Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini membandingkan hasil belajar siswa yang menerima pembelajaran STAD dan CTL menggunakan handout pada materi hukum-hukum dasar kimia.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa yang menerima pembelajaran STAD memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang menerima pembelajaran CTL.
3. Penelitian ini bertujuan untuk
Skripsi Presentasi Sidang Januari 2012
Judul : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
DI SMP NEGERI 1 JULI
Oleh: Nurmala
NPM: 070203075
mempelajari ilmu pengetahuan dengan mudah, dan efisien. mendapatkan ilmu pengetahuan baru. Silabus. Silabus Kimia. Silabus Kimia SMK. Silabus Kimia SMK kelas XI. semester genap. silabus kimia kurikulum 2013.
Menyajikan sekumpulan Perangkat Pembelajaran Mapel Kimia kelas XI (2) SMA/MAK/SMK semester 2 secara terperinci dan sesuai kaidah penulisan Perangkat pembelajaran.
Perangkat pembelajaran tersebut meliputi Silabus Kimia Kelas XI semester 2 SMK, Prota, Promes, RPP, SK-KD, KKM, dan Pemetaan.
Bisa memberi manfaat untuk digunakan sebagai acuan, literatur, sumber referensi, bagi yang membutuhkan.
acid base, Ksp, Salt Hidrolicism, Arrhenius. Buffer suspension.
Menyajikan sekumpulan perangkat pembelajaran materi pelajaran Fisika Kelas X semester 2.
Perangkat pembelajaran tersebut meliputi Silabus mapel Fisika, prota, promes, RPP, Pemetaan, KKM, dan SKKD.
Keyword: Physic, Newton Law, Optical Tools.
Menyajikan sekumpulan perangkat pembelajaran materi pelajaran Kimia Kelas X semester 2.
Perangkat Pembelajaran tersebut meliputi Silabus Kimia, prota, promes, RPP, pemetaan, KKM, dan SKKD.
Keyword : Acid Base, pH, Triad Dobereiner, Periodical Table, Niels bohr, Buffer suspension, Ksp.
Handout interaktif hukum hukum dasar kimiaAdi Prihandono
Mata pelajaran Kimia yang dipelajari siswa memerlukan pemahaman dari pengajar agar para siswa nantinya dapat mengerti dan memahami materi mata pelajaran kimia. Berkaitan dengan hal ini, maka untuk menyelesaikan masalahsehingga siswa nanti dapat lebih mengerti dan memahami materi pelajaran kimia maka penulis mencoba memberikan penyelesaian.
1. Komparasi Prestasi Belajar STAD dan CTL Menggunakan
Handout Kelas X Materi Hukum-hukum Dasar
Nama
: Adi Prihandono
Jurusan : Kimia, FMIPA UNNES. Gd D6 Lantai 2 Kampus Sekaran Gunungpati.
Telp.8508112 Semarang 50229.
Semarang, Jateng, Indonesia.
Email
: Adi_Prihandono@yahoo.com
No.Hp : 0823 2558 9356
A. ABSTRAK
Siswa masih kesulitan memahami materi mata pelajaran kimia sehingga tidak tuntas
belajar memenuhi KKM sebesar 70 pada materi hukum-hukum dasar kimia.Maka peneliti
melakukan penelitian “Komparasi Prestasi Belajar Pembelajaran STAD dan CTL
Menggunakan Handout kelas X Materi Hukum-hukum Dasar Kimia di SMA Negeri 3
Pati”.Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar kimia
siswa yang menerima model STAD dan CTL.Metode penelitiannya yakni metode
pengumpulan data meliputi metode dokumentasi, metode tes. Teknik samplingnya adalah
cluster random sampling. Sampel penelitiannya yaitu kelas X-4 (eksperimen I) menerima
model STAD menggunakan handout dan kelas X-1 (eksperimen II) menerima model CTL
dengan handout. Hasil penelitiannya yakni uji perbedaan dua rata-rata akhirnya dihasilkan
thitung(6,91) > ttabel(1,67) yang berarti ada perbedaan signifikan, membuktikan penerapan
STAD relatif lebih baik daripada CTL. Peneliti menyarankan guru lebih bijaksana memilih
model yang tepat agar hasil belajar kimia meningkat.
Kata Kunci :CTL; Handout; Hukum-hukum Dasar Kimia; dan STAD.
B. PENDAHULUAN
Mata pelajaran Kimia yang dipelajari siswa memerlukan pemahaman dari pengajar
agar para siswa nantinya dapat mengerti dan memahami materi mata pelajaran kimia.
Berkaitan dengan hal ini, maka untuk menyelesaikan masalah sehingga siswa nanti dapat
lebih mengerti dan memahami materi pelajaran kimia maka penulis mencoba memberikan
penyelesaian. Berdasarkan hasil pengamatan nilai hasil ujian tes siswa didapatkan bahwa
siswa belum memahami materi mata pelajaran kimia dengan dibuktikan sebagian siswa
yang masih belum tuntas mencapai nilai KKM sebesar 70. Hal ini disebabkan karena siswa
memerlukan pemahaman materi kimia secara mandiri serta berdiskusi bersama untuk
memahami materi kimia. Karena materi kimia yang memerlukan pemahaman ini maka
diperlukan penerapan dalam kehidupan sehari-hari melalui pembelajaran CTL
1
serta
2. diperlukan penerapan diskusi bersama melalui pembelajaran STAD untuk membuat siswa
mendapatkan pemahaman dalam materi kimia. Dalam penelitian ini dipilih materi hukumhukum dasar kimia karena materi hukum-hukum dasar kimia merupakan materi dasar
sebagai pokok dalam perhitungan mata pelajaran kimia.
Contextual Teaching and Learning(CTL) merupakan proses pembelajaran yang
bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya
terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural),
sehingga siswa memiliki pengetahuan/ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk
mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. (Ana Marwani, 2009)
Ada bermacam-macam model pembelajaran
kooperatif
yaitu: STAD,
TPS,
Jigsaw, NHT, dan GI. (Trianto, 2007).STAD adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4 sampai 5 orang),
diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolaboratif, sajian persentasi kelompok
sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap
peserta didik atau kelompok, diumumkan rekor tim dan individual dan berikan
reward. Untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif perlu menggunakan model
pembelajaran yang disesuaikan dengan materi, kondisi peserta didik juga media yang
cocok.
Penelitian menggunakan model pembelajaran STAD dan CTL sangat penting
bagi siswa karena dapat membantu siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan
nyaman karena dapat menyelesaikan tugas secara mandiri maupun bekerjasama.
Kemampuan menyelesaikan tugas secara mandiri dapat dikembangkan melalui model
pembelajaran CTL. Sedangkan kemampuan menyelesaikan tugas secara bekerjasama
dapat dikembangkan melalui penerapan model pembelajaran STAD.
Berdasarkan pertimbangan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian
dengan
judul
“Komparasi
Hasil
Belajar
Antara Pembelajaran
STAD dan
Pembelajaran CTL Menggunakan Handout Pada Siswa Kelas X Materi HukumHukum Dasar Kimia di SMA Negeri 3 Pati”.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, permasalahan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Adakah perbedaan hasil belajar antara
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran tipe Contextual Teaching And
Learning (CTL) menggunakan handout terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
kimia kelas X bab hukum-hukum dasar kimia di SMA.
2
3. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan dari diadakannya
penelitian ini adalah “ Mengetahui adanya perbedaan antara pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan pembelajaran tipe Contextual Teaching And Learning (CTL) menggunakan
handout pada hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran kimia kelas X bab hukum-hukum
dasar kimia di SMA Negeri 3 Pati”.
C. METODE PENELITIAN
Subyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah nilai tes mid semester kimia
semester 1 kelas X-1 sampai kelas X-5 di SMA Negeri 3 Pati Tahun Ajaran 2011/2012
sebagai landasan data yang diteliti. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster
random sampling dengan persyaratan data populasi harus homogen.Variabel dalam
penelitian ini terdiri dari : Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah jumlah jam
pelajaran, materi, buku refferensi yang dipakai, guru, ruang kelas, kurikulum.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran STAD dan pembelajaran
CTL. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pokok bahasan
Hukum-hukum dasar Kimia.
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan daftar nama siswa dan daftar
hasil nilai tes mid semester I mata pelajaran kimia kelas X. Data tersebut dipakai untuk uji
homogenitas serta uji normalitas data. Metode tes yang digunakan adalah tes objektif.
Macam tes objektif yang digunakan tes pilihan ganda (multiple choice test) dengan lima
pilihan jawaban.Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini adalah: Rencana pelaksanaan
pembelajaran, soal pre test dan post test (ranah kognitif), lembar observasi praktikum (ranah
psikomotorik), lembar observasi keaktifan siswa dalam belajar mengajar (ranah afektif),
ringkasan materi pada media belajar handout
Analisis instrumen penelitian harus memenuhi syarat-syarat sebagai instrumen
yang baik, maka instrumen tersebut harus diujicobakan pada kelas di luar kelas
sampel penelitian, syarat-syarat instrument yang baik memenuhi aspek berikut:Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
sesuatu instrument (Arikunto, 2002), dihitung menggunakan statistik korelasi point
biserial.Tingkat kesukaran adalah ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkatan
kesukaran soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar, dihitung dengan rumus
tingkat kesukaran soal (Arikunto, 2002). Daya beda soal adalah kemampuan sesuatu
soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan
rendah, dihitung dengan rumus daya pembeda soal (Arikunto,
2002).Instrumen penelitian adalah yang reliabel, artinya instrumen tersebut cukup baik
3
4. sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Rumus yang digunakan
untuk mengetahui reliabilitas instrumen penelitian ini adalah rumus KR-21.
Data yang digunakan sebagai data awal adalah nilai tes mid semester kimia
semester 1.Uji normalitas data untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak
yang dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan statistik yang akan
digunakan. Apabila data berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah
statistik parametrik, yaitu uji t. Jika data tidak berdistribusi normal maka statistik
yang digunakan adalah statistik nonparametrik, yaitu uji wilcoxon.Uji homogenitas
untuk mengetahui populasi dalam keadaan homogen atau tidak. Uji yang digunakan
adalah uji Barlett.Uji kesamaan rata-rata untuk mengetahui kesetaraan populasi yang
ditinjau dari rata-ratanya dapat diuji dengan metode analisis varians satu arah.
Analisis tahap akhir adalah berikut : Uji perbedaan dua rata-rata akhir nilai posttest merupakan uji hipotesis untuk mengetahui benarkah kelompok eksperimen I yang
diberi model pembelajaran STAD lebih baik daripada kelompok eksperimen II yang
diberi model pembelajaran CTL. Rumus yang digunakan adalah rumus uji t sebagai
berikut:
t=
Keterangan :
= nilai rata-rata ekspermen I
1
= nilai rata-rata eksperimen II
2
n1 = banyaknya data eksperimen I
n2 = banyaknya data eksperimen II
s
= simpangan baku
s12 = varians eksperimen I
s22 = varians eksperimen II
(Sudjana,
2005:239)
(Sudjana, 1996:239)
s=
Apabila thitung ≥ t(1-α)(n1 +n2 -2) maka rata-rata hasil belajar kimia kelompok eksperimen I lebih
baik daripada rata-rata hasil belajar kimia kelompok eksperimen II.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini telah berhasil karena hasil dalam penelitian ini telah sesuai dengan
hipotesisnya.Kesesuaian ini ditunjukkan dengan hasil analisis perhitungan uji perbedaan
dua rata-rata akhir melalui rumus uji t. Pada hasil perhitungan uji t, diperoleh harga thitung
=6,91 lebih besar dari harga ttabel =1,67. Hasil ini menunjukkan bahwa prestasi belajar
kelompok ekperimen I lebih baik daripada prestasi belajar kelompok eksperimen
II.Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini telah berhasil.
Hasil penelitian ini telah cocok dengan teorinya karena penerapan model
STADterbukti lebih efektif meningkatkan pretasi belajar daripada model CTL. Hal ini
4
5. ditunjukkan dengan hasil nilai rata-rata post test eksperimen I (menerapkan STAD) sebesar
76,15 lebih besar dari nilai rata-rata post test eksperimen II(menerapkan CTL) sebesar
58,83. Sedangkan media handout terbukti mampu diterapkan dalam penerapan model STAD
serta CTL.Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini telah cocok dengan teorinya.
Penelitian ini telah cocok dengan penelitian orang lain. Kecocokan ini ditunjukkan
pada penelitian Siti Endah Purwani yang berjudul “Komparasi Hasil Belajar Kimia
Menggunakan Model Pembelajaran Tipe TSTS dan Tipe Jigsaw Pada Siswa SMA Negeri 1
Kutowinangun” yang sama-sama berupa penelitian komparasi yang membandingkan antar
model pembelajaran.Dalam hal ini peneliti tidak hanya membandingkan antar model
pembelajaran kooperatif saja seperti penelitian Siti Endah Purwani, akan tetapi lebih
dikembangkan
lagi,
yakni
dengan
membandingkan
model
pembelajaran
kooperatif(tipeSTAD) dengan model pembelajaranCTL,demi mendapatkan hasil yang lebih
baik yang bisa digunakan lagi untuk penelitian selanjutnya.
Penelitian yang sudah ada terdahulu yang digunakan dasar landasan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Skripsi Siti Endah Purwani (2010) yang berjudul “Komparasi Hasil Belajar Kimia
Menggunakan Model Pembelajaran Tipe TSTS dan Tipe Jigsaw Pada Siswa SMA
Negeri 1 Kutowinangun”. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa hasil belajar kimia
antara siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe TSTS lebih baik daripada
tipe Jigsaw pada siswa SMA Negeri 1 Kutowinangun, terbukti dari rata-rata hasil
belajar sebesar 79,73 pada kelas eksperimen 1 dan 74,53 pada eksperimen 2.
Persamaan : Sama-sama berupa penelitian komparasi yang membandingkan antar
model pembelajaran.
Perbedaan : Komparasinya antara model pembelajaran TSTS dan Jigsaw, sedang
peneliti komparasinya antara model pembelajaran STAD dan CTL.
2. Skripsi Agnes Ariningtyas (2010) yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif STAD dengan Peta Konsep Pada Pokok Bahasan Redoks Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Ungaran”. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD dengan peta konsep
memiliki pengaruh pada hasil belajar kimia redoks siswa yang ditunjukkan dengan
harga koefisien korelasi (rb) sebesar 0,517 dengan pengaruh 26,78%.
Persamaan : Sama-sama membahas tentang model pembelajaran STAD.
5
6. Perbedaan : Berupa penelitian korelasi, sedang oleh peneliti berupa penelitian
komparasi. Penelitiannya memanfaatkan peta konsep pada model STAD, sedang oleh
peneliti memanfaatkan handout pada model STAD.
3. Skripsi Ana Marwani (2009) yang berjudul “Penggunaan Handout Interaktif Berbasis
Contextual Teaching Learning (CTL) Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Kelas XI IPA 2 MA Al Asror Semarang”. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa
penggunaan handout interaktif berbasis
Contextual Teaching Learning (CTL) pada
pembelajaran kimia dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terbukti dengan ketuntasan
klasikal hasil belajar kognitif siklus I 63,89%, siklus II 83,33%, dan siklus III 86,11%,
psikomotorik siklus I 55,56% dan siklus II 86,11%, afektif siklus I 72,22% dan siklus II
94,44%.
Persamaan : Sama-sama memanfaatkan handout pada model CTLnya
Perbedaan : Berupa penelitian korelasi, sedang oleh peneliti berupa penelitian
komparasi.
4. Skripsi Eko haryono (2010) yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Kimia Melalui
Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dengan Peta Konsep Terhadap Hasil
Belajar Kimia Kelas XI Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan di SMAN 2
Kudus”. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa pembelajaran kimia melalui
pendekatan CTL dengan peta konsep berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, terbukti dengan besarnya kontribusi (rb2) 31%.
Persamaan : Sama-sama menerapkan model pembelajaran CTL.
Perbedaan : Penelitiannya memanfaatkan peta konsep pada model CTLnya, sedang
oleh peneliti memanfaatkan handout pada model CTLnya. Berupa penelitian korelasi,
sedang oleh peneliti berupa penelitian komparasi.
Hasil Penelitian dari penelitian ini meliputi hasil uji pengaruh pemanfaatan model
pembelajaran STAD dan CTL dengan uji korelasi biserial, serta hasil uji hipotesis dengan
uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar dengan uji t.
Uji pengaruh pemanfaatan model pembelajaran STAD dan CTL dengan uji korelasi
biserial ini
digunakan
untuk
mengetahui
adanya
pengaruh
pemanfaatan
model
pembelajaran STAD dan model pembelajaran CTL yang diberi perlakuan sama, yakni
dengan
menggunakan
ringkasan
materi
pada
handout
memanfaatkan
program
powerpoint pada komputer. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh
harga korelasi biserial (rb) sebesar 0,998 lebih besar daripada harga Srb x 1,96 yakni 0,278.
Hal tersebut menunjukkan bahwa rb signifikan. Berdasarkan harga rb yang signifikan,
6
7. diperoleh harga rb2 sebesar 99,60%, yang menunjukkan hubungan antara model
pembelajaran dengan model pembelajaran STAD dan CTL masuk dalam kategori tinggi.
Hasil analisis uji pengaruh pemanfaatan STAD dan CTL dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Pengaruh Pemanfaatan STAD dan CTL
Data
Post test
rb
0,998
rb2
99,60%
Kriteria
Penggunaan STAD dan CTL memberi
pengaruh pada prestasi belajar siswa
Uji perbedaan dua rata-rata akhir merupakan uji hipotesis untuk
benarkah kelompok I yang diberi model
pembelajaran
STAD
mengetahui
lebih baik daripada
kelompok II yang diberi model pembelajaran CTL. Hasil analisis data uji kesamaan dua
rata-rata dapat dilihat pada table 2.
Tabel 2. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Akhir
Data
thitung
ttabel
Kriteria
Kelompok eksperimen I lebih
baik daripada eksperimen II
Berdasarkan hasil analisis angket afektif diketahui bahwa respon pada kelas
Post test
6,91
eksperimen I sebesar 81,16%
1,67
dengan kategori sangat baik serta kelas eksperimen II
menerapkan model pembelajaran CTL sebesar 80,125% dengan kategori baik. Data hasil
angket afektif siswa dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Analisis Angket Afektif
Data
Eksperimen 1
Kriteria
Kelompok eksperimen I lebih
Post test
81,16%
80,13%
baik daripada eksperimen II
Berdasarkan hasil analisis angket psikomotorik diketahui bahwa respon pada kelas
eksperimen I sebesar 80,44%
Eksperimen 2
dengan kategori sangat baik serta kelas eksperimen II
menerapkan model pembelajaran CTL sebesar 80,10% dengan kategori baik. Data hasil
angket psikomotorik siswa dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Analisis Angket Psikomotorik
Data
Eksperimen 1
Eksperimen 2
Kriteria
Kelompok eksperimen I lebih
Post test
80,44%
80,10%
baik daripada eksperimen II
Siswa dalam penelitian ini sebagai populasi adalah kelas X SMA Negeri 3
Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2011/2012 sebanyak 197 siswa yang terdiri atas 5 kelas. Uji
normalitas dan homogenitas yang dikenakan dalam populasi ini menggunakan dasar nilai
hasil ujian tengah semester pada semester gasal kelas X tahun ajaran 2011/2012. Dari hasil
7
8. perhitungan diketahui bahwa populasi mempunyai homogenitas yang sama(homogen). Hal
ini dibuktikan dengan harga χ²hitung sebesar 0,115 lebih kecil daripada harga χ²tabel sebesar
9,49, sehingga harga χ²hitung termasuk dalam daerah penerimaan. Karena populasi homogen
maka digunakanlah metode cluster random sampling untuk menentukan kelas sampel
penelitian. Selain itu dari perhitungan juga didapatkan bahwa semua kelas dalam populasi
berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan pada hasil perhitungan distribusi normalitas, untuk
kelas X-1 harga χ²hitung = 4,49< χ²tabel = 5,99; kelas X-2 harga χ²hitung = 1,606< χ²tabel = 5,99;
kelas X-3 harga χ²hitung = 2,47< χ²tabel = 5,99; kelas X-4 harga χ²hitung = 5,615< χ²tabel = 5,99;
kelas X-5 harga χ²hitung = 4,01< χ²tabel = 5,99; sehingga harga χ²hitung untuk kelas populasi
termasuk dalam daerah penerimaan. Karena populasi berdistribusi normal maka
digunakanlah metode cluster random sampling, diperoleh kelas X-4 dengan harga varians
(s2) sebesar 93,36 serta harga standar deviasi (s) sebesar 9,66
sebagai kelompok
eksperimen I yang kemudian diberi pembelajaran dengan model pembelajaran STAD
menggunakan ringkasan materi pada handout dan kelas X-1 dengan harga varians (s2)
sebesar 92,46 serta harga standar deviasi (s) sebesar 9,62 sebagai kelompok eksperimen II
yang kemudian diberi pembelajaran dengan model CTL menggunakan ringkasan materi
pada handout materi pokok bahasan hukum-hukum dasar kimia. Peneliti memilih pokok
bahasan hukum-hukum dasar kimia karena dalam pokok bahasan ini terdapat konsepkonsep yang memerlukan permodelan pada penerapan diskusi pembahasan materi melalui
model pembelajaran STAD dan juga dapat diterapkan permodelan pada kehidupan seharihari melalui model pembelajaran CTL terhadap pokok bahasan hukum-hukum dasar kimia.
Pembahasan dalam penelitian ini yakni pembahasan analisis nilai pre test, serta
pembahasan analisis nilai post test.
Analisis nilai pre test dari kelas eksperimen I dan eksperimen II melalui uji
kesamaan dua varians dan uji kesamaan dua rata-rata hasil belajar. Sedangkan untuk uji
normalitas digunakanlah hasil uji normalitas sampel, yakni untuk eksperimen I dengan
harga χ²hitung=5,615 < χ²tabel=5,99, sehingga data telah berdistribusi normal; serta untuk
eksperimen II dengan harga χ²hitung=4,49 < χ²tabel=5,99, sehingga data telah berdistribusi
normal. Berdasarkan hasil uji normaltas didapatkan bahwa sampel berdistribusi normal
sehingga analisis data selanjutnya dapat
dilakukan dengan menggunakan statistik
parametrik. Dalam uji kesamaan dua varians, sampel mempunyai variansi yang sama yakni
harga Fhitung=2,994 < Ftabel=4,17; serta dalam uji kesamaan dua rata-rata awal hasil belajar
kedua sampel tidak mempunyai perbedaan rata-rata yang cukup signifikan yakni dibuktikan
dengan harga ttabel= -2,01 < thitung=0,417 < ttabel=2,01; sehingga dapat disimpulkan bahwa
8
9. terbukti kedua sampel berangkat dari titik awal yang sama. Dengan demikian maka hasil
penelitian dapat disimpulkan dengan melihat perbedaan rata-rata hasil nilai post test.
Pembahasan selanjutnya adalah analisis nilai post test. Pengujian ini adalah
menjawab hipotesis dengan uji korelasi serta uji perbedaan dua rata-rata data akhir
berdasarkan data nilai post test. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa harga rb sebesar
0,998. Karena harga rb positif maka dapat diartikan bahwa ada korelasi positif penggunaan
model pembelajaran STAD dan CTL terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan uji koefisien
determinasi didapatkan harga koefisien determinasi (rb²) sebesar 99,60%. Hal ini berarti
bahwa penggunaan model pembelajaran STAD dan CTL mampu memberi pengaruh
terhadap hasil belajar siswa sebesar 99,60%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan model
pembelajaran STAD dan CTL berpengaruh sangat penting bagi hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata akhir antara kelas
eksperimen I dengan kelas eksperimen II didapatkan bahwa harga thitung=6,91≥ ttabel=1,67.
Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar kelas eksperimen I lebih baik daripada kelas
eksperimen II. Hal ini disebabkan dalam eksperimen I yang menerapkan model
pembelajaran STAD bahwa siswa bisa mendiskusikan serta mencoba latihan kembali materi
yang sudah dijelaskan peneliti di dalam tim, sehingga siswa bisa lebih paham setelah
mendiskusikan serta mencoba latihan materi dalam timnya. Materi hukum-hukum dasar
kimia yang memerlukan pemahaman dapat diselesaikan dengan mendiskusikan serta
mencoba latihan dalam tim sesuai penerapan model pembelajaran STAD ini sehingga siswa
dapat lebih paham dan senang untuk mempelajari materi tersebut.Sehingga dapat dikatakan
penerapan model pembelajaran STAD relatif lebih baik daripada model pembelajaran CTL.
Berikut ini hasil nilai kognitif kelompok eksperimen I dan eksperimen II sebagai berikut.
Nilai Kognitif
100
80
Grafik Hasil Nilai Kognitif
76,15
58,83
60
40
Hasil Nilai
20
0
Kognitif Eksperimen 1
Kognitif Eksperimen 2
Aspek Kognitif
Gambar 1: grafik hasil nilai kognitif
9
10. Berdasarkan hasil analisis angket afektif diketahui bahwa respon siswa terhadap
pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD pada kelas eksperimen I sebesar
81,16%
dengan kategori respon Sangat Baik. Sedang untuk kelas eksperimen II
menerapkan model pembelajaran CTL sebesar 80,125% dengan kategori respon
Baik.Berdasarkan persentase hasil angket afektif ini dapat dikatakan bahwa hasil analisis
afektif untuk penerapan model pembelajaran STAD relatif lebih baik daripada model
pembelajaran CTL.Berikut ini hasil persentase nilai afektif kelompok eksperimen I dan
eksperimen II sebagai berikut.
Grafik Persentase Nilai Afektif
Nilai Persentase Afektif
100,00%
81,16%
80,13%
80,00%
60,00%
40,00%
PERSENTASE
20,00%
0,00%
AFEKTIF EKSPERIMEN 1 AFEKTIF EKSPERIMEN 2
Aspek Afektif
Gambar 2: grafik persentase nilai afektif
Berdasarkan hasil analisis angket psikomotorik didapatkan bahwa respon siswa
terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD pada kelompok
eksperimen I sebesar 80,44% dengan kategori respon Baik. Sedang hasil analisis angket
psikomotorik untuk kelas eksperimen II menerapkan model pembelajaran CTL sebesar
80,1% dengan kategori respon Baik. Berdasarkan persentase hasil angket psikomotorik ini
dapat dikatakan bahwa hasil analisis psikomotorik untuk penerapan model pembelajaran
STAD relatif lebih baik daripada CTL.Berikut ini hasil persentase nilai psikomotorik
kelompok eksperimen I dan eksperimen II sebagai berikut.
10
11. Nilai Persentase Psikomotorik
100,00%
Grafik Persentase Nilai Psikomotorik
80,44%
80,10%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
PERSENTASE
0,00%
PSIKOMOTORIK
EKSPERIMEN 1
PSIKOMOTORIK
EKSPERIMEN 2
Aspek Psikomotorik
Gambar 3: grafik persentase nilai psikomotorik
Berdasarkan hasil perhitungan harga rb, koefisien determinasi, uji perbedaan dua
rata-rata akhir, hasil analisis angket afektif, hasil analisis angket psikomotorik di dalam
penelitian ini, dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran STAD relatif lebih
baik daripada penerapan model pembelajaran CTL.
E.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:1) Terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok eksperimen I
dengan kelompok eksperimen II. Dimana prestasi belajar kelompok eksperimen I relatif
lebih baik dibanding kelompok eksperimen II. Hal tersebut dibuktikan dengan harga
perhitungan perbedaan dua rata-rata akhir antara kelompok eksperimen I yang
menerapkan STAD dengan kelompok eksperimen II yang menerapkan CTL.
F. UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada: 1) Rektor Universitas Negeri
Semarang sebagai pemimpin tertinggi di sivitas akademika universitas, 2)Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam, Universitas Negeri
Semarang, 3)Ketua
Jurusan Kimia yang telah membantu kelancaran ujian skripsi penulis, 4)Bapak Dr. A.
T Widodo dan Ibu Dra. Sri Nurhayati M.Pd selaku Pembimbing I dan Pembimbing
II yang telah tulus dan sabar membimbing dan mengarahkan penulis, 5)Segenap
pihak yang telah membantu dalam penelitian.
G. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V.
Jakarta: Rineka Cipta.
11
12. Ariningtyas, Agnes. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif STAD dengan Peta
Konsep Pada Pokok Bahasan Redoks Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN
1 Ungaran.Skripsi. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
Azwar, Saifuddin. 2010. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi
Belajar Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Drastisianti, Apriliana. 2007. Komparasi Hasil Belajar Kimia Pokok Bahasan Larutan
Siswa Kelas XI Semester II Melalui Pembelajaran Berbasis Penilaian Performans
Dengan Penilaian Produk. Skripsi. Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Haryono, Eko. 2010. Pengaruh Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Contextual
Teaching Learning (CTL) dengan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Kimia
Siswa Kelas XI Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan di SMA 2
Kudus.Skripsi. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
Juliartawan, I Wayan. 2010. Buku Kimia Latihan Soal. Jakarta: Andi press.
Marwani, Ana. 2009. Penggunaan Handout Interaktif Berbasis Contextual Teaching and
Learning (CTL) Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI
IPA 2 MA Al Asror Semarang. Skripsi.Semarang: Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES.
Purnomo, Catur Hadi. 2007. Panduan Belajar Otodidak Microsoft PowerPoint 2007
Mudah, Praktis, Lengkap. Jakarta:Madiakita.
Purwani, Siti Endah. 2010. Komparasi Hasil Belajar Kimia Menggunakan Model
Pembelajaran Tipe TSTS dan Tipe Jigsaw Pada Siswa SMA Negeri 1
Kutowinangun.Skripsi.Semarang : Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
Purwanto.2010. Evaluasi Hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riftiani, Alvia. 2010. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Berbasis Group Investigation
Aser Terhadap Hasil Belajar Materi Redoks Siswa Kelas X SMA Negeri 4
Semarang. Skripsi. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
Sanaky, Hujair AH. 2011. Media Pembelajaran Buku Pegangan Wajib Guru dan Dosen.
Yogyakarta: Kaukaba Bentang Aksara Galang Wacana.
Saptorini. 2007. Diktat Strategi Belajar Mengajar. Semarang:Jurusan Kimia FMIPA
UNNES.
Slavin, R.E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Soedjono. 2008. Kimia untuk SMA/MA kelas X Seri Buku Soal. Jakarta:Erlangga.
Sugandi, Achmad. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang:UPT UNNES PRESS.
Sugiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Bandung:CV.ALFABETA.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Sudarmo, Unggul. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta.
12
13. PERSETUJUAN PEMBIMBING
Artikel
dengan
judul
“KOMPARASI
PRESTASI
BELAJAR
PEMBELAJARAN STAD DAN CTL MENGGUNAKAN HANDOUT KELAS X
MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DI SMA NEGERI 3 PATI”
disetujui oleh pembimbing.
Hari
= Jum’at
Tanggal = 31 Agustus 2012
Semarang, 31 Agustus 2012
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. A. T Widodo
Dra. Sri Nurhayati M.Pd
NIP. 1952 0520 1976 6 03 1 004
NIP. 1966 0106 1990 0320 02
13
telah