Antibodi adalah zat yang diproduksi tubuh setelah terpapar antigen untuk membentuk pertahanan. Antigen dapat berupa bahan kimia, biologi seperti bakteri atau virus. Untuk menjadi antigen, suatu zat harus memiliki berat molekul tertentu dan grup penentu. Alergi terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap antigen yang sebelumnya pernah dipapar. Ada berbagai jenis antigen dan antibodi yang dibedakan berdasarkan spesies, individ
Antibodi adalah zat yang diproduksi tubuh setelah terpapar antigen untuk membentuk pertahanan. Antigen dapat berupa bahan kimia, biologi seperti bakteri atau virus. Untuk menjadi antigen, suatu zat harus memiliki berat molekul tertentu dan grup penentu. Alergi terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap antigen yang sebelumnya pernah dipapar. Ada berbagai jenis antigen dan antibodi yang dibedakan berdasarkan spesies, individ
Dokumen tersebut membahas tentang imunologi yang meliputi pengertian antibodi, antigen, jenis-jenis kekebalan, reaksi antara antigen dan antibodi, serta berbagai penyakit yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh seperti alergi dan autoimun.
Teknologi antibodi rekombinan memungkinkan produksi antibodi yang sangat spesifik tanpa kesulitan pembuatan monoklonal antibodi secara konvensional. Antibodi rekombinan dibuat dengan mengisolasi gen antibodi melalui PCR, kemudian diekspresikan dalam sel E. coli untuk memproduksi fragmen antibodi seperti Fab atau ScFv yang masih mampu mengenali antigen.
BAB PERMUKAAN
SEL
BIOLOGI SEL & MOLEKULER
Dalam dokumen tersebut membahas tentang 3 topik utama yaitu antigen, reseptor, dan hubungan antar sel. Antigen adalah zat asing yang merangsang timbulnya antibodi, reseptor berfungsi menerima rangsangan dari luar atau dalam tubuh, sedangkan hubungan antar sel terjadi ketika membran plasma sel saling melekat untuk berkomunikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang antigen dan antibodi, termasuk pengertian antigen, asal usul antigen, struktur antigen, jenis antigen berdasarkan determinannya dan spesifisitasnya, serta beberapa tes antigen yang umum dilakukan seperti tes PSA, NS1, HIV, dan HBsAg."
Dokumen tersebut membahas tentang imunologi dan imunoglobulin. Secara ringkas, dibahas mengenai pengertian imunologi dan imunoglobulin sebagai antibodi yang diproduksi oleh sel B untuk melawan antigen seperti virus dan bakteri, struktur dan klasifikasi imunoglobulin ke dalam 5 kelas yaitu IgG, IgM, IgA, IgE dan IgD beserta perbedaan masing-masing.
BAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptxWisnuTriSetia1
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pertahanan tubuh, termasuk mekanisme pertahanan tubuh secara nonspesifik dan spesifik. Sistem pertahanan tubuh berfungsi untuk melindungi tubuh dari patogen invasif melalui mekanisme seperti fagositosis, inflamasi, dan produksi antibodi. Penurunan sistem pertahanan tubuh dapat menyebabkan gangguan seperti imunodefisiensi yang dapat menyebabkan penyakit seperti AIDS.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang berlebihan pada rongga pleura, cairan tersebut mengisi ruangan yang mengelilingi paru. Cairan dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu pernapasan dengan membatasi peregangan paru selama inhalasi.
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang berlebihan di dalam rongga pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran cairan pleura. Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar 10-200 ml. Cairan pleura komposisinya sama dengan cairan plasma, kecuali pada cairan pleura mempunyai kadar protein lebih rendah yaitu <1,5 />< 30mm.
Diantara celah-celah sel ini terdapat sel limfosit
Di bawah sel-sel mesothelial ini terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit
Di bawahnya terdapat lapisan tengah berupa jaringan kolagen dan serat-serat elastik
Lapisan terbawah terdapat jaringan interstitial subpleura yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler dari a. Pulmonalis dan a. Brakhialis serta pembuluh limfe
Menempel kuat pada jaringanparu
Fungsinya. untuk mengabsorbsi cairan. Pleura
• Pleura parietalis
Jaringan lebih tebal terdiri dari sel-sel mesothelial dan jaringan ikat (kolagen dan elastis)
Dalam jaringan ikat tersebut banyak mengandung kapiler dari a. Intercostalis dan a. Mamaria interna, pembuluh limfe, dan banyak reseptor saraf sensoris yang peka terhadap rasa sakit dan perbedaan temperatur. Keseluruhan berasal n. Intercostalis dinding dada dan alirannya sesuai dengan dermatom dada
Mudah menempel dan lepas dari dinding dada di atasnya
Fungsinya untuk memproduksi cairan pleura
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini mengenai gangguan pernapasan yang berjudul` EFUSI PLEURA`.adalah mengetahui patofisiologi dari penyakit pernapasan tersebut.
C. Rumusan Permasalahan
• Untuk mengetahui pengertian efusi pleura
• Untuk mengetahui etiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui manifestasi efusi pleura
• Untuk mengetahui patofisiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui diagnosis efusi pleura
• Untuk mengetahui pengobatan(penatalaksaan) efusi pleura
• Untuk meng
Dokumen tersebut membahas tentang sistem imun dan imunoglobulin (antibodi). Imunoglobulin merupakan glikoprotein yang berperan dalam pertahanan tubuh, terdiri atas rantai berat dan rantai ringan. Terdapat lima kelas imunoglobulin pada manusia yaitu IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE, masing-masing memiliki peran yang berbeda dalam sistem kekebalan tubuh. Dokumen ini juga membahas variabilitas imunoglobulin akibat
Bab pertama membahas latar belakang imunologi sebagai cabang mikrobiologi yang mempelajari respons tubuh terhadap penyakit infeksi. Bab ini juga menjelaskan tujuan dan rumusan masalah yang akan dibahas lebih lanjut.
Bab 11 membahas sistem pertahanan tubuh yang terdiri dari pertahanan nonspesifik dan spesifik. Pertahanan nonspesifik meliputi kulit, sel fagosit, peradangan, dan zat antimikroba. Pertahanan spesifik melibatkan antigen, antibodi, interaksi antibodi-antigen, dan sel B serta T. Terdapat faktor yang mempengaruhi sistem imunitas seperti genetik, usia, dan gangguan seperti alergi, penyakit autoimun, dan imunode
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian antibodi, struktur, fungsi, jenis-jenis, dan variabilitas antibodi. Juga disebutkan beberapa penyakit yang terkait dengan antibodi seperti diabetes melitus tipe 1, rheumatoid arthritis, psoriasis, graves disease, dan lupus.
Dokumen tersebut membahas tentang imunologi yang meliputi pengertian antibodi, antigen, jenis-jenis kekebalan, reaksi antara antigen dan antibodi, serta berbagai penyakit yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh seperti alergi dan autoimun.
Teknologi antibodi rekombinan memungkinkan produksi antibodi yang sangat spesifik tanpa kesulitan pembuatan monoklonal antibodi secara konvensional. Antibodi rekombinan dibuat dengan mengisolasi gen antibodi melalui PCR, kemudian diekspresikan dalam sel E. coli untuk memproduksi fragmen antibodi seperti Fab atau ScFv yang masih mampu mengenali antigen.
BAB PERMUKAAN
SEL
BIOLOGI SEL & MOLEKULER
Dalam dokumen tersebut membahas tentang 3 topik utama yaitu antigen, reseptor, dan hubungan antar sel. Antigen adalah zat asing yang merangsang timbulnya antibodi, reseptor berfungsi menerima rangsangan dari luar atau dalam tubuh, sedangkan hubungan antar sel terjadi ketika membran plasma sel saling melekat untuk berkomunikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang antigen dan antibodi, termasuk pengertian antigen, asal usul antigen, struktur antigen, jenis antigen berdasarkan determinannya dan spesifisitasnya, serta beberapa tes antigen yang umum dilakukan seperti tes PSA, NS1, HIV, dan HBsAg."
Dokumen tersebut membahas tentang imunologi dan imunoglobulin. Secara ringkas, dibahas mengenai pengertian imunologi dan imunoglobulin sebagai antibodi yang diproduksi oleh sel B untuk melawan antigen seperti virus dan bakteri, struktur dan klasifikasi imunoglobulin ke dalam 5 kelas yaitu IgG, IgM, IgA, IgE dan IgD beserta perbedaan masing-masing.
BAB 11 - SISTEM PERTAHANAN TUBUH - NEW-std.pptxWisnuTriSetia1
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pertahanan tubuh, termasuk mekanisme pertahanan tubuh secara nonspesifik dan spesifik. Sistem pertahanan tubuh berfungsi untuk melindungi tubuh dari patogen invasif melalui mekanisme seperti fagositosis, inflamasi, dan produksi antibodi. Penurunan sistem pertahanan tubuh dapat menyebabkan gangguan seperti imunodefisiensi yang dapat menyebabkan penyakit seperti AIDS.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang berlebihan pada rongga pleura, cairan tersebut mengisi ruangan yang mengelilingi paru. Cairan dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu pernapasan dengan membatasi peregangan paru selama inhalasi.
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang berlebihan di dalam rongga pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran cairan pleura. Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar 10-200 ml. Cairan pleura komposisinya sama dengan cairan plasma, kecuali pada cairan pleura mempunyai kadar protein lebih rendah yaitu <1,5 />< 30mm.
Diantara celah-celah sel ini terdapat sel limfosit
Di bawah sel-sel mesothelial ini terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit
Di bawahnya terdapat lapisan tengah berupa jaringan kolagen dan serat-serat elastik
Lapisan terbawah terdapat jaringan interstitial subpleura yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler dari a. Pulmonalis dan a. Brakhialis serta pembuluh limfe
Menempel kuat pada jaringanparu
Fungsinya. untuk mengabsorbsi cairan. Pleura
• Pleura parietalis
Jaringan lebih tebal terdiri dari sel-sel mesothelial dan jaringan ikat (kolagen dan elastis)
Dalam jaringan ikat tersebut banyak mengandung kapiler dari a. Intercostalis dan a. Mamaria interna, pembuluh limfe, dan banyak reseptor saraf sensoris yang peka terhadap rasa sakit dan perbedaan temperatur. Keseluruhan berasal n. Intercostalis dinding dada dan alirannya sesuai dengan dermatom dada
Mudah menempel dan lepas dari dinding dada di atasnya
Fungsinya untuk memproduksi cairan pleura
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini mengenai gangguan pernapasan yang berjudul` EFUSI PLEURA`.adalah mengetahui patofisiologi dari penyakit pernapasan tersebut.
C. Rumusan Permasalahan
• Untuk mengetahui pengertian efusi pleura
• Untuk mengetahui etiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui manifestasi efusi pleura
• Untuk mengetahui patofisiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui diagnosis efusi pleura
• Untuk mengetahui pengobatan(penatalaksaan) efusi pleura
• Untuk meng
Dokumen tersebut membahas tentang sistem imun dan imunoglobulin (antibodi). Imunoglobulin merupakan glikoprotein yang berperan dalam pertahanan tubuh, terdiri atas rantai berat dan rantai ringan. Terdapat lima kelas imunoglobulin pada manusia yaitu IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE, masing-masing memiliki peran yang berbeda dalam sistem kekebalan tubuh. Dokumen ini juga membahas variabilitas imunoglobulin akibat
Bab pertama membahas latar belakang imunologi sebagai cabang mikrobiologi yang mempelajari respons tubuh terhadap penyakit infeksi. Bab ini juga menjelaskan tujuan dan rumusan masalah yang akan dibahas lebih lanjut.
Bab 11 membahas sistem pertahanan tubuh yang terdiri dari pertahanan nonspesifik dan spesifik. Pertahanan nonspesifik meliputi kulit, sel fagosit, peradangan, dan zat antimikroba. Pertahanan spesifik melibatkan antigen, antibodi, interaksi antibodi-antigen, dan sel B serta T. Terdapat faktor yang mempengaruhi sistem imunitas seperti genetik, usia, dan gangguan seperti alergi, penyakit autoimun, dan imunode
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian antibodi, struktur, fungsi, jenis-jenis, dan variabilitas antibodi. Juga disebutkan beberapa penyakit yang terkait dengan antibodi seperti diabetes melitus tipe 1, rheumatoid arthritis, psoriasis, graves disease, dan lupus.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. Immunogens:
Substansi asing yang dapat menstimulir
respons imun spesifik.
Antigens:
Subtansi yang mampu berikatan secara spesifik
dengan antibodi yang diproduksi oleh sel B atau
sel T
immunogen adl antigen namun tidak
semua antigen adalah immunogen
Antigens and immunogens2
3. Haptens:
• Subtansi yang memp berat molekul rendah yang tdk dpt
merangsang respons imun terhadap dirinya.
• Namun bila berikatan dgn carier yg misal protein dan
akan mempunyai epitope pada carrier maka akan
merangsang respons imun.
• Haptens adalah antigen tetapi bukan immunogen.
• Examples: penicillin & kosmetik.
9/29/2022
Antigens and immunogens3
4. hapten
Tdk antibodi
diproduksi
Antibodi thd
epitope pd antigen
protein
Immunogenic antigen
epitope
epitope
hapten
Immunogenic antigen as carier for hapten
Antibodi thd
epitope pd antigen
Antibodi thd
epitope pd hapten
6. Epitopes (antigenic determinants ):
• Setiap antigen dibentuk dari mol kecil : epitope.
• Setiap epitop menstimulir produksi salah satu nya
antibodi yang dinamakan monoclonal antibody.
• Misal : Human albumin dibentuk dari enam
epitopes yang menstimulir enam antibodi yang
berbeda.
9/29/2022
Antigens and immunogens6
15. 1- Foreignness
2- Molecular size
3- Chemical nature
4- Degradability
5- Host genetic factors
6- Methods of administration of antigen
(dose, route of administration,
adjuvant)
9/29/2022
Dr. Emad AbdElhameed Morad Antigens and immunogens15
16. 1- Foreignness
Untuk subtansi menjadi immunogenik, yang
harus bersifat sangat asing thd host.
Sistem imun bersifat autotolerant thd self
antigens.
Akibatnya autotolerance menghasikan
autoimmune diseases.
9/29/2022
Morad Antigens and immunogens16
17. 2- Molecular size:
Molecule dgn berat molekul kurang dari 10.000
kurang immunogenik.
3- Chemical nature:
yang sangat berpotensi immunogen adalah
protein
Protein makin komplek sangat immunogenik.
9/29/2022
Dr. Emad AbdElhameed Morad Antigens and immunogens17
18. 4- Degradability:
Substansi Immunogenik sangat peka thd proses
yang dilakukan selain oleh sel Ag penyaji (APCs)
L-amino acids sangat immunogenik diband D-
amino acids karena L-amino acids dapat
didegradasi.
5- Host genetic factors:
semua individu dalam species tidak akan
memperlihatkan respon yang sama thd antigen;
bbrp akan kuat dan sebagian lemah ber respon .
9/29/2022
Antigens and immunogens18
19. 6- Methods of administration of
antigens:
9/29/2022
Antigens and immunogens19
Dosis
Route
administrasi
Adjuvant
20. substansi menjadi immunogenik, pemberian dgn
dosis tepat.
Toleransi munul bila diberikan dg dosis yang
tinggi atau rendah.
Rute Parenteral menginduksi I respons imn yang
kuat dibanding rute oral .
9/29/2022
Antigens and immunogens20
Dosis
Route
21. Definisi:
• Substansi yang bila dicampur dg antigen akan
meningkatkan respons imun thd antigen tsb.
Examples:
1- Freund ´s adjuvant ( killed tubercle bacilli +
mineral oil + detergent)
2- Aluminum hydroxide
3- BCG vaccine (attenuated mycobacterium)
9/29/2022
Antigens and immunogens21
Adjuvants
22. Mechanisms of action:
1. mengaktifkan macrophages.
2. Meningkatkan costimulatory signal
molecules sehingga memaksimalkan aktivasi
sel T helper .
3. Menstimulasi non-specific proliferation of
lymphocytes.
4. Depot effect: dg pembentukan granuloma
sekell antigen, sehingga absorpsinya
diperlambat. Shg adjuvants memperpanjang
keberadaan antigen dalam tubuh dan akan
kontak dg sistem respon
9/29/2022
Antigens and immunogens22
24. Soluble antigens:
* mengekresikan produk ke sekell sebagai
exotoxins dan enzymes
Cellular antigens:
1- K atau capsular antigens
2- H atau flagellar antigens
3- O atau somatic antigens
9/29/2022
Antigens and immunogens24
Bacterial
antigens
26. Blood group antigens:
* A dan B juga Rh antigens pd sel drh merah
Major histocompatibility
complex:
1- MHC class I
2- MHC class II
9/29/2022
Antigens and immunogens26
Human tissue
antigens
27. Bila antigen stimulir antibody dimana dapat
bereaksi dg antigen yang tidak homolog , maka
antibody disebut heterophile antibody dan
antigens disebut heterophile antigens.
Phenomena disebut cross reactivity.
9/29/2022
Antigens and immunogens27
28. Examples:
1- Rheumatic fever
Streptococcus pyogenes protein M mestimulir
pembentukan antibodi yang menyerang otot
jantung sehingga menyebabkan rheumatic
carditis.
9/29/2022
Antigens and immunogens28
Streptococcus
pyogenes M
protein
Cardiac
muscle
proteins
Heterophile
antibodies
29. 2- Paul Bunnel test
EBV menstimulir pembent heterophile antibodies
yang menaglutinasi sheep red cells.
In Paul Bunnel test, jika sheep red cells akan
diaglutinasi dg serum penderita , artinya infection
with EBV.
9/29/2022
Antigens and immunogens29
Epstein Barr
virus (EBV)
Sheep
red
blood
cells
Heterophile
antibodies
30. 3- Weil Felix reaction
Rickettsia stimulate formation of antibodies that react
with proteus OX strains.
In Weil Felix reaction, if the serum of the patient
reacted with proteus OX strains, this means infection
with rickettsia.
9/29/2022
Antigens and immunogens30
Rickettsia
Proteus
OX
strains
Heterophile
antibodies
31. 4- Cold agglutinins
Mycoplasma pneumoniae stimulate formation of
antibodies that agglutinate human red cells group O
at 4 degree centigrade.
These heterophile antibodies are called cold
agglutinins.
9/29/2022
Antigens and immunogens31
Mycoplasma
pneumoniae
Human
group O
red cells at
4 degree
Heterophile
antibodies
32. 5- Syphilis
In syphilitic patients, treponema stimulates formation
of antibodies that react with cardiolipin.
Cardiolipin is alcoholic extract of beef heart muscle to
which cholesterol and lecithin are added.
9/29/2022
Antigens and immunogens32
Treponema Cardiolipin
Heterophile
antibodies
33. Isoantigens ditemukan pd erythrocytes
hewan dan manusia.
Pertama kali pd eritrosit manusia : dua
antigens (A dan B), dan di serum — beta-
dan alpha-antibodies.
Hanya heterogenic antigens dan antibodi
(agglutinins) dpt ditemukan pd drh manusia
Berdasarkan antigenic structure kmd
dibagi lagi menjadi 4 groups (A, B, AB dan
0).
Dpt diket saat melakukan blood
transfusion.
34. Isoantigens ditemukan pd erythrocytes
hewan dan manusia.
Pertama kali pd eritrosit manusia : dua
antigens (A dan B), dan di serum — beta-
dan alpha-antibodies.
Hanya heterogenic antigens dan antibodi
(agglutinins) dpt ditemukan pd drh manusia
Berdasarkan antigenic structure kmd
dibagi lagi menjadi 4 groups (A, B, AB dan
0).
Dpt diket saat melakukan blood
transfusion.
35. Autoantigens adl substansi yg
mampu imunisasi tubuh berasal dimana
ditemukan.
Self antigens
non-antigenik,
Normal tdk ditemukan dlm sirkulasi
bebas atau dlm cairan jaringan,
Tdk mengenal sbg self antigens.
.
36. Autoantigens
Termasuk :
the eye lens,
spermatozoids,
homogenates of the seminal gland,
skin,
emulsions of kidneys, liver, lungs
and other tissues.
37. Autoantigens
Kondisi normal tdk dpt kontak dgn
sistem imun tubuh dan tdk memprod Ab
thd sel dan jaringan.
Namun , jika jaringan mengalami
perlukaan dan kmd autoantigen mungkin
diabsorbsi , dan memproduksi antibodi
memp efek toksik thd sel.
38. Kejadian autoantigen dipengaruhi oleh
Pendinginan, radiasi,
obat (amidopyrine, sulphonamides,
preparations of gold, etc.),
virus infections "(virus pneumonias and
mononucleosis),
bacterial proteins dan toxins
streptococci, staphylococci, tubercle
bacilli, paraproteins,
aseptic autolysis of brain tissue,
dan faktor lain.