Visi dokumen ini adalah menjadikan Alquran sebagai poros pikir umat Islam. Dokumen ini memuat lima misi untuk merealisasikan visi tersebut, yaitu: 1) melakukan literasi data Alquran, 2) membantu masyarakat mengakses data Alquran, 3) meningkatkan karya ilmiah berbasis Alquran, 4) membantu tunanetra mempelajari Alquran, 5) mendorong terjadinya ukhuwwah antar umat Islam.
1.Pengertian Al –Quran
*Secara etimologis Al-quran adalah bentuk mashdar dari kata Qa-ra-a, sewazan dengan kata fu’lan , artinya berbicara tentang apa yang tertulis padanya atau melihat atau menelaah.
Kata Al-Quran digunakan dalam arti sebagai nama kitab suci yang diturunkan kepada NAbi Muhammad SAW.
Al-Quran disebut juga Al-kitab sebagai mana tersebut dalam Al-Quran dalam surat Al Baqarah.
Artinya : Kitab ( Al-Quran ) itu tidak ada keraguan padanya, petunjuk mereka yang bertakwa. (QS. Al-baqarah :2)
-Al-qur’an adalah kitab suci yang di wahyukan ke pada Nabi Muhammad s.a.w. yang mengandung petunjuk ke benaran bagi kebahagian umat manusia, yang ayat-ayatnya menunjukkan pada proses perkembangan syariat sebagian besar merupakan jawaban terhadap peristiwa dalam masyarakat. Al-qur’an yang di turunkan secara bertahap selama 23 tahun, 13 tahun di makkah dan 10 tahun di madinah mampu menjawab berbagai masalah, pertanyaan, situasi dan kondisi yang di jumpai rasullah s.a.w. dalam perjalanannya
fungsi al-qur'an
Al-quran diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada umat manusia bagi kemsalahatan dan kepentingana mereka, khusunya umat Mukminin yang percaya akan kebenaranya.
Fungsi turunya Al-quran kepada umat manusia terlihat dalam beberapa bentuk ungkapan yang diantaranya adalah.
Sebagai hudan yaitu petunjuk bagi kehidupan umat.
Sebagau rahmat yaitu keberuntungan yang diberikan kepada Allah dalam bentuk kasih sayang.
Sebagai furqon yaitu pembeda antara yang baik dan buruk, yang halal dan yang haram , yang salah dan yang benar yang indah dan yang jelek , yang dapat dilakukan dan yang terlarang dilakukan.
Sebagai Mu’izhab yaitu pengajaran yang akan mengajar dan membimbing umat dalam kehidupanya untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sebagai busyra yaitu berita bahagia yang telah berbuat baik kepada Allah dan sesama Manusia
Sebagai tafsil yaitu memberikan penjelasan secara rinci sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan yang dikehendaki.
Sebagai syfau al shudur yaitu obaty bagi rohani yang sakit.
Sebagai hakim yaitu sumber kebijakan.
خَسَارًا إِلا الظَّالِمِينَ يَزِيدُ وَلا لِلْمُؤْمِنِينَ وَرَحْمَةٌ شِفَاءٌ هُو مَا الْقُرْآنِ مِنَ وَنُنَزِّلُ َ)٨٢(
82. dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS.Al-Israa’ (17):8
نَذِيرًا لِلْعَالَمِينَ لِيَكُونَ عَبْدِهِ عَلَى الْفُرْقَانَ نَزَّلَ الَّذِي تَبَارَكَ )١(
1. Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (Jin dan Manusia)
1.Pengertian Al –Quran
*Secara etimologis Al-quran adalah bentuk mashdar dari kata Qa-ra-a, sewazan dengan kata fu’lan , artinya berbicara tentang apa yang tertulis padanya atau melihat atau menelaah.
Kata Al-Quran digunakan dalam arti sebagai nama kitab suci yang diturunkan kepada NAbi Muhammad SAW.
Al-Quran disebut juga Al-kitab sebagai mana tersebut dalam Al-Quran dalam surat Al Baqarah.
Artinya : Kitab ( Al-Quran ) itu tidak ada keraguan padanya, petunjuk mereka yang bertakwa. (QS. Al-baqarah :2)
-Al-qur’an adalah kitab suci yang di wahyukan ke pada Nabi Muhammad s.a.w. yang mengandung petunjuk ke benaran bagi kebahagian umat manusia, yang ayat-ayatnya menunjukkan pada proses perkembangan syariat sebagian besar merupakan jawaban terhadap peristiwa dalam masyarakat. Al-qur’an yang di turunkan secara bertahap selama 23 tahun, 13 tahun di makkah dan 10 tahun di madinah mampu menjawab berbagai masalah, pertanyaan, situasi dan kondisi yang di jumpai rasullah s.a.w. dalam perjalanannya
fungsi al-qur'an
Al-quran diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada umat manusia bagi kemsalahatan dan kepentingana mereka, khusunya umat Mukminin yang percaya akan kebenaranya.
Fungsi turunya Al-quran kepada umat manusia terlihat dalam beberapa bentuk ungkapan yang diantaranya adalah.
Sebagai hudan yaitu petunjuk bagi kehidupan umat.
Sebagau rahmat yaitu keberuntungan yang diberikan kepada Allah dalam bentuk kasih sayang.
Sebagai furqon yaitu pembeda antara yang baik dan buruk, yang halal dan yang haram , yang salah dan yang benar yang indah dan yang jelek , yang dapat dilakukan dan yang terlarang dilakukan.
Sebagai Mu’izhab yaitu pengajaran yang akan mengajar dan membimbing umat dalam kehidupanya untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sebagai busyra yaitu berita bahagia yang telah berbuat baik kepada Allah dan sesama Manusia
Sebagai tafsil yaitu memberikan penjelasan secara rinci sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan yang dikehendaki.
Sebagai syfau al shudur yaitu obaty bagi rohani yang sakit.
Sebagai hakim yaitu sumber kebijakan.
خَسَارًا إِلا الظَّالِمِينَ يَزِيدُ وَلا لِلْمُؤْمِنِينَ وَرَحْمَةٌ شِفَاءٌ هُو مَا الْقُرْآنِ مِنَ وَنُنَزِّلُ َ)٨٢(
82. dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS.Al-Israa’ (17):8
نَذِيرًا لِلْعَالَمِينَ لِيَكُونَ عَبْدِهِ عَلَى الْفُرْقَانَ نَزَّلَ الَّذِي تَبَارَكَ )١(
1. Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (Jin dan Manusia)
2. VISI: MENJADIKAN ALQURAN SEBAGAI POROS PIKIR UMAT ISLAM
َكِلَٰذَبَٰتِكْٱلَلَْبيرََِۛهيِفَۛى ًۭدهَينِقَّتمْلِل
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa,
(Al Baqarah [2]:2)
Mendekatkan umat Islam kepada Al Qur’an agar mampu menjadikannya sebagai sumber petunjuk
2
3. 1. Melakukan hal-hal yang diperlukan demi terselenggaranya literasi data Al-
Qur’an yang terstruktur dan dapat dipertanggung-jawabkan.
2. Membantu masyarakat dunia dalam mengakses data Al-Qur’an dengan
berbagai pemudahan.
3. Membantu meningkatkan jumlah karya ilmiah yang dibuat berdasarkan data Al-
Qur’an.
4. Membantu para penyandang disabilitas penglihatan/tunanetra diseluruh dunia
dalam mempelajari Al-Qur’an.
5. Mendorong terjadinya ukhuwwah dengan menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah
sebagai poros pikir
MISI
3
4. MISI 1 : MELAKUKAN HAL-HAL YANG DIPERLUKAN DEMI
TERSELENGGARANYA LITERASI DATA AL-QUR’AN YANG TERSTRUKTUR
DAN DAPAT DIPERTANGGUNG-JAWABKAN.
َْأرْقٱَِمْسٱِبَكِبرَِذَّٱلىَقلخ
َقلخَنَٰنسِ ْٱْلَْنِمَقلع
َْأرْقٱَُّكبروَمرْك ْٱْل
ىِذَّٱلَمَّلعَِملقْٱلِب
َمَّلعَنَٰنسِ ْٱْلامَْملَلْعيَْم
Iqra-lah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari sebuah alaq.
Iqra-lah, dan Tuhanmulah Yang Maha Akram,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam,
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Al Alaq [96]: 1 s/d 5
Melakukan literasi data al-Qur’an merupakan implementasi dari perintah yang pertama diturunkan, agar manusia
menjadi makhluk yang Ilmiah-Religius : #MengenalProsesPenciptaan #MengenalSifatTuhannya
4
5. MISI 2 : MEMBANTU MASYARAKAT DUNIA DALAM MENGAKSES DATA AL-
QUR’AN DENGAN BERBAGAI PEMUDAHAN.
Al Qamar [54]: 17, 22, 32, 40
َْدقلوان ْرَّسيَانء ْرقْٱلَِرْكِلذِلَْلهفنِمَرِكَّدُّم Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran
untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil
pelajaran?
Turut serta dalam rangkaian kegiatan yang dapat memudahkan umat mempelajari al Qur’an
5
6. MISI 3 :MEMBANTU MENINGKATKAN JUMLAH KARYA ILMIAH YANG DIBUAT
BERDASARKAN DATA AL-QUR’AN.
َْمِهي ِرنسانِتَٰايءىِفَِقاافءْٱلَىِفوَْمِهِسنفأََّتحََٰى
ََّنيبتيَْمهلَهَّنأَُّقحْٱلََۛأَْملوَِفْكيَكِبرِبَأۥهَّنََٰىلع
َِلكَءْىشَيدِهش
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami di segenap penjuru alam dan pada diri
mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran
itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya
Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
Fush-shilat [41] 53
Mereka yang menelusuri tanda-tanda kekuasaan Allah swt yang terdapat diseluruh alam akan lebih memahami
petunjuk-petunjuk yang terdapat didalam al Qur’an
6
7. MISI 4 : MEMBANTU PARA PENYANDANG DISABILITAS
PENGLIHATAN/TUNANETRA DISELURUH DUNIA DALAM MEMPELAJARI AL-
QUR’AN.
Abasa [80] 1 S/D 4
َسبعََٰىلوتو
َهنَجاءأََٰعمىاْل
َهَّلعَلدريكماَيوَكَّزيََٰى
َهعنفتَفرَّكَّذوَيأاََٰكرىِلذ
Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
karena telah datang seorang buta kepadanya.
Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan
dirinya (dari dosa),
atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu
pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
Keistimewaan membantu para penyandang disabilitas penglihatan tertuang jelas di dalam rangkaian ayat-ayat ini
7
8. MISI 5 :MENDORONG TERJADINYA UKHUWWAH DENGAN MENJADIKAN AL-
QUR’AN DAN SUNNAH SEBAGAI POROS PIKIR
اُّهيأَٰيَينِذَّٱلَاونامءَِطأَوايعََّٱّللَوايعِطأوََّٱلرَولس
ىِلوأوَِرْم ْٱْلَْمنكِمَۛنِإفََٰنتَْمْتعزىِفَءْىش
َوهُّدرفىلِإَِ َّٱّللَِلوسَّٱلروَِإنَْمنتكَوننِمْؤتَِ َّٱّللِب
َِم ْويْٱلوَِر ِاخءْٱلََۛكِلَٰذًَْۭريخَنسْحأوَيلِوْأت
An Nisa [4]:59
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika
kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Menjaga jalinan ukhuwwah umat Islam yang berbeda pendapat adalah dengan mengembalikannya kepada Allah
dan Rasulnya, baik dengan cara hanya merujuk kepada al Qur’an dan Sunnah maupun mengembalikan kepada
Allah dan Rasul-Nya dalam menilai siapa yang lebih benar.
8
9. I. Membaca
II. Memahami
1. Kajian Bahasa: morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana
2. Kajian perspektif data ayat.
3. Kajian ayat memandu rasa
III. Menerapkan
1. Kajian tematik Alquran dan Hadits
2. Formulasi keilmuan
3. Pengembangan konsep
4. Pengembangan sistem Pendidikan untuk transformasi individu, keluarga,
masyarakat, bangsa, dan dunia.
5. Pengembangan sistem pendukung peradaban manusia.
TAHAPAN IMPLEMENTASI
9
10. 1. Kajian Bahasa: morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana
Studi ini untuk menggali data-data yang ada dalam ayat/hadis itu sendiri sebagai data
primer, yang menjadi acuan semua orang dalam memahami ayat/hadis ini
a) Morfologi: pola/struktur/jenis kata
b) Sintaksis: struktur kalimat (Subjek-predikat-objek)
c) Semantik: medan makna kata
d) Wacana: hubungan teks dengan konteksnya.
Studi ini perlu melibatkan ayat/hadis lain, tafsir-tafsir yang ada, baik tafsir bil ma’tsur
maupun bir ra’yi, kamus, sains, dan keilmuan lain yang terkait.
KAJIAN PADA TAHAP MEMAHAMI
10
11. a) Kajian morfologi
Ayat didekomposisi menjadi
kumpulan kata-kata.
Klasifikasi kata:
1. Harf
2. Kata benda (isim)
3. Kata kerja (fi’il)
َين ِعتْسَنَّاكيِإَودبْعَنَّاكيِإ
11
13. b) Kajian
sintaksis
Kajian peran kata
dalam kalimat
Klasifikasi:
1. Subjek
2. Predikat
3. Objek
َين ِعتْسَنَّاكيِإَودبْعَنَّاكيِإ
13
14. c) Kajian semantik
dari satu kata, diambil
dari kamus (makna
leksikal)
Setiap kata dasar dalam bahasa arab
hampir selalu mengandung lebih dari
satu makna
ARABIC-ENGLISH DICTIONARY OF QUR’ANIC USAGE ELSAID M. BADAWI, MUHAMMAD ABDEL HALEEM, 2008 by Koninklijke Brill NV, Leiden, The
Netherlands
َين ِعتْسَنَّاكيِإَودبْعَنَّاكيِإ
14
15. d) Kajian wacana
Konteks ayat terkait dengan ibadah/penyembahan dan memohon pertolongan, yang ditujukan
hanya kepada Allah.
َين ِعتْسَنَّاكيِإَودبْعَنَّاكيِإ
Kata kunci :Tauhid, Berhubungan langsung kepada Allah swt, Kaitan antara pengabdian dan doa,
Kebersamaan Makhluk dalam beribadah dan berharap, Pemisahan yang tegas antara Makhluk dan Khaliq,
Menghadirkan rasa berhadapan langsung dengan Allah swt disaat beribadah dan berdoa.
15
16. 2. Kajian perspektif ayat.
Kemampuan melakukan kategorisasi suatu ayat atau kelompok ayat dan
kemampuan melakukan dialektika intrateks ayat-ayat al Qur’an, akan mengantar kita
kepada berbagai perspektif untuk melihat wacana-wacana yang terdapat di dalamnya.
Untuk melakukan kegiatan dialektika intrateks yang kompleks diperlukan penguasaan
sebuah perangkat lunak Alquran. Dalam hal ini Qsoft telah cukup terbukti dapat
diandalkan untuk mendukung kajian perspektif ayat ini.
3. Kajian ayat memandu rasa
Memahami rangkaian makna dan wacana-wacana yang terdapat dalam suatu
ayat, akan memandu kita dalam menyertakan rasa yang tepat saat membacanya.
Keberhasilan dalam menyertakan rasa inilah yang dapat menimbulkan adiksi bagi kita
untuk selalu menyelami ayat-ayat al Qur’an.
KAJIAN PADA TAHAP MEMAHAMI
16
17. PENERAPAN
1. Kajian tematik Alquran dan Hadits secara komprehensif dan rinci
2. Formulasi keilmuan
3. Pengembangan konsep
4. Pengembangan sistem Pendidikan untuk transformasi individu,
keluarga, masyarakat, bangsa, dan dunia.
5. Pengembangan sistem pendukung peradaban manusia.
Ini merupakan tahapan berikutnya setelah memahami Alquran dan sunnah
Nabi, yang rinciannya dapat dikembangkan secara bertahap
17
18. Materi ini merupakan contoh dalam memahami Alquran yang masih dalam bentuk
sederhana. Agar dapat sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan, perlu disusun
lebih komprehensif dan rinci, tapi tetap mudah dipahami.
Diperlukan pelatihan bagi para trainer agar dapat menguasai berbagai perspektif
kajian Alquran.
Disampaikan dalam bentuk visual, audio, dan kinestetika untuk mengaktifkan dan
mengembangkan seluruh potensi manusia mulai indera, pikiran, qalbu (rasa).
Membentuk pemahaman, keimanan, karakter (akhlakul karimah) dalam setiap
pribadi manusia, dalam lingkup keluarga, masyarakat, negara, dan dunia.
Keimanan dan karakter direalisisasikan untuk mengerjakan amal sholeh: menolong
sesama, memperbaiki kondisi masyarakat, menjaga lingkungan, membentuk sistem-
sistem dalam kehidupan manusia.
PENUTUP
bp / phr /an , 10/1/2019 18