Bab ini membahas transaksi antar perusahaan terkait aset, termasuk mengidentifikasi dan menghitung laba antar perusahaan, serta dampaknya terhadap pendapatan investasi dan laporan keuangan konsolidasian. Laba antar perusahaan dapat timbul dari transaksi persediaan, aset tetap, dan tanah antar perusahaan, dan diamortisasi sesuai umur manfaat asetnya. Contoh kasus transaksi antar perusahaan juga diberikan unt
Akuntansi Keuangan Lanjutan materi Akuntansi untuk operasi cabang. Menjelaskan tentang pencatatan ayat jurnal pada pembuak kantor pusat dan kantor cabang.
Akuntansi Keuangan Lanjutan materi Akuntansi untuk operasi cabang. Menjelaskan tentang pencatatan ayat jurnal pada pembuak kantor pusat dan kantor cabang.
Dalam Laporan Posisi Keuangan, Ekuitas (Modal) terdiri dari Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor, dan Saldo Laba. Presentasi ini menjelaskan mengenai Modal Disetor, yaitu saham yang menjadi bukti kepemilikan atas suatu entitas.
Nilai saham merupan nilai yang dimiliki oleh selsmbar saham di pasar modal. nilai saham terdiri dari tiga nilai, yaitu : nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik
Dalam Laporan Posisi Keuangan, Ekuitas (Modal) terdiri dari Modal Disetor, Tambahan Modal Disetor, dan Saldo Laba. Presentasi ini menjelaskan mengenai Modal Disetor, yaitu saham yang menjadi bukti kepemilikan atas suatu entitas.
Nilai saham merupan nilai yang dimiliki oleh selsmbar saham di pasar modal. nilai saham terdiri dari tiga nilai, yaitu : nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik
Cara Membuat Laporan Keuangan Perusahaan SemenNovalioOffice
Â
Laporan keuangan merupakan media informasi suatu perusahaan yang mencerminkan kegiatan suatu perusahaan pada suatu periode terhadap kinerja perusahaan tersebut.
2. Tujuan Bab
ď‚› Mengidentifikasi laba laba antar perusahaan dalam hubungan
induk – anak
ď‚› Memahami keterkaitan laba antar perusahaan dengan
pendapatan investasi
ď‚› Membedakan dampak laba antar perusahaan down stream dan
up stream terhadap pendapatan investasi
ď‚› Menghitung pendapatan investasi pada tahun transaksi aset
antar perusahaan dan tahun setelah trasaksi
ď‚› Membedakan laba antar perusahaan atas persediaan, aset tetap
yang memiliki umur tidak terbatas, dan aset tetap yang
disusutkan
ď‚› Menyusun kertas kerja konsolidasi bila terdapat aset antar
perusahaan
3. Laba Antar Perusahaan
 Laporan konsolidasi yang memandang transaksi jual – beli sebagai
transfer atau pindah tangan aset. Laba pihak penjual yang melekat
dalam aset yang terdapat dalam neraca pembeli tidak diakui
 laba antar perusahaan: Laba berasal dari jual – beli induk/anak dan
masih dimiliki pihak pembeli pada tanggal laporan konsolidasi
ď‚› Laba antar perusahan dalam aset biasanya tertanam dalam bentuk
persediaan dan dan aset tetap seperti tanah, bangunan, peralatan
dan lainnya
Laba antar perusahaan atas persediaan
- Persediaan akhir : terdapat laba antar perusahaan yang tidak diakui konsolidasi
- Persediaan awal : merupakan persediaan akhir tahun lalu. Pada tahun berjalan
persediaan tersebut terjual sehingga laba antar perusahaan telah direalisasi, dan
konsolidasi melakukan koreksi atas laba antar perusahaan yang ditangguhkan
tahun lalu
4. Realisasi Laba Antar Perusahaan Dalam Aset Tetap
- Aset yang memiliki umur tidak terbatas : Pada saat aset pindah tangan pada pihak
eksternal
- Aset yang memiliki umur ekonomis
a. Pada saat aset pindah tangan kepada pihak eksternal
b . Terealisasi secara bertahap sepanjang umur ekonomis aset
Contoh:
Misalkan terjadi transaksi jual beli aset tetap antar perusahaan dengan laba penjualan Rp
50 juta. Aset tetap tersebut berumur 10 tahun dan tidak dijual hingga habis umur
ekonomisnya. Apabila jual – beli aset tersebut dilakukan pada akhir tahun, penundaan
dan realisasi laba antar perusahaan ditunjukkan dalam tabel dibawah.
Laba Antar Perusahaan – Aset Tetap
(Penjualan akhir tahun)
Tahun Laba Antar Perusahaan
Direalisasi Ditunda
Akhir Tahun 1 - 50.000.000
Akhir Tahun 2 5.000.000 45.000.000
Akhir Tahun 3 5.000.000 40.000.000
Akhir Tahun 4 5.000.000 35.000.000
Akhir Tahun 5 5.000.000 30.000.000
Akhir Tahun 6 5.000.000 25.000.000
Akhir Tahun 7 5.000.000 20.000.000
Akhir Tahun 8 5.000.000 15.000.000
Akhir Tahun 9 5.000.000 10.000.000
Akhir Tahun 10 5.000.000 5.000.000
Akhir tahun 11 5.000.000 -
5. Laba Antar Perusahaan – Aset Tetap
(Penjualan Awal Tahun)
Tahun Laba Antar Perusahaan
Direalisasi Ditunda
Akhir Tahun 1 5.000.000 45.000.000
Akhir Tahun 2 5.000.000 40.000.000
Akhir Tahun 3 5.000.000 35.000.000
Akhir Tahun 4 5.000.000 30.000.000
Akhir Tahun 5 5.000.000 25.000.000
Akhir Tahun 6 5.000.000 20.000.000
Akhir Tahun 7 5.000.000 15.000.000
Akhir Tahun 8 5.000.000 10.000.000
Akhir Tahun 9 5.000.000 5.000.000
Akhir Tahun 10 5.000.000 -
6. Laba Antar Perusahaan dan Pendapatan Investasi
Jurnal koreksi atas laba antar perusahaan timbul pada tanggal laporan konsolidasi :
Pendapatan Investasi xxx
Investasi dalam saham xxx
Jurnal koreksi merealisasi laba antar perusahaan :
Investasi dalam saham biasa xxx
Pendapatan investasi xxx
Perhitungan pendapatan investasi
Laba yang diumumkan anak XXX
Amortisasi selisih investasi dengan nilai buku XXX
- Undervalue XXX
- Overvalue XXX
- Intangible asset XXX
Laba/rugi antar perusahaan XXX
Amortisasi laba/rugi antar perusahaan XXX
Pendapatan Investasi XXX
7. Dampak laba antar perusahaan terhadap pendapatan investasi dan nilai investasi:
a. Pendapatan investasi dan nilai investasi dalam saham berkurang
- Bila terdapat persediaan akhir yang berasal dari hubungan induk - anak
- Keuntungan penjualan aset tetap tahun berjalan baik yang memiliki umur
ekonomis maupun tidak memiliki umur ekonomis
b. Pendapatan investasi dan nilai investasi bertambah
- Bila terdapat persediaan awal antar perusahaan (penjualan tahun berjalan adalah
berasal dari persediaan awal)
- pada saat penjualan aset yang tidak memiliki umur ekonomis pada pihak eksternal
- Jika laba antar perusahaan diamortisasi untuk aset tetap yang memiliki umur
ekonomis
8. Laba Antar Perusahaan – Penjualan Down Stream dan Up Stream
Contoh :Pada tahun 2006 PT Andika (anak perusahaan yang sahamnya dimiliki PT
Indira 90%)m
engumumkan laba Rp 200 juta. Pada tahun 2006 terjadi penjualan antar
perusahaan yang menghasilkan laba antar perusahaan Rp 40 juta. Hingga tanggal
laporan konsolidasi aset tersebut masih dimiliki pihak pembeli
.
Penjualan
down stream
Laba antar perusahaan ini seluruhnya dikoreksi dengan mengurangkannya dari
pendapatan investasi karena laba tersebut berasal dari induk. Adjustment induk:
Pendapatan Investasi Rp 40.000.000
Investasi dalam saham PT Andika Rp40.000.000
9. Penjualan up stream
Laba antar perusahaan adalah laba yang dimiliki anak atas aset induk yang
mempengaruhi pendapatan investasi sebesar persentase kepemilikan induk atas saham
anak. Pendapatan investasi harus dikoreksi sebesar:
laba antar perusahaan x persentase kepemilikan induk
Jurnal korekasi
Pendapatan investasi Rp 36.000.000
Investasi dalam saham PT Andika Rp 36.000.000
Perbedaan Laba Antar Perusahaan Penjualan Down stream dan Up stream
Down Stream Up Stream
Laba anak 200.000.000 200.000.000
Koreksi laba antar perusahaan - ( 40.000.000)
Laba setelah koreksi 200.000.000 160.000.000
Pendapatan investasi ((90% X 200) – 40) 140.000.000
Pendapatan investasi (90% X 160) Rp 144.000.000
10. Transaksi Antar Perusahaan – Aset dan Kertas Kerja Konsolidasi
Barang Dagangan
Akun-akun perusahaan – perusahaan dalam kertas kerja konsolidasi
1. Akun “penjualan” dan akun “ pembelian (jika diterapkan metode periodikal)”
atau “HPP (jika diterapkan metode perpetual)”
2. Akun “hutang dagang “ dan akun “piutang” atas jual/beli jika belum lunas
3. Laba antar perusahaan dan Persediaan.
Laba antar perusahaan dalam persediaan pada akhir dieliminasi dengan jurnal :
HPP XXX
Persediaan XXX
Persediaan akhir akan menjadi persediaan awal tahun berikutnya dan dijual
dalam tahun berjalan sehingga laba antar perusahaan yang telah ditunda pada
tahun sebelumnya direalisasikan pada tahun berjalan.
Jurnal eliminasi Laba antar perusahaan awal penjualan down stream:
Investasi dalam saham xxx
HPP xxx
Dalam kasus penjualan up stream :
Investasi dalam saham biasa xxx
Hak minoritas xxx
HPP xxx
11. Aset Tetap Tidak Disusutkan
Contoh : pada tanggal 1 Maret 2006 terjadi penjualan down stream tanah antara PT Indah
dengan PT Andi anak perusahaan yang dikuasai 80%, dengan harga penjualan Rp 500
juta dimana harga pokoknya bagi PT Andi Rp 400 juta.
Pencatatan PT Indah pada tanggal 1 Maret 2006:
Kas Rp 500.000.000
Tanah Rp 400.000.000
Keuntungan 100.000.000
Pencatatan PT Andi pada tanggal 1 Maret 2006:
Tanah Rp 500.000.000
Kas Rp 500.000.000
Kertas Kerja Konsolidasi selama asset 31/12/2006
Jurnal eliminasi :
Keuntungan Rp 100.000.000
Tanah Rp 100.000.000
12. Kertas kerja konsolidasi 31/12/ 2007 dan tahun berikutnya sepanjang asset berada pada
konsolidasi
Pengurangan pendapatan investasi induk atas laba antar perusahaan menyebabkan saldo
investasi yang dicatat PT Indah lebih kecil Rp 100 juta dibanding kekayaan anak yang
dimiliki. Kertas kerja konsolidasi harus men debet akun “investasi dalam saham“ induk :
.
Penjualan down stream:
Investasi dalam saham Rp 100.000.000
Tanah Rp 100.000.000
Penjualan Up stream:
Jika dalam kasus diatas yang terjadi adalah penjualan up stream , laporan
keuangan induk menyajikan aset Rp 500 juta dan daftar laba/rugi anak menyajikan
keuntungan penjuala n tanah Rp 100 juta. Jurnal eliminasi :
Investasi dalam saham PT Andi Rp 80.000.000
Hak minoritas 20.000.000
Tanah Rp 100.000.000
13. Aset Tetap Yang Memiliki Umur Ekonomis
Contoh: Tanggal 1 Juli 2007 terjadi penjualan down stream peralatan seharga Rp 600
juta antara PT Impal dan PT Abia (anak perusahaan yang dikuasai 90% oleh PT Impal).
HPP pihak penjual Rp 450 juta. Aset tetap tersebut masih memiliki umur ekonomis 6
tahun, metode penyusutan garis lurus.
Neraca PT Abia pada tanggal 31 Desember 2007 atas nilai buku peralatan:
Harga perolehan Rp.600.000.000
Akumulasi penyusutan (600 juta /6 tahun X ½ tahun) (Rp 50.000.000)
Nilai buku Rp 550.000.000
Kertas Kerja Konsolidasi 31/12/2007
Jurnal eliminasi laba antar perusahaan
Keuntungan Rp 150.000.000
Peralatan Rp 150.000.000
Koreksi atas penyusutan yang dicatat over akibat laba antar perusahaan
Akumulasi penyusutan Rp 12.500.000
Beban penyusutan Rp 12.500.000
14. Kertas Kerja Konsolidasi 31/12/2008
Koreksi atas penyusutan yang dicatat over akibat laba antar perusahaan
Akumulasi penyusutan Rp 25.000.000
Beban penyusutan Rp 25.000.000
Jurnal eliminasi laba antar perusahaan
Investasi dalam saham Rp 137.500.000
Akumulasi penyusutan 12.500.000
Peralatan Rp 150.000.000
Tahun Nilai awal
tahun
Amortisasi
sepanjang tahun
Akumulasi
Amortisasi
1 Juli 2007 150.000.000 12.500.000 12.500.000
2008 137.500.000 25.000.000 37.500.000
2009 112.500.000 25.000.000 62.500.000
2010 87.500.000 25.000.000 87.500.000
2011 62.500.000 25.000.000 112.500.000
2012 37.500.000 25.000.000 137.500.000
2013 12.500.000 12.500.000 150.000.000
15. Contoh Menyeluruh
Contoh : PT Lucia mengakuisisi 90% saham PT Angelica pada tanggal 31 Desember
2006. Kekayaan PT Angelica pada tanggal akuisisi:
Modal saham 400.000.000.000
Agio saham 100.000.000.000
Laba Ditahan 80.000.000.000.
Total kekayaan pemegang saham Rp 580.000.000.000
Akuisisi dilakukan dengan total harga perolehan Rp 532 milyar. Selisih harga perolehan
dan nilai buku adalah disebabkan goodwill yang diamortisasi 10 tahun.
Keterangan
1. Penjualan antar perusahaan selama tahun 2008 adalah sebesar Rp 400 milyar, dimana
hingga pada tanggal 31 Desember 2008 penjualan masih terutang Rp 100 milyar.
Tingkat gross profit PT Lucia tahun 2007 dan 2008 adalah 40% dari harga jual.
2. Persediaan PT Angelica pada 31 Desember 2007 dan 2008 yang berasal dari PT Lucia
masing- masing sebesar Rp 25 milyar dan Rp 40 milyar.
3. PT Angelica menjual peralatan yang sisa umurnya 8 tahun pada tanggal 2 Januari
2007, dengan keuntungan penjualan sebesar Rp 8 milyar Peralatan tersebut masih
digunakan PT Lucia
4. PT Angelica menjual tanah pada PT Lucia pada tanggal 1Juli 2008 dengan
keuntungan penjualan tanah Rp 5 milyar
16. Pendapatan Investasi Periode 2008
- Laba anak (90% x Rp 100 M) Rp 90.000.000.000
- Amortisasi goodwill (Rp 10 M / 10 tahun) (1.000.000.000)
- Laba antar perusahaan dalam persediaan (down stream)
- Persediaan awal (40% x Rp 25 milyar) 10.000.000.000
- Persediaan akhir (40% x Rp 40 milyar) (16.000.000.000)
- Laba antar perusahaan dalam tanah 90% x Rp 5milyar (4.500.000.000)
- Laba antar perusahaan peralatan 90% x (Rp 8 M/8 thn) 900.000.000
Pendapatan investasi Rp 79.400.000.000
Nilai investasi PT Lucia dalam saham PT Angelica per 31/12/2008:
Nilai buku kekayaan anak dimiliki (90% x Rp 620.000) Rp 558.000
Goodwill yang belum diamortisasi (8 tahun) 8.000
Laba antar perusahaan
- persediaan akhir (16.000)
- tanah (4.500)
- peralatan ( Rp 8 M – (2 tahun x Rp 1.000)) (5,400)
Nilai investasi 31 Desember 2008 Rp 540.100
17. Kertas Kerja Konsolidasi PT Lucia dan PT Angelica 31/12/2008 (dalam jutaan)
Laporan laba/rugi PT Lucia PT Angelica Eliminasi Konsolidasi
Penjualan 1.400.000 500.000 400.000 1.500.000
Keuntungan penjualan tanah 5.000 5.000
Pendapatan dari PT Angelica 79.400 79.400
HPP (350.000) (300.000) 16.000 400.000 (256.000)
10.000
Beban depresiasi (760.000) (40.000) 1.000 (799.000)
Beban operasi lainnya (69.400) (65.000) 1.000 (135.400)
Laba hak minoritas 9.600 (9.600)
Laba bersih 300.000 100.000 300.000
Laba ditahan 1/1/ 2008 150.000 100.000 100.000 150.000
Deviden (160.000) (80.000) 80.000 (160.000)
Laba ditahan 31/12/ 2008 290.000 120.000 290.000
Kas 69.900 80.000 149.900
Piutang 140.000 70.000 100.000 110.000
Persediaan 90.000 50.000 16.000 124.000
Tanah dan bangunan 370.000 450.000 5.000 815.000
Peralatan 170.000 140.000 8.000 302.000
Akumulasi penyusutan (40.000) (50.000) 2.000 (88.000)
Investasi saham PT Angelica 540.100 - 10.000 7.400
6.300 549.000
Goodwill 9.000 1.000 8.000
Total aktiva 1.340.000 740.000 1.420.900
Hutang Dagang 250.000 120.000 100.000 270.000
Modal saham 800.000 400.000 400.000 800.000
Agio saham 100.000 100.000
Laba Ditahan 290.000 120.000 290.000
Hak minoritas 700 1.600
60.000 60.900
Total passiva 1.340.000 740.000 1.239.000 1.239.000 1.420.900