Makalah ini membahas analisis hermeneutika dari pendekatan internal dalam filsafat olahraga oleh Francisco Javier Lopez Frias dan Xavier Gimeno Monfort. Beberapa poin utama yang dijelaskan adalah pengertian analitik Platonis, prinsip hermeneutika olahraga, asal usul pendekatan internal dari perspektif Platonis, dan eksplorasi lebih lanjut mengenai prasangka Platonis dalam pendekatan internal."
MAKALAH “PERIODE TAHRIR, TAKHRIJ DAN TARJIH DALAM MAZHAB FIQIH” (FIQIH)
Yang Diampu oleh Abdul Hamid Aly, S.Pd., M.Pd
oleh kelompok 04. Jurusan Perbankan Syari'ah FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MAKALAH “PERIODE TAHRIR, TAKHRIJ DAN TARJIH DALAM MAZHAB FIQIH” (FIQIH)
Yang Diampu oleh Abdul Hamid Aly, S.Pd., M.Pd
oleh kelompok 04. Jurusan Perbankan Syari'ah FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM MALANG
ANALISIS HERMENEUTIKA DARI PENDEKATAN INTERNAL DALAM FILSAFAT OLAHRAGA OLEH FRANCISCO JAVIER LOPEZ FRIAS DAN XAVIER GIMENO MONFORT
1. i
MAKALAH FILSAFAT DAN SEJARAH OLAHRAGA
ANALISIS HERMENEUTIKA DARI PENDEKATAN INTERNAL DALAM
FILSAFAT OLAHRAGA OLEH FRANCISCO JAVIER LOPEZ FRIAS
DAN XAVIER GIMENO MONFORT
DISUSUN OLEH :
Mohamad Ilham Agil Tri Saputra
20060484057
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Made Pramono, S.S., M.Hum.
197412051999031005
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU OLAHRAGA
PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
2021
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul” ANALISIS
HERMENEUTIKA DARI PENDEKATAN INTERNAL DALAM FILSAFAT
OLAHRAGA OLEH FRANCISCO JAVIER LOPEZ FRIAS DAN XAVIER
GIMENO MONFORT “,guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat dan Sejarah
Olahraga.Selain itu saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.
Makalah yang telah saya susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak.Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen
mata kuliah Filsafat dan Sejarah Olahraga beserta pihak yang berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini agar terciptanya makalah yang baik dan benar.Terlepas
dari semua itu,saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat ataupun tata bahasa.Oleh karena itu dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ANALISIS HERMENEUTIKA
DARI PENDEKATAN INTERNAL DALAM FILSAFAT OLAHRAGA OLEH
FRANCISCO JAVIER LOPEZ FRIAS DAN XAVIER GIMENO MONFORT
dapat bermanfaat maupun menjadi inspirasi terhadap para pembaca.
Kediri,15 Maret 2021
Mohamad Ilham Agil Tri Saputra
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I........................................................................................................................1
PEMBAHASAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................1
1.3 Tujuan ..............................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................2
2.1 Pengertian dari Analitik Platonis.........................................................................2
2.2 Prinsip Utama Hermeneutika Olahraga ...............................................................2
2.3 Asal Usul Platonis dari Pendekatan Internal dalam Filsafat Olahraga ....................3
2.4 Eksplorasi Lebih Lanjut dari Prasangka Platonis dalam Pendekatan Internal..........4
BAB III......................................................................................................................6
PENUTUP .................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................6
3.2 Saran................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................7
Lampiran 1. Hasil Review Jurnal .................................................................................8
4. 1
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 Latar Belakang
Hermeneutika adalah salah satu jenis filsafat yang mempelajari tentang
interpretasi makna.Nama hermeneutika diambil dari kata kerja dalam bahasa
Yunani hermeneuein yang berarti, menafsirkan, memberi pemahaman,atau
menerjemahkan.Jika dirunut lebih lanjut Hermes adalah nama dewa yang menjadi
kata kerja tersebut,ia adalah dewa dari Pengetahuan dalam mitologi Yunani yang
tugasnya sebagai memberikan pemahaman kepada manusia terkait pesan yang
disampaikan oleh para dewa-dewa di Olympus.Fungsi Hermes adalah penting
karena jika terjadi kesalahpahaman tentang pesan dewa-dewa,akibatnya akan fatal
bagi seluruh umat manusia.Hermes harus mampu menginterpretasikan atau
menyadur sebuah pesan ke dalam bahasa yang dipergunakan oleh
pendengarnya.Sejak saat itu Hermes menjadi simbol seorang duta yang dibebani
dengan sebuah misi tertentu.Berhasil-tidaknya misi itu sepenuhnya tergantung
pada cara bagaimana pesan itu disampaikan.Oleh karena itu,hermeneutik pada
akhirnya diartikan sebagai ‘proses mengubah sesuatu atau situasi ketidaktahuan
menjadi mengerti’.
Filsafat olahraga adalah cabang dari ilmu filsafat yang berupaya menganalisa
konsep akan olahraga sebagai kegiatan manusia.Beberapa isu yang dibahas dalam
filsafat olahraga di antaranya dari aspek metafisika, filsafat etika dan moral,
filsafat hukum, filsafat politik, dan estetika dari situs wikipedia
Pandangan dari Francisco Javier Lopez Frias dan Xavier Gimeno Monfort
mengenai identifikasi prasangka yang memadu pandangan internal dalam
olahraga yaitu Analitik Platonis yang diperkenalkan oleh Suits.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian dari Analitik Platonis
2. Prinsip Utama Hermeneutika Olahraga
3. Asal Usul Platonis dari Pendekatan Internal dalam Filsafat Olahraga
4. Eksplorasi Lebih Lanjut dari Prasangka Platonis dalam Pendekatan Internal
1.3 Tujuan
1. Pemahaman mengenai kaitan antara Filsafat dengan Olahraga
2. Mampu mencari dan mengahargai aspek berfilsafat untuk mencari
kebijaksanaan
3. Toleransi terhadap sumber pendapat atau pemikiran orang lain
4. Memahami Analitik Platonis di bidang olahraga
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dari Analitik Platonis
Plato adalah nama dari seorang filsuf berasal dari Yunani lahir pada ±427
SM.Kiprahnya pada dunia filsafat dimulai dengan tulisanya philosophical
dialogues dan merupakan pendiri sekolah tinggi di dunia barat yaitu Akademi
Platonik di Athena.Perkembangan filsafat sangatlah menjadi ranah yang beraneka
ragam ketika Plato menyebutkan empat Argumen mengenai analitik platonis
1. Plato sangat tertarik terhadap tuntutan kebenaran(kebijaksanaan),jadi
dalam pembahasan sejarah filsafat kita harus memiliki niat akan
keseriusan dan bertanya pada diri sendiri kebijaksanaan apa yang
didapat dari masalah atau pemikiran yang dianggap sebagai sumber
dasar dari pemikiran.
2. Plato ingin pembacanya berpikir dengan pemikiranya sendiri,bahkan
Plato sendiri senang menipu orang yang sepemikiran denganya.Ia
ingin bahwa dalam pohon (topik diskusi) mampu melahirkan daun-
daun (pendapat/pemikiran) dengan karakteristik yang berbeda-beda.
3. Mempertimbangkan jawaban sebenarnya dari sebuah pertanyaan tidak
hanya membantu untuk menggambarkan jawaban Plato,itu adalah
kondisi yang diperlukan untuk melakukannya dengan benar.Dengan
menggunakan argumen yang rapi serta ringkas dan memegang kendali
dalam penulis yang memiliki pemikiran masuk akal.
4. Kami tidak harus menerapkan konsep dan perbedaan modern berbagai
gagasan modern terhadap teks-teks Platonis,tetapi jika kita ingin
memperkirakan dan mengevaluasi teori-teori Platon,penting untuk
menggunakan kerangka konseptual modern kita.Oleh karena itu kita
harus mengandalkan perbedaan modern saat membaca Plato.
Jadi bisa disimpulkan dari empat argumen tersebut bahwasanya dalam analitik
platonis dalam setiap topik diskusi diharapkan dapat dilahirkanya pemikiran atau
pendapat dari masing-masing orang.Tidak hanya itu suatu kebijaksanaan dari
setiap orang harus didasarkan dari niat agar mampu mencari kebijaksanaan dalam
diri sendiri saat mempertimbangkan pernyataan dan pertanyaan yang diperoleh.
2.2 Prinsip Utama Hermeneutika Olahraga
The discipline of the philosophy of sports was created by Anglo-American
philosophers like Warren P. Fraleigh, Paul Weiss, and Bernard Suits. It emerged
in a philosophical context in which linguistic-analytic methodology and goals
were predominant (McNamee, 2007; Kretchmar, 2014; McNamee,& Morgan,
2015).Dalam kutipan tersebut dijelaskan mengenai berdisiplin filsafat dalam
olahraga diciptakan oleh beberapa filsuf seperti Waren P.Fraleigh,Paul Weiss,dan
6. 3
Bernard Suits.itu tercipta dari konteks filsafat dimana linguistik-analitik
metodologi dan menjadi tujuan.Filsafat linguistik-analitik dipengaruhi oleh
filsafat kontinental yang menjadi dasar dalam metodologi dan sifat berdisiplin
filsafat.Demikian dengan filsafat olahraga yang dilengkapi narasi deskriptif khas
filsafat kontinental.One such methodology is philosophical hermeneutics, which is
one of the most prominent philosophical approaches that emerged in the 20th
century. The main task of philosophical hermeneutics, according to Shaun
Gallagher (1992, p. 5).Seperti kutipan dari Shaun Gallagher Salah satu
metodologi tersebut adalah hermeneutika filosofis, yang merupakan salah satu
yang paling menonjol pendekatan filosofis yang muncul pada abad ke-20. Tugas
utama filsafat hermeneutika terdiri dari mengidentifikasi “faktor-faktor yang
berbeda,termasuk faktor epistemologis,sosiologis,budaya, dan linguistik yang
mempengaruhi pemahaman kita tentang realitas.Ini adalah kunci hermeneutika
filosofis.Pendekatan filosofis ini didasarkan pada gagasan bahwa manusia adalah
makhluk penafsir ontologis yang terus-menerus menciptakan interpretasi atas
realitas.
Dalam nada ini, Heidegger menggunakan istilah "dunia kehidupan" untuk
merujuk pada interpretasi kita tentang realitas, sementara Nietzsche, yang
menggambarkan manusia sebagai makhluk yang fantastis, menggunakan istilah
"perspektif".Mengingat sifat faktor-faktor yang mempengaruhi interpretasi kita
tentang realitas, interpretasi tidak subjektif,tetapi lebih diwarisi dari dan sebagian
besar dibentuk oleh tradisi dan konteks kita bagian.Ini memberi kita perspektif
filosofis intersubjektif.Di bidang filsafat tentang olahraga,beberapa sarjana
menekankan sifat intersubjektif dari konsepsi kita tentang olahraga.Tujuan utama
pekerjaan kami adalah untuk memperbaiki kesenjangan ini dalam literatur filosofi
olahraga.Jadi,makalah ini bertujuan untuk menciptakan suatu ilmu hermeneutika
olahraga.Mengingat prinsip utama filsafat hermenautika dijelaskan di atas,
hermeneutika olahraga harus berpijak pada fakta bahwa kita selalu ada tertanam
dalam tradisi yang memberikan tafsir berbeda tentang olahraga.Contoh dari tradisi
tersebut adalah amatirisme dan profesionalisme.
2.3 Asal Usul Platonis dari Pendekatan Internal dalam Filsafat Olahraga
Jika Bernard Suits secara luas dianggap sebagai bapak intelektual dari
pendekatan internalis dari filosofi olahraga.Pendekatan formalisme internalisuit
adalah upaya pertama, melawan antidefinisionalisme Wittgenstein dari istilah
"permainan", untuk mendefinisikan konsep "permainan" dan " Olahraga ".Fakta
bahwa karya Suits dipahami sebagai tanggapan terhadap sudut pandang anti-
definisi Wittgenstenian adalah contoh yang jelas dari sifat Platonis proposal Suits.
Tujuan utama Plato dan Socrates adalah untuk menanggapi antidefinisional kaum
Sofis.Sebagai contoh,menurut Plato,Protagoras berpendapat bahwa “manusia
adalah ukuran dari segala sesuatu”.Dipahami dalam pengertian relativistik, ini
berarti bahwa kita tidak dapat memberikan definisi universal tentang apa pun
7. 4
karena definisi bergantung pada sifat khusus individu dan pada konteksnya.Tidak
ada esensi universal yang tetap; sebaliknya, semuanya tergantung pada situasi
kontingen orang yang mengalami sesuatu.
Seiring dengan tujuan Platonis dari proposalnya, buku terkenal Suits di mana
dia merumuskan definisi dari istilah "permainan", "Belalang",dikembangkan
melalui metode dialektis Platonis.Di dalam buku,Belalang dan dua muridnya,
Skepticus dan Prudence, terlibat dalam dialog untuk mencoba mendefinisikan
istilah "permainan". Melalui dialog, Belalang merumuskan definisi hipotetis dari
istilah tersebut.Para murid membuat peringatan terhadap definisi tentatif yang
ditawarkan oleh Belalang untuk menemukan definisi yang lengkap dari konsep
tersebut.Dengan demikian, karakter utama dalam cerita Suits menciptakan proses
deduksi rasional itu bertujuan untuk menemukan ciri-ciri yang menentukan dari
konsep yang dipertaruhkan.Tautan yang terinspirasi secara Platonis antara
olahraga dan sisi luhur dari perwujudan alam kita menghasilkan apa yang kita
sebut "imperialisme keunggulan ”, yang mendominasi isi dari semua teori
filosofis internalis olahraga.
2.4 Eksplorasi Lebih Lanjut dari Prasangka Platonis dalam Pendekatan
Internal
Tujuan metodologis utama internalisme, karena karakter Platonisnya, adalah
untuk memberikan definisi olahraga dengan mengidentifikasi fitur utama dari Ide,
Bentuk, atau Esensi olahraga.Ide Platonis karakter metode filosofis dan tujuan
internalisme bukanlah novel.Sebaliknya, hubungan antara Platonisme dan
internalisme dicatat oleh Fred D’Agostino dalam kritiknya terhadap formalisme,
yang merupakan pendekatan internalis pertama dalam sejarah filsafat olahraga:
“Formalis didorong ke sejenis Platonisme tentang game.Bagi mereka,game adalah
tipe yang ideal mereka hanya disadari dengan sangat tidak sempurna dalam
tuduhan mereka. Dengan demikian, D'Agostino berpendapat bahwa internalisme
didasarkan pada tujuan metode analisis-Platonis dalam memahami Ide atau
Bentuk olahraga.Proses analitik seperti itu mereduksi fenomena olahraga menjadi
ideal yang tidak sesuai dengan spesifikasinya dalam kenyataan.Kurangnya
korelasi antara definisi yang ideal dan realitas olahraga, bagi D’Agostino,
merupakan masalah endemik Platonisme, dan juga formalisme.Misalnya, aturan
fundamental dalam sepak bola melarang menendang, menyandung, atau
menyerang lawan aturan ini memungkinkan permainan untuk mempertahankan
kecepatan normalnya.Dari sudut pandang formalis yang menganggap aturan
sebagai ciri yang menentukan dalam olahraga, permainan berhenti menjadi
permainan jika salah satu aturan dasarnya dilanggar.Menurut D’Agostino, jika ini
masalahnya, tidak ada pertandingan sepak bola yang sebenarnya akan memenuhi
persyaratan untuk dianggap sebagai sepak bola, terutama dalam kompetisi elit
yang melanggar peraturan adalah strategi umum. Pelemahan klaim formalis
bahwa olahraga pada dasarnya harus didefinisikan.Dari segi aturan terlihat bahwa
8. 5
definisi olahraga formalis terlalu menuntut dan idealis.Dengan menggambar kritik
D’Agostino terhadap formalisme, kami berpendapat bahwa karakter idealis dan
sangat menuntut dari definisi formalis tentang olahraga juga umum dalam jenis
pendekatan internalis lainnya.Semua teori filosofis internalis tentang olahraga
berbagi kelemahan ini, yang merupakan konsekuensinya keduanya:
a)dipengaruhi oleh akun Suits tentang olahraga dan
b)pengaruh prasangka Platonis dalam tradisi internalis, yang melahirkan
imperialisme
keunggulan yang secara sadar atau tidak mengurangi sifat fenomena olahraga
dengan menganalisisnya dari perspektif analitik-Platonis.
9. 6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam tulisan ini, kami telah mengambil langkah pertama dalam membangun
hermeneutika olahraga.Dengan kata lain, kami telah membuat analisis
hermeneutis internalisme, tradisi yang lazim dalam filsafat olahraga.Untuk
mencapai ini, kami mengidentifikasi prasangka yang memandu konsepsi internalis
tentang olahraga,yaitu prasangka Platonis-Analitik yang diperkenalkan oleh Suits,
yang merupakan salah satu bapak internalis pendekatan.Kemudian, kami secara
kritis menganalisis empat konsekuensi dari mengikuti prasangka seperti itu:
1. Metodologi Analitik-Platonis secara tidak sadar mereduksi realitas.
2. Pengurangan realitas olahraga menghasilkan pandangan olahraga yang tidak
realistis melalui penggunaan Ide tentang keunggulan fisik.
3. Niat untuk mendefinisikan olahraga berdasarkan gagasan keunggulan fisik,
paling tidak, bermasalah karena gagasan keunggulan selalu dapat mengarah
pada gagasan keunggulan yang lebih tinggi; dan
4. Penggunaan ide keunggulan salah kaprah karena umumnya mengarah pada
yang tidak dibenarkan dan lompatan bermasalah dari analisis deskriptif
fenomena olahraga ke pengaturan persyaratan normatif tentang cara berlatih
olahraga.
Dalam mengkritik konsekuensi utama dari mengikuti prasangka internalis,
kami tidak ingin pergi melawan internalisme.Melainkan, kami ingin menunjukkan
kelemahan tradisi filosofis ini agar bisa membuatnya kelemahan filosofis
utamanya jelas.
3.2 Saran
Berfilsafat intinya juga ada dalam ranah keolahragaan namun menurut saya
sendiri masih sedikit pemahaman filsafat dalam olahraga.Hal ini bisa di
latarbelakangi oleh banyaknya bahasa yang jarang didengar.Terkadang seseorang
malas untuk mengetahui atau mempelajari sesuatu hal yang dianggapnya sulit
dipahami.Pada kenyataanya menurut saya pribadi berfilsafat adalah bagaimana
cara kita dalam menkritisi suatu hal dengan pola akal sehat secara mandiri serta
sikap menghargai pandangan pemikiran orang lain,seperti kita tahu bahwa
kebenaran yang Mutlak hanyalah diketahui oleh Tuhan Yang Mahaesa.Dan saya
juga berlapang dada jika ada kritik maupun saran terhadap makalah yang saya
buat ini.
10. 7
DAFTAR PUSTAKA
Marcel Van Ackeren. 2005. Plato and Analytical Philosophy Platons Philosophie
I-III. Springer. Url: http://www.jstor.org/stable/20013325 .
Santo S. Piliang. 2017. Lemuria adalah Indonesia . E-book. Url:
https://books.google.co.id/books/about/LEMURIA_IS_INDONESIA.html?id=nio
LEAAAQBAJ&printsec=frontcover&source=kp_read_button&redir_esc=y#v=on
epage&q&f=false
Kontributor Wikipedia. 2021. Hermeneutika . Url:
https://id.wikipedia.org/wiki/Hermeneutika .Diakses pada tanggal 15 Maret 2021
Francisco J. L.Frias,Xavier G.Monfort. 2015 . A Hermeneutical Analysis of the
InternalistApproachin the Philosophy of Sport. Journal of Culture and Physical
Sports. Study and Research. Url:https://doi.org/10.1515/pcssr-2015-0018
11. 8
Lampiran 1. Hasil Review Jurnal
Review Jurnal
Penulis :Francisco Javier Lopez Frias, Xavier Gimeno Monfort
Judul :A Hermeneutical Analysis of the Internalist Approachin the
Philosophy of Sport.
Journal of Culture and Physical Sports. Study and Research
Volume :67
Edisi :Published 2015-09-01
Received 2015-09-11
Accepted 2015-10-28
Online 2015-11-26
Publikasi :Sciendo
Link :https://doi.org/10.1515/PCSSR-2015-0018
Diakses 23 Februari 2021
Halaman :5-12
Reviewer :Mohamad Ilham Agil Tri Saputra (20060484057)
Latar Belakang :
Hubungan antara hermeneutical analysis of internalism dengan tradisi
filosofi olahraga.
Tujuan :
Mengidentifikasi prasangka yang memandu pandangan internalis tentang
olahraga,yaitu Analitik-Platonis prasangka yang diperkenalkan oleh
Suits,salah satu pelopor internalisme.
Metode :
Penelitian menggunakan metode kualitatif yang digunakan dalam jurnal
ini adalah Hermenautika Filosofis.Disini peneliti adalah instrument dari
jurnalnya dengan berfilsafat dengan metode Hermenautika Filososfis dan
dengan sumber yang dikumpulkanya secara tiagulasi(gabungan).
Hasil :
1. Metodologi Analitik-Platonis secara tidak sadar mereduksi realitas.
2. Pengurangan realitas olahraga menghasilkan pandangan olahraga yang
tidak realistis melalui penggunaan ide tentang keunggulan fisik.
3. Niat untuk mendefinisikan olahraga berdasarkan gagasan keunggulan
fisik, paling tidak, bermasalah karena gagasan keunggulan selalu dapat
mengarah pada gagasan keunggulan yang lebih tinggi; dan
4. Penggunaan ide keunggulan salah kaprah karena umumnya mengarah pada
yang tidak dibenarkan dan lompatan bermasalah dari analisis deskriptif
fenomena olahraga ke pengaturan persyaratan normatif tentang cara
berlatih olahraga.
12. 9
Dalam mengkritik konsekuensi utama dari mengikuti prasangka
internalis,kami tidak ingin pergi melawan internalisme. Melainkan, kami
ingin menunjukkan kelemahan tradisi filosofis ini agar bisa membuatnya
kelemahan filosofis utamanya jelas.