IPTEK memainkan peran penting dalam Islam. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus selaras dengan iman dan agama. Tokoh-tokoh Islam seperti Al-Khawarizmi dan Ibnu Sina banyak berjasa dalam perkembangan IPTEK. IPTEK memberi dampak positif seperti akses informasi yang lebih cepat, namun juga berpotensi menyebabkan penyimpangan jika disalahgunakan.
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Dalam Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.
Aminuddin, dkk. 2005. Islam Pengetahuan dan Teknologi. Bandung: PT. Ghalia Indonesia.
Imtihana, Aida, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi umum. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Faridi. 2002. Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Peran Islam dalam perkembangan IPTEK adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah islam) wajib dijadikan tolok ukur dan pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan adalah yang telah dihalalkan oleh syariah islam. Sedangkan Iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah yang telah diharamkan. Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sumber segala kebaikan, Keindahan, dan Kemuliaan
Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda dengan pandangan Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk mementingkan duniawi, maka Islam mementingkan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah atau pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada manusia dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran, dan pengamatan tehadap berbagai gejala alam, untuk di tafakuri dan menjadi bahan dzikir kepada Allah.
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Dalam Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.
Aminuddin, dkk. 2005. Islam Pengetahuan dan Teknologi. Bandung: PT. Ghalia Indonesia.
Imtihana, Aida, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi umum. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Faridi. 2002. Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Peran Islam dalam perkembangan IPTEK adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah islam) wajib dijadikan tolok ukur dan pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan adalah yang telah dihalalkan oleh syariah islam. Sedangkan Iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah yang telah diharamkan. Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sumber segala kebaikan, Keindahan, dan Kemuliaan
Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda dengan pandangan Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk mementingkan duniawi, maka Islam mementingkan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah atau pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada manusia dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran, dan pengamatan tehadap berbagai gejala alam, untuk di tafakuri dan menjadi bahan dzikir kepada Allah.
Ini adalah tugas mata kuliah agama ketika di semester 1. Penulisnya adalah Faizal Alifiansyah, Slamet Widodo, Delina Rahayu, Anindya Astri Garini, dan Deri Saputra. Tentunya isi dari makalah ini di ambil dari sumber-sumber seperti internet dan buku pendamping mata kuliah agama. Semoga bermanfaat :)
Ini adalah tugas mata kuliah agama ketika di semester 1. Penulisnya adalah Faizal Alifiansyah, Slamet Widodo, Delina Rahayu, Anindya Astri Garini, dan Deri Saputra. Tentunya isi dari makalah ini di ambil dari sumber-sumber seperti internet dan buku pendamping mata kuliah agama. Semoga bermanfaat :)
2. “Pengertian IPTEK”
IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, dimana dari akronim tersebut mempunyai
artinya sendiri, baik Ilmu, Pengetahuan, maupun Teknologi.
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi,
diorganisasi, disistematisasi, dan diinterpretasi sehingga
menghasilkan kebenaran obyektif
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi, dan firasat
Teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai
hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan.
3. “Integrasi Agama dan IPTEK”
• Dalam pandangan Islam antara iman (taqwa) di satu sisi,
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni di sisi lain,
haruslah terjadi hubungan yang harmonis dan tidak boleh
dipisah-pisahkan. Sistem yang terintegrasi inilah
dinamakan dengan Dinul Islam karena berarti
yang
telah
memuat aqidah, syari’ah, dan akhlaq.
• Aktivitas manusia tidak akan bernilai sebagai amal shalih
kalau tidak dibangun di atas iman dan ilmu yang benar.
• Pencarian dan pengembangan ipteks yang lepas dari
keimanan dan ketaqwaan tidak akan bernilai ibadah, serta
tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia
dan lingkungannya, bahkan bisa menjadi malapetaka.
6. Ayat diatas menganalogikan bangunan Dinul Islam
bagaikan sebatang pohon yang baik. Akarnya
menghujam ke bumi, batangnya menjulang tinggi
ke langit, cabangnya atau dahannya rindang, dan
buahnya amat lebat.
Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah
pohon yang menupang tegaknya ajaran Islam.
Ilmu bagaikan batang pohon yang
mengeluarkan dahan-dahan dan cabang-
cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal
ibarat buah dari pohon itu identik dengan
teknologi
7. Keuntungan Orang Berilmu
Akan dimudahkan jalan menuju surga
Akan mengalir pahalanya.
Mampu membedakan benar dan
salah
Bermanfaat hingga wafat
Meninggikan derajat manusia
8. “Tanggung Jawab Ilmuwan”
Tanggung jawab ilmuwan dalam
pengembangan ilmu sekurang-kurangnya
berdimensi religious atau etis dan social.
Pada intinya, dimensi religious atau etis
seorang ilmuwan hendaknya
melanggar kepatutan yang
tidak
dituntut
darinya berdasarkan etika umum dan
etika keilmuan yang ditekuninya.
9. Sedangkan dimensi sosial mewajibkan
ilmuwan berlaku :
• Jujur
• mengakui keterbatasannya bahkan kegagalannya
• mengakui temuan orang lain
• menjalani prosedur ilmiah tertentu yang sudah disepakati
dalam keilmuan
• menjelaskan hasil-hasil temuannya secara terbuka dan
sebenar-benarnya sehingga dapat dimengerti orang lain
Karena tanggung jawab ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga
seorang ilmuwan tidak mudah tergoda, apalagi tergelincir untuk
menyalahgunakan ilmu.
“Ilmu pengetahuan tanpa agama lumpuh, Agama tanpa ilmu
pengetahuan buta.”
10. “Tokoh-Tokoh Besar Islam dalam IPTEK”
Al-Khawarizmi
(Matematika)
Jabbir bin Hayyan
(Kimia)
Al-Kindi
(Filsafat )
12. Dampak Perkembangan IPTEK
Dampak Positif
Lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat
dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet.
Lebih mudah berkomunikasi melalui handphone
Semua tugas yang dulu dikerjakan manual, sekarang dapat
dikerjakan dengan menggunakan media teknologi.
Dampak Negatif
Kenakalan dan tindakan penyimpangan di kalangan remaja
meningkat.
Kemerosotan moral yang terjadi di masyarakat, khususnya
kalangan remaja.
Penyalahgunaan internet
Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang untuk
melakukan tindak kriminal