Makalah ini membahas tentang analisis bahan bangunan kayu partikel. Terdapat penjelasan mengenai pengertian kayu partikel, bahan baku dan skema pembuatannya. Ada dua macam kayu partikel yang dijelaskan yaitu medium density fibreboard dan papan partikel beserta analisis masing-masing.
Arfin juri abadi tanjung, 17138006 word- analisis bahan particle wood-converted
1. ANALISIS BAHAN BANGUNAN
KAYU PARTIKEL “PARTIKEL WOOD”
Oleh:
ARFIN JURI ABADI TANJUNG
NIM. 17138006
PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyusun makalah ini.
Makalah ini merupakan tugas perkuliahan pada mata kuliah Analisis
Bahan Bangunan pada Program Pascasarjana Pendidikan Teknologi Kejuruan
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.Ucapkan terimakasih kepada Bapak
Dr. Nurhasan Syah, M.Pd dan Bapak Drs. Iskandar. G. Rani, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing Mata Kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kelemahan pada
makalah yang kami sajikan, dan penulis mengucapkan terimakasih atas kritik dan
masukan yang telah diberikan guna menyempurnakan makalah ini. Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Padang, Desember 2018
ARFIN JURI ABADI TANJUNG
3. ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. iv
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan Makalah........................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kayu Partikel (Particle Wood) ...................................... 3
B. Pengertian Bahan Baku Kayu Partikel dan Skema Ppembuatan Kayu
Partikel.......................................................................................... 4
C. Macam-macam Partikel Kayu ...................................................... 5
1. Medium-Density Fibreboard (MDF) .......................................... 5
2. Papan Partikel (Partikel Board) .................................................. 7
D. Analisis Kayu Partikel (Partikel Wood)...................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 22
B. Saran................................................................................................ 23
C. Daftar Referensi ......................................................................... 24
4. iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Klasifikasi Papan Serat MDF berdasarkan keadaan permukaan (SNI NO.01-
4449-2006).............................................................................................................. 15
Tabel 2. Klasifikasi Papan Serat MDF berdasarkanketeguhan lentur dan patah (SNI
NO. 01-449-2006)................................................................................................... 15
Tabel 3. Daftar Harga MDF.................................................................................... 21
Tabel 4. Daftar Harga Partikel Board ..................................................................... 21
5. iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Proses Pembuatan Kayu Partikel............................................... .5
Gambar 2. Medium-Density Fibreboard (MDF)..................................................... .6
Gambar 3. Papan Partikel (Partikel Board)............................................................. .8
6. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan alam di Indonesia terdapat ribuan jenis kayu yang tersebar
disetiap daerahnya. Kebutuhan manusia akan kayu olahan sebagai bahan
bangunan baik untuk keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus
meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Kebutuhan akan
kayu olahan yang terus meningkat mengakibatkan produk kayu hutan alam
semakin menipis.
Kegiatan pemanenan dan pengolahan akan kayu menyebabkan
terjadinya limbah pemanenan dan limbah pengolahan. Limbah kayu dari
kedua kegiatan tersebut secara botanis umumnya sama karena sebagian besar
pohon yang dipanen dikeluarkan dari hutan untuk diolah. Perbedaannya
dalam bentuk, yaitu limbah pemanenan berupa batang, cabang, dan ranting,
sedangkan limbah pengolahan berupa sebetan, potongan ujung, tatal, serbuk,
sisa pemotongan dolok, sisa venir, sisa kupasan, sisa sayatan dan sisa
pemotongan produk tergantung macam pengolahannya.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa limbah merupakan buangan
yang dihasilkan dari suatu proses produksi, suatu limbah ada yang tidak dapat
lagi digunakan, tapi ada juga yang masih dapat digunakan untuk menciptakan
sesuatu yang bermanfaat, limbah yang masih bisa digunakan ini salah satunya
adalah limbah kayu. Salah satu pemanfaatan serbuk kayu adalah untuk
pembuatan kayu partikel atau sering disebut partikel wood.
B. Rumusan Pembahasan
1. Apakah pengertian kayu partikel (particle wood)?
2. Apakah pengertian bahan baku kayu partikel (particle wood)?
3. Apa saja macam-macam kayu partikel (particle wood)?
4. Bagaimana analisis bahan kayu partikel (particle wood)?
7. 2
C. Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengungkap;
1. Pengertian kayu partikel (particle wood)
2. Pengertian bahan baku kayu partikel (particle wood)
3. Macam-macam kayu partikel (particle wood)
4. Analisis bahan kayu partikel (particle wood)
8. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kayu Partikel (Particle Wood)
Hutan alam di Indonesia terdapat ribuan jenis kayu yang tersebar
disetiap daerahnya. Kebutuhan manusia akan kayu olahan sebagai bahan
bangunan baik untuk keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus
meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Kebutuhan akan
kayu olahan yang terus meningkat mengakibatkan produk kayu hutan alam
semakin menipis.
Kegiatan pemanenan dan pengolahan akan kayu menyebabkan
terjadinya limbah pemanenan dan limbah pengolahan. Limbah kayu dari
kedua kegiatan tersebut secara botanis umumnya sama karena sebagian besar
pohon yang dipanen dikeluarkan dari hutan untuk diolah. Perbedaannya
dalam bentuk, yaitu limbah pemanenan berupa batang, cabang, dan ranting,
sedangkan limbah pengolahan berupa sebetan, potongan ujung, tatal, serbuk,
sisa pemotongan dolok, sisa venir, sisa kupasan, sisa sayatan dan sisa
pemotongan produk tergantung macam pengolahannya.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa limbah merupakan buangan
yang dihasilkan dari suatu proses produksi, suatu limbah ada yang tidak dapat
lagi digunakan, tapi ada juga yang masih dapat digunakan untuk menciptakan
sesuatu yang bermanfaat, limbah yang masih bisa digunakan ini salah satunya
adalah limbah kayu. Salah satu pemanfaatan serbuk kayu adalah untuk
pembuatan partikel kayu atau sering disebut partikel wood.
Haygreen dan Bowyer (1996) papan partikel adalah suatu produk
panel yang dihasilkan dengan memampatkan partikel -2 kayu atau potongan-2
kecil kayu dan sekaligus mengikatnya dengan suatu perekat.
Maloney (1977), papan partikel adalah suatu istilah papan panel
yang terbuat dari bahan lignoselulosa (berkayu) dalam bentuk potongan –2
kecil yang direkat dengan perekat sintetis atau perekat lainnya yang sesuai
dengan tekanan dan panas pada alat pengempaan.
9. 4
Partikel berarti unsur butir dasar benda atau bagian benda yang
sangat kecil dan berdimensi, materi yang sangat kecil, seperti butir pasir,
elektron, atom, atau molekul, zarah. Kayu adalah bagian batang atau cabang
serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi
(pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari
memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela,
rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan
sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.
Kayu Partikel adalah salah satu jenis kayu pabrikan,terbuat dari
campuran keping kayu (wood chips) atau serbuk bekas penggergajian kayu
yang dicampur dengan lem resin sintetis dan dipres atau ditekan menjadi
lembaran-lembaran keras dalam ketebalan tertentu permukaannya dilapisi
dengan bahan sejenis kertas agar terlihat lebih indah.
B. Pengertian Bahan Baku Kayu Partikel dan Skema Pembuatan Kayu
Partikel
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI online) ialah barang
yang akan dibuat menjadi satu benda tertentu. bahan pondasi ialah material
alami atau hasil olahan manusia yang digunakan untuk membuat kayu
partikel.
Bahan baku pembuatan kayu partikel (particle wood) adalah :
1. Pasahan (shaving), partikel kayu kecil berdimensi tidak menentu yang
dihasilkan apabila mengetam lebar atau mengetam sisi ketebalan kayu.
2. Serpih (flake), partikel kecil dengan dimensi yang telah ditentukan
sebelumnya yang dihasilkan dalam peralatan yang dikhususkan.
3. Biskit (wafer), serupa serpih dalam bentuknya tetapi lebih besar.
Biasanya lebih dari 0,025 inci tebalnya dan lebih dari 1 inci panjangnya.
4. Tatal (chips), sekeping kayu yang dipotong dari suatu blok dengan pisau
yang besar atau pemukul, seperti dengan mesin pembuat tatal kayu pulp.
5. Serbuk gergaji (sawdust), berupa serpih yang dihasilkan oleh
pemotongan dengan gergaji.
10. 5
6. Untaian (strand), pasahan panjang, tetapi pipih dengan permukaan yang
sejajar.
7. Kerat (silver), hampir persegi potongan melintangnya dengan panjang
paling sedikit 4 kali ketebalannya.
8. Wol kayu (excelsior), keratin yang panjang, berombak, ramping juga
digunakan sebagai kasuran pada pengepakan.
Skema Proses Pembuatan Kayu Partikel
C. Macam-macam Partikel Kayu (Particle Wood)
Kayu Partikel adalah salah satu jenis kayu pabrikan,terbuat dari
campuran keping kayu (wood chips) atau serbuk bekas penggergajian kayu
diantaranya :
1. MEDIUM-DENSITY FIBREBOARD (MDF)
MDF kepanjangan dari Midlle Density Fibreboardyang terbuat dari
resin semacam bahan kimia yang di rekatkan dan dipadatkan, bahan yang
dipakai biasanya diambil dari kayu sisa perkebunan atau bambu. MDF lebih
11. 6
dinamis, murah dan ramah lingkungan. Berbentuk seperti papan lembaran.
Medium-density fibreboard adalah papan material yang tersusun dari
kombinasi serat kayu dan serbuk kayu yang dipadatkan dalam tekanan dan
temperatur suhu yang tinggi dengan bantuan resin dalam prosesnya.
MDF banyak dipakai untuk rangka furniture mebel. Permukaan
MDF jauh lebih halus dan lebih rata dibandingkan dengan permukaan
papanpartikel.. MDF juga memiliki ukuran standar 120cmx240cm dengan
varian harga mengikuti ketebal MDF yaitu 3mm, 4mm, 6mm, 9mm, 12mm,
18mm dan 20mm
Gambar 2. Medium-density fibreboard (MDF)
a. Kelebihan MDF :
1. Permukaan lebih halus dan lebih rata
2. Fleksibel dan mudah untuk ditekuk untuk dijadikan alternatif rangka
furniture
3. Harga lebih murah daripada plywood
4. Presisi ketebalan materialnya bagus
5. Mudah untuk langsung di finish misal di cat
12. 7
b. Kekurangan MDF :
1. Ketahanan kurang bagus terhadap air
2. Mengandung bahan kimia yg sedikit menggangu terutama bagi yang
alergi, gangguan pernafasan
3. Lebih mudah untuk patah
2. PAPAN PARTIKEL (PARTICLE BOARD)
Papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit atau
panil kayu yang terbuat dari partikel-partikel kayu atau bahan
berlignoselulosa lainnya, yang diikat menggunakan perekat sintesis atau
bahan pengikat lain dan dikempa panas (Putra, 2011). Sifat bahan baku kayu
sangat berpengaruh terhadap sifat papan partikelnya. Sifat kayu tersebut
antara lain jenis dan kerapatan kayu, penggunaan kulit kayu, bentuk dan
ukuran bahan baku, penggunaan kulit kayu, tipe, ukuran dan geometri partikel
kayu, kadar air kayu, dan kandungan ekstraktifnya.
Papan partikel mempunyai beberapa kelebihan dibanding kayu
asalnya yaitu papan partikel bebas dari mata kayu, pecah dan retak, ukuran
dan kerapatan papan partikel dapat disesuaikan dengan kebutuhan, tebal dan
kerapatannya seragam dan mudah dikerjakan, mempunyai sifat isotropis, sifat
dan kualitasnya dapat diatur. Kelemahan papan partikel adalah stabilitas
dimensinya yang rendah (Bowyer et al, 2003).
Produk papan partikel yang ada di pasaran merupakan lembaran
papan ukuran standar 4x 8 feet atau setara dengan 1,22 meter x 2,44 meter,
papan lembaran tersebut merupakan panan datar yang pada umumnya
digunakan untuk komponen bahan baku pembuatan mebel.
13. 8
Gambar 3. Papan Partikel (Particle Board)
Partikel board adalah suatu bahan tiruan kayu yang dibuat dari
serbuk bekas penggergajian kayu yang dipadatkan/dipress dan diberi perekat
agar menjadi bentuk seperti kayu, umumnya seluruh permukaannya dilapisi
dengan bahan sejenis kertas agar terlihat lebih indah.
a. Kelebihan:
1. Memiliki bentuk yang bermacam-macam dan model yang indah-indah.
2. Mudah dalam bongkar pasang, maksudnya adalah bila kita akan
memindahkan mebel yang terbuat dari particle board maka tidak perlu
diangkat semuanya tetapi kita dapat melepaskan setiap bagian dari lemari
lalu dibawa ke tempat yang dituju lalu semua bagian yang tadi dilepas
dapat dipasang kembali dengan menggunakan sekrup.
3. Harga yang lebih murah dari mebel yang terbuat dari kayu
b. Kekurangan:
1. Mudah rapuh, jenis particle board akan mudah hancur bila lembab atau
terkena air, kayu pres yang terkena air atau lembab lama -lama akan
melengkung lalu patah.
14. 9
2. Tidak tahan terhadap beban berat, mebel yang terbuat dari particle board
sangat lemah karena tidak memiliki serat-serat kayu yang saling
berhubungan tidak seperti kayu yang diambil langsung dari pohon yang
memiliki keterikatan serat yang kuat.
3. Mudah terserang jamur, kebanyakan mebel yang terbuat dari particle
board dilapisi oleh sejenis kertas yang ditempelkan dengan lem, oleh
karena itu sangat mudah didiami oleh jamur.
4. Penggunaannya harus lebih hati-hati karena partikle board sangat mudah
hancur bila terbentur, selain itu kita juga harus lebih hati-hati pada bagian
pintu lemari karena bagian engselnya tidak kuat tertancap pada kayu
pres, bila kita kurang hati-hati maka engsel tersebut akan terlepas dari
particle board, seperti telah Saya terangkan di atas bahwa particle board
kurang memiliki ikatan serat yang kuat sehingga skrup pada engsel
mudah sekali terlepas, bila sudah demikian maka akan sulit labi untuk
memasang sekrup.
c. Jenis Partikel Board
Menurut Sutigno (2004) ada beberapa macam papan partikel yang
dibedakan berdasarkan :
1. Bentuk
Papan partikel pada umumnya berbentuk datar dengan ukuran
relatif panjang tipis sehingga disebut panel. Ada beberapa papan partikel
yang tidak datar (papan partikel lengkung) dan mempunyai bentuk tertentu
tergantung pada cetakan yang dipakai seperti bentuk kotak radio.
2. Pengempaan
Cara pengempaan dapat secara mendatar atau secara ekstrusi. Cara
mendatar ada yang kontinyu dan tidak kontinyu. Cara kontinyu
berlangsung melalui ban baja yang menekan pada saat bergerak memutar.
Cara tidak kontinyu pengempaan berlangsung pada lempeng yang
bergerak vertikal dan banyaknya celah dapat satu atau lebih. Pada cara
ekstrusi, pengempaan berlangsung kontinyudiantara dua lempeng statis.
15. 10
Penekanan dilakukan oleh semacam piston yang bergerak vertikal dan
horizontal.
3. Kerapatan
Ada tiga kelompok kerapatan papan partikel, yaitu rendah, sedang
dan tinggi. Terdapat perbedaan batas antara setiap kelompok tersebut,
tergantung pada standar yang digunakan.
4. Kekuatan (Sifat Mekanis)
Pada prinsipnya sama seperti kerapatan, pembagian berdasarkan
kekuatan pun ada yang rendah, sedang dan tinggi. Terdapat perbedaan
batas antara setiap macam (tipe) tersebut, tergantung pada standar yang
digunakan. Ada standar yang menambahkan persyaratan beberapa sifat
fisis.
5. Macam perekat
Macam perekat yang dipakai mempengaruhi ketahanan papan
partikel terhadap pengaruh kelembaban, yang selanjutnya menentukan
penggunaannya. Ada standar yang membedakan berdasarkan sifat
perekatnya, yaitu interior dan eksterior. Ada standar yang memakai
penggolongan berdasarkam macam perekat, yaitu Tipe U (urea
formaldehyde atau yang setara), Tipe M (melamin urea formaldehyde atau
yang setara) dan tipe P (phenol formaldehyde atau yang setara).
6. Susunan partikel
Pada saat membuat partikel dapat dibedakan berdasarkan
ukurannya, yaitu halus dan kasar. Pada saat membuat papan partikel kedua
macam partikel tersebut dapat disusun tiga macam sehingga menghasilkan
papan partikel yang berbedayaitu papan partikel homogeny (berlapis
tunggal), papan partikel berlapis tiga dan papan partikel berlapis
bertingkat.
7. Arah partikel
Pada saat membuat hamparan, penaburan partikel (yang sudah
dicampur dengan perekat) dapat dilakukan secara acak (arah serat partikel
tidak teratur) atau arah serat diatur, misalnya sejajar atau bersilangan tegak
16. 11
lurus. Untuk yang disebutkan terakhir dipakai partikel yang relatif
panjang, biasanya berbentuk untai (strand) sehingga disebut papan untai
terarah (oriented strand board atau OSB).
8. Penggunaan
Berdasarkan penggunaan yang berhubungan dengan beban, papan
partikel dibedakan menjadi papan partikel penggunaan umum dan papan
partikel struktural (memerlukan kekuatan yang lebih tinggi). Untuk
membuat mebel, pengikat dinding dipakai papan partikel penggunaan
umum. Untuk membuat komposisi dinding, peti kemas dipakai papan
partikel struktural.
9. Pengolahan
Ada dua macam papan partikel berdasarkan tingkat
pengolahannya, yaitu pengolahan primer dan pengolahan sekunder. Papan
partikel pengolahan primer adalah papan partikel yang dibuat melalui
pembuatan partikel, pembentukan hamparan dan pengempaan yang
menghasilkan papan partikel. Papan partikel pengolahan sekunder adalah
pengolahan lanjutan dari papan partikel pengolahan primer misalnya
dilapisi vinir indah, dilapisi kertas aneka corak.
D. Analisis Kayu Partikel (Particle Wood)
a. Definisi Kayu Partikel (Particle Wood)
Partikel kayu adalah salah satu jenis kayu pabrikan,terbuat dari
campuran keping kayu (wood chips) atau serbuk bekas penggergajian kayu
yang dicampur dengan lem resin sintetis dan dipres atau ditekan menjadi
lembaran-lembaran keras dalam ketebalan tertentu permukaannya dilapisi
dengan bahan sejenis kertas agar terlihat lebih indah.
Bahan kayu partikel (particle wood) mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing masing.
Berdasarkan kerapatannya, papan partikel dapat dibagi menjadi 3
golongan, yaitu:
17. 12
1. Papan partikel berkepadatan rendah (Low Density Particleboard), yaitu
papan yang mempunyai kerapatan < 0,4g/cm3
2. Papan partikel berkerapatan besar (Medium Density Particleboard), yaitu
papan partikel yang mempunyai kerapatan antara 0,4-0,8 g/cm3 c.
3. Papan parikel berkerapatan tinggi (Hight Density Particleboard), yaitu
papan partikel yang mempunyai kerapatan > 0,8 g/cm3
b. Bahan Baku
Bahan baku dari papan partikel berasal dari limbah-limbah kayu
(sisa potongan log, potongan-potongan kayu persegi kecil, sisa serutan dan
serbuk gergaji), bisa juga dari bahan lainnya ( limbah batang kelapa sawit,
bamboo, eceng gondok, dll). Bahan baku yang tersedia tersebut lebih dahulu
harus dibentuk menjadi ketaman, serutan, partikel atau chips.
Untuk perekat yang dapat digunakan antara lain: urea formaldehid
(UF), penol formaldehid (PF), resorsinol formaldehid (RF) dan melamin
formaldehid(MF). Perekat yang umum digunakan dalam komposit papan
adalah UF dan PF.
Alasannya;
a. PF cocok dipakai untuk produk tipe eksterior
b. UF harganya lebih murah, mudah penanganannya dan cepat mengeras
ketika dikempa. USA mensyaratkan penggunaan jenis perekat untuk papan,
pada UF dipakai 6-10%, sedangkan pada PF 5-7%.
c. Proses Pembuatan Papan Mdf
Cara pembuatan MDF:
1. Kupas log kayu yang terdiri dari berbagai ukuran, kemudian belah dan
dipotong dengan ukuran tertentu.
2. Memotong logs harus melewati proses screening terlebih dahulu dengan
menggunakan magnet yang sangat kuat, tujuannya untuk mencari paku,
atau logam lainnya yang terdapat didalam kayu. Karena benda tersebut
akan merusak mata pisau pada mesin chips dan press.
18. 13
3. Masukkan logs kecil tadi kedalaam mesin khusus untuk dijadikan
serpihan-serpihan kecil (chip).
4. Semua chip yang telah lolos proses screening kemudian dicuci, lalu
direbus pada suhu dan waktu tertentu hingga menjadi lunak.
5. Chip yang udah lunak dan lembut setelah proses defibtor tadi, kemudian
dicampur dengan bahan wax dan lem terlebih dahulu sebelum memasuki
proses pressing.
6. Setelah proses pressing, maka MDF akan dipotong dengan mesin
pemotong otomatis sesuai panjang standar internasional ( 1220 x 2440
mm)
c. Proses Pembuatan Papan Partikel
Dalam proses pembuatannya kami mengambil contoh dengan
bahan baku Limbah batang kelapa sawit, proses-prosesnya antara lain:
• Siapkan Bahan baku (limbah Batang kelapa sawit),
• bersihkan dari kotoran kemudian dilakukan pembuangan kulit,
• lalu dipotong dan langsung dipisahkan antara bagian dalam dan bagian luar.
• Potongan batang kemudian diserut sehingga diperoleh partikel-partikel,
• kemudian direndam dalam air pada suhu kamar selama 3 x 24 jam untuk
menghilangkan kandungan patinya. Penurunan kandungan pati yang
diperoleh berkisar 20% dari 45% kandungan pati yang terdapat pada batang
sawit.
• Setelah itu partikel yang dihasilkan dikeringudarakan hingga kadar air
mencapai sekitar 5 - 10% ,
• dan diayak sesuai dengan ukuran yang diinginkan,
• partikel yang telah diperoleh kemudian dicampur dengan perekat, untuk
menghilangkan sifat kalis air, bias ditambahkan lilin dalam bentuk pasta ke
dalam campuran, dan bila ingin menambah keawetannya, dapat
ditambahkan bahan pengawet ke dalam campuran partikel,
• selanjutnya campuran partikel ini dicetak (dibuat mat) dengan dipress pada
suhu 150-1700 dengan tekanan 30 kg/cm2 selama ± 15 menit.
19. 14
• Keluarkan cetakan dari alat press, diamkan ± 10 menit agar papan
mengeras, papan partikel telah diperoleh.
d. Persyaratan Mutu dan Penggunaan MDF dan Mutu Papan partikel
a. Persyaratan Mutu dan Penggunaan MDF
Medium density fibreboard (MDF) adalah bentuk produk kayu
rekayasa yang dibentuk dengan memecah kayu keras atau kayu lunak yang
tersisa menjadi serat kayu, biasanya dalam sebuah defibrator yang
digabungkan dengan lilin dan pengikat resin, dan membentuk panel dengan
menerapkan suhu tinggi dan tekanan. MDF lebih padat daripada kayu lapis,
terdiri atas serat dipisahkan, tetapi dapat digunakan sebagai bahan bangunan
seperti halnya kayu lapis. Klasifikasi umum dan persyaratan mutu produk
papan serat termasuk kelas MDF tercantum pada Standar Nasional Indonesia
(SNI) No. 01-4449-2006.
Klasifikasi mutu MDF disajikan pada Tabel 1, Tabel 2, Persyaratan
mutu dari MDF ini sangat terkait dengan penggunaannya, seperti menjadi
bahan baku pembuatan mebel (furniture). Dalam penentuan mutu terutama
untuk ekspor, produk kayu MDF akan dilakukan beberapa pengujian, yaitu
sifat fisik dan sifat mekanik. Pengujian sifat fisik bergunan untuk mengetahui
karakteristik dan kualitas fisik dari papan serat MDF yang dihasilkan.
Sedangkan pengujian sifat mekanik diperlukan untuk mengetahui kekuatan
dan kemampuan papan serat MDF dalam penggunaan sebagai bahan
struktural seperti untuk bahan bangunan. Pengujian sifat fisik MDF meliputi
kerapatan, kadar air, dan pengembangan tebal. Nilai parameter mutu
kerapatan pada produk MDF menunjukkan perbandingan antara massa MDF
terhadap volumenya pada kadar air kesetimbangan. Parameter mutu kerapatan
berfungsi untuk menentukan kelas papan serat apakah termasuk ke dalam
kelas kerapatan rendah (low density fiberboard), kerapatansedang (medium
density fiberboard) atau kerapatan tinggi (high density fiberboard). Kerapatan
papan serat MDF berkisar antara 3 0,40 – 0,84 gr/cm . Parameter mutu kadar
air memberikan informasi mengenai persentase kandungan air maksimum
20. 15
yang diperbolehkan pada MDF. Kadar air maksimum papan serat adalah
13%. Sedangkan parameter mutu pengembangan ketebalan setelah dilakukan
perendaman air selama 24 jam pada MDF yaitu < 17% untuk tipe 30, < 12%
tipe 25 dan < 10% pada papan serat MDF tipe 15 (Badan Standarisasi
Nasional, 2006).
b. Mutu Papan Partikel
Mutu papan partikel meliputi cacat, ukuran, sifat fisis, sifat mekanis, dan
sifat kimia. Dalam standar papan partikel yang dikeluarkan oleh beberapa
negara masih mungkin terjadi perbedaan dalam hal kriteria, cara
pengujian, dan persyaratannya. Walaupun demikian, secara garis
besarnya sama.
• Cacat
Pada Standar Indonesia Tahun 1983 tidak ada pembagian mutu papan
partikel berdasarkan cacat, tetapi pada standar tahun 1996 ada 4 mutu
21. 16
penampilan papan partikel menurut cacat, yaitu :A, B, C, dan D. Cacat
yang dinilai adalah partikel kasar di permukaan, noda serbuk, noda
minyak, goresan, noda perekat, rusak tepi dan keropos.
• Ukuran
Penilaian panjang, lebar, tebal dan siku terdapat pada semua standar
papan partikel. Dalam hal ini, dikenal adanya toleransi yang tidak selalu
sama pada setiap standar. Dalam hal toleransi telah, dibedakan untuk
papan partikel yang dihaluskan kedua permukaannya, dihaluskan satu
permukaannya dan tidak dihaluskan permukaannya.
• Sifat Fisis
1. Kerapatan papan partikel ditetapkan dengan cara yang sama pada
semua standar, tetapi persyaratannya tidak selalu sama. Menurut
Standar Indonesia Tahun 1983 persyaratannya 0,50-0,70 g/cm3,
sedangkan menurut Standar Indonesia Tahun 1996 persyaratannya
0,50-0,90 g/cm3. Ada standar papan partikel yang mengelompokkan
menurut kerapatannya, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
2. Kadar air papan partikel ditetapkan dengan cara yang sama pada
semua standar, yaitu metode oven (metode pengurangan berat).
Walaupun persyaratan kadar air tidak selalu sama pada setiap standar,
perbedaannya tidak besar (kurang dari 5%).
3. Pengembangan tebal papan partikel ditetapkan setelah contoh uji
direndam dalam air dingin (suhu kamar) atau setelah direndam dalam
air mendidih, cara pertama dilakukan terhadap papan partikel interior
dan eksterior, sedangkan cara kedua untuk papan partikel eksterior
saja. Menurut Standar Indonesia Tahun 1983, untuk papan partikel
eksterior, pengembangan tebal ditetapkan setelah direbus 3 jam, dan
setelah direbus 3 jam kemudian dikeringkan dalam oven 100 °C
sampai berat contoh uji tetap. Ada papan partikel interior yang tidak
diuji pengembangan tebalnya, misalnya tipe 100 menurut Standar
Indonesia Tahun 1996, sedangkan untuk tipe 150 dan tipe 200 diuji
22. 17
pengembangan tebalnya. Menurut standar FAO, pada saat mengukur
pengembangan tebal ditetapkan pula penyerapan airnya (absorbsi).
• Sifat Mekanis
1. Keteguhan (kuat) lentur umumnya diuji pada keadaan kering
meliputi modulus patah dan modulus elastisitas. Pada Standar
Indonesia Tahun 1983 hanya modulus patah saja, sedangkan pada
Standar Indonesia Tahun 1996 meliputi modulus patah dan modulus
elastisitas. Selain itu, pada standar ini ada pengujian modulus patah
pada keadaan basah, yaitu untuk papan partikel tipe 150 dan 200.
Bila papan partikelnya termasuk tipe I (eksterior), pengujian
modulus patah dalam keadaan basah dilakukan setelah contoh uji
direndam dalam air mendidih (2 jam) kemudian dalam air dingin
(suhu kamar) selama 1 jam. Untuk papan partikel tipe II (interior)
pengujian modulus patah dalam keadaan basah dilakukan setelah
contoh uji direndam dalam air panas (70 °C) selama 2 jam kemudian
dalam air dingin (suhu kamar) selama 1 jam.
2. Keteguhan rekat internal (kuat tarik tegak lurus permukaan)
umumnya diuji pada keadaan kering, seperti pada Standar Indonesia
tahun 1996. Pada Standar Indonesia tahun 1983 pengujian tersebut
dilakukan pada keadaan kering untuk papan partikel mutu I
(eksterior) dan mutu II (interior). Pengujian pada keadaan basah,
yaitu setelah direndam dalam air mendidik (2 jam) dilakukan hanya
pada papan partikel mutu I saja.
3. Keteguhan (kuat) pegang skrup diuji pada arah tegak lurus
permukaan dan sejajar permukaan serta dilakukan pada keadaan
kering saja. Menurut Standar Indonesia tahun 1996 pengujian
tersebut dilakukan pada papan partikel yang tebalnya di atas 10 mm.
4. Sifat Kimia
Emisi (lepasan) formaldehida dapat dianggap sebagai sifat kimia dan
papan partikel. Pada Standar Indonesia tahun 1983, belum
disebutkan mengenai emisi formaldehida dari papan partikel. Pada
23. 18
Standar Indonesia tahun 1996, disebutkan bahwa bila diperlukan
dapat dilakukan penggolongan berdasarkan emisi formaldehida.
Pada Standar Indonesia tahun 1999 mengenai emisi formaldehida
pada panel kayu terdapat pengujian dan persyaratan emisi
formaldehida pada papan partikel.
e. Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Papan Partikel
1. Berat Jenis kayu
Perbandingan antara kerapatan atau berat jenis papan partikel dengan
berat jenis kayu harus lebih dari satu, yaitu sekitar 1,3 agar mutu
papan partikelnya baik. Pada keadaan tersebut proses pengempaan
berjalan optimal sehingga kontak antar partikel baik.
2. Zat Eekstraktif Kayu
Kayu yang berminyak akan menghasilkan papan partikel yang kurang
baik dibandingkan dengan papan partikel dari kayu yang tidak
berminyak. Zat ekstraktif semacam itu akan mengganggu proses
perekatan.
3. Jenis Kayu
Jenis kayu (misalnya Meranti kuning) yang kalau dibuat papan
partikel emisi formaldehidanya lebih tinggi dari jenis lain (misalnya
meranti merah). Masih diperdebatkan apakah karena pengaruh warna
atau pengaruh zat ekstraktif atau pengaruh keduanya.
4. Campuran Jenis kayu
Keteguhan lentur papan partikel dari campuran jenis kayu ada diantara
keteguhan lentur papan partikel dari jenis tunggalnya, karena itu
papan partikel structural lebih baik dibuat dari satu jenis kayu
daripada dari campuran jenis kayu.
5. Ukuran Partikel
Papan partikel yang dibuat dari tatal akan lebih baik daripada yang
dibuat dari serbuk karena ukuran tatal lebih besar daripada serbuk.
24. 19
Karena itu, papan partikel struktural dibuat dari partikel yang relatif
panjang dan relatif lebar.
6. Kulit Kayu
Makin banyak kulit kayu dalam partikel kayu sifat papan partikelnya
makin kurang baik karena kulit kayu akan mengganggu proses
perekatan antar partikel. Banyaknya kulit kayu maksimum sekitar
10%.
7. Perekat
Macam partikel yang dipakai mempengaruhi sifat papan partikel.
Penggunaan perekat eksterior akan menghasilkan papan partikel
eksterior sedangkan pemakaian perekat interior akan menghasilkan
papan partikel interior. Walaupun demikian, masih mungkin terjadi
penyimpangan, misalnya karena ada perbedaan dalam komposisi
perekat dan terdapat banyak sifat papan partikel. Sebagai contoh,
penggunaan perekat urea formaldehida yang kadar formaldehidanya
tinggi akan menghasilkan papan partikel yang keteguhan lentur dan
keteguhan rekat internalnya lebih baik tetapi emisi formaldehidanya
lebih jelek.
8. Pengolahan
Proses produksi papan partikel berlangsung secara otomatis.
Walaupun demikian, masih mungkin terjadi penyimpangan yang dapat
mengurangi mutu papan partikel. Sebagai contoh, kadar air hamparan
(campuran partikel dengan perekat) yang optimum adalah 10-14%,
bila terlalu tinggi keteguhan lentur dan keteguhan rekat internal papan
partikel akan menurun.
Jadi yang membedakan dari keduanya yaitu :
1. Bahan baku
Meski bisa dibuat dari bahan kayu yang sama, MDF dibuat dari serat
kayu berkualitas, sementara particle board dibuat dari ampas pekerjaan
kayu. Inilah mengapa MDF dinilai lebih berkelas daripada particle board.
2. Kepadatan
25. 20
Selisih kepadatan antara MDF dengan particle board tidak
terlampau jauh. Tingkat kepadatan MDF 750—800kg/m³, sedangkan
particle board memiliki kepadatan 650—700kg/m³. Ditinjau dari
beratnya, akan ada selisih 10—15%. Tingkat kepadatan yang berimbas
pada massa ini menimbulkan kelebihan tersendiri. Di satu sisi, MDF
lebih unggul karena dengan tingkat kepadatan yang tinggi, furnitur yang
terbuat dari bahan ini tidak mudah remuk atau rusak. Di sisi lain, particle
board unggul karena berat yang ringan membuat furnitur dari bahan ini
mudah diangkut.
3. Daya tahan
Karena sama-sama merupakan kayu pabrikan, MDF maupun
particle board tidak akan kuat menahan beban yang terlampau berat.
Tidak juga tahan pada tempat yang sering terkena air. Di sini, sejumlah
sumber memberikan informasi yang beragam. Ada yang mengatakan
bahwa MDF cukup bagus untuk dijadikan kabinet dapur, sementara
sumber lainnya mengatakan bahwa keduanya tidak cocok jadi kabinet
dapur. Dilihat dari kepadatannya, particle board akan lebih mudah lapuk
daripada MDF.
4. Penggunaan
Karena memiliki kualitas lebih baik, MDF lebih banyak digunakan
untuk furnitur kelas menengah ke atas, sedangkan particle board
digunakan dalam produksi furniture kelas menengah ke bawah. Padahal,
setiap baik MDF maupun particle board memiliki banyak jenis dengan
tingkatan kualitas yang berbeda-beda.
26. 21
e. Harga MDF dengan Papan Partikel
Untuk perbandingan harga diantara keduanya, MDF mempunyai harga lebih
mahal di banding papan partikel. Ini bisa dilihat dari harga di pasaran tahun
2019.
Tabel 3. Daftar harga MDF
Tabel 4. Daftar harga Partikel Board
Sementara untuk mendapatkan bahan bangunan MDF dan papan partikel
di pasaran sangat mudah. Kita dapat memperolehnya di toko bangunan atau
dipesan melalui penjualan online.
27. 22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
MDF kepanjangan dari Midlle Density Fibreboardyang terbuat dari resin
semacam bahan kimia yang di rekatkan dan dipadatkan, bahan yang dipakai
biasanya diambil dari kayu sisa perkebunan atau bambu. MDF lebih dinamis,
murah dan ramah lingkungan. Berbentuk seperti papan lembaran. Medium-density
fibreboard adalah papan material yang tersusun dari kombinasi serat kayu dan
serbuk kayu yang dipadatkan dalam tekanan dan temperatur suhu yang tinggi
dengan bantuan resin dalam prosesnya.
Kayu Partikel adalah salah satu jenis kayu pabrikan,terbuat dari
campuran keping kayu (wood chips) atau serbuk bekas penggergajian kayu yang
dicampur dengan lem resin sintetis dan dipres atau ditekan menjadi lembaran-
lembaran keras dalam ketebalan tertentu permukaannya dilapisi dengan bahan
sejenis kertas agar terlihat lebih indah.
Sedangkan Papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit
atau panil kayu yang terbuat dari partikel-partikel kayu atau bahan
berlignoselulosa lainnya, yang diikat menggunakan perekat sintesis atau bahan
pengikat lain dan dikempa panas Sifat bahan baku kayu sangat berpengaruh
terhadap sifat papan partikelnya. Sifat kayu tersebut antara lain jenis dan
kerapatan kayu, penggunaan kulit kayu, bentuk dan ukuran bahan baku,
penggunaan kulit kayu, tipe, ukuran dan geometri partikel kayu, kadar air kayu,
dan kandungan ekstraktifnya.
MDF lebih padat daripada kayu lapis, terdiri atas serat dipisahkan, tetapi
dapat digunakan sebagai bahan bangunan seperti halnya kayu lapis. Klasifikasi
umum dan persyaratan mutu produk papan serat termasuk kelas MDF tercantum
pada Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-4449-2006.
Jenis partikel board dapat dibedakan berdasarkan bentuk, pengempaan,
kerapatan, kekuatan (Sifat Mekanis), macam perekat, susunan partikel, arah
partikel, penggunaan dan pengolahan. Pengawetan partikel board dpat dilakukan
dengan cara pelaburan, pemulasan dan penyemprotan, pencelupan, rendaman
28. 23
panas-dingin, perendaman dingin dan vakum – tekan. Faktor – faktor yang
mempengaruhi mutu partikel board adalah berat jenis kayu, zat ekstraktif kayu,
jenis kayu, campuran jenis kayu, ukuran partikel, kulit kayu dan perekat
B. Saran
1. Dalam pemilihan kayu partikel, bisa dipakai sesuai kebutuhan. Bisa
dipakai dari ukuran dan ketebalannya..
2. Perlu pendalaman lebih lanjut terkait dengan analisis bahan kayu partikel
(particle wood) seperti bahan yang digunakan dan cara pengolahannya.
29. 24
C. Daftar Referensi
http://mkainterior.blogspot.com/2016/01/pengertian-mdf-hdf-dan-partikel-
board.html. Artikel tentang pengertian mdf, hdf dan partikel board. Diakses
tanggal 30 Nopember 2018
http://sembilanstudio.com/2015/05/apa-itu-plywood-mdf-dan-partikel-board/.
Artikel tentang Apa itu Plywood, MDF dan Partikel Board ? Diakses
tanggal 30 Nopember 2018
http://ejournal.kemenperin.go.id/jrihh/article/download/883/787 Artikel tentang
papan partikel oleh Calvin Syatauw. Diakses tanggal 30 Nopember 2018
https://osixinterior.wordpress.com/2014/01/29/plywood-multipleks-kayu-olahan-
paling-kuat/. Artikel tentang Plywood (Multipleks) Kayu Olahan
Paling Kuat Diakses tanggal 30 Nopember 2018
https://www.crafter.id/harga-triplek-2019/ Artikel tentang harga triplek, MDF,
partikel dan plywood terbaru. Diakses tanggal 03 Desember 2018
Badan Standart Nasional. 2002. Panel kayu – Papan serat, papan partikel dan OSB
–Istilah dan definisi.
Barly, 2009, Standardisasi Pengawetan Kayu dan Bambu Serta
Produknya. Prosiding PPI Standardisasi. Jakarta.
Bowyer. 2006. Problems of wood preservation in Indonesia. Kehutanan Indonesia
1: 460-469
Vachlepi.A.2015 Production of medium density fibreboard from rubber wood in
South Sumatera : potency, quality andProcessing. PalembangWarta
Perkaretan 2015, 34 (2), 177-186
Cahyadi. R. 2007. Kualitas Papan Partikel Batang Bawah, Batang Atas dan
Cabang Kayu Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.). IPB. Bogor
Nuryawan et al, 2005. Teknologi Pengolahan Kayu. Kanisius. Jogjakarta.
Sutigno,J. R. 2004. Rekayasa Bambu. Nafiri Offset, Yogyakarta