1. Serotinus adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. Penyebabnya belum jelas tetapi dipengaruhi oleh faktor ibu dan janin. Tanda dan gejalanya meliputi gerakan janin jarang, tanda lewat waktu pada bayi, berat badan bayi berlebih, dan tulang serta sutura yang lebih keras.
2. Sectio caesarea adalah cara melahirkan dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui per
Pemenuhan kebutuhan aktivitas pada pasienValny Majid
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan bagi pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas. Secara ringkas, dokumen menjelaskan pentingnya aktivitas bagi kesehatan manusia, dampak negatif dari imobilisasi seperti gangguan sistem integumen, kardiovaskuler, muskuloskeletal, dan pernafasan, serta peran bidan dalam melatih mekanika tubuh dan mencegah komplikasi akibat imobilisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia akut limfoblastik (ALL) yang merupakan salah satu jenis kanker darah yang umumnya terjadi pada anak-anak. Dokumen menjelaskan gejala klinis ALL seperti demam, letargi, limfadenopati, hepatosplenomegali, serta penatalaksanaan medisnya yang meliputi kemoterapi. Dokumen juga membahas diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi untuk pasien
Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) penting untuk mengidentifikasi dan lokasi infark miokard akut. Distorsi terminal kompleks QRS pada EKG infark miokard inferior berhubungan dengan risiko tinggi terjadinya blok AV tingkat tinggi selama perawatan. Penelitian menunjukkan pasien dengan distorsi kompleks QRS memiliki risiko blok AV tingkat tinggi yang lebih besar dibandingkan tanpa distorsi.
Pemenuhan kebutuhan aktivitas pada pasienValny Majid
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan bagi pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas. Secara ringkas, dokumen menjelaskan pentingnya aktivitas bagi kesehatan manusia, dampak negatif dari imobilisasi seperti gangguan sistem integumen, kardiovaskuler, muskuloskeletal, dan pernafasan, serta peran bidan dalam melatih mekanika tubuh dan mencegah komplikasi akibat imobilisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia akut limfoblastik (ALL) yang merupakan salah satu jenis kanker darah yang umumnya terjadi pada anak-anak. Dokumen menjelaskan gejala klinis ALL seperti demam, letargi, limfadenopati, hepatosplenomegali, serta penatalaksanaan medisnya yang meliputi kemoterapi. Dokumen juga membahas diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi untuk pasien
Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) penting untuk mengidentifikasi dan lokasi infark miokard akut. Distorsi terminal kompleks QRS pada EKG infark miokard inferior berhubungan dengan risiko tinggi terjadinya blok AV tingkat tinggi selama perawatan. Penelitian menunjukkan pasien dengan distorsi kompleks QRS memiliki risiko blok AV tingkat tinggi yang lebih besar dibandingkan tanpa distorsi.
Dokumen tersebut membahas tentang askep kolik renal yang meliputi konsep penyakit, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan medik serta konsep keperawatan kolik renal. Kolik renal adalah rasa sakit hebat pada ginjal yang disebabkan gangguan seperti batu ginjal dan dapat menyebabkan nyeri perut, mual, dan kelemahan. Penatalaksanaan medik meliputi diet, analgesik, dan terapi suportif sedangkan
Dokumen tersebut membahas tentang infark miokard akut, yang merupakan nekrosis otot jantung akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen. Penyebab utamanya adalah sumbatan arteri koroner yang disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis dan pembentukan trombus. Dokumen ini menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan p
Multiple vehicle trauma merupakan trauma yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang melibatkan lebih dari satu kendaraan. Kecelakaan lalu lintas dapat menyebabkan berbagai cedera seperti syok hipovolemik akibat perdarahan dan syok neurogenik yang dapat mengancam jiwa pasien. Oleh karena itu, diperlukan penatalaksanaan yang tepat untuk menyelamatkan pasien.
Persiapan pasien sebelum operasi meliputi status kesehatan fisik umum, status nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kebersihan lambung dan kolon, pencukuran daerah operasi, kebersihan tubuh, pengosongan kandung kemih, latihan nafas dalam, batuk efektif dan gerak sendi. Persiapan psikis meliputi penjelasan untuk mengurangi rasa cemas dan memahami arti pentingnya persetujuan inform (
Laporan ini membahas tentang kasus Ny. H yang mengalami gejala vertigo. Dokumen ini menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan vertigo. Termasuk di dalamnya adalah pengkajian awal terhadap aktivitas, sirkulasi, dan integritas ego pasien oleh perawat.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar manajemen keperawatan, yang didefinisikan sebagai proses merencanakan, mengorganisir, dan mengawasi sumber daya untuk menyediakan pelayanan keperawatan yang efektif. Dokumen tersebut juga membahas fungsi manajemen keperawatan seperti perencanaan, organisasi, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Prinsip utama manajemen keperawatan adalah berlandaskan perencanaan dan mem
Dokumen tersebut membahas konsep keluarga, karakteristik, pola kehidupan, tipe, struktur, peran, dan fungsi keluarga. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa keluarga adalah satuan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih yang hidup bersama dan saling berinteraksi.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengkajian sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, dan sistem lainnya yang relevan untuk mendeteksi gangguan kardiovaskuler. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dada, jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, hati, usus, dan tulang untuk menilai gejala dan tanda-tanda klinis gangguan kardiovaskuler. Output urine dan
1. Makalah ini membahas tentang stres dan adaptasi, dengan menjelaskan pengertian stres, sumber-sumber penyebab stres, dan bagaimana seseorang dapat beradaptasi dengan stres;
2. Ada beberapa model stres seperti stres sebagai stimulus, respons, dan transaksional, serta faktor-faktor yang mempengaruhi respons seseorang terhadap stres seperti sifat, durasi, dan jumlah stresor;
3. Adaptasi terhadap stres dap
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar SPangestu S
Dokumen tersebut membahas tentang pitting edema yang disebabkan oleh gagal jantung. Pitting edema terjadi ketika cairan menumpuk di jaringan dan meninggalkan cekungan setelah tekanan jari di lepas. Gagal jantung dapat menyebabkan edema karena jantung gagal memompa darah dengan benar ke seluruh tubuh. Gejala gagal jantung seperti dispnea dan edema paru dapat terjadi akibat penumpukan cairan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Laporan kasus seorang anak laki-laki berumur 11 tahun dengan keluhan utama kejang yang dirujuk ke rumah sakit setelah mengalami lima episode kejang.
2. Riwayat penyakit menunjukkan riwayat kejang sejak bayi yang sering terjadi setiap bulan tanpa pengobatan. Status gizi anak tersebut kurang.
3. Pemeriksaan menemukan fungsi
Perawat perlu mengaktifkan prosedur respons bencana sebagai tindakan awal ketika banyak korban kecelakaan pesawat akan dikirim ke rumah sakit. Prosedur ini harus diaktivkan sebelum melakukan intervensi lainnya.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut berisi daftar diagnosa keperawatan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association), NOC (Nursing Outcomes Classification), dan NIC (Nursing Interventions Classification) yang digunakan di Ruang I RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada bulan September 2008. Daftar tersebut mencakup 36 diagnosa keperawatan yang umum dijumpai beserta definisi masalah, tanda-tanda dan gejala, serta rencana intervensi keperawatan.
Sectio caesarea (seksio sesaria) adalah operasi persalinan yang dilakukan melalui insisi pada dinding perut dan rahim untuk mengeluarkan janin. Operasi ini dilakukan jika persalinan normal beresiko bagi ibu atau janin. Asuhan keperawatan meliputi monitoring cairan dan darah, bantuan aktivitas, pengelolaan nyeri, dan pencegahan infeksi.
Sectio caesarea (seksio sesaria) adalah operasi persalinan yang dilakukan melalui insisi pada dinding perut dan rahim untuk mengeluarkan janin. Operasi ini dilakukan jika persalinan normal beresiko bagi ibu atau janin. Komplikasi potensial meliputi infeksi, perdarahan berlebih, dan gangguan aktivitas. Perawatan pasca operasi meliputi pengelolaan cairan dan darah, pengelolaan nyeri, serta pencegahan infeksi.
Dokumen tersebut membahas tentang askep kolik renal yang meliputi konsep penyakit, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan medik serta konsep keperawatan kolik renal. Kolik renal adalah rasa sakit hebat pada ginjal yang disebabkan gangguan seperti batu ginjal dan dapat menyebabkan nyeri perut, mual, dan kelemahan. Penatalaksanaan medik meliputi diet, analgesik, dan terapi suportif sedangkan
Dokumen tersebut membahas tentang infark miokard akut, yang merupakan nekrosis otot jantung akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen. Penyebab utamanya adalah sumbatan arteri koroner yang disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis dan pembentukan trombus. Dokumen ini menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan p
Multiple vehicle trauma merupakan trauma yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang melibatkan lebih dari satu kendaraan. Kecelakaan lalu lintas dapat menyebabkan berbagai cedera seperti syok hipovolemik akibat perdarahan dan syok neurogenik yang dapat mengancam jiwa pasien. Oleh karena itu, diperlukan penatalaksanaan yang tepat untuk menyelamatkan pasien.
Persiapan pasien sebelum operasi meliputi status kesehatan fisik umum, status nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kebersihan lambung dan kolon, pencukuran daerah operasi, kebersihan tubuh, pengosongan kandung kemih, latihan nafas dalam, batuk efektif dan gerak sendi. Persiapan psikis meliputi penjelasan untuk mengurangi rasa cemas dan memahami arti pentingnya persetujuan inform (
Laporan ini membahas tentang kasus Ny. H yang mengalami gejala vertigo. Dokumen ini menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan vertigo. Termasuk di dalamnya adalah pengkajian awal terhadap aktivitas, sirkulasi, dan integritas ego pasien oleh perawat.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar manajemen keperawatan, yang didefinisikan sebagai proses merencanakan, mengorganisir, dan mengawasi sumber daya untuk menyediakan pelayanan keperawatan yang efektif. Dokumen tersebut juga membahas fungsi manajemen keperawatan seperti perencanaan, organisasi, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Prinsip utama manajemen keperawatan adalah berlandaskan perencanaan dan mem
Dokumen tersebut membahas konsep keluarga, karakteristik, pola kehidupan, tipe, struktur, peran, dan fungsi keluarga. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa keluarga adalah satuan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih yang hidup bersama dan saling berinteraksi.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengkajian sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, dan sistem lainnya yang relevan untuk mendeteksi gangguan kardiovaskuler. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dada, jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, hati, usus, dan tulang untuk menilai gejala dan tanda-tanda klinis gangguan kardiovaskuler. Output urine dan
1. Makalah ini membahas tentang stres dan adaptasi, dengan menjelaskan pengertian stres, sumber-sumber penyebab stres, dan bagaimana seseorang dapat beradaptasi dengan stres;
2. Ada beberapa model stres seperti stres sebagai stimulus, respons, dan transaksional, serta faktor-faktor yang mempengaruhi respons seseorang terhadap stres seperti sifat, durasi, dan jumlah stresor;
3. Adaptasi terhadap stres dap
Pitting Edema. KMB 1. By Pangestu Chaesar SPangestu S
Dokumen tersebut membahas tentang pitting edema yang disebabkan oleh gagal jantung. Pitting edema terjadi ketika cairan menumpuk di jaringan dan meninggalkan cekungan setelah tekanan jari di lepas. Gagal jantung dapat menyebabkan edema karena jantung gagal memompa darah dengan benar ke seluruh tubuh. Gejala gagal jantung seperti dispnea dan edema paru dapat terjadi akibat penumpukan cairan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Laporan kasus seorang anak laki-laki berumur 11 tahun dengan keluhan utama kejang yang dirujuk ke rumah sakit setelah mengalami lima episode kejang.
2. Riwayat penyakit menunjukkan riwayat kejang sejak bayi yang sering terjadi setiap bulan tanpa pengobatan. Status gizi anak tersebut kurang.
3. Pemeriksaan menemukan fungsi
Perawat perlu mengaktifkan prosedur respons bencana sebagai tindakan awal ketika banyak korban kecelakaan pesawat akan dikirim ke rumah sakit. Prosedur ini harus diaktivkan sebelum melakukan intervensi lainnya.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut berisi daftar diagnosa keperawatan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association), NOC (Nursing Outcomes Classification), dan NIC (Nursing Interventions Classification) yang digunakan di Ruang I RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada bulan September 2008. Daftar tersebut mencakup 36 diagnosa keperawatan yang umum dijumpai beserta definisi masalah, tanda-tanda dan gejala, serta rencana intervensi keperawatan.
Sectio caesarea (seksio sesaria) adalah operasi persalinan yang dilakukan melalui insisi pada dinding perut dan rahim untuk mengeluarkan janin. Operasi ini dilakukan jika persalinan normal beresiko bagi ibu atau janin. Asuhan keperawatan meliputi monitoring cairan dan darah, bantuan aktivitas, pengelolaan nyeri, dan pencegahan infeksi.
Sectio caesarea (seksio sesaria) adalah operasi persalinan yang dilakukan melalui insisi pada dinding perut dan rahim untuk mengeluarkan janin. Operasi ini dilakukan jika persalinan normal beresiko bagi ibu atau janin. Komplikasi potensial meliputi infeksi, perdarahan berlebih, dan gangguan aktivitas. Perawatan pasca operasi meliputi pengelolaan cairan dan darah, pengelolaan nyeri, serta pencegahan infeksi.
Operasi sectio caesarea (seksio sesaria) adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuat insisi pada dinding perut dan rahim ibu. Operasi ini dilakukan jika melahirkan secara vagina dianggap beresiko bagi ibu atau janin. Askep keperawatan pasca operasi mencakup monitoring cairan dan darah, bantuan aktivitas, pengelolaan nyeri, serta pencegahan infeksi.
Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)Mamat Lawenga
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pasien post op seksio sesarea. Terdapat penjelasan mengenai konsep dasar penyakit, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, komplikasi, dan penatalaksanaan pasien post op seksio sesarea.
2. Dokumen juga membahas konsep dasar asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, serta intervensi dan rasionalnya.
3. Tujuan utama asu
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum usia 20 minggu atau janin belum mampu hidup di luar rahim. Ada beberapa jenis abortus seperti abortus imminens, insipiens, inkomplit, komplit, missed abortion, infeksiosa, dan habitualis. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan. Pengobatan meliputi observasi, evakuasi, atau antibiotik sesuai kondisi. Kehamilan ektopik adalah implatasi di l
Sectio caesaria (SC) adalah tindakan bedah untuk melahirkan janin dengan membuat insisi pada dinding perut dan rahim. Terdapat beberapa jenis SC antara lain SC klasik, SC transperitoneal profunda, dan SC ekstraperitoneal. Indikasinya meliputi komplikasi kehamilan seperti CPD, PEB, KPD, dan kelainan letak janin. Teknik pembedahannya meliputi tahapan pembukaan rahim, pengeluaran janin, pen
Perdarahan post partum dan retensio plasenta masih menjadi penyebab utama kematian ibu saat bersalin. Manajemen retensio plasenta meliputi penghentian perdarahan, penggantian darah, dan pengeluaran plasenta secara manual untuk mencegah komplikasi lebih lanjut seperti infeksi dan syok.
1. SEROTINUS
A. Definisi
Serotinus adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu
lengkap. Diagnosa usia kehamilan didapatkan dengan perhitungn usia
kehamilan dengan rumus Naegele atau dengan penghitungan tinggi fundus uteri
( Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 ).
B. Etiologi
Penyebab terjadinya kehamilan post matur belum diketahui dengan
jelas, namun diperkirakan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu:
Masalah ibu:
Cervix belum matang
Kecemasan ibu
Persalinan traumatis
Hormonal
Factor herediter
Masalah bayi:
Kelainan pertumbuhan janin
Oligohidramnion.
C. Tanda dan Gejala
Gerakan janin jarang ( secara subjektif kurang dari 7x / 20 menit atau
secara objektif kurang dari 10x / menit.
Pada bayi ditemukan tanda lewat waktu yang terdiri dari:
a.
Stadium I : kulit kehilangan vernix caseosa dan terjadi maserasi
sehingga kulit menjadi kering, rapuh dan mudah terkelupas.
b.
Stadium II : seperti stadium I, ditambah dengan pewarnaan
mekoneum ( kehijuan di kulit.
c.
Stadium III : seperti stadium I, ditambah dengan warna kuning pada
kuku, kulit dan tali pusat.
Berat badan bayi lebih berat dari bayi matur.
2.
Tulang dan sutura lebih keras dari bayi matur
Rambut kepala lebih tebal.
D. Pathways
E. Pemeriksaan Penunjang
a. USG : untuk mengetahui usia kehamilan, derajat maturitas
plasenta.
b. Kardiotokografi : untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
c. Amniocentesis : pemeriksaan sitologi air ketuban.
d. Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban.
e. Uji Oksitisin : untuk menilai reaksi janin terhadap kontraksi uterus.
f. Pemeriksaan kadar estriol dalam urine.
g. Pemeriksaan sitologi vagina.
F. Pengaruh terhadap ibu dan bayi
Ibu:
Persalinan postmatur dapat menuebabkan distosia karena kontraksi uterus
tidak terkoordinir, janin besar, molding kepala kurang, sehingga sering dijumpai
partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, perdarahan post partum
yag mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas.
Bayi :
Jumlah kematian janin atau bayi pada kehamilan 42 minggu 3x lebih besar
dari kehamilan 40 minggu. Pengaruh pada janin bervariasi, biantaranya berat
janin bertambah, tetap atau berkurang,
G. Penatalaksanaan
a. Setelah usia kehamilan lebih dari 40- 42 minggu, yang terpenting adalah
monitoring janin sebaik – baiknya.
b. Apabila tidak ada tanda – tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan
dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
3. c. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan kematangan cervik, apabila
sudah matang, boleh dilakukan induksi persalinan.
d. Persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat
merugikan bayi, janin postmatur kadang – kadang besar dan kemungkinan
disproporsi cephalopelvix dan distosia janin perlu diperhatikan. Selain itu
janin post matur lebih peka terhadap sedative dan narkosa.
e. Tindakan operasi section caesarea dapat dipertimbangkan bila pada keadaan
onsufisiensi plasenta dengan keadaan cervix belum matang, pembukaan
belum lengkap, partus lama dan terjadi gawat janin, primigravida tua,
kematian janin dalam kandungan,pre eklamsi, hipertensi menahun, anak
berharga dan kesalahan letak janin.
SECTIO CAESAREA
A. Definisi
Cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui
dinding depan perut atau vagina atau suatu histerotomia untuk melahirkan janin
dari dalam rahim.
B. Jenis- jenis sectio caesarea
a. Abdomen ( Sectio Caesarea Abdominalis )
•Sectio Caesarea Transperitonealis
1.
Sectio Caesarea klasik atau corporal dengan insisi
m,emanjang pada corpus uteri.
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada corpus uteri
kira – kira 10 cm.
Kelebihan:
-
Mengeluarkan janin lebih cepat
-
Tidak menyebabkan komplikasi tertariknya vesica urinaria
-
Sayatan bisa diperpanjang proximal atau distal.
Kekurangan
-
Mudah terjadi penyebaran infeksi intra abdominal karena
tidak ada retroperitonealisasi yang baik.
4. -
Sering terjadi rupture uteri pada persalinan berikutnya.
2. Sectio Caesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada
segmen bawah rahim.
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang ( konkaf ) pada segmen
bawah rahim, kira – kira 10 cm.
Kelebihan:
-
Penutupan luka lebih mudah.
-
Penutupan luka dengan retroperitonealisasi yang baik.
-
Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk
menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum.
-
Perdarahan kurang.
-
Kemungkinan terjadi rupture uteri spontan kurang / lebih
kecil daripada cara klasik.
Kekurangan:
-
Luka dapat melebar ke kiri , ke kanan
dan ke bawah
sehingga dapat menyebabkan arteri Uterina putus sehingga
terjadi pendarahan hebat.
-
Keluhan pada vesica urinaria post operatif tinggi.
•Sectio Caesarea Extraperitonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis
dengan demikian tidak membuka cavum abdomen.
b. Vagina (( Sectio Caesarea Vaginalis )
Menurut arah sayatan rahim, section caesarea dapat dilakukan sebagai berikut:
•
Sayatan memanjang ( longitudinal menurut Kronig.
•
Sayatan melintang ( transversal ) menurut Kerr.
•
Sayatan huruf T ( T incision )
C. Komplikasi
a. Infeksi puerperal ( nifas )
•
Ringan ditandai dengan adanya kenaikan suhu beberapa hari saja.
•Sedang, ditandai dengan kenaikan suhu lebih tinggi, dehidrasi dan perut
kembung.
•
Berat, dengan peritonitis, sepsis atau ileus paralitik.
5. b. Pendarahan, disebabkan oleh:
•
Banyak pembuluh darah terputus.
•
Atonia uteri
•
Perdarahan pada plasental bed.
d. Luka Vesica Urinaria, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
retroperitonealisasi terlalu tinggi.
e. Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang.
D. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian data utama klien
•
Identitas Klien
•
Status kehamilan
•
Riwayat kehamilan
•
Riwayat kesehatan
b. Pengkajian fungsional
•
Tinjauan ulang catatan prenatal dan intra operatif serta indikasi section
caesarea.
•
Sirkulasi : pucat, riwayat hipertensi, pendarahan ( 600 – 800 mL )
•
Integritas ego : gembira, marah, takut, pengalaman kelahiran.
•
Eliminasi: urine, bising usus.
•
Makanan / cairan : abdomen lunak, tidak ada distensi, nafsu makan, berat
badan, mual, muntah.
•
Neurosensori : kerusakan gerakan, tingkat anastesi
•
Nyeri : trauma bedah, nyeri penyerta, distensi vu, mulut kering.
•
Pernafasan : bunyi nafas
•
Keamanan : balutan abdomen, eritema, bengkak.
•
Seksualitas : Kontraksi fundus, letak, lochea
•
Aktivitras : kelelahan, kelemahan, malas.
c. Pengkajian lanjutan
•
Observasi tanda – tanda vital.
•
Pengkajian head to toe
6. d. Diagnosa keperawatan
•
Gangguan rasa nyaman, nyeri b.d trauma pembedahan.
•
Resiko tinggi infeksi b.d penyembuhan jaringan belum terjadi
•
Kerusakan integritas kulit b.d luka section caesarea.
•
Perubahan eliminasi urine b.d trauma mekanis, efek anastesi.
e. Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman, nyeri b.d trauma pembedahan
Kriteria hasil:
•
Klien mampu mengidentifikasi dan mengatasi nyeri/ ketidaknyamanan dengan
tepat.
•
Klien mengungkapkan nyeri berkurang.
•
Klien relaks, mampu istirahat.
Intervensi
•
Tentukan karakteristik dan lokasi ketidaknyamanan, perhatikan isyarat verbal
dan non verbal.
•
Monitor tanda – tanda vital
•
Ubah posisi klien, berikan tindakan kenyamanan dan posisi nyaman.
•
Ajarkan latihan nafas dalam.
•
Anjurkan ambullasi dini.
•
Kolaborasi pemberian analgesic.
2. Resiko tinggi infeeksi b.d penyembuhan jaringan belum terjadi.
Kriteria hasil :
•
Klien bebas dati tanda – tanda infeksi.
•
Tanda – tanda vital dalam batas normal.
•
Pantau tanda – tanda vital, perhatikan peningkatan suhu.
•
Observasi proses penyembuhgan luka.
•
Pertahankan teknik aseptic pada perawatan luka.
•
Observasi terhadap adanya drainase.
•
Kolaborasi pemberian antibiotika sesuai indikasi.
7. Daftar Pustaka:
1. Cunningham. Mac Donald. Grant obstetric Williams. Ed 18 Jakarta: EGC,
1995.
2. Hamilton PM, Dasar – dasar keperawatan maternitas Ed 6, Jakarta : EGD.
1995.
3. Mansjoer, Arif, Kapita selekta kedokteran jilid 1 Ed 3, Jakarta : Media
Aesculapius. 1999
4. Mochtar R. Sinopsis obstetric jilidf 1. Ed 2. Jakarta: EGC.1998
5. Dongoes, Moorhouse, Rencana perawatan maternal/ bayi Ed 1, Jakarta :
EGC 2001.