Iman kepada Kitabullah adalah meyakini sepenuh hati bahwa Allah telah menurunkan kitab-Nya kepada para nabi sebagai pedoman hidup agar bahagia di dunia dan akhirat, membacanya, mempelajari, dan mengamalkan isinya sepanjang tidak bertentangan dengan Al-Qur'an.
2. A. Definisi Iman kepada Kitabullah
Iman adalah keyakinan dalam hati yang diucapkan dengan lisan dan dibuktikan
dengan amal perbuatan (tindakan)
Kitabullah adalah kumpulan wahyu-wahyu Allah Swt. yang mengandung petunjuk
dan kebenaran, sementara pengertian kitab adalah wahyu Allah Swt. yang
dibukukan. Makna lain dari Kitabullah adalah ajaran Allah Swt. yang diwahyukan
kepada Nabi atau Rasul yang merupakan ketetapan-Nya dan himpunan petunjuk
yang ditulis dan dibukukan.
Jadi iman kepada Kitab-kitab Allah (Kitabullah) adalah meyakini sepenuh hati,
bahwa Allah Swt. telah menurunkan Kitab-kitab-Nya kepada para Nabi dan Rasul
agar disampaikan kepada umatnya sebagai pedoman hidup untuk kebahagian dunia
dan akhirat, membacanya dengan lisan dan mengamalkan/mempraktikkannya dalam
setiap aspek kehidupan.
3. B. Hubungan Al-Qur’an dengan Kitab Suci lainnya
1. Menjadi saksi kebenaran (asalkan tidak bertentangan dengan isi Al-Qur’an), dan menjadi tolok
ukur atau barometer kebenaran terhadap kitab-kitab sebelumnya. Sebaliknya, Al-Qur’an juga
menjadi saksi atas kesalahannya, sehingga fungsi lain Al-Qur’an adalah menjadi pemelihara
(Q.S. Al-Māidah/5: 48).
2. Menjadi solusi, menjawab, dan menjelaskan perbedaan atau perselisihan yang muncul di
antara para penganut agama (Q.S. An-Nahl/16: 64).
3. Mengoreksi isi kitab suci sebelumnya yang sudah diubah sendiri oleh pemeluknya (dengan
berbagai kepentingan duniawi), dan oleh manusia yang ingkar, antara lain:
a. Keyakinan tentang ‘Trinitas’. Keyakinan ini ditolak dengan keras oleh Al-Qur’an,
sebagaimana isi kandungan Q.S. Al-Māidah/5: 73.
b. Kedudukan dan Penyaliban Nabi Isa a.s. (Q.S. Āli Imrān/3: 49-59, Q.S. An-Nisā’/4: 157-158).
4. C. 4 Kitab Suci Samawi
1. KITAB ZABUR Arti / Makna
Kitab Zabur (Bahasa Qibti) Mizmor/Mazmor, diwahyukan kepada Nabi Daud a.s., isinya
tentang doa, dzikir, pengajaran dan hikmah, dan diperuntukkan hanya untuk Bani Israil.
Nabi Daud a.s. hidup di tanah Kan‘aan sekitar abad ke-10 Sebelum Masehi (SM).
Zabur merupakan kidung; nyanyian ruhani yang dianggap suci, sebagai bagian (sekarang)
dari Kitab Taurat atau Perjanjian Lama
Ayat
Rujukan
Q.S. Syu’ara: 196, Ali Imran: 184, An-Nahl: 44, Fathir: 25, Al-Qamar: 43&52, Al-Isra: 55, An-
Nisa: 163 Al-Anbiya’: 105
Isi
Kandungannya
Nyanyian Lyturgi: nyanyian Kebahtian untuk memuji Tuhan
Nyanyian Individu/Perorangan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan
Ratapan-ratapan Jama’ah
Ratapan & Do’a Individu
Nyanyian untuk Raja
Cara
Mengimaninya
Meyakini/mempercayai keberadaannya sebagai kitabullah, membaca dan mempelajarinya,
mempercayai kebenaran isinya (selama tidak bertentangan denga Al-Qur’an),
mengamalkannya (selama tidak bertentangan denga Al-Qur’an), mengajarkannya (selama
tidak bertentangan denga Al-Qur’an)
5. 2. KITAB TAURAT Arti / Makna
Kitab Taurat (Bahasa Ibrani); Torah, yang diwahyukan kepada Nabi Musa a.s., isinya
tentang petunjuk dan cahaya kebenaran, serta kisah perjalanan Bani Israil dan kekejaman
Fir’aun (Q.S. al-Māidah/5: 44), dan khusus diperuntukkan kepada Bani Israil. Nabi Musa
a.s. hidup di Mesir, Madyan, dan Sinai (Thursina) sekitar abad ke-14 Sebelum Masehi
(SM).
Taurat disebut juga Old Testaments (Perjanjian Lama), berisi 10 Perintah/Wasiat Tuhan
(Ten Commandsments). Di dalam Taurat terdapat Mazmur/Zabur (Kidung, nyanyian
ruhani yangh dianggap suci)
Q.S. Al-An’am/6: 151-152: 10 Perintah/Wasiat Tuhan (Ten Commandsments)
Isi/Kandungan
1. Kejadian/Genesis: Penciptaan langit dan bumi (alam semesta)
2. Keluaran/Exodus: Keluaran bangsa Yahudi dari tanah Mesir setelah diperbudak selama
400 tahun
3. Imamat/Leviticus: Peraturan ibadat, upacara agama untuk bangsa Israel
4. Bilangan/Numerii: Peristiwa yang dialami bangsa Israel dalam perjalanan dari tanah
Mesir ke tanah Kan’aan (selama 38 tahun)
5. Ulangan/Deuteronomium: Serangkaian Khutbah nabi Musa a.s. kepada bani Israil
Cara
Mengimaninya
Meyakini/mempercayai keberadaannya sebagai kitabullah, membaca dan
mempelajarinya, mempercayai kebenaran isinya (selama tidak bertentangan denga Al-
Qur’an), mengamalkannya (selama tidak bertentangan denga Al-Qur’an), mengajarkannya
(selama tidak bertentangan denga Al-Qur’an)
C. 4 Kitab Suci Samawi
6. 3. KITAB INJIL Arti / Makna
Kitab Injil (Bahasa Suryani), yang diwahyukan kepada Nabi Isa a.s., isinya tentang
petunjuk dan penerangan (Q.S. al-Māidah/5: 46), dan diperuntukkan juga hanya kepada
Bani Israil. Nabi Isa a.s. hidup di tanah Kan’aan, sekitar abad ke-1 SM.
Kitab injil disebut juga New Testaments (Perjanjian Baru). Adapun Old Testaments
(Perjanjian Lama) atau Taurat, keduanya dibukukan/dijilid menjadi satu kitab yang
disebut The Bible (Bibel)
Isi Pokok
Perintah untuk kembali mengesakan Tuhan, Menghapus dan menyempurnakan beberapa
hukum dalam Kitab Taurat yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman,
menjelaskan bahwa kelak akan datang kembali rasul setelah Nabi isa a.s.
Isi/Kandungan
Matius
Markus
Lukas
Yahya
Kisah Para Rasul
Cara
Mengimaninya
Meyakini/mempercayai keberadaannya sebagai kitabullah, membaca dan
mempelajarinya, mempercayai kebenaran isinya (selama tidak bertentangan denga Al-
Qur’an), mengamalkannya (selama tidak bertentangan denga Al-Qur’an), mengajarkannya
(selama tidak bertentangan denga Al-Qur’an)
C. 4 Kitab Suci Samawi
7. 4. KITAB AL-QUR’AN Arti / Makna
Al-Qur’an (Bahasa Arab); bacaan/yang dibaca, yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
Saw., isinya tentang ajaran-ajaran Allah Swt. untuk memberi petunjuk, pedoman, dan
bimbingan yang benar kepada manusia sepanjang masa, agar bahagia di dunia dan
akhirat (Q.S. Fushshilat/41: 41-42), dan diperuntukkan untuk seluruh umat manusia.
Diturunkan di Makkah dan Madinah dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari (23
tahun) secara berangsur-angsur melalui perantaraan (Malaikat, mimpi, berbicara dari
bilik tabir, dan suara seperti gemerincing lonceng).
Q.S. Al-baqarah/2: 1-5, Q.S. Yusuf/10: 1-2, …
Isi/Kandungan
Aqidah Tauhid, keyakinan, meng-Esakan Tuhan sebagai satu-satunya sesembahan
Akhlaq Etika, tata-karma, sopan santun, tingkah laku
Syari’ah Hukum, tata aturan hidup
Ibadah Pengabdian terhadap Allah Swt. dalam berbagai bentuk kegiatan/aktivitas
Mu’amalah Hubungan manusia dengan yang lainnya
Qishah
Kisah umat/orang-orang terdahulu sebagai pelajaran dan
peringatan/ancaman
Amtsal
Perumpamaan, metafora, kiasan, … sebagai pola pendidikan, bimbingan
dan peringatan
Cara
Mengimaninya
Meyakini/mempercayai keberadaannya sebagai kitabullah, membaca dan
mempelajarinya, mempercayai kebenaran isinya, mengamalkannya, mengajarkannya
C. 4 Kitab Suci Samawi
8. D. Hikmah/Manfaat Beriman kepada Kitab Suci
1. Hidup jadi terarah, karena ada pedoman hidup sebagai acuan dalam beraktivitas
2. Hidup jadi tenteram dan damai, karena aktivitas sesuai dengan arahan, acuan dan pedoman (tidak
was-was ataupun gelisah khawatir melenceng dari aturan hidup)
3. Hati diliputi kebahagiaan, karena dengan mengikuti apa yang ada di dalam kitab suci maka kehidupan
senantiasa selaras, harmoni, dan seimbang sehingga kebahagiaan terwujud
4. Mendapatkan apa yang dijanjikan, karena dengan melaksanakan/mengamalkan pedoman hidup
(kitab suci) maka segala apa yang telah dijanjikan didalamnya dapat diraih/diperoleh.
5. Terwujudnya kehidupan/masyarakat yang Madani, karena dengan menggunakan/mengamalkan dan
mengajarkan kitab suci maka terwujud kehidupan masyarakat yang harmonis, rukun dan damai
9. E. Cara Beriman kepada Kitab Suci
1. Meyakini keberadaannya, yakni bahwa Allah Swt. menurunkan kitab suci kepada Rasul untuk
umatnya.
2. Membacanya, yakni kitab suci perlu dibaca bukan sekedar dimiliki ataupun cukup diyakini adanya.
3. Mempelajarinya, yakni kitab suci diturunkan dengan bahasa tertentu sudah pasti berisi petunjuk yang
harus diketahui isi/pesannya.
4. Membenarkan isinya (selama tidak bertentangan dengan Al-Qur’an), yakni kitab suci berasal dari
Allah Swt. melalui Rasul-Nya pasti berisi kebenaran yang wajib dipercayai kebenarannya.
5. Mengamalkannya (selama tidak bertentangan dengan Al-Qur’an), yakni kitab suci diturunkan agar
manusia mempedomaninya untuk hidup di dunia agar kebahagiaan terwujud.
6. Mengajarkannya (selama tidak bertentangan dengan Al-Qur’an), yakni kitab suci perlu dibumikan
(salah satunya) dengan mengajarkannya kepada orang lain agar lestari.