SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN SKILL LAB
KLINIK PERIODONSIA
disusun oleh :
Kelompok Tutorial 1
Alodia Geralda Khansa S 151610101002
Ratih Iswari Ningtya 151610101004
Sofira Nadia 151610101006
Shinta Dinyanti 151610101008
Anesty Mustika 151610101010
Mala Hayati 151610101012
Fitria Nurhabiba A 151610101013
Arifah Khoirianti 1516101010 24
Jovanna Andhara A 151610101067
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segalanya bimbinga
n dan petunjukNya. Juga berkat rahmat, nikmat, dan karuniaNya karena kita masi
h diberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan skill lab oral diagnosis periodo
nsia. Laporan skill lab yang kami buat ini sebagai salah satu sarana untuk lebih me
ndalami materi tentang diagnosa pada bidang periodonsia. Kami mengucapkan ter
ima kasih yang sebesar-besam kepada anda
1. drg. Peni Pujiastuti, M.Kes dan drg. Depi Praharani, M.Kes yang telah memberi
kami kesempatan untuk lebih mendalami materi dengan pembuatan laporan tutori
al ini.
2. Teman-teman Kelompok Tutorial V yang telah berperan aktif dalam pembuatan
laporan tutorial ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini mengandung banyak kekurangan, baik dari se
gi isi maupun sistematika. Oleh karena itu, kami mohon maaf jika ada kesalahan k
arena kami masih dalam proses pembelajaran. Kami juga berharap laporan skill la
b yang telah kami buat ini dapat bermanfaat untuk pendalaman penyakit dan diagn
osa penyakit pada penyakit dentomaksilofasial ini.
Jember, 1 Mei 2017
Penulis
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
Pasien dating mengeluhkan gigi depan bawah ada yang goyang. Pasien merasakan
sakit pada gigi yang dikeluhkan saat mengonsumsi makanan yang keras. Pasien p
ernah melakukan pencabutan pada gigi belakang kiri bawah dan gigi depan atas p
ernah dibuatkan gigi palsu namun hilang setelah satu bulan pemakaian. Pasien tid
ak dicurigai memiliki suatu alergi dan penyakit sistemik. Namun, ibu pasien perna
h memiliki penyakit gagal ginjal. Pasien memiliki sebuah kebiasaan yakni meroko
k dan minum kopi.
PEMERIKSAAN OBYEKTIF
1. Keadaan Umum
Pasien datang dengan kondisi fisik yang baik, tidak terlihat adanya wajah yang pu
cat, lemas maupun jalan yang sempoyongan.
2. Klinis
a. Ekstra Oral
Pada pemeriksaan ekstra oral, diketahui bahwa wajah, kepala dan leher, kelenjar l
imfe dan kelenjar saliva pasien dalam keadaan normal dan tidak terdapat pembeng
kakan. Sendi temporo mandibular memiliki pergerakan mandibular membuka dan
menutup mulut, dan memiliki pergerakan mandibular kesegala arah serta memiliki
kemampuan membuka mulut dengan normal.
b. Intra Oral
Pada pemeriksaan kebersihan rongga mulut, didapatkan hasil OHI-S = 2,17 denga
n kategori kebersihan rongga mulut sedang. Dengan rincian hasil pemeriksaan CI-
S bernilai 3/2 dan DI-S bernilai 2/3.
Pada pemeriksaan jaringan periodontal, gigi yang diperiksa adalah gigi 31,32,33,4
1,42,43. Dengan hasil yang didapatkan yakni, gigi 31 memiliki warna gingiva yan
g merah dengan tekstur halus dan resesi gingiva (+), tanpa ada pembesaran gingiv
a dan rasa
DIAGNOSIS
Data hasil pemeriksaan yang telah dilakukan disintesis, dianalisis dan disimpulkan
sebagai diagnosis. Diagnosis pasien adalah periodontitis kronis berdasarkan hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan seperti berikut :
• Anamnesis
Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien mengeluhkan gigi depan bawahnya
yang goyang. Merasa sakit pada gigi tersebut saat pasien mengonsumsi makanan
yang keras. Riwayat perawatan gigi dan mulut pasien yaitu pasien pernah melaku
kan perawatan pencabutan gigi belakang kiri bawah, pasien juga pernah dibuatkan
gigi palsu tetapi hilang. Pasien tidak dicurigai memiliki riwayat sistemik dan aler
gi. Keluarga pasien (ibu) pernah dirawat dirumah sakit karena penyakit gagal ginj
al. Pasien memiliki kebiasaan buruk seperti merokok dan sering minum kopi.
• Pemeriksaan obyektif
Keadaan Umum
Didapatkan hasil bahwa pasien datang dengan kondisi fisik yang baik, tidak tampa
k pucat lemah dan letih.
Pemeriksaan Ekstra Oral
Hasil dari pemeriksaan ekstra oral pasien normal. Seperti wajah, kepala, leher, kel
enjar limfe dan kelenjar saliva pasien normal dan tidak terdapat pembengkakan. P
emeriksaan pada sendi temporo mandibula juga didapatkan hasil yang normal.
Pemeriksaan Intra Oral
Pemeriksaan kebersihan rongga mulut pasien didapatkan hasil dengan OHI-S =2,1
7 yang menunjukkan kebersihan mulut pasien dalam kategori sedang.
Kemudian dilakukan pemeriksaan jaringan periodontal pada gigi 31, 32, 33, 41, 4
2, 43 dengan hasil sebagai berikut :
o Gigi 31 : memiliki warna gingiva yang merah dengan tekstur halus dan resesi gi
ngiva (+), tanpa ada pembesaran gingiva dan rasa sakit pada gingiva dan konsiste
nsi gingiva kenyal serta probing depthnya 4 mm dengan BOP (+) dan kegoyanga
n gigi (-) tanpa supurasi.
o Gigi 32 : memiliki warna gingiva yang merah dengan tekstur stipling dan resesi
gingiva (+), tanpa ada pembesaran gingiva dan rasa sakit pada gingiva dan konsist
ensi gingiva kenyal serta probing depthnya 2,5 mm dengan BOP (+) dan kegoyan
gan gigi (+) tanpa supurasi.
o Gigi 33 memiliki warna gingiva yang merah kebiruan dengan tekstur halus dan r
esesi gingiva (+), tanpa ada pembesaran gingiva dan rasa sakit pada gingiva dan k
onsistensi gingiva keras serta probing depthnya 3 mm dengan BOP (+) dan kegoy
angan gigi (-) tanpa supurasi. .
o Gigi 41 memiliki warna gingiva yang merah dengan tekstur stipling dan resesi g
ingiva (+), tanpa ada pembesaran gingiva dan rasa sakit pada gingiva dan konsiste
nsi gingiva kenyal serta probing depthnya 2,5 mm dengan BOP (+) dan kegoyang
an gigi (+) tanpa supurasi. .
o Gigi 42 memiliki warna gingiva yang merah dengan tekstur stipling dan resesi g
ingiva (+), tanpa ada pembesaran gingiva dan rasa sakit pada gingiva dan konsiste
nsi gingiva kenyal serta probing depthnya 2,5 mm dengan BOP (+) dan kegoyang
an gigi (+) tanpa supurasi.
o Gigi 43 memiliki warna gingiva yang merah kebiruan dengan tekstur stipling da
n resesi gingiva (+), tanpa ada pembesaran gingiva dan rasa sakit pada gingiva da
n konsistensi gingiva kenyalserta probing depthnya 2,5 mm dengan BOP (+) dan
kegoyangan gigi (+) tanpa supurasi. .
o Gigi 42 memiliki warna gingiva yang merah dengan tekstur stipling dan resesi g
ingiva (+), tanpa ada pembesaran gingiva dan rasa sakit pada gingiva dan konsiste
nsi gingiva kenyal serta probing depthnya 2,5 mm dengan BOP (+) dan kegoyang
an gigi (+) tanpa supurasi.
o Gigi 43 memiliki warna gingiva yang merah kebiruan dengan tekstur stipling da
n resesi gingiva (+), tanpa ada pembesaran gingiva dan rasa sakit pada gingiva da
n konsistensi gingiva kenyal serta probing depthnya 4,5 mm dengan BOP (+) dan
kegoyangan gigi (+) tanpa supurasi.
• Hasil pemeriksaan penunjang (Radiografi) :
Hasil pemeriksaan penunjang radiografi didapatkan bahwa pada gigi 31, 32, 33, 4
1, 42, 43 tampak adanya resorbsi tulang alveolar pola horizontal sampai 1/3 koron
al. Pada gigi 31, 33, 41 dan 43 terdapat pelebaran space periodontal.
Adanya resorbsi tulang alveolar berhubungan dengan penyakit periodontal. Norm
alnya, puncak tulang alveolar berada 1-2 mm ke arah apical dari cemento enamel j
unction. Apabila terdapat kehilangan tulang, maka puncak tulang alveolar berada l
ebih dari 2 mm ke arah apical dari cemento enamel junction. Pelebaran space peri
odontal juga mengakibatkan adanya gigi mengalami kehilangan perlekatan sehing
ga gigi menjadi mudah goyang.
Karena pada hasil seluruh pemeriksaan terdapat keluhan utama pasien berupa gigi
nya yang goyang, kemudian pemeriksaan ekstra oral pasien normal, pemeriksaan i
ntra oral pasien didapatkan tanda tanda terjadinya keradangan seperti warna gingi
val yang merah, probing depth yang dalam, hilangnya tekstur normal dari gingiva,
BOP( +) dan terjadi kegoyangan gigi yang menunjukkan adanya kerusakan pada j
aringan penyangga gigi. Pada pemeriksaan radiografi juga menunjukkan adanya r
esorbsi tulang alveolar pola horizontal dan sampai 1/3 koronal, terdapat pelebaran
space periodontal. Pasien juga berumur lebih dari 30 tahun dimana pasien dikatag
orikan dewasa tua, maka pasien didiagnosis mengalami periodontitis kronis.
PROGNOSIS
Berdasarkan data klinis, di dapatkan sebuag prognosa yang buruk dari pasien. Kar
ena, Oral Hyegine dari pasien sedang. Oral Hyegine bisa di lihat dari pemeriksaan
CI-S dan OHI-S. di dapatkan angka 2,17 untuk kebersihan rongga mulut dari pasi
en tersebut. Di katakana prognosa buruk, karena sebagian sudah terdapat kegoyan
gan gigi yang kemungkinan sudah derajat 2. Terdapat pula resesi gingival pada ra
hang bawah dan kehilangan perlekatan yang menandakan bahwa terdapat poket pe
riodontal.
RENCANA PERAWATAN
Perawatan periodontal bukanlah suatu perawatan dental yang berdiri
sendiri. Agar perawatan periodontal berhasil baik, terapi periodontal haruslah
mencakup prosedur-prosedur kedokteran gigi lainnya sesiuai dengan kebutuhan
pasien. Semua prosedur perawatan, baik prosedur yang termasuk bidang
Periodonsia maupun prosedur yang bukan bidang Periodonsia disusun dalam
sekuens (urutan) sebagai mana yang dikemukakan di bawah ini
1. Fase preliminari atau fase perawatan emergensi, fase ini mengarah pada
perawatan yg dibutuhkan secepatnya. Pada ase ini biasanya dilakukan pencabutan
gigi dengan prognosis tidak ada harapan, dan pemasangan gigi tiruan sementara
(bila diperlukan karena alasan tertentu). Fase ini tidak perlu dilakukan karena
tidak adanya kondisi pasien yang emergensi.
2. Fase I merupakan fase non bedah yang diarahkan pada mengeliminasi faktor
etiologi penyakit gingiva dan periodontal. Apabila perawatan berhasil dilakukan,
maka fase ini akanmenghentikan penyakit dental maupun periodontal tersebut.
Pada fase ini dilakukan dilakukan kontrol plak, ekskavasi karies dan restorasi.
Terapi antimikrobial lokal maupun sistemik. Hal tersebut perlu dilakukan karena
OH pasien yang buruk.
3. Evaluasi Respon Terapi Fase Etiotropik (Fase I)
Pada tahap evaluasi respon terapi fase I, yang perlu dilakukan adalah melakukan p
emeriksaan ulang pasca terapi fase I meliputi pemeriksaan kedalaman poket perio
dontalnya atau Probbing Depth apakah probing depth-nya tetap, berkurang, atau b
ertambah dalam setelah dilakukan perawatan fase I; pemeriksaan kondisi gingiva
apakah ada gejala-gejala inflamasi pada gingiva pasien meliputi pemeriksaan POB
+ atau –, serta adanya kemerahan atau tidak pada gingiva gigi yang bersangkutan;
dilakukan pemeriksaan kondisi plak dan kalkulusnya, serta kontrol pada gigi pasi
en yang karies yaitu pada gigi 43 terdapat karies profunda. Evaluasi respon terapi
fase I ini bertujuan untuk melihat pakah pada perawatan fase 1 berhasil ataukah ti
dak,
4. Fase Bedah (Terapi Fase II)
Tindakan bedah perlu dilakukan jika dari hasil evaluasi respon terapi fase I tidak
menujukkan adanya peningkatan kondisi periodontal pasca terapi. Tidak adanya p
erbaikan jaringan periodontal diindikasikan dari hasil pemeriksaan PD pada fase e
valuasi respon terapi fase I, dimana PD hasilnya lebih dari 3 mm dan terdapat ada
nya inflamasi pada gingiva gigi yang bersangkutan. Jika telah diketahui hasil pem
eriksaan PD pasca terapi fase I lebih dari 3 mm dan terdapat adanya inflamasi pad
a gingival maka hal tersebut mengindikasikan bahwa perlu dilakukan perawatan f
ase bedah (fase II). Terapi fase bedah yang mungkin dapat diakukan pada pasien a
dalah bedah periodontal.

More Related Content

What's hot

Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt miraPenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt miraMira Khairunnisa
 
Perawatan penyakit periodontal
Perawatan penyakit periodontalPerawatan penyakit periodontal
Perawatan penyakit periodontal
wahyuni majid
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
hasril hasanuddin
 
Gingivitis
GingivitisGingivitis
Gingivitis
rahmiulfa
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkap
ikaa388
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Ferdiana Agustin
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
firman putra sujai
 
AMALAN KESIHATAN PERGIGIAN
AMALAN KESIHATAN PERGIGIANAMALAN KESIHATAN PERGIGIAN
AMALAN KESIHATAN PERGIGIAN
Tuan Syuhada Tuan Mohamad
 
Perawatan oral hygiene
Perawatan oral hygienePerawatan oral hygiene
Perawatan oral hygiene
erni muniarsih
 
Crs kuret ikey
Crs kuret ikeyCrs kuret ikey
Crs kuret ikey
Ika Yuliana
 
166279038 diagnosis-karies (1)
166279038 diagnosis-karies (1)166279038 diagnosis-karies (1)
166279038 diagnosis-karies (1)
rasya_wirayudha
 
Sop poli-gigi-puskesmas
Sop poli-gigi-puskesmasSop poli-gigi-puskesmas
Sop poli-gigi-puskesmas
ahmadrandi2
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Vina Widya Putri
 
Jurnal karies gigi
Jurnal karies gigiJurnal karies gigi
Jurnal karies gigi
nrukmana rukmana
 
Epulis granulomatosa
Epulis granulomatosaEpulis granulomatosa
Epulis granulomatosa
Amelia Arundito
 
Sakit gigi
Sakit gigiSakit gigi
Sakit gigi
jana_ria
 
Pendidikan kesihatan
Pendidikan kesihatan Pendidikan kesihatan
Pendidikan kesihatan
devakijp
 
Makalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigiMakalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigi
Septian Muna Barakati
 
Laeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulutLaeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulut
askep33
 

What's hot (19)

Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt miraPenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt mira
 
Perawatan penyakit periodontal
Perawatan penyakit periodontalPerawatan penyakit periodontal
Perawatan penyakit periodontal
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
 
Gingivitis
GingivitisGingivitis
Gingivitis
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkap
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
 
AMALAN KESIHATAN PERGIGIAN
AMALAN KESIHATAN PERGIGIANAMALAN KESIHATAN PERGIGIAN
AMALAN KESIHATAN PERGIGIAN
 
Perawatan oral hygiene
Perawatan oral hygienePerawatan oral hygiene
Perawatan oral hygiene
 
Crs kuret ikey
Crs kuret ikeyCrs kuret ikey
Crs kuret ikey
 
166279038 diagnosis-karies (1)
166279038 diagnosis-karies (1)166279038 diagnosis-karies (1)
166279038 diagnosis-karies (1)
 
Sop poli-gigi-puskesmas
Sop poli-gigi-puskesmasSop poli-gigi-puskesmas
Sop poli-gigi-puskesmas
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
 
Jurnal karies gigi
Jurnal karies gigiJurnal karies gigi
Jurnal karies gigi
 
Epulis granulomatosa
Epulis granulomatosaEpulis granulomatosa
Epulis granulomatosa
 
Sakit gigi
Sakit gigiSakit gigi
Sakit gigi
 
Pendidikan kesihatan
Pendidikan kesihatan Pendidikan kesihatan
Pendidikan kesihatan
 
Makalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigiMakalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigi
 
Laeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulutLaeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulut
 

Similar to 4646 laporan skill lab periodonsia

Resume gingivitis dwi rama
Resume gingivitis dwi ramaResume gingivitis dwi rama
Resume gingivitis dwi rama
Afiz Zullah
 
BUKU PETUNJUK SKILAB blok 13 FINAL.pdf
BUKU PETUNJUK SKILAB  blok 13 FINAL.pdfBUKU PETUNJUK SKILAB  blok 13 FINAL.pdf
BUKU PETUNJUK SKILAB blok 13 FINAL.pdf
ssusere15b7a
 
PPT soca .pptx
PPT soca .pptxPPT soca .pptx
PPT soca .pptx
Silmasyauqilla
 
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptxPREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
MuhammadAsyrafi2
 
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Vina Widya Putri
 
Savana lesi endo perio
Savana lesi endo perioSavana lesi endo perio
Savana lesi endo perio
SavanaErsa1
 
responsi penyakit periodontal evita resky
responsi penyakit periodontal evita reskyresponsi penyakit periodontal evita resky
responsi penyakit periodontal evita resky
asrioktavinawulandar
 
Skenario 1
Skenario 1Skenario 1
Skenario 1
cameliasenada
 
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelPulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibel
Dedy Purnama
 
SOAL TES DOKTER GIGI.pptx
SOAL TES DOKTER GIGI.pptxSOAL TES DOKTER GIGI.pptx
SOAL TES DOKTER GIGI.pptx
riansusanto10
 
TO Awal April 2021.pptx.pdf
TO Awal April 2021.pptx.pdfTO Awal April 2021.pptx.pdf
TO Awal April 2021.pptx.pdf
PutriKhi
 
ppt-pelatihan-kader.pptx
ppt-pelatihan-kader.pptxppt-pelatihan-kader.pptx
ppt-pelatihan-kader.pptx
MeliAgustin15
 
PPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptxPPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptx
NSIAk2
 
Poster Fortegi 2017.pdf
Poster Fortegi 2017.pdfPoster Fortegi 2017.pdf
Poster Fortegi 2017.pdf
Bagas851026
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalDellery Usman
 
evaluasi perawatan akar gigi.pptx
evaluasi perawatan akar gigi.pptxevaluasi perawatan akar gigi.pptx
evaluasi perawatan akar gigi.pptx
sabrina69683
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2RSIGM
 
Laeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulutLaeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulut
askep33
 
Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3RSIGM
 
Doktor muda ceramah sekolah rendah kkm.pptx
Doktor muda ceramah sekolah rendah kkm.pptxDoktor muda ceramah sekolah rendah kkm.pptx
Doktor muda ceramah sekolah rendah kkm.pptx
KhairineAlia1
 

Similar to 4646 laporan skill lab periodonsia (20)

Resume gingivitis dwi rama
Resume gingivitis dwi ramaResume gingivitis dwi rama
Resume gingivitis dwi rama
 
BUKU PETUNJUK SKILAB blok 13 FINAL.pdf
BUKU PETUNJUK SKILAB  blok 13 FINAL.pdfBUKU PETUNJUK SKILAB  blok 13 FINAL.pdf
BUKU PETUNJUK SKILAB blok 13 FINAL.pdf
 
PPT soca .pptx
PPT soca .pptxPPT soca .pptx
PPT soca .pptx
 
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptxPREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
 
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
 
Savana lesi endo perio
Savana lesi endo perioSavana lesi endo perio
Savana lesi endo perio
 
responsi penyakit periodontal evita resky
responsi penyakit periodontal evita reskyresponsi penyakit periodontal evita resky
responsi penyakit periodontal evita resky
 
Skenario 1
Skenario 1Skenario 1
Skenario 1
 
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelPulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibel
 
SOAL TES DOKTER GIGI.pptx
SOAL TES DOKTER GIGI.pptxSOAL TES DOKTER GIGI.pptx
SOAL TES DOKTER GIGI.pptx
 
TO Awal April 2021.pptx.pdf
TO Awal April 2021.pptx.pdfTO Awal April 2021.pptx.pdf
TO Awal April 2021.pptx.pdf
 
ppt-pelatihan-kader.pptx
ppt-pelatihan-kader.pptxppt-pelatihan-kader.pptx
ppt-pelatihan-kader.pptx
 
PPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptxPPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptx
 
Poster Fortegi 2017.pdf
Poster Fortegi 2017.pdfPoster Fortegi 2017.pdf
Poster Fortegi 2017.pdf
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
 
evaluasi perawatan akar gigi.pptx
evaluasi perawatan akar gigi.pptxevaluasi perawatan akar gigi.pptx
evaluasi perawatan akar gigi.pptx
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
 
Laeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulutLaeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulut
 
Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3
 
Doktor muda ceramah sekolah rendah kkm.pptx
Doktor muda ceramah sekolah rendah kkm.pptxDoktor muda ceramah sekolah rendah kkm.pptx
Doktor muda ceramah sekolah rendah kkm.pptx
 

Recently uploaded

Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 

Recently uploaded (20)

Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 

4646 laporan skill lab periodonsia

  • 1. LAPORAN SKILL LAB KLINIK PERIODONSIA disusun oleh : Kelompok Tutorial 1 Alodia Geralda Khansa S 151610101002 Ratih Iswari Ningtya 151610101004 Sofira Nadia 151610101006 Shinta Dinyanti 151610101008 Anesty Mustika 151610101010 Mala Hayati 151610101012 Fitria Nurhabiba A 151610101013 Arifah Khoirianti 1516101010 24 Jovanna Andhara A 151610101067 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2017
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segalanya bimbinga n dan petunjukNya. Juga berkat rahmat, nikmat, dan karuniaNya karena kita masi h diberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan skill lab oral diagnosis periodo nsia. Laporan skill lab yang kami buat ini sebagai salah satu sarana untuk lebih me ndalami materi tentang diagnosa pada bidang periodonsia. Kami mengucapkan ter ima kasih yang sebesar-besam kepada anda 1. drg. Peni Pujiastuti, M.Kes dan drg. Depi Praharani, M.Kes yang telah memberi kami kesempatan untuk lebih mendalami materi dengan pembuatan laporan tutori al ini. 2. Teman-teman Kelompok Tutorial V yang telah berperan aktif dalam pembuatan laporan tutorial ini. Kami menyadari bahwa laporan ini mengandung banyak kekurangan, baik dari se gi isi maupun sistematika. Oleh karena itu, kami mohon maaf jika ada kesalahan k arena kami masih dalam proses pembelajaran. Kami juga berharap laporan skill la b yang telah kami buat ini dapat bermanfaat untuk pendalaman penyakit dan diagn osa penyakit pada penyakit dentomaksilofasial ini. Jember, 1 Mei 2017 Penulis
  • 3. PEMERIKSAAN ANAMNESIS Pasien dating mengeluhkan gigi depan bawah ada yang goyang. Pasien merasakan sakit pada gigi yang dikeluhkan saat mengonsumsi makanan yang keras. Pasien p ernah melakukan pencabutan pada gigi belakang kiri bawah dan gigi depan atas p ernah dibuatkan gigi palsu namun hilang setelah satu bulan pemakaian. Pasien tid ak dicurigai memiliki suatu alergi dan penyakit sistemik. Namun, ibu pasien perna h memiliki penyakit gagal ginjal. Pasien memiliki sebuah kebiasaan yakni meroko k dan minum kopi. PEMERIKSAAN OBYEKTIF 1. Keadaan Umum Pasien datang dengan kondisi fisik yang baik, tidak terlihat adanya wajah yang pu cat, lemas maupun jalan yang sempoyongan. 2. Klinis a. Ekstra Oral Pada pemeriksaan ekstra oral, diketahui bahwa wajah, kepala dan leher, kelenjar l imfe dan kelenjar saliva pasien dalam keadaan normal dan tidak terdapat pembeng kakan. Sendi temporo mandibular memiliki pergerakan mandibular membuka dan menutup mulut, dan memiliki pergerakan mandibular kesegala arah serta memiliki kemampuan membuka mulut dengan normal. b. Intra Oral Pada pemeriksaan kebersihan rongga mulut, didapatkan hasil OHI-S = 2,17 denga n kategori kebersihan rongga mulut sedang. Dengan rincian hasil pemeriksaan CI- S bernilai 3/2 dan DI-S bernilai 2/3. Pada pemeriksaan jaringan periodontal, gigi yang diperiksa adalah gigi 31,32,33,4 1,42,43. Dengan hasil yang didapatkan yakni, gigi 31 memiliki warna gingiva yan g merah dengan tekstur halus dan resesi gingiva (+), tanpa ada pembesaran gingiv a dan rasa
  • 4. DIAGNOSIS Data hasil pemeriksaan yang telah dilakukan disintesis, dianalisis dan disimpulkan sebagai diagnosis. Diagnosis pasien adalah periodontitis kronis berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan seperti berikut : • Anamnesis Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien mengeluhkan gigi depan bawahnya yang goyang. Merasa sakit pada gigi tersebut saat pasien mengonsumsi makanan yang keras. Riwayat perawatan gigi dan mulut pasien yaitu pasien pernah melaku kan perawatan pencabutan gigi belakang kiri bawah, pasien juga pernah dibuatkan gigi palsu tetapi hilang. Pasien tidak dicurigai memiliki riwayat sistemik dan aler gi. Keluarga pasien (ibu) pernah dirawat dirumah sakit karena penyakit gagal ginj al. Pasien memiliki kebiasaan buruk seperti merokok dan sering minum kopi. • Pemeriksaan obyektif Keadaan Umum Didapatkan hasil bahwa pasien datang dengan kondisi fisik yang baik, tidak tampa k pucat lemah dan letih. Pemeriksaan Ekstra Oral Hasil dari pemeriksaan ekstra oral pasien normal. Seperti wajah, kepala, leher, kel enjar limfe dan kelenjar saliva pasien normal dan tidak terdapat pembengkakan. P emeriksaan pada sendi temporo mandibula juga didapatkan hasil yang normal. Pemeriksaan Intra Oral Pemeriksaan kebersihan rongga mulut pasien didapatkan hasil dengan OHI-S =2,1 7 yang menunjukkan kebersihan mulut pasien dalam kategori sedang. Kemudian dilakukan pemeriksaan jaringan periodontal pada gigi 31, 32, 33, 41, 4 2, 43 dengan hasil sebagai berikut : o Gigi 31 : memiliki warna gingiva yang merah dengan tekstur halus dan resesi gi ngiva (+), tanpa ada pembesaran gingiva dan rasa sakit pada gingiva dan konsiste nsi gingiva kenyal serta probing depthnya 4 mm dengan BOP (+) dan kegoyanga n gigi (-) tanpa supurasi. o Gigi 32 : memiliki warna gingiva yang merah dengan tekstur stipling dan resesi gingiva (+), tanpa ada pembesaran gingiva dan rasa sakit pada gingiva dan konsist
  • 5. ensi gingiva kenyal serta probing depthnya 2,5 mm dengan BOP (+) dan kegoyan gan gigi (+) tanpa supurasi. o Gigi 33 memiliki warna gingiva yang merah kebiruan dengan tekstur halus dan r esesi gingiva (+), tanpa ada pembesaran gingiva dan rasa sakit pada gingiva dan k onsistensi gingiva keras serta probing depthnya 3 mm dengan BOP (+) dan kegoy angan gigi (-) tanpa supurasi. . o Gigi 41 memiliki warna gingiva yang merah dengan tekstur stipling dan resesi g ingiva (+), tanpa ada pembesaran gingiva dan rasa sakit pada gingiva dan konsiste nsi gingiva kenyal serta probing depthnya 2,5 mm dengan BOP (+) dan kegoyang an gigi (+) tanpa supurasi. . o Gigi 42 memiliki warna gingiva yang merah dengan tekstur stipling dan resesi g ingiva (+), tanpa ada pembesaran gingiva dan rasa sakit pada gingiva dan konsiste nsi gingiva kenyal serta probing depthnya 2,5 mm dengan BOP (+) dan kegoyang an gigi (+) tanpa supurasi. o Gigi 43 memiliki warna gingiva yang merah kebiruan dengan tekstur stipling da n resesi gingiva (+), tanpa ada pembesaran gingiva dan rasa sakit pada gingiva da n konsistensi gingiva kenyalserta probing depthnya 2,5 mm dengan BOP (+) dan kegoyangan gigi (+) tanpa supurasi. . o Gigi 42 memiliki warna gingiva yang merah dengan tekstur stipling dan resesi g ingiva (+), tanpa ada pembesaran gingiva dan rasa sakit pada gingiva dan konsiste nsi gingiva kenyal serta probing depthnya 2,5 mm dengan BOP (+) dan kegoyang an gigi (+) tanpa supurasi. o Gigi 43 memiliki warna gingiva yang merah kebiruan dengan tekstur stipling da n resesi gingiva (+), tanpa ada pembesaran gingiva dan rasa sakit pada gingiva da n konsistensi gingiva kenyal serta probing depthnya 4,5 mm dengan BOP (+) dan kegoyangan gigi (+) tanpa supurasi. • Hasil pemeriksaan penunjang (Radiografi) : Hasil pemeriksaan penunjang radiografi didapatkan bahwa pada gigi 31, 32, 33, 4 1, 42, 43 tampak adanya resorbsi tulang alveolar pola horizontal sampai 1/3 koron al. Pada gigi 31, 33, 41 dan 43 terdapat pelebaran space periodontal. Adanya resorbsi tulang alveolar berhubungan dengan penyakit periodontal. Norm
  • 6. alnya, puncak tulang alveolar berada 1-2 mm ke arah apical dari cemento enamel j unction. Apabila terdapat kehilangan tulang, maka puncak tulang alveolar berada l ebih dari 2 mm ke arah apical dari cemento enamel junction. Pelebaran space peri odontal juga mengakibatkan adanya gigi mengalami kehilangan perlekatan sehing ga gigi menjadi mudah goyang. Karena pada hasil seluruh pemeriksaan terdapat keluhan utama pasien berupa gigi nya yang goyang, kemudian pemeriksaan ekstra oral pasien normal, pemeriksaan i ntra oral pasien didapatkan tanda tanda terjadinya keradangan seperti warna gingi val yang merah, probing depth yang dalam, hilangnya tekstur normal dari gingiva, BOP( +) dan terjadi kegoyangan gigi yang menunjukkan adanya kerusakan pada j aringan penyangga gigi. Pada pemeriksaan radiografi juga menunjukkan adanya r esorbsi tulang alveolar pola horizontal dan sampai 1/3 koronal, terdapat pelebaran space periodontal. Pasien juga berumur lebih dari 30 tahun dimana pasien dikatag orikan dewasa tua, maka pasien didiagnosis mengalami periodontitis kronis. PROGNOSIS Berdasarkan data klinis, di dapatkan sebuag prognosa yang buruk dari pasien. Kar ena, Oral Hyegine dari pasien sedang. Oral Hyegine bisa di lihat dari pemeriksaan CI-S dan OHI-S. di dapatkan angka 2,17 untuk kebersihan rongga mulut dari pasi en tersebut. Di katakana prognosa buruk, karena sebagian sudah terdapat kegoyan gan gigi yang kemungkinan sudah derajat 2. Terdapat pula resesi gingival pada ra hang bawah dan kehilangan perlekatan yang menandakan bahwa terdapat poket pe riodontal. RENCANA PERAWATAN Perawatan periodontal bukanlah suatu perawatan dental yang berdiri sendiri. Agar perawatan periodontal berhasil baik, terapi periodontal haruslah mencakup prosedur-prosedur kedokteran gigi lainnya sesiuai dengan kebutuhan pasien. Semua prosedur perawatan, baik prosedur yang termasuk bidang Periodonsia maupun prosedur yang bukan bidang Periodonsia disusun dalam sekuens (urutan) sebagai mana yang dikemukakan di bawah ini
  • 7. 1. Fase preliminari atau fase perawatan emergensi, fase ini mengarah pada perawatan yg dibutuhkan secepatnya. Pada ase ini biasanya dilakukan pencabutan gigi dengan prognosis tidak ada harapan, dan pemasangan gigi tiruan sementara (bila diperlukan karena alasan tertentu). Fase ini tidak perlu dilakukan karena tidak adanya kondisi pasien yang emergensi. 2. Fase I merupakan fase non bedah yang diarahkan pada mengeliminasi faktor etiologi penyakit gingiva dan periodontal. Apabila perawatan berhasil dilakukan, maka fase ini akanmenghentikan penyakit dental maupun periodontal tersebut. Pada fase ini dilakukan dilakukan kontrol plak, ekskavasi karies dan restorasi. Terapi antimikrobial lokal maupun sistemik. Hal tersebut perlu dilakukan karena OH pasien yang buruk. 3. Evaluasi Respon Terapi Fase Etiotropik (Fase I) Pada tahap evaluasi respon terapi fase I, yang perlu dilakukan adalah melakukan p emeriksaan ulang pasca terapi fase I meliputi pemeriksaan kedalaman poket perio dontalnya atau Probbing Depth apakah probing depth-nya tetap, berkurang, atau b ertambah dalam setelah dilakukan perawatan fase I; pemeriksaan kondisi gingiva apakah ada gejala-gejala inflamasi pada gingiva pasien meliputi pemeriksaan POB + atau –, serta adanya kemerahan atau tidak pada gingiva gigi yang bersangkutan; dilakukan pemeriksaan kondisi plak dan kalkulusnya, serta kontrol pada gigi pasi en yang karies yaitu pada gigi 43 terdapat karies profunda. Evaluasi respon terapi fase I ini bertujuan untuk melihat pakah pada perawatan fase 1 berhasil ataukah ti dak, 4. Fase Bedah (Terapi Fase II) Tindakan bedah perlu dilakukan jika dari hasil evaluasi respon terapi fase I tidak menujukkan adanya peningkatan kondisi periodontal pasca terapi. Tidak adanya p erbaikan jaringan periodontal diindikasikan dari hasil pemeriksaan PD pada fase e valuasi respon terapi fase I, dimana PD hasilnya lebih dari 3 mm dan terdapat ada nya inflamasi pada gingiva gigi yang bersangkutan. Jika telah diketahui hasil pem eriksaan PD pasca terapi fase I lebih dari 3 mm dan terdapat adanya inflamasi pad a gingival maka hal tersebut mengindikasikan bahwa perlu dilakukan perawatan f ase bedah (fase II). Terapi fase bedah yang mungkin dapat diakukan pada pasien a