SlideShare a Scribd company logo
PENGARUH
A. Latar belakang masalah
Rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, merupakan salah
satu dari permasalahan pendidikan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia sekarang ini.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, baik dengan
pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran,
sarana pendidikan serta perbaikan manajemen sekolah. Dengan berbagai usaha ini ternyata
belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.
Pendidikan menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal.
Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif
sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil
dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih
prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar.
Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting,
karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan disekitarnya. Menurut Irwanto (1997 :105) belajar merupakan proses perubahan dari
belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dengan belajar, siswa
dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan.
Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk
mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga
dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan
penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui
sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar.
Prestasi belajar menurut Yaspir Gandhi Wirawan dalam Murjono (1996 :178) adalah:
“ Hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di
dalam nilai rapornya. Melalui prestasi belajar seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-
kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar.”
Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak
orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus
memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial
yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar
yang optimal. Menurut Binet dalam buku Winkel (1997:529) hakikat inteligensi adalah
kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan
penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan
objektif.
Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang
tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa
yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif
rendah, namun ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih
prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya
faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi.
Menurut Goleman (2000 : 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi
kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya
adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri
sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati
serta kemampuan bekerja sama.
Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat
berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang
disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan
antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah (Goleman, 2002).
Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model
pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja, melainkan juga perlu mengembangkan
emotional intelligence siswa .
Hasil beberapa penelitian di University of Vermont mengenai analisis struktur neurologis
otak manusia dan penelitian perilaku oleh LeDoux (1970) menunjukkan bahwa dalam peristiwa
penting kehidupan seseorang, EQ selalu mendahului intelegensi rasional. EQ yang baik dapat
menentukan keberhasilan individu dalam prestasi belajar membangun kesuksesan karir,
mengembangkan hubungan suami-istri yang harmonis dan dapat mengurangi agresivitas,
khususnya dalam kalangan remaja
(Goleman, 2002 : 17).
Memang harus diakui bahwa mereka yang memiliki IQ rendah dan mengalami
keterbelakangan mental akan mengalami kesulitan, bahkan mungkin tidak mampu mengikuti
pendidikan formal yang seharusnya sesuai dengan usia mereka. Namun fenomena yang ada
menunjukan bahwa tidak sedikit orang dengan IQ tinggi yang berprestasi rendah, dan ada banyak
orang dengan IQ sedang yang dapat mengungguli prestasi belajar orang dengan IQ tinggi. Hal ini
menunjukan bahwa IQ tidak selalu dapat memperkirakan prestasi belajar seseorang.
Kemunculan istilah kecerdasan emosional dalam pendidikan, bagi sebagian orang
mungkin dianggap sebagai jawaban atas kejanggalan tersebut. Teori Daniel Goleman, sesuai
dengan judul bukunya, memberikan definisi baru terhadap kata cerdas. Walaupun EQ merupakan
hal yang relatif baru dibandingkan IQ, namun beberapa penelitian telah mengisyaratkan bahwa
kecerdasan emosional tidak kalah penting dengan IQ (Goleman, 2002:44).
Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang
mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with
intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion
and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati
dan keterampilan sosial.
Menurut Goleman, khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan
akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis,
rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan
dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan
emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di
atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka
cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak
mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus
asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ
rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.
Pada penelitian ini, penulis mengunakan sampel pada SMA Negeri 1 Susukan, yang
berada pada peringkat 16 se-DKI, berdasarkan nilai rata-rata nilai ulangan umum murni cawu 2
kelas II tahun ajaran 2001/2002.
Dalam kaitan pentingnya kecerdasan emosional pada diri siswa sebagai salah satu faktor
penting untuk meraih prestasi akademik, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik
untuk meneliti :”Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar pada Siswa
Kelas II SMU Lab School Jakarta Timur”.
METODE PENELITIAN
Peneltian yang digunakan adalah penelitian expostfacto jenis correlation study pendekatan
kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Susukan pada siswa kelas XI IPS tahun
ajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan yakni pada bulan November 2014.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA N 1 Susukan Kabupaten Cirebon
sebanyak 280 siswa. Sampel yang diambil sebanyak 80 siswa dengan teknik Simple Random
Sampling. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Uji persaratan analisis menggunakan
uji normalitas dan uji homogenitas. Metode analisis yang digunakan adalah product moment,
Kendall Tau dan Koefisien Konkordansi Kendall (Kendall W.)
Hasil Penelitian dan Pembahasan

More Related Content

What's hot

Psikologi Pendidikan
Psikologi PendidikanPsikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan
Nono Tarsono
 
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
Misc_ChaAlhedrah
 
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAHETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
University of Selangor
 
Domain kategori perkembangan pelajar
Domain kategori perkembangan pelajarDomain kategori perkembangan pelajar
Domain kategori perkembangan pelajar
girl 11
 
Model soal hots
Model soal hotsModel soal hots
Model soal hots
ImamKurniadi3
 
Karakteristik kognitif siswa presentasi
Karakteristik kognitif siswa presentasiKarakteristik kognitif siswa presentasi
Karakteristik kognitif siswa presentasi
Ikak Waysta
 
Aplikasi pendekatan konstruktivisme dalam kalangan murid prasekolah
Aplikasi pendekatan konstruktivisme dalam kalangan murid prasekolahAplikasi pendekatan konstruktivisme dalam kalangan murid prasekolah
Aplikasi pendekatan konstruktivisme dalam kalangan murid prasekolah
Little Butterfly
 
Psikologi Pendidikan
Psikologi PendidikanPsikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan
Aini Liyana
 
8004852 perbezaan-individu
8004852 perbezaan-individu8004852 perbezaan-individu
8004852 perbezaan-individuFiqrie Shamsuri
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
riskemifta
 
525 650-1-sm (1)
525 650-1-sm (1)525 650-1-sm (1)
525 650-1-sm (1)
Kanayaa Smoof
 
Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7E
Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7EBab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7E
Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7EMariz Cha Cha
 
Jenis kecerdasan emosi
Jenis kecerdasan emosiJenis kecerdasan emosi
Jenis kecerdasan emosifiro HAR
 
Kanak-Kanak Dan Seni
Kanak-Kanak Dan SeniKanak-Kanak Dan Seni
Kanak-Kanak Dan Seni
Amran Aris
 
Keinginan dan keperluan asas kanak kanak
Keinginan dan keperluan asas kanak kanakKeinginan dan keperluan asas kanak kanak
Keinginan dan keperluan asas kanak kanak
Muhammad Shariff Arifin
 
Hmef5043
Hmef5043Hmef5043
Hmef5043
latiba
 
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia DiniMakalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Soga Biliyan Jaya
 
Asigment seni pkembangan seni kanak2
Asigment seni pkembangan seni kanak2Asigment seni pkembangan seni kanak2
Asigment seni pkembangan seni kanak2
Robotgerm King
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta Didik
Fitri Yusmaniah
 

What's hot (19)

Psikologi Pendidikan
Psikologi PendidikanPsikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan
 
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
 
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAHETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
 
Domain kategori perkembangan pelajar
Domain kategori perkembangan pelajarDomain kategori perkembangan pelajar
Domain kategori perkembangan pelajar
 
Model soal hots
Model soal hotsModel soal hots
Model soal hots
 
Karakteristik kognitif siswa presentasi
Karakteristik kognitif siswa presentasiKarakteristik kognitif siswa presentasi
Karakteristik kognitif siswa presentasi
 
Aplikasi pendekatan konstruktivisme dalam kalangan murid prasekolah
Aplikasi pendekatan konstruktivisme dalam kalangan murid prasekolahAplikasi pendekatan konstruktivisme dalam kalangan murid prasekolah
Aplikasi pendekatan konstruktivisme dalam kalangan murid prasekolah
 
Psikologi Pendidikan
Psikologi PendidikanPsikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan
 
8004852 perbezaan-individu
8004852 perbezaan-individu8004852 perbezaan-individu
8004852 perbezaan-individu
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
525 650-1-sm (1)
525 650-1-sm (1)525 650-1-sm (1)
525 650-1-sm (1)
 
Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7E
Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7EBab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7E
Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7E
 
Jenis kecerdasan emosi
Jenis kecerdasan emosiJenis kecerdasan emosi
Jenis kecerdasan emosi
 
Kanak-Kanak Dan Seni
Kanak-Kanak Dan SeniKanak-Kanak Dan Seni
Kanak-Kanak Dan Seni
 
Keinginan dan keperluan asas kanak kanak
Keinginan dan keperluan asas kanak kanakKeinginan dan keperluan asas kanak kanak
Keinginan dan keperluan asas kanak kanak
 
Hmef5043
Hmef5043Hmef5043
Hmef5043
 
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia DiniMakalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
 
Asigment seni pkembangan seni kanak2
Asigment seni pkembangan seni kanak2Asigment seni pkembangan seni kanak2
Asigment seni pkembangan seni kanak2
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta Didik
 

Similar to A

Proposal pengaruh tingkat kecerdasan
Proposal pengaruh tingkat kecerdasanProposal pengaruh tingkat kecerdasan
Proposal pengaruh tingkat kecerdasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari keduaIkarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikha Belieberforever
 
Makalah pertemuan 9
Makalah pertemuan 9Makalah pertemuan 9
Makalah pertemuan 9
Indah Permata D
 
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar SiswaMakalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Warman Tateuteu
 
Ogit sr
Ogit srOgit sr
Ogit sr
1815049
 
Rendahnya prestasi belajar siswa
Rendahnya prestasi belajar siswaRendahnya prestasi belajar siswa
Rendahnya prestasi belajar siswa
Dina_Marhami
 
17188-ID-pengaruh-pendidikan-karakter-terhadap-prestasi-belajar-siswa.pdf
17188-ID-pengaruh-pendidikan-karakter-terhadap-prestasi-belajar-siswa.pdf17188-ID-pengaruh-pendidikan-karakter-terhadap-prestasi-belajar-siswa.pdf
17188-ID-pengaruh-pendidikan-karakter-terhadap-prestasi-belajar-siswa.pdf
Nj _mole07
 
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
SDN 1 JUGLANGAN
 
Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7
Aprilia Mantayani
 
Individual differences
Individual differencesIndividual differences
Individual differencesAlfonsus Sam
 
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Diyah Sri Hariyanti
 
Peran wali-kelas dlm membentuk karakter siswa
Peran wali-kelas dlm membentuk karakter siswaPeran wali-kelas dlm membentuk karakter siswa
Peran wali-kelas dlm membentuk karakter siswa
Vivi Vey
 
Makalah psikologi pendidikan 2
Makalah psikologi pendidikan 2Makalah psikologi pendidikan 2
Makalah psikologi pendidikan 2
Narendra
 
Aminatus Arifah_223127918019_Kimia 01 Gel 2_Aksi Nyata_Topik 2_Peserta didik.pdf
Aminatus Arifah_223127918019_Kimia 01 Gel 2_Aksi Nyata_Topik 2_Peserta didik.pdfAminatus Arifah_223127918019_Kimia 01 Gel 2_Aksi Nyata_Topik 2_Peserta didik.pdf
Aminatus Arifah_223127918019_Kimia 01 Gel 2_Aksi Nyata_Topik 2_Peserta didik.pdf
SintaNurHidayah
 
Karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didikKarakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didik
Yuna Van Basthom
 
Bab i
Bab iBab i
REVIEW_JOURNAL_MOTIVATION.doc
REVIEW_JOURNAL_MOTIVATION.docREVIEW_JOURNAL_MOTIVATION.doc
REVIEW_JOURNAL_MOTIVATION.doc
LisiyanaIci
 
35 3940-1-sm
35 3940-1-sm35 3940-1-sm
35 3940-1-sm
deviyesusi
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Hadi Heriyadi.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Hadi Heriyadi.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Hadi Heriyadi.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Hadi Heriyadi.docx
DadanHamdani36
 

Similar to A (20)

Proposal pengaruh tingkat kecerdasan
Proposal pengaruh tingkat kecerdasanProposal pengaruh tingkat kecerdasan
Proposal pengaruh tingkat kecerdasan
 
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari keduaIkarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
 
Makalah pertemuan 9
Makalah pertemuan 9Makalah pertemuan 9
Makalah pertemuan 9
 
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar SiswaMakalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
 
Ogit sr
Ogit srOgit sr
Ogit sr
 
Rendahnya prestasi belajar siswa
Rendahnya prestasi belajar siswaRendahnya prestasi belajar siswa
Rendahnya prestasi belajar siswa
 
17188-ID-pengaruh-pendidikan-karakter-terhadap-prestasi-belajar-siswa.pdf
17188-ID-pengaruh-pendidikan-karakter-terhadap-prestasi-belajar-siswa.pdf17188-ID-pengaruh-pendidikan-karakter-terhadap-prestasi-belajar-siswa.pdf
17188-ID-pengaruh-pendidikan-karakter-terhadap-prestasi-belajar-siswa.pdf
 
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR  BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...
 
Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7
 
Individual differences
Individual differencesIndividual differences
Individual differences
 
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
 
Peran wali-kelas dlm membentuk karakter siswa
Peran wali-kelas dlm membentuk karakter siswaPeran wali-kelas dlm membentuk karakter siswa
Peran wali-kelas dlm membentuk karakter siswa
 
Tesis bab 1
Tesis bab 1Tesis bab 1
Tesis bab 1
 
Makalah psikologi pendidikan 2
Makalah psikologi pendidikan 2Makalah psikologi pendidikan 2
Makalah psikologi pendidikan 2
 
Aminatus Arifah_223127918019_Kimia 01 Gel 2_Aksi Nyata_Topik 2_Peserta didik.pdf
Aminatus Arifah_223127918019_Kimia 01 Gel 2_Aksi Nyata_Topik 2_Peserta didik.pdfAminatus Arifah_223127918019_Kimia 01 Gel 2_Aksi Nyata_Topik 2_Peserta didik.pdf
Aminatus Arifah_223127918019_Kimia 01 Gel 2_Aksi Nyata_Topik 2_Peserta didik.pdf
 
Karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didikKarakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didik
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
REVIEW_JOURNAL_MOTIVATION.doc
REVIEW_JOURNAL_MOTIVATION.docREVIEW_JOURNAL_MOTIVATION.doc
REVIEW_JOURNAL_MOTIVATION.doc
 
35 3940-1-sm
35 3940-1-sm35 3940-1-sm
35 3940-1-sm
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Hadi Heriyadi.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Hadi Heriyadi.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Hadi Heriyadi.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Hadi Heriyadi.docx
 

A

  • 1. PENGARUH A. Latar belakang masalah Rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, merupakan salah satu dari permasalahan pendidikan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia sekarang ini. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, baik dengan pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, sarana pendidikan serta perbaikan manajemen sekolah. Dengan berbagai usaha ini ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan. Pendidikan menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal. Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Menurut Irwanto (1997 :105) belajar merupakan proses perubahan dari
  • 2. belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan. Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar. Prestasi belajar menurut Yaspir Gandhi Wirawan dalam Murjono (1996 :178) adalah: “ Hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Melalui prestasi belajar seorang siswa dapat mengetahui kemajuan- kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar.” Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Menurut Binet dalam buku Winkel (1997:529) hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif. Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih
  • 3. prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Goleman (2000 : 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama. Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah (Goleman, 2002). Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa . Hasil beberapa penelitian di University of Vermont mengenai analisis struktur neurologis otak manusia dan penelitian perilaku oleh LeDoux (1970) menunjukkan bahwa dalam peristiwa penting kehidupan seseorang, EQ selalu mendahului intelegensi rasional. EQ yang baik dapat menentukan keberhasilan individu dalam prestasi belajar membangun kesuksesan karir, mengembangkan hubungan suami-istri yang harmonis dan dapat mengurangi agresivitas, khususnya dalam kalangan remaja (Goleman, 2002 : 17). Memang harus diakui bahwa mereka yang memiliki IQ rendah dan mengalami keterbelakangan mental akan mengalami kesulitan, bahkan mungkin tidak mampu mengikuti
  • 4. pendidikan formal yang seharusnya sesuai dengan usia mereka. Namun fenomena yang ada menunjukan bahwa tidak sedikit orang dengan IQ tinggi yang berprestasi rendah, dan ada banyak orang dengan IQ sedang yang dapat mengungguli prestasi belajar orang dengan IQ tinggi. Hal ini menunjukan bahwa IQ tidak selalu dapat memperkirakan prestasi belajar seseorang. Kemunculan istilah kecerdasan emosional dalam pendidikan, bagi sebagian orang mungkin dianggap sebagai jawaban atas kejanggalan tersebut. Teori Daniel Goleman, sesuai dengan judul bukunya, memberikan definisi baru terhadap kata cerdas. Walaupun EQ merupakan hal yang relatif baru dibandingkan IQ, namun beberapa penelitian telah mengisyaratkan bahwa kecerdasan emosional tidak kalah penting dengan IQ (Goleman, 2002:44). Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Menurut Goleman, khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus
  • 5. asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Pada penelitian ini, penulis mengunakan sampel pada SMA Negeri 1 Susukan, yang berada pada peringkat 16 se-DKI, berdasarkan nilai rata-rata nilai ulangan umum murni cawu 2 kelas II tahun ajaran 2001/2002. Dalam kaitan pentingnya kecerdasan emosional pada diri siswa sebagai salah satu faktor penting untuk meraih prestasi akademik, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk meneliti :”Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas II SMU Lab School Jakarta Timur”. METODE PENELITIAN Peneltian yang digunakan adalah penelitian expostfacto jenis correlation study pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Susukan pada siswa kelas XI IPS tahun ajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan yakni pada bulan November 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA N 1 Susukan Kabupaten Cirebon sebanyak 280 siswa. Sampel yang diambil sebanyak 80 siswa dengan teknik Simple Random Sampling. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Uji persaratan analisis menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Metode analisis yang digunakan adalah product moment, Kendall Tau dan Koefisien Konkordansi Kendall (Kendall W.) Hasil Penelitian dan Pembahasan