3. BERIBADAH KEPADA ALLAH SWT
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”
(QS. Adzdzariyat: 56)
4. AGAR IBADAH DITERIMA
1. Niat harus ikhlas hanya karena Allah semata. Rasulullah
bersabda : Sesungguhnya setiap amal itu pasti dengan niat,
dan setiap amal itu tergantung niatnya.
2. Sesuai dengan tuntunan yang diberikan Allah melalui Nabi
Muhammad SAW. Rasulullah bersabda : Barang siapa yang
beramal, tetapi tidak dari tuntunanku, maka tertolak.
5. Adab Sopan Santun
Kepada Guru
“Aku adalah hamba atau budak bagi siapapun yang mengajarkan ilmu
kepadaku, walau hanya satu huruf”
(Ali bin Abi Thalib)
6. Pendahuluan
Kita sekarang hidup disuatu zaman yang disebut zaman materialisme,
yakni ketika seseorang dihormati berdasarkan kekuasaan, jabatan,
kekayaan dan bukan berdasarkan ilmu akhiratnya yang menjadi petunjuk
dan pelita dalam kehidupan bermasyarakat. Maka dalam hal ini, gurulah
yang menaikkan kita dari rendahnya dunia ke tingginya akhirat. Dengan
kata lain, guru mempunyai dua tugas yang mulia, yaitu menyampaikan
ilmu pengetahuan dan membentuk karakter murid.
7. Guru adalah orang tua kita secara ukhrawi
(secara agama) karena telah mengajarkan
kita ilmu akhirat walaupun Cuma satu huruf,
yang sejatinya kita bisa memahami hal yang
harus kita lakukan dan sesuatu yang harus
kita jauhi (tinggalkan), menurut imam
Nawawi, “Keselamatan akhiratmu salah
satunya adalah sikap ta’dzimmu kepada
gurumu yang telah mengajarkan ilmu akhirat”.
Guru ….?
8. Guru menurut Muhammad Athiyyah al-
Abrasyi adalah abu al-ruh (bapak rohani)
bagi peserta didik. Mereka yang membentuk
karakter peserta didik untuk taat kepada
Allah (shaleh spiritual) dan berbuat baik
kepada diri sendiri maupun sesama
manusia (saleh sosial)
Pandangan Ulama’ tentang Guru …
Hal senada juga diungkapkan Ibnu
Miskawaih, guru berfungsi sebagai orang
tua/bapak rohani, orang yang dimuliakan,
dan kebaikan yang diberikan adalah
kebaikan ilahi. Ia mengantarkan murid
menjadi arif, menunjukkan kehidupan dan
kenikmatan yang abadi, yaitu di surga.
PROF. DR. M. ATHIYAH AL-ABRASYI IBNU MISKAWAIH
9. Melihat tugas mulia guru tersebut, pakar pendidikan Islam, Muhammad
Athiyyah al-Abrasyi menyamakan dengan ‘ulama. Posisi ulama sendiri
ditegaskan dalam Q.S. Fathir/35: 28
Artinya: Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata
dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan
jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-
Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun” (QS. Fathir/35: 28)
10. Guru adalah pewaris para nabi. Mengapa? Karena melalui guru,
ilmu dari para nabi, disampaikan kepada umat manusia.
“Dan sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi, sebab
para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham. Mereka
mewariskan ilmu. Siapa saja yang memungut ilmu itu, maka ia
mendapatkan bagian yang sempurna”
11. Bahkan Ali bin Abi Thalib pernah menyampaikan
“احداو حرفا لوو علمين من عبد أان” “
Aku adalah hamba atau budak bagi siapapun yang
mengajarkan ilmu kepadaku, walau hanya satu huruf.”
12. Kemudian, kita juga perlu belajar dari Abdurrahman bin
al- Qasim, murid Imam Malik. Ia mengatakan, “Aku
mengabdi kepada Imam Malik selama dua puluh
tahun, dua tahun di antaranya untuk mempelajari ilmu
dan delapan belas untuk mempelajari adab. Seandainya
saja aku bisa jadikan seluruh waktu tersebut untuk
memperbaiki adab.”
13. Dan Mahabbah itu ditandai dengan:
Menurut KH. Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya), Kita sebagai murid, agar ilmu
yang kita peroleh dari guru berkah, harus punya mahabbah (cinta), yakni punya
cinta dan adab kepada guru.
1) kita sering mendoakan guru, doa yang
dipanjatkan seorang murid kepada guru
hakikatnya untuk kepentingan dan
keberuntungan untuk kita sendiri sebagai
murid.
2) Jangan membicarakan kejelekan seorang
guru. Makanya kalau seorang murid
mencari kesalahan guru, dijamin tidak
akan mendapatkan ilmu yang barokah.
14. Adab Murid Kepada Guru
Hendaklah merendahkan diri
di hadapan guru, tidak keluar
dari tempat belajar sebelum
mendapat izin dari guru
Hendaklah memandang
guru dengan penuh rasa
ta’zdim atau hormat
Hendaklah duduk di
hadapan guru dengan
sopan, tenang, dan
mendengarkan apa yang
dijelaskan oleh guru
Hendaklah tidak berjalan,
duduk, atau memulai
perkataan sebelum
meminta izin kepada guru.
Patuh terhadap
perkataan dan
perintahnya
1
2
3
4
5
15. “ Adab lebih tinggi dari pada ilmu, dan
puncak ilmu adalah Akhlak”
Terima
Kasih
Semoga Bermanfaat
Tim Pemateri Ketaqwaan