SlideShare a Scribd company logo
ANALISA PERHITUNGAN DIMENSI PIPA UNTUK PENDINGIN
                 MENGGUNAKAN AIR SUNGAI

                                                Ahmad Hasnan1


                          Rangkuman : tidak bisa dipungkiri bahwa letak Indonesia di katulistiwa menyebabkan
                          kelembaban tinggi dan suhu udara sekitar yang tinggi pula, pada saat musim kemarau
                          suhu dekat dengan katulistiwa bisa mencapai lebih dari 32 C, oleh karena itu banyak
                          masyarakat memanfaatkan AC sebagai pendingin ruangan, padahal Indonesia kaya
                          dengan aliran sungai baik kecil maupun besar, suhu aliran sungai beragam menurut
                          kedalaman dan letak ketinggiannya, berkisar antara 24-26 C, dan perhitungan terlihat
                          maksimal dibutuhkan sekitar 20 pipa dengan panjang 2 m dan diameter 0.05 untuk
                          mengubah 30.000 J/s panas ke suhu 27 C.

                          Keyword: AC, pendingin ruangan, aliran sungai, energi terbarukan



                                                          mampu dirubah melalui heat exchanger tersebut.
LATAR BELAKANG
      Emisi karbon yang terus meningkat                   BATASAN
menyebabkan efek gas rumah kaca, selain suhu                   Perhitungan yang dibuat disini hanya meliputi
secara global meningkat, efek dari emisi karbon           jumlah pipa yang dibutuhkan untuk diletakkan di
dapat dilihat dari perubahan cuaca secara ekstrim di      sungai dengan panjang 2 m, dengan diameter 0.05
Indonesia, sehingga banyak petani gagal panen             m, sedangkan jumlah kalor yang harus didinginkan
karena kebanjiran, kekeringan, angin topan,               dapat dilihat dari tabel, sehingga pada nantinya
banyaknya curah hujan yang tidak bisa diperkirakan        mempermudah       penelitian    lanjutan   dalam
dengan baik oleh para petani menyebabkan gagal            menentukan diameter pipa, panjang pipa untuk heat
panen, suhu lingkungan yang meningkat                     exchanger menggunakan air sungai.
menyebabkan perumahan-perumahan dan bangunan
lebih sering memanfaatkan AC, padahal hal tersebut        Model system pendingin langsung
juga meningkatkan emisi karbon, karena konsumsi               Untuk mempermudah perhitungan, pemodelan
listrik menjadi lebih banyak, hal tersebut tidak saja     yang dilakukan adalah system heat transfer secara
terjadi di perkotaan, di desa saat ini penggunaan AC      langsung, prinsip kerjanya mirip dengan pemanas
semakin lumrah untuk digunakan.                           ruangan untuk kayu (lumber dry kiln)
      Indonesia mempunyai aliran sungai yang
berlimpah, karena geografis Indonesia yang
dipenuhi dengan gunung sehingga kontur dari tanah
naik turun tidak merata, suhu pada aliran sungai
sangat beragam tergantung dari letak sungai
terhadap ketinggian, dan kedalaman sungai, semakin
dalam sungai maka suhu air akan semakin rendah,
begitu juga dengan sungai yang terletak di dataran
tinggi mempunyai suhu yang lebih rendah daripada          Gambar 1. Pemodelan system pendingin langsung
sungai di dataran rendah, suhu sungai di Indonesia
berkisar dari 23 C sampai dengan 28 C.                    Model tersebut dipilih untuk penyerdehanaan
      Permasalahan          selanjutnya        adalah     sekaligus meminimalisir kebutuhan energy, prinsip
bagaimanakah menyerap suhu pada sebuah ruangan            kerjanya adalah air didalam pipa dipompa untuk
lalu melepaskannya untuk diserap oleh aliran              disalurkan dengan heat exchanger yang terletak
sungai ?       tentunya dibutuhkan penelitian dan         pada aliran sungai, aliran sungai tersebut akan
analisa panjang untuk menjawab pertanyaan tersebut,       menyerap panas dan membuangnya, air tersebut lalu
artikel ini menitikberatkan pada perhitungan heat         dimasukkan kedalam heat exchanger yang berada
exchanger yang digunakan didalam sungai, hasil            didalam ruangan, panas diserap oleh pipa dingin
utama yang diinginkan adalah mengetahui dimensi           dengan system natural konveksi, melalui perputaran
dari pipa dengan melihat total kalor, suhu yang
udara oleh didalam ruangan, pipa menggunakan
insultor, heat loss dihitung pada sambungan dari
pompa sampai ujung masing-masing heat exchanger,
sedangkan pipa yang mengarah ke dalam ruangan
harus diletakkan terbenam dengan tanah untuk
menghilangkan heat loss yang besar.


                                                       Gambar 4. skematis perubahan suhu pada heat
                                                       exchanger dan rumus DMLT yang digunakan.

                                                       Nilai panas (heat flow) yang dibutuhkan pada saat
                                                       terjadi proses perpindahan panas dapat dihitung
                                                       dengan persamaan (J/s)



                                             IN        Dengan
                               OUT                     W : massa fluida yang dialirkan (kg/s)
                                                       C : Kapasitas panas (J/Kg.K)

Gambar 2. Skema contoh            heat   exchanger     Contoh perhitungan ada di halaman 102
menggunakan aliran sungai.
                                                       Setelah didapatkan nilai LMTD (logarithmic mean
HEAT EXHANGER                                          temperature difference) luas permukaan yang
Ketika dua fluida mengalir dalam proses                diperlukan dapat dihitung dengan persamaan
perpindahan panas, panas yang masuk dan keluar
system dapat dihitung dengan                                    Q
                                                       A=           m2
          Q = UA (LMTD)                                     U .DMLT

Tipe aliran yang digunakan adalah countercurrent,      Apabila sudah diketahui lebar arus sungai yang
yaitu antara aliran fluida dalam pipa dan fluida       digunakan, dan panjang pipa yang akan digunakan,
diluar pipa berseberangan, lihat gambar 3 berikut T1   jumlah kebutuhkan pipa yang dibutuhkan dihitung
adalah flida 1 masuk (yang didinginkan) sedangkan      dengan persamaan
t1 adalah suhu fluida yang mendinginkan. walaupun
pada aliran sungai terdapat aliran yang melimpah,
sehingga boleh dibilang suhu sepanjang aliran          A = N .π .D0 .L
sungai stabil, kita bisa asumsikan dengan
pendekatan bahwa aliran sungai mengalami               N = jumlah pipa
perubuahan suhu saat melewati pipa namun               D0 = diameter luar pipa (m)
perubahan yang terjadi sangat kecil karena aliran      L = panjang pipa (m)
fluida disungai besar.
                                                       HASIL PERHITUNGAN
                                                       Jumlah Pipa
                                                       Dengan suhu sungai yang berbeda, divariasikan
                                                       mulai dari suhu 24 sampai dengan suhu 26, target
                                                       yang didinginkan adalah air dengan suhu masuk
                                                       berbeda mulai dari 28 C sampai dengan suhu 34 C,
Gambar 3. skema aliran counterflow
                                                       dengan aliran air dalam pipa sebesar 1 kg/detik, dan
                                                       aliran sungai diangap 100 kg/ detik, panjang pipa
Bila t1 adalah aliran fluida sungai sebelum
                                                       yang digunakan adalah 2 m, dan diameter luarnya
menyentuh pipa dan t2 adalah aliran setelah
                                                       adalah 0,05 m. maksimal dibutuhkan 18 pipa
melewati pipa, dan T1 adalah fluida dalam pipa
                                                       untuk mendinginkan air bersuhu 34 menjadi bersuhu
yang harus didinginkan dan T2 adalah fluida keluar
                                                       27 yang siap digunakan untuk pendinginan secara
dari pipa, maka perubahan suhu dapat dilihat pada
                                                       langsung.
gambar 4, sedangkan suhu DMLT dapat dihitung
dengan persamaan pada gambar 4.
Lanjutan
                                               Perlu dihitung lebih detail lagi untuk
                                               mengetahui pengaruh lainya dan mengetahui
                                               panas yang hilang dalam pipa selama proses
                                               perpindahan panas.
                                               Pembuatan model lebih lengkap lagi meliputi
                                               ruangan, dengan berbeda-beda keperluan
                                               dan perhitungan konveksi, radiasi dalam
                                               runagan yang digunakan.

Gambar 3. Grafik hubungan jumlah pipa,
                                               References
suhu masuk pipa dan sungai yang berbeda.
                                                [1] “heat transfer in process”, Australian institute
                                               of energy, 2009.
Sedangkan apabila kalor pada suatu ruangan
sudah dapat dihitung (j/s), dan suhu sungai
juga    sudah    diketahui     (perhitungan
menggunakan suhu 24-26 C) maka jumlah
pipa yang dibutuhkan juga dapat diketahui,
dengan berikut.




Gambar 4. Grafik hubungan antara jumlah
kalor yang harus didinginkan, suhu sungai
dan jumlah pipa yang digunakan.

Dari kedua grafik diatas dapat disimpulkan
semakin rendah suhu sungai maka
dibutuhkan jumlah pipa yang semakin
sedikit untuk mengubah kalor dengan
jumlah yang sama dibandingkan dengan
suhu sungai diatasnya.


Kesimpulan
Salah satu bagian yang penting dalam
penggunaan air sungai sebagai pendingin
ruangan adalah bagian heat exchanger yang
akan diletakkan di dalam sungai, dari
perhitungan bila suhu sungai berkisar antara
24-26    masih     memungkinkan        untuk
mendapatkan suhu akhir fluida yang
didingikan sampai dengan suhu 27 C.

More Related Content

What's hot

2298 2859-1-sm
2298 2859-1-sm2298 2859-1-sm
2298 2859-1-sm
Doni Rahman
 
Suhu & Tekanan
Suhu & TekananSuhu & Tekanan
Pertemuan 3 boiler.ok
Pertemuan 3 boiler.okPertemuan 3 boiler.ok
Pertemuan 3 boiler.ok
Marfizal Marfizal
 
Presentasi temperatur & pemuaian termal
Presentasi temperatur & pemuaian termal Presentasi temperatur & pemuaian termal
Presentasi temperatur & pemuaian termal I Made Adiguna
 
PPT M4 KB4
PPT M4 KB4PPT M4 KB4
PPT M4 KB4
PPGHybrid2
 
IPA Kelas VII "Pemuaian"
IPA Kelas VII "Pemuaian"IPA Kelas VII "Pemuaian"
IPA Kelas VII "Pemuaian"
Putri Alfisyahrini
 
Suhu Dan Pemuaian
Suhu Dan PemuaianSuhu Dan Pemuaian
Suhu Dan Pemuaian
ShelviaAgustin_
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiAli Hasimi Pane
 
Perhitungan kapasitas ac
Perhitungan kapasitas acPerhitungan kapasitas ac
Perhitungan kapasitas acJupri Toding
 
Pengeringan (lanjutan)
Pengeringan (lanjutan)Pengeringan (lanjutan)
Pengeringan (lanjutan)
Muhammad Luthfan
 
Fisika kalor
Fisika kalorFisika kalor
Fisika kalor
amoyrenyrosida
 
Pemuaian
Pemuaian Pemuaian
Group 8 ~ Chapter 8 : Temperature & Heat
Group 8 ~ Chapter 8 : Temperature & HeatGroup 8 ~ Chapter 8 : Temperature & Heat
Group 8 ~ Chapter 8 : Temperature & Heat
Rizqi Hristo
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
Moch Hasanudin
 
Pertemuan 7 boiler
Pertemuan 7  boiler Pertemuan 7  boiler
Pertemuan 7 boiler
Marfizal Marfizal
 
Kalor dan-perpindahan-kalor
Kalor dan-perpindahan-kalorKalor dan-perpindahan-kalor
Kalor dan-perpindahan-kalor
iwan kurniawan
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalor
auliarika
 
rumus suhu dan kalor fisika
rumus suhu dan kalor fisikarumus suhu dan kalor fisika
rumus suhu dan kalor fisika
Johan Setiawan
 

What's hot (19)

2298 2859-1-sm
2298 2859-1-sm2298 2859-1-sm
2298 2859-1-sm
 
Suhu & Tekanan
Suhu & TekananSuhu & Tekanan
Suhu & Tekanan
 
Pertemuan 3 boiler.ok
Pertemuan 3 boiler.okPertemuan 3 boiler.ok
Pertemuan 3 boiler.ok
 
Presentasi temperatur & pemuaian termal
Presentasi temperatur & pemuaian termal Presentasi temperatur & pemuaian termal
Presentasi temperatur & pemuaian termal
 
PPT M4 KB4
PPT M4 KB4PPT M4 KB4
PPT M4 KB4
 
IPA Kelas VII "Pemuaian"
IPA Kelas VII "Pemuaian"IPA Kelas VII "Pemuaian"
IPA Kelas VII "Pemuaian"
 
Suhu Dan Pemuaian
Suhu Dan PemuaianSuhu Dan Pemuaian
Suhu Dan Pemuaian
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
Perhitungan kapasitas ac
Perhitungan kapasitas acPerhitungan kapasitas ac
Perhitungan kapasitas ac
 
Pemuaian
PemuaianPemuaian
Pemuaian
 
Pengeringan (lanjutan)
Pengeringan (lanjutan)Pengeringan (lanjutan)
Pengeringan (lanjutan)
 
Fisika kalor
Fisika kalorFisika kalor
Fisika kalor
 
Pemuaian
Pemuaian Pemuaian
Pemuaian
 
Group 8 ~ Chapter 8 : Temperature & Heat
Group 8 ~ Chapter 8 : Temperature & HeatGroup 8 ~ Chapter 8 : Temperature & Heat
Group 8 ~ Chapter 8 : Temperature & Heat
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Pertemuan 7 boiler
Pertemuan 7  boiler Pertemuan 7  boiler
Pertemuan 7 boiler
 
Kalor dan-perpindahan-kalor
Kalor dan-perpindahan-kalorKalor dan-perpindahan-kalor
Kalor dan-perpindahan-kalor
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalor
 
rumus suhu dan kalor fisika
rumus suhu dan kalor fisikarumus suhu dan kalor fisika
rumus suhu dan kalor fisika
 

Viewers also liked

Training Videografi 02.Desain Produksi
Training Videografi 02.Desain ProduksiTraining Videografi 02.Desain Produksi
Training Videografi 02.Desain Produksi
SatuDunia Foundation
 
Indepth report telematika di bawah cengkraman neoliberal
Indepth report telematika di bawah cengkraman neoliberalIndepth report telematika di bawah cengkraman neoliberal
Indepth report telematika di bawah cengkraman neoliberal
SatuDunia Foundation
 
Zpm205 manajemen informasi
Zpm205 manajemen informasiZpm205 manajemen informasi
Zpm205 manajemen informasi
SatuDunia Foundation
 
Zpm203 informasi
Zpm203 informasiZpm203 informasi
Zpm203 informasi
SatuDunia Foundation
 
Pengertian Dasar Tentang Pengetahuan (modul 4402)
Pengertian Dasar Tentang Pengetahuan (modul 4402)Pengertian Dasar Tentang Pengetahuan (modul 4402)
Pengertian Dasar Tentang Pengetahuan (modul 4402)SatuDunia Foundation
 
Penggunaan ICT untuk berbagi informasi dan pengetahuan antar organisasi ma...
Penggunaan ICT untuk  berbagi  informasi dan pengetahuan  antar organisasi ma...Penggunaan ICT untuk  berbagi  informasi dan pengetahuan  antar organisasi ma...
Penggunaan ICT untuk berbagi informasi dan pengetahuan antar organisasi ma...
SatuDunia Foundation
 
Ubah kebijakan media dan telematika di indonesia upload
Ubah kebijakan media dan telematika di indonesia uploadUbah kebijakan media dan telematika di indonesia upload
Ubah kebijakan media dan telematika di indonesia upload
SatuDunia Foundation
 

Viewers also liked (8)

Training Videografi 02.Desain Produksi
Training Videografi 02.Desain ProduksiTraining Videografi 02.Desain Produksi
Training Videografi 02.Desain Produksi
 
Indepth report telematika di bawah cengkraman neoliberal
Indepth report telematika di bawah cengkraman neoliberalIndepth report telematika di bawah cengkraman neoliberal
Indepth report telematika di bawah cengkraman neoliberal
 
Zpm205 manajemen informasi
Zpm205 manajemen informasiZpm205 manajemen informasi
Zpm205 manajemen informasi
 
Zpm203 informasi
Zpm203 informasiZpm203 informasi
Zpm203 informasi
 
Pengertian Dasar Tentang Pengetahuan (modul 4402)
Pengertian Dasar Tentang Pengetahuan (modul 4402)Pengertian Dasar Tentang Pengetahuan (modul 4402)
Pengertian Dasar Tentang Pengetahuan (modul 4402)
 
Penggunaan ICT untuk berbagi informasi dan pengetahuan antar organisasi ma...
Penggunaan ICT untuk  berbagi  informasi dan pengetahuan  antar organisasi ma...Penggunaan ICT untuk  berbagi  informasi dan pengetahuan  antar organisasi ma...
Penggunaan ICT untuk berbagi informasi dan pengetahuan antar organisasi ma...
 
Ubah kebijakan media dan telematika di indonesia upload
Ubah kebijakan media dan telematika di indonesia uploadUbah kebijakan media dan telematika di indonesia upload
Ubah kebijakan media dan telematika di indonesia upload
 
Notulensi proses km
Notulensi proses kmNotulensi proses km
Notulensi proses km
 

Similar to Air sungai untuk ac oke

BAB XXIII. HEAT EXCHANGERS.pptx
BAB XXIII. HEAT EXCHANGERS.pptxBAB XXIII. HEAT EXCHANGERS.pptx
BAB XXIII. HEAT EXCHANGERS.pptx
RaihanTaufiqurrahman
 
STUDI PERHITUNGAN HEAT EXCHANGER TYPE SHELL AND TUBE DEHUMIDIFIER BIOGAS LI...
STUDI PERHITUNGAN  HEAT EXCHANGER TYPE SHELL  AND TUBE DEHUMIDIFIER BIOGAS LI...STUDI PERHITUNGAN  HEAT EXCHANGER TYPE SHELL  AND TUBE DEHUMIDIFIER BIOGAS LI...
STUDI PERHITUNGAN HEAT EXCHANGER TYPE SHELL AND TUBE DEHUMIDIFIER BIOGAS LI...
Iriansyah Putra
 
Modul Praktikum Shell-And-Tube Heat Exchanger
Modul Praktikum Shell-And-Tube Heat Exchanger Modul Praktikum Shell-And-Tube Heat Exchanger
Modul Praktikum Shell-And-Tube Heat Exchanger
Novan Ardhiyangga
 
Alat penukar kalor bagian 1.pdf
Alat penukar kalor bagian 1.pdfAlat penukar kalor bagian 1.pdf
Alat penukar kalor bagian 1.pdf
AryoRaga
 
p08-0809-suhu-dan-kalor.ppt
p08-0809-suhu-dan-kalor.pptp08-0809-suhu-dan-kalor.ppt
p08-0809-suhu-dan-kalor.ppt
NajahliaFrisanti2
 
Waste Heat Recovery
Waste Heat RecoveryWaste Heat Recovery
Waste Heat Recovery
Sugesty Nurchadjati
 
Paper aliran dua fasa
Paper aliran dua fasaPaper aliran dua fasa
Paper aliran dua fasa
YOSEFRIANTOPALUMPUN
 
Kelompok
KelompokKelompok
Kelompok
ifrahcim
 
TPK kls A.pptx
TPK kls A.pptxTPK kls A.pptx
TPK kls A.pptx
TeknikkimiaAhmadSufy
 
PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI STEDI.ppt
PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI STEDI.pptPERPINDAHAN PANAS KONDUKSI STEDI.ppt
PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI STEDI.ppt
NadhifahAlIndis1
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
Eko Supriyadi
 
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-bRemidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Linkin Park News
 
P08 0809 suhu dan kalor
P08 0809 suhu dan kalorP08 0809 suhu dan kalor
P08 0809 suhu dan kalor
Student
 
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipseAnalisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Ali Hasimi Pane
 
9. panas & perpindahan panas
9. panas & perpindahan panas9. panas & perpindahan panas
9. panas & perpindahan panasHabibur Rohman
 
14. panas & perpindahan panas
14. panas & perpindahan panas14. panas & perpindahan panas
14. panas & perpindahan panas
Habibur Rohman
 
tugas Perpan 5 david.pptx
tugas Perpan 5 david.pptxtugas Perpan 5 david.pptx
tugas Perpan 5 david.pptx
DavidRianMahendra
 

Similar to Air sungai untuk ac oke (20)

BAB XXIII. HEAT EXCHANGERS.pptx
BAB XXIII. HEAT EXCHANGERS.pptxBAB XXIII. HEAT EXCHANGERS.pptx
BAB XXIII. HEAT EXCHANGERS.pptx
 
STUDI PERHITUNGAN HEAT EXCHANGER TYPE SHELL AND TUBE DEHUMIDIFIER BIOGAS LI...
STUDI PERHITUNGAN  HEAT EXCHANGER TYPE SHELL  AND TUBE DEHUMIDIFIER BIOGAS LI...STUDI PERHITUNGAN  HEAT EXCHANGER TYPE SHELL  AND TUBE DEHUMIDIFIER BIOGAS LI...
STUDI PERHITUNGAN HEAT EXCHANGER TYPE SHELL AND TUBE DEHUMIDIFIER BIOGAS LI...
 
tugas Perpan 4.pptx
tugas Perpan 4.pptxtugas Perpan 4.pptx
tugas Perpan 4.pptx
 
Modul Praktikum Shell-And-Tube Heat Exchanger
Modul Praktikum Shell-And-Tube Heat Exchanger Modul Praktikum Shell-And-Tube Heat Exchanger
Modul Praktikum Shell-And-Tube Heat Exchanger
 
Alat penukar kalor bagian 1.pdf
Alat penukar kalor bagian 1.pdfAlat penukar kalor bagian 1.pdf
Alat penukar kalor bagian 1.pdf
 
p08-0809-suhu-dan-kalor.ppt
p08-0809-suhu-dan-kalor.pptp08-0809-suhu-dan-kalor.ppt
p08-0809-suhu-dan-kalor.ppt
 
Bab ii perpindahan panas
Bab ii perpindahan panasBab ii perpindahan panas
Bab ii perpindahan panas
 
Waste Heat Recovery
Waste Heat RecoveryWaste Heat Recovery
Waste Heat Recovery
 
Paper aliran dua fasa
Paper aliran dua fasaPaper aliran dua fasa
Paper aliran dua fasa
 
Kelompok
KelompokKelompok
Kelompok
 
TPK kls A.pptx
TPK kls A.pptxTPK kls A.pptx
TPK kls A.pptx
 
PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI STEDI.ppt
PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI STEDI.pptPERPINDAHAN PANAS KONDUKSI STEDI.ppt
PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI STEDI.ppt
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-bRemidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
 
P08 0809 suhu dan kalor
P08 0809 suhu dan kalorP08 0809 suhu dan kalor
P08 0809 suhu dan kalor
 
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipseAnalisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
 
9. panas & perpindahan panas
9. panas & perpindahan panas9. panas & perpindahan panas
9. panas & perpindahan panas
 
14. panas & perpindahan panas
14. panas & perpindahan panas14. panas & perpindahan panas
14. panas & perpindahan panas
 
tugas Perpan 5 david.pptx
tugas Perpan 5 david.pptxtugas Perpan 5 david.pptx
tugas Perpan 5 david.pptx
 

More from SatuDunia Foundation

Policy Paper NGOs Kebijakan Telematika
Policy Paper NGOs Kebijakan TelematikaPolicy Paper NGOs Kebijakan Telematika
Policy Paper NGOs Kebijakan Telematika
SatuDunia Foundation
 
Indepth report belajar dari gerakan sosial digital di indonesia
Indepth report belajar dari gerakan sosial digital di indonesiaIndepth report belajar dari gerakan sosial digital di indonesia
Indepth report belajar dari gerakan sosial digital di indonesiaSatuDunia Foundation
 
A-Z Konvergensi Telematika
A-Z Konvergensi TelematikaA-Z Konvergensi Telematika
A-Z Konvergensi Telematika
SatuDunia Foundation
 
Indepth report belajar dari kasus lapindo
Indepth report belajar dari kasus lapindoIndepth report belajar dari kasus lapindo
Indepth report belajar dari kasus lapindo
SatuDunia Foundation
 
Konglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan Informasi
Konglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan InformasiKonglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan Informasi
Konglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan Informasi
SatuDunia Foundation
 
Mapping Media Policy in Indonesia
Mapping Media Policy in IndonesiaMapping Media Policy in Indonesia
Mapping Media Policy in Indonesia
SatuDunia Foundation
 
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
SatuDunia Foundation
 
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)Presentation media briefing (firdaus cahyadi)
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)SatuDunia Foundation
 
120216 digital (mujtaba hamdi)
120216 digital (mujtaba hamdi)120216 digital (mujtaba hamdi)
120216 digital (mujtaba hamdi)
SatuDunia Foundation
 
Warta tkpkd lombok tengah edisi ii
Warta tkpkd lombok tengah edisi iiWarta tkpkd lombok tengah edisi ii
Warta tkpkd lombok tengah edisi iiSatuDunia Foundation
 
Id mdgr2007 bahasa
Id mdgr2007 bahasaId mdgr2007 bahasa
Id mdgr2007 bahasa
SatuDunia Foundation
 
Id mdgr2007 advokasi_bahasa
Id mdgr2007 advokasi_bahasaId mdgr2007 advokasi_bahasa
Id mdgr2007 advokasi_bahasa
SatuDunia Foundation
 
2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...
2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...
2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...
SatuDunia Foundation
 
1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...
1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...
1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...
SatuDunia Foundation
 
Mereka berani melawan pemiskinan
Mereka berani melawan pemiskinanMereka berani melawan pemiskinan
Mereka berani melawan pemiskinan
SatuDunia Foundation
 
Sapa edisi 1 desember 2011
Sapa edisi 1 desember 2011Sapa edisi 1 desember 2011
Sapa edisi 1 desember 2011
SatuDunia Foundation
 
Konvergensi industri media dan hak publik
Konvergensi industri media dan hak publikKonvergensi industri media dan hak publik
Konvergensi industri media dan hak publik
SatuDunia Foundation
 
Hiv aids dan media sosial aditya wardana
Hiv aids dan media sosial  aditya wardanaHiv aids dan media sosial  aditya wardana
Hiv aids dan media sosial aditya wardana
SatuDunia Foundation
 

More from SatuDunia Foundation (20)

Posterkursuskm 02-2012
Posterkursuskm 02-2012Posterkursuskm 02-2012
Posterkursuskm 02-2012
 
Policy Paper NGOs Kebijakan Telematika
Policy Paper NGOs Kebijakan TelematikaPolicy Paper NGOs Kebijakan Telematika
Policy Paper NGOs Kebijakan Telematika
 
Indepth report belajar dari gerakan sosial digital di indonesia
Indepth report belajar dari gerakan sosial digital di indonesiaIndepth report belajar dari gerakan sosial digital di indonesia
Indepth report belajar dari gerakan sosial digital di indonesia
 
A-Z Konvergensi Telematika
A-Z Konvergensi TelematikaA-Z Konvergensi Telematika
A-Z Konvergensi Telematika
 
Komik publikasi KM 2012
Komik publikasi KM 2012 Komik publikasi KM 2012
Komik publikasi KM 2012
 
Indepth report belajar dari kasus lapindo
Indepth report belajar dari kasus lapindoIndepth report belajar dari kasus lapindo
Indepth report belajar dari kasus lapindo
 
Konglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan Informasi
Konglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan InformasiKonglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan Informasi
Konglomerasi media di Era Digital dan Kebebasan Informasi
 
Mapping Media Policy in Indonesia
Mapping Media Policy in IndonesiaMapping Media Policy in Indonesia
Mapping Media Policy in Indonesia
 
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
Laporan akhir tahun ruu konvergensi telematika 2011
 
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)Presentation media briefing (firdaus cahyadi)
Presentation media briefing (firdaus cahyadi)
 
120216 digital (mujtaba hamdi)
120216 digital (mujtaba hamdi)120216 digital (mujtaba hamdi)
120216 digital (mujtaba hamdi)
 
Warta tkpkd lombok tengah edisi ii
Warta tkpkd lombok tengah edisi iiWarta tkpkd lombok tengah edisi ii
Warta tkpkd lombok tengah edisi ii
 
Id mdgr2007 bahasa
Id mdgr2007 bahasaId mdgr2007 bahasa
Id mdgr2007 bahasa
 
Id mdgr2007 advokasi_bahasa
Id mdgr2007 advokasi_bahasaId mdgr2007 advokasi_bahasa
Id mdgr2007 advokasi_bahasa
 
2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...
2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...
2 peta-jalan-percepatan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-di-indonesia -...
 
1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...
1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...
1 laporan-pencapaian-tujuan-pembangunan-milenium-indonesia-2010 -201011181321...
 
Mereka berani melawan pemiskinan
Mereka berani melawan pemiskinanMereka berani melawan pemiskinan
Mereka berani melawan pemiskinan
 
Sapa edisi 1 desember 2011
Sapa edisi 1 desember 2011Sapa edisi 1 desember 2011
Sapa edisi 1 desember 2011
 
Konvergensi industri media dan hak publik
Konvergensi industri media dan hak publikKonvergensi industri media dan hak publik
Konvergensi industri media dan hak publik
 
Hiv aids dan media sosial aditya wardana
Hiv aids dan media sosial  aditya wardanaHiv aids dan media sosial  aditya wardana
Hiv aids dan media sosial aditya wardana
 

Air sungai untuk ac oke

  • 1. ANALISA PERHITUNGAN DIMENSI PIPA UNTUK PENDINGIN MENGGUNAKAN AIR SUNGAI Ahmad Hasnan1 Rangkuman : tidak bisa dipungkiri bahwa letak Indonesia di katulistiwa menyebabkan kelembaban tinggi dan suhu udara sekitar yang tinggi pula, pada saat musim kemarau suhu dekat dengan katulistiwa bisa mencapai lebih dari 32 C, oleh karena itu banyak masyarakat memanfaatkan AC sebagai pendingin ruangan, padahal Indonesia kaya dengan aliran sungai baik kecil maupun besar, suhu aliran sungai beragam menurut kedalaman dan letak ketinggiannya, berkisar antara 24-26 C, dan perhitungan terlihat maksimal dibutuhkan sekitar 20 pipa dengan panjang 2 m dan diameter 0.05 untuk mengubah 30.000 J/s panas ke suhu 27 C. Keyword: AC, pendingin ruangan, aliran sungai, energi terbarukan mampu dirubah melalui heat exchanger tersebut. LATAR BELAKANG Emisi karbon yang terus meningkat BATASAN menyebabkan efek gas rumah kaca, selain suhu Perhitungan yang dibuat disini hanya meliputi secara global meningkat, efek dari emisi karbon jumlah pipa yang dibutuhkan untuk diletakkan di dapat dilihat dari perubahan cuaca secara ekstrim di sungai dengan panjang 2 m, dengan diameter 0.05 Indonesia, sehingga banyak petani gagal panen m, sedangkan jumlah kalor yang harus didinginkan karena kebanjiran, kekeringan, angin topan, dapat dilihat dari tabel, sehingga pada nantinya banyaknya curah hujan yang tidak bisa diperkirakan mempermudah penelitian lanjutan dalam dengan baik oleh para petani menyebabkan gagal menentukan diameter pipa, panjang pipa untuk heat panen, suhu lingkungan yang meningkat exchanger menggunakan air sungai. menyebabkan perumahan-perumahan dan bangunan lebih sering memanfaatkan AC, padahal hal tersebut Model system pendingin langsung juga meningkatkan emisi karbon, karena konsumsi Untuk mempermudah perhitungan, pemodelan listrik menjadi lebih banyak, hal tersebut tidak saja yang dilakukan adalah system heat transfer secara terjadi di perkotaan, di desa saat ini penggunaan AC langsung, prinsip kerjanya mirip dengan pemanas semakin lumrah untuk digunakan. ruangan untuk kayu (lumber dry kiln) Indonesia mempunyai aliran sungai yang berlimpah, karena geografis Indonesia yang dipenuhi dengan gunung sehingga kontur dari tanah naik turun tidak merata, suhu pada aliran sungai sangat beragam tergantung dari letak sungai terhadap ketinggian, dan kedalaman sungai, semakin dalam sungai maka suhu air akan semakin rendah, begitu juga dengan sungai yang terletak di dataran tinggi mempunyai suhu yang lebih rendah daripada Gambar 1. Pemodelan system pendingin langsung sungai di dataran rendah, suhu sungai di Indonesia berkisar dari 23 C sampai dengan 28 C. Model tersebut dipilih untuk penyerdehanaan Permasalahan selanjutnya adalah sekaligus meminimalisir kebutuhan energy, prinsip bagaimanakah menyerap suhu pada sebuah ruangan kerjanya adalah air didalam pipa dipompa untuk lalu melepaskannya untuk diserap oleh aliran disalurkan dengan heat exchanger yang terletak sungai ? tentunya dibutuhkan penelitian dan pada aliran sungai, aliran sungai tersebut akan analisa panjang untuk menjawab pertanyaan tersebut, menyerap panas dan membuangnya, air tersebut lalu artikel ini menitikberatkan pada perhitungan heat dimasukkan kedalam heat exchanger yang berada exchanger yang digunakan didalam sungai, hasil didalam ruangan, panas diserap oleh pipa dingin utama yang diinginkan adalah mengetahui dimensi dengan system natural konveksi, melalui perputaran dari pipa dengan melihat total kalor, suhu yang
  • 2. udara oleh didalam ruangan, pipa menggunakan insultor, heat loss dihitung pada sambungan dari pompa sampai ujung masing-masing heat exchanger, sedangkan pipa yang mengarah ke dalam ruangan harus diletakkan terbenam dengan tanah untuk menghilangkan heat loss yang besar. Gambar 4. skematis perubahan suhu pada heat exchanger dan rumus DMLT yang digunakan. Nilai panas (heat flow) yang dibutuhkan pada saat terjadi proses perpindahan panas dapat dihitung dengan persamaan (J/s) IN Dengan OUT W : massa fluida yang dialirkan (kg/s) C : Kapasitas panas (J/Kg.K) Gambar 2. Skema contoh heat exchanger Contoh perhitungan ada di halaman 102 menggunakan aliran sungai. Setelah didapatkan nilai LMTD (logarithmic mean HEAT EXHANGER temperature difference) luas permukaan yang Ketika dua fluida mengalir dalam proses diperlukan dapat dihitung dengan persamaan perpindahan panas, panas yang masuk dan keluar system dapat dihitung dengan Q A= m2 Q = UA (LMTD) U .DMLT Tipe aliran yang digunakan adalah countercurrent, Apabila sudah diketahui lebar arus sungai yang yaitu antara aliran fluida dalam pipa dan fluida digunakan, dan panjang pipa yang akan digunakan, diluar pipa berseberangan, lihat gambar 3 berikut T1 jumlah kebutuhkan pipa yang dibutuhkan dihitung adalah flida 1 masuk (yang didinginkan) sedangkan dengan persamaan t1 adalah suhu fluida yang mendinginkan. walaupun pada aliran sungai terdapat aliran yang melimpah, sehingga boleh dibilang suhu sepanjang aliran A = N .π .D0 .L sungai stabil, kita bisa asumsikan dengan pendekatan bahwa aliran sungai mengalami N = jumlah pipa perubuahan suhu saat melewati pipa namun D0 = diameter luar pipa (m) perubahan yang terjadi sangat kecil karena aliran L = panjang pipa (m) fluida disungai besar. HASIL PERHITUNGAN Jumlah Pipa Dengan suhu sungai yang berbeda, divariasikan mulai dari suhu 24 sampai dengan suhu 26, target yang didinginkan adalah air dengan suhu masuk berbeda mulai dari 28 C sampai dengan suhu 34 C, Gambar 3. skema aliran counterflow dengan aliran air dalam pipa sebesar 1 kg/detik, dan aliran sungai diangap 100 kg/ detik, panjang pipa Bila t1 adalah aliran fluida sungai sebelum yang digunakan adalah 2 m, dan diameter luarnya menyentuh pipa dan t2 adalah aliran setelah adalah 0,05 m. maksimal dibutuhkan 18 pipa melewati pipa, dan T1 adalah fluida dalam pipa untuk mendinginkan air bersuhu 34 menjadi bersuhu yang harus didinginkan dan T2 adalah fluida keluar 27 yang siap digunakan untuk pendinginan secara dari pipa, maka perubahan suhu dapat dilihat pada langsung. gambar 4, sedangkan suhu DMLT dapat dihitung dengan persamaan pada gambar 4.
  • 3. Lanjutan Perlu dihitung lebih detail lagi untuk mengetahui pengaruh lainya dan mengetahui panas yang hilang dalam pipa selama proses perpindahan panas. Pembuatan model lebih lengkap lagi meliputi ruangan, dengan berbeda-beda keperluan dan perhitungan konveksi, radiasi dalam runagan yang digunakan. Gambar 3. Grafik hubungan jumlah pipa, References suhu masuk pipa dan sungai yang berbeda. [1] “heat transfer in process”, Australian institute of energy, 2009. Sedangkan apabila kalor pada suatu ruangan sudah dapat dihitung (j/s), dan suhu sungai juga sudah diketahui (perhitungan menggunakan suhu 24-26 C) maka jumlah pipa yang dibutuhkan juga dapat diketahui, dengan berikut. Gambar 4. Grafik hubungan antara jumlah kalor yang harus didinginkan, suhu sungai dan jumlah pipa yang digunakan. Dari kedua grafik diatas dapat disimpulkan semakin rendah suhu sungai maka dibutuhkan jumlah pipa yang semakin sedikit untuk mengubah kalor dengan jumlah yang sama dibandingkan dengan suhu sungai diatasnya. Kesimpulan Salah satu bagian yang penting dalam penggunaan air sungai sebagai pendingin ruangan adalah bagian heat exchanger yang akan diletakkan di dalam sungai, dari perhitungan bila suhu sungai berkisar antara 24-26 masih memungkinkan untuk mendapatkan suhu akhir fluida yang didingikan sampai dengan suhu 27 C.