1. Selamat Pagi …
Salam sejahtera bagi kita semua. Puji dan syukur tidak henti-hentinya kita panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dialah Tuhan yang selalu berada di sisi kita, melindungi kita
dan juga membimbing di setiap langkah kehidupan kita. Kemudian juga atas berkat Tuhan
lah kita di berikan kesehatan dan kesempatan sehingga dapat berkumpul bersama pada hari
ini.
Penghormatan saya kepada Dewan Juri, Guru SM-3T dari Universitas Syiah Kuala
Aceh dan Universitas Semarang, dan yang saya banggakan kawan seperjuangan semua.
Pada kesempatan ini, Izinkanlah sejenak saya berdiri di hadapan hadirin semua untuk
menyampaikan pidato yang berjudul “ Aku Ata Manggarai Momang Indonesia”.
Teman –teman yang saya sayangi,
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, Kabupaten Manggarai mempunyai Moto: -
muku ca pu'u neka woleng curup, teu ca ambo neka woleng lako. Dalam satu rumpun jangan
berbeda pendapat, harus selalu bersatu.
Moto manggarai ini sama juga dengan moto Negara kita Bhinneka Tunggal Ika yang
bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap dalam satu
kesatuan.
Dari sedikit ulasan saya tadi, Manggarai memang tidak bisa di pisahkan dari
Indonesia. Terbukti juga lilitan tali ijuk pada lambang kabupaten Manggarai juga
melambangkan Bhinneka Tunggal Ika.
Para hadirin yang berbahagia,
Indonesia mempunyai banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain
sebagainya namun tetap satu kesatuan sebangsa dan setanah air.
Cinta tanah air berarti rela berkorban untuk tanah air dan membela dari segala macam
ancaman maupun gangguan yang datang dari bangsa manapun. Teuku Umar, Cut Nyak
Dhien, Sultan Hasanuddin, Kihajar Dewantara, dan motangrua pun pahlawan yang berasal
dari manggarai sudah membuktikan cintanya kepada tanah air. Mereka tidak rela Indonesia
di injak-injak oleh kaum penjajah. Bagaimana dengan kita?
Yang harus kita lakukan untuk sekarang ini adalah bagaimana caranya bisa berperang
melawan kebodohan? Negara sudah banyak membantu kita, lantas apa yang sudah kita
berikan kepada Negara Ini? Coba renungkan kawan.
Dewan Juri, dan Teman-Teman yang saya sayangi,
Cinta tanah air tidak sesulit seperti yang kita bayangkan, apalagi bagi seorang siswa,
cinta tanah air bisa di wujudkan dengan tekun belajar, melestarikan lingkungan yaitu dengan
2. cara tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebudayaan, seperti menjaga
kelestarian tarian congka sae, tarian caci, maupun adat-istiadat lain yang di miliki manggarai,
kemudian menanamkan sikap nasionalisme dalam keseharian kita serta yang tidak kalah
penting, yakni berbakti orangtua maupun menghormati guru di sekolah. Hal ini semua sudah
mencerminkan bahwa kita momang Indonesia.
Hadirin yang saya hormati,
Saya sangat bangga dengan Indonesia, Indonesia yang mambuat saya bisa berdiri di
hadapan teman-teman sekalian, Indonesia juga yang membuat saya tampil tidak ada rasa
malu. Kita adalah penerus bangsa, bangsa Indonesia membutuhkan kita. Cintai dan
sayangilah tanah air dengan segenap tumpah darah.
Kemudian juga, acara Lomba pidato yang di selenggarakan oleh Guru SM-3T dan
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) hari ini, juga menunjukkan rasa cinta akan
tanah air. Meskipun Guru-guru muda kita ini bukanlah ata Manggarai, namun mereka adalah
ata Indonesia, yang ingin membangunkan kita hari ini, yang ingin menyadarkan kita, bahwa
Indonesia adalah milik kita. Kita lah ata Manggarai, bagian dari ata Indonesia yang akan
menjadi penerus bangsa.
Sampai di sini pidato saya pada hari ini, apabila ada kesalahan dan kesilapan dalam
penyampaian tadi, saya mohon maaf. Terima kasih atas perhatian hadirin dan teman-teman
semua.. Saya ucapkan selamat Pagi…