Informed-consent sering direduksi menjadi sekedar permintaan persetujuan. Ada proses dan regulasi yang cukup lengkap mengenai informed-consent dan informed-refusal. Belakangan ada juga tulisan mengenai informed-request. Tulisan ini mengajak para dokter melakukan proses tersebut dengan lengkap untuk mewujudkan pelayanan kedokteran yang lebih aman dan etis.
Informed-consent sering direduksi menjadi sekedar permintaan persetujuan. Ada proses dan regulasi yang cukup lengkap mengenai informed-consent dan informed-refusal. Belakangan ada juga tulisan mengenai informed-request. Tulisan ini mengajak para dokter melakukan proses tersebut dengan lengkap untuk mewujudkan pelayanan kedokteran yang lebih aman dan etis.
Mediasi merupakan cara yang sering dipilih para pihak dalam menyelesaikan sengketa medis, adakalanya hasil mediasi tidak dipatuhi para pihak, oleh karena itu, untuk menguatkan hasil mediasi, didaftarkan di pengadilan sesuai dengan prosedur mediasi di pengadilan dan dikuatkan oleh putusan pengadilan agar putusan tersebut mengikat para pihak.
Banyaknya masyarakat yang kritis dan mulai melek hukum membuat para penjual jasa pelayanan khususnya jasa pelayanan kesehatan harus ekstra hati-hati dalam melakukan pelayanan kesehatan. Berbagai kemungkinan dapat terjadi, apalagi sebagai penyedia jasa di bidang medis, tidak terlepas dari berbagai kemungkinan yang merupakan hasil terapi (pengobatan). Hasil terapi dapat berupa reaksi alergi, reaksi efek samping tindakan ataupun cacat bahkan kematian. Mindset masyarakat langsung mengarah pada adanya malpraktik oleh tenaga kesehatan apabila terjadi reaksi tersebut.
Apabila standar prosedur dalam pengobatan sudah ditempuh, sebenarnya bukan merupakan suatu malpraktik tetapi suatu risiko medis. Menghadapi situasi tersebut, perlu adanya mediasi untuk mendamaikan pihak pasien ataupun dokter yang mengalami sengketa medis. Tetapi ternyata mediasi yang difasilitasi oleh mediator tidak memuaskan semua pihak, sehingga tidak dapat memuaskan pihak yang berseteru.
Adanya Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk penyelesaian sengketa medis tersebut. Prosedur mediasi dalam peraturan tersebut memungkinkan dipatuhinya hasil mediasi para pihak karena hasil tersebut dikuatkan dengan putusan pengadilan.
Contoh obat
Spon gelatin, oksisel ( selulosa oksida )
Spon gelatin, dan oksisel dapat digunakan sebagai penutup luka yang akhirnya akan diabsorpsi. Hal ini menguntungkan karena tidak memerlukan penyingkiran yang memungkinkan perdarahan ulang seperti yang terjadi pada penggunaaankain kasa.
Untuk absorpsi yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6 jam. Selulosa oksida dapat mempengaruhi regenerasi tulang dan dapatmengakibatkan pembentukan kista bila digunakan jangka panjang padapatah tulang. Selain itu karena dapat menghambat epitelisasi,selulosa oksida tidak dianjurkan untuk digunakan dalam jangkapanjang.
Ø Busa fibrin insani yang berbentuk spon, setelah dibasahi dengan tekanan sedikit dapat menutupi dengan baik permukaan yang berdarah.
Contoh obat
Spon gelatin, oksisel ( selulosa oksida )
Spon gelatin, dan oksisel dapat digunakan sebagai penutup luka yang akhirnya akan diabsorpsi. Hal ini menguntungkan karena tidak memerlukan penyingkiran yang memungkinkan perdarahan ulang seperti yang terjadi pada penggunaaankain kasa.
Untuk absorpsi yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6 jam. Selulosa oksida dapat mempengaruhi regenerasi tulang dan dapatmengakibatkan pembentukan kista bila digunakan jangka panjang padapatah tulang. Selain itu karena dapat menghambat epitelisasi,selulosa oksida tidak dianjurkan untuk digunakan dalam jangkapanjang.
Ø Busa fibrin insani yang berbentuk spon, setelah dibasahi dengan tekanan sedikit dapat menutupi dengan baik permukaan ya
Bagaimana tindakan medis mendapatkan persetujuan oleh pasien kepada klinisi atau tenaga medis yang merawatnya? Bagaimana jika pasien tidak bisa memberikan langsung persetujuannya? Siapa yang dapat mewakili pasien.
Tenaga kesehatan wajib memahami bagaimana informed consent didapatkan dari pasien sebelum melanjutkan intervensi apapun.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
A. INFOMRED CONCENT.docx
1. A. INFOMRED CONCENT
PENGERTIAN INFORMED CONCENT
Istilah Informed consent dalam Undang-Undang Kesehatan kita tidak ada, yang
tercantum adalah istilah persetujuan, menerima atau menolak tindakan pertolongan setelah
menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut. Informed consent atau
persetujuan Medik adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien sesuai dengan pasal 1 (a)
Permenkes RI Nomor 585/MEN.KES/PER/X/1989 Di mana pasal 1 (a) menyatakan bahwa
persetujuan tindakan medik (informed consent) adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien
atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap
pasien tersebut. Informed consent mencakup peraturan yang mengatur perilaku dokter dalam
berinteraksi dengan pasien. Interaksi tersebut melahirkan suatu hubungan yang disebut
hubungan dokter-pasien.
Informed consent secara harfiah terdiri dari dua kata yaitu informed dan consent.
Informed berarti telah mendapat penjelasan atau informasi; sedangkan consent berarti memberi
persetujuan atau mengizinkan. Dengan demikian informed consent berarti suatu persetujuan
yang diberikan setelah mendapat informasi atau dapat juga dikatakan informed consent adalah
pernyataan setuju dari pasien yang diberikan dengan bebas dan rasional, sesudah mendapatkan
informasi dari dokter dan sudah dimengerti olehnya.
Informed consent ialah persetujuan bebas yang diberikan oleh pasien terhadap suatu
tindakan medis, setelah ia memperoleh semua informasi yang penting mengenai sifat serta
konsekuensi tindakan tersebut. Informed consent dibuat berdasarkan prinsip autonomi,
beneficentia dan nonmaleficentia, yang berakar pada martabat manusia di mana otonomi dan
integritas pribadi pasien dilindungi dan dihormati. Jika pasien tidak kompeten, maka
persetujuan diberikan oleh keluarga atau wali sah. Jika keluarga/wali hadir tetapi tidak
kompeten juga, maka tenaga medis harus memutuskan sendiri untuk melakukan tindakan
medis tertentu sesuai keadaan pasien. Informed consent terutama dibutuhkan dalam kasus-
kasus luar biasa (exraordinary means). Namun untuk pasien kritis atau darurat yang harus
segera diambil tindakan medis untuk menyelamatkannya, proxy consent tidak dibutuhkan.
FUNGSI DAN TUJUAN INFORMED CONCENT
1. Promosi dari hak otonomi perorangan
2. Proteksi dari pasien dan subyek
3. Mencegah terjadinya penipuan atau paksaan
4. Menimbulkan rangsangan kepada profesi medis untuk mengadakan introspeksi
terhadap diri sendiri
5. Promosi dari keputusan-keputusan rasional
6. Keterlibatan masyarakat (dalam memajukan prinsip otonomi sebagai suatu nilai social
dan mengadakan pengawasan dalam penyelidikan biomedik
2. BENTUK PERSETUJUAN INFORMED CONCENT
1. Implied Consent (dianggap diberikan) Umumnya implied consent diberikan dalam
keadaan normal, artinya dokter dapat menangkap persetujuan tindakan medis tersebut
dari isyarat yang diberikan/dilakukan pasien. Demikian pula pada kasus emergency
sedangkan dokter memerlukan tindakan segera sementara pasien dalam keadaan tidak
bisa memberikan persetujuan dan keluarganya tidak ada ditempat, maka dokter dapat
melakukan tindakan medik terbaik menurut dokter.
2. Expressed Consent (dinyatakan) Dapat dinyatakan secara lisan maupun tertulis. Dalam
tindakan medis yang bersifat invasive dan mengandung resiko, dokter sebaiknya
mendapatkan persetujuan secara tertulis, atau yang secara umum dikenal di rumah sakit
sebagai surat izin operasi
DASAR HUKUM INFORMED CONCENT
Persetujuan tindakan kedokteran telah diatur dalam pasal 45 Undang-Undang No.29
tahun 2004tentang praktek kedokteran. Sebagaimana dinyatakan setiap tindakan kedokteran
atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter terhadap pasien harus mendapat
persetujuan. Persetujuan sebagaimana dimaksud diberikan setelah pasien mendapat penjelasan
secara lengakap,sekurang-kurangnya mencakup : diagnosis dan tata cara tindakan medis,tujuan
tindakan medis dilakukan, alternatif tindakan lain dan resikonya, resiko dan kolplikasi yang
munkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan. Persetujuan tersebut dapat
diberikan baik secara tertulis maupun lisan. Desebutkan didalamnya bahwa setiap tindakan
kedokteran yang mengandung resiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang
ditandatangani oleh yang berhak memberikan pesetujuan.
Hal-hal yang diatur dalam pelaksanaan informed consent berisi sebagai berikut :
a. Persetujuan atau Penolakan Tindakan Medis diberikan untuk tindakan medis yang
dinyatakan secara spesifik (the consent must be for what will be actually performed).
Dan persetujuan atau Penolakan Tindakan Medis di-berikan oleh seseorang (pasien)
yang sehat mental dan yang memang berhak memberikan-nya dari segi hukum.
b. Informasi dan penjelasan tentang alternatif tin-dakan medis lain yang tersedia dan serta
risi-konya masing-masing (alternative medical prosedure and risk). Dan informasi dan
penjelasan tentang prognosis penyakit apabila tindakan medis tersebut dila kukan
(prognosis with and without medical produce)
c. Yang berhak memberikan persetujuan ialah mereka yang dikatakan meiliki sehat
mental dan dalam keadaan sadar. Diman kurang lebih berumur 21 dalam status telah
menikah. Tetapi dibawah pengampu. Maka persetujuan diberikan oleh wali
pengampu,bagi mereka yamg berada dibawah umur 21 dan belum menikah diberikan
oleh orang tua atau wali atau keluarga terdekat.
d. Bila terdapat dokter yang melakukan tindakan medis tanpa persetujuan,dilaksanakan
sanksi administrasi berupa pencabutan surat izin praktik.
e. Pemberian informasi ini diberikan oleh dokter yang bersangkutan dalam hal
berhalangan dapat diberikan oleh dokter lain dengan sepengatahuan dan tanggung
jawab dari dokter yang bersangkutan, dibedakan antara tindakan operasi dan bukan
3. operasi,untuk tindakan operasi harus dokter memberikan informasi ,untuk bukan
tindakan operasi sebaiknya dokter yang bersangkutan tetapi dapat juga oleh perawat.
PERMASALAHAN INFORMED CONCENT
Informed consent dalam tindakan kegawatdaruratan merupakan hal yang cukup krusial
dalam hukum kesehatan. Informed consent akan mendapatkan pengecualian apabila dalam
keadaan gawat darurat. Beberapa kasus gugatan dalam hukum kesehatan dilatarbelakangi oleh
masalah informed consent dalam tindakan kegawatdaruratan. Hal ini tentu saja dikarenakan
pasien tidak dapat memberikan persetujuan secara tertulis maupun lisan terhadap tindakan
medik yang dilakukan.
Pada sebuah contoh gugatan yang terjadi akibat informed consent dalam tindakan
kegawatdaruratan dinyatakan bahwa “di dalam suatu operasi hernia ternyata oleh tenaga medis
ditemukan bahwa testikel kiri dari pasien sudah terinfeksi berat. Untuk berhasilnya operasi
hernia, maka testikel yang terinfeksi berat (mau atau tidak mau) harus diangkat. Tenaga medis
digugat dipengadilan karena tidak ada persetujuan yang nyata tersirat untuk dilakukan
perluasan operasi. Pembela tenaga medis mengatakan bahwa perluasan operasi tersebut sangat
diperlukan untuk kesehatan pasien dan secara wajar dilakukan demi kelangsungan hidupnya.
Pembuangan testis itu, hanya dilakukan untuk kepentingan pasien itu sendiri dan adalah
tindakan logis untuk menunda-nunda operasi. Didalam kasus tersebut, hakim membenarka n
tindakan tenaga medis tersebut, karena keputusan untuk mengangkat testikel adalah demi
kepentingan pasien. Adalah tidak benar jika tenaga medis tersebut tidak melakukan apa-apa
dalam situasi dan kondisi tersebut.