SlideShare a Scribd company logo
Pendidikan 
Kewarganegaraan 
Asas Kewarganegaraan XI MIA 1
A. Pengertian 
Asas Kewarganegaraan adalah dasar berfikir dalam menentukan masuk tidaknya 
seseorang dalam golongan warga Negara dari suatu Negara tertentu. Pasal 1 angka 2 Undang- 
Undang Nomor 12 tahun 2006 menyebutkan, Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang 
berhubungan dengan warga negara. 
Seseorang dapat dinyatakan sebagai warga negara suatu negara haruslah melalui 
ketentuan-ketentuan dari suatu negara. Ketentuan inilah yang menjadi asas atau pedoman 
dalam menentukan kewarganegaraan seseorang. Setiap negara memiliki kebebasan dan 
kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraannya. Dalam penentuan 
kewarganegaraan ada 2 (dua) asas atau pedoman, yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan 
kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan. Dalam asas kewarganegaraan 
yang berdasarkan kelahiran ada 2 (dua) asas kewarganegaraan yang digunakan, yaitu ius 
soli (tempat kelahiran) ius sanguinis (keturunan). Sedangkan dari asas kewarganegaraan yang 
berdasarkan perkawinan juga dibagi menjadi 2 (dua), yaitu asas kesatuan hukum dan asas 
persamaan derajat.
B. Pembagian Asas Kewarganegaraanssss 
2.Perkawinan 
Asas 
Kewarganegaraan 
3. Umum 
4. Khusus 
1. 
Kelahiran
1. Berdasarkan Kelahiran
a). Ius Soli 
Ius soli (asas kelahiran) berasal dari latin ius yang berarti 
hukum atau pedoman, sedangkan soli berasal dari kata solum yang 
berarti negeri, tanah atau daerah.Jadi, ius soli adalah penentuan 
status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah 
kelahiran seseorang. Jadi, seseorang dapat menjadi warga negara 
dimana dia dilahirkan. Contoh negara yang menganut asas 
kewarganegaran ini, yaitu negara Amerika Serikat, Brazil, 
Argentina, Bolivia, Kamboja, Kanada, Chili, Kolombia, Kosta Rika, 
Dominika, Ekuador, El Savador, Grenada, Guatemala, Guyana, 
Honduras, Jamaika, Lesotho, Meksiko, Pakistan, Panama, Paraguay, 
Peru, Uruguay, Venuzuela, dan lain-lain.
b). Ius Sanguinis 
Ius sanguinis (asas keturunan) juga berasal dari bahasa latin, ius yang 
berarti hukum atau pedoman, sedangkan sanguinis dari kata sanguis yang 
berarti darah atauketurunan.Jadi, ius sanguinis adalah asas kewarganegaraan 
yang berdasarkan darah atau keturunan. Asas ini menetapkan seseorang 
mendapat warga negara jika orang tuanya adalah warga negara suatu negara. 
Misalkan seseorang yang lahir di Indonesia, namun orang tuanya memiliki 
kewarganegaraan dari negara lain, maka ia mendapat kewarganegaraan dari 
orang tuanya. Contoh negara yang menggunakan asas ini adalah negara China, 
Bulgaria, Belgia, Replublik Ceko, Kroasia, Estonia, Finlandia, Jepang, Jerman, 
Yunani, Hongaria, Islandia, India, Irlandia, Israel, Italia, Libanon, Filipina, 
Polandia, Portugal, Rumania, Rusia, Rwanda, Serbia, Slovakia, Korea Selatan, 
Spanyol, Swedia, Turki, dan Ukraina.
setiap negara menganut asas kewarganegaraan yang berbeda-beda, contoh di negara 
Jepang yang hanya menerapkan asas kewarganegaraan bedasarkan tempat kelahiran (ius 
soli), negara kita Indonesia menganut kedua asas kewarganegaraan, yaitu ius soli dan ius 
sanguinis.Berdasarkan hal di atas ada tiga permasalahan kewarganegaraan, yaitu 
 apatride 
 bipatride 
 multipatride
1. Apatride 
 Apatride merupakan istilah bagi seseorang yang tidak memiliki status kewaganegaraan. 
Hal ini disebabkan ada seseorang yang orang tuanya menganut asas yang berdasarkan 
tempat kelahiran (ius soli), namun ia lahir di negara yang menganut asas yang berdasarkan 
darah keturunan (ius sanguinis). Misalkan, ada seseorang yang orang tuanya adalah warga 
negara Brazil yang menganut asas kewarganegaraan ius soli, namun ia dilahirkan di negara 
Jepang yang menganut asas kewarganegaraan yang berdasarkan keturunan (ius sanguinis), 
maka kedua negara, baik negara asalnya, maupun negara ia dilahirkan menolaknya untuk 
menjadi warga negaranya.
2. Bipatride 
Bipatride adalah istilah untuk seseorang yang memiliki kewargaegaraan ganda 
(rangkap), atau memiliki dua kewarganegaraan. Hal ini dapat terjadi jika ada seseorang yang 
orang tuanya menganut asas kewarganegaraan yang berdasarkan keturunan (ius sanguinis), 
sedangkan ia sendiri lahir di negara yang menganut asas kewarganegaraan yang berdasarkan 
tempat kelahiran (ius soli). Contoh, ada seseorang yang kedua orang tuanya tinggal di negara 
Jepang yang menganut asas kewarganegaraan ius sanguinis. Waktu itu ia belum lahir, dan 
kedua orang tuanya pergi ke negara Brazil yang menganut asas kewarganegaraan ius soli, dan 
ia pun dilahirkan di negara Brazil, maka ia mendapatkan kewarganegaraan dari kedua negara 
tersebut.
3. Multipatride 
Multipatride merupakan suatu istilah untuk seseorang yang memiliki lebih dari dua 
kewarganegaraan. Hal tersebut dapat terjadi karena seseorang yang tinggal di daerah 
perbatasan antara dua negara atau juga karena seseorang yang kedua orang tuanya memiliki 
kewarganegaraan yang berbeda. Misalkan, seseorang yang ayahnya berkewarganegaraan 
China yang menganut asas ius sanguinis dan ibunya berkewarganegaraan India yang juga 
menganut asas ius sanguinis, namun ia di lahirkan di Kamboja yang menganut asas ius soli. 
Jadi, ia mendapatkan kewarganegaraan dari negara ayahnya, dari negara ibunya, dan negara 
ia dilahirkan.
Perkawinan 
Persamaan 
derajat 
Persamaan 
Hukum 
2. Berdasarkan Perkawinan
a). Kesamaan Hukum 
Asas kesatuan atau kesamaan hukum itu berdasarkan pada 
paradigma bahwa suami-isteri ataupun ikatan keluarga merupakan inti 
masyarakat yang meniscayakan suasana sejahtera, sehat, dan 
tidak terpecah.Jadi, suami-isteri atau keluarga yang baik dalam 
menyelenggarakan kehidupan bermasyakatnya harus mencerminkan 
adanya suatu kesatuan yang bulat. Dan untuk merealisasikan terciptanya 
kesatuan dalam keluarga atau suami-isteri, maka semuanya harus 
tunduk pada hukum yang sama. Dengan kebersamaan tersebut sehingga 
masing-masing tidak terdapat perbedaan yang dapat mengganggu 
keutuhan dan kesejahteraan keluarga.
b). Kesamaan Derajat 
Asas persamaan derajat menyebutkan bahwa suatu perkawinan 
tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan masing-masing 
pihak.Jadi, baik suami maupun isteri tetap dangan 
kewarganegaraan aslinya, sama seperti sebelum mereka dikaitkan oleh 
pernikahan dan keduanya memiliki hak untuk memilih kewarganegaraan 
yang dianutnya. Selain itu, dalam hukum negara juga mengatur tentang 
asas warga negara, yaitu pada UU Nomor 12 Tahun 2006. Hukum negara 
tersebut membagi asas kewarganegaraan juga menjadi dua asas atau 
pedoman, yaitu (1) asas kewarganegaraan umum dan (2) asas 
kewarganegaraan khusus
3. Asas Kewarganegaraan Umum Atau Berdasarkan UU 
No. 12 Tahun 2006 
Ius 
Sanguinis 
Umum 
Kewargane 
garaan 
Tunggal 
Kewarganega 
raan Ganda 
Ius Soli
Asas kelahiran (ius soli) dan asas keturunan (ius sanguinis) mempunyai pengertian yang 
sama dengan yang telah diterangkan di atas tadi. Sedangkan 
asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan 
bagi setiap orang.Jadi, setiap warga negara hanya memiliki satu kewarganegaraan, tidak bisa 
memiliki kewarganegaraan ganda atau lebih dari satu. 
Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan 
kewarganegaraan ganda (lebih dari satu kewarganegraan) bagi anak-anak sesui dengan 
ketentuan yang diatur dalam UU.Jadi, kewarganegraan ini hanya bisa dimiliki ketika masih 
anak-anak dan setelah anak tersebut berumur 18 (delapan belas) tahun, maka ia harus 
memilih atau menentukan salah satu kewarganegaraannya. 
Jadi, sebagai seorang warga negara tidak boleh memiliki lebih dari satu 
kewarganegaraan dan jika seseorang berhak mendapatkan status kewarganegaraan karena 
kelahiran dan keturunan sekaligus, maka ia harus memilih salah satu diantaranya ketika ia 
sudah berumur 18 tahun.
Yang dimaksud dengan kewarganegaraan Indonesia menurut Undang-Undang No.12 
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan adalah sebagai berikut: 
1. Setiap orang yang berdasarkan perundang-undangan dua/atau berdasarkan perjanjian 
Pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi WNI. 
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI. 
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu WNA. 
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI. 
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi ayahnya tidak 
mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan 
kewarganegaraan kepada anak tersebut. 
6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari 
perkawinan yang sah dan ayahnya WNI. 
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI.
8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA sebagai anaknya dan 
pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin. 
9. Anak yang lahir di wilayah Negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas ststus 
kewarganegaraan ayah dan ibunya. 
10. Anak yang bearu lahir yang ditemukan di wilayah Negara RI selama ayah dan ibunya tidak 
diketahui. 
11. Anak yang lahir di wilayah Negara RI apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai 
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya. 
12. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Negara RI dari seorang ayah dan ibu WNI yang karena 
ketentuan dari negara setempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan 
kepadas anak yang bersangkutan. 
13. Anak dari seorang ayah dan ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, 
kemudian ayah dan ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah dan 
menyatakan jannji setia.
Berdasarkan undang-undang ini anak yang lahir dari perkawinan seorang wanita WNI 
dengan pria WNA, maupun anak yang lahir dari perkawinan seorang wanita WNA dengan pria 
WNI, sama-sama diakui sebagai Warga Negara Indonesia. Anak tersebut akan 
berkewarganegaraan ganda, dan setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin maka anak 
tersebut harus menentukan pilihannya, dan pernyataan untuk memilih tersebut harus 
disampaikan paling lambat 3 (tiga) tahun setelah anak berusia 18 tahun atau setelah kawin. 
Pemberian kewarganegaraan ganda ini merupakan perkembangan baru yang positif 
bagi anak-anak hasil perkawinan campuran. Namun perlu di telaah, apakah pemberian dua 
kewarganegaraan ini akan menimbulkan permasalahan baru dikemudian hari atau tidak, 
karena bagaimanapun memiliki kewarganegaraan ganda berarti tunduk kepada dua yurisdiksi, 
dan apabila dikaji dari segi hukum perdata internasional kewarganegaraan ganda memiliki 
potensi masalah, misalnya dalam hal penentuan status personal yang didasarkan pada asas 
nasionalitas, maka seorang anak berarti akan tunduk pada ketentuan negara nasionalnya. Bila 
ketentuan antara hukum negara yang satu dengan yang lainnya tidak bertentangan maka 
tidak ada masalah, namun bagaimana bila terdapat pertentangan antara hukum negara yang 
satu dengan yang lain, lalu pengaturan status personal anak itu akan mengikuti kaidah negara 
yang mana, dan bagaimana bila ketentuan yang satu melanggar asas ketertiban umum pada 
ketentuan negara yang lain.
Contoh negara yang menerapkan asas ius soli adalah Amerika Serikat, sedangkan yang 
menerapkan asas ius sanguinis adalah Cina. Seorang warga negara Cina melahirkan anak di 
Amerika Serikat, menurut asas yang dianut oleh masing-masing negara tersebut memiliki 2 
kewarganegaraan, yaitu warga negara Amerika Serikat dan warga negara Cina. Sebaliknya 
warga negara Amerika Serikat yang melahirkan seorang anak di Cina menurut asas tersebut 
tidak memiliki kewarganegaraan (apatride). Untuk mengatasi kesulitan tersebut diatas 
diadakan perundingan dengan negara lain. oleh karena itu, untuk menentukan 
pewarganegaraan seseorang terdapat 2 macam stelsel, yaitu : 
 stelsel pasif 
 stelsel aktif.
 Stelsel pasif adalah semua penduduk diakui sebagai warga negara, kecuali dia menyatakan 
menolak menjadi warga negara atau hak repudiasi. 
 Stelsel aktif adalah untuk menjadi warga negara, seseorang harus menggunakan hak-hak 
opsi atau hak untuk memilih menjadi warga negara 
Pelaksanaan kedua stelsel tersebut mengakibatkanberlakunya dua konsekuensi hukum, 
yaitu hak opsi dan hak repurdiasi. Pengertian haak opsi adalah hak untuk memilih suatu 
kewarganegaraan ( dalam stelsel aktif). Sedangkan pengertian hak repurdiasi adalah hak untuk 
menolak suatu kewarganegaraan (dalam stelsel pasif)
4. Asas Kewarganegaraan Khusus 
Kepentingan 
Sosial 
Perlindungan 
Hukum 
Publisitas Khusus 
Persamaan di dalam 
Hukum dan 
Pemerintahan 
Keterbukaan 
Pengakukan Dan 
pEnghromatan 
Terhadap HAM 
Persamaan di dalam 
Hukum dan 
Pemerintahan 
Non- 
Deskriminatif
1. Asas Kepentingan Nasional 
Adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan mengutamakan kepentingan 
nasional Indonesia, yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang 
memiliki cita-cita dan tujuan sendiri. 
2. Asas Perlidungan Maksimum 
Adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh kepada 
setiap warga negara Indonesia dalam keadaan apapun, baik di dalam maupun di luar negeri. 
3. Asas Persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan 
Adalah asas yang menentukan bahwa setiap warga negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang 
sama di dalam hukum dan pemerintahan. 
4. Asas Kebenaran Substantif 
Adalah asas dimana prosedur kewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat administratif, tetapi 
juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan 
kebenarannya.
5. Asas Non-Diskriminatif 
Adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga 
negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin, serta harus menjamin, melindungi, dan 
memuliakan HAM pada umumnya dan hak warga negara pada khususnya. 
6. Asas Pengakuan dan Penghormatan terhadap HAM 
Adalah asas yang dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin, 
melindungi, dan memuliakan HAM pada umumnya, dan hak warga negara pada khususnya. 
7. Asas Keterbukaan 
Adalah asas yang menetukan bahwa segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara harus 
dilakukan secara terbuka. 
8. Asas Publisitas 
Adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh dan atau kehilangan 
kewarganegaraan RI akan diumumkan dalam berita negara RI agar masyarakat mengetahuinya.
pada asas kewarganegaraan khusus ini lebih membahas atau mengatur 
berdasarkan hubungan timbal balik antara negara dan warga negaranya dalam hal hak 
dan kewajiban diantara keduanya, seperti menjaga kedaulatan negara, menjamin hak 
asasi manusia, dan sebagainya. 
Berkaitan dengan status istri dalam perkawinan campuran, maka terdapat dua asas: 
 Asas mengikuti 
 Asas persamamerataan
Asas Mengikuti 
maka suami/istri mengikuti suami/istri baik pada waktu perkawinan 
berlangsung, kemudian setelah perkawinan berjalan. Pasal 26 UU 
Kewarganegaraan menyatakan, Ayat (1) perempuan warga negara Indonesia yang 
kawin dengan laki – laki warga negara asing kehilangan kewarganegaraan RI jika 
menurut hukum negara asal suaminya, kewarganegaraan istri mengikuti 
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut. Ayat (2) Laki – laki 
warga negara Indonesia yang kawin dengan perempuan warga negara asing 
kehilangan kewarganegaraanya RI jika menurut hukum asal istrinya, 
kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat 
perkawinan tersebut.
Asas Pemerataan 
Menurut asas ini, bahwasanya perkawinan tidak mempengaruhi sama 
sekali kewarganegaraan seseorang, dalam arti mereka (suami atau istri) bebas 
menentukan sikap dalam menentukan kewarganegaraan asal sekalipun sudah 
menjadi suami istri. 
Ketentuan ini di atur dalam pasal 26 ayat (3) UU kewarganegaraan , bahwa 
perempuan atau laki – laki WNI yang menikah dengan WNA tetap menjadi WNI 
jika yang bersangkutan memiliki keinginan untuk tetap menjadi WNI. Adapun 
mekanismenya dengan, yaitu dengan jalan mengajukan surat pernyataan 
mengenai keinginannya kepada pejabat atau perwakilan republik Indonesia yang 
wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki tersebut, kecuali 
pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan ganda
Undang-Undang Yang Mengatur Kewarganegaraan 
a. UUD 1945 pasal 26 
b. Undang-Undang No.3 Tahun 1946 
c. Hasil persetujuan Konferensi Meja Bundar 
d. Undang-Undang No.62 Tahun 1958 
e. Undang-Undang No.3 Tahun 1976 
f. Undang-Undang RI No.12 Tahun 2006
Warga Negara adalah orang-orang yang menjadi bagian dari 
Kesimpulan 
suatu penduduk yang menjadi unsur Negara .Setiap negara berdaulat 
berwenang menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara. Dalam 
menentukan kewarganegaraan seseorang, dikenal dengan adanya asas 
kewarganegaraan berdasarkan kelahiran, asas kewaraganegaraan 
berdasarkan perkawinan dan Asas kewarganegaraan berdasarkan 
naturalisasi. Sebagai warga negara yang baik kita wajib membina dan 
melaksanakan hak dan kewajiban kita dengan tertib. Hak-hak dan 
kewajiban warganegara diatur oleh Undang-Undang pasal 27 ayat 1 dan 
2, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 dan 31.

More Related Content

What's hot

Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Ella Feby
 
Konstitusi dan rule of law
Konstitusi dan rule of lawKonstitusi dan rule of law
Konstitusi dan rule of law
Mercu Buana University
 
Warga Negara & kewarganegaraan: Kedudukan warga Negara dalam Negara
Warga Negara & kewarganegaraan:  Kedudukan warga Negara dalam Negara   Warga Negara & kewarganegaraan:  Kedudukan warga Negara dalam Negara
Warga Negara & kewarganegaraan: Kedudukan warga Negara dalam Negara
Fenti Anita Sari
 
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)
Izmi KM
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Susanti Susanti
 
3 uud indonesia
3 uud indonesia3 uud indonesia
3 uud indonesiaMystic333
 
Hak dan kewajiban warga negara indonesia
Hak dan kewajiban warga negara indonesiaHak dan kewajiban warga negara indonesia
Hak dan kewajiban warga negara indonesiaAhmad Dahlan University
 
Konstitusi Negara
Konstitusi NegaraKonstitusi Negara
Konstitusi Negara
Mira Veranita
 
Rule Of Law dan Hak Asasi Manusia
Rule Of Law dan Hak Asasi ManusiaRule Of Law dan Hak Asasi Manusia
Rule Of Law dan Hak Asasi ManusiaRapiika
 
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiasejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiaElvarinna Permata
 
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasilaKedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Sawah Dan Ladang Ku
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaan
eryeryey
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenMochammad Ridwan
 
Pengantar Kewarganegaraan PPT
Pengantar Kewarganegaraan PPT Pengantar Kewarganegaraan PPT
Pengantar Kewarganegaraan PPT Andhika Pratama
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomi
Arya D Ningrat
 
2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara
Mardiah Ahmad
 
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Fitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
Makalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanMakalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraan
Warnet Raha
 

What's hot (20)

Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
 
Konstitusi dan rule of law
Konstitusi dan rule of lawKonstitusi dan rule of law
Konstitusi dan rule of law
 
Warga Negara & kewarganegaraan: Kedudukan warga Negara dalam Negara
Warga Negara & kewarganegaraan:  Kedudukan warga Negara dalam Negara   Warga Negara & kewarganegaraan:  Kedudukan warga Negara dalam Negara
Warga Negara & kewarganegaraan: Kedudukan warga Negara dalam Negara
 
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
3 uud indonesia
3 uud indonesia3 uud indonesia
3 uud indonesia
 
Hak dan kewajiban warga negara indonesia
Hak dan kewajiban warga negara indonesiaHak dan kewajiban warga negara indonesia
Hak dan kewajiban warga negara indonesia
 
Geopolitik ppt
Geopolitik pptGeopolitik ppt
Geopolitik ppt
 
Konstitusi Negara
Konstitusi NegaraKonstitusi Negara
Konstitusi Negara
 
Rule Of Law dan Hak Asasi Manusia
Rule Of Law dan Hak Asasi ManusiaRule Of Law dan Hak Asasi Manusia
Rule Of Law dan Hak Asasi Manusia
 
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesiasejarah dan perkembangan bahasa indonesia
sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
 
Teori Kedaulatan
Teori KedaulatanTeori Kedaulatan
Teori Kedaulatan
 
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasilaKedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaan
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
 
Pengantar Kewarganegaraan PPT
Pengantar Kewarganegaraan PPT Pengantar Kewarganegaraan PPT
Pengantar Kewarganegaraan PPT
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomi
 
2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara
 
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
 
Makalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanMakalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraan
 

Similar to Pendidikan Kewarganegaraan "Asas kewarganegaraan"

Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Muhammad Irwan
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Muhammad Irwan
 
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaanHukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Adhy Djr
 
Kewarganegaraan ppt by hilmi
Kewarganegaraan ppt by hilmiKewarganegaraan ppt by hilmi
Kewarganegaraan ppt by hilmi
HilmiSalam
 
Hubungan Negara dan Warga Negara
Hubungan Negara dan Warga NegaraHubungan Negara dan Warga Negara
Hubungan Negara dan Warga Negara
Siti Hardiyanti
 
S.k. 5
S.k. 5S.k. 5
S.k. 5
rentat3d0ng
 
S.k. 5
S.k. 5S.k. 5
S.k. 5
rentat3d0ng
 
Pkn hak_dan_kewajiban_negara
Pkn  hak_dan_kewajiban_negaraPkn  hak_dan_kewajiban_negara
Pkn hak_dan_kewajiban_negara
Sulyadi Syarifuddin
 
Hak dan kewajiban WNI
Hak dan kewajiban WNIHak dan kewajiban WNI
Hak dan kewajiban WNI
Ibel007
 
39 aulia alfia r
39 aulia alfia r39 aulia alfia r
39 aulia alfia rAulia Rohma
 
Ali R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Ali R-Hukum Kewarganegaraan IndonesiaAli R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Ali R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Universitas Trisakti
 
Penegasan Status Kewarganegaraan
Penegasan Status KewarganegaraanPenegasan Status Kewarganegaraan
Penegasan Status Kewarganegaraan
Ana Fitrotunnisa
 
PKn Warga Negara
PKn Warga NegaraPKn Warga Negara
PKn Warga Negara
Berliana Salsabila
 
An Equality of Citizens in Indonesia
An Equality of Citizens in IndonesiaAn Equality of Citizens in Indonesia
An Equality of Citizens in Indonesia
Mariske Myeke Tampi
 
Penegasan Status Kewarganegaraan
Penegasan Status KewarganegaraanPenegasan Status Kewarganegaraan
Penegasan Status Kewarganegaraan
Ana Fitrotunnisa
 
Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia
Kedudukan Warga Negara dan Penduduk IndonesiaKedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia
Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia
afifahdhaniyah
 
Warga negara dan pewarganegaraan
Warga negara dan pewarganegaraanWarga negara dan pewarganegaraan
Warga negara dan pewarganegaraanFathur Marah
 

Similar to Pendidikan Kewarganegaraan "Asas kewarganegaraan" (20)

Pewarganegaraan
PewarganegaraanPewarganegaraan
Pewarganegaraan
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaanHukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
Hukum perdata internasional asas perkawinan dan kebendaan
 
Kewarganegaraan ppt by hilmi
Kewarganegaraan ppt by hilmiKewarganegaraan ppt by hilmi
Kewarganegaraan ppt by hilmi
 
Hubungan Negara dan Warga Negara
Hubungan Negara dan Warga NegaraHubungan Negara dan Warga Negara
Hubungan Negara dan Warga Negara
 
S.k. 5
S.k. 5S.k. 5
S.k. 5
 
S.k. 5
S.k. 5S.k. 5
S.k. 5
 
S.k. 5
S.k. 5S.k. 5
S.k. 5
 
Pkn hak_dan_kewajiban_negara
Pkn  hak_dan_kewajiban_negaraPkn  hak_dan_kewajiban_negara
Pkn hak_dan_kewajiban_negara
 
Hak dan kewajiban WNI
Hak dan kewajiban WNIHak dan kewajiban WNI
Hak dan kewajiban WNI
 
39 aulia alfia r
39 aulia alfia r39 aulia alfia r
39 aulia alfia r
 
Ali R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Ali R-Hukum Kewarganegaraan IndonesiaAli R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
Ali R-Hukum Kewarganegaraan Indonesia
 
Penegasan Status Kewarganegaraan
Penegasan Status KewarganegaraanPenegasan Status Kewarganegaraan
Penegasan Status Kewarganegaraan
 
PKn Warga Negara
PKn Warga NegaraPKn Warga Negara
PKn Warga Negara
 
An Equality of Citizens in Indonesia
An Equality of Citizens in IndonesiaAn Equality of Citizens in Indonesia
An Equality of Citizens in Indonesia
 
Penegasan Status Kewarganegaraan
Penegasan Status KewarganegaraanPenegasan Status Kewarganegaraan
Penegasan Status Kewarganegaraan
 
Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia
Kedudukan Warga Negara dan Penduduk IndonesiaKedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia
Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia
 
Warga negara dan pewarganegaraan
Warga negara dan pewarganegaraanWarga negara dan pewarganegaraan
Warga negara dan pewarganegaraan
 
Kewarganegaraan
KewarganegaraanKewarganegaraan
Kewarganegaraan
 

More from Dedi Saputra

sosiologi "integrasi dan reintegrasi"
sosiologi "integrasi dan reintegrasi"sosiologi "integrasi dan reintegrasi"
sosiologi "integrasi dan reintegrasi"
Dedi Saputra
 
sosiologi "konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaian"
sosiologi "konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaian"sosiologi "konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaian"
sosiologi "konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaian"
Dedi Saputra
 
sosoiologi "perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial"
sosoiologi "perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial"sosoiologi "perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial"
sosoiologi "perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial"
Dedi Saputra
 
sosiologi "permasalahan sosial"
sosiologi "permasalahan sosial"sosiologi "permasalahan sosial"
sosiologi "permasalahan sosial"
Dedi Saputra
 
sosiologi "kelompok sosial"
sosiologi "kelompok sosial"sosiologi "kelompok sosial"
sosiologi "kelompok sosial"
Dedi Saputra
 
Pendidikan Kewarganegaraan "Hubungan Internasional"
Pendidikan Kewarganegaraan "Hubungan Internasional"Pendidikan Kewarganegaraan "Hubungan Internasional"
Pendidikan Kewarganegaraan "Hubungan Internasional"
Dedi Saputra
 
Sosiologi-masalah sosal "minuman keras"
Sosiologi-masalah sosal "minuman keras"Sosiologi-masalah sosal "minuman keras"
Sosiologi-masalah sosal "minuman keras"
Dedi Saputra
 
Sosiologi Konsekuensi "Stratifikasi Sosial"
Sosiologi Konsekuensi "Stratifikasi Sosial"Sosiologi Konsekuensi "Stratifikasi Sosial"
Sosiologi Konsekuensi "Stratifikasi Sosial"
Dedi Saputra
 
Sosiologi "diferensiasi sosial" "klan"
Sosiologi "diferensiasi sosial" "klan"Sosiologi "diferensiasi sosial" "klan"
Sosiologi "diferensiasi sosial" "klan"
Dedi Saputra
 

More from Dedi Saputra (9)

sosiologi "integrasi dan reintegrasi"
sosiologi "integrasi dan reintegrasi"sosiologi "integrasi dan reintegrasi"
sosiologi "integrasi dan reintegrasi"
 
sosiologi "konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaian"
sosiologi "konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaian"sosiologi "konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaian"
sosiologi "konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaian"
 
sosoiologi "perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial"
sosoiologi "perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial"sosoiologi "perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial"
sosoiologi "perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial"
 
sosiologi "permasalahan sosial"
sosiologi "permasalahan sosial"sosiologi "permasalahan sosial"
sosiologi "permasalahan sosial"
 
sosiologi "kelompok sosial"
sosiologi "kelompok sosial"sosiologi "kelompok sosial"
sosiologi "kelompok sosial"
 
Pendidikan Kewarganegaraan "Hubungan Internasional"
Pendidikan Kewarganegaraan "Hubungan Internasional"Pendidikan Kewarganegaraan "Hubungan Internasional"
Pendidikan Kewarganegaraan "Hubungan Internasional"
 
Sosiologi-masalah sosal "minuman keras"
Sosiologi-masalah sosal "minuman keras"Sosiologi-masalah sosal "minuman keras"
Sosiologi-masalah sosal "minuman keras"
 
Sosiologi Konsekuensi "Stratifikasi Sosial"
Sosiologi Konsekuensi "Stratifikasi Sosial"Sosiologi Konsekuensi "Stratifikasi Sosial"
Sosiologi Konsekuensi "Stratifikasi Sosial"
 
Sosiologi "diferensiasi sosial" "klan"
Sosiologi "diferensiasi sosial" "klan"Sosiologi "diferensiasi sosial" "klan"
Sosiologi "diferensiasi sosial" "klan"
 

Recently uploaded

untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 

Recently uploaded (20)

untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 

Pendidikan Kewarganegaraan "Asas kewarganegaraan"

  • 1. Pendidikan Kewarganegaraan Asas Kewarganegaraan XI MIA 1
  • 2. A. Pengertian Asas Kewarganegaraan adalah dasar berfikir dalam menentukan masuk tidaknya seseorang dalam golongan warga Negara dari suatu Negara tertentu. Pasal 1 angka 2 Undang- Undang Nomor 12 tahun 2006 menyebutkan, Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara. Seseorang dapat dinyatakan sebagai warga negara suatu negara haruslah melalui ketentuan-ketentuan dari suatu negara. Ketentuan inilah yang menjadi asas atau pedoman dalam menentukan kewarganegaraan seseorang. Setiap negara memiliki kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraannya. Dalam penentuan kewarganegaraan ada 2 (dua) asas atau pedoman, yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan. Dalam asas kewarganegaraan yang berdasarkan kelahiran ada 2 (dua) asas kewarganegaraan yang digunakan, yaitu ius soli (tempat kelahiran) ius sanguinis (keturunan). Sedangkan dari asas kewarganegaraan yang berdasarkan perkawinan juga dibagi menjadi 2 (dua), yaitu asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.
  • 3. B. Pembagian Asas Kewarganegaraanssss 2.Perkawinan Asas Kewarganegaraan 3. Umum 4. Khusus 1. Kelahiran
  • 5. a). Ius Soli Ius soli (asas kelahiran) berasal dari latin ius yang berarti hukum atau pedoman, sedangkan soli berasal dari kata solum yang berarti negeri, tanah atau daerah.Jadi, ius soli adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah kelahiran seseorang. Jadi, seseorang dapat menjadi warga negara dimana dia dilahirkan. Contoh negara yang menganut asas kewarganegaran ini, yaitu negara Amerika Serikat, Brazil, Argentina, Bolivia, Kamboja, Kanada, Chili, Kolombia, Kosta Rika, Dominika, Ekuador, El Savador, Grenada, Guatemala, Guyana, Honduras, Jamaika, Lesotho, Meksiko, Pakistan, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay, Venuzuela, dan lain-lain.
  • 6. b). Ius Sanguinis Ius sanguinis (asas keturunan) juga berasal dari bahasa latin, ius yang berarti hukum atau pedoman, sedangkan sanguinis dari kata sanguis yang berarti darah atauketurunan.Jadi, ius sanguinis adalah asas kewarganegaraan yang berdasarkan darah atau keturunan. Asas ini menetapkan seseorang mendapat warga negara jika orang tuanya adalah warga negara suatu negara. Misalkan seseorang yang lahir di Indonesia, namun orang tuanya memiliki kewarganegaraan dari negara lain, maka ia mendapat kewarganegaraan dari orang tuanya. Contoh negara yang menggunakan asas ini adalah negara China, Bulgaria, Belgia, Replublik Ceko, Kroasia, Estonia, Finlandia, Jepang, Jerman, Yunani, Hongaria, Islandia, India, Irlandia, Israel, Italia, Libanon, Filipina, Polandia, Portugal, Rumania, Rusia, Rwanda, Serbia, Slovakia, Korea Selatan, Spanyol, Swedia, Turki, dan Ukraina.
  • 7. setiap negara menganut asas kewarganegaraan yang berbeda-beda, contoh di negara Jepang yang hanya menerapkan asas kewarganegaraan bedasarkan tempat kelahiran (ius soli), negara kita Indonesia menganut kedua asas kewarganegaraan, yaitu ius soli dan ius sanguinis.Berdasarkan hal di atas ada tiga permasalahan kewarganegaraan, yaitu  apatride  bipatride  multipatride
  • 8. 1. Apatride  Apatride merupakan istilah bagi seseorang yang tidak memiliki status kewaganegaraan. Hal ini disebabkan ada seseorang yang orang tuanya menganut asas yang berdasarkan tempat kelahiran (ius soli), namun ia lahir di negara yang menganut asas yang berdasarkan darah keturunan (ius sanguinis). Misalkan, ada seseorang yang orang tuanya adalah warga negara Brazil yang menganut asas kewarganegaraan ius soli, namun ia dilahirkan di negara Jepang yang menganut asas kewarganegaraan yang berdasarkan keturunan (ius sanguinis), maka kedua negara, baik negara asalnya, maupun negara ia dilahirkan menolaknya untuk menjadi warga negaranya.
  • 9. 2. Bipatride Bipatride adalah istilah untuk seseorang yang memiliki kewargaegaraan ganda (rangkap), atau memiliki dua kewarganegaraan. Hal ini dapat terjadi jika ada seseorang yang orang tuanya menganut asas kewarganegaraan yang berdasarkan keturunan (ius sanguinis), sedangkan ia sendiri lahir di negara yang menganut asas kewarganegaraan yang berdasarkan tempat kelahiran (ius soli). Contoh, ada seseorang yang kedua orang tuanya tinggal di negara Jepang yang menganut asas kewarganegaraan ius sanguinis. Waktu itu ia belum lahir, dan kedua orang tuanya pergi ke negara Brazil yang menganut asas kewarganegaraan ius soli, dan ia pun dilahirkan di negara Brazil, maka ia mendapatkan kewarganegaraan dari kedua negara tersebut.
  • 10. 3. Multipatride Multipatride merupakan suatu istilah untuk seseorang yang memiliki lebih dari dua kewarganegaraan. Hal tersebut dapat terjadi karena seseorang yang tinggal di daerah perbatasan antara dua negara atau juga karena seseorang yang kedua orang tuanya memiliki kewarganegaraan yang berbeda. Misalkan, seseorang yang ayahnya berkewarganegaraan China yang menganut asas ius sanguinis dan ibunya berkewarganegaraan India yang juga menganut asas ius sanguinis, namun ia di lahirkan di Kamboja yang menganut asas ius soli. Jadi, ia mendapatkan kewarganegaraan dari negara ayahnya, dari negara ibunya, dan negara ia dilahirkan.
  • 11. Perkawinan Persamaan derajat Persamaan Hukum 2. Berdasarkan Perkawinan
  • 12. a). Kesamaan Hukum Asas kesatuan atau kesamaan hukum itu berdasarkan pada paradigma bahwa suami-isteri ataupun ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang meniscayakan suasana sejahtera, sehat, dan tidak terpecah.Jadi, suami-isteri atau keluarga yang baik dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyakatnya harus mencerminkan adanya suatu kesatuan yang bulat. Dan untuk merealisasikan terciptanya kesatuan dalam keluarga atau suami-isteri, maka semuanya harus tunduk pada hukum yang sama. Dengan kebersamaan tersebut sehingga masing-masing tidak terdapat perbedaan yang dapat mengganggu keutuhan dan kesejahteraan keluarga.
  • 13. b). Kesamaan Derajat Asas persamaan derajat menyebutkan bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak.Jadi, baik suami maupun isteri tetap dangan kewarganegaraan aslinya, sama seperti sebelum mereka dikaitkan oleh pernikahan dan keduanya memiliki hak untuk memilih kewarganegaraan yang dianutnya. Selain itu, dalam hukum negara juga mengatur tentang asas warga negara, yaitu pada UU Nomor 12 Tahun 2006. Hukum negara tersebut membagi asas kewarganegaraan juga menjadi dua asas atau pedoman, yaitu (1) asas kewarganegaraan umum dan (2) asas kewarganegaraan khusus
  • 14. 3. Asas Kewarganegaraan Umum Atau Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2006 Ius Sanguinis Umum Kewargane garaan Tunggal Kewarganega raan Ganda Ius Soli
  • 15. Asas kelahiran (ius soli) dan asas keturunan (ius sanguinis) mempunyai pengertian yang sama dengan yang telah diterangkan di atas tadi. Sedangkan asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.Jadi, setiap warga negara hanya memiliki satu kewarganegaraan, tidak bisa memiliki kewarganegaraan ganda atau lebih dari satu. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda (lebih dari satu kewarganegraan) bagi anak-anak sesui dengan ketentuan yang diatur dalam UU.Jadi, kewarganegraan ini hanya bisa dimiliki ketika masih anak-anak dan setelah anak tersebut berumur 18 (delapan belas) tahun, maka ia harus memilih atau menentukan salah satu kewarganegaraannya. Jadi, sebagai seorang warga negara tidak boleh memiliki lebih dari satu kewarganegaraan dan jika seseorang berhak mendapatkan status kewarganegaraan karena kelahiran dan keturunan sekaligus, maka ia harus memilih salah satu diantaranya ketika ia sudah berumur 18 tahun.
  • 16. Yang dimaksud dengan kewarganegaraan Indonesia menurut Undang-Undang No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan adalah sebagai berikut: 1. Setiap orang yang berdasarkan perundang-undangan dua/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi WNI. 2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI. 3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu WNA. 4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI. 5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut. 6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI. 7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI.
  • 17. 8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin. 9. Anak yang lahir di wilayah Negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas ststus kewarganegaraan ayah dan ibunya. 10. Anak yang bearu lahir yang ditemukan di wilayah Negara RI selama ayah dan ibunya tidak diketahui. 11. Anak yang lahir di wilayah Negara RI apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya. 12. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Negara RI dari seorang ayah dan ibu WNI yang karena ketentuan dari negara setempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepadas anak yang bersangkutan. 13. Anak dari seorang ayah dan ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah dan ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah dan menyatakan jannji setia.
  • 18. Berdasarkan undang-undang ini anak yang lahir dari perkawinan seorang wanita WNI dengan pria WNA, maupun anak yang lahir dari perkawinan seorang wanita WNA dengan pria WNI, sama-sama diakui sebagai Warga Negara Indonesia. Anak tersebut akan berkewarganegaraan ganda, dan setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin maka anak tersebut harus menentukan pilihannya, dan pernyataan untuk memilih tersebut harus disampaikan paling lambat 3 (tiga) tahun setelah anak berusia 18 tahun atau setelah kawin. Pemberian kewarganegaraan ganda ini merupakan perkembangan baru yang positif bagi anak-anak hasil perkawinan campuran. Namun perlu di telaah, apakah pemberian dua kewarganegaraan ini akan menimbulkan permasalahan baru dikemudian hari atau tidak, karena bagaimanapun memiliki kewarganegaraan ganda berarti tunduk kepada dua yurisdiksi, dan apabila dikaji dari segi hukum perdata internasional kewarganegaraan ganda memiliki potensi masalah, misalnya dalam hal penentuan status personal yang didasarkan pada asas nasionalitas, maka seorang anak berarti akan tunduk pada ketentuan negara nasionalnya. Bila ketentuan antara hukum negara yang satu dengan yang lainnya tidak bertentangan maka tidak ada masalah, namun bagaimana bila terdapat pertentangan antara hukum negara yang satu dengan yang lain, lalu pengaturan status personal anak itu akan mengikuti kaidah negara yang mana, dan bagaimana bila ketentuan yang satu melanggar asas ketertiban umum pada ketentuan negara yang lain.
  • 19. Contoh negara yang menerapkan asas ius soli adalah Amerika Serikat, sedangkan yang menerapkan asas ius sanguinis adalah Cina. Seorang warga negara Cina melahirkan anak di Amerika Serikat, menurut asas yang dianut oleh masing-masing negara tersebut memiliki 2 kewarganegaraan, yaitu warga negara Amerika Serikat dan warga negara Cina. Sebaliknya warga negara Amerika Serikat yang melahirkan seorang anak di Cina menurut asas tersebut tidak memiliki kewarganegaraan (apatride). Untuk mengatasi kesulitan tersebut diatas diadakan perundingan dengan negara lain. oleh karena itu, untuk menentukan pewarganegaraan seseorang terdapat 2 macam stelsel, yaitu :  stelsel pasif  stelsel aktif.
  • 20.  Stelsel pasif adalah semua penduduk diakui sebagai warga negara, kecuali dia menyatakan menolak menjadi warga negara atau hak repudiasi.  Stelsel aktif adalah untuk menjadi warga negara, seseorang harus menggunakan hak-hak opsi atau hak untuk memilih menjadi warga negara Pelaksanaan kedua stelsel tersebut mengakibatkanberlakunya dua konsekuensi hukum, yaitu hak opsi dan hak repurdiasi. Pengertian haak opsi adalah hak untuk memilih suatu kewarganegaraan ( dalam stelsel aktif). Sedangkan pengertian hak repurdiasi adalah hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (dalam stelsel pasif)
  • 21. 4. Asas Kewarganegaraan Khusus Kepentingan Sosial Perlindungan Hukum Publisitas Khusus Persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan Keterbukaan Pengakukan Dan pEnghromatan Terhadap HAM Persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan Non- Deskriminatif
  • 22. 1. Asas Kepentingan Nasional Adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuan sendiri. 2. Asas Perlidungan Maksimum Adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap warga negara Indonesia dalam keadaan apapun, baik di dalam maupun di luar negeri. 3. Asas Persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan Adalah asas yang menentukan bahwa setiap warga negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan. 4. Asas Kebenaran Substantif Adalah asas dimana prosedur kewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
  • 23. 5. Asas Non-Diskriminatif Adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin, serta harus menjamin, melindungi, dan memuliakan HAM pada umumnya dan hak warga negara pada khususnya. 6. Asas Pengakuan dan Penghormatan terhadap HAM Adalah asas yang dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin, melindungi, dan memuliakan HAM pada umumnya, dan hak warga negara pada khususnya. 7. Asas Keterbukaan Adalah asas yang menetukan bahwa segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka. 8. Asas Publisitas Adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh dan atau kehilangan kewarganegaraan RI akan diumumkan dalam berita negara RI agar masyarakat mengetahuinya.
  • 24. pada asas kewarganegaraan khusus ini lebih membahas atau mengatur berdasarkan hubungan timbal balik antara negara dan warga negaranya dalam hal hak dan kewajiban diantara keduanya, seperti menjaga kedaulatan negara, menjamin hak asasi manusia, dan sebagainya. Berkaitan dengan status istri dalam perkawinan campuran, maka terdapat dua asas:  Asas mengikuti  Asas persamamerataan
  • 25. Asas Mengikuti maka suami/istri mengikuti suami/istri baik pada waktu perkawinan berlangsung, kemudian setelah perkawinan berjalan. Pasal 26 UU Kewarganegaraan menyatakan, Ayat (1) perempuan warga negara Indonesia yang kawin dengan laki – laki warga negara asing kehilangan kewarganegaraan RI jika menurut hukum negara asal suaminya, kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut. Ayat (2) Laki – laki warga negara Indonesia yang kawin dengan perempuan warga negara asing kehilangan kewarganegaraanya RI jika menurut hukum asal istrinya, kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut.
  • 26. Asas Pemerataan Menurut asas ini, bahwasanya perkawinan tidak mempengaruhi sama sekali kewarganegaraan seseorang, dalam arti mereka (suami atau istri) bebas menentukan sikap dalam menentukan kewarganegaraan asal sekalipun sudah menjadi suami istri. Ketentuan ini di atur dalam pasal 26 ayat (3) UU kewarganegaraan , bahwa perempuan atau laki – laki WNI yang menikah dengan WNA tetap menjadi WNI jika yang bersangkutan memiliki keinginan untuk tetap menjadi WNI. Adapun mekanismenya dengan, yaitu dengan jalan mengajukan surat pernyataan mengenai keinginannya kepada pejabat atau perwakilan republik Indonesia yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan atau laki-laki tersebut, kecuali pengajuan tersebut mengakibatkan kewarganegaraan ganda
  • 27. Undang-Undang Yang Mengatur Kewarganegaraan a. UUD 1945 pasal 26 b. Undang-Undang No.3 Tahun 1946 c. Hasil persetujuan Konferensi Meja Bundar d. Undang-Undang No.62 Tahun 1958 e. Undang-Undang No.3 Tahun 1976 f. Undang-Undang RI No.12 Tahun 2006
  • 28. Warga Negara adalah orang-orang yang menjadi bagian dari Kesimpulan suatu penduduk yang menjadi unsur Negara .Setiap negara berdaulat berwenang menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara. Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, dikenal dengan adanya asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran, asas kewaraganegaraan berdasarkan perkawinan dan Asas kewarganegaraan berdasarkan naturalisasi. Sebagai warga negara yang baik kita wajib membina dan melaksanakan hak dan kewajiban kita dengan tertib. Hak-hak dan kewajiban warganegara diatur oleh Undang-Undang pasal 27 ayat 1 dan 2, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 dan 31.