KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIKAloysius Mandowen
Dokumen tersebut membahas tentang pengeluaran pemerintah, terdiri dari:
1) Konsep dan teori pengeluaran pemerintah secara mikro dan makro
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pengeluaran pemerintah
3) Klasifikasi pengeluaran pemerintah menurut urusan wajib dan pilihan
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri ini memberikan pedoman penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sesuai peraturan perundangan. Pedoman ini menjelaskan proses penyusunan RKPD mulai dari persiapan, penyusunan rancangan, musrenbang, hingga penyusunan anggaran daerah. Tujuannya agar penyusunan RKPD di seluruh daerah memenuhi ketentuan perencanaan pembangunan nasional dan tata
Dokumen tersebut membahas pengertian anggaran negara dan komponen-komponennya, termasuk rencana kerja dan anggaran, fungsi anggaran, dasar hukum penyusunan anggaran, klasifikasi anggaran berdasarkan organisasi, fungsi, dan jenis belanja, serta reformasi sistem penganggaran negara.
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...Dadang Solihin
[Ringkasan]
Dokumen ini membahas sistem perencanaan pembangunan nasional dan daerah di Indonesia sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Termasuk didalamnya adalah proses penyusunan rencana pembangunan jangka panjang, menengah, tahunan serta anggaran di tingkat nasional dan daerah melalui musrenbang dan penganggaran berbasis kinerja.
Dokumen tersebut meringkas biografi dan latar belakang Dadang Solihin sebagai Direktur Evaluasi Kinerja Bappenas. Dokumen juga menjelaskan konsep-konsep penting seperti Anggaran Berbasis Kinerja, Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah, dan komponen-komponen penyusunan anggaran berbasis kinerja seperti indikator kinerja dan evaluasi kinerja.
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIKAloysius Mandowen
Dokumen tersebut membahas tentang pengeluaran pemerintah, terdiri dari:
1) Konsep dan teori pengeluaran pemerintah secara mikro dan makro
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pengeluaran pemerintah
3) Klasifikasi pengeluaran pemerintah menurut urusan wajib dan pilihan
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri ini memberikan pedoman penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sesuai peraturan perundangan. Pedoman ini menjelaskan proses penyusunan RKPD mulai dari persiapan, penyusunan rancangan, musrenbang, hingga penyusunan anggaran daerah. Tujuannya agar penyusunan RKPD di seluruh daerah memenuhi ketentuan perencanaan pembangunan nasional dan tata
Dokumen tersebut membahas pengertian anggaran negara dan komponen-komponennya, termasuk rencana kerja dan anggaran, fungsi anggaran, dasar hukum penyusunan anggaran, klasifikasi anggaran berdasarkan organisasi, fungsi, dan jenis belanja, serta reformasi sistem penganggaran negara.
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...Dadang Solihin
[Ringkasan]
Dokumen ini membahas sistem perencanaan pembangunan nasional dan daerah di Indonesia sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Termasuk didalamnya adalah proses penyusunan rencana pembangunan jangka panjang, menengah, tahunan serta anggaran di tingkat nasional dan daerah melalui musrenbang dan penganggaran berbasis kinerja.
Dokumen tersebut meringkas biografi dan latar belakang Dadang Solihin sebagai Direktur Evaluasi Kinerja Bappenas. Dokumen juga menjelaskan konsep-konsep penting seperti Anggaran Berbasis Kinerja, Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah, dan komponen-komponen penyusunan anggaran berbasis kinerja seperti indikator kinerja dan evaluasi kinerja.
Dokumen tersebut membahas mengenai reorientasi dan restrukturisasi SDM aparatur daerah melalui solusi jangka pendek berupa pemberian tunjangan dan solusi jangka panjang melalui perbaikan sistem keseluruhan seperti sistem penggajian, rekruitmen, penilaian kinerja, promosi, reward dan punishment, serta diklat. Dibahas pula mengenai berbagai metode evaluasi jabatan dan komponen penghitungan besaran tambahan penghasilan bagi PNS da
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk anggota DPRD Kota Depok. Dokumen tersebut juga memperkenalkan profil penulisnya yaitu Drs. H. Dadang Solihin dan pengalamannya dalam bidang perencanaan pembangunan daerah. Selanjutnya dokumen tersebut menjelaskan sistematika penulisan RPJPD dan
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorArdi Susanto
Berdasarkan analisis masalah dalam organisasi saat ini, dan mengingat pentingnya saluran komunikasi yang sesuai dengan perkembangan jaman. Dengan mempertimbangkan banyaknya produk kehumasan maka melalui pemanfaatan teknologi informasi kami mengajukan terobosan inovatif dengan membangun aplikasi yang bertujuan sebagai media informasi dan komunikasi publik dan berbasis pada aplikasi android yang dapat di download pada play store.
Terobosan inovatif dimaksud adalah membangun sebuah aplikasi android dengan nama Aplikasi #BarruBaik sebagai upaya untuk membangun saluran informasi secara mudah dan massif.
Dalam aplikasi ini nantinya, diharapkan semua stakeholder pemerintahan dan masyarakat dapat berkolaborasi menyampaikan informasi public termasuk sebagai sumber untuk mengetahui informasi terbaru secara up to date serta dapat mendownload ragam informasi yang tersimpan di dalamnya termasuk menyimpan beberapa produk komunikasi publik. Produk komunikasi publik dimaksud dapat berupa foto, video, konten grafis, rilis berita serta lainnya.
Selain itu, Aplikasi ini akan me-link-kan publik dengan beberapa Web milik Pemerintah Daerah semisal Barrukab.go.id maupun aplikasi yang bisa diakses publik lainnya. Kemudian, didalamnya diharapkan ada ruang diskusi publik terhadap issue terkini yang dapat terdokumentasi untuk di print out dan dilaporkan ke Pimpinan sebagai bahan pengambilan kebijakan selanjutnya.
Perlunya ruang komunikasi publik melakukan diskusi dengan memberi masukan berupa diskusi ide, saran dan ruang bersama antara pemerintah daerah dan publik yang nantinya dapat dihimpun kemudian dikelola untuk di jadikan sebagai bahan pertimbangan selanjutnya. Kemudian, saat ini diperlukan pertukaran informasi antara masayarakat khususnya bagi yang memiliki kompetensi maupun keahlian yang dapat ditawarkan ke public melalui aplikasi #BarruBaik pada fitur yang didesain untuk di isi dan dimanfaatkan sendiri dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Memberikan ruang bagi warga Barru untuk menawarkan diri kepada Publik untuk layanan jasa dan kompetensi yang ia miliki untuk dapat diketahui dan dimanfaatkan bagi pihak lainnya yang membutuhkan.
Dokumen tersebut berisi profil singkat Dr. Dadang Solihin dan ringkasan penjelasan tentang penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga dan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Termasuk didalamnya adalah landasan hukum, perbedaan Renstra 2010-2014 dengan sebelumnya, serta hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan nasional dan daerah.
Dokumen tersebut membahas perencanaan partisipatif dan bagaimana dilaksanakan di daerah. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa perencanaan partisipatif melibatkan masyarakat dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah melalui musrenbang. Dokumen juga menjelaskan tahapan penyusunan rencana pembangunan daerah seperti RPJPD, RPJMD, dan RK
Paradigma Baru Sistem Perencanaan Pembangunan Dadang Solihin
Dokumen tersebut berisi profil Dr. Dadang Solihin dan ringkasan materi yang pernah disampaikannya mengenai perencanaan pembangunan daerah, termasuk pengertian SPPN, tujuan perencanaan, proses perencanaan, serta status hukum dokumen perencanaan.
Tim dibentuk untuk mengkoordinasikan pelaksanaan Diklat Teknis Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Kabupaten Pangandaran tahun 2015. Tim terdiri dari pengarah, penanggung jawab, koordinator, ketua, wakil ketua, sekretaris dan beberapa anggota. Mereka akan bekerja sama dengan instansi terkait untuk menyiapkan dan melaksanakan kegiatan Diklat sesuai rencana dan anggaran yang telah ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis jabatan dan perhitungan kebutuhan pegawai berdasarkan peraturan bersama Menteri PAN, RB, dan Menteri Keuangan. Faktor yang dipertimbangkan dalam perhitungan antara lain standar kemampuan rata-rata, waktu kerja, dan pendekatan hasil kerja maupun tugas per tugas. Diberikan contoh perhitungan kebutuhan pegawai untuk jabatan operator komputer dan pemroses naskah perjanjian
Dokumen tersebut berisi penilaian kinerja pegawai negeri sipil bernama Gerhana Putra oleh pejabat penilai Rismal Riandi. Dokumen mencakup identitas pegawai dan pejabat penilai, unsur-unsur yang dinilai seperti sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja, serta nilai akhir prestasi kerja. Berdasarkan dokumen tersebut, nilai akhir prestasi kerja Gerhana Putra adalah 86,98 atau dikategorikan baik.
Partisipasi warga hanya bisa terjadi bila warga memiliki kapasitas untuk berpartisipasi. Itulah peran seorang fasilitator. Selain memandu proses, tugas pentingnya adalah membelajarkan dan memperkuat kapasitas masyarakat. Siapa para fasilitator tersebut? Bisakah fasilitator itu dari kalangan warga sendiri?
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021Dr. Zar Rdj
KINERJA INDIVIDU: Getting employees involved in the planning process will help them understand the goals of the rganization, what needs to be done, why it needs to be done, and how well it should be done
SKP ADALAH SASARAN KINERJA PEGAWAI BERBASIS HASIL
SKP disusun berjenjang berdasarkan penyelarasan dan
memiliki IKI serta target yang SMART
SKP disusun berjenjang berdasarkan penyelarasan dan
memiliki IKI serta target
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan dan penganggaran pemerintah pusat dan daerah. Terdapat beberapa jenis perencanaan berdasarkan periode dan ruang lingkupnya seperti RPJPN, RPJMN, RKP, dan RKA-K/L. Dokumen juga menjelaskan prinsip-prinsip penganggaran seperti transparansi, disiplin, keadilan, efisiensi, dan pendekatan kinerja. Selain itu dijelaskan pula proses
1. Studi ini bertujuan untuk menentukan biaya dan alokasi anggaran untuk setiap unit kerja secara efisien dan efektif sebagai acuan untuk program/kegiatan serupa serta memperoleh model analisis standar belanja sesuai karakteristik program/kegiatan di Kota Batu.
2. Studi ini menghasilkan 16 model analisis standar belanja keseluruhan pengeluaran SKPD. Dengan menggunakan ASB, pemerintah kota Batu dapat menent
Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan strategis yang mempengaruhi pembangunan aparatur negara di Indonesia, mencakup megatrend global, tantangan pemerataan pembangunan daerah, dan perubahan model kerja birokrasi akibat revolusi digital.
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis KinerjaDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan indikator kinerja dan anggaran berbasis kinerja. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang pentingnya menyusun indikator kinerja yang spesifik, terukur, dan relevan untuk mengukur pencapaian kinerja suatu program, serta dasar hukum dan prinsip-prinsip penyusunan anggaran berbasis kinerja.
KONTRIBUSI DAN PERTUMBUHAN DANA BAGI HASIL PAJAK DALAM MENINGKATKAN PENDAPATA...Faridaabraham
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kontribusi dan pertumbuhan dana bagi hasil pajak dalam meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Musi Banyuasin dari tahun 2011 hingga 2014.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi dana bagi hasil pajak terhadap pendapatan daerah masih rendah, dengan rata-rata kontribusi PBB hanya 15,86% dan PPh kurang dari
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen ini menganalisis potensi pajak daerah di Kabupaten Minahasa dengan menggunakan rasio antara penerimaan pajak dengan PAD.
2. Hasilnya menunjukkan rasio potensi pajak terus meningkat dari 28,95% pada 2007 menjadi 42,32% pada 2011, yang termasuk kategori berpotensi.
3. Peramalan untuk 2013-2015 menunjukkan peningkatan pajak daerah yang akan menduk
Dokumen tersebut membahas mengenai reorientasi dan restrukturisasi SDM aparatur daerah melalui solusi jangka pendek berupa pemberian tunjangan dan solusi jangka panjang melalui perbaikan sistem keseluruhan seperti sistem penggajian, rekruitmen, penilaian kinerja, promosi, reward dan punishment, serta diklat. Dibahas pula mengenai berbagai metode evaluasi jabatan dan komponen penghitungan besaran tambahan penghasilan bagi PNS da
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk anggota DPRD Kota Depok. Dokumen tersebut juga memperkenalkan profil penulisnya yaitu Drs. H. Dadang Solihin dan pengalamannya dalam bidang perencanaan pembangunan daerah. Selanjutnya dokumen tersebut menjelaskan sistematika penulisan RPJPD dan
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorArdi Susanto
Berdasarkan analisis masalah dalam organisasi saat ini, dan mengingat pentingnya saluran komunikasi yang sesuai dengan perkembangan jaman. Dengan mempertimbangkan banyaknya produk kehumasan maka melalui pemanfaatan teknologi informasi kami mengajukan terobosan inovatif dengan membangun aplikasi yang bertujuan sebagai media informasi dan komunikasi publik dan berbasis pada aplikasi android yang dapat di download pada play store.
Terobosan inovatif dimaksud adalah membangun sebuah aplikasi android dengan nama Aplikasi #BarruBaik sebagai upaya untuk membangun saluran informasi secara mudah dan massif.
Dalam aplikasi ini nantinya, diharapkan semua stakeholder pemerintahan dan masyarakat dapat berkolaborasi menyampaikan informasi public termasuk sebagai sumber untuk mengetahui informasi terbaru secara up to date serta dapat mendownload ragam informasi yang tersimpan di dalamnya termasuk menyimpan beberapa produk komunikasi publik. Produk komunikasi publik dimaksud dapat berupa foto, video, konten grafis, rilis berita serta lainnya.
Selain itu, Aplikasi ini akan me-link-kan publik dengan beberapa Web milik Pemerintah Daerah semisal Barrukab.go.id maupun aplikasi yang bisa diakses publik lainnya. Kemudian, didalamnya diharapkan ada ruang diskusi publik terhadap issue terkini yang dapat terdokumentasi untuk di print out dan dilaporkan ke Pimpinan sebagai bahan pengambilan kebijakan selanjutnya.
Perlunya ruang komunikasi publik melakukan diskusi dengan memberi masukan berupa diskusi ide, saran dan ruang bersama antara pemerintah daerah dan publik yang nantinya dapat dihimpun kemudian dikelola untuk di jadikan sebagai bahan pertimbangan selanjutnya. Kemudian, saat ini diperlukan pertukaran informasi antara masayarakat khususnya bagi yang memiliki kompetensi maupun keahlian yang dapat ditawarkan ke public melalui aplikasi #BarruBaik pada fitur yang didesain untuk di isi dan dimanfaatkan sendiri dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Memberikan ruang bagi warga Barru untuk menawarkan diri kepada Publik untuk layanan jasa dan kompetensi yang ia miliki untuk dapat diketahui dan dimanfaatkan bagi pihak lainnya yang membutuhkan.
Dokumen tersebut berisi profil singkat Dr. Dadang Solihin dan ringkasan penjelasan tentang penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga dan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Termasuk didalamnya adalah landasan hukum, perbedaan Renstra 2010-2014 dengan sebelumnya, serta hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan nasional dan daerah.
Dokumen tersebut membahas perencanaan partisipatif dan bagaimana dilaksanakan di daerah. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa perencanaan partisipatif melibatkan masyarakat dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah melalui musrenbang. Dokumen juga menjelaskan tahapan penyusunan rencana pembangunan daerah seperti RPJPD, RPJMD, dan RK
Paradigma Baru Sistem Perencanaan Pembangunan Dadang Solihin
Dokumen tersebut berisi profil Dr. Dadang Solihin dan ringkasan materi yang pernah disampaikannya mengenai perencanaan pembangunan daerah, termasuk pengertian SPPN, tujuan perencanaan, proses perencanaan, serta status hukum dokumen perencanaan.
Tim dibentuk untuk mengkoordinasikan pelaksanaan Diklat Teknis Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Kabupaten Pangandaran tahun 2015. Tim terdiri dari pengarah, penanggung jawab, koordinator, ketua, wakil ketua, sekretaris dan beberapa anggota. Mereka akan bekerja sama dengan instansi terkait untuk menyiapkan dan melaksanakan kegiatan Diklat sesuai rencana dan anggaran yang telah ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis jabatan dan perhitungan kebutuhan pegawai berdasarkan peraturan bersama Menteri PAN, RB, dan Menteri Keuangan. Faktor yang dipertimbangkan dalam perhitungan antara lain standar kemampuan rata-rata, waktu kerja, dan pendekatan hasil kerja maupun tugas per tugas. Diberikan contoh perhitungan kebutuhan pegawai untuk jabatan operator komputer dan pemroses naskah perjanjian
Dokumen tersebut berisi penilaian kinerja pegawai negeri sipil bernama Gerhana Putra oleh pejabat penilai Rismal Riandi. Dokumen mencakup identitas pegawai dan pejabat penilai, unsur-unsur yang dinilai seperti sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja, serta nilai akhir prestasi kerja. Berdasarkan dokumen tersebut, nilai akhir prestasi kerja Gerhana Putra adalah 86,98 atau dikategorikan baik.
Partisipasi warga hanya bisa terjadi bila warga memiliki kapasitas untuk berpartisipasi. Itulah peran seorang fasilitator. Selain memandu proses, tugas pentingnya adalah membelajarkan dan memperkuat kapasitas masyarakat. Siapa para fasilitator tersebut? Bisakah fasilitator itu dari kalangan warga sendiri?
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021Dr. Zar Rdj
KINERJA INDIVIDU: Getting employees involved in the planning process will help them understand the goals of the rganization, what needs to be done, why it needs to be done, and how well it should be done
SKP ADALAH SASARAN KINERJA PEGAWAI BERBASIS HASIL
SKP disusun berjenjang berdasarkan penyelarasan dan
memiliki IKI serta target yang SMART
SKP disusun berjenjang berdasarkan penyelarasan dan
memiliki IKI serta target
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan dan penganggaran pemerintah pusat dan daerah. Terdapat beberapa jenis perencanaan berdasarkan periode dan ruang lingkupnya seperti RPJPN, RPJMN, RKP, dan RKA-K/L. Dokumen juga menjelaskan prinsip-prinsip penganggaran seperti transparansi, disiplin, keadilan, efisiensi, dan pendekatan kinerja. Selain itu dijelaskan pula proses
1. Studi ini bertujuan untuk menentukan biaya dan alokasi anggaran untuk setiap unit kerja secara efisien dan efektif sebagai acuan untuk program/kegiatan serupa serta memperoleh model analisis standar belanja sesuai karakteristik program/kegiatan di Kota Batu.
2. Studi ini menghasilkan 16 model analisis standar belanja keseluruhan pengeluaran SKPD. Dengan menggunakan ASB, pemerintah kota Batu dapat menent
Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan strategis yang mempengaruhi pembangunan aparatur negara di Indonesia, mencakup megatrend global, tantangan pemerataan pembangunan daerah, dan perubahan model kerja birokrasi akibat revolusi digital.
Penyusunan Indikator Kinerja dan Anggaran Berbasis KinerjaDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan indikator kinerja dan anggaran berbasis kinerja. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang pentingnya menyusun indikator kinerja yang spesifik, terukur, dan relevan untuk mengukur pencapaian kinerja suatu program, serta dasar hukum dan prinsip-prinsip penyusunan anggaran berbasis kinerja.
KONTRIBUSI DAN PERTUMBUHAN DANA BAGI HASIL PAJAK DALAM MENINGKATKAN PENDAPATA...Faridaabraham
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kontribusi dan pertumbuhan dana bagi hasil pajak dalam meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Musi Banyuasin dari tahun 2011 hingga 2014.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi dana bagi hasil pajak terhadap pendapatan daerah masih rendah, dengan rata-rata kontribusi PBB hanya 15,86% dan PPh kurang dari
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen ini menganalisis potensi pajak daerah di Kabupaten Minahasa dengan menggunakan rasio antara penerimaan pajak dengan PAD.
2. Hasilnya menunjukkan rasio potensi pajak terus meningkat dari 28,95% pada 2007 menjadi 42,32% pada 2011, yang termasuk kategori berpotensi.
3. Peramalan untuk 2013-2015 menunjukkan peningkatan pajak daerah yang akan menduk
PP Nomor 35 Tahun 2023 mengatur tentang pajak daerah, retribusi daerah, dan strategi peningkatan pendapatan asli daerah. PP ini mengatur ketentuan umum pajak dan retribusi daerah serta memperkenalkan kebijakan opsen untuk meningkatkan sinergi antar daerah dalam pemungutan pajak."
Kontribusi dan efektivitas pad candra 2015candra romanda
Tingkat kontribusi pajak daerah terhadap PAD Kabupaten Musi Banyuasin antara 2010-2014 masih rendah, hanya 15,41%. Efektivitas pajak daerah 2010, 2011, dan 2014 termasuk kategori sangat efektif sedangkan 2012-2013 termasuk efektif dengan rata-rata 122,41%.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PAJAK REKLAME DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN AS...fekonunisalab
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menganalisis implementasi kebijakan pajak reklame dan kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Donggala.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pajak reklame berdampak positif terhadap peningkatan PAD namun kontribusinya masih sangat kecil.
3. Faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan dan kont
Makalah ini membahas tentang manajemen pendapatan dan belanja daerah, meliputi siklus manajemen pendapatan dan belanja daerah, jenis-jenis dan sumber-sumber pendapatan dan belanja daerah, serta prinsip-prinsip manajemen pendapatan dan belanja daerah. "
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Penelitian ini membahas pengaruh kewajiban kepemilikan NPWP, pemeriksaan pajak, dan penagihan pajak terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Jakarta Selatan; (2) Berdasarkan penelitian terdahulu, ketiga variabel tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak; (3) Penelitian ini bertuju
Program e-SPT diperkenalkan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaporan SPT Masa PPN. Penelitian ini menganalisis perbedaan kepatuhan sebelum dan sesudah program e-SPT di KPP Pratama Kota Serang dengan melihat jumlah SPT yang dilaporkan. Data dikumpulkan dari KPP terkait untuk menguji apakah ada perbedaan signifikan kepatuhan Wajib Pajak.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Efektivitas pemungutan pajak kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT Kota Palangka Raya dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak daerah. Walaupun target penerimaan pajak tercapai, masih banyak wajib pajak yang menunggak. Saran termasuk peningkatan layanan dan pengawasan.
Artikel farida aryani stier dampak penerapan perubahan ptkp terhadap perhit...Faridaabraham
Artikel Farida Aryani STIER: Dampak Penerapan Perubahan PTKP Tahun 2015 Terhadap Perhitungan Pajak Penghasilan Terutang Wajib Pajak Orang Pribadi. Dipublikasikan pada JIE UNBARA, Edisi April 2016, Volume 9, Nomor 1, Hal. 109-124. ISSN: 2085 - 0352X.
1. Penelitian ini menganalisis pengaruh efektivitas administrasi perpajakan dan kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan pajak daerah di Kabupaten Mojokerto.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kedua faktor tersebut memberikan kontribusi sebesar 60,3% terhadap penerimaan pajak daerah. Secara parsial, efektivitas administrasi perpajakan memberikan kontribusi 80,1% sedang
Analisis koordinasi pelayanan pemungutan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama pada Kantor Bersama SAMSAT Wilayah I Makassar menemukan bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan berpengaruh terhadap koordinasi pelayanan. Koordinasi meliputi perencanaan target penerimaan bersama, pelaksanaan intensifikasi pemungutan pajak, dan pengawasan untuk memastikan pelaksanaan sesuai peraturan.
Dokumen tersebut membahas tentang administrasi pendapatan pemerintah daerah. Secara singkat, administrasi pendapatan mencakup sembilan komponen utama mulai dari kebijakan, sistem pelaporan, pengawasan internal, pengelolaan kas hingga evaluasi sumber pendapatan. Dokumen ini membahas dua komponen pertama yaitu kebijakan administrasi pendapatan dan sistem pelaporan pendapatan.
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
Artikel farida aryani stier pertumbuhan, efektivitas&efisiensi pajak daerah (jie-unbara eds oktober 2014
1. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
ANALISIS PERTUMBUHAN SERTA EFEKTIVITAS DAN
EFISIENSI PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH
KABUPATEN MUSI BANYUASIN
Oleh:
Farida Aryani*
ABSTRACT
This research is intended to know the growth, effectiveness and efficiency of
regional tax collecting of Musi Banyuasin regency. This research is a
quantitative research using primary data based on the results of interview
and secondary data in the form of budget and realization of regional tax
receiving as well as the cost of tax collecting for three years period 2009 to
2013. The result of this research states that the growth of regional tax of
Musi Banyuasin is considered very well and the rate of acceptance
realization increase is 57.25% from 2009 to 2013, inspite of the fact that the
ratio of growth is relatively small that is 2.66.The effectiveness of regional
tax collecting of Musi Banyuasin regency from 2009 untill 2013 was
completely effective due to the fact that the effectiveness ratio rate is more
than 100%; that is 130.78% in spite of the fact that in 2012 and 2013 the
target of regional tax acceptance had not reached 100% yet. The
unreachable regional tax acceptance was caused by the unpaid regional tax
that is caused by low awareness of regional tax payers and furthermore the
regional government is not strict to give the sanctions to the tax payers who
did not pay the tax. Having a look at the efficiency of regional tax collecting
from 2009 to 2013, it could be categorized that it is highly efficient due to
the fact that the collecting cost is less than 25%; it’s only 5%.
Keywords: Regional Tax Growth, Effectiveness of Regional Tax Collecting
and Efficiency of Regional Tax Collecting.
PENDAHULUAN
Dalam konteks penghimpunan sumber pendapatan daerah, biaya,
sarana, tenaga dan cara yang digunakan merupakan ukuran dari masukan,
sedangkan penerimaan daerah akan menjadi ukuran dari pada keluaran.
Pengukuran kinerja pajak dapat dilihat baik dari sisi efektivitas maupun
efisiensi. Pemungutan pajak daerah dilakukan melalui rangkaian kegiatan
mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak, penentuan besarnya
2. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak
serta pengawasan penyetorannya. Pemungutan pajak daerah didasarkan pada
penetapan Kepala Daerah atau dibayar sendiri oleh Wajib pajak.
Pemungutan pajak daerah berdasarkan penetapan dilaksanakan dengan
menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah atau dokumen lain yang
dipersamakan. Selanjutnya pembayaran pajak yang dilakukan sendiri oleh
Wajib Pajak menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, Surat
Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar dan/atau Surat Ketetapan Pajak
Daerah Kurang Bayar Tambahan.
Kemandirian pemerintah kabupaten/kota dapat dilihat dari besarnya
PAD yang diperoleh pemerintah kabupaten/kota tersebut. Salah satu sumber
Pendapatan Asli Daerah adalah berasal dari pajak daerah. Semakin besar
pajak yang diterima akan semakin meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Pajak daerah merupakan beban masyarakat sehingga perlu dijaga
agar kebijakan tersebut dapat memberikan beban yang adil. Sejalan dengan
sistem otonomi daerah, pembinaan pajak daerah harus dilakukan secara
terpadu dengan peraturan pemerintah pusat. Pembinaan ini dilakukan secara
terus menerus, terutama mengenai objek, subjek, dan tarif pajak, sehingga
pendapatan dari pajak daerah terus meningkat.
Kabupaten Musi Banyuasin merupakan salah satu kabupaten
terbesar dengan luas 15% dari Provinsi Sumatera Selatan serta memiliki
beraneka ragam sumber daya alam dan jasa yang dapat dikenakan pajak
daerah, mulai dari sektor industri sampai dengan jasa-jasa yang disediakan
3. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
oleh pihak swasta yang dapat dikenakan tarif pajak daerah. Berdasarkan
data yang diperoleh dapat dijelaskan bahwa target (anggaran) penerimaan
pajak daerah kabupaten Musi Banyuasin mengalami peningkatan yang
cukup besar setiap tahun selama lima tahun dari tahun 2009 sampai dengan
2013, namun realisasi penerimaan pajak daerahnya berfluktuasi bahkan
tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 melebihi 100%, sedangkan tahun
2012 dan 2013 hanya mencapai 90%.
Menurut pengamatan Peneliti, ada fenomena yang menarik perhatian
yaitu pemerintah terus meningkatkan jumlah target penerimaan pajak
daerah, padahal prosentase realisasinya mengalami penurunan. Fenomena
inilah yang mendorong peneliti untuk menganalisis pertumbuhan pajak
daerah, efektivitas dan efisiensi pemungutan pajak daerah Kabupaten Musi
Banyuasin. Adapun masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini
adalah: bagaimana pertumbuhan serta efektifitas dan efisiensi pemungutan
pajak daerah Kabupaten Musi Banyuasin selama tahun 2009 sampai dengan
tahun 2013?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan serta
efektifitas dan efisiensi pemungutan pajak daerah Kabupaten Musi
Banyuasin selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin
khususnya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Musi Banyuasin dalam pengambilan keputusan dan
4. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
kebijakan penetapan target penerimaan pajak daerah guna meningkatkan
pertumbuhan serta efektivitas dan efisiensi pemungutan pajak daerah.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research).
Sekaran (2006:9), menyatakan bahwa penelitian terapan yaitu penelitian
yang dilakukan untuk memecahkan masalah mutakhir yang dihadapi oleh
manajer dalam konteks pekerjaan, yang menuntut solusi tepat waktu.
Penelitian ini bersifat deskriptif. Anwar Sanusi (2013:13),
menyatakan bahwa: desain penelitian deskriptif adalah desain penelitian
yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis
tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian.
Penelitian deskriptif berfokus pada penjelasan sistematis tentang fakta
yang diperoleh saat penelitian dilakukan.
Berdasarkan sumbernya data yang digunakan adalah data
sekunder. Arikunto (2006:125), menyatakan bahwa: “Data sekunder
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)”.
Data sekunder dalam penelitian ini berupa data anggaran dan laporan
realisasi pajak daerah serta biaya pemungutan pajak daerah Kabupaten Musi
Banyuasin. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara dan
dokumentasi. Guna memberikan gambaran yang lebih jelas dan sederhana
5. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
Pajak Daerah
Pertumbuhan
Efektivitas
Efisiensi
dalam proses penelitian ini, terutama dalam melakukan pembahasan, maka
penulis menyusun kerangka pemikiran seperti bagan 1 berikut ini.
Bagan 1: Kerangka Pemikiran
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis rasio
pertumbuhan, efektivitas dan efisiensi. Menurut Darwin (2010:59), rasio
pertumbuhan, efektivitas dan efisiensi dihitung dengan menggunakan rumus
berikut ini:
1. Pertumbuhan pajak daerah dihitung dengan formula laju pertumbuhan
sebagai berikut:
Xt
Rasio Pertumbuhan (r) = X 100%
Xt – t-1
Dimana:
Xt = Nilai Realisasi pajak daerah Tahun ke t
Xt – Xt-1 = Nilai Realisasi pajak daerah Tahun sebelumnya
r = Laju Pertumbuhan
2. Efektifitas pajak daerah dihitung dengan formula berikut:
Realisasi penerimaan pajak daerah
Rasio Efektifitas = X 100%
Anggaran pajak daerah
6. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
3. Efisiensi pajak daerah dihitung dengan formula berikut:
Biaya pemungutan pajak daerah
Rasio Efisiensi = X 100%
Realisasi penerimaan pajak daerah
TELAAH PUSTAKA
A. Konsep Pajak Daerah
Masyahrul (2006:5), menyatakan bahwa: “Pajak daerah adalah pajak
yang dikelola oleh pemerintah daerah baik pemerintah daerah TK.I maupun
pemerintah daerah TK. II dan hasilnya dipergunakan untuk membiayai
pengeluaran rutin dan pembangunan daerah (APBD)”. Selanjutnya Siahaan
(2005:7), menyatakan bahwa: “Pajak daerah adalah iuran wajib yang
dilakukan oleh daerah kepada orang pribadi atau badan tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarka peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang perubahan atas UU
Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pasal 1,
menyatakan bahwa: “Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh
orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelanggaraan
pemerintah daerah dan pembangunan daerah”.
Dari beberapa konsep yang diuraikan tersebut dapat disimpulkan
bahwa pajak daerah adalah penerimaan daerah yang berasal dari orang
7. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
pribadi atau badan yang sifatnya dapat dipaksakan (yuridis) berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan tidak ada kontra prestasi/imbalan secara
langsung serta digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah
dan pembangunan daerah. Wewenang pemungutan pajak daerah ada pada
pemerintah daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan
Daerah.
Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 yang telah direvisi dengan
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 memberikan peluang kepada daerah
kabupaten/kota untuk memungut jenis pajak daerah lain yang dipandang
memenuhi syarat selain dari jenis pajak daerah kabupaten/kota yang telah
ditetapkan. Penetapan jenis pajak lainnya ini harus benar-benar bersifat
spesifik dan potensial di daerah yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan keleluasaan kepada daerah kabupaten/kota dalam
mengantisipasi situasi dan kondisi serta perkembangan perekonomian
daerah pada masa mendatang yang mengakibatkan perkembangan potensi
pajak dengan tetap memperhatikan kesejahteraan, jenis pajak dan aspirasi
masyarakat serta memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Menurut Tunggal (1999:25), pajak daerah harus memenuhi beberapa
persyaratan antara lain:
1. Tidak boleh bertentangan atau harus searah dengan kebijaksanaan
pemerintah pusat.
2. Pajak daerah harus sederhana dan tidak terlalu banyak jenisnya.
8. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
3. Biaya administrasi harus rendah.
4. Tidak mencampuri sistem perpajakan pusat maupun peraturan-peraturan
yang ditetapkan oleh daerah serta dapat dipaksakan.
Kebijakan pemungutan pajak daerah berdasarkan peraturan daerah,
diupayakan tidak berbenturan dengan pemungutan yang dilakukan oleh
pemerintah pusat (pajak maupun bea dan cukai), karena hal tersebut akan
menimbulkan duplikasi pungutan yang pada akhirnya akan mendistorsi
kegiatan perekonomian. Hal tersebut sebetulnya sudah diantisipasi dalam
UU No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
sebagaimana diubah dengan UU No. 28 Tahun 2009, dimana dinyatakan
bahwa objek pajak daerah bukan merupakan objek pajak pusat.
Pajak daerah yang baik merupakan pajak yang akan mendukung
pemberian kewenangan kepada daerah dalam rangka pembiayaan
desentralisasi. Untuk itu, pemerintah daerah dalam melakukan pungutan
pajak harus tetap menempatkan sesuai dengan fungsinya.
B. Jenis-Jenis Pajak Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 pajak di
Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu pajak provinsi dan pajak
kabupaten/kota. Berdasarkan undang-undang tersebut pemerintah daerah
kabupaten/kota diberi kewenangan untuk memungut 11 (sebelas) jenis
pajak, yaitu : (1) Pajak hotel; (2) Pajak restoran; (3) Pajak hiburan; (4) Pajak
reklame; (5) Pajak penerangan jalan; (6) Pajak pengambilan mineral bukan
9. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
logam dan batuan; (7) Pajak parkir; (8) Pajak air tanah; (9) Pajak sarang
burung walet; (10) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesan dan Perkotaan; dan
(11) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Pajak daerah yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin hanya 9 (sembilan) jenis pajak yaitu : (1) Pajak Hotel (Perda
Nomor 06 Tahun 2010 yang merupakan revisi atas Perda Nomor 26 Tahun
2002 tentang Pajak Hotel); (2) Pajak Restoran (Perda Nomor 07 Tahun 2010
yang merupakan revisi atas Perda Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pajak
Restoran); (3) Pajak Hiburan (Perda Nomor 10 Tahun 2010 yang
merupakan revisi atas Perda Nomor 28 Tahun 2002 tentang Pajak Hiburan);
(4) Pajak Reklame (Perda Nomor 03 Tahun 2010 yang merupakan revisi
atas Perda Nomor 27 Tahun 2002 tentang Pajak Reklame); (5) Pajak
Penerangan Jalan (Perda Nomor 05 Tahun 2010 yang merupakan revisi atas
Perda Nomor 16 Tahun 2008 tentang Pajak Penerangan Jalan); (6) Pajak
Pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan (Perda Nomor 08 Tahun
2010 yang merupakan revisi atas Perda Nomor 05 Tahun 1998 tentang
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C); (7) Pajak Air Tanah (Perda
Nomor 04 Tahun 2010); (8) Pajak Sarang Burung Walet (Perda Nomor 09
Tahun 2010); (9) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (Perda
Nomor 11 Tahun 2010). Di Kabupaten Musi Banyuasin pajak parkir masuk
dalam komponen retribusi daerah sedangkan pajak bumi dan bangunan
perdesaan dan perkotaan masuk dalam komponen dana perimbangan.
Peraturan daerah tersebut mulai diberlakukan 1 Januari 2011.
10. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
B. Pertumbuhan (Growth)
Halim (2002: 135), mengemukakan bahwa: “Pertumbuhan mengukur
seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan
meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai dari periode ke periode
berikutnya”. Dengan diketahuinya pertumbuhan pajak daerah baik target
maupun realisasinya maka pemerintah daerah dapat melakukan evaluasi
guna menetapkan kebijakan dimasa yang akan datang.
C. Konsep Efektivitas
Prakoso (2003:134), menyatakan bahwa: “Efektivitas ialah
imbangan antara pendapatan pajak yang sebenarnya terhadap pendapatan
yang potensial dari suatu pajak, yaitu dengan anggapan bahwa mereka yang
seharusnya membayar dengan jumlah yang seharusnya dibayarkan benar-
benar memenuhi kewajibannya. Selanjutnya Halim (2007:234),
mengemukakan bahwa: efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah
daerah dalam merealisasikan penerimaan pajak yang direncanakan
dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah.
Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif
apabila rasio yang dicapai mencapai minimal sebesar 1 (satu) atau 100%.
Namun demikian semakin tinggi rasio efektivitas, menggambarkan
kemampuan daerah yang semakin baik. Guna memperoleh ukuran yang
lebih baik, rasio efektivitas tersebut perlu disandingkan dengan rasio
efisiensi yang dicapai pemerintah daerah.
11. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
Darwin (2010:62), mengemukakan bahwa kategori efektivitas pajak
daerah adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Kategori Tingkat Efektivitas Pajak Daerah
URAIAN KRITERIA
0 sampai dengan 25% Tidak Efektif
25% sampai dengan 50% Cukup Efektif
50% sampai dengan 75% Efektif
75% sampai dengan 100% Sangat Efektif
Sumber: Darwin (2010:62)
D. Konsep Efisiensi
Todaro (1997;87), mengemukakan efisien adalah suatu kerangka
yang dijalankan dalam setiap kegiatan dengan melakukan pengorbanan yang
sekecil-kecilnya serta memanfaatkan segala potensi yang ada untuk
mencapai suatu target tertentu yang diinginkan. Menurut kamus bahasa
Indonesia dalam Prakoso (2003:133), “Efisiensi memiliki arti sebagai: (1)
ketetapan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak
membuang waktu dan biaya); (2) kemampuan menjalankan tugas dengan
baik dan tepat (dengan tidak membuang waktu, tenaga, biaya). Secara
umum, efisiensi dapat diartikan sebagai perbandingan antara masukan
(input) dengan keluaran (output) demi suatu proses dan dapat juga
dihubungkan dengan analisa hubungan antara manfaat dan biaya yang
dikeluarkan.
Dalam kaitannya dengan pemungutan sumber pendapatan daerah
khususnya pajak daerah, efisiensi biaya pengeluaran dapat diartikan
12. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
efisiensi yang ukuran masukannya sudah tertentu yaitu biaya atau
pengeluaran untuk pemungutan pajak daerah, sedangkan keluarannya dapat
diukur dengan keberhasilan penerimaan pajak daerah.
Menurut Halim (2002:130), “Rasio efisiensi adalah rasio yang
menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima.
Kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan pajak daerah
dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari 1 (satu) atau
dibawah 100%. Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja pemerintah
daerah semakin baik”. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu menghitung
secara cermat jumlah besarnya biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan
seluruh pendapatan yang bersumber dari pajak daerah, sehingga dapat
diketahui apakah kegiatan pemungutan pajak daerah efisien atau tidak. Hal
ini perlu dilakukan, karena meskipun pemerintah daerah berhasil
merealisasikan penerimaan pajak daerah sesuai dengan target yang
ditetapkan, namun keberhasilan itu kurang memiliki arti apabila ternyata
biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan target penerimaan pajak
daerah lebih besar daripada realisasi penerimaan pajak daerah.
Selanjutnya Darwin (2010:65), menyatakan efisien dapat dikategorikan
pada empat kategori seperti pada tabel 2 berikut:
13. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
Tabel 2
Kategori Tingkat Efisiensi Pajak Daerah
NO SKOR KRITERIA
1 0% Sampai dengan 25 % Sangat Efisien
2 25 % Sampai dengan 50 % Efisien
3 50 % Sampai dengan 75% Cukup Efisien
4 75 % Sampai dengan 100% Tidak Efisien
Sumber: Darwin (2010:65).
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan serta efektivitas dan efisiensi pemungutan pajak daerah
dianalisis berdasarkan data pajak daerah yang diperoleh dari DPPKAD
Kabupaten Musi Banyuasin selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013
seperti yang terlihat pada tabel 3.
Tabel 3
Data Target, Realisasi, dan Biaya Pungut Pajak Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2009 s.d. 2013
Tahun Target Realisasi Biaya Pungut
2009 Rp. 3.717.100.000 Rp. 5.666.153.477 Rp. 283.307.674
2010 Rp. 4.619.325.000 Rp. 8.214.830.518 Rp. 410.741.526
2011 Rp. 14.065.575.000 Rp. 20.157.106.354 Rp. 1.007.855.318
2012 Rp. 20.471.250.000 Rp. 18.294.708.287 Rp. 914.735.414
2013 Rp. 29.830.840.000 Rp. 27.130.963.992 Rp. 1.356.548.200
Sumber: DPPKAD Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2014 (data sudah diolah)
1. Analisis Pertumbuhan Pajak Daerah Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013
[
Pertumbuhan mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah
daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang telah
14. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
dicapai dari periode ke periode berikutnya. Berdasarkan data pada tabel 3,
maka hasil perhitungan rasio pertumbuhan pajak daerah Kabupaten Musi
Banyuasin selama tahun 20009 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat
pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4
Rasio Pertumbuhan Pajak Daerah Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2009 s.d. 2013
Tahun
Realisasi
Penerimaan
Pajak Daerah
%-tase
Peningkatan
(Penurunan)
Rasio
Pertumbuhan
Kriteria
2009 Rp. 5.666.153.477 - - -
2010 Rp. 8.214.830.518 45% 3,22 Meningkat
2011 Rp. 20.157.106.354 145% 1,69 Meningkat
2012 Rp. 18.294.708.287 (9%) (9,82) Menurun
2013 Rp. 27.130.963.992 48% 3,07 Meningkat
Sumber: DPPKAD Kab. Musi Banyuasin Tahun 2014 (data sudah diolah)
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi
penerimaan pajak daerah selama tahun 2009 sampai dengan 2013
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 2009 ke 2010
mengalami peningkatan sebesar 45%; bahkan tahun 2010 ke 2011
mengalami peningkatan yang sangat besar yaitu mencapai 145%. Namun
tahun 2011 ke 2012 mengalami penurunan sebesar 9% dan tahun 2012 ke
2013 meningkat kembali sebesar 48%. Peningkatan jumlah realisasi pajak
yang sangat besar ini menunjukkan bahwa pertumbuhan pajak daerah
Kabupaten Musi Banyuasin selama periode 2009 sampai 2013 dinyatakan
sangat baik, meskipun dari sisi rasio pertumbuhan pajak daerah relatif kecil
yaitu: tahun 2010 sebesar 3,22; tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar
15. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
1,69; dan tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 9,82; serta tahun 2013
pertumbuhan pajak daerah mengalami peningkatan kembali dibandingkan
tahun 2012 sebesar 3,07.
Dengan demikian pertumbuhan pajak daerah Kabupaten Musi
Banyuasin selama tahun 2009 sampai tahun 2013 dinyatakan sangat baik,
meskipun rasio pertumbuhan pajak daerah mengalami fluktuasi dan
pertumbuhannya masih dibawah 5%. Hal ini disebabkan masih belum
optimalnya kesadaran Wajib Pajak daerah dalam membayar pajak serta
belum akuratnya data objek pajak daerah. Ketidakakuratan data objek pajak
disebabkan karena belum berjalannya mekanisme pendataan dan pelaporan
objek pajak oleh Wajib Pajak. Selain itu masih belum maksimalnya kinerja
petugas pajak dalam menjalankan fungsinya terutama dalam kegiatan
pendataan objek pajak, serta kurang tegasnya penerapan sanksi pajak
terhadap Wajib Pajak.
2. Analisis Efektivitas Pajak Daerah Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013
Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif
apabila rasio yang dicapai mencapai minimal sebesar 1 (satu) atau 100%.
Namun demikian semakin tinggi rasio efektivitas, menggambarkan
kemampuan daerah yang semakin baik. Guna memperoleh ukuran yang
lebih baik, rasio efektivitas tersebut perlu disandingkan dengan rasio
efisiensi yang dicapai pemerintah daerah.
16. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
Berdasarkan pendapat Halim (2007:234), yang mengemukakan
bahwa: efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam
merealisasikan penerimaan pajak yang direncanakan dibandingkan dengan
target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah, maka hasil
perhitungan rasio efektivitas pajak daerah Kabupaten Musi Banyuasin
selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5
Hasil Perhitungan Rasio Efektivitas Pajak Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2009 s.d. 2013
Tahun
Target
Penerimaan
Pajak Daerah
Realisasi
Penerimaan
Pajak Daerah
Rasio
Efektivitas
Keterangan
2009 3,717,100,000 5,666,153,477 152.43% Sangat Efektif
2010 4,619,325,000 8,214,830,518 177.84% Sangat Efektif
2011 14,065,575,000 20,157,106,354 143,31% Sangat Efektif
2012 20,471,250,000 18,294,708,287 89,37% Sangat Efektif
2013 29,830,840,000 27,130,963,992 90,95% Sangat Efektif
Rata-rata 130,78% Sangat Efektif
Sumber: DPPKAD Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2014 (data sudah diolah)
Berdasarkan tabel 5 hasil perhitungan rasio efektifitas pajak daerah
Kabupaten Musi Banyuasin selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013
dinyatakan sangat efektif dengan rata-rata rasio efektivitas lebih dari 100%
yaitu sebesar 130,78%. Meskipun realisasi penerimaaan pajak daerah dari
tahun 2009 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan yang relatif besar,
namun prosentase tingkat efektivitas tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu tahun 2010 ke 2011
turun sebesar 34,53%, serta tahun 2011 ke 2012 mengalami penurunan yang
17. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
lebih besar lagi yaitu 53,94%. Pada tahun 2009 ke 2010 prosentase tingkat
efektivitas mengalami peningkatan sebesar 25,41% dan tahun 2012 ke 2013
meningkat juga, tetapi dalam jumlah yang sangat kecil hanya sebesar
1,58%. Hal ini disebabkan karena masih adanya tunggakan pajak daerah
oleh wajib pajak serta tingginya target penerimaan pajak daerah yang
ditetapkan. Penetapan target penerimaan pajak tidak didasarkan pada
realisasi penerimaan pajak tahun sebelumnya dan tidak didukung oleh
keakuratan data objek pajak, sehingga penetapan target penerimaan pajak
daerah kurang realistis.
3. Analisis Efisiensi Pajak Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun
2009 sampai dengan Tahun 2013
Halim (2002:130), menyatakan bahwa: “Rasio efisiensi adalah rasio
yang menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima.
Kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan pajak daerah
dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari 1 (satu) atau
dibawah 100%. Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja pemerintah
daerah semakin baik”. Biaya pemungutan adalah biaya yang diberikan
kepada aparat atau petugas pelaksana pemungutan pajak daerah atau biaya
yang berkaitan langsung dengan pendapatan pajak daerah. Oleh karena itu,
pemerintah daerah perlu menghitung secara cermat jumlah besarnya biaya
yang dikeluarkan untuk merealisasikan seluruh pendapatan yang bersumber
dari pajak daerah, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan pemungutan
18. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
pajak daerah efisien atau tidak. Hal ini perlu dilakukan, karena meskipun
pemerintah daerah berhasil merealisasikan penerimaan pajak daerah sesuai
dengan target yang ditetapkan, namun keberhasilan itu kurang memiliki arti
apabila ternyata biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan target
penerimaan pajak daerah lebih besar daripada realisasi penerimaan pajak
daerah.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari DPPKAD Kabupaten
Musi Banyuasin, biaya pemungutan pajak daerah dihitung sebesar 5% dari
realisasi pajak daerah, sedangkan biaya lainnya diabaikan karena termasuk
dalam biaya rutin. Jika dilihat dari rasio biaya pemungutan yang hanya
sebesar 5%, maka pemungutan pajak daerah Kabupaten Musi Banyuasin
selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dinyatakan sangat efisien
karena biaya pemngutannya masih dibawah 25%.
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pertumbuhan pajak daerah Kabupaten Musi Banyuasin dinyatakan sangat
baik meskipun rasio pertumbuhannya relatif kecil yaitu rata-rata 2,66,
karena realisasi penerimaan pajak daerah mengalami peningkatan yang
cukup besar dari tahun 2009 ke 2010 yaitu 45%, bahkan tahun 2011
peningkatannya mencapai 145% dibandingkan tahun 2010, meskipun
tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 9%, namun tahun 2013
19. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
meningkat kembali sebesar 48%. Rata-rata peningkatan realisasi
penerimaan pajak mencapai 57,25% selama tahun 2009 sampai tahun
2013.
2. Efektivitas pemungutan pajak daerah Kabupaten Musi Banyuasin selama
tahun 2009 sampai dengan 2013 sangat efektif karena rata-rata rasio
efektivitas lebih dari 100% yaitu sebesar 130,78%, meskipun tahun 2012
dan 2013 target penerimaan pajak daerah belum tercapai 100%. Hal ini
disebabkan karena masih adanya tunggakan pajak daerah yang dipicu
oleh masih belum optimalnya kesadaran Wajib Pajak daerah dalam
membayar pajak dan kurang tegasnya pemerintah daerah dalam
menerapkan sanksi kepada para Wajib Pajak, serta belum optimalnya
kinerja petugas pajak terutama dalam melakukan pendataan objek pajak.
3. Tingkat efisiensi pemungutan pajak daerah Kabupaten Musi Banyuasin
selama tahun 2009 sampai dengan 2013 dikategorikan sangat efisien
karena biaya pemungutan kurang dari 25% yaitu hanya 5%.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan, maka penulis memberikan beberapa
masukan sebagai berikut:
1. Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin terutama dinas/instansi yang
terkait khususnya DPPKAD dapat terus menggali potensi penerimaan
pajak daerah baik dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi serta
melaksanakan mekanisme pendataan dan pelaporan data objek pajak
secara benar sehingga diperoleh data objek pajak yang tepat dan akurat.
20. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
2. Penetapan target penerimaan pajak harus didasarkan pada data objek
pajak yang sebenarnya sesuai dengan potensi pajak yang seharusnya
secara akurat, sehingga target pajak yang ditetapkan realistis.
3. Pemerintah daerah seharusnya memberikan sanksi yang tegas dan adil
kepada para wajib pajak daerah yang tidak mememenuhi kewajibannya
terutama dalam membayar pajak daerah yang tidak tepat waktu, sehingga
dapat memberikan pembelajaran bagi Wajib Pajak bahwa pemerintah
daerah benar-benar melakukan law inforcement (penegakan hukum)
secara tegas dan adil.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Darwin. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Halim, Abdul, 2002. Akuntansi Sektor Publik – Akuntansi Keuangan
Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
-------------------, 2007. Akuntansi Sektor Publik – Akuntansi Keuangan
Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
Masyahrul, Tony. 2005. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Penerbit PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Pemerintah RI. 2009. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.
Prakoso, Bambang Kesit. 2003. Pajak dan Retribusi Daerah. Yogyakarta:
UII Press.
Sanusi, Anwar. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan ketiga. Jakarta:
Salemba Empat
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. 4Th
Edition. New York:
John Wiley&Sons Inc.
21. * Dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu
Siahaan, Marihot P. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Todaro, 1997. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Graha Ilmu
Tunggal, Hadi Setia. 1999. Tanya Jawab: Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah. Jakarta: Penerbit Harvarind.