbuka
Sirkulasi darah janin dipertahankan
Me
peredaran drh di paru (perfusi rendah)
Oksigenasi tak adekuat
(walau diberi pernapasan buatan)
28. Asfiksia ringan :
- PaO2
- PH
Sedikit
- Ventilasi
- O2 100%
- Perbaikan
Bertindak cepat
fungsi paru
(Asfiksia ringan + V.Adekuat perbaikan perfusi)
29. Asfiksia berat :
- Perfusi paru
tak membaik dg
- Asidosis metabolik berat
ventilasi saja
butuh koreksi asidosis
V. adekuat
Asfiksia berat
+
Perbaikan
& asidosis
+ koreksi
perfusi
metabolik
asidosis
30. Fungsi jantung & sirkulasi darah
Tahap awal asfiksia :
Vasokonstriksi pembuluh darah paru
Arteriol usus besar, ginjal, otot: menciut
Terjadi redistribusi aliran drh utk pertahankan
fungsi jantung
mengalirkan O2 + bahan
lain ke jantung & otak
31. Asfiksia berlangsung lama :
Fungsi dan curah jantung
Aliran darah ke alat vital
Dimulainya kerusakan jaringan
progresif
32.
Setiap apnu yang dilihat pertama kali harus dianggap
sebagai apnu sekunder
Perubahan biokimiawi
terjadi metabolisme aerob, terjadi hipoksia ( pa02 <
50mmHg), hiperkarbia (paCO2 >55 mmHg ) dan
asidosis (pH <7,2)
Bila tidak dilakukan pemberian oksigen dan napas
buatan akan menjadi metabolisme anareob berupa
kerusakan sel atau jaringan ,kematian ,kelainan
fungsi atau gagal organ.
33. III. Faktor Penyebab Asfiksia
Hipoksia
Masa hamil
Persalinan
Segera setelah lahir
Penyebab afiksia:
1. Faktor ibu
2. Faktor janin
3. Faktor Plasenta
34. Ibu : - Hipertensi - Diabetes mellitus
- Anemia - Penyakit Paru Kronis
- Lendir
- Obat-obatan narkotik,
penenang
36. IV. Penilaian Klinik
Diagnosis asfiksia
1.
Dengan 3 variabel yaitu:
Usaha napas, denyut jantung & warna kulit
Secara klinis Asfiksia
2. Laboratorium
Analisa Gas Darah: hipoksia,hiperkarbia dan
asidosis
3. Skor Apgar dan Skor Situgna
37.
Skor Apgar : 5 variabel
- Pernapasan
Berkaiatan erat dg
- Denyut jantung
hipoksia
- Tonus otot
- Warna kulit
Indikator maturitas
- Gerakan bayi
& tumbuh kembang
Penilaian : 1 s/d 5
Sulit : banyak variabel
38. Skor APGAR
Gejala/simt
0
1
2
Denyut jantung
0
< 100X/mnt
> 100/mnt
Usaha napas
Tidak ada
Tonus otot
Lemas
Peka rangsang
Warna kulit
respons (-)
Pucat
Megap megap
Fleksi sebagian
Menyeringai
Biru
Menangis
Fleksi penuh, aktif
Menangis
Merah jambu
39.
Pengamatan Skor APGAR menit ke 1,5 &10
Asfiksia ringan bila skor: 7
Asfiksia sedang bila skor 4-6
Asfiksia berat bila sampai dengan 3
Skor Apgar ini hanya untuk menilai bayi,
tidak untuk memulai resusitasi
Skor Situgna :
usaha napas, denyut jantung, warna kulit
40.
WHO :
Anjurkan : skor sigtuna : 3 variabel
(sederhana)
- Pernapasan
- Denyut jantung
- Warna kulit
41. V. Komplikasi Asfiksia Berat
Paru :
Sindrom aspirasi mekonium, Hipertensi
Pulmonal, Perdarahan, Gagal napas
Ginjal: Pembengkakan ,Nekrosis,
Kardiovaskuler : Disfungsi miokard
Nekrosis
gagal jantung
renjatan