2. ASAL USUL MANUSIA
1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW menjadikan diri manusia itu daripada Nur atau Zat
yang disebut Air Mani.
2. Adapun Nur itu terbagi atas 2 bagian yaitu :
a. Nur Allah;
b. Nur Muhammad.
3. Adapun Nur Allah dan Nur Muhammad itu terbagi atas 4 bagian yaitu :
a. Dari Allah; c. Dari Ibu;
b. Dari Muhammad; d. Dari Ayah.
4. Bermula Nur atau Zat yang disebut Air Mani terbagi pada 13 titik yaitu :
A. Dari Allah SWT terdiri dari 2 titik yaitu :
1. Hidup 2. Mati
B. Dari Nabi Muhammad SAW terdiri dari 4 titik yaitu :
1. Sifat Melihat atau Mata; 3. Sifat Mendengar atau Telinga;
2. Sifat Mencium atau Hidung; 4. Sifat Berbicara atau Mulut.

3. C. Dari Ibu terdiri dari 3 titik yaitu :
1. Otak; 2. Daging; 3. Darah
D. Dari Ayah terdiri dari 4 titik yaitu :
1. Kulit; 3. Isi;
2. Urat; 4. Tulang.
CARA-CARA MI’RAJ MA’RIFATULLAH
 Yang Mi’raj Ma’rifatullah adalah Air Mani daripada Ayah;
 Air Mani daripada Ayah itu berdiam di Madinatul Munawwara (Jantung), kemudian menuju
ke Masjidil Haram (Leher) kemudian berangkat ke Masjidil Aqsa (Mulut);
 Kemudian menuju ke Baitul Muqoddis (Hidung) lalu naik ke Baitul Ma’mur atau Istana
Tuhan (Mata);
 Kemudian Air Mani tersebut menuju ke Sidratul Muntaha (Kening), kemudian naik menuju
Arkursillah (Dahi);
 Sesudah itu Air Mani tersebut naik menuju Baitul Arsillah (Otak/Ubun-Ubun);
 Kemudian Air Mani Ayah turun menuju ke Anak Lidah, lalu menuju Tulang Leher Belakang
yang disebut Kubah Nabi Adam;
 Setelah lepas dari Kubah Nabi Adam kembali ke Masjidil Haram (Leher);
 Kemudian Air Mani sang Ayah turun menuju Madinatul Munawwara (Jantung), selepas itu
baru menuju Hati Kecil seorang Ibu yang disebut Fi Lauhil Mahfudz.
 Setelah itu maka terpecah menjadi 3 Bagian yaitu :
1. Alif diatas (Fatha) A;
2. Alif dibawah (Kasra) I;
3. Alif didepan (Djhoma) U.

4.  Justru karena Air Mani Ayah mulai berangkat menyerupai huruf Alif setelah Air Mani Ayah
terpecah menjadi 3 bagian, maka terisi Iman pada saat itu juga di Hati Kecil Ibu yang
disebut Fi Lauhil Mahfudz;
 Kemudian Air Mani Ayah turun menuju ke Jabal Rahman (Kemaluan Laki-Laki) dan
diteruskan menuju ke pintu Jabal Rahim (Kemaluan Wanita);
 Sesudah itu baru titik Rahman dan titik Rahim bersama-sama menuju Hati Kecil Ibu yang
disebut Fi Lauhil Mahfudz.
KETERANGAN :
Sewaktu titik Rahim menerima titik Rahman pada waktu itu titik Rahim menyerupai huruf Mim.
CARA-CARA MI’RAJ TARIKATULLAH
Setelah titik Rahman dan titik Rahim sudah menjadi satu, maka keduanya Mi’raj seperti
Mi’rajnya titik Rahman.
MANUSIA DALAM KANDUNGAN
 Manusia dalam Kandungan Ayah selama 40 (Empatpuluh) Hari lamanya, yang namanya
Hayatullah;
 Manusia dalam kandungan Ibu selama 40 (Empatpuluh) Hari lamanya, yang namanya Nur;
 Manusia dalam kandungan Ibu selama 2 Bulan, namanya Nur Allah;
 Manusia dalam kandungan Ibu selama 3 Bulan, namanya Rahman;
 Manusia dalam kandungan Ibu selama 3 Bulan 10 Hari, namanya namanya Rahim;
 Manusia dalam kandungan Ibu selama 4 Bulan, namanya Ahmad. Pada waktu itu Roh
memerintahkan manusia atau jasad menghadap ke Kiblat untuk melakukan Shalat dan
memuji kepada Roh-Nya “Subhanallah”;
 Manusia dalam kandungan Ibu selama 5 Bulan, namanya Hamid. Pada waktu itu manusia
memuji kepada Roh-Nya “Alhamdulillah”;
 Manusia dalam kandungan Ibu selama 7 Bulan, namanya Mahmud. Pada waktu itu
manusia memuji pada Roh-Nya “Allahu Akbar”;

5.  Manusia dalam kandungan Ibu selama 9 Bulan, namanya Muhammad. Pada waktu itu
manusia memuji Roh-Nya “La Haula Wala Quwwata illa Billahil Aliyul Adzhim”;
 Pada waktu manusia berusia 9 Bulan, sang Kakak (Roh) pada waktu itu mulai murung
(termenung) karena Kakak (Roh) mulai sayang pada adiknya. Bagaikan Kakak (Roh)
menyayangi Adik (Jasad), karena waktu perpisahan antara kakak dan adik sudah dekat.
Maka timbullah pertanyaan sang adik kepada kakaknya :
Adik : Apa sebab sehingga Kakak selalu murung dan termenung seperti itu?
Kakak : Memang aku selalu murung dan termenung, karena waktu perpisahan kita
sudah dekat. Oleh sebab itu saya sangat saying kepadamu. Justru karena
sekarang kita berdua hidup dialam Sagir bersama-sama, tetapi kamu hendak
berpisah dari saya, menuju kea lam Kabir yaitu alam yang paling kasar
(Keras).
Justru itu kalau kamu dapat saya, maka sayapun dapat kamu kemudian.
Kalau kamu kenal saya, maka sayapun turut mengenalmu. Kesusahan kamu,
maka itu pula kesusahan saya. Karena itulah saya sangat saying kepadamu.
Dan untuk kamu ketahui bahwa kalau kamu senang, maka itulah
kesenanganku.
Adik : Kalau kita sudah berpisah, ditempat manakah aku dapat bertemu dengan
kakak? Kakak harus menunjukan tempat kakak berdiam, agar sewaktu-waktu
kita dapat bertemu kembali (waktu sang adik berkata demikian pada
kakaknya, usia sang adik sudah 9 Bulan 9 Hari didalam kandungan Ibu).

6.  Manusia dalam kandungan Ibu selama 9 Bulan, namanya Muhammad. Pada waktu itu
manusia memuji Roh-Nya “La Haula Wala Quwwata illa Billahil Aliyul Adzhim”;
 Pada waktu manusia berusia 9 Bulan, sang Kakak (Roh) pada waktu itu mulai murung
(termenung) karena Kakak (Roh) mulai sayang pada adiknya. Bagaikan Kakak (Roh)
menyayangi Adik (Jasad), karena waktu perpisahan antara kakak dan adik sudah dekat.
Maka timbullah pertanyaan sang adik kepada kakaknya :
Adik : Apa sebab sehingga Kakak selalu murung dan termenung seperti itu?
Kakak : Memang aku selalu murung dan termenung, karena waktu perpisahan kita
sudah dekat. Oleh sebab itu saya sangat saying kepadamu. Justru karena
sekarang kita berdua hidup dialam Sagir bersama-sama, tetapi kamu hendak
berpisah dari saya, menuju kea lam Kabir yaitu alam yang paling kasar
(Keras).
Justru itu kalau kamu dapat saya, maka sayapun dapat kamu kemudian.
Kalau kamu kenal saya, maka sayapun turut mengenalmu. Kesusahan kamu,
maka itu pula kesusahan saya. Karena itulah saya sangat saying kepadamu.
Dan untuk kamu ketahui bahwa kalau kamu senang, maka itulah
kesenanganku.
Adik : Kalau kita sudah berpisah, ditempat manakah aku dapat bertemu dengan
kakak? Kakak harus menunjukan tempat kakak berdiam, agar sewaktu-waktu
kita dapat bertemu kembali (waktu sang adik berkata demikian pada
kakaknya, usia sang adik sudah 9 Bulan 9 Hari didalam kandungan Ibu).