Sungai pada DAS Tallo tiap tahun sering meluap karena debitnya bertambah dengan cepat melebihi daya tampung sungai ketika
terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi sehingga dari kejadian tersebut berpotensi menyebabkan banjir yang merugikan
masyarakat yang berada pada DAS Tallo. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kejadian banjir, faktor paling berpengaruh
terhadap terjadinya banjir dan menganalisis tingkat kerawanan banjir pada DAS Tallo. Faktor penyebab banjir yang terdapat pada
penelitian ini yaitu, curah hujan, jarak dari sungai, kerapan sungai, kemiringan lereng, ketinggian, tekstur tanah, litologi, dan penutupan
lahan yang hasilnya diolah untuk mendapatkan nilai frekuensi rasio. Banjir yang teridentifikasi seluas 7.083 ha yang diperoleh dari
Tahun 2017 hingga 2021 menggunakan citra sentinel-1 menggunakan pendekatan NDSI (Normalized Difference Sigma Index) yang
menjadi dasar untuk menilai kerawanan banjir pada penelitian ini. Faktor yang paling berpengaruh dengan nilai frekuensi rasio tertinggi
yaitu faktor penutupan lahan sawah dengan nilai 2,78. Peta kerawanan banjir kemudian dibangun menggunakan hasil metode
frekuensi rasio yang ditumpang susunkan dengan hasil identifikasi banjir. Hasil peta kerawanan banjir yang sedang sampai sangat
tinggi berada pada daerah hilir dengan masing masing luas 25%, 26% dan 18% dari total persentase luas DAS Tallo.
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Helmas Tanjung
Dokumen tersebut membahas metode untuk memprediksi laju erosi tanah, khususnya menggunakan model Universal Soil Loss Equation (USLE). Model USLE memprediksi laju erosi berdasarkan faktor erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang dan kemiringan lereng, penutup lahan, dan tindakan konservasi tanah. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara menentukan nilai masing-masing faktor dan mengklasifikasikan tingkat b
Studi ini membandingkan akurasi perhitungan volume material menggunakan data hasil survey dari UAV dan terrestrial laser scanner. Hasilnya menunjukkan deviasi antara kedua metode hanya 0,123% dan akurasi pengukuran mencapai level sentimeter. Presisi elevasi titik berkisar 1-3 kali ukuran piksel citra. Studi ini menunjukkan bahwa survei UAV dapat diandalkan untuk perhitungan volume dengan biaya rendah untuk area sedang.
4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptxssuserdf29f0
Dokumen tersebut membahas tentang suhu udara, tekanan udara, dan angin. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu udara antara lain sudut datang sinar matahari, lamanya penyinaran matahari, dan keadaan awan. Suhu udara bervariasi secara horizontal dan vertikal tergantung lintang dan ketinggian tempat. Tekanan udara dipengaruhi oleh ketinggian dan intensitas sinar matahari, sementara angin terjadi akibat pergerakan udara
Modul pelatihan ini membahas penggunaan Global Positioning System (GPS) untuk survei dan pemetaan. GPS adalah sistem satelit navigasi yang menyediakan informasi lokasi dan waktu dengan menggunakan triangulasi sinyal dari satelit-satelit. Modul ini memberikan pemahaman dasar tentang cara kerja GPS dan manfaatnya untuk aplikasi pemetaan dan survei."
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan di Indonesia.
1. Dokumen tersebut membahas proses-proses geomorfologi yang terbentuk oleh tenaga angin seperti eolin, seperti pembentukan bukit pasir, loess, dan batu jamur.
2. Bukit pasir dapat berbentuk linear, barchan, star, dan parabolic yang tergantung arah angin.
3. Loess terbentuk dari akumulasi material lumpur yang tertiup angin dan terendap.
4. Batu jamur terbentuk karena angin lebih
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Helmas Tanjung
Dokumen tersebut membahas metode untuk memprediksi laju erosi tanah, khususnya menggunakan model Universal Soil Loss Equation (USLE). Model USLE memprediksi laju erosi berdasarkan faktor erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang dan kemiringan lereng, penutup lahan, dan tindakan konservasi tanah. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara menentukan nilai masing-masing faktor dan mengklasifikasikan tingkat b
Studi ini membandingkan akurasi perhitungan volume material menggunakan data hasil survey dari UAV dan terrestrial laser scanner. Hasilnya menunjukkan deviasi antara kedua metode hanya 0,123% dan akurasi pengukuran mencapai level sentimeter. Presisi elevasi titik berkisar 1-3 kali ukuran piksel citra. Studi ini menunjukkan bahwa survei UAV dapat diandalkan untuk perhitungan volume dengan biaya rendah untuk area sedang.
4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptxssuserdf29f0
Dokumen tersebut membahas tentang suhu udara, tekanan udara, dan angin. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu udara antara lain sudut datang sinar matahari, lamanya penyinaran matahari, dan keadaan awan. Suhu udara bervariasi secara horizontal dan vertikal tergantung lintang dan ketinggian tempat. Tekanan udara dipengaruhi oleh ketinggian dan intensitas sinar matahari, sementara angin terjadi akibat pergerakan udara
Modul pelatihan ini membahas penggunaan Global Positioning System (GPS) untuk survei dan pemetaan. GPS adalah sistem satelit navigasi yang menyediakan informasi lokasi dan waktu dengan menggunakan triangulasi sinyal dari satelit-satelit. Modul ini memberikan pemahaman dasar tentang cara kerja GPS dan manfaatnya untuk aplikasi pemetaan dan survei."
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan di Indonesia.
1. Dokumen tersebut membahas proses-proses geomorfologi yang terbentuk oleh tenaga angin seperti eolin, seperti pembentukan bukit pasir, loess, dan batu jamur.
2. Bukit pasir dapat berbentuk linear, barchan, star, dan parabolic yang tergantung arah angin.
3. Loess terbentuk dari akumulasi material lumpur yang tertiup angin dan terendap.
4. Batu jamur terbentuk karena angin lebih
Dokumen tersebut membahas analisis data hujan yang diperlukan untuk perhitungan debit banjir, termasuk pengumpulan data dari dua stasiun hujan, penentuan curah hujan rata-rata menggunakan metode Polygon Thiessen, dan metode perhitungan untuk menganalisis frekuensi hujan dan menentukan hujan rancangan.
Pengantar Structure from Motion PhotogrammetryDany Laksono
Structure from Motion (SfM) photogrammetry can be used to extract 3D point cloud data and generate digital elevation models (DEMs) from optical camera sensors. The SfM process involves feature detection, feature matching between images, sparse reconstruction to estimate camera positions and an initial 3D geometry, dense reconstruction using multi-view stereo to generate depth maps and a dense point cloud, and texturing to create 3D models. The resulting products include sparse and dense point clouds, DEMs, and textured 3D models. While powerful, SfM has limitations for scenes with featureless surfaces, repetitive patterns, or thin structures. Open-source SfM software includes WebODM, OpenMVG,
Mata kuliah Teknik Pengelolaan Air membahas tentang pengelolaan air permukaan dan air tanah, termasuk sistem hidrologi, hidrogeologi, dan konflik ruang air. Mata kuliah ini juga membahas pengelolaan air di tambang terbuka dan tambang bawah tanah serta dampaknya terhadap air."
Buku ini membahas tentang karakteristik dan pengelolaan lahan rawa di Indonesia. Lahan rawa dibagi menjadi 3 zona berdasarkan pengaruh air pasang surut, yaitu zona rawa pasang surut air asin, zona rawa pasang surut air tawar, dan zona rawa lebak. Dijelaskan pula jenis-jenis lahan rawa seperti swamp, marsh, bog, dan fed beserta ciri khasnya.
Dokumen tersebut berisi pedoman tentang teknik analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial budaya dalam penyusunan rencana tata ruang. Pedoman ini memberikan panduan mengenai pengumpulan data, analisis kemampuan lahan, dan analisis kesesuaian lahan untuk penyusunan rencana tata ruang.
Dokumen tersebut membahas tentang evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi serta pengukurannya. Proses evaporasi melibatkan penguapan air dari permukaan air bebas, transpirasi melibatkan pelepasan uap air melalui tumbuhan, sedangkan evapotranspirasi adalah gabungan kedua proses tersebut. Pengukuran dilakukan menggunakan panci evaporasi dan fitometer. Estimasi laju evaporasi dan evapotranspirasi dapat dilakukan menggunakan met
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran modul yang terdiri dari petunjuk umum dan kegiatan belajar. Kegiatan belajar terdiri dari empat bagian yang mencakup tujuan, uraian materi, latihan dan tes untuk menilai pemahaman siswa. Dokumen ini juga membahas tentang jenis-jenis presipitasi seperti konvektif, frontal dan orografis beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti energi matahari, ke
Dokumen tersebut membahas tentang sistem jaringan irigasi dan bangunan yang terkait, meliputi empat tingkatan petak irigasi (primer, sekunder, tersier, kuarter), jenis-jenis saluran irigasi dan pembuangan, serta berbagai bangunan pendukung seperti bendung, bangunan bagi, sadap, dan lainnya beserta fungsinya.
Makalah ini membahas tentang survei tanah dan manfaatnya. Survei tanah dilakukan untuk mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah yang sama atau hampir sama sifatnya. Terdapat beberapa tahapan dalam survei tanah mulai dari persiapan, pendahuluan, utama, hingga pengolahan data. Metode yang digunakan antara lain metode grid kaku dan metode fisiografik. Manfaat survei tanah diantar
Dokumen tersebut membahas tentang geologi teknik yang mencakup batuan, struktur geologi, morfologi, dan manfaatnya bagi analisis kestabilan lereng dan konstruksi bangunan. Geologi teknik merupakan aplikasi ilmu geologi untuk kepentingan teknik yang mempertimbangkan faktor geologi dalam perencanaan dan konstruksi.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai analisis frekuensi data hidrologi. Tujuan analisis ini adalah menganalisis besaran atau peristiwa ekstrim seperti hujan, banjir, dan kekeringan berdasarkan frekuensi kejadiannya dengan menerapkan distribusi kemungkinan. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah perhitungan analisis frekuensi seperti pemilihan agihan frekuensi, pengujian parameter statistik, dan
Dokumen tersebut membahas analisis data hujan yang diperlukan untuk perhitungan debit banjir, termasuk pengumpulan data dari dua stasiun hujan, penentuan curah hujan rata-rata menggunakan metode Polygon Thiessen, dan metode perhitungan untuk menganalisis frekuensi hujan dan menentukan hujan rancangan.
Pengantar Structure from Motion PhotogrammetryDany Laksono
Structure from Motion (SfM) photogrammetry can be used to extract 3D point cloud data and generate digital elevation models (DEMs) from optical camera sensors. The SfM process involves feature detection, feature matching between images, sparse reconstruction to estimate camera positions and an initial 3D geometry, dense reconstruction using multi-view stereo to generate depth maps and a dense point cloud, and texturing to create 3D models. The resulting products include sparse and dense point clouds, DEMs, and textured 3D models. While powerful, SfM has limitations for scenes with featureless surfaces, repetitive patterns, or thin structures. Open-source SfM software includes WebODM, OpenMVG,
Mata kuliah Teknik Pengelolaan Air membahas tentang pengelolaan air permukaan dan air tanah, termasuk sistem hidrologi, hidrogeologi, dan konflik ruang air. Mata kuliah ini juga membahas pengelolaan air di tambang terbuka dan tambang bawah tanah serta dampaknya terhadap air."
Buku ini membahas tentang karakteristik dan pengelolaan lahan rawa di Indonesia. Lahan rawa dibagi menjadi 3 zona berdasarkan pengaruh air pasang surut, yaitu zona rawa pasang surut air asin, zona rawa pasang surut air tawar, dan zona rawa lebak. Dijelaskan pula jenis-jenis lahan rawa seperti swamp, marsh, bog, dan fed beserta ciri khasnya.
Dokumen tersebut berisi pedoman tentang teknik analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial budaya dalam penyusunan rencana tata ruang. Pedoman ini memberikan panduan mengenai pengumpulan data, analisis kemampuan lahan, dan analisis kesesuaian lahan untuk penyusunan rencana tata ruang.
Dokumen tersebut membahas tentang evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi serta pengukurannya. Proses evaporasi melibatkan penguapan air dari permukaan air bebas, transpirasi melibatkan pelepasan uap air melalui tumbuhan, sedangkan evapotranspirasi adalah gabungan kedua proses tersebut. Pengukuran dilakukan menggunakan panci evaporasi dan fitometer. Estimasi laju evaporasi dan evapotranspirasi dapat dilakukan menggunakan met
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran modul yang terdiri dari petunjuk umum dan kegiatan belajar. Kegiatan belajar terdiri dari empat bagian yang mencakup tujuan, uraian materi, latihan dan tes untuk menilai pemahaman siswa. Dokumen ini juga membahas tentang jenis-jenis presipitasi seperti konvektif, frontal dan orografis beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti energi matahari, ke
Dokumen tersebut membahas tentang sistem jaringan irigasi dan bangunan yang terkait, meliputi empat tingkatan petak irigasi (primer, sekunder, tersier, kuarter), jenis-jenis saluran irigasi dan pembuangan, serta berbagai bangunan pendukung seperti bendung, bangunan bagi, sadap, dan lainnya beserta fungsinya.
Makalah ini membahas tentang survei tanah dan manfaatnya. Survei tanah dilakukan untuk mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah yang sama atau hampir sama sifatnya. Terdapat beberapa tahapan dalam survei tanah mulai dari persiapan, pendahuluan, utama, hingga pengolahan data. Metode yang digunakan antara lain metode grid kaku dan metode fisiografik. Manfaat survei tanah diantar
Dokumen tersebut membahas tentang geologi teknik yang mencakup batuan, struktur geologi, morfologi, dan manfaatnya bagi analisis kestabilan lereng dan konstruksi bangunan. Geologi teknik merupakan aplikasi ilmu geologi untuk kepentingan teknik yang mempertimbangkan faktor geologi dalam perencanaan dan konstruksi.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai analisis frekuensi data hidrologi. Tujuan analisis ini adalah menganalisis besaran atau peristiwa ekstrim seperti hujan, banjir, dan kekeringan berdasarkan frekuensi kejadiannya dengan menerapkan distribusi kemungkinan. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah perhitungan analisis frekuensi seperti pemilihan agihan frekuensi, pengujian parameter statistik, dan
perenc_pembangunan_instalasi_pengelohan.pptxBambang L
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem pengadaan air bersih untuk daerah pelayanan Kecamatan Baamang dan Mentaya Baru hingga tahun 2031. Terdapat proyeksi penduduk, kebutuhan air, dan kapasitas fasilitas pengolahan air yang dibutuhkan. Disebutkan pula komponen-komponen pengolahan air seperti bangunan intake, unit koagulasi, bahan kimia yang digunakan, serta perhitungan parameter desain fas
Dokumen tersebut berisi informasi mengenai curah hujan di Palangka Raya dari tahun 2010-2019 berdasarkan data BMKG. Juga terdapat tabel bencana alam di Kalimantan Tengah tahun 2018 yang sebagian besar berupa banjir dan longsor. Termasuk pula jenis lahan dan pengairan sawah serta rencana tata ruang wilayah provinsi.
Berdasarkan dokumen tersebut, terdapat tiga tingkat risiko gerakan tanah di Kabupaten Kuningan yaitu tinggi, sedang dan rendah. Tingkat risiko tinggi memiliki kerentanan tinggi untuk terjadinya longsor dengan lereng yang curam dan vegetasi jarang. Tingkat risiko sedang berpotensi mengalami longsor dekat lereng curam, sedangkan tingkat risiko rendah memiliki kerentanan sangat rendah untuk terjadinya longsor.
Thesis Presentation: A Study of Water Utilization Potential and Capacity in C...Vempi Satriya
Gondang dam is one of 49 dams built until 2019. Gondang dam was planned for completion by the end of 2017. It is expected to irrigate the fields in Sragen and Karanganyar with the total area of 4630 hectares and to fulfill the raw water needs of 0.2 m3/s. This research aimed to examine the inflow characteristic, water availability, and simulation model of reservoir operation in order to obtain optimal release target showing a percentage of irrigated area and its reliability. The inflow characteristic was analyzed using Mock model. The inflow data was generated over 20 years using Thomas-Fiering seasonal model. The generated data can be used for the simulation of reservoir operation determined using Standard Operating Rule method. The whole analysis was performed by Microsoft Excel software. The research result showed that inflow from Melikan watershed has an average value of 1.37 m3/s. The analysis of water availability showed that the average monthly water balance for multipurpose scenario has -5.16 MCM deficit and 1.225 MCM surplus in term of no release for raw water need. The simulation model of reservoir operation yielding an average percentage of irrigated area 100%, 90%, and 80% has respectively 26.83%, 63.83%, and 86.63% level of reliability. For fulfilling 100% irrigated area, the level of reliability obtained from simulation was 72.25%. Due to the simulation result in the case of no release for raw water, the percentage of irrigated area relatively increased 40.28%, 72.95%, and 94.27%, respectively, while the percentage of 100% irrigated area reliability gained an average of 76.5%. Thus in order to obtain 100% of reliability, it needs more water supply.
Smart Buoy untuk Pemantauan Kolam Akuakultur.pptxJafarShiddiq7
Kebutuhan pangan merupakan salah satu aspek krusial
dalam kehidupan manusia, dan seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk global, permintaan akan pangan terus meningkat. Salah
satu sumber protein hewani yang penting adalah ikan, namun
produksi ikan dari tangkapan alamiah tidak mampu memenuhi
kebutuhan yang semakin meningkat. Oleh karena itu, dibutuhkan
upaya untuk meningkatkan produksi ikan secara efisien melalui
pengembangan sektor akuakultur. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, dibutuhkan penggunaan perangkat canggih Smart Buoy
agar dapat meningkatkan efisiensi sektor akuakultur yang
membutuhkan lebih sedikit tenaga manusia. Dengan
memanfaatkan sensor-sensor yang terpasang pada Smart Buoy,
informasi terkait suhu air, kondisi kolam, dan lingkungan kolam,
sehingga memberikan representasi fisik kolam secara real-time.
Metode penelitian ini adalah dengan rancang bangun sistem dan
dilakukan pengujian alternatif pada kolam pancing ikan untuk
menguji performa sistem. Hasilnya, telah dapat dirancang sebuah
prototipe dari sebuah Smart Buoy yang dapat memonitor
representasi fisik dari kolam dan menampilkan datanya
menggunakan protokol komunikasi LoRa pada website yang telah
dirancang. Sehingga data-data hasil dari pemantauan real-time
dapat diakses melalui website dari browser. Data-data ini menjadi
landasan untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat dan efektif
dalam pengelolaan tambak. Oleh karena itu, penggunaan Smart
Buoy menjadi sangat penting dalam transformasi menuju
akuakultur yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing.
Dokumen tersebut memberikan contoh perhitungan hidrologi dan hidrolika untuk merancang sistem drainase di suatu daerah perumahan di Jakarta yang sering terjadi banjir. Terdapat penjelasan mengenai penentuan kapasitas kolam retensi, data curah hujan, dan analisis frekuensi hujan menggunakan metode Gumbel dan Log Pearson Type III.
Similar to analisis tingkat kerawanan banjir menggunakan metode frekuensi rasio di DAS Tallo (20)
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
analisis tingkat kerawanan banjir menggunakan metode frekuensi rasio di DAS Tallo
1. SEMINAR HASIL
Analisis Tingkat Kerawanan Banjir
Menggunakan Metode Frekuensi Rasio
Di Daerah Aliran Sungai Tallo
Muh. Yusuf Fadhel
(M011171539)
Pembimbing :
1. Andang Suryana Soma, S.Hut, M.P, Ph.D
2. Wahyuni, S.Hut, M.Hut
2. LATAR BELAKANG
Banjir
01
Analisis Kerawanan Banjir
02
Model Frekuensi Rasio
Faktor – faktor penyebab
banjir
03
Bencana banjir
indonesia dan DAS Tallo
Sistem Informasi Geografis
4. KEGUNAAN
sumber informasi bagi instansi terkait dalam upaya
melakukan tindakan-tindakan respon tanggap
bencana banjir serta dapat menjadi modal untuk
meminimalisir terjadinya perluasan kejadian banjir di
DAS Tallo
6. METODE PENELITIAN
WAKTU & LOKASI
PENELITIAN
Bulan Februari – Mei
Tahun 2022
DAS Tallo
&
Lab. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
7. METODE PENELITIAN
ALAT & BAHAN
GIS GPS
Bahan Tipe/Skala
Citra Sentinel-1B dan Sentinel-1A Level 1 GRD, VV+VH,
Interferometric Wide-Swath
Mode (IW), Descending,
Tahun 2017 - 2021
Citra Sentinel-2 L2A/B Resolusi 10 Meter, Tahun
2021
Citra DEMNAS (Digital Elevation Model
Nasional)
Resolusi spasial 0,27 -
arcsecond, 8 m * 8 m
Peta Geologi 1:250.000
Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) 1:50.000
Data spasial curah hujan satelit MERRA Resolusi 0.5º x 0.5
Peta Jenis Tanah RePPProt 1 : 250.000
Batas administrasi Kabupaten dan kota 1:50.000
9. METODE PENELITIAN
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
INVENTARISASI KEJADIAN BANJIR
Pengelolaan Citra Sentinel 1 -> NDSI -> Vektorisasi
-> Ground Check
Data vector kemudian akan di ubah menjadi raster
dengan resolusi 10x10 m
FAKTOR PENYEBAB BANJIR
1. Curah hujan
2. Jarak dari Sungai
3. Kerapatan Sungai
4. Kemiringan Lereng
5. Ketinggian
6. Terkstur tanah
7. Litologi
8. Penutupan Lahan
10. METODE PENELITIAN
ANALISIS DAN VALIDASI DATA
ROC/AUC
σ 0 merupakan sigma nought, m
merupakan master (sebelum) dan s
merupakan slaves (setelah)
70% Kesuksesan Model
30% Prediksi Model
PETA KERAWANAN
BANJIR
Dimana FSI dan FR adalah indeks
kerawanan banjir dan bobot akhir untuk
model FR masing-masing
Dimana E adalah jumlah piksel dengan banjir untuk setiap
faktor; F adalah jumlah total banjir di wilayah studi; M adalah
jumlah piksel dalam area kelas faktor; dan L adalah jumlah total
piksel didaerah penelitian
12. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Citra Sentinel -1
RAW Data Citra sentinel 1
Sebelum
Banjir
Saat Banjir
Subset
Calibration
Speckle
filter
Coregistration
Terrain
Corection
RAW
data
NDSI
13. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Identifikasi Banjir
TAHUN KEJADIAN
2017 181
2018 158
2019 112
2020 159
2021 183
TOTAL 845
DAS Tallo : 4.257.374 px (425.737 km²)
Banjir : 708.275 px (7.083 km²)
70% 495.793 piksel
30% 212.484
Validasi dan uji akurasi interpretasi
kejadian banjir lapangan di hasilkan
94,03% dari 67 titk kejadian banjir
14. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis FR Curah Hujan
98.98
1.02
76.43
23.57
1.30
0.04 0.00
0.50
1.00
1.50
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
2028.4 2021
Nilai
Frekuensi
Rasio
Proporsi
(%)
(mm/Tahun)
Nilai FR Curah Hujan
Banjir (% PxcL) Kelas (% PnXL) FR
0
200
400
0
2000
4000
2017 2018 2019 2020 2021
Rata-rata
(mm/bulan)
Curah
Hujan
(mm/Tahun)
Tahun
Nilai Curah Hujan
Stasiun 1 Stasiun 2
15. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis FR Jarak dari Sungai
8.36
4.62 4.11 6.00
12.18
64.73
5.07 2.95 3.37 6.60
14.85
67.16
1.65
1.57
1.22
0.91
0.82
0.96
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.60
1.80
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
0 - 10 10 - 20 20 - 30 30 - 50 50 - 100 100 >
Nilai
Frekuensi
Rasio
Proporsi
(%)
(meter)
Nilai FR Jarak dari Sungai
Banjir (% PxcL) Kelas (% PnXL) FR
16. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis FR Kerapatan Sungai
4.51
11.59
39.86
33.92
10.12
9.78
16.94
23.71 24.99 24.59
0.46
0.68
1.68
1.36
0.41
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.60
1.80
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
Jarang Agak
Jarang
Sedang Rapat Sangat
Rapat
Nilai
Frekuensi
Rasio
Proporsi
(%)
Nilai FR Kerapatan Sungai
Banjir (% PxcL) Kelas (% PnXL) FR
23. HASIL DAN PEMBAHASAN
Validasi Model
Area Under the Curve
AUC Nilai AUC
AUC Tingkat Kesuksesan Model (70%) 0,878
AUC Tingkat Prediksi Model (30%) 0,851
24. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kerawanan Banjir DAS Tallo
No
Klasifikasi
Nilai Indeks
Kelas
kerawanan
Jumlah
Piksel
%
Area
Luas
(km²)
%
Luas
1 1,76 - 3,64
Sangat
Rendah
779.693 18,31 77.969 18,31
2 3,64 - 5,93 Rendah 537.687 12,63 53.769 12,63
3 5,93 - 8,67 Sedang 1.058.701 24,87 105.870 24,87
4 8,87 - 11,96 Tinggi 1.125.663 26,44 112.566 26,44
5 11,96 - 15,83 Sangat Tinggi 755.630 17,75 75.563 17,75
26. 01
Kejadian banjir diperoleh pada penelitian ini terdapat 845 kejadian banjir dengan total
luas 708,3 ha yang teridentifikasi. Hasil kejadian banjir dengan jumlah terbanyak pada
Tahun 2021 dengan 183 kejadian banjir, kemudian Tahun 2017 sebanyak 181 kejadian
banjir, Tahun 2020 sebanyak 159 banjir, Tahun 2018 sebanyak 158 kejadian banjir dan
yang paling sedikit pada Tahun 2019 sebanyak 112 kejadian banjir. Validasi dan uji
akurasi interpretasi ground check kejadian banjir menghasilkan nilai overall accuracy
mencapai 94,03% dari 67 kejadian banjir yang diobservasi di lapangan
02
Model frekuensi rasio (FR) memperlihatkan hasil analisis dari 8 (delapan) faktor yang
mempengaruhi banjir pada DAS Tallo yaitu penutupan lahan sawah yang memperoleh
nilai probabilitas tertinggi dengan nilai frekuensi rasio yaitu 2,78
03
Hasil peta kerawanan banjir yang telah divalidasi dengan nilai AUC tingkat kesuksesan
0,878 dan AUC tingkat prediksi 0,851, dapat dilihat bahwa daerah yang memiliki tingkat
kerawanan banjir yang sedang sampai sangat tinggi berada pada daerah hilir dengan
masing masing luas 25% (10.587 ha), 26% (11.256 ha) dan 18% (7.556 ha) dari total luas
DAS Tallo, sedangkan daerah dengan tingkat kerawanan rendah dan sangat rendah
berada pada daerah hulu dengan masing masing luas 13% (5.371 ha) dan 18% (7.802 ha)
dari total luas DAS Tallo
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
28. KESIMPULAN DAN SARAN
SARAN
Pada pengidentifikasi banjir dengan menggunakan citra
Sentinel-1, lebih baik digunakan pada daerah yang
memiliki penutupan lahan terbuka agar faktor yang
mempengarungi backscatter tidak terjadi karena hal
tersebut dapat mempengaruhi data banjir yang dihasilkan.
Selain itu terkhusus dalam pemilihan kelas faktor-faktor
penyebab banjir diharapkan terdapat sebuah protokol
kecocokan yang paling berpengaruh dengan
mempertimbangkan luasan, karakteristik, dan morfologi
lokasi penelitian terhadap frekuensi rasio disebuah lokasi
penelitian