Apa Itu Khotbah?
Salah satu materi Bina Khotbah di GKI Kayu Putih, Agustus 2011 ...
Awalnya agak takut gak seru ngebawainnya .. tapi ternyata anggota jemaat yang ikut pembinaan waktu itu keren abis :D pada berani sharing semua ... seru lah pokoknya hehehhe :D
Pengalaman bagus .. pengalaman bagus ... :D Thanks JC
1. abad ke-17 digunakan sebagai istilah untuk ilmu berkhotbah.4 Sedangkan
APA ITU KHOTBAH ? dalam sejarah gereja, sampai abad ke-5, kata homilein diterjemahkan ke
dalam Alkitab berbahasa Latin (Vulgata) dengan istilah ‘Sermo’. Sermo(n)
adalah suatu pekerjaan menafsirkan teks Alkitab untuk dikhotbahkan.5
Jika kita membuka Alkitab kita, kitab Perjanjian Lama, kita akan
menemukan kata-kata yang sering digunakan untuk merujuk kepada
khotbah, yaitu: qohelet (pengkhotbah); basar (memberitakan kabar baik);
qara (memanggil, menyatakan); qeri’a (khotbah). Sedangkan kata yang
biasa digunakan dalam kitab Perjanjian baru adalah euangelizo
(memberitakan kabar baik); keryx – kerysso (menyatakan,
mengumumkan); diangello (menyebarluaskan) dan katangello
(memberitakan).6
Khotbah dalam sebuah ibadah jemaat adalah salah satu unsur yang Dapat kita lihat bersama bahwa baik di dalam kitab PL maupun
esensial. Bagi gereja-gereja Protestan, khotbah bahkan dianggap sebagai kitab PB, katak-kata yang digunakan untuk menyatakan makna dan
unsur yang paling utama, sehingga ibadah tanpa khotbah merujuk pada kata ‘khotbah’ berkaitan erat dengan aspek pemberitaan dan
seringkali tidak diterima sebagai ibadah yang sah.1 pernyataan Tuhan kepada umat-Nya. Hal ini agaknya cukup menjelaskan
kepada kita mengapa kata ‘khotbah’ itu sendiri sangat sedikit muncul
A. Etimologi Khotbah dalam kitab-kitab PL atau PB.7
Oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia, khotbah
didefinisikan sebagai pidato, terutama yang menguraikan ajaran agama.2
Sebenarnya, kata khotbah berasal dari kata dalam bahasa Arab: “Khataba”,
yang memiliki arti ‘berbicara dengan seseorang’.3 Kita pun dapat
menemukan arti yang sama jika kita melihat kata khotbah dalam bahasa
Yunani, yaitu: ‘homilein’ dan kata bendanya ‘homilia’, yang artinya
adalah “berada bersama-sama, bergaul atau bersekutu, kontak dengan
orang lain, pergaulan, bercakap-cakap dan pembicaraan.
Dalam Ilmu teologi, percakapan yang dimaksud itu terjadi dalam
4
proses pemberitaan firman Tuhan. Dari sinilah Homiletika, sejak akhir E. P. Ginting, Khotbah dan Pengkhotbah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998),
1-2.
5
Ibid.
6
Walter A Elwell (ed.), Evangelical Dictionary of Theology (Grand Rapids:
1
J. L. Abineno, Sekitar Teologi Praktika I (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1968), Baker Books, 1984), 868.
147. 7
Kata ‘khotbah’ dalam Alkitab hanya ditemukan sebanyak 8 kali (7 kata khotbah
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. 2 (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), 437. di PL dan 1 kata khotbah di PB). Bnd. Konkordansi Alkitab, cet. ketujuh (Yogyakarta:
3
S. de Jong, Khotbah: Persiapan, Isi, Bentuk (Jakarta: BPK Gunung Mulia, Kanisius, 1991), 202. Bnd. juga Alkitab Elektronik 2.0.0 – Alkitab Terjemahan Baru 1974,
1989), 80. Lembaga Alkitab Indonesia.
2. B. Jadi, Apa itu Khotbah? (Source), inti pesan firman Tuhan yang hendak disampaikan (message),
pengkhotbah sebagai medium (channel) dan jemaat sebagai pendengar
Jadi, apa itu khotbah? Faktanya, jemaat memahami sebagai sebuah (receiver).11
kabar yang baik dari Tuhan. Jika demikian adanya, maka seharusnya
jemaat tidak akan menemui suatu kesulitan berarti, ketika mereka sedang 2. Khotbah adalah sebuah komunikasi yang memberitakan
mendengarkan khotbah yang disampaikan oleh semua pengkhotbah. suara kenabian (propethic communication).
Di mana letak kesalahannya, ketika jemaat sampai pada Seperti layaknya para nabi di zaman Alkitab berfungsi sebagai
pernyataan bahwa: “Itu bukan khotbah!” setelah mereka mendengarkan juru bicara dalam menyampaikan pesan dari Tuhan, maka para
khotbah tersebut? John Stacey melihat bahwa hal itu bisa saja dan sangat pengkhotbah di masa kini pun memiliki fungsi yang sama. Mereka (para
mungkin terjadi dalam sebuah penyampaian khotbah. Stacey8 menjelaskan nabi dan pengkhotbah di masa kini) bukanlah sumber itu sendiri (sources),
begini: melainkan hanyalah perpanjangan tangan Tuhan (channel) dalam suatu
proses penyampaian pesan-Nya kepada umat.
The sermon may have been delivered in the normal place Khotbah yang baik dan benar adalah interpretasi terhadap Alkitab
(the pulpit) and in the traditional style (twenty minutes by one man) but sebagai firman Allah, yang terdiri dari penafsiran – penjelasan atas firman
nevertheless it was ‘not preaching’. The content was wrong.9 Tuhan di dalam suatu teks Alkitab dan pengaplikasian – penerapan bagi
jemaat di masa kini. Khotbah berarti berkata-kata tentang “apa kata
J. I. Packer menjabarkan lima hal yang penting untuk kita jadikan Tuhan”, sebagai representasi kehadiran Tuhan di tengah jemaat-Nya,
acuan dalam menjawab pertanyaan apa itu khotbah.10 sehingga memungkinkan kita dengan segala kenyataan pergumulan hidup
ini, dikuatkan kembali melalui kesaksian umat Israel (dahulu) ketika
1. Khotbah adalah sebuah proses komunikasi. mereka berjumpa dan berusaha memahami Tuhan sebagaimana disaksikan
Dalam hal ini, Tuhan secara berkesinambungan dalam Alkitab. Sedangkan interpretasi Alkitab berarti penyingkapan suatu
berkomunikasi melalui firman-Nya kepada umat manusia. Bagi kita, teks kebenaran dari suatu teks Alkitab yang bertujuan untuk mengajar,
Alkitab, yang menjadi landasan terciptanya komunikasi itu terkait erat membuktikan, mengoreksi dan mendidik setiap manusia menuju jalan
dengan inti pesan yang hendak disampaikan oleh pengkhotbah sebagai kebenaran Tuhan (bnd. II Timotius 3:16-17).
rangkaian dari keseluruhan pesan firman Tuhan yang di angkat dari teks
Alkitab tersebut. 3. Khotbah adalah sebuah komunikasi yang bersifat mengajak
Jadi kita dapat melihat bahwa khotbah sebagai sebuah proses (persuasive communication).
komunikasi terdiri dari teks Alkitab (firman Tuhan) sebagai sumber pesan Khotbah bukanlah alat untuk menghakimi, bukan pula alat yang
digunakan untuk menakut-nakuti orang. Khotbah adalah sebuah ajakan
8
John Stacey, Preaching Reassessed (London: Epworth Press, 1980), 10 untuk membangkitkan iman, sehingga jemaat (juga pengkhotbah) dapat
9
Stacey kemudian menyebutkan bahwa isi khotbah yang salah terjadi ketika terbantu untuk mengalami perubahan di dalam hati mereka dan dapat
pengkhotbah memiliki kecenderungan untuk memberitakan firman Tuhan bedasarkan merespons khotbah itu secara positif di dalam kehidupan keseharian
pemahamannya sendiri (eisegese) dan memanfaatkan firman Tuhan untuk kepentingan- mereka.
kepentingan pribadi.
10
1 11
1
David Jackman & Christopher Green (ed.), When God’s Voice is Heard Millard J. Erickson & James L. Heflin, Old Wine in New Wineskins (Gran
(Leicester: Inter-Varsity Press, 1996), 84-88. Rapids: Baker Books, 1997), 62-63.
3. The ultimate goal of preaching is not the transmission of information,
4. Khotbah adalah sebuah komunikasi yang memiliki bobot but the tansformations of persons; not simply data exchange, but
kekuatan (powerful communication). behavioral change. This means that preaching is done for change in
Sangat kuat dan berbobot dalam hal ini bukanlah di mengerti attitudes, belief, and values expressed verbally and nonverbally on the
sebagai penggunaan kata-kata paksaan atau tekanan kepada jemaat untuk part of persuade. Preaching calls for radical transformation; not simply
memahami dan melakukan firman Tuhan itu. Yang di maksud dengan changes of life fashion, but a whole new foundation for existence.12
sangat kuat dan berbobot di sini adalah cara di mana firman Tuhan dapat
berkarya , menyentuh hati setiap pendengarnya dengan kekuatan yang C. Sejarah Singkat tentang Khotbah
berasal dari Roh Kudus, ketika terjadi sebuah komunikasi di dalam
khotbah. Pelayanan berkhotbah mempunyai sejarah yang sangat panjang.
Pada zaman Perjanjian Lama, para nabi sudah memberikan contoh
5. Khotbah adalah sebuah proses komunikasi inkarnasi bagaimana berkhotbah dengan berani dan berapi-api. Menarik untu k
(incarnational communication). diperhatikan dalam hal ini, bahwa apa yang kita pahami saat ini mengenai
Maksudnya adalah bahwa seorang pengkhotbah mutlak khotbah sebagai penjelasan akan kehendak Tuhan di dalam teks-teks Kitab
merupakan bagian dari pesan firman Tuhan yang sedang ia beritakan. Suci, hal itu baru di mulai sejak abad ke-5 SM. Pada masa itu Ezra dan
Khotbah adalah proses memberitakan Kebenaran Firman Tuhan melalui Nehemia menjadi pelopor tradisi berkhotbah di Sinagoge dengan
kepribadian pengkhotbah itu sendiri. Pengkhotbah ditantang untuk membacakan, menafsirkan kitab Taurat dan mengajak umat untuk
menyatakan Kebenaran firman Tuhan yang sedang ia sampaikan itu memahami maksud Allah bagi mereka (bnd. Nehemia 9:3).13
melalui kepribadian dan kehidupannya sehari-hari (incarnate truth). Pemahaman akan khotbah sebagai penafsiran teks-teks Kitab Suci
tidaklah dikenal dalam tradisi agama Yahudi sebelum masa pembuangan
*** di Babel. Para nabi Israel adalah pengkhotbah yang secara langsung
Pada akhirnya, menjawab pertanyaan apa itu khotbah sangat mendapatkan pesan dari Allah untuk diberitakan kepada umat-Nya pada
terkait erat dengan menemukan jawaban dari pertanyaan ‘apa tujuan waktu itu.14 Agaknya, hal inilah yang menjadi alasana utama jika kita
utama dari sebuah penyampaian khotbah?’ Khotbah bukanlah sekadar membaca kitab para nabi seringkali terdapat kalimat-kalimat: ‘Maka
berbicara tentang sesuatu, khotbah adalah sebuah peristiwa. Peristiwa di berfirmanlah Allah …’15
mana jemaat (juga pengkhotbah) sebagai pendengar mengalami suatu Pada masa abad-abad pertama, gereja mengikuti metode khotbah
perubahan (transformasi diri). orang-orang Yahudi karena kebanyakan anggota jemaat terdiri dari orang-
Menurut J. Daniel Bauman, khotbah menjadi tidak bermakna apa- 12
1
J. Daniel Bauman, An Introductionto Contemporary Preaching (Grand Rapids:
apa ketika jemaat tidak merasa terbantu (diubahkan) dalam memahami Baker Books House, 1984), 236.
situasi kehidupan mereka di masa kini. Bauman mengatakan hal itu begini: 13
1
Ralph G. Turnbull, Baker’s Dictionary of Practical Theology (Grand Rapids:
Baker Book House, 1967), 31.
14
1
Ibid.
15
1
Bnd. Uraian Graeme Goldsworthy, Preaching The Whole Bible as Christian
Scripture (Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company, 2000), 38-40.
Goldworthy mengatakan bahwa ada lebih dari 400 kali kalimat ‘Maka berfirmanlah Allah
…’ yang digunakan sejak zaman nabi Musa untuk menyampaikan pesan dari Tuhan.
4. orang Yahudi. Penyampaian khotbah pada waktu itu pun masih berpola minati. Isi khotbah menjadi kurang berkenan dengan kebutuhan-kebutuhan
sederhana (homily form).16 jemaat.
Seiring dengan meluasnya karya pekabaran Injil kepada bangsa Pada abad ke 19, keberadaan literatur mengenai khotbah yang
Yunani yang telah mengenal prinsip-prinsip retorika, maka prinsip retorika cukup banyak dan lebih detail telah memunculkan keinginan untuk
inilah yang kemudian semakin memperkaya metode berkhotbah pada masa menyampaikan khotbah dengan lebih informal, menarik dan bervariasi.
itu. Pada masa abad-abad pertama, muncul tokoh-tokoh penting yang telah Abad ke 20 adalah abad yang penuh dengan perubahan dan
mengembangkan metode berkhotbah berdasarkan keahlian mereka di kemajuan yang dahsyat. Kita memasuki bukan hanya sebuah era baru
bidang retorika, misalnya: Clement dari Alexandria (160-220), dalam dunia komunikasi, akan tetapi kita memasuki suatu masa revolusi
Tertullianus (150-220), Origenes (185-254) dan Agustinus (354-430). dunia cyber. Kabar baik dapat disebarkan melalui buku, radio, televisi,
Setelah Agustinus, pada abad pertengahan, khotbah mengalami ataupun internet. Pada abad ini Alkitab semakin dihormati sebagai dasar
masa kemunduran. Alkitab makin kurang dipakai sebagai dasar khotbah. khotbah dan pola khotbah topikal sangat diminati. Keinginan untuk
Khotbah dipenuhi dengan hal-hal yang kurang relevan, bahkan bersifat mengembangkan pola berkhotbah , sekaligus sebagai bentuk
tahyul. Bahasa yang digunakan dalam khotbah seringkali tidak dipahami ketidakpuasan dengan struktur dan gaya berkhotbah tradisional telah
oleh rakyat biasa. Mengikuti pola analisa skolastik yang rumit, bentuk memunculkan pola-pola khotbah yang baru, di antaranya: khotbah
khotbah pada masa itu memiliki karakter pembagian khotbah menjadi sub- ekspositori (perikop), khotbah topikal (tema), dan khotbah narasi.
bagian – sub-bagian yang terperinci. Khotbah menjadi kurang bergairah.17
Seiring dengan bangkitnya minat kalangan humanis dalam
mempelajari bahasa Latin dan Yunani, maka pada masa Renaisans dan
Reformasi, khotbah kembali bangkit. Metode skolastik yang rumit itu di
evaluasi dan dikritisi oleh tokoh-tokoh seperti Erasmus (1457-1536) dan
John Colet (1466-1519). Alkitab kembali dijadikan sebagai dasar khotbah.
Di kemudian hari, zaman reformasi membuat peran Alkitab kian
dihormati dan menjadikan Alkitab sebagai pusat yang menyatukan
khotbah. Alkitab perlu ditafsir dengan baik dan khotbah disampaikan
dalam bentuk yang sederhana.
Pada abad ke-17 dan 18, hal-hal positifyang dikembangkan di
masa reformasi mengenai teori berkhotbah kembali mengalami
kemunduran. Metode skolastik dan analisa struktur yang rumit kembali di
16
1
James W. Cox Mengatakan bahwa bentuk pendekatan khotbah secara homily
adalah bentuk yang paling sederhana dan yang paling tua. Pendekatan homily terjadi ketika
sebuah teks dibahas secara mendetail: ‘kata demi kata, kalimat demi kalimat, bagian demi
bagian dari teks itu’. Lih. James W. Cox, A Guide to Biblical Preaching (Nashville:
Parthenon Press, 1976), 66.
17
1
Turnbull, Op. Cit., 51.