SlideShare a Scribd company logo
ADHESI TANAH-METAL PADA BERBAGAITINGKAT
PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM
(Soil -Metal Adhesion Due To the Variationof Soil Compactnessand The
Soil Moisture Content)
Gatot ~ramuhadi'dan Eduard Narnaken!Sembiringl
Abstract
Soil, as the nature body, is very important in supporting the live perpetuity of
the living creatures. In farm machinery and equipment application for soil tilling,
soil also affects the goal of the soil tillageactivities.
When the soil tillage equipment and machinery are to be applied in the field.
there will Qe interaction among the traction device, the blade, and the soil. The
soil, which is used as a machine supporter, must have a certain consistency.
Consistency is the degree of cohesion and adhesion among soilpartides and soil
mass resistance to the variation of shape by pressure and sfrengU, that affected
the soil deformation.
The objectiveof the research was to study the soil -metal adhesion due to the
variationof soil compactness and the soil moisture content.
Resutts of the research showed that soil - metal adhesion increased by the
increasing of soil moisture content from 39.3% to 82.2 %, but it decnraS8d by the
increasing of soil compactness from 0.47 g/cc to 0.05 g/cc. THe soil-metal
adhesion decreased and deceased again by the increasing of the soil moisture
content until it reached a very wet or saturatedconditionsof the soil.
Soil strength was much more affected by the soil - metal adhesion than by the
soil-metal friction. Friction phase, adhesion phase, and lubricationphase occurred
when the soil moisture content reached r40.8 %, 40.8 - 82.2 %, and 2 82.2 %
respectively. The adhesion showed a high value when the soil moisture content
reached the adhesionphase.
Keywords :adhesion, friction, soil compactness, and soil moisture twnteni
PENDAHULUAN
Tanah, sebagai tubuh alam, sangat
berperan dalam menopang
kelangsungan hidup makhluk hidup. Di
bidang budidaya pertanian, tanah amat
berperanan dalam ha1 penyediaan
unsur hara dan sebagai tempat
tumbuhnya tanaman, dimana
dikehendaki tanah mempunyai struktur
remah atau kondisi gembur agar
tanaman &pat tumbuh dengan baik.
Di bidang teknik sipil pertanian,
kekuatan tanah rnenjadi penentu
keberhasilan pembangunan konstruksi
suatu bangunan karena tanah
dipandang sebagai tempat berdiri
tegaknya suatu bangunan.
Dabm penerapan alat dan mesin
pertanian untuk mengotah tanah maka
tanah juga menjadi penentu bethasil
tidaknya kegiatan pengolahan tanah.
Untuk dapat rnenerapkan aiat dan
mesin pengdah tanah maka harus
diketahui berirpa sebenarnya gaya-
gaya reaksi tanah pada saat alat dan
1
Staf PengajarJurusan Teknik Pertanian,fakultasTeknologi Pertanian, IPBBogor
Vol. 15. No. 2.Ayustus 2001
rnesin Wsebut digunakan, sehingga
perlu diketahui berapa kekuatan
tanahnya.
Pada saat suatu alat dan mesin
pengolah tanah diaplikasikan di lahan
maka akan ada hubungan interaksi
antara tanah dengan permukaan
kontak bagian penggerak mesin
(tractiondevice) dan bagian permukaan
kontak alat pengolah tanah yang
memotong tanah. Suatu studi atau
kajian yang secara khusus membahas
mengenai hubungan antara tanah
dengan mesin adalah teramekanik
(terramechanics).
Sudah banyak laporan mengenai
suatu kinerja penarikan (tractive
performance) dan tahanan jalan
(running resistance) dari kendaraan-
kendaraan yang biasa dioperasikan di
luar jalan (off-road vehicles). Namun
demikian, interaksi antara mesin-mesin
tersebut dengan suatu permukaan
tanah atau kondisi tanah tertentu tidak
secara lengkap dijelaskan, meskipun
interaksi tersebut merupakan salah
satu faktor penting bagi kinej a mesin.
Hal ini berkaiin dengan kompleksitas,
ketidakseragaman dan keragaman
sifat-sifat tanah (Oida, 1992).
Kinerja penarikan dan jalan (tractive
and running performance) kendaraan
"off-mad, seperti traktor, sangat
dipengaruhi oieh kondisi landasan
(ground) dan spesifikasi mesinnya,
seperti bobot, jenis roda, tekanan ban,
dan sebagainya(Oida, 1992).
Faktor-faktor tanah atau landasan
(ground) yang mempengaruhi kinerja
mesin dapat diklasifikasikan ke dalam
dua kategori. Pertama adalah sifat-sifat
fisik tanah, seperti diameter butiran
tanah, specfic gravity, distribusipartikel
tanah, kadar air, nisbah hampa (void
ratio) d m pemeab17itas. Kedua adalah
kedudukan atau kondisi landasan,
seperti ketidakrataan, tinggi guludan,
kemiringan, lebar dan dalam alur, air,
kedalaman lumpur, gulma atau
rerumputan dan vegetasi (Oida, 1992).
Nichols (1031) rnembagi sifat-&at
tanah menjadi dua, yaitu sifat-sifat
58
tanah primer, seperti diameter butiran,
specific gravity, distribusi partikeltanah,
kadar air dan distribusi partikel, dan
sekunder (sifat dinamik tanah), seperti
gaya geser, kompresibilitas, kohesi dan
adhesi. Bekker (1957) membuat
sistematisasi hubungan kinej a mesin
dan faktor-faktor mekaniktanah.
Tanah yang digunakan sebagai
landasan 1 tumpuan bagi mobilitas
mesin hams mempunyai konsistensi.
Konsistensitanah adalah derajat kohesi
dan adhesi di antara partikel-partikel
tanah dan ketahanan massa tanah
terhadap perubahan bentuk oleh
tekanan dan berbagai kekuatan yang
mempengaruhi bentuk tanah
(Darmawijaya, 1980).
Efek lengas tanah temadap
besarnya kohesi dan adhesi dalam
konsistensi tanah dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Diagram skematik efek
lengas (kadar air) tanah tetttadap dua
komponen pokok konsistensi tanah
(Kohnke, 1968)
Gaya kohesi ialah gaya tarik
menarik sesama zarrah (partikeltanah)
akibat selaput lengas, sedang gaya
adhesi ialah gaya tarik menarik fasa
cair di permukaan fasa padat. Gaya
kohesi bervariasi tergantung ukuran
dan bentuk zarrah serta tebal tipis
selaput lengas antar zarrah (Baver,
1956). Dapat pula dikatakan bahwa
adhesi ialah daya lekat antar partikel
heterogen dan zat-zat kimia
penyusunnyadalamtanah.
NIKAN PERTANTAN
Diantara gaya-gaya yang bekerja
pada permukaan kontak antara dua
blok padatan (Midbody) yang berbeda
materialnya terdapat suatu gaya yang
sering diperlukan untuk menark dan
memisahkan kedua padatan tersebut.
Gaya tarik menarik antara dua material
yang berbeda dinamakan adhesi (Gill
dan Vanden Berg, 1967). Menurut
standard ISTVS (International Society
for Terrain-Vehide systems)
disebutkan bahwa adhesi (Ca) ialah
tahanan geser antara tanah dan
material lainnya ketika tekanan luar
yang diaplikasikanbemilainol.
Pengukuran adhesi didasarkan atas
pengukuran serempak ketiga
parameter, yaitu : (1) tegangan gesek,
(2) pergerakan tangensial tanah pada
sisi-sisi yang berhadapan, dan (3)
beban normal di permukaan. Payne
dan Fwntaine (1954)
memvisualisasikan adhesi tanah
sebagai suatu parameter tambahan
dalam suatu persamaan gesekan
antara tanah dan metal, seperti terlihat
pada persamaan(1).
S' = C, + a tan 8............... (1)
dimana :
S' = tegangangeser tanah
Ca= adhesi
a = tegangan normal
6 = sudut gesek antara tanah dan
metal
TUJUAN
Penelitianbertujuan untuk rnenelaah
"Adhesi Tanah - Metal pada Berbagai
Tingkat Perubahan Kepadatan dan
Kadar Air Tanah". Adapun tanah yang
dijadikan objek penelitian adalah tanah
Latosol di Darmaga, Bogor, sedangkan
metalberupapelat besi baja (steel).
PENDEKATANTEORMS
Pada perrnukaan dua buah benda
yang bersentuhan maka terdapat dua
kemungkinan (Pakpahan, 1982). yaitu :
(1) perinukaanlicin, dan (2) pmukaan
kasar (tidak licin). Dalam hal gesek;wr
juga diienal dua rrwmm, yaitu : (a)
gesem kering (gesekan -1,.
dan @) gesekan basah (gesd<an
cairan).
Ketika dua Mok tanah bergerak
berlawanan satu dengan yang lainnya
rmka gaya-gaya beraksi pada kedua
perfnukaan kontak Wok tersebut. Di
sini beriaku Hukum Coulomb tentang
gesekan, tetapi gaya-gaya gesek alami
secara tepat bekrm 6iWahui (Gill dan
Vanden Berg. 1967). Rosedur umum
yang digunakan untuk memisahkan
gaya-Qaya yang bekerja -thadap permukaan dan tangensiai
tefhadap permukaan sebagaimana
ditunjukkan aleh persamaan (2) dan
Gambar2.
p = FM=tan y.................... -.(2)
dimana :
p = koefisien gesek antara tanah
CWPn tanah
F =gayagesektangensial-ap
pemrukaafl
N = gaya normal yang tegak lwus
temadap-
v = -mFm/r
Garnbar 2. Gaya nomal dan gaya
gesek diantaraduaMdc tanah
(GIdan Vanden Berg, 1967)
Untuk mmggedbn blok tanah
bagian atas maka suahr gaya haws
d i a p t i i i . Besamya gaya yang
diaplikasikantersebut hams lebih besar
dari gaya F sebelum memulai
Val. 15, No. 2, Acrustus 2001
pwgerakan, sehingga p rnerupakan Haines (1925) rnernperagakan
suatu parameter persamaan yang pentingnya adhesi pada gesekan luncur
bwhubungan dengan gayagaya .metal-tanah pada persamaan (4).
selama pergerakan suatu Mok tanah di F
atas Wok tanah lainnya. Koefisien ,U' = -= tan6 ......................
N (4)
gesek p sebagai suatu sifat dinarnik
tanah.
Koefisien gesek p jangan sarnpai
dimana :
,d= koefisiengesek luncur
dikacaukan oleh sudut gesek dalam (4 ,gaysdalam persamaan (3) untuk kohesi,
yang menyebabkan
karena kedua persarnaan ini
peluncuran
rnenggambarkan fenomena yang
N = gaya normal pada permukaan
berbeda.
luncur
6 = sudut gesek antara tanah dan
dirnana :
r = tegangan geser tanah (kuat geser
tanah)
C= kohesitanah (kekohesifantanah)
a= tegangan normal
4 = sudut gesek antar taneh (sudut
gesek dalam)
Persamaan (3) menggambarkan
ketwtuhan suatu massa tanah akibat
geseran yang baru saja tejadi. Setelah
kP#unftrhan h@di maka pemkaan
yang patah 1 retak menghasilkan dua
massa tanah yang m a . Kedua
rnassa tanah tersebut dapat diwaikan
sebagai blok-blok tanah, dan
pergerakan Mok-blok tanah tersebut
relatif antara satu dengan yang lainnya
sepanjang permthan yang dinyatakan
sebagai gpsekm pehm@m, gepefti
tertulis peda persamaan (2). Kedua
model maBematika di atas adalah
sangat-a, oleh karenatidak akan
mungkin kedua nhigesekaMya sarna.
Sayangnya, anterra p.dan 4 biianya I
dgan prosedw percobaan
yang sama s e h i i a tidak dapat
dipisahkan secara nyata, dan
kebingungan serSng w a d i ketika nilai-
nilaitersebut diaplikasilcanuntuk disain.
Gaya-gaya adhesif antara tanah dan
beberapa material lainnya ditentukan
oleh selaput-selaput tipis lengas.
Tegangan lengas dan tegangan
permukaan cairan tanah mumxll untuk
rnenjelaskan karakteristik gaya-gaya
adhesi(Gilldan V;Elltden Berg, t967).
metal
Haines (1925) mengukur gaya yang
diperlukan untuk rnenarik suatu
peluncur di atas tanah-tanah yang
berbeda dengan suatu k i n kadar
lengas yang lebar. Haines juga
menghitung koefisien gesekan luncur
nyata p', yang secara khas ditunjukkan
dalam Gambar 3.
Gambar 3. PWgaruh kadar lengas
tanah terhadap koefisiengesek tanah
(Haines, 1925)
aiasanya
Pada umumnya, kuwa-kwa
tersebut dapat dijelaskan berdasarkan
prinsip-prinsip adhesi. Pada tanah
kering maka awal kuwa bagiin datar
sesuai dengan koefisien gesekan
luncur Yang sesungguhnya,
sebagaimana ditunjukkan dalam
persarnaan (2). Apabila air
ditambahkan maka selaput-selaput tipis
lengas berada di antara peluncur dan
tanah, sehingga adhesi bertarnbah.
Haines (1925) tidak mengukur
pertambahan gaya adhesif dan
pertambahan beban normal, namun
menghitung koefisien gesekan luncur
yang nyata d,sebagaimana dinyatakan
dalam persamaan (4).
Selama sudut geseknya sama dan
kurva-kurva beban normal versus gaya
gesek berperilaku sangat dekat dengan
asal, maka disimpulkan bahwa adhesi
beraksi ketika ada suatu beban normal
yang diaplikasikan, dan kenyataan
menunjukkan bahwa adhesi ekuivalen
dengan beban-beban normal yang
diaplikasikan pada berbagai bobot
dalam kisaran tegangan tengas tanah
rendah. .
Nichds (1931) telah
mengklasifikasikan fase-fase umum
gesekan tanah. Fase-fase tersebut
sangat ditentukan oleh kadar lengas
tanah, sebagaimana terlihat dalam
Gambar 4.
Gambar 4. Fase-fase umum gesekan
tanah untuk mengidentifikasikanreaksi-
reaksi tanah pada berbagai kadar
lengastanah (Nichols, 1931)
Berdasarkan Wasifikasi Nichds
(1931) maka fase gesekan diperoleh
ketika tanah dalam keadaan kering.
Apabila lengasnya ditambah maka
adhesi mulai narnpak dan koefisien
gesek bertambah. Fase adhesif
diperoleh ketika ada cukup air yang
menyebabkan adhesinya tinggi tetapi
tidak cukup untuk menyediakan
permukaanair bebas.
Dalam pengolahan tanah dan
lalulintas lapang, permukaan-
permukaan batas terjadi antara tubuh-
tubuh tanah dan material lainnya
seperti baja dan karet, dan juga antara
tubuh-tubuh tanah yang bdek8tan.
Suatu elemen kecil permukaantersebut
dapat dipandang sebagai suatu batas
antara dua padatan. Kadang-kadang
ha1 itu merupakan pergerakan
(perpindahan) ,rdatif dalam elemen
permukaan tersebut, tiiak terjadi pada
saat yang lain, tetapi umumnya
terdapat suatu tegangan yang bekerja
pada elemen permukaan di antara dua
tubuh tersebut. Komponen tmgensial
tegangan tersebut adalah tegangan
geser akibat gesekan pada elemen
permukaantersebut.
tegangan getrer tersebut timbul bila
terjadi pergerakan relatif yang cukup.
Kadangkadang pergerakan relatif
tersebut tidak besar dan tegangan
geser tersebut relatif bernilai rendah.
Sebaliknya, apabila suatu tegangan
geser kecil diaplikasikan, rnaka suatu
pergerakan relatif yang kecit akan
terjadi dan letaknya akan dipulihkan.
Aplikasi suatu tegangan geser yang
lebih besar mengawati suatu
pergerakan relatif yang kemudian
berlanjut.
Garnbar 5. Tegangan-tegangan pada
suatu elemen permukaan tanah yang
melunwr sepanjang suatu material
(Kooiendan Kuipers. 1983)
Pada Gambar 5 ditunjukkan suatu
tegangan geser r yang didesak oleh
suatu material pada suatu tubuh tanah.
Tegangan total S rnempunyai suatu
komponen normal 0,.Ketika terjadi
pergerakan relatii yang signifikan di
dalam antarmuka, maka tegangan
geser I muncul. Tegangan geser ini
Vol. 15. No. 2. Aaustus 2001
akan ditunjukkan sebagai tegangan
luncur G. Diasumsikan bahwa elemen
pemkaan tetap tak berubah terhadap
tanah.
Sfat-sifat gesekan untuk suatu
perrnukaan batas biasanya diukur
dengan cara mengukur 5 pada
berbagai nilai a, yang berbeda-beda.
Pada umumnya, t, pada suatu momen
tertentu dapat diperkirakan dengan
menggunakan persarnaan (5). atau
lebih akurat dengan menggunakan
persamaan(6).
Kadar air (lengas) tanah
memungkinkan berpengaruh besar
terhadap perilaku gesekan. Secara
kasar, hukum gesekan diinterpretasikan
secara matematis dengan
menggunakan persamaan (6) dan
secara fisik dengan melihat Gambar 7
befikut ini.
dimana : Garnbar 7. Peranan air tanah di dalam
= koefisien gesek antara tanah dan gesekan antara tanah dan matdaf
metal (Koolen dan Kuipers, 1983)
a = adhesitanah-metal
fl = koefisiengesek antara tanah dan
metal yang sesungguhnya METODA P E N E L M
Koolen dan Kuipers (1983)
rnenyebutkan bahwa ada beberapa
metode pengukuran karakteristik
gesekan tanah - material,
sebagaimana ditunjukkan dalam
Gambar 6, yaitu : (a) metode plat, (b)
metode cincin, (c) metode cakram, (d)
rnetode papan luncur (sled method),
dan (e) metode gigi garpu / taji (tine
method).
A Waktu danTempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan
Januari 2001 hingga Februari 2001 di
Laboratorium Teknik Mesin Budiiaya
Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,
Fateta, IPB, Bogor.
B. Metoda PengukuranAdhesi
Analog dengan penentuan kohesi
tanah maka penentuan adhesi dapat
diiakukan dengan rnenerapkan Teori
MOW yang didasarkan atas hubungan
fungsional antara tegangan normal (a)
dan tegangan geser (S'), seperti terlihat
dalam Gambar8.
Gambar 6. Metode-metode pengukuran
karakteristik gesekan tanah-
material(Koolendan Kuipers, 1983)
Gambar 8. Tegangan-tegangan tanah
dilukiskan dalam bentuk lingkaran Mohr
(a) dan hubungan antara tegangan
normal dan tegangan geser dalam
sampul Mohr (b)
Sekumpulan tegangan hanya
mampu menyebabkan peluncuranpada
material yang berbeda dan kedudukan
ini diplot sebagai suatu ketompok
lingkaran Mohr, sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar 8(b).
Apabila ditarik garis singgung
lingkaran-lingkaran tersebut, maka
&an terbentuk suatu sampul garis
singgung lingkaran sehingga akan
dapat diketahui tegangan geser
tanahnya. Kelinieran hubungan u dan
S' menunjukkan bahwa tahanan gesek
tubuh tanah adalah analog dengan
Hukum COULOMB untuk gesekan
peluncurantubuh tanah dengan metal.
Hukum Coulomb :"Tahanan gesek
dari suatu tegangan tangensial, yang
cendentng untuk meluncurkan satu
blok padatandatar di atas yang lainnya,
adalah sebanding dengan tegangan
normal yang menekan *adatan
tersebut secara bersama-sama". -
Hukum Coulomb di atas dapat
diilustrasikandalamGambar 9. 
Gambar 9. liustrasiHukumCwlornb
(Gaya tangensial T melawan tahanan
gesek untuk pekrncuran blok-blok
padatan datar di atas yang lainnya
adalah pqxmional dengan gaya
normal N yang bekerja pada bidang,
sehingga Uiperdeh T = pN, dimana p
adalah koefisiengesek)
Atas dasar analogi di atas, rnaka
sudut 6 sering disebut sebagai sudut
gesek tanah-mel (angle of soil-metal
friction), sedangkan Ca, yang
mentpakan perpotongan antara sumbu
tegangan geser dan garis sampul Mohr,
digambarkan sebagai tegangan geser
yang diperlukan untuk menyebabkan
peluncuran (sliding) pada beban normal
nol, dan sering disebut sebagai adhesi
tanah. Hubungan keempat parameter,
yakni S', Ca .a.dm 6, secara umum
diekspresikanpadapersamaan(1).
Penentuan keernpat parameter di
atas dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengukuran menggunakan
alat uji geser langsung (direct shear
apparatus). Dengan menggunakan alat
tersebut, seperti tediiat pada Gambar
10, rnaka suatu tubuh tanah akan
mendapat tegangan normal, a, dan
diiser dengan tegangan geser
sebesar S'.
Vol. 15. No. 2.Aaustus 2001
tanah, dan jenis tanah atau tekstur
tanahnya.
Gambar 10. Direct shear apparatus
untuk menentukanadhesitanah-metal
Ketika tegangan normal
diaplikasikan dan tanah pada bidang
geser digeser dengan laju penggeseran
konstan, maka selama penggeseran
tersebut tanah akan terdeformasi dan
tegangan geser tanah akan semakin
besar hingga suatu saat mencapai
tegangan geser tertinggi (maksimum)
hingga akhimya tanah tidak mampu lagi
melawan gaya geser, yang ditanda~
dengan menurunnya tegangan geser
tanah.
Perlakuan pembebanan dengan
tegangan normal yang semakin besar
akan menghasilkan tegangan geser
maksimum yang semakin besar
sehingga diperoleh beberapa pasangan
hasil pembebanan a dan S'rnax,
selanjutnya pasangan-pasangan
tersebut dibuat kurva sehingga
membentuk suatu kurva garis linier dan
mengikuti bentuk persamaan (1).
Berdasarkan kurva tersebut maka
dapat ditentukan nilai Ca dan 6.
Penentuan nilai Ca dan 6 dapat pula
ditempuh dengan menggunakan
analisisregresilinier sederhana.
Penentuan adhesi tanah dapat
dilakukan pada berbagai jenis
permukaan biiang geser material non-
tanah dengan cara mengganti material
non-tanah tersebut dengan yang
lainnya. Perlakuan penentuan adhesi
tanah yang lain juga bisa dilakukan
dengan mengubah-ubah tingkat
kepadatan tanah, tingkat kadar air
C. Alat dan Bahan
1. Peralatan uji geser langsung yang
terdiri atas bagian-bagian :
a.kotakgeser
b.pemberibeban normal
c.pengukur beban @rovingring) +
2 strain gages di sisi luar dan sisi
dalam ring
d.pengukurgeseran
e.peralatangeser
2. Peralatan pembuat contoh tanah,
berupa tabung ring + silinder pejal
pendorongtanah
3. Neraca l timbangan analitis
4. Peralatanpengukur kadar air tanah
5. Ayakan 0 2 mm
6. Dongkrakhidrolis
7. Bridgebox + handy strain meter
8. Pencatatwaktu (stopwatch)
9. Plat metal datar (landasan
permukaan bidang geser tanah -
metal) terbuat dari bahan besi baja,
(steel)berukuran 15 x 15 x 2.5 cm
dengan karakteristik sifat mekanik :
nilai modulus elastisitas geseran
sebesar 79300 ~lmrn*, berat
volume 0.0000768 ~ l m m ~ ,dan
koefisien ekspansi linier 0.0000117
mm/(mmOC)(Spotts, 1985)
10. Gdas ukur
11. Contoh tanah kering udara (jenis
tanah Latosol) dari lahan Kebun
Percobaan Leuwikopo, Darrnaga
dengan karakteristik tanahnya
adalah : fraksi liat 31.38 %, debu
24.68 %, dan pasir 43.94 % (kelas
tekstur clay loam), batas cair 80.82
%, batas plastis 43.96 %, dan
indeks plastisitas 36.86 O/O
(Sembiringdan Sapei, 1998)
D. Prosedur Pengukuran
Kaliberasialat ujigeser langsung
Oleh karena alat uji geser langsung
yang digunakan ini adalah alat uji geser
tangsung hasil modiikasi sehingga bisa
digunakan untuk meryjukur kohesi dan
adhesi. maka perlu dilakukan kaliberasi
aWr hesil pmguhrannya
sesuai w n d&uMa yang
sebenamya. Uibeclegi twssbut
dilaku3ran mtuk men n
s k a t a y ~ w r g ~ p g d a ~ ~
pembebanan (R) dsw beban
sektansmya. Di bggian sisi sebeCah
dalam dan luar dari ring tersebut
dilek-n strain gages, sehingga t#rda
saat dakukan Icaliberasi dipwdh
dua model ha1pej?gukwan, y.9itu : (1)
h&l pengukwanskala pmvhg nirg(R)
versus beban [bed), dan (2) trsrsil
pengukuran reemgan gm&g -n'ng
versus beban. m n g a n paving dng
terbgca pada i m m n handy &sin
meter a m satuan micro strain (p).
Adapun hasil Wiberasi prodng ring
yang telah dilakukandapat dilihat pada
Tabel 1dan Gambar 11.
Tabel 7 . Hasil kaliberasi pembebanan
proving ring alat ujigeser langsung
PerlakuanPercobaan
Untuk mengetahui adhesi tanah-
metal pada berbagai tingkat perubahan
kepadatan dan kadar air tanah maka
sebelum dilakukan pengukuran adhesi
terlebih dahulu diiakukan pemadatan
terhadap contoh tanah dengan tingkat
kepadatan tertentu, kemudian diukur
kadar airnya. Contoh tanah yang
hendak diberi perlakuan tersebut
adalah contoh tanah blos saringan
(ayakan)02 mm.
(b)
OMnbar 11. Hasil kalibmd skala (a)
danrega~gan@)-rSrrg
UMik mmb& suatu Pcmdisi
contdtarehyang--iSi
kePSlng (- defMvl mw -t m c a a r * b e r b e d a . ~ B u a *
~ r x m # r t a n 8 h ~ s a m a
~ ~ a i r ~ d a t r k
wmd-m - -(EetKmg -1 --hinggamencapaikelinggian-
Yans --Sedanekan. -membuat contoh tanah lmbbot isi
yangberbedaberlcadaraL~rama,maka
dua ateu lebih ambh tanatr bedxhot
sama d i dengan air yang
sama banyaknya kemudian dWm
densan P- Yaw
berbedaAiatpenekanUmt0tlt;anah
tersebut adalahdongkrakhidrdis.
CamPengukmn
Pengukuran adhesi tamh-mW
dewan menggwrakan t;q'i geser
mgsung yang ditempuh derrgan
sebagaiberikut :
1.Buat contoh tanah den* perlakuan
percobaan seperti di atas @obd isi
icering !anah sama, berkadar ak
berbeda, dan bobot isi kering beda.
berkadarair sama)
tanah nomor 1
n bbung ring
, dMmsi (diameter
ktgS (A), vdume
abasis basah (W)(SBn
a%lsis k&hg (wdb)contoh Mwh
nomor 2 wntukGap perJakuan
4.Tmhskan sbobot 4si bolsah (pt) dan
bobat isi kdng (pd) tiap contoh tanah
nmor 2
5.Letakkanlmasukkan mntoh tanah
nomor2 ke d&rn kotak geser
6.Set pengukur beban proving ring (R)
padadeformasi = 0
7.Beri beban normal (o) sebanyak
minimal 3 macam, supaya bisa dibuat
kurva linier gntara tegangan normal
(a)dan geser (S' ), yaitu :
a. 0.2 ~ c m t(00.2)
b. 0.5kSdcm (~0.5)
c. 1.okglcm2(~1.0)
Okh k a m &meter contoh tanah
nomor 2 dakh sebesar 6.35 cm
maka untuk memberika? tegangan
normal sebesar 0.2 kg/cm diperlukan
beban normal seberat 6.33 kg,
15.84 kg unbk 0.5,ks/cm2. dan 31.67
kguntuk 1.0 kglcm
8.Beri beban geser dengan laju
pembebanan2 %/menit.
Oleh karena alat uji geser langsung
ini mempunyai laju pembenanan 2
kali lebii besar darl alat uji geser
langsung konvensional (standard
sebesar 1 %Inenit) maka
pengukuran deformasi atau
d s p l a ~ n t penggeseran
(peluncuran) tanah di atas
permukaan bidang geser sukar
dilakukan (karena pembacaannya
terlampau cepat), sehingga untuk itu
diatasi dengan cara membaca beban
ukur (R) tiap waktu geser (TS) 10
detik dengan asumsi bahwa
displacement tanah tiap 10 detik
tersebutadalahs m a
9.C-t &ban ukur proving ring (R)
pada sefiap waktu 10 detik dengan
nilai konstanta pembkmm (k) =
0.7305 kg/skala R dan atrru k =
0.0699 kgpe
10.Pengukuran dihentikan ketikanisiR
m u r u n sebanyak minimal 5 bli
penurunan
11.Witong tegangan Wser (S' ) n
wrws : S' = R.WA, ditna~aA =
vhtEI2
12.f~ntukanSmax tiap kurva S' vs 7"s
lint& S'pgda o0.210.5,l 0
13.8uat Wwls hubunpan S'max vs o
dengan menggttnekan mgtode
regresi Hnir sedemana sdthgga
diperaleh suatu garis Iwus, dan
diperoleh nW atWTesi tanah (Ca) dan
sudut gesektzmdwmM(ti).
HASlL DANPEMWWMAN
Pengukuran perubahan a d k i
tanah pada berbagai tingkat kepadatan
dan kadar air tanah dengan
menggwrarican aiat uji geser langsung
dilakukan pada berbagai perlakuan
terhadap contoh tanah, yaitu pada
bobot isi kermg tanah sama bfkedar
air tanah berbeda dan berbobot isi
kering beda berkadar air tanah sama.
Adapun variasi atau kombinasi
perlakuan percobaan tersebut dapat
dilihat pada Tabel 2, sedanglcirn hasil
percobaan beserta has4 andisisnya
dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabd 2. Kombinasiperlakuanbobot isi
keringdm kadar air tanah
IPY&LIRC1--M- I
Cwuwmumrn-mum
urn rue ran or pr ur
- U r ~ ( Y Y I 1 O Y O t C )
1 4 - ru...,..ml
.. .
Gambar 12. Kurvahubungan bobotisi keringtanah dengan adhesidanfriksi pada
kisaranWdar air tanah basis kerhgsebesar 18.7 % hingga 139.2 %(a), dan kurva
hubungan kadar air tanahdasar keringdenganadhesi danfriksipadak i i a n
bobat isi keringtanah sebesar 0.47 hingga 1.23 g/cc (b)
Tabel 5. Adhesi dan friksi tanah -metal serta tegangangeser tanah pada bobot
isi keringtanah sebesar 0.47 glcc hingga 1.23 glcc
A - A 0.47 82.2 0.3309 0.9085 0.5126 0.7852 1 1.2394
A-B 0.58 139.2 0.1383 0.7261 0.2835 0.5014 1 0.8644
Tabel 6. Adhesi dan friksi tanah -metalserta tegangan geser tanah pada
kadar air tanah basiskeringsebesar 18.7 %hingga139.2%
PARAMETER TERUKUR
pembocaanskaia W a n
proving ring pula
S',.. (kglcmz) ataa&arer
pembacaan regangan
(strain) proving ring pada
Tabel4. Persarnaangaris dankoefisiendeterminasiMilanalisisragtesiiiiier
Untuk mengetahui perubahan
adhesi tanah pada berbagai tingkat
petubahan kepadatan dan kadar air
tanah maka dibuat k u ~ ahubungan
antara bobot isi kering tanah versus
adhesi pada kiiaran kadar air tertentu,
dan kurva hubungan antara kadar air
tanah versus adhesi pada kisaran
bobot isi kering tertentu pula,
sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel
5 danTabel 6, serta Gambar 12.
Adhesi tanah-rnetal berindikasi
menurun ketika kepadatan tanah
meningkat dari 0.47 hingga 1.23 glcc
pada kiiran kadar air tanah basis
kering sebesar 18.7 % hingga 139.2 %i
Penman adhesi dari 0.3309 kglcm
hingga 0.0759 kg/cm2 terjadi ketika
kepadatan tanahnya naik dad 0.47 glcc
himgga 0.95 glcc. Namun, ketika
I<epadatan tanahnya dinaikkan lagi
hingga 1.23 g/cc maka adhesm ju a
naik lagi hi- 0.1685 kglcmp P:a
yang sama juga diikuti pada pola
hubungan antara kepadatan tanah dan
kuat geser tanah (S'), s8bagahana
ditunjukkan dalam Tabd 5. Apabila
d i i i n dengan gesekan (friksi) yang
timbul antara tanah dan metal rnaka
ketika kepadatan tanahnya dinaikkan
dad 0.47 hingga 1.23 kg/cm2d i i o k h
frSksi (tan 6) yang menurun dari 0.9085
hihgga0.2589.
Ketika kadar air tanah meningkat
dari 18.7% hingga 82.2% pada kisaran
bobot isi kering tanah sebesar 0.47
kg/cm2 hingga 1-23 kglcm2,
menunjukkan bahwa adhesi tanah -
metal berindikasi naik dari 0.0759
kg/cm2hingga 0.3309 kg/cm2. Narnun,
ketika kadar air tanahnya dinaikkan lagi
hingga 139.2% rnaka adhesinya justru
turun hingga 0.1383 kg/cm2. Hal ini
sesuai dengan keterangan yang
disampaikan oleh Kohnke (1968) dalam
Gambar 1, yaitu adhesiakan meningkat
ketika kadar air tanahnya dinaikkandari
kondisi lembab ke basah, namun akan
menurun hingga hilang (tak ada adhesi
lagi) ketika kadar air tanahnya
dinaikkan hingga kondiii tanahnya
amat basah, atau apaia$i jenuh. Pda
yang sama juga diikuti pada pda
hubungan antara kadar air tanah dan
kuat geser tanah (S'), sebagaimna
diinjukkan d a m Tabel 6. Apabila
dikaitkan dengan gesekan (friksi) yang
tirnbul antara tanah dan metal rnaka
ketikakadar air tanahnya diiikkan dari
40.8 hingga 82.2% diperdeh friksi (tan
6) yang naik dari 0.2589 hingga 0.9085.
Kecenderungan naiknya friksi akibat
bertambahnya kadar air tanah
mengikuti pola naiknya adhesi pada
kaclerair tanah tersebut.
Dengan mengkaji fenomena-
fenomena yang terjadi ketika
kepadatan dan kadar air tanah
ditingkatkan maka dapat dikernukakan
bahwa ketika kepadatan tanah
dinaikkan dari 0.47 hingga 0.95 glcc
menyebabkan adhesinya turun, dan
adhesi akan meningkat ketika kadar air
tanah dimaikkan dari 40.8 % hingga
82.2 %; begii pula kuat geser
tanahnya. Pola hi tidak diikuti oleh
besarnya gesekan (friksi) antara tanah
dan metal. Dengan demikian,
terungkap bahwa ketika kepadatan dan
kadar air tanahnya ditingkatkan maka
besarnya kuat geser tanah (S') akan
lebih banyak dipengaruhioleh besamya
adhesi tanah - metal dibanding
pengaruh besarnya friksi antara tanah
dan metaltersebut.
NIKAN PERTANIAN
Di lain hal, pola naik twunnya
adhesi akibat berubahnya tingkat
kepadatan dan kadar air tanah, juga
diikuti oleh pola naik tummya fr#csi,
meskipun tidak begitu tegas. M i
adhesi menurun maka hal ini
menunjukkan semak'm lemahnya gaya
tarik rnenarik antara tanah dan metal
pada bidang geser sehingga gesekan
yang timbul antam tanah dan metal
juga semakin berkurang; begitu pula
sebaliknya. Hal ini temyata berperilaku
sama dengan pda fase-fase umum
gesekan tanah yang dikemukakan oleh
Nichols (1931). sebagaiia terlihat
dalam Gambar 4. Apabila diakurkan
antam kuwa dalam Gambar 12(a) dan
k u m dalm Gambar 4, rnaka akan
nampak jelas kesamaan perilaku
kuwanya. h i dianggap bahwa fase
friksi terjadi ketika M a r air tanahnya I
40.8 %, fase Mhesi ketW<akadar air
tanahnya 40.8 - 82.2%, dan fase
lubrikasi ketika W a r air tanahnya 2
82.2 %. Pada fase friksi maka friksi
lebih berperanan dalam menentukan
besarnya kuat geser tanah dibanding
adhesi. Hal ini t r i diliat dengan
adanya friksi sebesar 0.4237 ,
sedangkan adhesinya hanya sebesar
0.1290 kglun2. Padafase adhesi maka
adhesi rneningkat cukup tinggi, yaitu
dari 0.1685 kgkm2 hingga 0.3309
kg/cm2 dimana friksi juga meningkat
sangat tinggi dari 0.2589 hingga
0.9085. Ketika mencapaifase lubrikasi
maka adhesinya mulai menurun; begiiu
pula friksinya. Hal ini disebabkan
karma bertambahnya kadar air tanah
akan menambah banyaknya selaput
tipis lengas di antara tanah dan metal
yang bertindak seolaholah seperti
pelumas, s e h i i akan mengurangi
friksi dan adhesi deh karena
menurunnya koefisii gesek dan
terganggunya gaya tarik rnenarik antara
tanah dan metaltersebut.
Pola naiknya adhesi pada kisaran
kadar air dari 40.8 hingga 82.2 %
ternyata juga bersesuaian dengan
kondisi kadar air tanah dari batas
plastis hingga batas cair untuk tanah
Vol. 15. No.2.
Dmnaga yaitu sebesar 43.96
8482 % (Sembiring dan Sapei,
hiberartibahwa adhesitanah -
k d l a i tinggi pada fase adhesi,
yab k e t i i kohesi tanah sudah
melemah hingga sebelum banyak
selaput tipis lengas rnenydimuti di
permukaankontaktanah -metal.
Kesirnpulan yang bisa dikemukakan
unhrk mengetahui perubahan adhesi
rnetal-tanah Lato& Darmaga pada
berbagai tingkat perubahan kepadatan
dm kadar air tanah, yaitu :
1. Adhesi tanah - metal meningkat
dengan meningkatnya kadar air teneh
dari 39.3% hingga 82.2%. m u n
menurun dengan menmghtnya
kepadatan tanah dari 0.47 hingga 0.95
glcc. Kenaikan adhesi tsrsebut tejadi
ketika kadar air tanah Wsebut
diasumshn telletak pada kondisi
tanah lernbab hingga basah,
sebagaimana Yaw -ah
diungkapkandeh Kohnke (1968)
2. Adhesi tanah - metal akan semakin
menurun dengan rneningkatnya kadar
air tanah hingga rnencapaikondisiarnat
basah atau jenuh, oleh karena semakm
banyaknya selaput tipis lengas (water
film) di antara tanah dan metal yang
rnenyebabkan sernakin berkurangnya
gaya tarik mnarik tanah -metal
3. Kekuatan geser tanah (S') lebih
banyak dipengaruhi oleh besarnya
adhesi tanah - metal dibanding oleh
besarnya friksi (gesekan) antara tanah
dan metal
4. Fasefriksi hasil percobaantemadap
tanah Latosol ini terjadi ketika kadar air
tanahnya s 40.8 %, fa- adhesi ketika
kadar air tanahnya 40.8 - 82.2 %, dan
fase lubrikasi ketika kadar air tanahnya
2 822 %. Adhesi meningkat c u m
tinggi ketika kadar air tanahnya
mencapaifase adhesi.
DAFTAR PUSTAKA
A.S.T.M. 1952. Symposium on the
D i Shear T d n g of Sods.
Spec.Tech.Pub. 131. 87pp..
Ptriaddphia,USA
Baver, LD., W.H. Gardner, and W.R.
Gardner. 1956. Soil Physics. 3rd
Edition. John WiHey & Sons, Irrc.
NewYork
Bekker, M.G. 1957. Theory of Land
Locomotion. 520 pp. Ann Arbor,
Michian
Darmawijaya, M.I. 1980. Klasifikasi
Tanah. BPTK, Bandung
Gill, W.R.. and G.E. VandenBerg.
1967. SoilDynamics in Tillage and
Tractiorl8. Agriculture Handbook
No.316. &.Rers.Ser., USDA
Haines, W.B. 1925. Skdiez in the
Physid Roperties of soh. i.
Mechanical Properties Concerned
in Cultivation. Jwr. Agr. Sci. 15 :
178-200
Kohnke, Helmut. 1968. Soil Physics.
McGrawHill Book Company, New
York
Koolen, A.J., and H. Kuipers. 1983.
Agricultural Soil
Springer-Vertag, Berlin W i g .
Gennany
Nichds. M.L. 1931. The Dynamic
Pmpehs of Soil. II. Soil and
Metal Friction. Agric. EngiR(3ering.
12: 321-324
Oida, Akira. 1992. Terramechanics.
Dep. ofAgric. Engineering, Faculty
of Agricultwe, Kyoto University,
Japan
Pakpahan, D. 1982. Statika dan
Dinarnika. Jurusan Keteknikan
Pertaniin. Fakultas Teknologi
Pertani, lnstitut PertanianBogor
Payne. P.C.J., and E.R. Fountaine.
1954. The Mechanism of Scouring
for Curtivation Implements. Natl.
Inst. Agr. Engin. Tech. Memo. 116,
1 1 P ~ .
Sembiring, E.N., dan A. Sapei. 1998.
Model Rhedogi dan Kekuatan
Tanah Latosol dan Podzdik Merah
Kuning pada Perubahan Kadar Air
dan Densitas Tanah. Laporan
Akhir Penelitian Dasar Nomor : 13
I PPlPD I 199711997. Fakultas
TekndogiPertanian, IPB
Spotts, M.F. 1985. Design of
Machine Elements. 6th Edition.
Prentice-Hall, Inc. Englewood
Cliffs, New Jersey 07632, USA

More Related Content

What's hot

Pondasi Laba-Laba.pptx
Pondasi Laba-Laba.pptxPondasi Laba-Laba.pptx
Pondasi Laba-Laba.pptx
egaprabawa
 
Geotechnical Engineering-II [Lec #14: Timoshenko & Goodier Method]
Geotechnical Engineering-II [Lec #14: Timoshenko & Goodier Method]Geotechnical Engineering-II [Lec #14: Timoshenko & Goodier Method]
Geotechnical Engineering-II [Lec #14: Timoshenko & Goodier Method]
Muhammad Irfan
 
72219130 sondir
72219130 sondir72219130 sondir
72219130 sondir
Bunz Lynch
 
1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang
UDIN MUHRUDIN
 
Perkerasan kaku
Perkerasan kakuPerkerasan kaku
Perkerasan kaku
Artawimbawa
 
10 ppt daya-dukung-tanah
10 ppt daya-dukung-tanah10 ppt daya-dukung-tanah
10 ppt daya-dukung-tanah
Jaka Jaka
 
Basics of Foundation Engineering هندسة الأساسات & Eng. Ahmed S. Al-Agha
Basics of Foundation Engineering هندسة الأساسات & Eng. Ahmed S. Al-AghaBasics of Foundation Engineering هندسة الأساسات & Eng. Ahmed S. Al-Agha
Basics of Foundation Engineering هندسة الأساسات & Eng. Ahmed S. Al-Agha
Hossam Shafiq II
 
Daya dukung tanah berlapis 1
Daya dukung tanah berlapis 1Daya dukung tanah berlapis 1
Daya dukung tanah berlapis 1aanqwerty
 
Perencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan rayaPerencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan raya
فهرودين سفي
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Mira Pemayun
 
Approximate Analysis of Multistored Frame by Cantilever method Numerical-II
Approximate Analysis of Multistored Frame by Cantilever method Numerical-IIApproximate Analysis of Multistored Frame by Cantilever method Numerical-II
Approximate Analysis of Multistored Frame by Cantilever method Numerical-II
nawalesantosh35
 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
noussevarenna
 
Produktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat DozerProduktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat Dozer
Elis Wahyuni
 
Dinamika Struktur
Dinamika StrukturDinamika Struktur
Dinamika Struktur
betang
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Adita Utami
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Agus Tri
 
modul pelatihan geosintetik
modul pelatihan geosintetikmodul pelatihan geosintetik
modul pelatihan geosintetik
WSKT
 
Diaphragmwall test
Diaphragmwall testDiaphragmwall test
Diaphragmwall test
juwes
 
1. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 11. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 1fahmi09
 

What's hot (20)

Pondasi Laba-Laba.pptx
Pondasi Laba-Laba.pptxPondasi Laba-Laba.pptx
Pondasi Laba-Laba.pptx
 
Geotechnical Engineering-II [Lec #14: Timoshenko & Goodier Method]
Geotechnical Engineering-II [Lec #14: Timoshenko & Goodier Method]Geotechnical Engineering-II [Lec #14: Timoshenko & Goodier Method]
Geotechnical Engineering-II [Lec #14: Timoshenko & Goodier Method]
 
72219130 sondir
72219130 sondir72219130 sondir
72219130 sondir
 
1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang
 
Perkerasan kaku
Perkerasan kakuPerkerasan kaku
Perkerasan kaku
 
10 ppt daya-dukung-tanah
10 ppt daya-dukung-tanah10 ppt daya-dukung-tanah
10 ppt daya-dukung-tanah
 
Basics of Foundation Engineering هندسة الأساسات & Eng. Ahmed S. Al-Agha
Basics of Foundation Engineering هندسة الأساسات & Eng. Ahmed S. Al-AghaBasics of Foundation Engineering هندسة الأساسات & Eng. Ahmed S. Al-Agha
Basics of Foundation Engineering هندسة الأساسات & Eng. Ahmed S. Al-Agha
 
Daya dukung tanah berlapis 1
Daya dukung tanah berlapis 1Daya dukung tanah berlapis 1
Daya dukung tanah berlapis 1
 
Perencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan rayaPerencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan raya
 
Pemadatan tanah
Pemadatan tanahPemadatan tanah
Pemadatan tanah
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
 
Approximate Analysis of Multistored Frame by Cantilever method Numerical-II
Approximate Analysis of Multistored Frame by Cantilever method Numerical-IIApproximate Analysis of Multistored Frame by Cantilever method Numerical-II
Approximate Analysis of Multistored Frame by Cantilever method Numerical-II
 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
 
Produktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat DozerProduktivitas Alat Berat Dozer
Produktivitas Alat Berat Dozer
 
Dinamika Struktur
Dinamika StrukturDinamika Struktur
Dinamika Struktur
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
 
modul pelatihan geosintetik
modul pelatihan geosintetikmodul pelatihan geosintetik
modul pelatihan geosintetik
 
Diaphragmwall test
Diaphragmwall testDiaphragmwall test
Diaphragmwall test
 
1. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 11. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 1
 

Similar to ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM (Soil - Metal Adhesion Due To the Variation of Soil Compactness and The Soil Moisture Content

makalah mekanika tanah
makalah mekanika tanahmakalah mekanika tanah
makalah mekanika tanah
Adnan Pandupraja
 
Laporan kemiringan lereng
Laporan kemiringan lerengLaporan kemiringan lereng
Laporan kemiringan lereng
andini rambe
 
ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAICTOR BERODA BAN UNTUIC PEMBAJAICAN PADA TANAH BE...
ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAICTOR BERODA BAN UNTUIC PEMBAJAICAN PADA TANAH BE...ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAICTOR BERODA BAN UNTUIC PEMBAJAICAN PADA TANAH BE...
ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAICTOR BERODA BAN UNTUIC PEMBAJAICAN PADA TANAH BE...
Repository Ipb
 
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasirEvaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
75342 gft dimas(1)
75342 gft dimas(1)75342 gft dimas(1)
75342 gft dimas(1)
william baswono
 
Pemadatan dan pemantapan tanah
Pemadatan dan pemantapan tanahPemadatan dan pemantapan tanah
Pemadatan dan pemantapan tanahDicky Pulungan
 
Model Konservasi Tanah dan Air oleh Helmas
Model Konservasi Tanah dan Air oleh HelmasModel Konservasi Tanah dan Air oleh Helmas
Model Konservasi Tanah dan Air oleh HelmasHelmas Tanjung
 
Soil study thesis
Soil study thesisSoil study thesis
Soil study thesis
CARLES HUTABARAT
 
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Vera Rohmadoniati
 
1.geoteknik tambang 1
1.geoteknik tambang 11.geoteknik tambang 1
1.geoteknik tambang 1
Sylvester Saragih
 
Conduit
ConduitConduit
Conduit
Andre Az
 
S3. 2019 JSIL_Longsor.pdf
S3. 2019 JSIL_Longsor.pdfS3. 2019 JSIL_Longsor.pdf
S3. 2019 JSIL_Longsor.pdf
HeriansyahPutra5
 
4 daniel longsor
4 daniel longsor4 daniel longsor
4 daniel longsor
Imaz Bili Kali
 
3250 3577-1-pb
3250 3577-1-pb3250 3577-1-pb
3250 3577-1-pb
raranteza
 
Pengaruh Sifat Fisik Tanah Pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh Di 5 Penggunaan ...
Pengaruh Sifat Fisik Tanah Pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh Di 5 Penggunaan ...Pengaruh Sifat Fisik Tanah Pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh Di 5 Penggunaan ...
Pengaruh Sifat Fisik Tanah Pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh Di 5 Penggunaan ...
Elsa Rosyidah
 
S1-413633-Fandi Imanda H- PPT Kolokium (1).pptx
S1-413633-Fandi Imanda H- PPT Kolokium (1).pptxS1-413633-Fandi Imanda H- PPT Kolokium (1).pptx
S1-413633-Fandi Imanda H- PPT Kolokium (1).pptx
NanaCantik8
 
2_MEKANIKA TANAH 13 September 2022.pptx
2_MEKANIKA TANAH 13 September 2022.pptx2_MEKANIKA TANAH 13 September 2022.pptx
2_MEKANIKA TANAH 13 September 2022.pptx
paje1
 
Mekanika Batuan
Mekanika BatuanMekanika Batuan
Mekanika Batuan
Geologyrocknrolla Lani
 
Pondasi cerucuk
Pondasi cerucukPondasi cerucuk
Pondasi cerucuk
Rona Ariyansyah
 

Similar to ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM (Soil - Metal Adhesion Due To the Variation of Soil Compactness and The Soil Moisture Content (20)

makalah mekanika tanah
makalah mekanika tanahmakalah mekanika tanah
makalah mekanika tanah
 
Laporan kemiringan lereng
Laporan kemiringan lerengLaporan kemiringan lereng
Laporan kemiringan lereng
 
ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAICTOR BERODA BAN UNTUIC PEMBAJAICAN PADA TANAH BE...
ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAICTOR BERODA BAN UNTUIC PEMBAJAICAN PADA TANAH BE...ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAICTOR BERODA BAN UNTUIC PEMBAJAICAN PADA TANAH BE...
ANALISIS PENGGUNAAN DAYA TRAICTOR BERODA BAN UNTUIC PEMBAJAICAN PADA TANAH BE...
 
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasirEvaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
 
75342 gft dimas(1)
75342 gft dimas(1)75342 gft dimas(1)
75342 gft dimas(1)
 
Pemadatan dan pemantapan tanah
Pemadatan dan pemantapan tanahPemadatan dan pemantapan tanah
Pemadatan dan pemantapan tanah
 
Model Konservasi Tanah dan Air oleh Helmas
Model Konservasi Tanah dan Air oleh HelmasModel Konservasi Tanah dan Air oleh Helmas
Model Konservasi Tanah dan Air oleh Helmas
 
Soil study thesis
Soil study thesisSoil study thesis
Soil study thesis
 
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
 
1.geoteknik tambang 1
1.geoteknik tambang 11.geoteknik tambang 1
1.geoteknik tambang 1
 
Conduit
ConduitConduit
Conduit
 
S3. 2019 JSIL_Longsor.pdf
S3. 2019 JSIL_Longsor.pdfS3. 2019 JSIL_Longsor.pdf
S3. 2019 JSIL_Longsor.pdf
 
4 daniel longsor
4 daniel longsor4 daniel longsor
4 daniel longsor
 
3250 3577-1-pb
3250 3577-1-pb3250 3577-1-pb
3250 3577-1-pb
 
Pengaruh Sifat Fisik Tanah Pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh Di 5 Penggunaan ...
Pengaruh Sifat Fisik Tanah Pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh Di 5 Penggunaan ...Pengaruh Sifat Fisik Tanah Pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh Di 5 Penggunaan ...
Pengaruh Sifat Fisik Tanah Pada Konduktivitas Hidrolik Jenuh Di 5 Penggunaan ...
 
S1-413633-Fandi Imanda H- PPT Kolokium (1).pptx
S1-413633-Fandi Imanda H- PPT Kolokium (1).pptxS1-413633-Fandi Imanda H- PPT Kolokium (1).pptx
S1-413633-Fandi Imanda H- PPT Kolokium (1).pptx
 
2_MEKANIKA TANAH 13 September 2022.pptx
2_MEKANIKA TANAH 13 September 2022.pptx2_MEKANIKA TANAH 13 September 2022.pptx
2_MEKANIKA TANAH 13 September 2022.pptx
 
Mekanika Batuan
Mekanika BatuanMekanika Batuan
Mekanika Batuan
 
Pondasi cerucuk
Pondasi cerucukPondasi cerucuk
Pondasi cerucuk
 
Kekuatan tanah
Kekuatan tanahKekuatan tanah
Kekuatan tanah
 

More from Repository Ipb

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Repository Ipb
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
Repository Ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Repository Ipb
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
Repository Ipb
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
Repository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
Repository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
Repository Ipb
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
Repository Ipb
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
Repository Ipb
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
Repository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
Repository Ipb
 

More from Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 

Recently uploaded

Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 

Recently uploaded (20)

Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 

ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM (Soil - Metal Adhesion Due To the Variation of Soil Compactness and The Soil Moisture Content

  • 1. ADHESI TANAH-METAL PADA BERBAGAITINGKAT PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM (Soil -Metal Adhesion Due To the Variationof Soil Compactnessand The Soil Moisture Content) Gatot ~ramuhadi'dan Eduard Narnaken!Sembiringl Abstract Soil, as the nature body, is very important in supporting the live perpetuity of the living creatures. In farm machinery and equipment application for soil tilling, soil also affects the goal of the soil tillageactivities. When the soil tillage equipment and machinery are to be applied in the field. there will Qe interaction among the traction device, the blade, and the soil. The soil, which is used as a machine supporter, must have a certain consistency. Consistency is the degree of cohesion and adhesion among soilpartides and soil mass resistance to the variation of shape by pressure and sfrengU, that affected the soil deformation. The objectiveof the research was to study the soil -metal adhesion due to the variationof soil compactness and the soil moisture content. Resutts of the research showed that soil - metal adhesion increased by the increasing of soil moisture content from 39.3% to 82.2 %, but it decnraS8d by the increasing of soil compactness from 0.47 g/cc to 0.05 g/cc. THe soil-metal adhesion decreased and deceased again by the increasing of the soil moisture content until it reached a very wet or saturatedconditionsof the soil. Soil strength was much more affected by the soil - metal adhesion than by the soil-metal friction. Friction phase, adhesion phase, and lubricationphase occurred when the soil moisture content reached r40.8 %, 40.8 - 82.2 %, and 2 82.2 % respectively. The adhesion showed a high value when the soil moisture content reached the adhesionphase. Keywords :adhesion, friction, soil compactness, and soil moisture twnteni PENDAHULUAN Tanah, sebagai tubuh alam, sangat berperan dalam menopang kelangsungan hidup makhluk hidup. Di bidang budidaya pertanian, tanah amat berperanan dalam ha1 penyediaan unsur hara dan sebagai tempat tumbuhnya tanaman, dimana dikehendaki tanah mempunyai struktur remah atau kondisi gembur agar tanaman &pat tumbuh dengan baik. Di bidang teknik sipil pertanian, kekuatan tanah rnenjadi penentu keberhasilan pembangunan konstruksi suatu bangunan karena tanah dipandang sebagai tempat berdiri tegaknya suatu bangunan. Dabm penerapan alat dan mesin pertanian untuk mengotah tanah maka tanah juga menjadi penentu bethasil tidaknya kegiatan pengolahan tanah. Untuk dapat rnenerapkan aiat dan mesin pengdah tanah maka harus diketahui berirpa sebenarnya gaya- gaya reaksi tanah pada saat alat dan 1 Staf PengajarJurusan Teknik Pertanian,fakultasTeknologi Pertanian, IPBBogor
  • 2. Vol. 15. No. 2.Ayustus 2001 rnesin Wsebut digunakan, sehingga perlu diketahui berapa kekuatan tanahnya. Pada saat suatu alat dan mesin pengolah tanah diaplikasikan di lahan maka akan ada hubungan interaksi antara tanah dengan permukaan kontak bagian penggerak mesin (tractiondevice) dan bagian permukaan kontak alat pengolah tanah yang memotong tanah. Suatu studi atau kajian yang secara khusus membahas mengenai hubungan antara tanah dengan mesin adalah teramekanik (terramechanics). Sudah banyak laporan mengenai suatu kinerja penarikan (tractive performance) dan tahanan jalan (running resistance) dari kendaraan- kendaraan yang biasa dioperasikan di luar jalan (off-road vehicles). Namun demikian, interaksi antara mesin-mesin tersebut dengan suatu permukaan tanah atau kondisi tanah tertentu tidak secara lengkap dijelaskan, meskipun interaksi tersebut merupakan salah satu faktor penting bagi kinej a mesin. Hal ini berkaiin dengan kompleksitas, ketidakseragaman dan keragaman sifat-sifat tanah (Oida, 1992). Kinerja penarikan dan jalan (tractive and running performance) kendaraan "off-mad, seperti traktor, sangat dipengaruhi oieh kondisi landasan (ground) dan spesifikasi mesinnya, seperti bobot, jenis roda, tekanan ban, dan sebagainya(Oida, 1992). Faktor-faktor tanah atau landasan (ground) yang mempengaruhi kinerja mesin dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori. Pertama adalah sifat-sifat fisik tanah, seperti diameter butiran tanah, specfic gravity, distribusipartikel tanah, kadar air, nisbah hampa (void ratio) d m pemeab17itas. Kedua adalah kedudukan atau kondisi landasan, seperti ketidakrataan, tinggi guludan, kemiringan, lebar dan dalam alur, air, kedalaman lumpur, gulma atau rerumputan dan vegetasi (Oida, 1992). Nichols (1031) rnembagi sifat-&at tanah menjadi dua, yaitu sifat-sifat 58 tanah primer, seperti diameter butiran, specific gravity, distribusi partikeltanah, kadar air dan distribusi partikel, dan sekunder (sifat dinamik tanah), seperti gaya geser, kompresibilitas, kohesi dan adhesi. Bekker (1957) membuat sistematisasi hubungan kinej a mesin dan faktor-faktor mekaniktanah. Tanah yang digunakan sebagai landasan 1 tumpuan bagi mobilitas mesin hams mempunyai konsistensi. Konsistensitanah adalah derajat kohesi dan adhesi di antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah (Darmawijaya, 1980). Efek lengas tanah temadap besarnya kohesi dan adhesi dalam konsistensi tanah dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram skematik efek lengas (kadar air) tanah tetttadap dua komponen pokok konsistensi tanah (Kohnke, 1968) Gaya kohesi ialah gaya tarik menarik sesama zarrah (partikeltanah) akibat selaput lengas, sedang gaya adhesi ialah gaya tarik menarik fasa cair di permukaan fasa padat. Gaya kohesi bervariasi tergantung ukuran dan bentuk zarrah serta tebal tipis selaput lengas antar zarrah (Baver, 1956). Dapat pula dikatakan bahwa adhesi ialah daya lekat antar partikel heterogen dan zat-zat kimia penyusunnyadalamtanah.
  • 3. NIKAN PERTANTAN Diantara gaya-gaya yang bekerja pada permukaan kontak antara dua blok padatan (Midbody) yang berbeda materialnya terdapat suatu gaya yang sering diperlukan untuk menark dan memisahkan kedua padatan tersebut. Gaya tarik menarik antara dua material yang berbeda dinamakan adhesi (Gill dan Vanden Berg, 1967). Menurut standard ISTVS (International Society for Terrain-Vehide systems) disebutkan bahwa adhesi (Ca) ialah tahanan geser antara tanah dan material lainnya ketika tekanan luar yang diaplikasikanbemilainol. Pengukuran adhesi didasarkan atas pengukuran serempak ketiga parameter, yaitu : (1) tegangan gesek, (2) pergerakan tangensial tanah pada sisi-sisi yang berhadapan, dan (3) beban normal di permukaan. Payne dan Fwntaine (1954) memvisualisasikan adhesi tanah sebagai suatu parameter tambahan dalam suatu persamaan gesekan antara tanah dan metal, seperti terlihat pada persamaan(1). S' = C, + a tan 8............... (1) dimana : S' = tegangangeser tanah Ca= adhesi a = tegangan normal 6 = sudut gesek antara tanah dan metal TUJUAN Penelitianbertujuan untuk rnenelaah "Adhesi Tanah - Metal pada Berbagai Tingkat Perubahan Kepadatan dan Kadar Air Tanah". Adapun tanah yang dijadikan objek penelitian adalah tanah Latosol di Darmaga, Bogor, sedangkan metalberupapelat besi baja (steel). PENDEKATANTEORMS Pada perrnukaan dua buah benda yang bersentuhan maka terdapat dua kemungkinan (Pakpahan, 1982). yaitu : (1) perinukaanlicin, dan (2) pmukaan kasar (tidak licin). Dalam hal gesek;wr juga diienal dua rrwmm, yaitu : (a) gesem kering (gesekan -1,. dan @) gesekan basah (gesd<an cairan). Ketika dua Mok tanah bergerak berlawanan satu dengan yang lainnya rmka gaya-gaya beraksi pada kedua perfnukaan kontak Wok tersebut. Di sini beriaku Hukum Coulomb tentang gesekan, tetapi gaya-gaya gesek alami secara tepat bekrm 6iWahui (Gill dan Vanden Berg. 1967). Rosedur umum yang digunakan untuk memisahkan gaya-Qaya yang bekerja -thadap permukaan dan tangensiai tefhadap permukaan sebagaimana ditunjukkan aleh persamaan (2) dan Gambar2. p = FM=tan y.................... -.(2) dimana : p = koefisien gesek antara tanah CWPn tanah F =gayagesektangensial-ap pemrukaafl N = gaya normal yang tegak lwus temadap- v = -mFm/r Garnbar 2. Gaya nomal dan gaya gesek diantaraduaMdc tanah (GIdan Vanden Berg, 1967) Untuk mmggedbn blok tanah bagian atas maka suahr gaya haws d i a p t i i i . Besamya gaya yang diaplikasikantersebut hams lebih besar dari gaya F sebelum memulai
  • 4. Val. 15, No. 2, Acrustus 2001 pwgerakan, sehingga p rnerupakan Haines (1925) rnernperagakan suatu parameter persamaan yang pentingnya adhesi pada gesekan luncur bwhubungan dengan gayagaya .metal-tanah pada persamaan (4). selama pergerakan suatu Mok tanah di F atas Wok tanah lainnya. Koefisien ,U' = -= tan6 ...................... N (4) gesek p sebagai suatu sifat dinarnik tanah. Koefisien gesek p jangan sarnpai dimana : ,d= koefisiengesek luncur dikacaukan oleh sudut gesek dalam (4 ,gaysdalam persamaan (3) untuk kohesi, yang menyebabkan karena kedua persarnaan ini peluncuran rnenggambarkan fenomena yang N = gaya normal pada permukaan berbeda. luncur 6 = sudut gesek antara tanah dan dirnana : r = tegangan geser tanah (kuat geser tanah) C= kohesitanah (kekohesifantanah) a= tegangan normal 4 = sudut gesek antar taneh (sudut gesek dalam) Persamaan (3) menggambarkan ketwtuhan suatu massa tanah akibat geseran yang baru saja tejadi. Setelah kP#unftrhan h@di maka pemkaan yang patah 1 retak menghasilkan dua massa tanah yang m a . Kedua rnassa tanah tersebut dapat diwaikan sebagai blok-blok tanah, dan pergerakan Mok-blok tanah tersebut relatif antara satu dengan yang lainnya sepanjang permthan yang dinyatakan sebagai gpsekm pehm@m, gepefti tertulis peda persamaan (2). Kedua model maBematika di atas adalah sangat-a, oleh karenatidak akan mungkin kedua nhigesekaMya sarna. Sayangnya, anterra p.dan 4 biianya I dgan prosedw percobaan yang sama s e h i i a tidak dapat dipisahkan secara nyata, dan kebingungan serSng w a d i ketika nilai- nilaitersebut diaplikasilcanuntuk disain. Gaya-gaya adhesif antara tanah dan beberapa material lainnya ditentukan oleh selaput-selaput tipis lengas. Tegangan lengas dan tegangan permukaan cairan tanah mumxll untuk rnenjelaskan karakteristik gaya-gaya adhesi(Gilldan V;Elltden Berg, t967). metal Haines (1925) mengukur gaya yang diperlukan untuk rnenarik suatu peluncur di atas tanah-tanah yang berbeda dengan suatu k i n kadar lengas yang lebar. Haines juga menghitung koefisien gesekan luncur nyata p', yang secara khas ditunjukkan dalam Gambar 3. Gambar 3. PWgaruh kadar lengas tanah terhadap koefisiengesek tanah (Haines, 1925) aiasanya Pada umumnya, kuwa-kwa tersebut dapat dijelaskan berdasarkan prinsip-prinsip adhesi. Pada tanah kering maka awal kuwa bagiin datar sesuai dengan koefisien gesekan luncur Yang sesungguhnya, sebagaimana ditunjukkan dalam persarnaan (2). Apabila air ditambahkan maka selaput-selaput tipis lengas berada di antara peluncur dan tanah, sehingga adhesi bertarnbah. Haines (1925) tidak mengukur
  • 5. pertambahan gaya adhesif dan pertambahan beban normal, namun menghitung koefisien gesekan luncur yang nyata d,sebagaimana dinyatakan dalam persamaan (4). Selama sudut geseknya sama dan kurva-kurva beban normal versus gaya gesek berperilaku sangat dekat dengan asal, maka disimpulkan bahwa adhesi beraksi ketika ada suatu beban normal yang diaplikasikan, dan kenyataan menunjukkan bahwa adhesi ekuivalen dengan beban-beban normal yang diaplikasikan pada berbagai bobot dalam kisaran tegangan tengas tanah rendah. . Nichds (1931) telah mengklasifikasikan fase-fase umum gesekan tanah. Fase-fase tersebut sangat ditentukan oleh kadar lengas tanah, sebagaimana terlihat dalam Gambar 4. Gambar 4. Fase-fase umum gesekan tanah untuk mengidentifikasikanreaksi- reaksi tanah pada berbagai kadar lengastanah (Nichols, 1931) Berdasarkan Wasifikasi Nichds (1931) maka fase gesekan diperoleh ketika tanah dalam keadaan kering. Apabila lengasnya ditambah maka adhesi mulai narnpak dan koefisien gesek bertambah. Fase adhesif diperoleh ketika ada cukup air yang menyebabkan adhesinya tinggi tetapi tidak cukup untuk menyediakan permukaanair bebas. Dalam pengolahan tanah dan lalulintas lapang, permukaan- permukaan batas terjadi antara tubuh- tubuh tanah dan material lainnya seperti baja dan karet, dan juga antara tubuh-tubuh tanah yang bdek8tan. Suatu elemen kecil permukaantersebut dapat dipandang sebagai suatu batas antara dua padatan. Kadang-kadang ha1 itu merupakan pergerakan (perpindahan) ,rdatif dalam elemen permukaan tersebut, tiiak terjadi pada saat yang lain, tetapi umumnya terdapat suatu tegangan yang bekerja pada elemen permukaan di antara dua tubuh tersebut. Komponen tmgensial tegangan tersebut adalah tegangan geser akibat gesekan pada elemen permukaantersebut. tegangan getrer tersebut timbul bila terjadi pergerakan relatif yang cukup. Kadangkadang pergerakan relatif tersebut tidak besar dan tegangan geser tersebut relatif bernilai rendah. Sebaliknya, apabila suatu tegangan geser kecil diaplikasikan, rnaka suatu pergerakan relatif yang kecit akan terjadi dan letaknya akan dipulihkan. Aplikasi suatu tegangan geser yang lebih besar mengawati suatu pergerakan relatif yang kemudian berlanjut. Garnbar 5. Tegangan-tegangan pada suatu elemen permukaan tanah yang melunwr sepanjang suatu material (Kooiendan Kuipers. 1983) Pada Gambar 5 ditunjukkan suatu tegangan geser r yang didesak oleh suatu material pada suatu tubuh tanah. Tegangan total S rnempunyai suatu komponen normal 0,.Ketika terjadi pergerakan relatii yang signifikan di dalam antarmuka, maka tegangan geser I muncul. Tegangan geser ini
  • 6. Vol. 15. No. 2. Aaustus 2001 akan ditunjukkan sebagai tegangan luncur G. Diasumsikan bahwa elemen pemkaan tetap tak berubah terhadap tanah. Sfat-sifat gesekan untuk suatu perrnukaan batas biasanya diukur dengan cara mengukur 5 pada berbagai nilai a, yang berbeda-beda. Pada umumnya, t, pada suatu momen tertentu dapat diperkirakan dengan menggunakan persarnaan (5). atau lebih akurat dengan menggunakan persamaan(6). Kadar air (lengas) tanah memungkinkan berpengaruh besar terhadap perilaku gesekan. Secara kasar, hukum gesekan diinterpretasikan secara matematis dengan menggunakan persamaan (6) dan secara fisik dengan melihat Gambar 7 befikut ini. dimana : Garnbar 7. Peranan air tanah di dalam = koefisien gesek antara tanah dan gesekan antara tanah dan matdaf metal (Koolen dan Kuipers, 1983) a = adhesitanah-metal fl = koefisiengesek antara tanah dan metal yang sesungguhnya METODA P E N E L M Koolen dan Kuipers (1983) rnenyebutkan bahwa ada beberapa metode pengukuran karakteristik gesekan tanah - material, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 6, yaitu : (a) metode plat, (b) metode cincin, (c) metode cakram, (d) rnetode papan luncur (sled method), dan (e) metode gigi garpu / taji (tine method). A Waktu danTempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2001 hingga Februari 2001 di Laboratorium Teknik Mesin Budiiaya Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fateta, IPB, Bogor. B. Metoda PengukuranAdhesi Analog dengan penentuan kohesi tanah maka penentuan adhesi dapat diiakukan dengan rnenerapkan Teori MOW yang didasarkan atas hubungan fungsional antara tegangan normal (a) dan tegangan geser (S'), seperti terlihat dalam Gambar8. Gambar 6. Metode-metode pengukuran karakteristik gesekan tanah- material(Koolendan Kuipers, 1983)
  • 7. Gambar 8. Tegangan-tegangan tanah dilukiskan dalam bentuk lingkaran Mohr (a) dan hubungan antara tegangan normal dan tegangan geser dalam sampul Mohr (b) Sekumpulan tegangan hanya mampu menyebabkan peluncuranpada material yang berbeda dan kedudukan ini diplot sebagai suatu ketompok lingkaran Mohr, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 8(b). Apabila ditarik garis singgung lingkaran-lingkaran tersebut, maka &an terbentuk suatu sampul garis singgung lingkaran sehingga akan dapat diketahui tegangan geser tanahnya. Kelinieran hubungan u dan S' menunjukkan bahwa tahanan gesek tubuh tanah adalah analog dengan Hukum COULOMB untuk gesekan peluncurantubuh tanah dengan metal. Hukum Coulomb :"Tahanan gesek dari suatu tegangan tangensial, yang cendentng untuk meluncurkan satu blok padatandatar di atas yang lainnya, adalah sebanding dengan tegangan normal yang menekan *adatan tersebut secara bersama-sama". - Hukum Coulomb di atas dapat diilustrasikandalamGambar 9. Gambar 9. liustrasiHukumCwlornb (Gaya tangensial T melawan tahanan gesek untuk pekrncuran blok-blok padatan datar di atas yang lainnya adalah pqxmional dengan gaya normal N yang bekerja pada bidang, sehingga Uiperdeh T = pN, dimana p adalah koefisiengesek) Atas dasar analogi di atas, rnaka sudut 6 sering disebut sebagai sudut gesek tanah-mel (angle of soil-metal friction), sedangkan Ca, yang mentpakan perpotongan antara sumbu tegangan geser dan garis sampul Mohr, digambarkan sebagai tegangan geser yang diperlukan untuk menyebabkan peluncuran (sliding) pada beban normal nol, dan sering disebut sebagai adhesi tanah. Hubungan keempat parameter, yakni S', Ca .a.dm 6, secara umum diekspresikanpadapersamaan(1). Penentuan keernpat parameter di atas dapat dilakukan dengan cara melakukan pengukuran menggunakan alat uji geser langsung (direct shear apparatus). Dengan menggunakan alat tersebut, seperti tediiat pada Gambar 10, rnaka suatu tubuh tanah akan mendapat tegangan normal, a, dan diiser dengan tegangan geser sebesar S'.
  • 8. Vol. 15. No. 2.Aaustus 2001 tanah, dan jenis tanah atau tekstur tanahnya. Gambar 10. Direct shear apparatus untuk menentukanadhesitanah-metal Ketika tegangan normal diaplikasikan dan tanah pada bidang geser digeser dengan laju penggeseran konstan, maka selama penggeseran tersebut tanah akan terdeformasi dan tegangan geser tanah akan semakin besar hingga suatu saat mencapai tegangan geser tertinggi (maksimum) hingga akhimya tanah tidak mampu lagi melawan gaya geser, yang ditanda~ dengan menurunnya tegangan geser tanah. Perlakuan pembebanan dengan tegangan normal yang semakin besar akan menghasilkan tegangan geser maksimum yang semakin besar sehingga diperoleh beberapa pasangan hasil pembebanan a dan S'rnax, selanjutnya pasangan-pasangan tersebut dibuat kurva sehingga membentuk suatu kurva garis linier dan mengikuti bentuk persamaan (1). Berdasarkan kurva tersebut maka dapat ditentukan nilai Ca dan 6. Penentuan nilai Ca dan 6 dapat pula ditempuh dengan menggunakan analisisregresilinier sederhana. Penentuan adhesi tanah dapat dilakukan pada berbagai jenis permukaan biiang geser material non- tanah dengan cara mengganti material non-tanah tersebut dengan yang lainnya. Perlakuan penentuan adhesi tanah yang lain juga bisa dilakukan dengan mengubah-ubah tingkat kepadatan tanah, tingkat kadar air C. Alat dan Bahan 1. Peralatan uji geser langsung yang terdiri atas bagian-bagian : a.kotakgeser b.pemberibeban normal c.pengukur beban @rovingring) + 2 strain gages di sisi luar dan sisi dalam ring d.pengukurgeseran e.peralatangeser 2. Peralatan pembuat contoh tanah, berupa tabung ring + silinder pejal pendorongtanah 3. Neraca l timbangan analitis 4. Peralatanpengukur kadar air tanah 5. Ayakan 0 2 mm 6. Dongkrakhidrolis 7. Bridgebox + handy strain meter 8. Pencatatwaktu (stopwatch) 9. Plat metal datar (landasan permukaan bidang geser tanah - metal) terbuat dari bahan besi baja, (steel)berukuran 15 x 15 x 2.5 cm dengan karakteristik sifat mekanik : nilai modulus elastisitas geseran sebesar 79300 ~lmrn*, berat volume 0.0000768 ~ l m m ~ ,dan koefisien ekspansi linier 0.0000117 mm/(mmOC)(Spotts, 1985) 10. Gdas ukur 11. Contoh tanah kering udara (jenis tanah Latosol) dari lahan Kebun Percobaan Leuwikopo, Darrnaga dengan karakteristik tanahnya adalah : fraksi liat 31.38 %, debu 24.68 %, dan pasir 43.94 % (kelas tekstur clay loam), batas cair 80.82 %, batas plastis 43.96 %, dan indeks plastisitas 36.86 O/O (Sembiringdan Sapei, 1998) D. Prosedur Pengukuran Kaliberasialat ujigeser langsung Oleh karena alat uji geser langsung yang digunakan ini adalah alat uji geser tangsung hasil modiikasi sehingga bisa digunakan untuk meryjukur kohesi dan adhesi. maka perlu dilakukan kaliberasi
  • 9. aWr hesil pmguhrannya sesuai w n d&uMa yang sebenamya. Uibeclegi twssbut dilaku3ran mtuk men n s k a t a y ~ w r g ~ p g d a ~ ~ pembebanan (R) dsw beban sektansmya. Di bggian sisi sebeCah dalam dan luar dari ring tersebut dilek-n strain gages, sehingga t#rda saat dakukan Icaliberasi dipwdh dua model ha1pej?gukwan, y.9itu : (1) h&l pengukwanskala pmvhg nirg(R) versus beban [bed), dan (2) trsrsil pengukuran reemgan gm&g -n'ng versus beban. m n g a n paving dng terbgca pada i m m n handy &sin meter a m satuan micro strain (p). Adapun hasil Wiberasi prodng ring yang telah dilakukandapat dilihat pada Tabel 1dan Gambar 11. Tabel 7 . Hasil kaliberasi pembebanan proving ring alat ujigeser langsung PerlakuanPercobaan Untuk mengetahui adhesi tanah- metal pada berbagai tingkat perubahan kepadatan dan kadar air tanah maka sebelum dilakukan pengukuran adhesi terlebih dahulu diiakukan pemadatan terhadap contoh tanah dengan tingkat kepadatan tertentu, kemudian diukur kadar airnya. Contoh tanah yang hendak diberi perlakuan tersebut adalah contoh tanah blos saringan (ayakan)02 mm. (b) OMnbar 11. Hasil kalibmd skala (a) danrega~gan@)-rSrrg UMik mmb& suatu Pcmdisi contdtarehyang--iSi kePSlng (- defMvl mw -t m c a a r * b e r b e d a . ~ B u a * ~ r x m # r t a n 8 h ~ s a m a ~ ~ a i r ~ d a t r k wmd-m - -(EetKmg -1 --hinggamencapaikelinggian- Yans --Sedanekan. -membuat contoh tanah lmbbot isi yangberbedaberlcadaraL~rama,maka dua ateu lebih ambh tanatr bedxhot sama d i dengan air yang sama banyaknya kemudian dWm densan P- Yaw berbedaAiatpenekanUmt0tlt;anah tersebut adalahdongkrakhidrdis. CamPengukmn Pengukuran adhesi tamh-mW dewan menggwrakan t;q'i geser mgsung yang ditempuh derrgan sebagaiberikut : 1.Buat contoh tanah den* perlakuan percobaan seperti di atas @obd isi icering !anah sama, berkadar ak berbeda, dan bobot isi kering beda. berkadarair sama)
  • 10. tanah nomor 1 n bbung ring , dMmsi (diameter ktgS (A), vdume abasis basah (W)(SBn a%lsis k&hg (wdb)contoh Mwh nomor 2 wntukGap perJakuan 4.Tmhskan sbobot 4si bolsah (pt) dan bobat isi kdng (pd) tiap contoh tanah nmor 2 5.Letakkanlmasukkan mntoh tanah nomor2 ke d&rn kotak geser 6.Set pengukur beban proving ring (R) padadeformasi = 0 7.Beri beban normal (o) sebanyak minimal 3 macam, supaya bisa dibuat kurva linier gntara tegangan normal (a)dan geser (S' ), yaitu : a. 0.2 ~ c m t(00.2) b. 0.5kSdcm (~0.5) c. 1.okglcm2(~1.0) Okh k a m &meter contoh tanah nomor 2 dakh sebesar 6.35 cm maka untuk memberika? tegangan normal sebesar 0.2 kg/cm diperlukan beban normal seberat 6.33 kg, 15.84 kg unbk 0.5,ks/cm2. dan 31.67 kguntuk 1.0 kglcm 8.Beri beban geser dengan laju pembebanan2 %/menit. Oleh karena alat uji geser langsung ini mempunyai laju pembenanan 2 kali lebii besar darl alat uji geser langsung konvensional (standard sebesar 1 %Inenit) maka pengukuran deformasi atau d s p l a ~ n t penggeseran (peluncuran) tanah di atas permukaan bidang geser sukar dilakukan (karena pembacaannya terlampau cepat), sehingga untuk itu diatasi dengan cara membaca beban ukur (R) tiap waktu geser (TS) 10 detik dengan asumsi bahwa displacement tanah tiap 10 detik tersebutadalahs m a 9.C-t &ban ukur proving ring (R) pada sefiap waktu 10 detik dengan nilai konstanta pembkmm (k) = 0.7305 kg/skala R dan atrru k = 0.0699 kgpe 10.Pengukuran dihentikan ketikanisiR m u r u n sebanyak minimal 5 bli penurunan 11.Witong tegangan Wser (S' ) n wrws : S' = R.WA, ditna~aA = vhtEI2 12.f~ntukanSmax tiap kurva S' vs 7"s lint& S'pgda o0.210.5,l 0 13.8uat Wwls hubunpan S'max vs o dengan menggttnekan mgtode regresi Hnir sedemana sdthgga diperaleh suatu garis Iwus, dan diperoleh nW atWTesi tanah (Ca) dan sudut gesektzmdwmM(ti). HASlL DANPEMWWMAN Pengukuran perubahan a d k i tanah pada berbagai tingkat kepadatan dan kadar air tanah dengan menggwrarican aiat uji geser langsung dilakukan pada berbagai perlakuan terhadap contoh tanah, yaitu pada bobot isi kermg tanah sama bfkedar air tanah berbeda dan berbobot isi kering beda berkadar air tanah sama. Adapun variasi atau kombinasi perlakuan percobaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2, sedanglcirn hasil percobaan beserta has4 andisisnya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabd 2. Kombinasiperlakuanbobot isi keringdm kadar air tanah
  • 11. IPY&LIRC1--M- I Cwuwmumrn-mum urn rue ran or pr ur - U r ~ ( Y Y I 1 O Y O t C ) 1 4 - ru...,..ml .. . Gambar 12. Kurvahubungan bobotisi keringtanah dengan adhesidanfriksi pada kisaranWdar air tanah basis kerhgsebesar 18.7 % hingga 139.2 %(a), dan kurva hubungan kadar air tanahdasar keringdenganadhesi danfriksipadak i i a n bobat isi keringtanah sebesar 0.47 hingga 1.23 g/cc (b) Tabel 5. Adhesi dan friksi tanah -metal serta tegangangeser tanah pada bobot isi keringtanah sebesar 0.47 glcc hingga 1.23 glcc A - A 0.47 82.2 0.3309 0.9085 0.5126 0.7852 1 1.2394 A-B 0.58 139.2 0.1383 0.7261 0.2835 0.5014 1 0.8644 Tabel 6. Adhesi dan friksi tanah -metalserta tegangan geser tanah pada kadar air tanah basiskeringsebesar 18.7 %hingga139.2%
  • 12. PARAMETER TERUKUR pembocaanskaia W a n proving ring pula S',.. (kglcmz) ataa&arer pembacaan regangan (strain) proving ring pada Tabel4. Persarnaangaris dankoefisiendeterminasiMilanalisisragtesiiiiier Untuk mengetahui perubahan adhesi tanah pada berbagai tingkat petubahan kepadatan dan kadar air tanah maka dibuat k u ~ ahubungan antara bobot isi kering tanah versus adhesi pada kiiaran kadar air tertentu, dan kurva hubungan antara kadar air tanah versus adhesi pada kisaran bobot isi kering tertentu pula, sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 5 danTabel 6, serta Gambar 12. Adhesi tanah-rnetal berindikasi menurun ketika kepadatan tanah meningkat dari 0.47 hingga 1.23 glcc pada kiiran kadar air tanah basis kering sebesar 18.7 % hingga 139.2 %i Penman adhesi dari 0.3309 kglcm hingga 0.0759 kg/cm2 terjadi ketika kepadatan tanahnya naik dad 0.47 glcc himgga 0.95 glcc. Namun, ketika I<epadatan tanahnya dinaikkan lagi hingga 1.23 g/cc maka adhesm ju a naik lagi hi- 0.1685 kglcmp P:a yang sama juga diikuti pada pola hubungan antara kepadatan tanah dan kuat geser tanah (S'), s8bagahana ditunjukkan dalam Tabd 5. Apabila d i i i n dengan gesekan (friksi) yang timbul antara tanah dan metal rnaka ketika kepadatan tanahnya dinaikkan dad 0.47 hingga 1.23 kg/cm2d i i o k h frSksi (tan 6) yang menurun dari 0.9085 hihgga0.2589.
  • 13. Ketika kadar air tanah meningkat dari 18.7% hingga 82.2% pada kisaran bobot isi kering tanah sebesar 0.47 kg/cm2 hingga 1-23 kglcm2, menunjukkan bahwa adhesi tanah - metal berindikasi naik dari 0.0759 kg/cm2hingga 0.3309 kg/cm2. Narnun, ketika kadar air tanahnya dinaikkan lagi hingga 139.2% rnaka adhesinya justru turun hingga 0.1383 kg/cm2. Hal ini sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh Kohnke (1968) dalam Gambar 1, yaitu adhesiakan meningkat ketika kadar air tanahnya dinaikkandari kondisi lembab ke basah, namun akan menurun hingga hilang (tak ada adhesi lagi) ketika kadar air tanahnya dinaikkan hingga kondiii tanahnya amat basah, atau apaia$i jenuh. Pda yang sama juga diikuti pada pda hubungan antara kadar air tanah dan kuat geser tanah (S'), sebagaimna diinjukkan d a m Tabel 6. Apabila dikaitkan dengan gesekan (friksi) yang tirnbul antara tanah dan metal rnaka ketikakadar air tanahnya diiikkan dari 40.8 hingga 82.2% diperdeh friksi (tan 6) yang naik dari 0.2589 hingga 0.9085. Kecenderungan naiknya friksi akibat bertambahnya kadar air tanah mengikuti pola naiknya adhesi pada kaclerair tanah tersebut. Dengan mengkaji fenomena- fenomena yang terjadi ketika kepadatan dan kadar air tanah ditingkatkan maka dapat dikernukakan bahwa ketika kepadatan tanah dinaikkan dari 0.47 hingga 0.95 glcc menyebabkan adhesinya turun, dan adhesi akan meningkat ketika kadar air tanah dimaikkan dari 40.8 % hingga 82.2 %; begii pula kuat geser tanahnya. Pola hi tidak diikuti oleh besarnya gesekan (friksi) antara tanah dan metal. Dengan demikian, terungkap bahwa ketika kepadatan dan kadar air tanahnya ditingkatkan maka besarnya kuat geser tanah (S') akan lebih banyak dipengaruhioleh besamya adhesi tanah - metal dibanding pengaruh besarnya friksi antara tanah dan metaltersebut. NIKAN PERTANIAN Di lain hal, pola naik twunnya adhesi akibat berubahnya tingkat kepadatan dan kadar air tanah, juga diikuti oleh pola naik tummya fr#csi, meskipun tidak begitu tegas. M i adhesi menurun maka hal ini menunjukkan semak'm lemahnya gaya tarik rnenarik antara tanah dan metal pada bidang geser sehingga gesekan yang timbul antam tanah dan metal juga semakin berkurang; begitu pula sebaliknya. Hal ini temyata berperilaku sama dengan pda fase-fase umum gesekan tanah yang dikemukakan oleh Nichols (1931). sebagaiia terlihat dalam Gambar 4. Apabila diakurkan antam kuwa dalam Gambar 12(a) dan k u m dalm Gambar 4, rnaka akan nampak jelas kesamaan perilaku kuwanya. h i dianggap bahwa fase friksi terjadi ketika M a r air tanahnya I 40.8 %, fase Mhesi ketW<akadar air tanahnya 40.8 - 82.2%, dan fase lubrikasi ketika W a r air tanahnya 2 82.2 %. Pada fase friksi maka friksi lebih berperanan dalam menentukan besarnya kuat geser tanah dibanding adhesi. Hal ini t r i diliat dengan adanya friksi sebesar 0.4237 , sedangkan adhesinya hanya sebesar 0.1290 kglun2. Padafase adhesi maka adhesi rneningkat cukup tinggi, yaitu dari 0.1685 kgkm2 hingga 0.3309 kg/cm2 dimana friksi juga meningkat sangat tinggi dari 0.2589 hingga 0.9085. Ketika mencapaifase lubrikasi maka adhesinya mulai menurun; begiiu pula friksinya. Hal ini disebabkan karma bertambahnya kadar air tanah akan menambah banyaknya selaput tipis lengas di antara tanah dan metal yang bertindak seolaholah seperti pelumas, s e h i i akan mengurangi friksi dan adhesi deh karena menurunnya koefisii gesek dan terganggunya gaya tarik rnenarik antara tanah dan metaltersebut. Pola naiknya adhesi pada kisaran kadar air dari 40.8 hingga 82.2 % ternyata juga bersesuaian dengan kondisi kadar air tanah dari batas plastis hingga batas cair untuk tanah
  • 14. Vol. 15. No.2. Dmnaga yaitu sebesar 43.96 8482 % (Sembiring dan Sapei, hiberartibahwa adhesitanah - k d l a i tinggi pada fase adhesi, yab k e t i i kohesi tanah sudah melemah hingga sebelum banyak selaput tipis lengas rnenydimuti di permukaankontaktanah -metal. Kesirnpulan yang bisa dikemukakan unhrk mengetahui perubahan adhesi rnetal-tanah Lato& Darmaga pada berbagai tingkat perubahan kepadatan dm kadar air tanah, yaitu : 1. Adhesi tanah - metal meningkat dengan meningkatnya kadar air teneh dari 39.3% hingga 82.2%. m u n menurun dengan menmghtnya kepadatan tanah dari 0.47 hingga 0.95 glcc. Kenaikan adhesi tsrsebut tejadi ketika kadar air tanah Wsebut diasumshn telletak pada kondisi tanah lernbab hingga basah, sebagaimana Yaw -ah diungkapkandeh Kohnke (1968) 2. Adhesi tanah - metal akan semakin menurun dengan rneningkatnya kadar air tanah hingga rnencapaikondisiarnat basah atau jenuh, oleh karena semakm banyaknya selaput tipis lengas (water film) di antara tanah dan metal yang rnenyebabkan sernakin berkurangnya gaya tarik mnarik tanah -metal 3. Kekuatan geser tanah (S') lebih banyak dipengaruhi oleh besarnya adhesi tanah - metal dibanding oleh besarnya friksi (gesekan) antara tanah dan metal 4. Fasefriksi hasil percobaantemadap tanah Latosol ini terjadi ketika kadar air tanahnya s 40.8 %, fa- adhesi ketika kadar air tanahnya 40.8 - 82.2 %, dan fase lubrikasi ketika kadar air tanahnya 2 822 %. Adhesi meningkat c u m tinggi ketika kadar air tanahnya mencapaifase adhesi. DAFTAR PUSTAKA A.S.T.M. 1952. Symposium on the D i Shear T d n g of Sods. Spec.Tech.Pub. 131. 87pp.. Ptriaddphia,USA Baver, LD., W.H. Gardner, and W.R. Gardner. 1956. Soil Physics. 3rd Edition. John WiHey & Sons, Irrc. NewYork Bekker, M.G. 1957. Theory of Land Locomotion. 520 pp. Ann Arbor, Michian Darmawijaya, M.I. 1980. Klasifikasi Tanah. BPTK, Bandung Gill, W.R.. and G.E. VandenBerg. 1967. SoilDynamics in Tillage and Tractiorl8. Agriculture Handbook No.316. &.Rers.Ser., USDA Haines, W.B. 1925. Skdiez in the Physid Roperties of soh. i. Mechanical Properties Concerned in Cultivation. Jwr. Agr. Sci. 15 : 178-200 Kohnke, Helmut. 1968. Soil Physics. McGrawHill Book Company, New York Koolen, A.J., and H. Kuipers. 1983. Agricultural Soil Springer-Vertag, Berlin W i g . Gennany Nichds. M.L. 1931. The Dynamic Pmpehs of Soil. II. Soil and Metal Friction. Agric. EngiR(3ering. 12: 321-324 Oida, Akira. 1992. Terramechanics. Dep. ofAgric. Engineering, Faculty of Agricultwe, Kyoto University, Japan Pakpahan, D. 1982. Statika dan Dinarnika. Jurusan Keteknikan Pertaniin. Fakultas Teknologi Pertani, lnstitut PertanianBogor Payne. P.C.J., and E.R. Fountaine. 1954. The Mechanism of Scouring for Curtivation Implements. Natl. Inst. Agr. Engin. Tech. Memo. 116, 1 1 P ~ .
  • 15. Sembiring, E.N., dan A. Sapei. 1998. Model Rhedogi dan Kekuatan Tanah Latosol dan Podzdik Merah Kuning pada Perubahan Kadar Air dan Densitas Tanah. Laporan Akhir Penelitian Dasar Nomor : 13 I PPlPD I 199711997. Fakultas TekndogiPertanian, IPB Spotts, M.F. 1985. Design of Machine Elements. 6th Edition. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey 07632, USA