SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
ANALISIS PRAGMATIK KALIMAT PENGANTAR NGAMEN
ANAK PUNK
Karya Tulis Ilmiah Populer
Disusun sebagai tugas kelompok Semester Genap Tahun Akademik 2014/2015
Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia
Disusun oleh:
1. Kenny Citra Aprianti 1401370
2. Mochamad Faris Dzulfikar 1404558
3. Muhammad Rhaka Katresna 1404749
4. Putri Puspitasari 1403932
DEPARTEMEN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
ii|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................4
B. Perumusan Masalah ...............................................................................5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.................................................................................5
BAB II PENELITIAN ....................................................................................6
A. Kajian Pustaka .......................................................................................6
1. Ihwan pragmatik .................................................................................6
2. Aspek situasi tutur ..............................................................................9
3. Tindak Tutur .....................................................................................10
4. Klarifikasi tindak tutur......................................................................11
5. Prinsip Kerjasama.............................................................................14
6. Implikatur .........................................................................................17
7. Syarat-Syarat Validitas .....................................................................19
9. Pengamen..........................................................................................20
B. Metode Penelitian ................................................................................26
1. Objek Penelitian................................................................................26
2. Tempat Penelitian.............................................................................26
3. Metode Penelitian.............................................................................26
4. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data .......................................26
5. Analisis Data.....................................................................................29
C. Deskripsi Hasil Penelitian....................................................................29
1. Hasil Observasi dan Wawancara ..................................................30
2. Hasil Dokumentasi .......................................................................32
iii|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
D. Pembahasan .........................................................................................33
BAB III KESIMPULAN ..............................................................................38
A. Kesimpulan..........................................................................................38
B. Saran.....................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................39
4|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah sekumpulan pesan yang dapat dirangkai menjadi sebuah
bentuk komunikasi. Bahasa adalah media yang penting untuk komunikasi. Salah
satunya untuk menyampaikan emosi, ekspresi, dan pesan dalam interaksi antar
manusia.
Komunikasi adalah bentuk interaksi antar manusia yang bertujuan untuk
menyampaikan pesan agar menciptakan dan menggunakan informasi untuk
terhubung dengan satu sama lain. Agar mereka terhubung dengan lingkungannya
dan tidak terasingkan karena pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial yang
tidak bisa hidup sendiri. Oleh karena itu komunikasi lekat sekali dengan
kehidupan sehari-hari kita, misalnya pengantar ngamen anak Punk.
Kalimat Pengantar adalah kalimat yang digunakan untuk menyampaikan
pandangan umum secara ringkas sebagai pendahuluan. Dalam penggunaannya,
kalimat ini biasa digunakan sebelum memulai suatu kegiatan atau menyampaikan
sesuatu. Kalimat pengantar ini digunakan pula oleh pengamen Punk di kota
Bandung sebelum mengamen.
Meskipun begitu, ada hal yang ganjil dari kalimat pengantar ngamen anak
Punk. Kalimat yang disampaikan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak ingin
meminta, tetapi secara tidak langsung memaksa penumpang angkot untuk
memberi uang. Kadang pula kalimat ini disampaikan bersamaan dengan tindakan
agresif terhadap penumpang angkot.
Untuk memahami kalimat pengantar ngamen anak Punk, dapat digunakan
kajian pragmatik untuk mengetahui kegunaan praktis dari kalimat pengantar
ngamen tersebut.
Dengan mengetahui makna sesungguhnya dari kalimat pengantar ngamen
anak Punk diharapkan dapat menggambarkan lingkungan sosial pengamen Punk.
5|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
Sehingga dapat diketahui mengapa mereka menggunakan kalimat pengantar
semacam itu. Kajian Pragmatik akan sangat berguna dalam memahami tujuan dari
penutur. Dalam bidang psikologi, memahami pragmatika sangat penting untuk
memahami apa yang disampaikan individu, terutama tujuan praktis dari apa yang
dituturkan.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana makna yang disampaikan dalam kalimat pengantar ngamen anak
Punk?
C. Tujuan Penelitian
Memahami makna yang disampaikan dalam kalimat pengantar ngamen anak
Punk.
D. Manfaat Penelitian
Memberikan informasi mengenai makna kalimat pengantar ngamen anak
Punk.
6|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
BAB II
PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Ihwan pragmatik
Saat ini, pragmatik sudah tidak asing di telinga para ilmuan Bahasa.
Pragmatik, bahka semakin populer dan di minati. Pasalnya, pragmatik di nilai
dapat menyalurkan kehausan para linguis akan kajian yag lebih fungsional. Di
balik itu semua, sebelum kokoh sebagai cabang dari linguistik, pragmatik
menapaki dinamika yang cukup panjang . pragmatik modern saat ini tak terlepas
dari peran seorang filsuf, yakni Charles Morris (setelah Locked dan Pierce) yag
telah menggeluti ilmu tanda dan lambing, atau semiotic (Levinson, 1983: 1).
Pragmatik dalam kerangka piker Charles Morris merupakan salah satu dari tiga
cabang dalam seniotik selain sintaksis dan semantic, sementara itu, pragmatik
sendiri di artikannya sebagai bagian dari ilmu semiotic yang mengkaji kaitan
anara tanda dengan penutur. Di samping itu, Carnap (1938) seorang filososf dan
ahli logika menjelaskan bahwa pragmatik mempelajari hubugan konsep yang
merupakan tanda dengan pemakaian tanda trsebut (Suryono, 1990: 1).
Di eropa pragmatik sebagai alah satu cabang dari linguistic sudah mulai
berkembang sejak tahun 1940-an. Sejak saat itulah linguistik yang telah
berkembang di eropa banyak di warnai oleh aliran linguistic yang di kembangkan
oleh John Rupert Firth, pada tahun 1960-an dengan di libatkan teori sosial dalam
mengkaji Bahasa oleh M.A.K. Halliday, menjadi semakin jelaslah bahwa
linguistik tidak dapat di pisahkan dari masyarakat dengan segala latar belakang
sosiokultural yang mewadahi dan melatarbelakanginya. Sementara di Amerika ,
pragmatik baru mulai berkembang pada awal tahun 1970-an, para linguis yang
bernuansa transformasi generatif seperti Ross dan Lakoff menyatakan bahwa
kajian sintaksis tidak dapat memisahkan diri dengan konteksnya. Dapat di
katakana bahwa perkembangan linguistic di Amerika banyak diilhami oleh
7|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
seorang filsuf kawakan Inggris , Jhon Langsaw Austin dan John R. dan Searle
muridya yang berkebangsaan Amerika (Rahardi, 2008: 46).
Green menawarkan penafsiran pragmatik yang menurutnya paling luas,
bahwa pragmatik merupakan studi pemahaman terhadap tindakan manusia yang di
sengaja,. Jadi menurutya, studi ini melibatkan penafsira tindakan-tindakan yang
di asumsikan di lakukan untuk mendapatkan beberapa tujuan. Dengan demikian
gagasan-gagasan dalam pragmatik pasti melibatkan keyakinan, maksud (atau
tujuan), prencanaan, dan tindakan ( 1996: 1-2) mendefinisikan pragmatik ke
dalam 4 pngertian yaitu sebagai studi tentng makna kontekstual, studi tentang
bagaimana agar lebih banyak yang di sampaikan daripada yang di tuturkan, dan
studi tentang ungkpan dari jarak hubungan.
Pragmatik adalah studi tentang penutur. Dengan kata lain, pragmatik yaitu
studi tentang makna yang di sampaikan oleh penutur (atau penulis) dan di
tafsirkan oleh pendengar (atau pembaca). Sebagai akibatnyastudi ii lebih banyak
berhubungan dengan analisis tentang apa yang di maksudkan orang dengan
tuturan-tuturannya daripada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang di
gunakan dalam tuturan itu sendiri.
Pragmatik sebagai studi tentang makna kontekstual berarti bahwa tipe studi
ini perlu melibatkan penafsiran tentang apa yang di maksudkan orang di dalam
suatu konteks khusus dan bagaimana konteks ini berpengaruh terhadap apa yang
di katakana. Diperlukan suatu pertimbangan tentang bagaimana cara penutur
mengatur apa yang ingin mereka katakana yang disesuaikan dengan orang yang
mereka ajak bicara, dimana, kaoan, dan dalam keadaan apa.
Pragmatik adalah studi tentang bagaimana agar lebih banyak yang
disampaikan daripada yang dituturkan. Dengan kata lain, pendekatan ini juga
perlu menyelidiki bagaimana cara pendengar dapat menyimpukan tentang apa
yang di tuturkan agar dapat sampai pada suatu interpretasi makna yang di maksud
oleh penutur . tipe studi ini meggali betapa banyak sesuatu yang tidak dikatakan
ternyata menjadi bagian yang disampaikan. Dapat juga dikatakan bahwa studi ini
adalah studi pencarian makna yang tersamar.
8|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
Pragmatik adalah studi tentang ungkapan dari jarak hubungan. Dengan kata
lain, pandangan ini kemudian menimbulkan pertanyaan tentang apa yang
menentukan pilihan antara yang dituturkan dengan yang tidak di tuturkan .
jawaban yang mendasar terikat pada gagasan jarak keakraban. Keakraban, baik k
akraban fisisk, sosial, atau konseptual, menyiratkan adanya pengalaman yang
sama. Pada asumsi tentang seberapa dekat atau jauh jarak pendengaran, penutur
menentukan seberapa banyak kebutuhan yang di tuturkan (Yule, 1996 : 3-4).
Verhar (2006: 14) mendefinisikan pagmatik sebagai cabang ilmu linguistic
yang membahas tentang apa yang termasuk stuktur Bahasa sebagai alat
komunikasi antara penutur dan pendengar, dan sebagai pengacu tanda-tanda
Bahasa pada hal-hal ‘ekstralingual’ yang di bicarakan.
Sementara itu, Parker (1986 dalam Rahardi, 2008: 46) menyatakan bahwa
pragmatik adalah cabang ilmu Bahasa yang mempelajari struktur Bahasa secara
eksternal. Adapun yang di maksud dengan hal itu adalah bagaimana satuan lingual
ertentu digunakan dalam komunikasi yag sebenarnya. Parker membedakan
pragmatik dengan seluk beluk Bahasa secarainternal . menurutnya, studi tata
Bahasa tidak perlu dikaitkan dengan konteks. Berkenaan degan itu studi tata
Bahasa dapat dianggap sebagai studi yang bebas konteks (context dpendent).
Pragmatik mempuyai kaitan yang erat degan semantic. Leech (1993 dalam
Nadar, 2009:2) menyebutkan bahwa semantic memperukan makna sebagai suatu
hubungan yang meliatkan dua segi ‘diadic’ seperti pada “apa artinya X ?” ,
sedangkan pragmatik memperlakuka makna sebagai suatu hubungan yang
melibatkan tiga segi ‘tiadic’ seperti pada “apa maksudmu degan X ?”. dengan
demikian dalam pragmatik makna diberi definisi dalam hubungannya dengan
penutur atau pemakaian Bahasa , sedangkan dalam semantic, makna di definisikan
semta-mata sebagai ciri-ciri ungkapan-ungkapan dalam suatu Bahasa tertentu,
terpisah dari situasi, penutur, dan lawan tuturnya.
9|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
2. Aspek situasi tutur
Rahardi (2008: 50-52) menjelaskan kembali bahwa kontekslah yang
ijadiaka pijakan dalam analisis pragmatik, menurut Wijana yang mendasarkan
pada gagasan Leech konteks adalah situasi tutur . Aspek-aspek dalam konteks
situasi tutur tersebut adalah sebagai berikut ini:
1) Penutur dan lawan tutur ,
di dalam beberapa litelatur , khususnya dalam Searle (1983), lazim di
lambangkan dengan S (speaker) yang berarti pembicara data penutur dan
H (hearer) yang dapat di artikan ‘pendengar atau lawan tutur’
2) Konteks tuturan .
konteks dapat mencangkup aspek-aspek tuturan yang relevan baik fisik
maupun nonfisik . konteks dapat pula diartikan sebagai semua latar
belakang pengetahuan yang diasumsikan sama-sama dimiliki penutur dan
lawan tutur serta yang mendukung interprestasi lawan tutur atas apa yang
di maksdukan penutur itu di dalam proses bertutur.
3) Tujuan tuturan.
Tujuan tuturan berkaitan erat dengan betuk tuturan seseorang. Dikatakan
demikian, Karena pada dasarnya tuturan itu terwujud karena di latar
belakangi oleh maksud dan tujuan dan tutur yang jelas dan tertentu
sifatnya . secara pragmatik, satu bentuk tuturan dapat memiliki maksud
dan tujuan yang bermacam-macam . demikian sebaliknya, sau maksud tau
tujuan tutur dapat diwujudkan dengan bentuk tuturan yang berbeda-beda.
4) Tujuan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas merupakan bidang yang di
tangani pragmatik. Hal tersebut karena pragmatik mempelajari tindakan
verbalyang terdapat dalam situasi tuturan tertentu. Dapat dikatakan bahwa
yang dibicarakan dalam pragmatik itu bersifat konkret karena jelas
keberadaan siapa peseta tuturnya, dimna tempat tuturnya, kapan waktu
tuturnya, dan seperti apa konteks situasi tutur secra keseluruhan .
10|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
5) tuturan dapat dipandang sebagai suatu produk tindak verbal . dapat
dikatakan demikian karena pada dasarnya tuturan yang ada di dalam
sebuah penuturan itu adalah hasil tindakan verbal para peserta tutur
dengan segala pertimbangan koteks yang melingkupi dan mewadahinya.
3. Tindak Tutur
Yule (1996: 81-84) memaparkan bahwa dalam usaha untuk mengungkapkan
sesuatu, orang tidak hanya menghasilkan tuturan yang mengandung kata-kata dan
stuktur gramatikal saja, tetapi mereka juga memperlihatkan tindakan-tindaka
melalui tuturan-tuturan itu. Tindakan-tindakan yang dilakukan lewat tuturan
biasanya disebut tindakan tutur.
Pada suatu saat, tindakan yang di tampilkan dengan menghasika suatu
tuturan akan mengandung tiga indak yang saling berhubungan . pertama adalah
tindak lokusi yang merupakan tindak dasar tuturan atau menghasilkan suatu
ungkapan linguistic yang bermakna. Kebanyakan tuturan yang terbentuk tidak
hanya dihasilkan tanpa suatu tujuan . tuturan di bentuk melalui beberapa fungsi
dalam pikiran. Dimensi yang kedua adalah tidak illokusi. Tindak illokusi
ditampilkan melalui penekanan komunikatif suatu tuturan. Tentu tidak secara
sederana menciptakan tuturan yang memiliki fungsi tanpa memaksudkan tuturan
itu memiliki akibat . itulah dimensi ke tiga, tindak perlokusi. Istilah ‘tindak tutur’
umumnya di erjemahkan secara sempit dengan sekedar di artikanSebagai tekanan
illokusi suatu tuturan. Tekanan illokusi suatu tuturan adalah apa yang
diperhitungkan oleh tekanan itu.
Senada dengan Austin, dalam bukunya How To Do Things With Words ia
membedakan tiga jenis tindak ujar, yaitu sebagai berikut:
1) Tindak lokusi(melakukan tindakan untuk melakukan sesuatu). Dengan kata
lain pembicara mengatakan kepada penyimak bahwa X (X adalah kata-
kata tertentu yang diucapkan dengan perasaan,makna dan acuan tertentu)
2) Tindak ilokusi (melakukan suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu)
Dengan kata lain dalam mengatakan X, pembicara menyatakan bahwaP.
11|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
3) Tindak perlokusi (melakukan sesuatu tindakan dengan mengatakan
sesuatu) dalam artian, dengan mengatakan X,pembicara meyakinkan
penyimak bahwa P (Austin, 1962 dalam Tarigan, 1984:100)
4. Klarifikasi tindak tutur
Searle dalam Bachari (2011: 34-40) mengembangkan teori tindak tutur
Austin dengan mengklarifikasi daya tuturan ilokusi kedalam lima jenis tindak
tutur, yaitu: tindak tutur asertif yang disebut juga dengan tindak tutur representatif
tindak tutur direktif yang juga disebut dengan tindak tutur impositif,tindak tutur
ekspresif yang disebut juga tindak tutur evaluatif, tindak tutur komisif, dan tindak
tutur deklaratif. Adapun penjelasan mengenai kelima klarifikasi tersebut sebagai
berikut ini.
a. Tindak tutur Asertif/ Representatif
Tindak tutur asertif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan
kebenaran atas apa yang diujarkannya.
Contoh:
1) “Tak lama lagi ayah akan tiba dari sekolah.”
2) “Dia adalah warga negara China.”
b. Tindak tutur Direktif/ Impositif
Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar
mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu.
Contoh:
1. “Tolong buatkan susu!”
2. “Lebih baik pake botol saja.”
3. “Kembalikan mobil-mobilku!”
12|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
c. Tindak tutur ekspresif/ evaluatif
Tindak tutur evaluatif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya
agara ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan didalam
tuturan itu.
Contoh:
1.) “Wajahmu kusut sekali.”
2.) “Kamu memang menakutkan.”
d. Tindak tutur Komisif
Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk
melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya.
Contoh:
1.) “Nanti ayah belikan mobil-mobilan yang lebih bagus.”
2.) “Ayah janji tidak akan memarahimu lagi.”
e. Tindak tutur isbati/ Deklarasi
Tindak tutur deklarasi adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya
untuk menciptakan hal (status atau keadaan) yang baru.
Contoh:
1.) “Jangan mengerjakan skripsi asal-asalan!”
2.) “Dia tidak jadi wisuda Oktober.”
Yule (1996: 92-92) mengklarifikasikan lima jenis fungsi umun yang
dikembangkan oleh Searle sebelumnya. Kelima daya tuturan itu ditunjukan oleh
tindak tutur yaitu: deklarasi,representatif,ekspresif,direktif dan komisif.
13|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
Deklarasi adalah jenis tindak tutur yang mengubah dunia lewat tuturan
.oenutur harus memiliki peran institusional khusus,dalam konteks khususmuntuk
menampilkan suatu deklarasi secara tepat. Pada saat meggunakan deklarasi
penutur mengubah dunia dengan kata-kata.
Representatif adalah kenis tindak tutur yang menyatakan apa yang diyakini
penutur kasus atau bukan. Pernyataan suatu fakta, penegasan,kesimpulan dan
pendeksripsian. Pada saat menggunakan sebuah representatid,penutur
mencocokan kata-kata dengan dunia (Kepercayaannya).
Ekspresif adalah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan
penutur. Tindak tutur itu mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis dan
dapat berupa pernyataan kegembiraan,kesulitan,kesukaan,kebencian,kesenangan
atau kesengsaraan. Pada saat menggunakan ekspresif penutur menyesuaikan kata-
kata dengan dunia (perasaannya) Searle (Bachari: 2011 39-40) memberikan
pengertian sendiri, tindak tutur evaluatif atau ekspresif ini adalah tindak tutur
yang dimaksudkan penuturnya agar ujurannya diartikan sebagai evaluasi tentang
hal yang disebutkan didalan penuturan itu.
Contoh:
1.) “Saya suka dengan skripsi kamu.”
2.) “Skripsimu belum ada lampirannya.”
Direktif ialah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh
orang lain melakukan sesuatu. Jenis tutur ini menyatakan apa yang menjadi
keinginan penutur. Tindak tutur ini meliputi : perintah,pemesanan, permohonan,
pemberian saran, dan bentuknya dapat berupa kalimat positif atau negatid. Pada
saat menggunakan direktif penutur berusaha menyesuaikan diri dengan dunia
dengan kata (lewat pendengar).
Komisif adalah jenis tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk
mengikatkan dirinya terhadap tindakan=tindakan dimasa yang akan datang.
Tindak tutur ini mengatakan apa saja yang dimaksudkan ileh penutur. Tindak
14|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
tutur ini dapat berupa janji,ancaman,penolalan,ikrar dan daat ditampilkan sendiri
oleh penutur atau penutur sebagai anggota ke;ompok. Pada saat menggunakan
komisif,penutur berusaha untuk menyesuaikan dunua dengan kata-kata (lewat
penuturan).
Kelima fungsi umum tindak tutur beserta sifat-sifat kuncinya terangkum
dalam tabel dibawah ini (Searle,1979 dalam Yule,1996:95):
N
O
Tipe Tindak Tutur Arah Penyesuaian P= Penutur
X= Pendengar
1Deklarasi Kata mengubah dunia P menyebabkan X
2Representatif Kata disesuaikan dengan
dunia
P meyakini X
3Ekspresif Kata disesuaikan dengan
dunia
P merasakan X
4Direktif Dunia disesuaikan dengan
kata
P mengiginkan X
5Komisif Dunia disesuaikan dengan
kata
P memaksudkan X
5. Prinsip Kerjasama
Orang-orang yang sedang berbicara umumnya tidak diasumsikan untuk
berusaha membingungkan, mempermainkan. Atau menyembunyikan informasi
yang relevan satu sama lain. Dalam banyak peristiwa, jenis kerjasama ini hanya
meruapakan titik awal yang menjelaskan apa yang dikatakan (Yule,1996:60).
Konsep tentang adanya sejumlah informasi yang diharapkan terdapat pada
suatu percakapanhanya merupakan salah satu aspek gagasan yang lebih umum
bahwa orang-orang yang terlibat dalam suatu percakapan akan berkejasama satu
15|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
sama lain (Yule,1996:63). Agar informasi dapat disampaikan dengan baik pada
peserta tutur. Komunikasi yang terjadi itu perlu mempertimbangkan prinsip-
prinsip berikut: (1) prinsip kejelasan (Clarity), (2) prinsip kepadatan (conciseness)
dan (3) prinsip kelangsungan (directness). Asumsi kerjasama dan prinsip-prinsip
tersebut meresap dalam prinsip kerjasama Grice (1975 dalam rahardi, 2008: 52).
Prinsip kerjasama tersebut meliputi empat maksim sebagai berikut (Yule,
1996: 64):
1) Maksim Kuantitas
a. Buatlah percakapan yang informatif seperti yang diminta
(dengan maksud pergantian percakapan yang sedang
berlangsung).
b. Jangan membuat percakapan lebih informatif dari yang diminta.
2) Maksim Kualitas
a. Jangan mengatakan sesuatu yang anda yakini salah/
b. Jangan mengatakan sesuatu jika anda tidak emiliki bukti yang
memadai.
3) Maksim Hubungan,yaitu relevanlah!
4) Maksim Tindakan yaitu cerdiklah!
a. Hindarkan ungkapan yang tidak jelas.
b. Hindarkan ketaksaan.
c. Buatlah singkat (Tidak panjang lebar yang tidak perlu)
d. buatlah secara urut atau teratur.
Grice (Dalam bahari,2011: 22-24), kemudian menundukan ada empat
kemungkinan yang dapat terjadi terkait dengan realisasi prinsip kerjasama di satu
sisi dan implikator percakapan dilain sisinya
1) Amati (Observe)
Pembicara mematuhi kaidah yang ada pada kondisi ini.
Contoh:
16|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
a. A: “Haduh, dompetku ketinggalan!”
b. B: “Cepat kejurusam, mumpung belum tutup.”
Respon yang diberikan B memperlihatkan bahwa B memahami maksud
ucapan A. B memberikan respon yang relevan (kaidah relevan) dan informatif
kepada A (kaidah kuantitas).
2) Hindari
Pada kondisi ini, partisipan dalam percakapan memilih untuk keluar dari
kaidah-kaidah atau Prinsip Kerja Sama.
Contoh:
A: “Tidak ada komentar, doanya saja ya.”
3) Tabrak/langgar (Clash)
Pada kondisi ini, terjadi konflik atau tabrakan di antara kaidah yang ada.
Dengan pertimbangan Prinsip Kerja Sama, partisipan percakapan dalam suatu
ucapannya, bersamaan dapat mematuhi salah satu kaidah yang ada, namun
serentak kalimat yang diucapkannya melanggar salah satu kaidah yang ada.
Contoh:
A: “Menurutmu bahasa itu apa?”
B: “Bahasa ya bahasa.”
Jawaban yang dilontarkan oleh B menunjukkan pelanggaran kaidah
kuantitas (tidak memberikan informasi yang diperlukan oleh A). Namun, jawaban
tersebut, memperlihatkan bahwa B menjalankan kaidah kualitas (jangan
mengatakan dengan ‘salah’ apa yang yang diketahui). Jadi, respon yang diberikan
oleh B kepada A, sebenarnya, memperlihatkan implikatur bahwa B tidak tahu
dengan pasti apa itu bahasa.
4) Cemooh sinis (Flout)
Pembicara dengan sengaja dan terang-terangan melanggar kaidah-kaiah
yang ada, dengan anggapan bahwa ia sebenarnya mampu menjalankan kaidah-
kaidah tersebut.
17|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
Contoh:
A: “Mat, tulisanmu ini rapi sekali!”
A menilai tulisan Rahmat itu jelek dan sulit dibaca. A dengan sengaja
melanggar kaidah kualitas untuk ‘memperkuat’ maksud sesungguhnya dari
ucapan tesebut. Kalimat yang diucapkan oleh A dengan jelas adalah tidak benar
atau tidak sesuai dengan kenyataan, dan bagi Griece, kalimat seperti ini
mengandung sarkasme. Lebih jauh lagi, cemooh sinis ini juga menurut Grice
dapat bernilai dalam kalimat metaforis.
6. Implikatur
Menurut Mey (1993: 45), implikatu berasal dari kata kerja ‘to imply’ yang
berarti menyiratkan atau melipat sesuatu ke dalam sesuatu yang lain. Hal tersebut
karena ‘to imply’ sendiri berasal dari bahasa Latin ‘plicare’ yang berarti melipat.
Sehingga sesuatu yang dilipat tersebut harus dibuka agar dapat dipahami. Oleh
karena itu, sebuah implikatur percakapan atau sesuatu yang tersirat dalam
percakapan yaitu sesuatu yang dibiarkan implisit dalam pengguanaan bahasa
sebenarnya.
a. Implikatur Percakapan
Menurut Mey implikatur percakapan memusatkan jalan untuk memahami
sebuah ucapan dalam percakapan sesuai dengan apa yang diharapkan untuk
didengar (2001: 46). Sementara itu, Levinson menggambarkan konsep implikatur
pecakapan sebagai salah satu ide yang paling penting dalam pragmatik. Hal ini
dilandaskan pada lima pandangannya. Pertama, implikatur berdiri sebagai contoh
paradigmatik dari sifat dan kekuatan penjelasan pragmatik tentang fenomena
linguistik. Sumber dari jenis inferensi pragmatik dapat ditunjukkan di luar
organisasi bahasa, dalam beberapa prinsip umum untuk interaksi kerjasama.
Sementara prinsip-prinsip ini memiliki efek persuasif pada struktur bahasa. Oleh
karena itu, konsep implikatur menawarkan beberapa penjelasan fungsional yang
signifikan dari fakta linguistik. Sebuah kontribusi penting kedua bahwa implikatur
memungkinkan lebih banyak makna yang terungkap dari pada sesuatu yang biasa
18|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
dikatakan. Ketiga, konsep implikatur tampaknya akan memengaruhi
penyederhanaan substansial dalam struktur dan isi deskripsi semantik. Keempat,
implikatur, atau setidaknya beberapa konsep lain yang terkait, tampaknya hanya
penting jika fakta-fakta dasar tentang berbagai bahasa diperhitungkan dengan
benar. Kelima, prinsip-prinsip yang menghasilkan implikatur memiliki kekuatan
penjelas yang sangat umum (1983:97-100).
b. Implikatur Percakapan Umum
Yule memaparkan jika pengetahuan khusus tidak dipersyaratkan untuk
memperhitungkan makna tambahan yang disampaikan yaitu menjadi lebih
informatif karena mengikuti maksim kuantitas, hal ini disebut implikatur
percakapan umum (1996: 70-71).
c. Implikatur Berskala
Menurut Yule (1996: 71-73) sejumlah implikatur percakapan umum yang
lain secara umum disampaikan didasarkan pada suatu skala nilai dan oleh
karenanya dikenal sebagai implikatur berskala. Informasi tertentu selalu
disampaikan dengan memilih sebuah kata yang menyatakan suatu nilai dari suatu
skala nilai. Hal ini secara khusus tampak jelas dalam istilah-istilah untuk
mengungkapkan kuantitas, seperti yang ditunjukkan dalam skala (semua, sebagian
besar, banyak, beberapa, sedikit, selalu, sering, kadang-kadang), di mana istilah-
istilah itu didaftar dari skala tertinggi ke nilai terendah.
d. Implikatur Percakapan Khusus
Yule kembali menjelaskan bahwa dalam implikatur percakapan umum,
seluruh implikatur telah diperhitungkan tanpa adanya pengetahuan khusus
terhadap konteks tertentu. Namun, seringkali percakapan terjadi dalam konteks
yang sangat khusus yang mengasumsikan yang diketahui secara lokal. Inferensi-
inferensi yang sedemikian dipersyaratkan untuk menentukan maksud yang
disampaikan menghasilkan implikatur percakaan khusus. Untuk membuat
jawaban mitra tutur menjadi relevan, penutur harus memiliki persediaan sedikit
19|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
pengetahuan yang diasumsikan bahwa mitra tutur mengharapkan sesuatu lain
yang akan dikerjakan.
e. Sifat-Sifat Implikatur Percakapan
Sejauh ini Yule (1996: 76-78) menjabarkan bahwa seluruh implikatur
percakapan dengan inferensi-inferensi yang dibuat oleh mitra tutur berusaha untuk
mempertahankan interaksi kerja sama. Implikatur ini merupakan bagian dari
informasi yang disampaikan dan tidak dikatakan, penutur selalu dapat
memungkiri maksudnya. Implikatur percakapan itu dapat dipungkiri secara
eksplisit (atau kemungkinan lain diperkuat). Dengan kata lain, sifat yang pasti
adalah implikatur percakapan dapat dipehitungkan, ditangguhkan, dibatalkan, dan
ditegaskan kembali.
7. Syarat-Syarat Validitas
Austin (1962 dalam Bachari, 2011: 29) mengemukakan syarat-syarat
validitas yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas tuturan perfomatif,
yaitu: (1) ditandai dengan verba present (bukan lampau), (2) orang yang
mengatakannya, dan (3) orang yang mengatakannya memiliki kepatutan atau
relevansi dengan apa yang dikatakannya.
Di samping itu, Yule (1996: 87-88) menjelaskan mengenai apa yang disebut
dengan kondisi felisitas (Syarat-Syarat Validitas). Dalam kondisi sehari-hari di
antara orang-orang kebanyakan ada kondisi umum pada peserta tutur, bahwa
mereka dapat memahami bahasa yang sedang digunakan dan mereka tidak sedang
bermain peran atau sesuatu hal yang bukan-bukan. Yang terkait dengan kondisi
ini adalah kondisi ketulusan (sincerity condition), bahwa penutur secara tulus
bermaksud untuk melaksanakan tindakan itu. Kemudian adalah adanya kondisi
esensial, yang meliputi kenyataan bahwa dengan tindakan ucapan janji itu,
penutur bermaksud menciptakan suatu keharusan untuk melaksanakan tindakan
yang dituturkan. Dengan kata lain, tuturan mengubah pernyataan penutur dari
ketidakharusan menjadi keharusan. Jadi, kondisi esensial menggabungkan suatu
spesifikasi tentang apa yang harus ada dalam isi tuturan, yaitu konteks dan
20|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
maksud penutur, agar tindak tutur khusus ditampilkan secara tepat (pada
tempatnya).
9. Pengamen
a. Sejarah Pengamen
Pengamen atau sering disebut pula sebagai penyanyi jalanan (Inggris: street
singers), sementara musik-musik yang dimainkan umumnya disebut sebagai
Musik Jalanan. Pengertian antara musik jalanan dengan penyanyi jalanan secara
terminologi tidaklah sederhana, karena musik jalanan dan penyanyi jalanan
masing-masing mempunyai disiplin dan pengertian yang spesifik bahkan dapat
dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna musik yang berkembang di dunia
kesenian.
Perkembangan pengamen telah ada sejak abad pertengahan terutama di
Eropa bahkan di kota lama London terdapat jalan bersejarah bagi pengamen yang
berada di Islington, London, pada saat itu musik di Eropa berkembang sejalan
dengan penyebaran musik keagamaan yang kemudian dalam perkembangannya
beberapa pengamen merupakan 65 sebagai salah-satu landasan kebudayaan yang
berpengaruh dalam kehidupan umat manusia.
b. Pengertian Pengamen
Pengertian pengamen dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Dalam
kamus online pengamen ditulis sebagai “beg while singing playing musikal
instruments or reciting prayers, atau be persistent (memaksa).” Jadi pengertian-
pengertian yang diberikan dalam beberapa kamus pengertiannya hampir sama.
Kegiatan bermain musik dari satu tempat ke tempat lain dengan mengharapkan
imbalan sukarela atas pertunjukan yang mereka suguhkan. Namun karya yang
mereka suguhkan berbeda-beda, baik dari segi bentuk dan kwalitas maupun
performanya.
Oleh sebab itu pengamen bahkan sering disebut pula identik sebagai
penyanyi jalanan yang ada di perkotaan atau setempat, sementara itu musik-musik
21|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
yang dimainkan umumnya disebut sebagai Musik Jalanan. Pengertian antara
musik jalanan dengan penyanyi jalanan secara terminology (bahasa) tidaklah
sederhana, karena musik jalanan dan penyanyi jalanan masing-masing mempunyai
disiplin dan pengertian yang spesifik bahkan dapat dikatakan suatu bentuk dari
sebuah warna musik yang berkembang di dunia kesenian.
c. Perbedaan “Pengamen” dan “Ngamen”
Ngamen jika kita lihat dari sisi yang aktif dapat diartikan menjual
“keahlian”, khususnya dalam bidang musik yang dapat berpindah-pindah tempat
atau berkeliling dari stau tempat ke tempat yang lain misal ada di warung, depan
toko atau rumah, dijalanan, lampu merah yang mempunyai simpang-simpang
jalan, sedangkan pengamen itu adalah orang-orang yang melakukan kegiatan
ngamen tersebut. Menjual keahlian karena dilihat dari sejarahnya banyak
pengamen di kota-kota memang berlatar belakang sebagai pemain yang
mempunyai musik-musik yang tinggi. maka dengan teman-temannya (pengamen)
dia menggantungkan hidup dari kegiatan bermain musik keliling dengan menjual
jasa secara suka rela, namun dengan harapan ada balasan berupa materi (uang).
Kegiatan ini sudah ada yang melakukannya sebelum penamen-pengamen baru
yang timbul dijaman sekarang ini. Mengamen bisa di katakan sebagai meminta
sesuatu (uang) dengan usaha yg seminimal mungkin.
Jadi pengamen merupakan sesuatu yang sering bahkan sangat sering sekali
kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya bagi masyarakat perkotaan.
Pengamen merupakan hal yang tidak asing lagi bagi kita, karena hampir di setiap
tempat “mereka pengamen” hadir membawakan lagu-lagu mulai dari lagulagu
yang beranekaragam seperti lagu band, dangdut, country, kroncong, pop, slow
rock dan seterusnya. Juga ada yang menggunakan bahasa daerah, bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris. Juga ada pengamen yang hanya sendiri, bahkan
sampai - sampai berkelompok dengan membawa alat-alat yang ada pada mereka.
Bahkan demikian juga banyak juga yang ada pengamen yang sama sekali tidak
menggunakan istrumen musik sampai menggunakan beragam alat musik lainya.
d. Karakteristik Pengamen
22|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
Pengamen melakukan pekerjaan dengan cara melihat jika di sebuah tempat
itu rame atau sunyi, bahkan pengamen ingin didampingi dengan cara yang sesuai,
maksudnya tukang tutup duit nantinya sambil mengulurkan sebuah topi atau
kaleng-kaleng dimana itu adalah sebuah tampungan untuk uang yang diberi oleh
pendengar musik sebagian Pengamen lainnya berputar-putar untuk saling
mendapatkan pendengaran dari seseorang lainya.
Hasil yang di peroleh dari pengamen yang telah berkumpul kemudian
dipisah-pisahkan menurut jenisnya (uang kertas dan uang logam), sebelum
akhirnya di bagi rata para pengamen yang mempunyai kelompok pengamen. Jadi
hasil dari seseoarang pengamen adalah orang yang mempunyai modal atau
dukungan modal untuk membeli beberapa yang pengamen butuhkan, kadang-
kadang pengamen membeli rokok dan di lengketkan di tangah jari-jari sambil
memainkan gitar, sehingga para pegamen yang menjadi anak buahnya tidak perlu
menganggu temannya yang sedang bermain, cukup untuk menepuk tangan
sebelum mengulurkan topi untuk mengambil uang dari pendengar.
Para pengamen tentu mengunakan alat bantu yang sederhana, diantaranya:
 Gitar
 Gendang
 Seruling
 Topi atau kaleng
Semua alat ini sangat berfungsi sekali untuk meringan kan tehadap
pengamen, Biasanya alat ini dipakai supaya lebih praktis, karena dengan memakai
alat-alat yang ada diatas memudahkan seiring dengan apa yang pengamen
lakukan.
e. Gaya Hidup dan Ideologi Punk
Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia
memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama,
melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian
23|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya
dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).
Dengan definisi diatas, Punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia
kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu Punk mirip dengan para
pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas
antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audience secara terang-
terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan
mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup.
Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya
penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas
bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan,
seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi Punk tidak
memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati.
Sebaliknya, lagu-lagu Punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap
kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu Punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan
kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar,
pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Akibatnya Punk dicap sebagai musik rock n’ roll aliran kiri, sehingga sering
tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan
rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.
Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama
dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah
pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai
dengan tempat, waktu dan situasi maka Punk pada saat ini mulai mengembangkan
proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita.
Dengan kata lain Punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada
zamannya masing-masing.
f. Pengamen Bergaya Punk Di Bandung
24|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
Komunitas anak Punk adalah sebuah fenomena sosial yang tengah mewabah
di seluruh kota-kota besar di Indonesia. Mereka berada di pusatpusat kota dengan
penampilannya yang ekstrim. Rambut mohawk ala suku Indian (rambut paku)
dengan warna-warni yang terang/menyolok, sepatu boots, rantai dan spike (gelang
berduri), body piercing (tindik), jaket kulit, celana jeans ketat, baju yang lusuh,
atau t-shirt hitam, membuat setiap mata yang memandang merasa ganjil, curiga
dan menyeramkan.
Kehidupan anak Punk banyak di malam hari. Mereka pulang ke rumah siang
dan tidur. Saat malam tiba, mereka pun ke luar dari rumah bersama-sama
temannya. Ada keanehan yang dialami gerombolan Punk. Mereka tak bekerja, tapi
ada uang. Bahkan pulsa handphone selalu ada, Terkadang kita bingung darimana
mereka dapatkan itu semua.
Keberadaan anak-anak pengamen di pinggir jalan sangatlah mudah di temui
di kota-kota besar seperti Bandung salah satunya. Banyak pengamen bergaya
unik, namun dari sekian banyak pengamen yang menggunakan beberapa atribut,
pengamen bergaya Punk lah yang paling menarik perhatian. Di Bandung awal
munculnya pengamen bergaya Punk diawali dengan banyaknya acara musik Punk
yang dari sejak tahun 90-an sangat sering diadakan. Komunitas Punk di Bandung
sudah terbentuk sejak saat itu bahkan tahun-tahun sebelumnnya.
Komunitas Punk di Bandung sempat redup dikarenakan munculnya musik-
musik bergenre Hardcore, Emo dan Lainnya sehingga musik Punk sedikit
meredup. Namun sekarang ini musik Punk di Bandung mulai bertambah banyak,
Baik dari segi komunitasnya ataupun musisi Punk nya. Hal tersebut mendorong
beberapa remaja untuk berdandan ala Punk. Jumlah mereka sangatlah banyak.
Terbukti pada saat di adakan sebuah 72 acara musik Punk di beberapa tempat di
Bandung. Mereka yang hadir sangatlah banyak.
Punk jalanan identik dengan hidup yang urakan, tidak terurus, acak-acakan
dan terkesan seperti berandalan. Dalam kehidupan sehari-hari nya mereka
layaknya anak-anak normal lainnya, pulang kerumah melakukan kegiatan di
rumah. Namun karena kerasnya hidup di jalanan dan kurangnya pengetahuan
25|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
mengenai ideologi Punk sesungguhnya mendorong mereka menjadi orang yang
perlahan menjadikan jalanan sebagai jalan hidupnya. Selain itu banyak faktor-
faktor yang menjadikan mereka menjadi pengamen salah satunya adalah latar
belakang keluarga yang berantakan atau biasa di sebut dengan Broken Home dan
masih banyak faktor lain yang menyebabkan mereka menjadi pengamen jalanan.
Disaat kebutuhan mulai mereka penuhi, mereka melakukan melalui
beberapa cara, salah satunya yaitu mengamen. Dengan mengamen mereka sedikit
demi sedikit dapat memenuhi beberapa kebutuhan pokoknya seperti makan, dan
lain-lain. Mereka yang awalnya tidak bisa membeli sebuah gitar kecil yang biasa
di sebut ukulele perlahan mereka bisa karena hasil dari mereka mengamen yang
cukup untuk dapat membeli gitar tersebut untuk kebutuhan mereka dalam
mengamen. Perpaduan antara, suara pengamen dengan gitarnya yang
menyanyikan lagu Ebiet G. Ade Berita Kepada Kawan, itu sudah paling keren,
dijamin seribu sampai goceng bisa diraih. Lagu favorit pengamen kebanyakan
antara lain bandband lokal seperti ST12, D'Masiv, Kangen Band, Peterpan, Hijau
Daun, 73 Lyla, Armada, Bahkan anak kecil lebih senang menyanyikan lagu
bandband yang sering nongol di “Dahsyat” daripada Balon Ku atau lagunya Susan
si boneka.
Lain halnya dengan para pengamen bergaya Punk, dengan membawa
ukulele atau sekedar bertepuk tangan saja mereka biasanya bernyanyi ala kaum
marjinal, yang merasa disudutkan dengan lirik-lirik yang mengkritik terutama
pada bidang politik, lirik-lirik tentang perlawanan, kebebasan dan lain lain.
26|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
B. Metode Penelitian
1. Objek Penelitian
Yang menjadi objek utama pada penelitian ini adalah “Pengamen bergaya
Punk”.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dilakukan di Terminal Kebon Kalapa, Bandung.
3. Metode Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
naturalistik, yaitu sifat pendekatan yang ditekankan pada sifat alamiah, spotan dan
wajar. Data dikumpulkan peneliti dengan memasuki lapangan yangakan diteliti.
Menurut Sugiono (2013: 2) metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuandan kegunaan tertentu.
Berdasarkan pada tujuan peneltian, penulis mencoba menggunakan metode
yang dianggap sesuai untuk memecahkan masalah ini. Adapun metode yang
dimaksud adalah metode deskriptif kualitatif. Dasar pemikiran penggunaan
metode peneletian deskriptif kualitatif karena masalah yang terjadi pada saat
sekarang yaitu masalah yang terjadi masa sekarang yaitu masalah yang terjadi
pada saat penelitian berlangsung. Maka dari itu akan terlihat hubungan antara
peneliti dan objek yang diteliti.
4. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Observasi Partisipatif
Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi penelitian yang
tujuannya adalah untuk mendapatkan satu keakraban yang dekat dan mendalam
27|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
dengan satu kelompok atau individu dan perilaku mereka melalui satu keterlibatan
yang intensif dengan orang di lingkungan alamiah mereka. (Satori dan Komariah,
2009:117).
Pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh peneliti memiliki peranan
yang besar dalam proses penelitian yang dilakukan. Pengamatan merupakan hal
yang penting dalam penelitian kualitatif karena teknik pengamatan didasarkan atas
pengalaman langsung, memungkinkan peneliti melihat dan mengamati sendiri,
memungkinkan peneliti untuk mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan
dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang diperoleh data,
menghindari bias dari peneliti, dan memungkinkan peneliti mampu memahami
situasi-situasi yang rumit. (Moleong, 2002:126)
b. Wawancara Mendalam
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu
(Moleong,2001:135). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
metode wawancara mendalam (in-depth interview), sedangkan alat bantu yang
akan digunakan adalah alat perekam berupa voice recorder, perekam gambar
(handycam).
Wawancara adalah percakapan dengan maksud dan tujuan tertentu dimana
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak pewawancara (interviewer)
yang mengajukan perrtanyaan dan pihak yang di wawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.
Pada proses wawancara ini pertanyaan yang diberikan tidak berstruktur, dan
dalam suasana bebas yang santai maksudnya adalah menghilangkan kesan formal
dengan menyesuaikan keadaan dengan para pengamen yang bergaya Punk.
Maksud mengadakan wawancara adalah untuk mengkonstruksi mengenai
seseorang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian
dan sebagainya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan petunjuk umum wawancara
berupa kerangka dan garis besar pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam proses
28|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
wawancara, sedangkan pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan subjek dalam
konteks wawancara yang sebenarnya. Penetapan yang sifatnya tidak kaku
diharapkan dapat membantu penggalian lebih dalam mengenai informasi yang
dibutuhkan. Wawancara dalam penelitian ini juga bersifat terbuka sehingga subjek
mengetahui bahwa mereka sedan 79 di wawancarai dan mengetahui apa maksud
dan tujuan wawancara tersebut. (Satori dan Komariah, 2009: 130)
c. Catatan Lapangan (Field Notes)
Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti tentang apa yang
didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan sewaktu mengadakan pengamatan,
wawancara, atau menyaksikan suatu kejadian dalam proses pengumpulan data dan
refleksi terhadap data dalam penelitian. Catatan lapangan ini dibuat dalam bentuk
coretan seperlunya yang dipersingkat berupa kata-kata ini, frase, pokokpokok isi
wawancara dan observasi, gambar, sketsa, sosiogram dan diagram. Catatan
lapangan ini kemudian dilengkapi dan disempurnakan apabila sudah pulang ke
tempat tinggal peneliti. (Moleong, 2002:153)
d. Studi Kepustakaan
Penulis mencari data dengan mengadakan penelaahan terhadap buku-buku
literatur, karya tulis yang bersifat ilmiah yang memiliki hubungan dengan
permasalahan yang sedang diteliti.
e. Dokumentasi
Dokumen yang peneliti kumpulkan untuk melakukan penelitian ini yaitu
mengenai presentasi diri pengamen bergaya Punk di Terminal Kebon Kalapa
Bandung, sebagaimana dikutip bahwa metode atau teknik pengumpulan data
melalui dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian sosial. Dokumen merupakan catatan 81 yang didalamnya
terdapat sebuah peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen tersebut bisa dalam
bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya seseorang.
29|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
5. Analisis Data
Analisis di lapangan diambil sesaat setelah data terkumpul. Data yang
diambil berupa informasi yang berbentuk kalimat Data yang diambil merupakan
data yang berupa informasi yang berbentuk kalimat.
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013: 246) mengemukakan bahwa Analisis
data mencangkup tiga kegiatan yaitu:
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,
pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal uang
pentingdicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari jjika diperlukan.
b. Penyajian Data (Data Display)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan
mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan data yang elah dipahami tersebut.
c. Menarik Kesimpulan (Conclusion Drawing)
Penarikan kesimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data
yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat dan/atau formula yang
singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian ini akan menguraikan tentang berbagai temuan
yang diperoleh dari lapangan, yaitu dari olahan data dan informasi melalui
observasi dan wawancara di lokasi penelitian yaitu Terminal Kebon Kalapa.
30|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
Informasi yang diperoleh ini berasal dari data dan observasi dan wawancara yang
dilakukan langsung oleh peneliti terhadap responden.
1. Hasil Observasi dan Wawancara
Sebelum memasuki sesi wawancara kami meminta izin terlebih dahulu pada
subjek, dan menawarkan kesepakatan apakah ada perwakilan yang mau
diwawancarai di tempat terpisah supaya bisa diwawancarai oleh observer lain.
Awalnya narasumber kami meminta izin untuk mencari makan sebentar, kecuali
ada sesuatu untuk berbagi. Setelah dijelaskan kembali maksud kedatangan kami,
akhirnya narasumber kami bersedia untuk diwawancarai.
Pertanyaan pertama yang diajukan adalah “mengapa menyampaikan kalimat
pengantar ngamen sebelum mengamen?” Pada awalnya narasumber kami tidak
langsung menjawab dan mengajukan pertanyaan ulang, kami mencoba
mendeskripsikan maksud dari ‘Kalimat pengantar ngamen’, ternyata hal itu
mereka pahami sebagai orasi. Mereka menyampaikan orasi tersebut karena
mereka meyakini jika kehidupan orang kecil disampaikan melalui kata-kata.
Kemudian observer mengajukan pertanyaan lanjutan, “mengapa bisa ada
kesamaan kalimat pengantar ngamen (orasi) antar pengamen punk, apakah ada
asal-usulnya?”, narasumber kami mempertanyakan kesamaan bagaimana, lalu
kami kembali menjelaskan maksud pertanyaan kami. Barulah didapat bahwa
kesamaan itu bisa saja ada karena kesamaan ideologi.
Pertanyaan kedua, “Apa tujuan menyampaikan kalimat pengantar ngamen
(orasi)?” Sebenarnya sudah terjawab pada pertanyaan sebelumnya, yaitu melalui
kata-kata mereka menyampaikan kehidupan orang kecil seperti mereka.
Menjawab pertanyaan ini narasumber kami berasumsi jika kemerdekaan
Indonesia itu Cuma 5%, dan itu hanya bagi orang kaya saja. Menurut narasumber
kami saat ini kemerdekaan itu hanya setengah tiang, merdeka untuk orang kaya.
Sehingga kalimat orasi yang mereka ucapkan itu bertujuan untuk
mengekspresikan ideologi mereka, sperti yang sudah dijawab sebelumnya, dan
31|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
melalui kata-kata mereka ingin menyampaikan jika kemerdekaan baru setengah
tiang saja, merdeka hanya untuk orang kaya.
Pertanyaan ketiga, “apa bedanya menggunakan kalimat orasi dengan tanpa
orasi ketika mengamen?” Narasumber kami menuturkan jika dalam
mengamenpun ada etika, harus sopan pula. Narasumber kami kemudian bertanya,
“coba apa yang om tahu tentang ‘sekolah semesta’?” Yang terpikir dari observer
(Faris) sebagai jawaban adalah lingkungan. Kemudian narasumber kami
menjelaskan bahwa yang dia maksud dengan ‘sekolah semesta’ itu adalah
dimanapun mereka berada mereka dididik untuk menjaga etika termasuk ketika
mengamen. Dari sini perbincangan menyangkut persoalan kesopanan, namun
narasumber tidak memberikan jawaban yang jelas, sehingga kami menyimpulkan
bahwa menurut sudut pandang mereka, mengamen akan lebih sopan jika diawali
dengan kalimat pengantar (orasi), dan hal itu didukung dengan isi orasi yang
secara tidak langsung meminta izin, ditambah dengan kalimat salam seperti
assalamualaikum.
Pertanyaan keempat, bagaimana tanggapan pendengar diangkot?
Narasumber kami menjawab, “ada yang suka, ada pula yang enggak.” Kemudian
observer mengajukan pertanyaan untuk memperjelas seperti apa tanggapan yang
suka, maupun tidak. Menurut sudut pandang narasumber kami, biasanya yang
suka dan tidak tersebut dapat diketahui ketika kedatangan mereka (pengamen
punk) ke angkot, ketika berorasi dan mengamen. Perbincangan menjadi semakin
meluas sehingga observer kembali tertarik untuk bertanya, “buat apa bangun
pagi?” dan jawaban dari narasumber kami secara garis besar mengenai aktivitas
sebelum mulai mengamen. Beberapa poin menarik yang dicatat pada bagian
wawancara ini adalah, “yang tersindir artinya salah” meskipun diungkapkan diluar
pertanyaan yang sebelumnya, tetapi menjadi penting sebab menjelaskan
pertanyaan sebelumnya. “Yang dibawa mati amal dan ibadah,” hal ini juga
penting untuk dicatat meskipun tidak berhubungan dengan pertanyaan kami, akan
tetapi hal ini menunjukan adanya kesadaran bahwa dalam hidup ada tanggung
jawab lain, yaitu beribadah dan beramal, sejauh ini dalam perbincangan
32|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
narasumber kami secara konsisten menyinggung persoalan ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Pertanyaan kelima, “jika tidak ada yang memberi bagaimana?” jawab
narasumber kami, “biarin gak apa-apa, biasa saja.” kemudian diperkuat dengan
alasan, “yang mengatur uang itu tuhan.” dari sini narasumber kami menunjukan
padangannya, “jika tidak ada yang memberi mungkin, dia sedang tidak ada rezeki,
kami do’a kan supaya mendapat rezeki, jika ada yang memberi itu berarti dia
sedang ada rezeki, maka mau berbagi”. Sampai akhir perbincangan poin penting
yang kami catat adalah, ‘mencari jati diri’ hal ini sempat disinggung oleh
narasumber kami, menjadi menarik karena kami menilai ungkapan ini memiliki
hubungan dengan kalimat orasi dan ideologi yang mereka yakini. Pada akhirnya
perbincangan kami diakhiri dengan ungkapan ‘semua manusia itu buruh’, salah
satu poin penting bagi kami sebab menurut kami hal ini berhubungan dengan apa
yang ingin mereka sampaikan, baik itu melalui kehidupan mereka, kalimat orasi,
dan lagu yang dibawakan ketika sedang mengamen.
2. Hasil Dokumentasi
Transkrip kalimat pengantar ngamen pengamen punk:
“Ya permisi assalamualaikum maaf mengganggu atau kurang sopan numpang
berisiknya numpang tambah-tambahnya buat sesuap nasi. Kami disini mohon
maaf mengganggu kami butuh buat cari makan tolong jangan lihat dari
penampilan kami, jangan pandang kami sebelah mata kami tidak merugikan
orang, kami ngamen seadanya saja soalnya alat musik kami rusak, tolong jangan
pandang kami sebelah mata, coba itu yang rapih saja belum tentu benar kami
doakan keamanannya semoga terganti oleh Allah SWT karena doa itu segalanya
terima kasih semuanya assalamualaikum. ...mulai mengamen”
33|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
D. Pembahasan
Setelah kami melakukan observasi dan mengajukan pertanyaan kami
mendapat jawaban yang cukup memuaskan,seperti yang bisa kita lihat diatas
sudah terdapat beberapa penjelasan tentang kalimat pragmatif yang di gunakan
oleh anak punk ketika mengamen. ternyata anak punk memiliki tujuan khusus
dalam menggunakan kalimat pengantar mengamen tersebut dari obervasi kami,
kami bisa menyimpulkan bahwa dalam kalimat itu terdapat tindak tutur yang
terdiri dari asertif atau representatif,ekspresif atau evaluatif dan isbati atau
deklarasi. kami akan menjelaskannya perbait agar pembaca lebih mengerti dan
bisa memahami maksud dari kalimat pengantar (Orasi) yang dilakukan oleh para
pengamen punk dibawah ini.
Ya permisi assalamualaikum
maaf mengganggu atau kurang sopan
numpang berisiknya numpang tambah-tambahnya buat sesuap nasi.
(tindak tutur asertif/representatif)
Dalam bait ini menandakan tindak tutur yang asertif dan representatif
dimana pengamen menyapa dahulu dengan ucapan salam agar terdengar sopan,
mereka juga meminta maaf jika menganggu dengan harapan agar pendengar
memaklumi karena mereka akan mengamen dan membuat suara yang
memungkinkan orang-orang disekitarnya merasa tidak nyaman.
Kami disini mohon maaf mengganggu
kami butuh - uang? - buat cari makan
(tindak tutur asertif/representatif)
Dalam bait ini terlihat jelas tujuan para pengamen yaitu meminta uang,
tujuan mereka meminta uang hanya untuk mencari makan. dalam bait ini
ditunjukan dengan jelas sekali dengan perkataan “kami butuh-uang” yang
menandakan bahwa pengamen berharap jika semua pendengar rela memberikan
34|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
sepeser uang mereka pada para pengamen inilah yang membuat bait ini termasuk
tindak tutur asertif/representatif.
tolong jangan lihat dari penampilan kami,
(tindak tutur isbati/deklarasi)
Bait ini mengungkapkan bahwa meskipun mereka berpenampilan sangar
atau tidak rapih, itu tidak berarti mereka bukan orang yang baik. mereka meminta
agar masyarakat tidak menilai mereka dari penampilan yang mereka tampilkan.
karena bait ini menciptakan hal baru karena dengan bait ini penutur berharap
pandangan masyrakat berubah terhadap mereka sehingga bait ini termasuk tindak
tutur deklarasi atau isbati.
jangan pandang kami sebelah mata kami tidak merugikan orang,
(tindak tutur isbati/deklarasi)
Sama seperti bait diatas bait ini menyampaikan agar masyarakat tidak
memandang jelek pengamen karena mereka mengamen tidak merugikan orang
lain, oleh karena itu mereka berharap masyarakat tidak memandang mereka
sebelah mata.
kami ngamen seadanya saja soalnya alat musik kami rusak,
(tindak tutur asertif/representatif)
Menyatakan keadaan pengamen yang sebenarnya, jika alat musik mereka
rusak sehingga mereka hanya mengamen seadanya tidak lengkap seperti
pengamen yang lain dengan gitar,gendang atau alat musik lainnya.
tolong jangan pandang kami sebelah mata,
(tindak tutur isbati/deklarasi)
35|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
Seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa bait ini mendeklarasikan bahwa
mereka tidak ingin dipandang rendah oleh masyarakat, menutur bermaksud
untuk membuat sebuah perubahan pada masyarakat sehingga bait ini termasuk
pada tindak tutur yang deklarasi.
coba itu yang rapih saja belum tentu benar
(tindak tutur ekspresif/evaluatif)
Dalam bait ini penitur ingin mengungkapkan ekspressinya karena dia
berpendapat bahwa orang yang menggunakan baju rapih dan berpenampilan
rapihpun belum tentu baik, itulah kenapa pengamen lain meminta masyarakat
untuk tidak menilai oranglain dari penampilan. bait ini termasuk kedalam tutur
ekspresif atau evaluatif karena penutur menginginkan ungkapannya dijadikan
evaluasi,tentang hal yang disebut.
kami doakan keamanannya semoga terganti oleh Allah SWT karena doa itu
segalanya terima
kasih semuanya assalamualaikum.
(tindak tutur isbati/deklarasi)
Bait ini mengungkapkan bahwa pengamen akan mendoakan pendengar dan
mengharapkan uang yang pendnegar berikan padanya diberi imbalan oleh Allah
SWT dan para pengamen dengan sopannya berpamitan setelah mengamen. tindak
tutur ini termasuk deklarasi karena pengamen mengharapkan perubahan pada
masyarakat atas perkataan sopannya.
Implikasinya yaitu yang pertama tidak ada tindak tutur direktif/impositif dan
komisif, mereka tidak meminta uang secara langsung maupun tidak langsung
kepada penerima tindak tutur. Fungsi tindak tutur asertif/representatif di sana
menegaskan tujuan ngamen yang mereka lakukan. Pada kalimat “numpang
berisiknya numpang tambah-tambahnya buat sesuap nasi” maupun “kami butuh
buat cari makan” menegaskan mereka ngamen untuk mencari makan, namun tidak
36|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
ada kalimat yang menyatakan dengan gamblang/jelas anak Punk tersebut meminta
uang.
Kami menemukan sekitar 43 persen tindak tutur representatif pada observasi
kami dengan pengamen anak Punk. Seperti yang sudah dijelaskan, tindak tutur ini
berfungsi menjelaskan keadaan yang mereka hadapi dan mengharapkan
perubahan pada penerima tindak tutur dengan cara mereka. Lalu kami pun
menemukan sekitar 43 persen tindak tutur deklarasi, di mana berfungsi untuk
perubahan pada moril audiens seperti pada kalimat “tolong jangan lihat dari
penampilan kami”, di sini terdapat pesan dari anak Punk agar audiens tidak salah
dalam mempersepsi mereka. Dipertegas lagi dengan kalimat “jangan pandang
kami sebelah mata kami tidak merugikan orang” dan pengulangan kalimat
sebelumnya.
Kemudian ada sekitar 13 persen dari tindak tutur ekspresif yang muncul,
fungsinya adalah untuk menarik empati penerima tindak tutur terdapat dalam
kalimat “coba itu yang rapih saja belum tentu benar”. Maksud ‘belum tentu benar’
di sana adalah anak Punk ingin menjelaskan bahwa mereka sebetulnya tidak
seburuk yang audiens pikirkan hanya karena tampilan luar mereka dan orang-
orang dengan penampilan yang baik pun belum tentu sebaik penampilan mereka
seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Selanjutnya terdapat kata “maaf” yang digunakan dua kali untuk
menekankan bahwa penutur tidak bermaksud mengganggu penerima tutur.
No. Tindak Tutur Jumlah
1. Asertif/Representatif 3
2. Ekspresif/Evaluatif 1
3. Isbati/ Deklarasi 3
Impilikasi:
 tidak ada tindak tutur direktif/impositif dan komisif
o Tidak meminta uang secara langsung maupun tidak langsung
kepada penerima tindak tutur karena dalam kalimatnya mereka
tidak menyuruh.
37|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
o Dan dalam tidak tutur komisif mereka tidak menyatakan ujaran
berupa sumpah, janji ataupun ancaman.
 Representatif (43%) dan Deklarasi (43%)
o Menjelaskan keadaan yang mereka hadapi dan mengharapkan
adanya perubahan pada penerima tindak tutur, agar mereka di akui
keberadaannya oleh masyarakat tanpa dipandangnegatif.
o perubahan moril audiens , dari sini penutur melihat dari sudut
pandangnya dibuktikan oleh kalimat. “tolong jangan pandang kami
sebelah mata”menunjukan bahwa penutur memiliki kesadaran akan
pandangan orang lain terhadap dirinya, secara eksplisit penutur
menginginkan adanya perubahan cara pandang orang lain terhadap
dirinya.
 Ekspresif (14%)
o Menarik empati penerima tindak tutur, seperti terlihat pada
kalimat berikut “coba itu yang rapih saja belum tentu benar“
penutur berusaha mengkritik sehingga penerima tutur berempati
karena penerima tutur menjadi sepemahaman dengan kritik penutur
tersebut.
o Perubahan moril audiens terlihat dalam kalimat “coba itu yang
rapih saja belum tentu benar”, menunjukan bahwa penutur
berusaha mengkritik seseorang dari penampilan dengan maksud
jika yang penampilan baik belum tentu mencermikan sikap baik,
begitupun sebaliknya.
 kata maaf digunakan dua kali
o Menekankan bahwa penutur tidak bermaksud untuk mengganggu
penerima tutur, terlihat dari kalimat berikut, “maaf mengganggu
atau kurang sopan”, dan “ Kami disini mohon maaf mengganggu.
38|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pragmatik kami menyimpulkan jika kalimat
pengantar pengamen punk mengandung makna secara representatif dan deklarasi
yang memiliki kecenderungan untuk menarik empati, dan memiliki bentuk
sebagai orasi.
B. Saran
Sebaiknya dibuatkan panduan khusus dan lengkap untuk pengerjaan karya
tulis ini. Termasuk di dalamnya proses pembuatan dari perencanaan hingga
observasi. Tata letak dan template untuk karya tulis sebaiknya disediakan untuk
membuat keseragaman dalam pengerjaan karya tulis ini untuk setiap kelompok.
39|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk
DAFTAR PUSTAKA
Juliansyah, K..(2013). ”Presentasi diri pengamen bergaya punk di perempatan
terusan jalan Jakarta Bandung”. Skripsi pada jurusan ilmu komunikasi UNIKOM :
tidak diterbitkan
Pramono, S.. “Penggunaan Makian dalam Tuturan Anak Prasekolah”. Skripsi
pada FPBS Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan
LAMPIRAN

More Related Content

Similar to ANALISIS PRAGMATIK PENGANTAR NGAMEN PUNK

KONSTRUKSI MITOS DAN IDEOLOGI DALAM TEKS IKLAN KOMERSIAL TELEVISI, SUATU ANAL...
KONSTRUKSI MITOS DAN IDEOLOGI DALAM TEKS IKLAN KOMERSIAL TELEVISI, SUATU ANAL...KONSTRUKSI MITOS DAN IDEOLOGI DALAM TEKS IKLAN KOMERSIAL TELEVISI, SUATU ANAL...
KONSTRUKSI MITOS DAN IDEOLOGI DALAM TEKS IKLAN KOMERSIAL TELEVISI, SUATU ANAL...Muhammad Hasyim
 
Uas semiotika komunikasi (part 2)
Uas semiotika komunikasi (part 2)Uas semiotika komunikasi (part 2)
Uas semiotika komunikasi (part 2)Jurnal Go-Blog
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURNurulbanjar1996
 
Uas filsafat ilmu henry kurniawan (06022681318024)
Uas filsafat ilmu henry kurniawan (06022681318024)Uas filsafat ilmu henry kurniawan (06022681318024)
Uas filsafat ilmu henry kurniawan (06022681318024)Henry Kurniawan
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianLSP3I
 
Modul pkn kelas 12 sma pers
Modul pkn kelas 12 sma persModul pkn kelas 12 sma pers
Modul pkn kelas 12 sma persakhdi romli
 
Makalah Teori Belajar dan Pembelajaran.docx
Makalah Teori Belajar dan Pembelajaran.docxMakalah Teori Belajar dan Pembelajaran.docx
Makalah Teori Belajar dan Pembelajaran.docxZuketCreationOfficia
 
B7 3-presentasi-komunikasi interpersonal pengelola dan pemus
B7 3-presentasi-komunikasi interpersonal pengelola dan pemusB7 3-presentasi-komunikasi interpersonal pengelola dan pemus
B7 3-presentasi-komunikasi interpersonal pengelola dan pemusRose Meea
 
Makalah Discourse analysis
 Makalah Discourse analysis Makalah Discourse analysis
Makalah Discourse analysisMerdina Ziraluo
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianLSP3I
 
PPT_SEMANTIK_[Compatibility_Mode] (1).pdf
PPT_SEMANTIK_[Compatibility_Mode] (1).pdfPPT_SEMANTIK_[Compatibility_Mode] (1).pdf
PPT_SEMANTIK_[Compatibility_Mode] (1).pdfDewaCintaAlumunium
 
Analisis Tahap Tujuan dalam Kuliah Dr.Maza "La Tahzan"
Analisis Tahap Tujuan dalam Kuliah Dr.Maza "La Tahzan"Analisis Tahap Tujuan dalam Kuliah Dr.Maza "La Tahzan"
Analisis Tahap Tujuan dalam Kuliah Dr.Maza "La Tahzan"Muhammad Zahiruddin
 

Similar to ANALISIS PRAGMATIK PENGANTAR NGAMEN PUNK (20)

KONSTRUKSI MITOS DAN IDEOLOGI DALAM TEKS IKLAN KOMERSIAL TELEVISI, SUATU ANAL...
KONSTRUKSI MITOS DAN IDEOLOGI DALAM TEKS IKLAN KOMERSIAL TELEVISI, SUATU ANAL...KONSTRUKSI MITOS DAN IDEOLOGI DALAM TEKS IKLAN KOMERSIAL TELEVISI, SUATU ANAL...
KONSTRUKSI MITOS DAN IDEOLOGI DALAM TEKS IKLAN KOMERSIAL TELEVISI, SUATU ANAL...
 
Makalah sejarah retorika
Makalah sejarah retorikaMakalah sejarah retorika
Makalah sejarah retorika
 
Uas semiotika komunikasi (part 2)
Uas semiotika komunikasi (part 2)Uas semiotika komunikasi (part 2)
Uas semiotika komunikasi (part 2)
 
Analisis wacana
Analisis wacanaAnalisis wacana
Analisis wacana
 
Konsep Dasar Retorika
Konsep Dasar RetorikaKonsep Dasar Retorika
Konsep Dasar Retorika
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
 
Uas filsafat ilmu henry kurniawan (06022681318024)
Uas filsafat ilmu henry kurniawan (06022681318024)Uas filsafat ilmu henry kurniawan (06022681318024)
Uas filsafat ilmu henry kurniawan (06022681318024)
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
 
Modul pkn kelas 12 sma pers
Modul pkn kelas 12 sma persModul pkn kelas 12 sma pers
Modul pkn kelas 12 sma pers
 
Makalah Teori Belajar dan Pembelajaran.docx
Makalah Teori Belajar dan Pembelajaran.docxMakalah Teori Belajar dan Pembelajaran.docx
Makalah Teori Belajar dan Pembelajaran.docx
 
B7 3-presentasi-komunikasi interpersonal pengelola dan pemus
B7 3-presentasi-komunikasi interpersonal pengelola dan pemusB7 3-presentasi-komunikasi interpersonal pengelola dan pemus
B7 3-presentasi-komunikasi interpersonal pengelola dan pemus
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Makalah Discourse analysis
 Makalah Discourse analysis Makalah Discourse analysis
Makalah Discourse analysis
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
 
filsafat pendidikan
filsafat pendidikanfilsafat pendidikan
filsafat pendidikan
 
Pragmatik dan Terjemahan
Pragmatik dan TerjemahanPragmatik dan Terjemahan
Pragmatik dan Terjemahan
 
Nama
NamaNama
Nama
 
PPT_SEMANTIK_[Compatibility_Mode] (1).pdf
PPT_SEMANTIK_[Compatibility_Mode] (1).pdfPPT_SEMANTIK_[Compatibility_Mode] (1).pdf
PPT_SEMANTIK_[Compatibility_Mode] (1).pdf
 
Analisis Tahap Tujuan dalam Kuliah Dr.Maza "La Tahzan"
Analisis Tahap Tujuan dalam Kuliah Dr.Maza "La Tahzan"Analisis Tahap Tujuan dalam Kuliah Dr.Maza "La Tahzan"
Analisis Tahap Tujuan dalam Kuliah Dr.Maza "La Tahzan"
 
filsafat ilmu
filsafat ilmufilsafat ilmu
filsafat ilmu
 

ANALISIS PRAGMATIK PENGANTAR NGAMEN PUNK

  • 1. ANALISIS PRAGMATIK KALIMAT PENGANTAR NGAMEN ANAK PUNK Karya Tulis Ilmiah Populer Disusun sebagai tugas kelompok Semester Genap Tahun Akademik 2014/2015 Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia Disusun oleh: 1. Kenny Citra Aprianti 1401370 2. Mochamad Faris Dzulfikar 1404558 3. Muhammad Rhaka Katresna 1404749 4. Putri Puspitasari 1403932 DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
  • 2. ii|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk DAFTAR ISI DAFTAR ISI ..................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................4 B. Perumusan Masalah ...............................................................................5 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................5 D. Manfaat Penelitian.................................................................................5 BAB II PENELITIAN ....................................................................................6 A. Kajian Pustaka .......................................................................................6 1. Ihwan pragmatik .................................................................................6 2. Aspek situasi tutur ..............................................................................9 3. Tindak Tutur .....................................................................................10 4. Klarifikasi tindak tutur......................................................................11 5. Prinsip Kerjasama.............................................................................14 6. Implikatur .........................................................................................17 7. Syarat-Syarat Validitas .....................................................................19 9. Pengamen..........................................................................................20 B. Metode Penelitian ................................................................................26 1. Objek Penelitian................................................................................26 2. Tempat Penelitian.............................................................................26 3. Metode Penelitian.............................................................................26 4. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data .......................................26 5. Analisis Data.....................................................................................29 C. Deskripsi Hasil Penelitian....................................................................29 1. Hasil Observasi dan Wawancara ..................................................30 2. Hasil Dokumentasi .......................................................................32
  • 3. iii|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk D. Pembahasan .........................................................................................33 BAB III KESIMPULAN ..............................................................................38 A. Kesimpulan..........................................................................................38 B. Saran.....................................................................................................38 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................39
  • 4. 4|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sekumpulan pesan yang dapat dirangkai menjadi sebuah bentuk komunikasi. Bahasa adalah media yang penting untuk komunikasi. Salah satunya untuk menyampaikan emosi, ekspresi, dan pesan dalam interaksi antar manusia. Komunikasi adalah bentuk interaksi antar manusia yang bertujuan untuk menyampaikan pesan agar menciptakan dan menggunakan informasi untuk terhubung dengan satu sama lain. Agar mereka terhubung dengan lingkungannya dan tidak terasingkan karena pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Oleh karena itu komunikasi lekat sekali dengan kehidupan sehari-hari kita, misalnya pengantar ngamen anak Punk. Kalimat Pengantar adalah kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pandangan umum secara ringkas sebagai pendahuluan. Dalam penggunaannya, kalimat ini biasa digunakan sebelum memulai suatu kegiatan atau menyampaikan sesuatu. Kalimat pengantar ini digunakan pula oleh pengamen Punk di kota Bandung sebelum mengamen. Meskipun begitu, ada hal yang ganjil dari kalimat pengantar ngamen anak Punk. Kalimat yang disampaikan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak ingin meminta, tetapi secara tidak langsung memaksa penumpang angkot untuk memberi uang. Kadang pula kalimat ini disampaikan bersamaan dengan tindakan agresif terhadap penumpang angkot. Untuk memahami kalimat pengantar ngamen anak Punk, dapat digunakan kajian pragmatik untuk mengetahui kegunaan praktis dari kalimat pengantar ngamen tersebut. Dengan mengetahui makna sesungguhnya dari kalimat pengantar ngamen anak Punk diharapkan dapat menggambarkan lingkungan sosial pengamen Punk.
  • 5. 5|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk Sehingga dapat diketahui mengapa mereka menggunakan kalimat pengantar semacam itu. Kajian Pragmatik akan sangat berguna dalam memahami tujuan dari penutur. Dalam bidang psikologi, memahami pragmatika sangat penting untuk memahami apa yang disampaikan individu, terutama tujuan praktis dari apa yang dituturkan. B. Perumusan Masalah Bagaimana makna yang disampaikan dalam kalimat pengantar ngamen anak Punk? C. Tujuan Penelitian Memahami makna yang disampaikan dalam kalimat pengantar ngamen anak Punk. D. Manfaat Penelitian Memberikan informasi mengenai makna kalimat pengantar ngamen anak Punk.
  • 6. 6|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk BAB II PENELITIAN A. Kajian Pustaka 1. Ihwan pragmatik Saat ini, pragmatik sudah tidak asing di telinga para ilmuan Bahasa. Pragmatik, bahka semakin populer dan di minati. Pasalnya, pragmatik di nilai dapat menyalurkan kehausan para linguis akan kajian yag lebih fungsional. Di balik itu semua, sebelum kokoh sebagai cabang dari linguistik, pragmatik menapaki dinamika yang cukup panjang . pragmatik modern saat ini tak terlepas dari peran seorang filsuf, yakni Charles Morris (setelah Locked dan Pierce) yag telah menggeluti ilmu tanda dan lambing, atau semiotic (Levinson, 1983: 1). Pragmatik dalam kerangka piker Charles Morris merupakan salah satu dari tiga cabang dalam seniotik selain sintaksis dan semantic, sementara itu, pragmatik sendiri di artikannya sebagai bagian dari ilmu semiotic yang mengkaji kaitan anara tanda dengan penutur. Di samping itu, Carnap (1938) seorang filososf dan ahli logika menjelaskan bahwa pragmatik mempelajari hubugan konsep yang merupakan tanda dengan pemakaian tanda trsebut (Suryono, 1990: 1). Di eropa pragmatik sebagai alah satu cabang dari linguistic sudah mulai berkembang sejak tahun 1940-an. Sejak saat itulah linguistik yang telah berkembang di eropa banyak di warnai oleh aliran linguistic yang di kembangkan oleh John Rupert Firth, pada tahun 1960-an dengan di libatkan teori sosial dalam mengkaji Bahasa oleh M.A.K. Halliday, menjadi semakin jelaslah bahwa linguistik tidak dapat di pisahkan dari masyarakat dengan segala latar belakang sosiokultural yang mewadahi dan melatarbelakanginya. Sementara di Amerika , pragmatik baru mulai berkembang pada awal tahun 1970-an, para linguis yang bernuansa transformasi generatif seperti Ross dan Lakoff menyatakan bahwa kajian sintaksis tidak dapat memisahkan diri dengan konteksnya. Dapat di katakana bahwa perkembangan linguistic di Amerika banyak diilhami oleh
  • 7. 7|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk seorang filsuf kawakan Inggris , Jhon Langsaw Austin dan John R. dan Searle muridya yang berkebangsaan Amerika (Rahardi, 2008: 46). Green menawarkan penafsiran pragmatik yang menurutnya paling luas, bahwa pragmatik merupakan studi pemahaman terhadap tindakan manusia yang di sengaja,. Jadi menurutya, studi ini melibatkan penafsira tindakan-tindakan yang di asumsikan di lakukan untuk mendapatkan beberapa tujuan. Dengan demikian gagasan-gagasan dalam pragmatik pasti melibatkan keyakinan, maksud (atau tujuan), prencanaan, dan tindakan ( 1996: 1-2) mendefinisikan pragmatik ke dalam 4 pngertian yaitu sebagai studi tentng makna kontekstual, studi tentang bagaimana agar lebih banyak yang di sampaikan daripada yang di tuturkan, dan studi tentang ungkpan dari jarak hubungan. Pragmatik adalah studi tentang penutur. Dengan kata lain, pragmatik yaitu studi tentang makna yang di sampaikan oleh penutur (atau penulis) dan di tafsirkan oleh pendengar (atau pembaca). Sebagai akibatnyastudi ii lebih banyak berhubungan dengan analisis tentang apa yang di maksudkan orang dengan tuturan-tuturannya daripada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang di gunakan dalam tuturan itu sendiri. Pragmatik sebagai studi tentang makna kontekstual berarti bahwa tipe studi ini perlu melibatkan penafsiran tentang apa yang di maksudkan orang di dalam suatu konteks khusus dan bagaimana konteks ini berpengaruh terhadap apa yang di katakana. Diperlukan suatu pertimbangan tentang bagaimana cara penutur mengatur apa yang ingin mereka katakana yang disesuaikan dengan orang yang mereka ajak bicara, dimana, kaoan, dan dalam keadaan apa. Pragmatik adalah studi tentang bagaimana agar lebih banyak yang disampaikan daripada yang dituturkan. Dengan kata lain, pendekatan ini juga perlu menyelidiki bagaimana cara pendengar dapat menyimpukan tentang apa yang di tuturkan agar dapat sampai pada suatu interpretasi makna yang di maksud oleh penutur . tipe studi ini meggali betapa banyak sesuatu yang tidak dikatakan ternyata menjadi bagian yang disampaikan. Dapat juga dikatakan bahwa studi ini adalah studi pencarian makna yang tersamar.
  • 8. 8|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk Pragmatik adalah studi tentang ungkapan dari jarak hubungan. Dengan kata lain, pandangan ini kemudian menimbulkan pertanyaan tentang apa yang menentukan pilihan antara yang dituturkan dengan yang tidak di tuturkan . jawaban yang mendasar terikat pada gagasan jarak keakraban. Keakraban, baik k akraban fisisk, sosial, atau konseptual, menyiratkan adanya pengalaman yang sama. Pada asumsi tentang seberapa dekat atau jauh jarak pendengaran, penutur menentukan seberapa banyak kebutuhan yang di tuturkan (Yule, 1996 : 3-4). Verhar (2006: 14) mendefinisikan pagmatik sebagai cabang ilmu linguistic yang membahas tentang apa yang termasuk stuktur Bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dan pendengar, dan sebagai pengacu tanda-tanda Bahasa pada hal-hal ‘ekstralingual’ yang di bicarakan. Sementara itu, Parker (1986 dalam Rahardi, 2008: 46) menyatakan bahwa pragmatik adalah cabang ilmu Bahasa yang mempelajari struktur Bahasa secara eksternal. Adapun yang di maksud dengan hal itu adalah bagaimana satuan lingual ertentu digunakan dalam komunikasi yag sebenarnya. Parker membedakan pragmatik dengan seluk beluk Bahasa secarainternal . menurutnya, studi tata Bahasa tidak perlu dikaitkan dengan konteks. Berkenaan degan itu studi tata Bahasa dapat dianggap sebagai studi yang bebas konteks (context dpendent). Pragmatik mempuyai kaitan yang erat degan semantic. Leech (1993 dalam Nadar, 2009:2) menyebutkan bahwa semantic memperukan makna sebagai suatu hubungan yang meliatkan dua segi ‘diadic’ seperti pada “apa artinya X ?” , sedangkan pragmatik memperlakuka makna sebagai suatu hubungan yang melibatkan tiga segi ‘tiadic’ seperti pada “apa maksudmu degan X ?”. dengan demikian dalam pragmatik makna diberi definisi dalam hubungannya dengan penutur atau pemakaian Bahasa , sedangkan dalam semantic, makna di definisikan semta-mata sebagai ciri-ciri ungkapan-ungkapan dalam suatu Bahasa tertentu, terpisah dari situasi, penutur, dan lawan tuturnya.
  • 9. 9|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk 2. Aspek situasi tutur Rahardi (2008: 50-52) menjelaskan kembali bahwa kontekslah yang ijadiaka pijakan dalam analisis pragmatik, menurut Wijana yang mendasarkan pada gagasan Leech konteks adalah situasi tutur . Aspek-aspek dalam konteks situasi tutur tersebut adalah sebagai berikut ini: 1) Penutur dan lawan tutur , di dalam beberapa litelatur , khususnya dalam Searle (1983), lazim di lambangkan dengan S (speaker) yang berarti pembicara data penutur dan H (hearer) yang dapat di artikan ‘pendengar atau lawan tutur’ 2) Konteks tuturan . konteks dapat mencangkup aspek-aspek tuturan yang relevan baik fisik maupun nonfisik . konteks dapat pula diartikan sebagai semua latar belakang pengetahuan yang diasumsikan sama-sama dimiliki penutur dan lawan tutur serta yang mendukung interprestasi lawan tutur atas apa yang di maksdukan penutur itu di dalam proses bertutur. 3) Tujuan tuturan. Tujuan tuturan berkaitan erat dengan betuk tuturan seseorang. Dikatakan demikian, Karena pada dasarnya tuturan itu terwujud karena di latar belakangi oleh maksud dan tujuan dan tutur yang jelas dan tertentu sifatnya . secara pragmatik, satu bentuk tuturan dapat memiliki maksud dan tujuan yang bermacam-macam . demikian sebaliknya, sau maksud tau tujuan tutur dapat diwujudkan dengan bentuk tuturan yang berbeda-beda. 4) Tujuan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas merupakan bidang yang di tangani pragmatik. Hal tersebut karena pragmatik mempelajari tindakan verbalyang terdapat dalam situasi tuturan tertentu. Dapat dikatakan bahwa yang dibicarakan dalam pragmatik itu bersifat konkret karena jelas keberadaan siapa peseta tuturnya, dimna tempat tuturnya, kapan waktu tuturnya, dan seperti apa konteks situasi tutur secra keseluruhan .
  • 10. 10|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk 5) tuturan dapat dipandang sebagai suatu produk tindak verbal . dapat dikatakan demikian karena pada dasarnya tuturan yang ada di dalam sebuah penuturan itu adalah hasil tindakan verbal para peserta tutur dengan segala pertimbangan koteks yang melingkupi dan mewadahinya. 3. Tindak Tutur Yule (1996: 81-84) memaparkan bahwa dalam usaha untuk mengungkapkan sesuatu, orang tidak hanya menghasilkan tuturan yang mengandung kata-kata dan stuktur gramatikal saja, tetapi mereka juga memperlihatkan tindakan-tindaka melalui tuturan-tuturan itu. Tindakan-tindakan yang dilakukan lewat tuturan biasanya disebut tindakan tutur. Pada suatu saat, tindakan yang di tampilkan dengan menghasika suatu tuturan akan mengandung tiga indak yang saling berhubungan . pertama adalah tindak lokusi yang merupakan tindak dasar tuturan atau menghasilkan suatu ungkapan linguistic yang bermakna. Kebanyakan tuturan yang terbentuk tidak hanya dihasilkan tanpa suatu tujuan . tuturan di bentuk melalui beberapa fungsi dalam pikiran. Dimensi yang kedua adalah tidak illokusi. Tindak illokusi ditampilkan melalui penekanan komunikatif suatu tuturan. Tentu tidak secara sederana menciptakan tuturan yang memiliki fungsi tanpa memaksudkan tuturan itu memiliki akibat . itulah dimensi ke tiga, tindak perlokusi. Istilah ‘tindak tutur’ umumnya di erjemahkan secara sempit dengan sekedar di artikanSebagai tekanan illokusi suatu tuturan. Tekanan illokusi suatu tuturan adalah apa yang diperhitungkan oleh tekanan itu. Senada dengan Austin, dalam bukunya How To Do Things With Words ia membedakan tiga jenis tindak ujar, yaitu sebagai berikut: 1) Tindak lokusi(melakukan tindakan untuk melakukan sesuatu). Dengan kata lain pembicara mengatakan kepada penyimak bahwa X (X adalah kata- kata tertentu yang diucapkan dengan perasaan,makna dan acuan tertentu) 2) Tindak ilokusi (melakukan suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu) Dengan kata lain dalam mengatakan X, pembicara menyatakan bahwaP.
  • 11. 11|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk 3) Tindak perlokusi (melakukan sesuatu tindakan dengan mengatakan sesuatu) dalam artian, dengan mengatakan X,pembicara meyakinkan penyimak bahwa P (Austin, 1962 dalam Tarigan, 1984:100) 4. Klarifikasi tindak tutur Searle dalam Bachari (2011: 34-40) mengembangkan teori tindak tutur Austin dengan mengklarifikasi daya tuturan ilokusi kedalam lima jenis tindak tutur, yaitu: tindak tutur asertif yang disebut juga dengan tindak tutur representatif tindak tutur direktif yang juga disebut dengan tindak tutur impositif,tindak tutur ekspresif yang disebut juga tindak tutur evaluatif, tindak tutur komisif, dan tindak tutur deklaratif. Adapun penjelasan mengenai kelima klarifikasi tersebut sebagai berikut ini. a. Tindak tutur Asertif/ Representatif Tindak tutur asertif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkannya. Contoh: 1) “Tak lama lagi ayah akan tiba dari sekolah.” 2) “Dia adalah warga negara China.” b. Tindak tutur Direktif/ Impositif Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Contoh: 1. “Tolong buatkan susu!” 2. “Lebih baik pake botol saja.” 3. “Kembalikan mobil-mobilku!”
  • 12. 12|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk c. Tindak tutur ekspresif/ evaluatif Tindak tutur evaluatif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agara ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan didalam tuturan itu. Contoh: 1.) “Wajahmu kusut sekali.” 2.) “Kamu memang menakutkan.” d. Tindak tutur Komisif Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Contoh: 1.) “Nanti ayah belikan mobil-mobilan yang lebih bagus.” 2.) “Ayah janji tidak akan memarahimu lagi.” e. Tindak tutur isbati/ Deklarasi Tindak tutur deklarasi adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal (status atau keadaan) yang baru. Contoh: 1.) “Jangan mengerjakan skripsi asal-asalan!” 2.) “Dia tidak jadi wisuda Oktober.” Yule (1996: 92-92) mengklarifikasikan lima jenis fungsi umun yang dikembangkan oleh Searle sebelumnya. Kelima daya tuturan itu ditunjukan oleh tindak tutur yaitu: deklarasi,representatif,ekspresif,direktif dan komisif.
  • 13. 13|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk Deklarasi adalah jenis tindak tutur yang mengubah dunia lewat tuturan .oenutur harus memiliki peran institusional khusus,dalam konteks khususmuntuk menampilkan suatu deklarasi secara tepat. Pada saat meggunakan deklarasi penutur mengubah dunia dengan kata-kata. Representatif adalah kenis tindak tutur yang menyatakan apa yang diyakini penutur kasus atau bukan. Pernyataan suatu fakta, penegasan,kesimpulan dan pendeksripsian. Pada saat menggunakan sebuah representatid,penutur mencocokan kata-kata dengan dunia (Kepercayaannya). Ekspresif adalah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan penutur. Tindak tutur itu mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis dan dapat berupa pernyataan kegembiraan,kesulitan,kesukaan,kebencian,kesenangan atau kesengsaraan. Pada saat menggunakan ekspresif penutur menyesuaikan kata- kata dengan dunia (perasaannya) Searle (Bachari: 2011 39-40) memberikan pengertian sendiri, tindak tutur evaluatif atau ekspresif ini adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujurannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan didalan penuturan itu. Contoh: 1.) “Saya suka dengan skripsi kamu.” 2.) “Skripsimu belum ada lampirannya.” Direktif ialah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Jenis tutur ini menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur. Tindak tutur ini meliputi : perintah,pemesanan, permohonan, pemberian saran, dan bentuknya dapat berupa kalimat positif atau negatid. Pada saat menggunakan direktif penutur berusaha menyesuaikan diri dengan dunia dengan kata (lewat pendengar). Komisif adalah jenis tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk mengikatkan dirinya terhadap tindakan=tindakan dimasa yang akan datang. Tindak tutur ini mengatakan apa saja yang dimaksudkan ileh penutur. Tindak
  • 14. 14|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk tutur ini dapat berupa janji,ancaman,penolalan,ikrar dan daat ditampilkan sendiri oleh penutur atau penutur sebagai anggota ke;ompok. Pada saat menggunakan komisif,penutur berusaha untuk menyesuaikan dunua dengan kata-kata (lewat penuturan). Kelima fungsi umum tindak tutur beserta sifat-sifat kuncinya terangkum dalam tabel dibawah ini (Searle,1979 dalam Yule,1996:95): N O Tipe Tindak Tutur Arah Penyesuaian P= Penutur X= Pendengar 1Deklarasi Kata mengubah dunia P menyebabkan X 2Representatif Kata disesuaikan dengan dunia P meyakini X 3Ekspresif Kata disesuaikan dengan dunia P merasakan X 4Direktif Dunia disesuaikan dengan kata P mengiginkan X 5Komisif Dunia disesuaikan dengan kata P memaksudkan X 5. Prinsip Kerjasama Orang-orang yang sedang berbicara umumnya tidak diasumsikan untuk berusaha membingungkan, mempermainkan. Atau menyembunyikan informasi yang relevan satu sama lain. Dalam banyak peristiwa, jenis kerjasama ini hanya meruapakan titik awal yang menjelaskan apa yang dikatakan (Yule,1996:60). Konsep tentang adanya sejumlah informasi yang diharapkan terdapat pada suatu percakapanhanya merupakan salah satu aspek gagasan yang lebih umum bahwa orang-orang yang terlibat dalam suatu percakapan akan berkejasama satu
  • 15. 15|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk sama lain (Yule,1996:63). Agar informasi dapat disampaikan dengan baik pada peserta tutur. Komunikasi yang terjadi itu perlu mempertimbangkan prinsip- prinsip berikut: (1) prinsip kejelasan (Clarity), (2) prinsip kepadatan (conciseness) dan (3) prinsip kelangsungan (directness). Asumsi kerjasama dan prinsip-prinsip tersebut meresap dalam prinsip kerjasama Grice (1975 dalam rahardi, 2008: 52). Prinsip kerjasama tersebut meliputi empat maksim sebagai berikut (Yule, 1996: 64): 1) Maksim Kuantitas a. Buatlah percakapan yang informatif seperti yang diminta (dengan maksud pergantian percakapan yang sedang berlangsung). b. Jangan membuat percakapan lebih informatif dari yang diminta. 2) Maksim Kualitas a. Jangan mengatakan sesuatu yang anda yakini salah/ b. Jangan mengatakan sesuatu jika anda tidak emiliki bukti yang memadai. 3) Maksim Hubungan,yaitu relevanlah! 4) Maksim Tindakan yaitu cerdiklah! a. Hindarkan ungkapan yang tidak jelas. b. Hindarkan ketaksaan. c. Buatlah singkat (Tidak panjang lebar yang tidak perlu) d. buatlah secara urut atau teratur. Grice (Dalam bahari,2011: 22-24), kemudian menundukan ada empat kemungkinan yang dapat terjadi terkait dengan realisasi prinsip kerjasama di satu sisi dan implikator percakapan dilain sisinya 1) Amati (Observe) Pembicara mematuhi kaidah yang ada pada kondisi ini. Contoh:
  • 16. 16|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk a. A: “Haduh, dompetku ketinggalan!” b. B: “Cepat kejurusam, mumpung belum tutup.” Respon yang diberikan B memperlihatkan bahwa B memahami maksud ucapan A. B memberikan respon yang relevan (kaidah relevan) dan informatif kepada A (kaidah kuantitas). 2) Hindari Pada kondisi ini, partisipan dalam percakapan memilih untuk keluar dari kaidah-kaidah atau Prinsip Kerja Sama. Contoh: A: “Tidak ada komentar, doanya saja ya.” 3) Tabrak/langgar (Clash) Pada kondisi ini, terjadi konflik atau tabrakan di antara kaidah yang ada. Dengan pertimbangan Prinsip Kerja Sama, partisipan percakapan dalam suatu ucapannya, bersamaan dapat mematuhi salah satu kaidah yang ada, namun serentak kalimat yang diucapkannya melanggar salah satu kaidah yang ada. Contoh: A: “Menurutmu bahasa itu apa?” B: “Bahasa ya bahasa.” Jawaban yang dilontarkan oleh B menunjukkan pelanggaran kaidah kuantitas (tidak memberikan informasi yang diperlukan oleh A). Namun, jawaban tersebut, memperlihatkan bahwa B menjalankan kaidah kualitas (jangan mengatakan dengan ‘salah’ apa yang yang diketahui). Jadi, respon yang diberikan oleh B kepada A, sebenarnya, memperlihatkan implikatur bahwa B tidak tahu dengan pasti apa itu bahasa. 4) Cemooh sinis (Flout) Pembicara dengan sengaja dan terang-terangan melanggar kaidah-kaiah yang ada, dengan anggapan bahwa ia sebenarnya mampu menjalankan kaidah- kaidah tersebut.
  • 17. 17|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk Contoh: A: “Mat, tulisanmu ini rapi sekali!” A menilai tulisan Rahmat itu jelek dan sulit dibaca. A dengan sengaja melanggar kaidah kualitas untuk ‘memperkuat’ maksud sesungguhnya dari ucapan tesebut. Kalimat yang diucapkan oleh A dengan jelas adalah tidak benar atau tidak sesuai dengan kenyataan, dan bagi Griece, kalimat seperti ini mengandung sarkasme. Lebih jauh lagi, cemooh sinis ini juga menurut Grice dapat bernilai dalam kalimat metaforis. 6. Implikatur Menurut Mey (1993: 45), implikatu berasal dari kata kerja ‘to imply’ yang berarti menyiratkan atau melipat sesuatu ke dalam sesuatu yang lain. Hal tersebut karena ‘to imply’ sendiri berasal dari bahasa Latin ‘plicare’ yang berarti melipat. Sehingga sesuatu yang dilipat tersebut harus dibuka agar dapat dipahami. Oleh karena itu, sebuah implikatur percakapan atau sesuatu yang tersirat dalam percakapan yaitu sesuatu yang dibiarkan implisit dalam pengguanaan bahasa sebenarnya. a. Implikatur Percakapan Menurut Mey implikatur percakapan memusatkan jalan untuk memahami sebuah ucapan dalam percakapan sesuai dengan apa yang diharapkan untuk didengar (2001: 46). Sementara itu, Levinson menggambarkan konsep implikatur pecakapan sebagai salah satu ide yang paling penting dalam pragmatik. Hal ini dilandaskan pada lima pandangannya. Pertama, implikatur berdiri sebagai contoh paradigmatik dari sifat dan kekuatan penjelasan pragmatik tentang fenomena linguistik. Sumber dari jenis inferensi pragmatik dapat ditunjukkan di luar organisasi bahasa, dalam beberapa prinsip umum untuk interaksi kerjasama. Sementara prinsip-prinsip ini memiliki efek persuasif pada struktur bahasa. Oleh karena itu, konsep implikatur menawarkan beberapa penjelasan fungsional yang signifikan dari fakta linguistik. Sebuah kontribusi penting kedua bahwa implikatur memungkinkan lebih banyak makna yang terungkap dari pada sesuatu yang biasa
  • 18. 18|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk dikatakan. Ketiga, konsep implikatur tampaknya akan memengaruhi penyederhanaan substansial dalam struktur dan isi deskripsi semantik. Keempat, implikatur, atau setidaknya beberapa konsep lain yang terkait, tampaknya hanya penting jika fakta-fakta dasar tentang berbagai bahasa diperhitungkan dengan benar. Kelima, prinsip-prinsip yang menghasilkan implikatur memiliki kekuatan penjelas yang sangat umum (1983:97-100). b. Implikatur Percakapan Umum Yule memaparkan jika pengetahuan khusus tidak dipersyaratkan untuk memperhitungkan makna tambahan yang disampaikan yaitu menjadi lebih informatif karena mengikuti maksim kuantitas, hal ini disebut implikatur percakapan umum (1996: 70-71). c. Implikatur Berskala Menurut Yule (1996: 71-73) sejumlah implikatur percakapan umum yang lain secara umum disampaikan didasarkan pada suatu skala nilai dan oleh karenanya dikenal sebagai implikatur berskala. Informasi tertentu selalu disampaikan dengan memilih sebuah kata yang menyatakan suatu nilai dari suatu skala nilai. Hal ini secara khusus tampak jelas dalam istilah-istilah untuk mengungkapkan kuantitas, seperti yang ditunjukkan dalam skala (semua, sebagian besar, banyak, beberapa, sedikit, selalu, sering, kadang-kadang), di mana istilah- istilah itu didaftar dari skala tertinggi ke nilai terendah. d. Implikatur Percakapan Khusus Yule kembali menjelaskan bahwa dalam implikatur percakapan umum, seluruh implikatur telah diperhitungkan tanpa adanya pengetahuan khusus terhadap konteks tertentu. Namun, seringkali percakapan terjadi dalam konteks yang sangat khusus yang mengasumsikan yang diketahui secara lokal. Inferensi- inferensi yang sedemikian dipersyaratkan untuk menentukan maksud yang disampaikan menghasilkan implikatur percakaan khusus. Untuk membuat jawaban mitra tutur menjadi relevan, penutur harus memiliki persediaan sedikit
  • 19. 19|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk pengetahuan yang diasumsikan bahwa mitra tutur mengharapkan sesuatu lain yang akan dikerjakan. e. Sifat-Sifat Implikatur Percakapan Sejauh ini Yule (1996: 76-78) menjabarkan bahwa seluruh implikatur percakapan dengan inferensi-inferensi yang dibuat oleh mitra tutur berusaha untuk mempertahankan interaksi kerja sama. Implikatur ini merupakan bagian dari informasi yang disampaikan dan tidak dikatakan, penutur selalu dapat memungkiri maksudnya. Implikatur percakapan itu dapat dipungkiri secara eksplisit (atau kemungkinan lain diperkuat). Dengan kata lain, sifat yang pasti adalah implikatur percakapan dapat dipehitungkan, ditangguhkan, dibatalkan, dan ditegaskan kembali. 7. Syarat-Syarat Validitas Austin (1962 dalam Bachari, 2011: 29) mengemukakan syarat-syarat validitas yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas tuturan perfomatif, yaitu: (1) ditandai dengan verba present (bukan lampau), (2) orang yang mengatakannya, dan (3) orang yang mengatakannya memiliki kepatutan atau relevansi dengan apa yang dikatakannya. Di samping itu, Yule (1996: 87-88) menjelaskan mengenai apa yang disebut dengan kondisi felisitas (Syarat-Syarat Validitas). Dalam kondisi sehari-hari di antara orang-orang kebanyakan ada kondisi umum pada peserta tutur, bahwa mereka dapat memahami bahasa yang sedang digunakan dan mereka tidak sedang bermain peran atau sesuatu hal yang bukan-bukan. Yang terkait dengan kondisi ini adalah kondisi ketulusan (sincerity condition), bahwa penutur secara tulus bermaksud untuk melaksanakan tindakan itu. Kemudian adalah adanya kondisi esensial, yang meliputi kenyataan bahwa dengan tindakan ucapan janji itu, penutur bermaksud menciptakan suatu keharusan untuk melaksanakan tindakan yang dituturkan. Dengan kata lain, tuturan mengubah pernyataan penutur dari ketidakharusan menjadi keharusan. Jadi, kondisi esensial menggabungkan suatu spesifikasi tentang apa yang harus ada dalam isi tuturan, yaitu konteks dan
  • 20. 20|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk maksud penutur, agar tindak tutur khusus ditampilkan secara tepat (pada tempatnya). 9. Pengamen a. Sejarah Pengamen Pengamen atau sering disebut pula sebagai penyanyi jalanan (Inggris: street singers), sementara musik-musik yang dimainkan umumnya disebut sebagai Musik Jalanan. Pengertian antara musik jalanan dengan penyanyi jalanan secara terminologi tidaklah sederhana, karena musik jalanan dan penyanyi jalanan masing-masing mempunyai disiplin dan pengertian yang spesifik bahkan dapat dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna musik yang berkembang di dunia kesenian. Perkembangan pengamen telah ada sejak abad pertengahan terutama di Eropa bahkan di kota lama London terdapat jalan bersejarah bagi pengamen yang berada di Islington, London, pada saat itu musik di Eropa berkembang sejalan dengan penyebaran musik keagamaan yang kemudian dalam perkembangannya beberapa pengamen merupakan 65 sebagai salah-satu landasan kebudayaan yang berpengaruh dalam kehidupan umat manusia. b. Pengertian Pengamen Pengertian pengamen dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Dalam kamus online pengamen ditulis sebagai “beg while singing playing musikal instruments or reciting prayers, atau be persistent (memaksa).” Jadi pengertian- pengertian yang diberikan dalam beberapa kamus pengertiannya hampir sama. Kegiatan bermain musik dari satu tempat ke tempat lain dengan mengharapkan imbalan sukarela atas pertunjukan yang mereka suguhkan. Namun karya yang mereka suguhkan berbeda-beda, baik dari segi bentuk dan kwalitas maupun performanya. Oleh sebab itu pengamen bahkan sering disebut pula identik sebagai penyanyi jalanan yang ada di perkotaan atau setempat, sementara itu musik-musik
  • 21. 21|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk yang dimainkan umumnya disebut sebagai Musik Jalanan. Pengertian antara musik jalanan dengan penyanyi jalanan secara terminology (bahasa) tidaklah sederhana, karena musik jalanan dan penyanyi jalanan masing-masing mempunyai disiplin dan pengertian yang spesifik bahkan dapat dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna musik yang berkembang di dunia kesenian. c. Perbedaan “Pengamen” dan “Ngamen” Ngamen jika kita lihat dari sisi yang aktif dapat diartikan menjual “keahlian”, khususnya dalam bidang musik yang dapat berpindah-pindah tempat atau berkeliling dari stau tempat ke tempat yang lain misal ada di warung, depan toko atau rumah, dijalanan, lampu merah yang mempunyai simpang-simpang jalan, sedangkan pengamen itu adalah orang-orang yang melakukan kegiatan ngamen tersebut. Menjual keahlian karena dilihat dari sejarahnya banyak pengamen di kota-kota memang berlatar belakang sebagai pemain yang mempunyai musik-musik yang tinggi. maka dengan teman-temannya (pengamen) dia menggantungkan hidup dari kegiatan bermain musik keliling dengan menjual jasa secara suka rela, namun dengan harapan ada balasan berupa materi (uang). Kegiatan ini sudah ada yang melakukannya sebelum penamen-pengamen baru yang timbul dijaman sekarang ini. Mengamen bisa di katakan sebagai meminta sesuatu (uang) dengan usaha yg seminimal mungkin. Jadi pengamen merupakan sesuatu yang sering bahkan sangat sering sekali kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya bagi masyarakat perkotaan. Pengamen merupakan hal yang tidak asing lagi bagi kita, karena hampir di setiap tempat “mereka pengamen” hadir membawakan lagu-lagu mulai dari lagulagu yang beranekaragam seperti lagu band, dangdut, country, kroncong, pop, slow rock dan seterusnya. Juga ada yang menggunakan bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Juga ada pengamen yang hanya sendiri, bahkan sampai - sampai berkelompok dengan membawa alat-alat yang ada pada mereka. Bahkan demikian juga banyak juga yang ada pengamen yang sama sekali tidak menggunakan istrumen musik sampai menggunakan beragam alat musik lainya. d. Karakteristik Pengamen
  • 22. 22|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk Pengamen melakukan pekerjaan dengan cara melihat jika di sebuah tempat itu rame atau sunyi, bahkan pengamen ingin didampingi dengan cara yang sesuai, maksudnya tukang tutup duit nantinya sambil mengulurkan sebuah topi atau kaleng-kaleng dimana itu adalah sebuah tampungan untuk uang yang diberi oleh pendengar musik sebagian Pengamen lainnya berputar-putar untuk saling mendapatkan pendengaran dari seseorang lainya. Hasil yang di peroleh dari pengamen yang telah berkumpul kemudian dipisah-pisahkan menurut jenisnya (uang kertas dan uang logam), sebelum akhirnya di bagi rata para pengamen yang mempunyai kelompok pengamen. Jadi hasil dari seseoarang pengamen adalah orang yang mempunyai modal atau dukungan modal untuk membeli beberapa yang pengamen butuhkan, kadang- kadang pengamen membeli rokok dan di lengketkan di tangah jari-jari sambil memainkan gitar, sehingga para pegamen yang menjadi anak buahnya tidak perlu menganggu temannya yang sedang bermain, cukup untuk menepuk tangan sebelum mengulurkan topi untuk mengambil uang dari pendengar. Para pengamen tentu mengunakan alat bantu yang sederhana, diantaranya:  Gitar  Gendang  Seruling  Topi atau kaleng Semua alat ini sangat berfungsi sekali untuk meringan kan tehadap pengamen, Biasanya alat ini dipakai supaya lebih praktis, karena dengan memakai alat-alat yang ada diatas memudahkan seiring dengan apa yang pengamen lakukan. e. Gaya Hidup dan Ideologi Punk Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian
  • 23. 23|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni). Dengan definisi diatas, Punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu Punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audience secara terang- terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas). Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi Punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu Punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu Punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat. Akibatnya Punk dicap sebagai musik rock n’ roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka. Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka Punk pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain Punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing. f. Pengamen Bergaya Punk Di Bandung
  • 24. 24|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk Komunitas anak Punk adalah sebuah fenomena sosial yang tengah mewabah di seluruh kota-kota besar di Indonesia. Mereka berada di pusatpusat kota dengan penampilannya yang ekstrim. Rambut mohawk ala suku Indian (rambut paku) dengan warna-warni yang terang/menyolok, sepatu boots, rantai dan spike (gelang berduri), body piercing (tindik), jaket kulit, celana jeans ketat, baju yang lusuh, atau t-shirt hitam, membuat setiap mata yang memandang merasa ganjil, curiga dan menyeramkan. Kehidupan anak Punk banyak di malam hari. Mereka pulang ke rumah siang dan tidur. Saat malam tiba, mereka pun ke luar dari rumah bersama-sama temannya. Ada keanehan yang dialami gerombolan Punk. Mereka tak bekerja, tapi ada uang. Bahkan pulsa handphone selalu ada, Terkadang kita bingung darimana mereka dapatkan itu semua. Keberadaan anak-anak pengamen di pinggir jalan sangatlah mudah di temui di kota-kota besar seperti Bandung salah satunya. Banyak pengamen bergaya unik, namun dari sekian banyak pengamen yang menggunakan beberapa atribut, pengamen bergaya Punk lah yang paling menarik perhatian. Di Bandung awal munculnya pengamen bergaya Punk diawali dengan banyaknya acara musik Punk yang dari sejak tahun 90-an sangat sering diadakan. Komunitas Punk di Bandung sudah terbentuk sejak saat itu bahkan tahun-tahun sebelumnnya. Komunitas Punk di Bandung sempat redup dikarenakan munculnya musik- musik bergenre Hardcore, Emo dan Lainnya sehingga musik Punk sedikit meredup. Namun sekarang ini musik Punk di Bandung mulai bertambah banyak, Baik dari segi komunitasnya ataupun musisi Punk nya. Hal tersebut mendorong beberapa remaja untuk berdandan ala Punk. Jumlah mereka sangatlah banyak. Terbukti pada saat di adakan sebuah 72 acara musik Punk di beberapa tempat di Bandung. Mereka yang hadir sangatlah banyak. Punk jalanan identik dengan hidup yang urakan, tidak terurus, acak-acakan dan terkesan seperti berandalan. Dalam kehidupan sehari-hari nya mereka layaknya anak-anak normal lainnya, pulang kerumah melakukan kegiatan di rumah. Namun karena kerasnya hidup di jalanan dan kurangnya pengetahuan
  • 25. 25|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk mengenai ideologi Punk sesungguhnya mendorong mereka menjadi orang yang perlahan menjadikan jalanan sebagai jalan hidupnya. Selain itu banyak faktor- faktor yang menjadikan mereka menjadi pengamen salah satunya adalah latar belakang keluarga yang berantakan atau biasa di sebut dengan Broken Home dan masih banyak faktor lain yang menyebabkan mereka menjadi pengamen jalanan. Disaat kebutuhan mulai mereka penuhi, mereka melakukan melalui beberapa cara, salah satunya yaitu mengamen. Dengan mengamen mereka sedikit demi sedikit dapat memenuhi beberapa kebutuhan pokoknya seperti makan, dan lain-lain. Mereka yang awalnya tidak bisa membeli sebuah gitar kecil yang biasa di sebut ukulele perlahan mereka bisa karena hasil dari mereka mengamen yang cukup untuk dapat membeli gitar tersebut untuk kebutuhan mereka dalam mengamen. Perpaduan antara, suara pengamen dengan gitarnya yang menyanyikan lagu Ebiet G. Ade Berita Kepada Kawan, itu sudah paling keren, dijamin seribu sampai goceng bisa diraih. Lagu favorit pengamen kebanyakan antara lain bandband lokal seperti ST12, D'Masiv, Kangen Band, Peterpan, Hijau Daun, 73 Lyla, Armada, Bahkan anak kecil lebih senang menyanyikan lagu bandband yang sering nongol di “Dahsyat” daripada Balon Ku atau lagunya Susan si boneka. Lain halnya dengan para pengamen bergaya Punk, dengan membawa ukulele atau sekedar bertepuk tangan saja mereka biasanya bernyanyi ala kaum marjinal, yang merasa disudutkan dengan lirik-lirik yang mengkritik terutama pada bidang politik, lirik-lirik tentang perlawanan, kebebasan dan lain lain.
  • 26. 26|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk B. Metode Penelitian 1. Objek Penelitian Yang menjadi objek utama pada penelitian ini adalah “Pengamen bergaya Punk”. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dilakukan di Terminal Kebon Kalapa, Bandung. 3. Metode Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif naturalistik, yaitu sifat pendekatan yang ditekankan pada sifat alamiah, spotan dan wajar. Data dikumpulkan peneliti dengan memasuki lapangan yangakan diteliti. Menurut Sugiono (2013: 2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuandan kegunaan tertentu. Berdasarkan pada tujuan peneltian, penulis mencoba menggunakan metode yang dianggap sesuai untuk memecahkan masalah ini. Adapun metode yang dimaksud adalah metode deskriptif kualitatif. Dasar pemikiran penggunaan metode peneletian deskriptif kualitatif karena masalah yang terjadi pada saat sekarang yaitu masalah yang terjadi masa sekarang yaitu masalah yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Maka dari itu akan terlihat hubungan antara peneliti dan objek yang diteliti. 4. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: a. Observasi Partisipatif Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi penelitian yang tujuannya adalah untuk mendapatkan satu keakraban yang dekat dan mendalam
  • 27. 27|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk dengan satu kelompok atau individu dan perilaku mereka melalui satu keterlibatan yang intensif dengan orang di lingkungan alamiah mereka. (Satori dan Komariah, 2009:117). Pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh peneliti memiliki peranan yang besar dalam proses penelitian yang dilakukan. Pengamatan merupakan hal yang penting dalam penelitian kualitatif karena teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman langsung, memungkinkan peneliti melihat dan mengamati sendiri, memungkinkan peneliti untuk mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang diperoleh data, menghindari bias dari peneliti, dan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. (Moleong, 2002:126) b. Wawancara Mendalam Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong,2001:135). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam (in-depth interview), sedangkan alat bantu yang akan digunakan adalah alat perekam berupa voice recorder, perekam gambar (handycam). Wawancara adalah percakapan dengan maksud dan tujuan tertentu dimana percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak pewawancara (interviewer) yang mengajukan perrtanyaan dan pihak yang di wawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Pada proses wawancara ini pertanyaan yang diberikan tidak berstruktur, dan dalam suasana bebas yang santai maksudnya adalah menghilangkan kesan formal dengan menyesuaikan keadaan dengan para pengamen yang bergaya Punk. Maksud mengadakan wawancara adalah untuk mengkonstruksi mengenai seseorang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan sebagainya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan petunjuk umum wawancara berupa kerangka dan garis besar pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam proses
  • 28. 28|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk wawancara, sedangkan pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan subjek dalam konteks wawancara yang sebenarnya. Penetapan yang sifatnya tidak kaku diharapkan dapat membantu penggalian lebih dalam mengenai informasi yang dibutuhkan. Wawancara dalam penelitian ini juga bersifat terbuka sehingga subjek mengetahui bahwa mereka sedan 79 di wawancarai dan mengetahui apa maksud dan tujuan wawancara tersebut. (Satori dan Komariah, 2009: 130) c. Catatan Lapangan (Field Notes) Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan sewaktu mengadakan pengamatan, wawancara, atau menyaksikan suatu kejadian dalam proses pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian. Catatan lapangan ini dibuat dalam bentuk coretan seperlunya yang dipersingkat berupa kata-kata ini, frase, pokokpokok isi wawancara dan observasi, gambar, sketsa, sosiogram dan diagram. Catatan lapangan ini kemudian dilengkapi dan disempurnakan apabila sudah pulang ke tempat tinggal peneliti. (Moleong, 2002:153) d. Studi Kepustakaan Penulis mencari data dengan mengadakan penelaahan terhadap buku-buku literatur, karya tulis yang bersifat ilmiah yang memiliki hubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. e. Dokumentasi Dokumen yang peneliti kumpulkan untuk melakukan penelitian ini yaitu mengenai presentasi diri pengamen bergaya Punk di Terminal Kebon Kalapa Bandung, sebagaimana dikutip bahwa metode atau teknik pengumpulan data melalui dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial. Dokumen merupakan catatan 81 yang didalamnya terdapat sebuah peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen tersebut bisa dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya seseorang.
  • 29. 29|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk 5. Analisis Data Analisis di lapangan diambil sesaat setelah data terkumpul. Data yang diambil berupa informasi yang berbentuk kalimat Data yang diambil merupakan data yang berupa informasi yang berbentuk kalimat. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013: 246) mengemukakan bahwa Analisis data mencangkup tiga kegiatan yaitu: a. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal uang pentingdicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari jjika diperlukan. b. Penyajian Data (Data Display) Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan data yang elah dipahami tersebut. c. Menarik Kesimpulan (Conclusion Drawing) Penarikan kesimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat dan/atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas. C. Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian ini akan menguraikan tentang berbagai temuan yang diperoleh dari lapangan, yaitu dari olahan data dan informasi melalui observasi dan wawancara di lokasi penelitian yaitu Terminal Kebon Kalapa.
  • 30. 30|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk Informasi yang diperoleh ini berasal dari data dan observasi dan wawancara yang dilakukan langsung oleh peneliti terhadap responden. 1. Hasil Observasi dan Wawancara Sebelum memasuki sesi wawancara kami meminta izin terlebih dahulu pada subjek, dan menawarkan kesepakatan apakah ada perwakilan yang mau diwawancarai di tempat terpisah supaya bisa diwawancarai oleh observer lain. Awalnya narasumber kami meminta izin untuk mencari makan sebentar, kecuali ada sesuatu untuk berbagi. Setelah dijelaskan kembali maksud kedatangan kami, akhirnya narasumber kami bersedia untuk diwawancarai. Pertanyaan pertama yang diajukan adalah “mengapa menyampaikan kalimat pengantar ngamen sebelum mengamen?” Pada awalnya narasumber kami tidak langsung menjawab dan mengajukan pertanyaan ulang, kami mencoba mendeskripsikan maksud dari ‘Kalimat pengantar ngamen’, ternyata hal itu mereka pahami sebagai orasi. Mereka menyampaikan orasi tersebut karena mereka meyakini jika kehidupan orang kecil disampaikan melalui kata-kata. Kemudian observer mengajukan pertanyaan lanjutan, “mengapa bisa ada kesamaan kalimat pengantar ngamen (orasi) antar pengamen punk, apakah ada asal-usulnya?”, narasumber kami mempertanyakan kesamaan bagaimana, lalu kami kembali menjelaskan maksud pertanyaan kami. Barulah didapat bahwa kesamaan itu bisa saja ada karena kesamaan ideologi. Pertanyaan kedua, “Apa tujuan menyampaikan kalimat pengantar ngamen (orasi)?” Sebenarnya sudah terjawab pada pertanyaan sebelumnya, yaitu melalui kata-kata mereka menyampaikan kehidupan orang kecil seperti mereka. Menjawab pertanyaan ini narasumber kami berasumsi jika kemerdekaan Indonesia itu Cuma 5%, dan itu hanya bagi orang kaya saja. Menurut narasumber kami saat ini kemerdekaan itu hanya setengah tiang, merdeka untuk orang kaya. Sehingga kalimat orasi yang mereka ucapkan itu bertujuan untuk mengekspresikan ideologi mereka, sperti yang sudah dijawab sebelumnya, dan
  • 31. 31|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk melalui kata-kata mereka ingin menyampaikan jika kemerdekaan baru setengah tiang saja, merdeka hanya untuk orang kaya. Pertanyaan ketiga, “apa bedanya menggunakan kalimat orasi dengan tanpa orasi ketika mengamen?” Narasumber kami menuturkan jika dalam mengamenpun ada etika, harus sopan pula. Narasumber kami kemudian bertanya, “coba apa yang om tahu tentang ‘sekolah semesta’?” Yang terpikir dari observer (Faris) sebagai jawaban adalah lingkungan. Kemudian narasumber kami menjelaskan bahwa yang dia maksud dengan ‘sekolah semesta’ itu adalah dimanapun mereka berada mereka dididik untuk menjaga etika termasuk ketika mengamen. Dari sini perbincangan menyangkut persoalan kesopanan, namun narasumber tidak memberikan jawaban yang jelas, sehingga kami menyimpulkan bahwa menurut sudut pandang mereka, mengamen akan lebih sopan jika diawali dengan kalimat pengantar (orasi), dan hal itu didukung dengan isi orasi yang secara tidak langsung meminta izin, ditambah dengan kalimat salam seperti assalamualaikum. Pertanyaan keempat, bagaimana tanggapan pendengar diangkot? Narasumber kami menjawab, “ada yang suka, ada pula yang enggak.” Kemudian observer mengajukan pertanyaan untuk memperjelas seperti apa tanggapan yang suka, maupun tidak. Menurut sudut pandang narasumber kami, biasanya yang suka dan tidak tersebut dapat diketahui ketika kedatangan mereka (pengamen punk) ke angkot, ketika berorasi dan mengamen. Perbincangan menjadi semakin meluas sehingga observer kembali tertarik untuk bertanya, “buat apa bangun pagi?” dan jawaban dari narasumber kami secara garis besar mengenai aktivitas sebelum mulai mengamen. Beberapa poin menarik yang dicatat pada bagian wawancara ini adalah, “yang tersindir artinya salah” meskipun diungkapkan diluar pertanyaan yang sebelumnya, tetapi menjadi penting sebab menjelaskan pertanyaan sebelumnya. “Yang dibawa mati amal dan ibadah,” hal ini juga penting untuk dicatat meskipun tidak berhubungan dengan pertanyaan kami, akan tetapi hal ini menunjukan adanya kesadaran bahwa dalam hidup ada tanggung jawab lain, yaitu beribadah dan beramal, sejauh ini dalam perbincangan
  • 32. 32|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk narasumber kami secara konsisten menyinggung persoalan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pertanyaan kelima, “jika tidak ada yang memberi bagaimana?” jawab narasumber kami, “biarin gak apa-apa, biasa saja.” kemudian diperkuat dengan alasan, “yang mengatur uang itu tuhan.” dari sini narasumber kami menunjukan padangannya, “jika tidak ada yang memberi mungkin, dia sedang tidak ada rezeki, kami do’a kan supaya mendapat rezeki, jika ada yang memberi itu berarti dia sedang ada rezeki, maka mau berbagi”. Sampai akhir perbincangan poin penting yang kami catat adalah, ‘mencari jati diri’ hal ini sempat disinggung oleh narasumber kami, menjadi menarik karena kami menilai ungkapan ini memiliki hubungan dengan kalimat orasi dan ideologi yang mereka yakini. Pada akhirnya perbincangan kami diakhiri dengan ungkapan ‘semua manusia itu buruh’, salah satu poin penting bagi kami sebab menurut kami hal ini berhubungan dengan apa yang ingin mereka sampaikan, baik itu melalui kehidupan mereka, kalimat orasi, dan lagu yang dibawakan ketika sedang mengamen. 2. Hasil Dokumentasi Transkrip kalimat pengantar ngamen pengamen punk: “Ya permisi assalamualaikum maaf mengganggu atau kurang sopan numpang berisiknya numpang tambah-tambahnya buat sesuap nasi. Kami disini mohon maaf mengganggu kami butuh buat cari makan tolong jangan lihat dari penampilan kami, jangan pandang kami sebelah mata kami tidak merugikan orang, kami ngamen seadanya saja soalnya alat musik kami rusak, tolong jangan pandang kami sebelah mata, coba itu yang rapih saja belum tentu benar kami doakan keamanannya semoga terganti oleh Allah SWT karena doa itu segalanya terima kasih semuanya assalamualaikum. ...mulai mengamen”
  • 33. 33|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk D. Pembahasan Setelah kami melakukan observasi dan mengajukan pertanyaan kami mendapat jawaban yang cukup memuaskan,seperti yang bisa kita lihat diatas sudah terdapat beberapa penjelasan tentang kalimat pragmatif yang di gunakan oleh anak punk ketika mengamen. ternyata anak punk memiliki tujuan khusus dalam menggunakan kalimat pengantar mengamen tersebut dari obervasi kami, kami bisa menyimpulkan bahwa dalam kalimat itu terdapat tindak tutur yang terdiri dari asertif atau representatif,ekspresif atau evaluatif dan isbati atau deklarasi. kami akan menjelaskannya perbait agar pembaca lebih mengerti dan bisa memahami maksud dari kalimat pengantar (Orasi) yang dilakukan oleh para pengamen punk dibawah ini. Ya permisi assalamualaikum maaf mengganggu atau kurang sopan numpang berisiknya numpang tambah-tambahnya buat sesuap nasi. (tindak tutur asertif/representatif) Dalam bait ini menandakan tindak tutur yang asertif dan representatif dimana pengamen menyapa dahulu dengan ucapan salam agar terdengar sopan, mereka juga meminta maaf jika menganggu dengan harapan agar pendengar memaklumi karena mereka akan mengamen dan membuat suara yang memungkinkan orang-orang disekitarnya merasa tidak nyaman. Kami disini mohon maaf mengganggu kami butuh - uang? - buat cari makan (tindak tutur asertif/representatif) Dalam bait ini terlihat jelas tujuan para pengamen yaitu meminta uang, tujuan mereka meminta uang hanya untuk mencari makan. dalam bait ini ditunjukan dengan jelas sekali dengan perkataan “kami butuh-uang” yang menandakan bahwa pengamen berharap jika semua pendengar rela memberikan
  • 34. 34|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk sepeser uang mereka pada para pengamen inilah yang membuat bait ini termasuk tindak tutur asertif/representatif. tolong jangan lihat dari penampilan kami, (tindak tutur isbati/deklarasi) Bait ini mengungkapkan bahwa meskipun mereka berpenampilan sangar atau tidak rapih, itu tidak berarti mereka bukan orang yang baik. mereka meminta agar masyarakat tidak menilai mereka dari penampilan yang mereka tampilkan. karena bait ini menciptakan hal baru karena dengan bait ini penutur berharap pandangan masyrakat berubah terhadap mereka sehingga bait ini termasuk tindak tutur deklarasi atau isbati. jangan pandang kami sebelah mata kami tidak merugikan orang, (tindak tutur isbati/deklarasi) Sama seperti bait diatas bait ini menyampaikan agar masyarakat tidak memandang jelek pengamen karena mereka mengamen tidak merugikan orang lain, oleh karena itu mereka berharap masyarakat tidak memandang mereka sebelah mata. kami ngamen seadanya saja soalnya alat musik kami rusak, (tindak tutur asertif/representatif) Menyatakan keadaan pengamen yang sebenarnya, jika alat musik mereka rusak sehingga mereka hanya mengamen seadanya tidak lengkap seperti pengamen yang lain dengan gitar,gendang atau alat musik lainnya. tolong jangan pandang kami sebelah mata, (tindak tutur isbati/deklarasi)
  • 35. 35|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk Seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa bait ini mendeklarasikan bahwa mereka tidak ingin dipandang rendah oleh masyarakat, menutur bermaksud untuk membuat sebuah perubahan pada masyarakat sehingga bait ini termasuk pada tindak tutur yang deklarasi. coba itu yang rapih saja belum tentu benar (tindak tutur ekspresif/evaluatif) Dalam bait ini penitur ingin mengungkapkan ekspressinya karena dia berpendapat bahwa orang yang menggunakan baju rapih dan berpenampilan rapihpun belum tentu baik, itulah kenapa pengamen lain meminta masyarakat untuk tidak menilai oranglain dari penampilan. bait ini termasuk kedalam tutur ekspresif atau evaluatif karena penutur menginginkan ungkapannya dijadikan evaluasi,tentang hal yang disebut. kami doakan keamanannya semoga terganti oleh Allah SWT karena doa itu segalanya terima kasih semuanya assalamualaikum. (tindak tutur isbati/deklarasi) Bait ini mengungkapkan bahwa pengamen akan mendoakan pendengar dan mengharapkan uang yang pendnegar berikan padanya diberi imbalan oleh Allah SWT dan para pengamen dengan sopannya berpamitan setelah mengamen. tindak tutur ini termasuk deklarasi karena pengamen mengharapkan perubahan pada masyarakat atas perkataan sopannya. Implikasinya yaitu yang pertama tidak ada tindak tutur direktif/impositif dan komisif, mereka tidak meminta uang secara langsung maupun tidak langsung kepada penerima tindak tutur. Fungsi tindak tutur asertif/representatif di sana menegaskan tujuan ngamen yang mereka lakukan. Pada kalimat “numpang berisiknya numpang tambah-tambahnya buat sesuap nasi” maupun “kami butuh buat cari makan” menegaskan mereka ngamen untuk mencari makan, namun tidak
  • 36. 36|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk ada kalimat yang menyatakan dengan gamblang/jelas anak Punk tersebut meminta uang. Kami menemukan sekitar 43 persen tindak tutur representatif pada observasi kami dengan pengamen anak Punk. Seperti yang sudah dijelaskan, tindak tutur ini berfungsi menjelaskan keadaan yang mereka hadapi dan mengharapkan perubahan pada penerima tindak tutur dengan cara mereka. Lalu kami pun menemukan sekitar 43 persen tindak tutur deklarasi, di mana berfungsi untuk perubahan pada moril audiens seperti pada kalimat “tolong jangan lihat dari penampilan kami”, di sini terdapat pesan dari anak Punk agar audiens tidak salah dalam mempersepsi mereka. Dipertegas lagi dengan kalimat “jangan pandang kami sebelah mata kami tidak merugikan orang” dan pengulangan kalimat sebelumnya. Kemudian ada sekitar 13 persen dari tindak tutur ekspresif yang muncul, fungsinya adalah untuk menarik empati penerima tindak tutur terdapat dalam kalimat “coba itu yang rapih saja belum tentu benar”. Maksud ‘belum tentu benar’ di sana adalah anak Punk ingin menjelaskan bahwa mereka sebetulnya tidak seburuk yang audiens pikirkan hanya karena tampilan luar mereka dan orang- orang dengan penampilan yang baik pun belum tentu sebaik penampilan mereka seperti yang sudah dijelaskan di atas. Selanjutnya terdapat kata “maaf” yang digunakan dua kali untuk menekankan bahwa penutur tidak bermaksud mengganggu penerima tutur. No. Tindak Tutur Jumlah 1. Asertif/Representatif 3 2. Ekspresif/Evaluatif 1 3. Isbati/ Deklarasi 3 Impilikasi:  tidak ada tindak tutur direktif/impositif dan komisif o Tidak meminta uang secara langsung maupun tidak langsung kepada penerima tindak tutur karena dalam kalimatnya mereka tidak menyuruh.
  • 37. 37|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk o Dan dalam tidak tutur komisif mereka tidak menyatakan ujaran berupa sumpah, janji ataupun ancaman.  Representatif (43%) dan Deklarasi (43%) o Menjelaskan keadaan yang mereka hadapi dan mengharapkan adanya perubahan pada penerima tindak tutur, agar mereka di akui keberadaannya oleh masyarakat tanpa dipandangnegatif. o perubahan moril audiens , dari sini penutur melihat dari sudut pandangnya dibuktikan oleh kalimat. “tolong jangan pandang kami sebelah mata”menunjukan bahwa penutur memiliki kesadaran akan pandangan orang lain terhadap dirinya, secara eksplisit penutur menginginkan adanya perubahan cara pandang orang lain terhadap dirinya.  Ekspresif (14%) o Menarik empati penerima tindak tutur, seperti terlihat pada kalimat berikut “coba itu yang rapih saja belum tentu benar“ penutur berusaha mengkritik sehingga penerima tutur berempati karena penerima tutur menjadi sepemahaman dengan kritik penutur tersebut. o Perubahan moril audiens terlihat dalam kalimat “coba itu yang rapih saja belum tentu benar”, menunjukan bahwa penutur berusaha mengkritik seseorang dari penampilan dengan maksud jika yang penampilan baik belum tentu mencermikan sikap baik, begitupun sebaliknya.  kata maaf digunakan dua kali o Menekankan bahwa penutur tidak bermaksud untuk mengganggu penerima tutur, terlihat dari kalimat berikut, “maaf mengganggu atau kurang sopan”, dan “ Kami disini mohon maaf mengganggu.
  • 38. 38|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pragmatik kami menyimpulkan jika kalimat pengantar pengamen punk mengandung makna secara representatif dan deklarasi yang memiliki kecenderungan untuk menarik empati, dan memiliki bentuk sebagai orasi. B. Saran Sebaiknya dibuatkan panduan khusus dan lengkap untuk pengerjaan karya tulis ini. Termasuk di dalamnya proses pembuatan dari perencanaan hingga observasi. Tata letak dan template untuk karya tulis sebaiknya disediakan untuk membuat keseragaman dalam pengerjaan karya tulis ini untuk setiap kelompok.
  • 39. 39|Analisis Pragmatik Kalimat Pengantar Ngamen Anak Punk DAFTAR PUSTAKA Juliansyah, K..(2013). ”Presentasi diri pengamen bergaya punk di perempatan terusan jalan Jakarta Bandung”. Skripsi pada jurusan ilmu komunikasi UNIKOM : tidak diterbitkan Pramono, S.. “Penggunaan Makian dalam Tuturan Anak Prasekolah”. Skripsi pada FPBS Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan