Teori komunikasi publik berfokus pada peran publik dalam memutuskan seberapa besar pengaruh orang lain. Terdapat empat teori utama: retorika, dramatisme, paradigma naratif, dan kajian budaya. Retorika berfokus pada persuasi melalui emosi, logika, dan karakter pembicara. Dramatisme melihat kehidupan sebagai drama dengan aktor, adegan, dan tujuan. Paradigma naratif menekankan bahwa manusia memahami dun
1. Mata Kuliah Teori dan Perspektif Teori Komunikasi
KLP 3
Abdullah, Ridwan Putra, M.Nurqadri ,Mariesa Giswandhani, Muh. Nurqadri djamal,Hasrul ,Taufiq Syahban
2.
3. Teori komunikasi publik. Merujuk pada bagaimana kita sebagai pendengar, konsumen,
dan khalayak yang memainkan peranan dalam memutuskan sejauh mana orang lain
mampu memengaruhi kita. Publik berada pada pusat dari empat teori :
Komunikasi Publik
1. Retorika
2. Dramatisme
3. Paradigma Naratif
4. Kajian Budaya
4. Retorika
Berdasarkan tulisan tulisan Aristoteles
Apa Itu Retorika
Ethos,Logos,Phatos
Silogisme dan Entimen
Kanon Retorika
Jenis Jenis Retorika
Kritik & Penutup
5. Retorikamerupakan usaha untuk menunjukkan pembicara bahwa mereka
dapat bersifat persuasif.
Teori Retorika berpusat pada
pemikiran mengenai retorika, yang disebut
Aristoteles sebagai alat persuasive yang tersedia
Emosi (Pathos)Etika/Kredibiltas (Ethos) Logika (logos)
Seorang pembicara
yang tertarik untuk membujuk khalayaknya harus
mempertimbangkan tiga bukti retoris
6. Ethos,Logos, Pathos
Merujuk pada karakter, intelegensi, dan niat baik yang dipersepsikan dari
seorang pembicara ketika hal-hal ini ditunjukkan melaui pidatonya
Bukti-bukti logis yang digunakan oleh pembicara (argumen mereka),
rasionalisasi, dan wacana.
Ethos
Logos
Berkaitan dengan emosi yang dimunculkan dari para pendengar atau
penerima pesan.Pathos
7. Silogisme dan Entimen
Silogisme
Silogisme diartikan sebagai sekelompok proposisi
yang berhubungan satu sama lain dan menarik
sebuah kesimpulan dari premis-premis mayor atau
minor. Silogisme terdiri dari dua premis dan sebuah
kesimpulan.
Contoh :
Premis Mayor : Beberapa politikus tidak jujur dan suka
menipu.
Premis Minor : Sara Coller adalah politikus.
Kesimpulan : Sara Coller adalah politikus yang tidak
jujur dan suka menipu.
Silogisme sebenarnya
merupakan
sebuah argument deduktif.
8. Silogisme dan Entimen
Entimen
Llyod Bitzer (1959) mendefinisikan entimem sebagai
silogisme yang didasarkan pada kemungkinan,
tanda , dan contoh yang berfungsi sebagai persuasi
retoris.
a. Kemungkinan (probability) : pernyataan-
pernyataan yang secara umum benar.
b. Tanda (sign) : pernyataan yang menjelaskan
alasan bagi sebuah fakta.
c. Contoh (example) : pernyataan-pernyataan
baik yang aktual maupun yang diciptakan oleh
pembicara.
Contoh :
Premis : Beberapa politikus tidak jujur dan suka menipu.
Kesimpulan : Karena itu, Sara Coller mungkin saja tidak jujur dan suka
menipu.
Entimen sebenarnya
merupakan
Kemungkinan
9. Aristoteles yakin bahwa suatu pidato persuasif dapat menjadi efektif bila pembicara
mengikuti tuntunan tertentu atau prinsip-prinsip yang ia sebut kanon. Ini rekomendasi
untuk membuat suatu pidato atau cara berbicara yang menggugah
Kanon Retorika
1. Penemuan : Konstruksi atau penyusunan dari suatu argument yang relevan
dengan tujuan dari suatu pidato.
2. Pengaturan : Kemampuan berbicara dengan mengorganisasikan materi atau
pidatonya.
3. Gaya : Penggunaan bahasa untuk menyampaikan ide dengan cara tertentu.
4. Penyampaian : Merujuk pada presentasi nonverbal dari ide-ide seorang
pembicara.
5. Ingatan : Menyimpan penemuan, pengaturan, dan gaya dalam benak
pembicara. Meninggalkan kesan kepada penerima atau pendengar
10. Jenis Jenis Retorika
Retorika forensik : berkaitan dengan keadaan ketika para
pembicara mendorong munculnya rasa bersalah atau
tidak bersalah.
Retorika epideiktik : wacana yang berhubungan
dengan pujian atau tuduhan.
Retorika deliberatif : merujuk pada saat pembicara
harus menentukan suatu tindakan yang harus
diambil sesuatu harus atau tidak boleh dilakukan
11. Kritik & Penutup
Heurisme
Teori ini telah mencakup beberapa sumber dalam komunikasi,
seperti ketakutan dalam berkomunikasi dan telah mendorong penelitian
yang bersifat empiris maupun praktis
Konsistensi Logis
1. Tidak Logis
2. Kurang terorganisasi
3. Pendefinisian yang kurang tepat
13. Teori dramatisme adalah teori yang mencoba memahami tindakan kehidupan
manusia sebagai drama.
Teori ini membandungkan sebuah pertunjukan dan menyatakan bahwa,
sebagaimana dalam sebuah karya teatrikal, kehidupan membutuhkan
seorang actor , sebuah adegan, beberapa alat untuk terjadi adegan itu, dan
sebuah tujuan
Inti teori
15. Dramatisme sebagai Teori Baru
Dramatisme sebagai Retorika Baru Dramatisme merupakan retorika baru. Bedanya
dengan retorika lama adalah retorika baru lebih menekankan pada identifikasi dan
hal ini dapat mencakup faktor-faktor yang secara parsial “tidak sadar” dalam
mengajukan pernyataannya disamping retorika yang lama menekankan pada
persuasi dan desain yang terencana
Identifikasi dan Subtansi
Indentifikasi ketika dua orang memiliki
ketumpangtindihan pada subtansi mereka
Subtansi Sifat Umum dari sesuatu
Pemisahan
2 orang gagal untuk mempunyai
Ketumpangtindihan dalam subtansi
Konsubtansiasi
Ketika Permohonan dibuat untuk
meningkatkan ketumpangtindihan
antara orang
16. Rasa Bersalah
1. Negativitas
2. Pengorbanan
3. Penebusan
Rasa Bersalah
Metode
Pentad
Tujuan
Agency
Agent
Adegan
Tindakan
Sikap
Metode Pentad
17. contoh kasus
FENOMEN SI ULCOK, PEMUDA BLOON
“Sama aja bohong kalau dia pintar tapi hatinya
jelek...Massa murid bilangi gurunya bodoh.murid
macam apa itu wajar memang kalau dia
dikeluarin.anjing luh kalau saya akui memang ia
pintar tpi dibidang perhitungan aja...tpi gaya2nya
orang to***2...muka b**i...
ABDUL RAHMAN HIDAYAT
Disampaikan melalui kolom komentar berita
Tribun-Timur.com berjudul "Akun yang Katai Ulcok
Muka B**i ‘Dikeroyok’ Facebooker".
"Kita semua terkadang melakukan kesalahan, baik
disengaja maupun tidak disengaja, dan kesalahan
itu kadang menjadi semuanya semakin buruk dan
rumit. Tapi tidak berarti kita telah menjadi manusia
yg jahat yg tidak bisa lagi dipercaya. Terimalah
maafku yg sebesar besarnya at as kata2ku yg
tidak pantas. ...apapun resikonya saya akan tetap
menerimanya untuk menebus kesalahan saya....
buat RUSLAN YUSUF / ULLCOK," Rabu (24/2/2016),
pukul 07.06 Wita
18. Kritik & Penutup
1. Teori Burke terlau tidak jelas dan sulit dipahami untuk dapat berguna
2. Terlu luas ruang lingkupnya
3. Teori akan lebih berguna jika membahas mengenai gender dan budaya secara lebih luas
19. Paradigma Naratif
Berdasarkan Penelitian Walter Fisher
The Narrative Paradigm adalah teori yang diusulkan oleh abad ke-20 filsuf Walter
Fisher bahwa semua komunikasi adalah bentuk cerita atau memberikan laporan
peristiwa (narasi ). Karena itu, pengalaman manusia dalam memahami kehidupan
sebagai rangkaian narasi yang sedang berlangsung, masing-masing dengan konflik
sendiri, karakter, mulai, tengah, dan akhir. Fisher percaya bahwa semua bentuk
komunikasi yang menarik dapat dilihat sebagai cerita yang dibentuk oleh sejarah,
budaya, dan karakter."
22. Paradigma naratif (Narrative Paradigm) mengemukakan keyakinan bahwa
manusia adalah seseorang pencerita (Hommo narrans) dan bahwa
pertimbangan akal ini, emosi, dan estetika menjadi dasar keyakinan dan perilaku
kita.
APA ITU PARADIGMA NARATIF
Kita lebih dapat terbujuk dengan oleh sebuah cerita bagus dibandingkan oleh
sebuah argument yang baik
23. PERGESERAN PARADIGMA
Pergeseran paradigma adalah perubahan signifikan
dalam cara kebanyakan orang melihat dunia dan maknanya
Logos sebagi Logika
Mitos sebagai kisah dan emosi
Paradigma Dunia Rasional
Paradigma Naratif
Pergerseran terjadi terjadi dari paradigma dunia rasional
(sistem logika) ke arah pardigma naratif
Fisher berusaha memperlihatkan pardigma naratif
sebagai penggabungan logika dan estetika
24. Asumsi Paradigma Naratif
1. Manusia pada dasarnya adalah mahluk pencerita
2. Keputusan mengenai harga dari sebuah cerita didasarkan pada “pertimbangan yang sehat
3. Pertimbangan yang sehat ditentukan oleh sejarah,biografi,budaya dan karakter
4. Rasionalitas didasarkan pada penilaian arang mengenai konsistensi dan kebenaran sebuah cerita
5. Kita mengalami dunia sebagai dunia yang diisi dengan cerita dan kita harus memilih dari cerita
yang ada
Paradigma Naratif Paradigma Dunia Rasional
Manusia Mahluk Pencerita Mahluk Rasional
Pengambilan Keputusan
Pertimbangan sehat :
Sejarah,Biografi,
Budaya dan Karakter
Argumen : Perintah dan
Kemasukakalan
Rasionalitas
Kesadaran tentang cerita
konsisten
secara internal dan
benar,pengalaman yang
dijalani
Kualitas pengetahuan dan
proses pemikiran formal
Dunia
Kumpulan cerita yang
dipilih,
proses penciptaan ulang
Hubungan logis dengan
pemikiran logis
28. Narasi sebuah
deskripsi yang oleh
pendengarnya
diberi makna
“Semua komunikasi adalah naratif…semua kehidupan disusun
dari cerita-cerita atau naratif (Fisher,1987 )
30. KOHERENSI
Prinsip Rasionalitas naratif yang menilai konsistensi internal dari sebuah cerita
Kohenresi struktural
Merujuk pada aliran cerita
Kohenresi Material
Merujuk pada Kongruensi
antara satu cerita
dan cerita lain yang berkaitan
Kohenresi Karakterologis
Merujuk dapat dipercayanya
karakter Karakter
dalam cerita
31. Fidelity (Kebenaran)
Prinsip Rasionalitas naratif yang menilai Kredibilitas dari sebuah cerita
Logika dari Good Reason
(Pertimbangan Yang sehat)
5 Pertanyaan yang membentuk logika alasan :
1. Apakah pernyataan – pernyataan diklaim faktual di dalam sebuah naratif benar- benar faktual
2. Apakah ada fakta-fakta yang telah dihapus kan dari naratif atau distorsi dalam penyampaiaanya
3. Pola-pola pertimbangan apa yang ada di dalam naratif
4. Seberapa relevan argument- argument di dalam cerita dengan keputusan apa pun yang
mungkin dibuat oleh pendengar
5. Seberapa baik naratif ini menjawab isu-isu penting dan signifikan dari kasus ini
32. 5 Pertanyaan yang mengubah logika alasan menjadi logika good reason :
1. Nilai implisit dan eksplesit apakah yang terkandung di dalam naratif
2. Apakah nilai-nilai ini sesuai dengan keputusan yang relevan dengan naratif tersebut
3. Apakah dampak dari mengikuti nilai-nilai yang tertanam di dalam naratif tersebut
4. Apakah nilai-nilai tersebut dapat dikonfirmasikan atau divalidasi dalam pengalaman yang dijalani
5. Apakah nilai-nilai dari naratif merupakan dasar bagi perilaku manusia ideal
33. Kritik & Penutup
1.Paradigma naratif terlalu luas(berfokus pada klaim Fisher bahwa semua komunikasi adalah naratif)
2.Terori ini diaangap kurang berguna karena sesuatu hal yang disebut dengan “bias konservatif”
3.Dinilai gagal untuk konsisten dengan beberapa klaim yang dibuat Fisher
4.Namun paradigm ini juga ternyata dinilai telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kajian
Mengenai komunikasi manusia.Pertama, ide mengenai orang sebagai pencerita terbukti menarik dan
heuristic,
5. Fisher telah memberikan sebuah paradigma baru untuk memahami sifat dasar manusia,tepat terletak
di wilayah simbolik dari komunikasi
35. Sekilas Teori
Media telah menjadi alat utama di mana kita semua mengalami atau
belajar mengenai banyak aspek mengenai dunia di sekitar kita. Tetapi
sering kali cara yang digunakan media dalam melaporkan suatu peristiwa
dapat berbeda secara signifikan
35
36. kajian_budaya_joice cs
36 Sekilas Teori
Media merepresentasikan ideologi dari kelas yang
dominan di dalam masyarakat.
Karena media dikontrol oleh korporasi (kaum elite),
informasi yang ditampilkan kepada publik yang
pada akhirnya dipengaruhi dan ditargetkan
dengan tujuan untuk mencapai keuntungan.
Pengaruh media dan peranan kekuasaan harus
dipertimbangkan ketika menginterpretasikan suatu
budaya.
38. kajian_budaya_joice cs
38 Sekilas Teori
Stuart Hall adalah seorang teoretikus yang
mempertanyakan peranan berbagai institusi elite
seperti media dan gambaran mereka yang sering kali
salah dan menyesatkan.
Hall berfokus pada peran media dan kemampuan
mereka untuk membentuk opini publik mengenai
populasi yang termarginalkan, termasuk orang-orang
kulit berwarna, orang miskin, dan kelompok orang
lainnya yang tidak menggambarkan sudut pandang
pria heteroseksual berkulit putih (dan kaya).
39. kajian_budaya_joice cs
39 Sekilas Teori
Cultural Studies adalah perspektif teoretis yang
berfokus bagaimana budaya dipengaruhi oleh
budaya yang kuat dan dominan.
Menurut Hall (1992) kajian budaya memiliki banyak
wacana; juga memiliki beberapa sejarah. Ia adalah
sekelompok formasi yang utuh; memiliki beberapa
sejarah. Ia adalah sekelompok formasi yang utuh;
memiliki peristiwa dan momen di masa lalu.
Sering disebut ‘kajian khalayak’.
40. kajian_budaya_joice cs
40 Warisan Marx:
Kekuatan bagi Masyarakat
Cultural Studies adalah tradisi yang berakar pada
tulisan-tulisan
Karl Marx (1963) dihargai sebagai orang yang
mampu mengidentifikasikan bagaimana mereka
yang memiliki kekuasaan (kaum elite)
mengeksploitasi yang lemah (kelas pekerja).
Ia percaya bahwa keadaan lemah dapat
menuntun terjadinya alienation atau kondisi
psikologis di mana orang mulai merasa bahwa
mereka memiliki sedikit kontrol terhadap masa
depan mereka.
41. kajian_budaya_joice cs
41 Warisan Marx:
Kekuatan bagi Masyarakat
Filsuf Karl Marx (1963) dihargai sebagai orang yang mampu
mengidentifikasi bagaimana mereka yang memiliki kekuasaan
(kaum elite) mengeksploitasi yang lemah (kelas pekerja).
Marx percaya bahwa keadaan lemah dapat menuntun pada
terjadinya alienasi (kondisi psikologis dimana orang mulai merasa
bahwa mereka memiliki sedikit control terhdap masa depan
mereka). Salah satu keinginan Marx adalah memastikan bahwa
tindakan revolusioner dari kaum proletariat dapat dilakukan untuk
memutus mata rantai perbudakan dan untuk mmengurangi
alienasi di dalam masyarakat yang kapitalistik
42. kajian_budaya_joice cs
42 Asumsi
Budaya tersebar dalam dan
menginvasi semua sisi perilaku
manusia.
Orang merupakan bagian dari
struktur kekuasaan yang bersifat
hierarkis.
43. kajian_budaya_joice cs
43 Asumsi (1)
Budaya didefinisikan sebagai sebuah komunitas
makna.
Menurut Hall (1981:31) ideology merujuk pada
gambaran, konsep, dan premis yang menyediakan
kerangka pemikiran di mana kita merepresentasikan,
menginterpretasikan, memahami, dan ‘memaknai’
beberapa aspek eksistensi sosial.
Hall yakin bahwa ideologi mencakup bahasa,
konsep, dan kategori yang dikumpulkan oleh
kelompok-kelompok sosial yang berbeda untuk
memaknai lingkungan mereka.
44. kajian_budaya_joice cs
44 Asumsi (1)
Kita tidak dapat melarikan diri dari kenyataan
budaya bahwa, sebagai komunitas global,
tindakan tidak dilakukan dalam ruang hampa.
Graham Murdock (1989:436) menekankan
ketersebaran budaya dengan menyatakan bahwa
semua kelompok secara konstan terlihat dalam
menciptakan dan menciptakan ulang sistem
makna dan memberikan bentuk kepada makna ini
dalam bentuk-bentuk ekspresif, praktik-praktik sosial,
dan institusi-institusi.
45. kajian_budaya_joice cs
45 Asumsi (1)
Culture war: pergulatan budaya akan makna,
interpretasi, identitas, dan kontrol.
Menunjukkan bahwa sering kali terdapat
pemisahan-pemisahan yang dalam di dalam
persepsi mengenai pentingnya suatu isu atau
peristiwa budaya.
Individu-individu sering kali berkompetisi untuk
membantu membentuk identitas nasional.
46. kajian_budaya_joice cs
46 Asumsi (1)
Stella Ting-Toomey dan Leeva Chung (2005) melihat
bahwa budaya juga mencakup berbagai aktivitas
dari sebuah populasi.
Budaya, tidak dapat dipisahkan dari makna di
dalam masyarakat.
Makna di dalam budaya kita dibentuk oleh media.
47. kajian_budaya_joice cs
47 Asumsi (1)
Michael Real berpendapat bahwa: “Media menginvasi
ruang kehidupan kita (AS), membentuk selera dari mereka
yang berada di sekitar kita, memberikan informasi dan
mempersuasi kita mengenai produk dan kebijakan,
mencampuri mimpi pribadi , dan ketakutan publik kita,
dan sebagai gantinya, mengundang kita untuk hidup di
dalam mereka.”
Dengan demikian, media mengandung pesan-pesan baik
– baik sengaja maupun tidak sengaja – yang
menyebabkan kita menerima tujuan, impian, dan standar
kesuksesan yang ditampilkan di dalam media.
48. kajian_budaya_joice cs
48 Asumsi (2)
Teori budaya berkaitan dengan manusia sebagai
bagian penting dari suatu hierarki sosial yang kuat.
Kekuasaan bekerja di dalam semua level
kemanusiaan, dan secara berkesinambungan
membatasi keunikan identitas.
Makna dan kekuasaan berkaitan erat, menurut Hall
(1989), makna tidak dapat dikonseptualisasikan di
luar bidang permainan dari hubungan kekuasaan.
49. kajian_budaya_joice cs
49 Asumsi (2)
Mungkin sumber kekuatan yang paling mendasar di
dalam masyarakat adalah media.
Hall (1989) menyatakan bahwa media telah
menjadi terlalu kuat dan berkuasa.
50. kajian_budaya_joice cs
50 Hegemoni
Hegemoni : konsep penting dalam kajian budaya. Secara
umum hegemoni didefinisikan sebagai pengaruh, kekuasaan,
atau dominasi dari sebuah kelompok sosial terhadap yang
lain.
Ide ini adalah ide yang kompleks dan dapat dilacak pada
karya Antonio Gramsci. Pemikiran Gramsci mengenai
hegemoni didasarkan pada ide Marx mengenai kesadaran
palsu, suatu keadaan di mana individu-individu menjadi tidak
sadar mengenai dominasi yang terjadi di dalam kehidupan
mereka. Gramsci berpendapat bahwa khalayak dapat
dieksploitasi oleh sistem sosial yang juga mereka dukung.
Mulai dari budaya popular—lagu-lagu pop, tarian atau
dance, makanan, dst., hingga agama.
51. Hegemoni Tandingan
Namun demikian, khalayak tidaklah selalu tertipu untuk
menerima dan mempercayai apa pun yang diberikan
oleh kekuatan yang dominan. Terkadang khalayak juga
menggunakan sumber daya dan strategi yang sama
seperti yang digunakan oleh kelompok sosial yang
dominan. Hingga batasan tertentu, individu-individu
akan menggunakan praktik-praktik dominasi hegemonis
yang sama menentang dominasi yang ada. Inilah yang
disebut Gramsci sebagai hegemoni tandingan (counter-
hegemony).
kajian_budaya_joice cs
51
52. Pendekodean oleh Khalayak
Pendekodean, menerima dan membanding-bandingkan pesan. Tidak ada
pesan hegemoni ataupun hegemoni tandingan yang dapat ada tanpa
kemampuan khalayak untuk menerima pesan dan membandingkannya
dengan makna yang telah tersimpan di dalam benak mereka.
kajian_budaya_joice cs
52
53. Sudut pandang atau posisi dalam Media:
Dominan hegemonis, beroperasi di dalam kode yang memungkinkan orang untuk
memiliki kontrol terhadap orang lainnya. Kode profesional untuk seorang penyiar
televisi, misalnya, akan selalu bekerja di dalam hegemoni kode yang lebih dominan.
Hall menyatakan bahwa kode profesional mereproduksi interpretasi hegemonis
mengenai realitas.
Ternegosiasi, menerima ideologi dominan, tetapi mengizinkan adanya perkecualian
budaya. Hall berpendapat bahwa anggota khalayak selalu memiliki hak untuk
menerapkan kondisi lokal kepada peristiwa skala besar. Hal ini sering kali terjadi
ketika media melaporkan mengenai hukum yang diberlakukan secara nasional dan
diinterpreatasikan dalam konteks negara bagian atau komunitas.
Oposisional, mensubstitusi pesan-pesan alternatif yang ditampilkan oleh media.
Konsumen yang kritis akan menolak makna sebuah pesan yang dipilih dan
ditentukan oleh media dan menggantikannya dengan pemikiran mereka sendiri
mengenai subjek tertentu.
kajian_budaya_joice cs
53